SlideShare a Scribd company logo
PEMIKIRAN
DRIYARKARA
tentang
PANCASILA
Riwayat Hidup
• Lahir 13 Juni 1913 di desa
Kedunggubah, Purworejo,
• Volksschool dan Vervolgschool di Cangkrep, dan
HIS di Purworejo, dengan nama Suhirman
(Jenthu)
• Seminari Menengah di Yogyakarta 1929-1935
• Novisiat Girisonta (1935-1937) ganti nama
Driyarkara; yuniorat masih di Girisonta (1938),
• Filsafat di Kolese Ignasius Kotabaru , Yogyakarta
(1938-41)
• Orientasi kerja di Girisonta lagi, mengajar bahasa
Latin (1941-42)
Riwayat Hidup (lanjutan)
• Teologi di Kolese Xaverius Muntilan (1942-43) ,
pindah sebentar di Mendut
• Teologi dan mengajar Filsafat di Kolese Ignasius
lagi di Yogyakarta
• Tahbisan imam (1947) di bawah tangan pertama
Mgr. Sugiyopranoto SJ
• Studi teologi ke Maastricht (1947-49)
• Tersiat di Drongen, dekat Gent, Belgia sampai
tahun 1950
• Doktorat filsafat di Gregoriana Roma (1950-52).
Pemikiran Pancasila Driyarkara
• Sebelum 1965, “Pancasila dan Religi” (17
Februari 1959) – filosofis, sistematik, dan
komprehensif
• Sesudah 1965 : “Kembali ke Pancasila” (6 Mei
1966), “Pancasila dan Pedoman Hidup sehari-
hari” (Juni-Agustus 1966), “Pancasila sebagai
Ideologi” (Sept.-Nov. 1966), “Gambaran
Manusia Pancasila” (Nov. 1966 – Feb. 1967) –
politik praktis-eklektis
Latar Belakang Sosio-Politis
• Belanda gagal memecah belah Indonesia;
Republik Indonesia Serikat hanya bertahan
setahun (1949-1950)
• Pemilihan umum pertama (1955) : empat besar
Nasionalis, Masyumi, Komunis, N.U.
• Seminar Pancasila 17 Feb. 1959 merupakan usaha
pemerintah mencari pedasaran Negara Kesatuan
Republik Indonesia
• Dekrit 5 Juli 1959, kembali ke UUD ’45. Nasakom
Isu Persatuan dan Agama
• Pemilu demokratis berhasil, tetapi
Konstituante tidak berhasil menyusun UUD
baru untuk Republik Indonesia (baru)
• Pertentangan antara tiga kekuatan politis
begitu mengkhawatirkan : Islam (agama),
Nasionalisme dan Komunisme.
• Driyarkara menangkap keprihatinan itu : soal
kesatuan dan kontroversi tentang agama
dalam UUD.
Pemikiran Pancasila Driyarkara
• Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
sebelum 1965.
• Soal kesatuan dikembalikan pada hakekat
manusia, sebagai yang sama dan saling
bersaudara; inilah yang menjadi titik tolak
uraiannya tentang Pancasila.
• Kontroversi agama di Indonesia, dijelaskan
dalam uraiannya tentang Pancasila dan Religi.
Dalil-dalil Filsafat Pancasila
Titik tolak (sila 1): Kemanusiaan yang adil dan
beradab
• Aku manusia mengakui bahwa adaku itu
merupakan ada-bersama-dengan-cinta-kasih
(liebendes Miteinandersein). Jadi, adaku harus
aku jalankan sebagai cintakasih pula.
• Cinta kasih dalam kesatuanku dengan sesama
manusia, jika dipandang pada umumnya,
disebut Perikemanusiaan.
Keadilan Sosial (sila 5)
• Perikemanusiaan itu harus kujalani dalam
bersama-sama menciptakan, memiliki, dan
menggunakan barang-barang dunia yang
berguna sebagai syarat-syarat, alat-alat, dan
perlengkapan hidup. Penjelmaan
Perikemanusiaan dalam sektor ini disebut
Keadilan Sosial
Demokrasi (sila 4)
Aku manusia niscaya memasyarakat;
mengadakan kesatuan-karya. Agar kesatuan-
karya itu betul-betul merupakan pelaksanaan dari
Perikemanusiaan, setiap anggota harus dihormati
dan diterima sebagai pribadi yang sama haknya.
Cara melaksanakan Perikemanusiaan dalam
sektor ini (ialah pembentukan kesatuan-karya)
kita sebut Demokrasi. Cara ini harus dijalankan
baik dalam masyarakat-kecil (kooperasi dan
sebagainya) mau pun dalam masyarakat besar
Kesatuan Indonesia (sila 3)
• Perikemanusiaan harus juga kulakukan dalam
hubunganku dengan kesatuan, yang dengan
proses lambat laun ditimbulkan oleh sejarah,
keadaan tempat, keturunan, kebudayaan,
peradaban bersama, dan faktor yang lain.
Kesatuan itu ikut serta menentukan dan
membentuk diriku sebagai manusia yang
konkret dengan perasaannya, semangatnya,
pikirannya, dan sebagainya.
Kesatuan (sila 3) -2
• Ada bersama pada konkretnya berupa hidup
dalam kesatuan itu. Jadi hidupku dalam
kesatuan itu harus merupakan pelaksanaan
dari Perikemanusiaan. Kesatuan yang besar
itu, tempat aku pertama harus melaksanakan
Perikemanusiaan, disebut Kebangsaan.
Ketuhanan (sila 1)
• Aku mengakui bahwa adaku itu ada
bersama, serba terhubung, serba
tersokong, serba tergantung. Jadi adaku itu
tidak sempurna, tidak atas kekuatan sendiri.
Jadi aku bukanlah sumber dari adaku. Semua
hal yang ada dengan terbatas, justru karena
terbatasnya (sama dengan aku) tidak mungkin
merupakan sumber adaku, tidak mungkin
memberi keterangan yang terakhir dari adaku.
Ketuhanan (sila 1) -2
• Yang dapat merupakan sumber adaku pada
akhirnya hanyalah Ada Yang Mutlak, Sang Maha-
Ada. Sang Maha-Ada itu bukanlah sesuatu,
melainkan Pribadi yang Maha sempurna. Itulah
Tuhan Yang Maha Esa. Adaku yang berupa cinta
kasih itu sebetulnya adalah cinta kasih kepada
Sang Maha-Cinta-Kasih, Sang Maha-Penyayang.
Dalam pikiran ini aku menemukan dasar dari
adaku; jadi, dasar dari semua perbuatanku; jadi,
dasar dari pelaskanaan Perikemanusiaan,
KeadilanSosial, dan lain-lain.
• Etimologinya : religari = mengikat
• Artinya : rasa kesatuan dengan Yang Maha-
kuasa, Tuhan, mengarahkan diri, penyerahan
total dsb. Ikatan yang membahagiakan
• Meski secara filosofis terasa jauh, tetapi dalam
pengalaman Tuhan itu dekat (hubungan
kedalaman yang maksimal yang dapat dicapai
manusia)
Pengalaman Religi
• Sebagai hal yang tak teringkari dari adanya
manusia; bukan hanya bagian, melainkan
seluruh keberadaan manusia tenggelam di
dalamnya.
• Manusia bisa mengingkarinya secara
superfisial, tetapi dorongan religi akan muncul
dalam hasrat lain, misalnya persaudaraan
antar manusia, kesejahteraan bersama dsb.
Religi sebagai kodrat
• Tidak bertentangan
• Pancasila merupakan ekasila, kelima sila tak
boleh dipisah-pisahkan; eka sila yakni cinta
kasih (kepada Tuhan dan sesama).
• Pancasila menunjuk manusia sebagai
‘bakat’, potensi, dorongan ke Tuhan
• Religi merupakan ‘karunia’ Tuhan; karunia
diterima karena dalam diri manusia sudah ada
bakat
Pancasila dan Religi
• Tidak bertentangan
• Pancasila merupakan ekasila, kelima sila tak
boleh dipisah-pisahkan; eka sila yakni cinta
kasih (kepada Tuhan dan sesama).
• Pancasila menunjuk manusia sebagai ‘bakat’,
potensi, dorongan ke Tuhan
• Religi merupakan ‘karunia’ Tuhan; karunia
diterima karena dalam diri manusia sudah ada
bakat
Pancasila dan Religi
Arti Umum / Sebagai
Filsafaf/ prinsip
Arti Khusus / Negara
Indonesia / tujuan
Peri-
kemanusiaan
Kesetaraan, hak-hak azasi,
internasionalisme
Hubungan Indonesia dengan
negara-negara lain setara
Keadilan Sosial Dalam kerja-sama antar
manusia, mengelola
(barang-barang) dunia
Untuk Negara Indonesia; keadilan
sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
Demokrasi Dalam kerja-sama antar
manusia, dalam me-
Negara, me-Masyarakat
Cara me-Negara orang Indonesia;
bekerja membangun Negara Indo,
menyatu karya (gotong royong)
Kebangsaan Manusia diciptakan dalam
Tanah kelahirannya
(airnya) – St. Thomas
Aquinas
Persatuan Indonesia; Sumpah
Pemuda 1928)
Ketuhanan Umum; religi Wrisan kerohanian suku-suku bgs;
penghargaan pada kepercayaan
berbeda
• Karya me-Negara (= membangun Negara
Indonesia) dengan prinsip ekasila, yakni gotong-
royong ---- mengerjakan / karya bersama-sama
dalam segala lini (himbauan kesatuan)
• Tujuan me-Negara = mengupayakan keadilan
sosial; kemakmuran umum/bersama sebagai
tujuan langsung (bonum commune)
• Ketuhanan, sebagai tujuan mutakhir/terdasar
manusia, bukan karya me-Negara, karena bersifat
kerohanian, tidak menjadi tujuan langsung
Eka sila dan tujuan me-Negara
• Maka Ketuhanan = sebagai tujuan paling
dasariah, merupakan dasar dan bukan di
antara sila-sila.
• Religi = menjalankan kehidupan dalam
kepercayaan pada Tuhan; masing-masing religi
bebas, karena tidak diatur Negara, tidak bisa
dipaksakan jalannya.
• Religi bukan (bagian) karya me-Negara, Negara
tidak berhak mengatur Religi
Ketuhanan: Religi dan Negara
• Namun berbeda dari Barat, sekuler, ---- yang
tidak ber-ketuhanan, tidak mengarahkan
tujuan akhir kepada Tuhan, dan tidak
mengatur agama.
• Negara Indonesia, bukan sekuler ------
karena mengarah, ke tujuan dasar
Ketuhanan, tetapi tidak mengaturnya
• Bahaya penggabungan Negara (Indonesia)
dengan Religi / Agama, bila saling mengatur
Negara dan Agama (1)
• Indonesia bukan Negara Agama -- Religi
tidak dicampur adukkan dengan kerja me-
Negara
• Indonesia bukan Negara profan/ sekuler ---
mengarahkan diri pada Ketuhanan.
• Pancasila mampu mengatasi dilema dan
kesulitan antara Negara dan Agama,antara
kecenderungan sekularisme dan teokrasi
Negara dan Agama (2)
• Pancasila (umum) >>>>>> Karya Kemanusiaan
luas (dunia)
• Pancasila (khusus) >>>>>>> Karya me-Negara
(Indonesia) >>>>>> Ketuhanan (tdk langsung)
• Religi (agama) >>>>>>> Ketuhanan (langsung)
Terima kasih
Pancasila, Negara dan Religi

More Related Content

What's hot

Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
Wulandari Rima Kumari
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
Fitria Nuri
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
PutriAgilya
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
Mang Engkus
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaYabniel Lit Jingga
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Ria Widia
 
Kb3 dasar logika
Kb3 dasar logikaKb3 dasar logika
Kb3 dasar logika
Pet-pet
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiahhiriza
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar NegaraPancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
ChatherinGurusinga
 
Implementasi wawasan nusantara dibidang politik dan hukum
Implementasi wawasan nusantara  dibidang politik dan hukumImplementasi wawasan nusantara  dibidang politik dan hukum
Implementasi wawasan nusantara dibidang politik dan hukumnatal kristiono
 
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAIPANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
Herry Purwanto Panjaitan
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Tugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasionalTugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasional
Вибово Лаксоно
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Warnet Raha
 

What's hot (20)

Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
 
Pancasila dan pengetahuan ilmiah
Pancasila dan pengetahuan ilmiahPancasila dan pengetahuan ilmiah
Pancasila dan pengetahuan ilmiah
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
Kb3 dasar logika
Kb3 dasar logikaKb3 dasar logika
Kb3 dasar logika
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar NegaraPancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Implementasi wawasan nusantara dibidang politik dan hukum
Implementasi wawasan nusantara  dibidang politik dan hukumImplementasi wawasan nusantara  dibidang politik dan hukum
Implementasi wawasan nusantara dibidang politik dan hukum
 
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAIPANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT, PENDIDIKAN, DAN NILAI
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Tugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasionalTugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasional
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 

Similar to Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila

Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sita Nurhalimah
 
FILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptxFILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptx
DandyesaArdana
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
dionteguhpratomo
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
Silvia Laurents
 
8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat
dita rahmawati
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Giovanni Promesso
 
Fp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokFp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompok
Pia Rohdina
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologidea merisa
 
Tugas PKN Pancasila
Tugas PKN PancasilaTugas PKN Pancasila
Tugas PKN Pancasila
Desri Ayu Puspita
 
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxTM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
RafioMahdi
 
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
 Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
SaepudinAsmintar
 
iSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di Kampus
iSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di KampusiSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di Kampus
iSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di Kampus
Yohanes Nugroho
 
Artikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newArtikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani new
nila ZULFIANI
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia1231011994
 
makna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasilamakna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasila
miftah_rahmat
 
Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)
Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)
Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)
fikri asyura
 
Filsafat.pptx
Filsafat.pptxFilsafat.pptx
Filsafat.pptx
MulyaadiSaputra1
 

Similar to Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila (20)

Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
 
FILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptxFILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptx
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat8a. pancasila sistem filsafat
8a. pancasila sistem filsafat
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
 
FILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILA
 
Fp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokFp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompok
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 
Tugas PKN Pancasila
Tugas PKN PancasilaTugas PKN Pancasila
Tugas PKN Pancasila
 
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxTM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
 
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
 Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
Makna Pancasila dalam system filsafat..pptx
 
iSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di Kampus
iSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di KampusiSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di Kampus
iSTTS Pancasila - Kel.5 - Implementasi Pancasila di Kampus
 
Artikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newArtikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani new
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia
 
makna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasilamakna dan fungsi pancasila
makna dan fungsi pancasila
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)
Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)
Pancasil sebagai ideologi bangsa (modul pancasila)
 
Filsafat.pptx
Filsafat.pptxFilsafat.pptx
Filsafat.pptx
 

More from Giovanni Promesso

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Giovanni Promesso
 
Eskatologi modern
Eskatologi modernEskatologi modern
Eskatologi modern
Giovanni Promesso
 
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Giovanni Promesso
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Giovanni Promesso
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGiovanni Promesso
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGiovanni Promesso
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanGiovanni Promesso
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGiovanni Promesso
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaGiovanni Promesso
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Giovanni Promesso
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGiovanni Promesso
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Giovanni Promesso
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaGiovanni Promesso
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGiovanni Promesso
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernGiovanni Promesso
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaGiovanni Promesso
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikGiovanni Promesso
 

More from Giovanni Promesso (20)

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
 
Eskatologi modern
Eskatologi modernEskatologi modern
Eskatologi modern
 
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
 
Gereja Berpolitik
Gereja BerpolitikGereja Berpolitik
Gereja Berpolitik
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
 
Gereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu BaruGereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu Baru
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan Indonesia
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
 
Libido Politik Agustinus
Libido Politik AgustinusLibido Politik Agustinus
Libido Politik Agustinus
 

Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila

  • 2. Riwayat Hidup • Lahir 13 Juni 1913 di desa Kedunggubah, Purworejo, • Volksschool dan Vervolgschool di Cangkrep, dan HIS di Purworejo, dengan nama Suhirman (Jenthu) • Seminari Menengah di Yogyakarta 1929-1935 • Novisiat Girisonta (1935-1937) ganti nama Driyarkara; yuniorat masih di Girisonta (1938), • Filsafat di Kolese Ignasius Kotabaru , Yogyakarta (1938-41) • Orientasi kerja di Girisonta lagi, mengajar bahasa Latin (1941-42)
  • 3. Riwayat Hidup (lanjutan) • Teologi di Kolese Xaverius Muntilan (1942-43) , pindah sebentar di Mendut • Teologi dan mengajar Filsafat di Kolese Ignasius lagi di Yogyakarta • Tahbisan imam (1947) di bawah tangan pertama Mgr. Sugiyopranoto SJ • Studi teologi ke Maastricht (1947-49) • Tersiat di Drongen, dekat Gent, Belgia sampai tahun 1950 • Doktorat filsafat di Gregoriana Roma (1950-52).
  • 4. Pemikiran Pancasila Driyarkara • Sebelum 1965, “Pancasila dan Religi” (17 Februari 1959) – filosofis, sistematik, dan komprehensif • Sesudah 1965 : “Kembali ke Pancasila” (6 Mei 1966), “Pancasila dan Pedoman Hidup sehari- hari” (Juni-Agustus 1966), “Pancasila sebagai Ideologi” (Sept.-Nov. 1966), “Gambaran Manusia Pancasila” (Nov. 1966 – Feb. 1967) – politik praktis-eklektis
  • 5. Latar Belakang Sosio-Politis • Belanda gagal memecah belah Indonesia; Republik Indonesia Serikat hanya bertahan setahun (1949-1950) • Pemilihan umum pertama (1955) : empat besar Nasionalis, Masyumi, Komunis, N.U. • Seminar Pancasila 17 Feb. 1959 merupakan usaha pemerintah mencari pedasaran Negara Kesatuan Republik Indonesia • Dekrit 5 Juli 1959, kembali ke UUD ’45. Nasakom
  • 6. Isu Persatuan dan Agama • Pemilu demokratis berhasil, tetapi Konstituante tidak berhasil menyusun UUD baru untuk Republik Indonesia (baru) • Pertentangan antara tiga kekuatan politis begitu mengkhawatirkan : Islam (agama), Nasionalisme dan Komunisme. • Driyarkara menangkap keprihatinan itu : soal kesatuan dan kontroversi tentang agama dalam UUD.
  • 7. Pemikiran Pancasila Driyarkara • Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila sebelum 1965. • Soal kesatuan dikembalikan pada hakekat manusia, sebagai yang sama dan saling bersaudara; inilah yang menjadi titik tolak uraiannya tentang Pancasila. • Kontroversi agama di Indonesia, dijelaskan dalam uraiannya tentang Pancasila dan Religi.
  • 8. Dalil-dalil Filsafat Pancasila Titik tolak (sila 1): Kemanusiaan yang adil dan beradab • Aku manusia mengakui bahwa adaku itu merupakan ada-bersama-dengan-cinta-kasih (liebendes Miteinandersein). Jadi, adaku harus aku jalankan sebagai cintakasih pula. • Cinta kasih dalam kesatuanku dengan sesama manusia, jika dipandang pada umumnya, disebut Perikemanusiaan.
  • 9. Keadilan Sosial (sila 5) • Perikemanusiaan itu harus kujalani dalam bersama-sama menciptakan, memiliki, dan menggunakan barang-barang dunia yang berguna sebagai syarat-syarat, alat-alat, dan perlengkapan hidup. Penjelmaan Perikemanusiaan dalam sektor ini disebut Keadilan Sosial
  • 10. Demokrasi (sila 4) Aku manusia niscaya memasyarakat; mengadakan kesatuan-karya. Agar kesatuan- karya itu betul-betul merupakan pelaksanaan dari Perikemanusiaan, setiap anggota harus dihormati dan diterima sebagai pribadi yang sama haknya. Cara melaksanakan Perikemanusiaan dalam sektor ini (ialah pembentukan kesatuan-karya) kita sebut Demokrasi. Cara ini harus dijalankan baik dalam masyarakat-kecil (kooperasi dan sebagainya) mau pun dalam masyarakat besar
  • 11. Kesatuan Indonesia (sila 3) • Perikemanusiaan harus juga kulakukan dalam hubunganku dengan kesatuan, yang dengan proses lambat laun ditimbulkan oleh sejarah, keadaan tempat, keturunan, kebudayaan, peradaban bersama, dan faktor yang lain. Kesatuan itu ikut serta menentukan dan membentuk diriku sebagai manusia yang konkret dengan perasaannya, semangatnya, pikirannya, dan sebagainya.
  • 12. Kesatuan (sila 3) -2 • Ada bersama pada konkretnya berupa hidup dalam kesatuan itu. Jadi hidupku dalam kesatuan itu harus merupakan pelaksanaan dari Perikemanusiaan. Kesatuan yang besar itu, tempat aku pertama harus melaksanakan Perikemanusiaan, disebut Kebangsaan.
  • 13. Ketuhanan (sila 1) • Aku mengakui bahwa adaku itu ada bersama, serba terhubung, serba tersokong, serba tergantung. Jadi adaku itu tidak sempurna, tidak atas kekuatan sendiri. Jadi aku bukanlah sumber dari adaku. Semua hal yang ada dengan terbatas, justru karena terbatasnya (sama dengan aku) tidak mungkin merupakan sumber adaku, tidak mungkin memberi keterangan yang terakhir dari adaku.
  • 14. Ketuhanan (sila 1) -2 • Yang dapat merupakan sumber adaku pada akhirnya hanyalah Ada Yang Mutlak, Sang Maha- Ada. Sang Maha-Ada itu bukanlah sesuatu, melainkan Pribadi yang Maha sempurna. Itulah Tuhan Yang Maha Esa. Adaku yang berupa cinta kasih itu sebetulnya adalah cinta kasih kepada Sang Maha-Cinta-Kasih, Sang Maha-Penyayang. Dalam pikiran ini aku menemukan dasar dari adaku; jadi, dasar dari semua perbuatanku; jadi, dasar dari pelaskanaan Perikemanusiaan, KeadilanSosial, dan lain-lain.
  • 15. • Etimologinya : religari = mengikat • Artinya : rasa kesatuan dengan Yang Maha- kuasa, Tuhan, mengarahkan diri, penyerahan total dsb. Ikatan yang membahagiakan • Meski secara filosofis terasa jauh, tetapi dalam pengalaman Tuhan itu dekat (hubungan kedalaman yang maksimal yang dapat dicapai manusia) Pengalaman Religi
  • 16. • Sebagai hal yang tak teringkari dari adanya manusia; bukan hanya bagian, melainkan seluruh keberadaan manusia tenggelam di dalamnya. • Manusia bisa mengingkarinya secara superfisial, tetapi dorongan religi akan muncul dalam hasrat lain, misalnya persaudaraan antar manusia, kesejahteraan bersama dsb. Religi sebagai kodrat
  • 17. • Tidak bertentangan • Pancasila merupakan ekasila, kelima sila tak boleh dipisah-pisahkan; eka sila yakni cinta kasih (kepada Tuhan dan sesama). • Pancasila menunjuk manusia sebagai ‘bakat’, potensi, dorongan ke Tuhan • Religi merupakan ‘karunia’ Tuhan; karunia diterima karena dalam diri manusia sudah ada bakat Pancasila dan Religi
  • 18. • Tidak bertentangan • Pancasila merupakan ekasila, kelima sila tak boleh dipisah-pisahkan; eka sila yakni cinta kasih (kepada Tuhan dan sesama). • Pancasila menunjuk manusia sebagai ‘bakat’, potensi, dorongan ke Tuhan • Religi merupakan ‘karunia’ Tuhan; karunia diterima karena dalam diri manusia sudah ada bakat Pancasila dan Religi
  • 19. Arti Umum / Sebagai Filsafaf/ prinsip Arti Khusus / Negara Indonesia / tujuan Peri- kemanusiaan Kesetaraan, hak-hak azasi, internasionalisme Hubungan Indonesia dengan negara-negara lain setara Keadilan Sosial Dalam kerja-sama antar manusia, mengelola (barang-barang) dunia Untuk Negara Indonesia; keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Demokrasi Dalam kerja-sama antar manusia, dalam me- Negara, me-Masyarakat Cara me-Negara orang Indonesia; bekerja membangun Negara Indo, menyatu karya (gotong royong) Kebangsaan Manusia diciptakan dalam Tanah kelahirannya (airnya) – St. Thomas Aquinas Persatuan Indonesia; Sumpah Pemuda 1928) Ketuhanan Umum; religi Wrisan kerohanian suku-suku bgs; penghargaan pada kepercayaan berbeda
  • 20. • Karya me-Negara (= membangun Negara Indonesia) dengan prinsip ekasila, yakni gotong- royong ---- mengerjakan / karya bersama-sama dalam segala lini (himbauan kesatuan) • Tujuan me-Negara = mengupayakan keadilan sosial; kemakmuran umum/bersama sebagai tujuan langsung (bonum commune) • Ketuhanan, sebagai tujuan mutakhir/terdasar manusia, bukan karya me-Negara, karena bersifat kerohanian, tidak menjadi tujuan langsung Eka sila dan tujuan me-Negara
  • 21. • Maka Ketuhanan = sebagai tujuan paling dasariah, merupakan dasar dan bukan di antara sila-sila. • Religi = menjalankan kehidupan dalam kepercayaan pada Tuhan; masing-masing religi bebas, karena tidak diatur Negara, tidak bisa dipaksakan jalannya. • Religi bukan (bagian) karya me-Negara, Negara tidak berhak mengatur Religi Ketuhanan: Religi dan Negara
  • 22. • Namun berbeda dari Barat, sekuler, ---- yang tidak ber-ketuhanan, tidak mengarahkan tujuan akhir kepada Tuhan, dan tidak mengatur agama. • Negara Indonesia, bukan sekuler ------ karena mengarah, ke tujuan dasar Ketuhanan, tetapi tidak mengaturnya • Bahaya penggabungan Negara (Indonesia) dengan Religi / Agama, bila saling mengatur Negara dan Agama (1)
  • 23. • Indonesia bukan Negara Agama -- Religi tidak dicampur adukkan dengan kerja me- Negara • Indonesia bukan Negara profan/ sekuler --- mengarahkan diri pada Ketuhanan. • Pancasila mampu mengatasi dilema dan kesulitan antara Negara dan Agama,antara kecenderungan sekularisme dan teokrasi Negara dan Agama (2)
  • 24. • Pancasila (umum) >>>>>> Karya Kemanusiaan luas (dunia) • Pancasila (khusus) >>>>>>> Karya me-Negara (Indonesia) >>>>>> Ketuhanan (tdk langsung) • Religi (agama) >>>>>>> Ketuhanan (langsung) Terima kasih Pancasila, Negara dan Religi