Sakramen merupakan tanda dan sarana keselamatan Allah yang memberikan rahmat kepada umat manusia. Terdapat tujuh sakramen dalam Gereja Katolik, yaitu baptisan, krisma, ekaristi, tobat, pengurapan orang sakit, perkawinan, dan imamat. Ekaristi dianggap sebagai puncak dan sumber seluruh kehidupan Kristiani.
Dokumen tersebut membahas tentang sakramen pengurapan orang sakit dalam Gereja Katolik. Sakramen ini diberikan kepada orang yang sakit berat atau lanjut usia untuk memberikan kekuatan rohani dan persiapan menuju kehidupan abadi. Hanya imam yang dapat memberikan sakramen ini dengan mengurapi dahi dan tangan pasien menggunakan minyak yang sudah diberkati.
Gereja sebagai persekutuan umat yang dipimpin hierarki untuk menggembalakan dan mengembangkan umat. Hierarki terdiri atas Paus, Uskup, Imam, dan Diakon yang melayani umat demi kesejahteraan dan keselamatan bersama.
Pel 6 Cara Hidup Murid Yesus Dalam PersekutuanKornelis Ruben
Teks tersebut menggambarkan kehidupan persekutuan umat Kristen pertama sebagaimana tercatat dalam Kisah Para Rasul. Mereka hidup dalam kesatuan, saling berbagi harta, dan memenuhi kebutuhan sesama dengan penuh kasih. Kepemimpinan rasul-rasul memainkan peran penting dalam menghadirkan Kristus dan mempersatukan umat.
Dokumen tersebut membahas tentang sakramen pengurapan orang sakit dalam Gereja Katolik. Sakramen ini diberikan kepada orang yang sakit berat atau lanjut usia untuk memberikan kekuatan rohani dan persiapan menuju kehidupan abadi. Hanya imam yang dapat memberikan sakramen ini dengan mengurapi dahi dan tangan pasien menggunakan minyak yang sudah diberkati.
Gereja sebagai persekutuan umat yang dipimpin hierarki untuk menggembalakan dan mengembangkan umat. Hierarki terdiri atas Paus, Uskup, Imam, dan Diakon yang melayani umat demi kesejahteraan dan keselamatan bersama.
Pel 6 Cara Hidup Murid Yesus Dalam PersekutuanKornelis Ruben
Teks tersebut menggambarkan kehidupan persekutuan umat Kristen pertama sebagaimana tercatat dalam Kisah Para Rasul. Mereka hidup dalam kesatuan, saling berbagi harta, dan memenuhi kebutuhan sesama dengan penuh kasih. Kepemimpinan rasul-rasul memainkan peran penting dalam menghadirkan Kristus dan mempersatukan umat.
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Targetnya, vaksinasi bisa mencakup seluruh warga Indonesia hingga akhir 2022. Hal ini penting untuk mencapai kekebalan komunitas dan memutus mata rantai penyebaran virus.
Dokumen tersebut membahas tentang iman Kristen dan Tritunggal Maha Kudus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) Yesus Kristus adalah dasar utama iman Kristen, (2) iman Tritunggal Maha Kudus bukan soal rumusan teologi tetapi tentang pengalaman dan karya Allah, (3) kisah Santo Agustinus mengenai keterbatasan manusia dalam memahami misteri Tritunggal Maha Kudus.
Iman Kristiani adalah kepercayaan kepada Allah Tritunggal: Bapa, Putera (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Iman ini mencakup kepercayaan bahwa Yesus mati disalib untuk menebus dosa manusia dan bangkit dari antara orang mati.
Dokumen tersebut membahas tentang kedewasaan rohani dan sakramen Krisma dalam agama Kristen. Sakramen Krisma adalah langkah kedua menjadi umat Kristen dewasa dimana penerima menerima curahan Roh Kudus untuk menjadi saksi Kristus dan melaksanakan ajaran-Nya.
Dokumen tersebut membahas tentang iman Katolik dan arti menjadi seorang Katolik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa menjadi Katolik berarti mempercayai Tuhan yang hidup dalam Kristus dan mengikuti ajaran-Nya melalui Gereja yang didirikan-Nya.
Dokumen tersebut membahas hak dan kewajiban orang beriman sebagai anggota Gereja dan masyarakat. Materi ini mencakup definisi beriman, hak dan kewajiban sebagai anggota Gereja menurut baptisan dan hukum Gereja, serta hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Dokumen ini juga membahas pelaksanaan kewajiban orang beriman sebagai perwujudan iman mereka kepada Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang Orang Muda Katolik (OMK). OMK didefinisikan sebagai orang Katolik berusia 13-35 tahun yang belum menikah. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri OMK seperti menghadapi identitas diri dan ketidakpastian, serta membangun hubungan. Dokumen juga membahas bentuk-bentuk peningkatan keaktifan OMK dalam gereja melalui pembinaan rohani seperti doa lingkungan dan ret
Gereja sebagai umat Allah yang baru. Dokumen ini membahas tentang pertumbuhan gereja sebagai umat Allah yang baru berdasarkan ajaran Alkitab. Terdapat pembahasan mengenai arti gereja, pergumulan yang dihadapi gereja di masa lampau dan masa kini seperti kelompok yang menganggap diri paling benar, serta contoh kegagalan gereja untuk menjadi teladan bagi umat non-Kristen. Dokumen ini juga memberikan tugas
Gereja sebagai paguyuban yang memiliki tiga ciri utama yaitu satu, kudus, dan katolik serta bersifat apostolik. Gereja melaksanakan empat bentuk pelayanan yakni persekutuan, pewartaan, peribadatan, dan pelayanan kemasyarakatan.
Dokumen tersebut membahas tentang liturgi sebagai syukur atas iman dan panggilan serta menjelaskan berbagai aspek liturgi seperti doa rosario, renungan, sakramen-sakramen, dan ibadat harian.
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Targetnya, vaksinasi bisa mencakup seluruh warga Indonesia hingga akhir 2022. Hal ini penting untuk mencapai kekebalan komunitas dan memutus mata rantai penyebaran virus.
Dokumen tersebut membahas tentang iman Kristen dan Tritunggal Maha Kudus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) Yesus Kristus adalah dasar utama iman Kristen, (2) iman Tritunggal Maha Kudus bukan soal rumusan teologi tetapi tentang pengalaman dan karya Allah, (3) kisah Santo Agustinus mengenai keterbatasan manusia dalam memahami misteri Tritunggal Maha Kudus.
Iman Kristiani adalah kepercayaan kepada Allah Tritunggal: Bapa, Putera (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Iman ini mencakup kepercayaan bahwa Yesus mati disalib untuk menebus dosa manusia dan bangkit dari antara orang mati.
Dokumen tersebut membahas tentang kedewasaan rohani dan sakramen Krisma dalam agama Kristen. Sakramen Krisma adalah langkah kedua menjadi umat Kristen dewasa dimana penerima menerima curahan Roh Kudus untuk menjadi saksi Kristus dan melaksanakan ajaran-Nya.
Dokumen tersebut membahas tentang iman Katolik dan arti menjadi seorang Katolik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa menjadi Katolik berarti mempercayai Tuhan yang hidup dalam Kristus dan mengikuti ajaran-Nya melalui Gereja yang didirikan-Nya.
Dokumen tersebut membahas hak dan kewajiban orang beriman sebagai anggota Gereja dan masyarakat. Materi ini mencakup definisi beriman, hak dan kewajiban sebagai anggota Gereja menurut baptisan dan hukum Gereja, serta hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Dokumen ini juga membahas pelaksanaan kewajiban orang beriman sebagai perwujudan iman mereka kepada Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang Orang Muda Katolik (OMK). OMK didefinisikan sebagai orang Katolik berusia 13-35 tahun yang belum menikah. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri OMK seperti menghadapi identitas diri dan ketidakpastian, serta membangun hubungan. Dokumen juga membahas bentuk-bentuk peningkatan keaktifan OMK dalam gereja melalui pembinaan rohani seperti doa lingkungan dan ret
Gereja sebagai umat Allah yang baru. Dokumen ini membahas tentang pertumbuhan gereja sebagai umat Allah yang baru berdasarkan ajaran Alkitab. Terdapat pembahasan mengenai arti gereja, pergumulan yang dihadapi gereja di masa lampau dan masa kini seperti kelompok yang menganggap diri paling benar, serta contoh kegagalan gereja untuk menjadi teladan bagi umat non-Kristen. Dokumen ini juga memberikan tugas
Gereja sebagai paguyuban yang memiliki tiga ciri utama yaitu satu, kudus, dan katolik serta bersifat apostolik. Gereja melaksanakan empat bentuk pelayanan yakni persekutuan, pewartaan, peribadatan, dan pelayanan kemasyarakatan.
Dokumen tersebut membahas tentang liturgi sebagai syukur atas iman dan panggilan serta menjelaskan berbagai aspek liturgi seperti doa rosario, renungan, sakramen-sakramen, dan ibadat harian.
Yesus Kristus adalah tokoh pusat agama Kristen. Dokumen ini menjelaskan tentang kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus serta peranannya bagi umat Kristen. Juga dijelaskan tentang berbagai aliran gereja Kristen dan unsur-unsur ibadah mereka.
Ptt Baptisan sebagai Tanda Menjadi Milik KristusRuangguruKristen
Baptisan memiliki makna penting bagi kekristenan sebagai tanda kematian dan kebangkitan bersama Kristus serta bukti ketaatan dan kepemilikan terhadap-Nya. Melalui baptisan, seseorang menyatakan diri sebagai saksi Kristus di dunia ini."
Konstitusi tentang Liturgi Suci ini membahas pentingnya memperbaharui dan mengembangkan Liturgi agar lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Liturgi merupakan pusat hidup Kristiani dimana karya keselamatan Kristus dilaksanakan dan dilestarikan oleh Gereja melalui Sakramen dan perayaan misteri Paskanya. Kristus hadir dalam Liturgi untuk menyatukan Gereja dengan diri-Nya. Liturgi di dunia ini mengg
Dokumen tersebut membahas tentang konteks kenabian dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta perkembangan fungsi kenabian dalam Gereja. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah perkembangan pengertian dogma sejak zaman para Bapa Gereja hingga Konsili Vatikan II, dimana pengertian dogma semakin terdefinisi sebagai ajaran wahyu yang diwajibkan dipercayai oleh Gereja.
Dokumen tersebut membahas tentang evangelisasi sebagai tugas pokok Gereja untuk membagikan kesaksian iman secara efektif dan sederhana. Dokumen tersebut juga membedakan antara evangelis dan evangelizer, di mana evangelizer adalah setiap orang percaya yang dipanggil membawa kabar baik, sedangkan evangelis adalah mereka yang berkomitmen pada pelayanan pewartaan Injil. Proses evangelisasi dimulai dari persahabatan hingga pemuridan,
Dokumen tersebut merangkum tentang pengesahan, maksud, dan isi Katekismus Gereja Katolik serta Kompendium Katekismus Gereja Katolik yang bertujuan menyajikan pengajaran iman Katolik secara lengkap dan mudah dipahami.
Revitalisasi peran kaum awam dalam Gereja membahas status teologis kaum awam berdasarkan Konsili Vatikan II. Kaum awam memiliki martabat kristiani setara dengan status hidup lainnya dan memiliki tugas kerasulan yang penting bagi Gereja untuk membawa Kerajaan Allah di dunia melalui pembaharuan tata dunia secara kristiani.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya evangelisasi dan model evangelisasi yang ideal dewasa ini, khususnya melalui pembentukan komunitas-komunitas kecil dimana anggotanya dapat mengalami kehadiran Tuhan dan mempraktekkan iman melalui perbuatan."
Dokumen tersebut membahas tentang sakramen baptis dalam agama Kristen. Ia menjelaskan bahwa baptis adalah sakramen pertama dan penting dalam inisiasi Kristen, dimana melalui baptis seseorang dilahirkan kembali dan menjadi bagian dari jemaat. Dokumen ini juga menjelaskan arti dan makna baptis serta buah-buah yang diperoleh setelah menerima baptis."
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkawinan Katolik dan hukum nikah kanonik, termasuk definisi perkawinan Katolik, syarat sahnya perkawinan, dan berbagai halangan perkawinan seperti umur, penculikan, kejahatan, ikatan nikah, dan beda agama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang harta kekayaan dalam perkawinan menurut hukum Islam, termasuk konsep syirkah, jenis harta suami istri, dan pengaturan harta bersama pasca perceraian.
2. Harta kekayaan suami istri terdiri dari harta bawaan, harta perolehan sendiri-sendiri, dan harta perolehan bersama selama perkawinan yang disebut harta bersama.
3.
1. Pemikiran politik era Renaissance ditandai dengan tumbuhnya filsafat antroposentris dimana manusia menjadi pusat eksistensi.
2. Niccolo Machiavelli menganjurkan negara kekuasaan (machtstaat) dimana kekuasaan dan negara dipisahkan dari moralitas.
3. Thomas Hobbes meyakini bahwa negara membutuhkan kekuasaan mutlak untuk menghindari kondisi perang semua melawan semua.
Dokumen tersebut membahas tentang indikator kompetensi guru yang mencakup kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional untuk guru umum serta kompetensi khusus untuk guru BK. Jenis guru dijelaskan berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya."
Dokumen tersebut merangkum komitmen pengurus lingkungan Gereja St. Ignatius Paroki Jl. Malang antara tahun 2012-2015 untuk menjadi teladan bagi warga lingkungan melalui pelayanan tulus dan inklusif serta mendukung program Paroki secara transparan.
Dokumen tersebut membahas tentang musik gereja dan peran pentingnya dalam ibadah minggu. Nyanyian jemaat dapat menyatukan umat, mengekspresikan iman, dan merangkai unsur-unsur liturgi. Ada berbagai jenis lagu dan cara membawanya seperti pendarasan, unisono, atau responsoris sambil memperhatikan tempo, dinamika, karakter, dan instrumen pendukungnya.
Paulus memohon kepada jemaat di Galatia untuk kembali ke iman mereka semula dalam Injil kebenaran. Ia menyampaikan kebenaran meski dapat merusak hubungan, karena ia sangat mengasihi mereka. Paulus mengingatkan mereka akan kasih mereka pada awal menerima Injil, berharap perasaan itu kembali.
Hierarki kepemimpinan dalam Gereja Katolik berasal dari Kristus dan para rasul, dengan Paus sebagai kepala Dewan Para Uskup dan mewakili Kristus di bumi. Hierarki bertugas menjalankan fungsi kepemimpinan Gereja melalui komunikasi iman dan teladan serta menyatukan umat dalam iman. Corak kepemimpinannya bersifat melayani dengan taat kepada ajaran Paus.
Evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar bagi pendidik untuk mengukur kemampuan peserta didik. Pendidik perlu menyusun kisi-kisi dan butir soal berdasarkan kompetensi dasar untuk mengevaluasi pembelajaran secara tepat. Langkah-langkah penyusunan kisi-kisi dan butir soal meliputi penentuan tujuan, kompetensi, indikator, dan penyusunan soal sesuai kisi-kisi.
Spiritualitas guru agama Katolik didasarkan pada spiritualitas Yesus Kristus sebagai Guru dan Gembala yang baik. Guru agama dipanggil untuk mengajar, menggembalakan, dan menguduskan umat seperti Yesus, serta mengikuti contoh hidup Yesus dalam melayani yang membutuhkan. Hal ini dilakukan melalui pengembangan hidup rohani seperti doa, membaca Kitab Suci, meditasi, serta mengenal diri sendiri.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pendidikan agama dan keagamaan di Indonesia. Pendidikan agama wajib diselenggarakan di semua satuan pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik yang beriman dan bertakwa. Pendidikan keagamaan bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi ahli agama atau anggota masyarakat yang memahami nilai-nilai agamanya. Kurikulum, pendidik, dan fasilitas pendidikan agama diatur untuk
Memperjuangkan Masyarakat Adil Damai dan Sejahterah.pptDinarDorotea
Dokumen tersebut membahas tentang arti masyarakat yang adil, damai dan sejahtera serta upaya memperjuangkannya. Beberapa hal penting yang disebutkan adalah definisi keadilan, kedamaian dan kesejahteraan; inspirasi dari ajaran agama Kristen; serta kendala dan peran Gereja dalam mewujudkannya.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. SAKRAMEN-SAKRAMEN
Kata “sakramen” berasal dari bahasa Latin
“sacramentum” yang berarti : hal-hal yang
berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi.
Dalam konteks agama katolik, sakramen
berarti : Tanda dan Sarana keselamatan Allah
yang diberikan kepada manusia.
Tujuan sakramen : (SC 59)
1. Menguduskan manusia
2. Membangun Tubuh Kristus
3. Mempersembahkan ibadat kepada Allah
2. Sebagai Tanda dan Sarana keselamatan,
maka sakramen hendaknya diterima
berdasarkan Iman.
Sakramen biasanya diungkapkan dengan
kata-kata dan tindakan.
Dalam semua sakramen selalu mengandung 2
unsur yang hakiki, yaitu :
1. Forma (=kata-kata yang menjelaskan peristiwa
Ilahi)
2. Materia (= barang / tindakan tertentu yang
kelihatan)
3. Dalam Gereja Katolik ada 7 sakramen :
1. Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma & Ekaristi)
2. Sakramen Penyembuhan (Tobat & Pengurapan
orang sakit)
3. Sakramen Persekutuan dan Perutusan umat
beriman (Perkawinan & Imamat)
Melalui sakramen-sakramen ini Allah berkehendak
mewujudkan keselamatan-Nya bagi manusia.
Dari ketujuh sakramen tersebut, Ekaristilah yang
menjadi sakramen segala sakramen, artinya : semua
sakramen yan lain diarahkan kepada Ekaristi sebagai
tujuannya, karena Ekaristilah yang menjadi “sumber
dan puncak seluruh hidup kristian” (LG 11)
4. I. SAKRAMEN BAPTIS
(Cfr. Mat 3:13-17 par; Mat 28:19-20)
Sakramen baptis merupakan salah satu bagian
dari sakramen inisiasi.
Inisiasi berasal dari bahasa Latin “inire” (masuk ke dalam), atau
“initiare” (memasukkan ke dalam), atau “initium” (awal)
Melalui inisiasi ini orang dimasukkan ke dalam
keanggotaan Gereja, yang tampak secara nyata
di dalam peristiwa pembaptisan.
Baptis berasal dari kata “baptizein” atau
“baptismos” (Yunani), yang berarti :
“mencelupkan ke dalam air” atau “membasuh
dengan air”.
5. Pembaptisan merupakan upacara inisiasi,
berarti bahwa orang yang belum termasuk
dalam kelompok orang yang percaya kepada
Yesus Kristus dimasukkan ke dalam kelompok
dengan segala hak dan kewajibannya.
Pembaptisan juga diartikan bahwa orang
dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali
sebagai putera-puteri Allah.
Dengan demikian maka pembaptisan
merupakan tanda perjajian antara Allah yang
berprakarsa untuk menawarkan keselamatan
dan kehidupan sejati dengan manusia yang
beriman kepada-Nya.
6. Di dalam Gereja Katolik hanya ada satu
pembatisan, yaitu pembaptisan dengan air.
Pembaptisan dengan air sungguh diimani
sebagai meterai rohani yang tak terhapuskan
dan diterimakan hanya satu kali untuk selama-
lamanya (tidak dapat diulang).
Dalam pembaptisan, orang juga menerima
pengurapan minyak krisma sebagai tanda
pengurapan Roh Kudus, agar orang yang
dibaptis boleh mengambil bagian dalam tugas
imamat, kanabian,dan penggembalaan Yesus
Kristus.
7. Siapa yang boleh dibaptis ?
= mereka yang diperbolehkan menerima pembaptisan adalah
setiap orang (sejauh tidak ada halangan) dan yang belum
dibaptis, baik anak-anak (bayi) maupun orang dewasa.
Mengapa pembaptisan anak-anak perlu
dilakukan ?
= menurut iman Katolik, pembaptisan anak-anak itu perlu karena
mereka dilahirkan dengan kodrat manusia yang jatuh ke dalam
dosa dan dinodai oleh dosa asal. Mereka membutuhkan
kelahiran kembali di dalam pembaptisan supaya mereka
dibebaskan dari kuasa kegelapan.
Dalam pembaptisan anak-anak, yang pertama-tama
mengungkapkan imannya adalah Gereja dan orang tuanya.
8. Dalam pembaptian dewasa ada beberapa
proses yang harus dilalui :
1. Tahap I : Masa Pra-katekumenat
= Saat untuk menampung para simpatisan, menjernihkan
motivasi dan memperkenalkan Kristus sehingga
mereka mulai bertobat dan beriman.
Masa ini ditutup dengan pelantikan menjadi katekumen.
2. Tahap II : Masa Katekumenat
= Saat untuk menjalani pembinaan menyeluruh guna
menjadi orang Katolik, baik melalui kegiatan katekese
dan perayaan-perayaan liturgi maupun penanaman
berbagai macam sikap dan keutamaan Kristiani.
Masa ini ditutup degan pemilihan sebagai calon baptis.
9. 3. Tahap III : Masa Persiapan Terakhir
= Saat untuk mempersiapkan diri dan hidup guna menerima
Sakramen Baptis (dan sakramen-sakramen lainnya).
Masa ini ditutup dengan penerimaan sakramen inisiasi
sebagai wujud bahwa seseorang sudah menjadi anggota
penuh dalam Gereja.
4. Tahap IV : Masa Mistagogi
= Saat di mana para baptisan baru dibimbing untuk semakin
mendalami penghayatan iman mereka, baik dalam perayaan
Ekaristi maupun dalam persekutuan umat beriman.
Note : Pembaptisan dalam keadaan wajar dapat dilakukan oleh Uskup,
Imam dan Diakon (tertahbis), sedangkan dalam keadaan darurat
pebaptisan dapat dilakukan oleh setiap orang dengan tetap
memperhatikan rumusan Trinitas : “NN, aku membaptis engkau atas
nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”
10. II. SAKRAMEN KRISMA
Pada mulanya sakramen krisma / penguatan ini tidak
terpisahkan dengan sakramen baptis. Kedua sakramen
ini dilaksanakan dalam satu rangkaian upacara, yaitu
penerimaan pembaptisan pada malam Paskah, yang
dilakukan oleh Uskup.
Zaman berubah dan perkembangan umat bertambah,
sedangkan jumlah Uskup terbatas dan kehadiran Uskup
juga terbatas, maka pelaksanaan sakramen krisma
dipisahkan dengan sakramen baptis.
Pembaptisan sungguh dipusatkan pada baptisan air,
sedangkan krisma lebih pada pengurapan dengan Roh
Kudus.
11. Sakramen krisma melengkapi ataupun
menyempurnakan rahmat pembaptisan, artinya :
dengan menerima sakramen krisma orang secara
nyata diikutsertakan dalam tugas publik umat, yaitu
mewartakan kabar gembira keselamatan Allah bagi
dunia (LG 11)
Dkl. Seseorang yang menerima sakramen krisma
dianggap layak untk menjadi saksi Kristus dalam
kehidupannya sehari-hari karena rahmat pengurapan
Roh Kudus.
Unsur pokok dalam penerimaan sakramen krisma
adalah :
1. Penumpangan tangan sebagai tanda pencurahan Roh
Kudus
2. Pengurapan dengan minyak krisma di dahi sambil berkatan
: “NN, terimalah tanda karunia Roh Kudus”
12. Sakramen krisma diberikan oleh Uskup atau Wakil
Uskup yang diberi kuasa (biasanya Vikjen / Vikaris
Jenderal).
Setiap orang yang sudah dibaptis dan belum menerima
Krisma berhak dan harus menerima sakramen krisma.
Dalam penerimaan sakramen krisma ini perlu
diperhatikan soal kedewasaan seseorang, khususnya
kedewasaan iman agar rahmat Roh Kudus sungguh
dapat berdaya guna bagi orang yang bersangkutan.
(usia 13 – 15 tahun)
Sakramen krisma ini diberikan satu kali, sebagai meterai
rohani yang tak terhapuskan.
13. III. SAKRAMEN EKARISTI
Ekaristi berasal dari kata Latin “Eucharistia”
atau kata Yunani “Eucharistein”, yang berarti :
Ucapan Syukur.
Ekaristi pertama-tama dilihat dan dipahami
sebagai : (I Kor 11:23-26; Luk 22:14-20)
1. Kenangan akan Perjamuan Terakhir yang
diadakan Kristus bersama para rasul
2. Kenangan akan wafat dan kebangkitan Kristus
14. Bagi Gereja Katolik, sakramen ekaristi
dipahami sebagai “sumber dan puncak seluruh
hidup kristiani” (LG 11)
Dalam merayakan Ekaristi, Gereja Katolik
mempunyai kerangka dasar yang sepanjang
sejarah tetap sama sampai sekarang, yaitu :
1. Liturgi Sabda, yang terdiri dari : bacaan KS,
kotbah, dan doa umat.
2. Liturgi Ekaristi, yang terdiri dari : persembahan
roti dan anggur, doa syukur agung, dan komuni.
15. Di dalam ekaristi inilah Gereja meyakini Kristus hadir.
Kehadiran Kristus terjadi di dalam seluruh perayaan
ekaristi (awal s/d akhir) dan dalam semua peserta
perayaan (imam dan umatnya) Cfr. SC 7
Pemahaman di atas bukan berarti lalu menghilangkan
arti misteri kehadiran Kristus dalam rupa roti dan anggur
(Realis Praesentia).
Kehadiran Kristus tetap dirasakan pada saat roti dan
anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah
(Transubstantiatio). Transubstantiatio (perubahan) ini
terjadi karena kekuatan Sabda Kristus dan kekuatan
Roh Kudus pada saat konsekrasi.
16. Tubuh dan Darah Kristus disambut oleh umat pada saat
komuni. (dari kata Latin “communio” yang berarti : “kesatuan”).
Dkl. Menyambut komuni berarti mengalami kesatuan dengan Kristus
dan kesatuan dengan umat.
Perayaan ekaristi bukan bukan perayaan pribadi (satu
orang), melainkan perayaan bersama. Oleh karena itu
dituntut partisipasi aktif dari para peserta untuk
mengambil bagian di dalamnya, baik sebagai umat biasa
maupun sebagai petugas.
Ekaristi juga bukan sebagai kewajiban atau formalitas
belaka (setiap minggu ikut misa), melainkan sebagai
kebutuhan hakiki di dalam hidup.
17. IV. SAKRAMEN TOBAT
Situasi kedosaan manusia di satu pihak dan kasih setia
Allah yang diberikan kepada manusia di lain pihak,
sungguh dapat dirasakan dan dihayati dalam Gereja
melalui sakramen tobat atau sakramen pengampunan
dosa.
Iman Katolik mengatakan bahwa orang berdosa berarti
berdosa di hadapan Allah dan di hadapan Gereja.
Melalui sakramen pengampunan dosa, orang tidak
hanya diampuni dosa-dosanya, melainkan dapat
mengambil bagian lagi secara penuh dalam kehidupan
Gereja. Dkl. Melalui sakramen tobat, orang memperoleh
pengampunan dari Allah dan sekaligus didamaikan
dengan Gereja. (LG 11)
18. Praktek sakramen tobat pada zaman Gereja perdana /
pada zaman para Bapa Gereja berbeda dengan
praktek zaman sekarang :
1. Zaman dulu
Orang berbuat dosa (membunuh, merampok, berzinah, dan
murtad) harus mengaku dosa dihadapan Uskup
Dilakukan secara publik dan terbuka
Memakai pakaian khusus dan mempunyai tempat khusus di
gedung gereja (di luar gedung gereja)
Diwajibkan berpuasa, berdoa, dan bersedekah
Tidak diperbolehkan mengambil bagian dalam perayaan ekaristi
Orang dapat menjalani tobat hanya satu kali, dan apabila ia jatuh
lagi dalam dosa, maka ia tidak diberi kesempatan kembali
menjadi anggota aktif dalam Gereja.
19. 2. Zaman Sekarang
Orang yang berdosa cukup mengaku dosa secara pribadi
Dilayani oleh seorang Imam
Denda atas dosa biasanya berupa doa
Sakramen tobat ini dapat diterima lebih dari satu kali.
Dari kedua praktek tersebut di atas, satu hal yang tetap
dipertahankan yaitu Gereja Katolik yakin bahwa melalui Gereja
(Uskup dan Imam) Allah berkenan untuk melimpahkan rahmat
pengampunan-Nya kepada orang berdosa.
Dua hal penting yang harus diperhatikan :
1. Dari pihak orang yang berdosa dituntut penyesalan, pengakuan dosa,
membuat silih atas dosa (penitensi) serta memperbaiki diri dan hidup.
2. Dari pihak Gereja (Uskup dan Imam) berkat tahbisannya diberi
wewenang atau kuasa untuk mengampuni segala dosa (memberi
absolusi) atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.
20. V. SAKRAMEN PERKAWINAN
Iman Katolik melihat dan memahami perkawinan
sebagai panggilan Allah. Allah memanggil pria
dan wanita untuk hidup secara khusus, yaitu
membangun hidup berkeluarga.
Hidup bekeluarga hendaknya dipahami sebagai
bentuk kehidupan yang sungguh suci dan agung
serta patut disyukuri karena merupakan karya
agung Allah sendiri.
21. Perkawinan Katolik dipahami sebagai :
“Perjanjian perkawinan, dengan mana pria dan wanita
membentuk antar mereka kebersamaan seluruh hidup, dari
sifat kodratinya terarah pada kesejahteraan suami isteri
serta pada kelahiran dan pendidikan anak; oleh Kristus
Tuhan, perkawinan antara orang-orang yang dibaptis
diangkat ke martabat Sakramen” (KHK, Kan, 1055 par.1)
Dari rumusan di atas dapat ditegaskan unsur-
unsur paham Gereja mengenai perkawinan :
1. Perjanjian Perkawinan
Lambang real hubungan antara Tuhan dan umat-Nya
Sehidup semati
22. 2. Kebersamaan seluruh hidup
Hubungan pribadi suami istri yang beraspek kualitatif
(bukan kuantitatif) di segala bidang kehidupan.
3. Antara pria dan wanita
Kebersamaan hidup dalam keluarga sungguh terjadi
antara pria dan wanita (bukan pria dengan pria atau
wanita dengan wanita)
4. Terarah pada kesejateraan suami istri
Perkawinan bertujuan untuk kebahagiaan lahir batin bagi
suami istri untuk selamanya.
23. 5. Terarah pada anak
Perkawinan terbuka pada prokreasi (keturunan) yang
terjadi dalam hubungan persetubuhan suami istri, serta
usaha mendidik anak dengan sebaik-baiknya
(khususnya pendidikan iman).
6. Perkawinan sebagai sakramen
Perkawinan ini terjadi antara dua orang yang dibaptis
(baik baptis Katolik maupun Kristen).
Sifat hakiki perkawinan : (KHK, Kan. 1056)
1. Monogami (= seorang pria dan seorang wanita)
2. Tak terceraikan (= ikatan perkawinan tidak terputuskan
oleh kemauan suami istri sendiri ataupun kuasa manusia,
mis. Instansi tertentu, kecuali karena kematian
pasangannya / kematian secara wajar).
24. Proses menuju perkawinan :
1. Menghadap ketua lingkungan setempat
2. Menghadap pastor paroki 3 bulan sebelum hari pernikahan,
sambil menyelesaikan surat-surat yang dibutuhkan baik oleh
Gereja maupun catatan sipil
3. Menghadap pastor paroki untuk menjalani penyelidikan kanonik
4. Pengumuman di Gereja sebanyak 3 kali (3 minggu)
Tata peneguhan perkawinan : (KHK, Kan 1108 par 1)
Perkawinan hanyalah sah bila :
1. Dilangsungkan di hadapan ordinaris wilayah (Uskup) atau pastor
paroki atau imam maupun diakon - yang diberi delegasi oleh
salah satu dari mereka itu – yang meneguhkannya,
2. Serta dihadapan 2 orang saksi
25. Perkawinan campur :
1. Perkawinan beda Agama
= perkawinan yang terjadi antara seorang yang sudah
dibaptis dalam Gereja Katolik, atau yang sudah diterima
di dalamnya, dengan seorang yang tidak dibaptis.
Maka untuk mengesahkan perkawinan ini diperlukan
DISPENSASI dari ordinaris wilayah (Uskup)
2. Perkawinan beda Gereja
= Perkawinan yang terjadi antara seorang yang sudah
dibaptis dalam Gereja Katolik, atau yang sudah diterima
di dalamnya, dengan seorang yang dibaptis dalam
Gereja Kristen.
Maka untuk mengesahkan perkawinan ini diperlukan
IZIN dari ordinaris wilayah (Uskup).
26. VI. SAKRAMEN IMAMAT
Melalui sakramen imamat / tahbisan seseorang diangkat
menjadi pemimpin resmi dalam Gereja, baik dalam
pelayanan sakramen-sakramen maupun dalam seluruh
kehidupan dan kegiatan Gereja.
Dkl. Dengan sakramen tahbisan orang “diangkat untuk
menggembalakan Gereja dengan sabda dan rahmat
Allah” (LG 11)
Melalui tahbisan suci, seseorang boleh mengambil
bagian dalam imamat Yesus Kristus, khususnya imamat
jabatan. Imamat jabatan inilah yang menjadikan
seseorang bertindak atas nama Kristus dan atas nama
seluruh Gereja.
27. Imamat jabatan hendaklah dimengerti dan dihayati
sebagai salah satu bentuk pelayanan (LG 24). Dkl.
Melalui tahbisan orang menjadi pelayan Kristus dan
sekaligus pelayan Gereja.
Dalam Gereja Katolik, ada 3 jenjang tahbisan suci :
1. Tahbisan Uskup (LG 21)
2. Tahbisan Imam (LG 28)
3. Tahbisan Diakon (LG 29)
Inti sakraman tahbisan adalah penumpangan tangan
oleh Uskup atas orang yang tertahbis dan doa
pencurahan Roh Kudus.
Tahbisan merupakan meterai atau tanda rohani yang
tidak terhapuskan dan tidak dapat diulang atau
dikembalikan.
28. VII. SAKRAMEN PENGURAPAN
ORANG SAKIT
Dalam Gereja Katolik ada suatu kebiasaan untuk
mendoakan orang sakit.
Gereja mengimani bahwa di dalam doa, Allah sungguh
berkarya untuk menyembuhkan yang sakit dan
memberkan keselamtan padanya. Secara nyata
kebiasaan ini tampak dalam penerimaan sakramen
pengurapan orang sakit (cfr. Yak 5:14-16).
Selain doa resmi, dilakukan juga pengolesan dengan
minyak pengurapan orang sakit (OI = Oleum Infirmorum)
29. Melalui sakramen pengurapan orang sakit, seseorang
dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit
dengan mulia, yang menjadi sumber pengharapan dan
kekuatan bagi si sakit. (Cfr. LG 11)
Sakramen pengurapan orang sakit hanya diberikan
kepada orang yang sakit berat.
Hal yang penting diperhatikan adalah bahwa
penerimaan sakramen ini bukan dimaksudkan untuk
mereka yang sudah hampir menemui ajal, tetapi
hendaklah diberikan kepada mereka sewaktu belum
parah, sehingga ia dapat ikut serta dalam perayaan
perminyakan suci.
30. Sakramen ini jangan dipandang sebagai yang
mendatangkan maut atau mempercepat kematian, tetapi
dipahami sebagai karya Allah yang akan menyelamatkan
(menyembuhkan) si sakit. Allah sungguh berperan bagi
si sakit, baik menyembuhkan atau memanggil si sakit ke
hadapan-Nya untuk selamanya.
Sakramen ini hanya boleh diberikan oleh Imam atau
Uskup, dengan mengolesan minyak orang sakit (OI =
Oleum Infirmorum) di dahi dan tangan si sakit.
Sakramen ini dapat diterima berulang kali.