Dokumen tersebut merangkum tentang pengesahan, maksud, dan isi Katekismus Gereja Katolik serta Kompendium Katekismus Gereja Katolik yang bertujuan menyajikan pengajaran iman Katolik secara lengkap dan mudah dipahami.
Seorang misdinar harus sadar bahwa dirinya seorang PELAYAN. Pelayan dalam pengertian ajaran Gereja ialah: "orang yang melayani Tuhan dan umat-Nya", atau "serorang hamba Tuhanyang hidupnya diabadikan seluruhnya bagi sabdaNya dan karyaNya di tengah umat.
Seorang misdinar harus sadar bahwa dirinya seorang PELAYAN. Pelayan dalam pengertian ajaran Gereja ialah: "orang yang melayani Tuhan dan umat-Nya", atau "serorang hamba Tuhanyang hidupnya diabadikan seluruhnya bagi sabdaNya dan karyaNya di tengah umat.
Banyak orang beranggapan bahwa metode yang sama akan menghasilkan pertumbuhan yang sama pada orang yang berbeda. Kita merasa bersalah dan frustrasi karena tidak dapat melakukan hal yang sama atau tidak mendapatkan manfaat yang sama dengan yang dilakukan orang lain yang menolong pertumbuhan mereka.
Jika Tuhan merancang kita semua secara berbeda, mengapa setiap orang diharapkan untuk mengasihi Tuhan dengan cara yang sama?
Tipe spiritualitas menunjukkan kekhasan ungkapan iman seseorang, di mana dia merasa lebih otentik dan leluasa di dalam berhubungan dengan Tuhan. Dengan menyembah Tuhan sesuai dengan bagaimana Dia menciptakan kita, kita sedang meneguhkan karya-Nya sebagai Pencipta.
Mengenali tipe spiritualitas:
Tipe Perenungan (Kontemplatif)
Tipe Persekutuan (Relasional)
Tipe Pemikiran (Intelektual)
Tipe Penyembahan (Ibadah)
Tipe Naturalis
Tipe Pelayanan
Tipe Aktivis
Modul dan kelas diskusi Pembimbing Perjanjian Baru (PPB) akan menolong membuka wawasan kita tentang latar belakang dunia Alkitab Perjanjian Baru.
Melalui presentasinya dalam pembukaan kelas MLC - Pembimbing Perjanjian Baru (PPB), Ibu Yulia Oeniyati berbagi pemahaman tentang cara memahami dunia Alkitab dengan baik agar kita tidak salah mengerti maksud yang dituliskan penulis Alkitab.
Simak materinya sampai akhir dan dorong diri Anda untuk setia belajar dunia Perjanjian Baru dan alamilah Allah dalam hidup Anda. Tuhan Yesus memberkati.
#YLSA, #MinistryLearningCenter, #SABDAEvent, #IT4GOD, #YuliaOeniyati #perjanjianbaru #belajaralkitab
Spiritualitas bukanlah sesuatu yang harus kita bangun dengan memisahkan diri dari orang lain. Kenyataannya, adanya pembagian tugas rumah tangga, anak-anak, pekerjaan, perbaikan rumah, dll membuat pernikahan menjadi tanah yang subur untuk menumbuhkan iman yang membumi dan realistis.
R. Paul Stevens mengemukakan sepuluh disiplin rohani untuk diterapkan bersama pasangan. Dari doa sampai pelayanan bersama, dari percakapan hingga pengakuan dosa, setiap disiplin rohani ini menguatkan iman maupun keluarga. Setiap bab berisi prinsip-prinsip Alkitab dan saran-saran praktis untuk diterapkan bersama.
Sakramen yang diterimakan kepada orang katolik yang sudah dibaptis, ketika menghadapi kejadian luar biasa, seperti tindakan operasi, maupun sakit berat.
Banyak orang beranggapan bahwa metode yang sama akan menghasilkan pertumbuhan yang sama pada orang yang berbeda. Kita merasa bersalah dan frustrasi karena tidak dapat melakukan hal yang sama atau tidak mendapatkan manfaat yang sama dengan yang dilakukan orang lain yang menolong pertumbuhan mereka.
Jika Tuhan merancang kita semua secara berbeda, mengapa setiap orang diharapkan untuk mengasihi Tuhan dengan cara yang sama?
Tipe spiritualitas menunjukkan kekhasan ungkapan iman seseorang, di mana dia merasa lebih otentik dan leluasa di dalam berhubungan dengan Tuhan. Dengan menyembah Tuhan sesuai dengan bagaimana Dia menciptakan kita, kita sedang meneguhkan karya-Nya sebagai Pencipta.
Mengenali tipe spiritualitas:
Tipe Perenungan (Kontemplatif)
Tipe Persekutuan (Relasional)
Tipe Pemikiran (Intelektual)
Tipe Penyembahan (Ibadah)
Tipe Naturalis
Tipe Pelayanan
Tipe Aktivis
Modul dan kelas diskusi Pembimbing Perjanjian Baru (PPB) akan menolong membuka wawasan kita tentang latar belakang dunia Alkitab Perjanjian Baru.
Melalui presentasinya dalam pembukaan kelas MLC - Pembimbing Perjanjian Baru (PPB), Ibu Yulia Oeniyati berbagi pemahaman tentang cara memahami dunia Alkitab dengan baik agar kita tidak salah mengerti maksud yang dituliskan penulis Alkitab.
Simak materinya sampai akhir dan dorong diri Anda untuk setia belajar dunia Perjanjian Baru dan alamilah Allah dalam hidup Anda. Tuhan Yesus memberkati.
#YLSA, #MinistryLearningCenter, #SABDAEvent, #IT4GOD, #YuliaOeniyati #perjanjianbaru #belajaralkitab
Spiritualitas bukanlah sesuatu yang harus kita bangun dengan memisahkan diri dari orang lain. Kenyataannya, adanya pembagian tugas rumah tangga, anak-anak, pekerjaan, perbaikan rumah, dll membuat pernikahan menjadi tanah yang subur untuk menumbuhkan iman yang membumi dan realistis.
R. Paul Stevens mengemukakan sepuluh disiplin rohani untuk diterapkan bersama pasangan. Dari doa sampai pelayanan bersama, dari percakapan hingga pengakuan dosa, setiap disiplin rohani ini menguatkan iman maupun keluarga. Setiap bab berisi prinsip-prinsip Alkitab dan saran-saran praktis untuk diterapkan bersama.
Sakramen yang diterimakan kepada orang katolik yang sudah dibaptis, ketika menghadapi kejadian luar biasa, seperti tindakan operasi, maupun sakit berat.
ORANG KRISTEN HARUS BERTUMBUH MENJADI DEWASA ROHANI
Efesus 4:11-15 11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala
ORANG KRISTEN HARUS BERTUMBUH MENJADI DEWASA ROHANI
Iman tanpa kasih tidak akan menghasilkan buah, sedang kasih tanpa iman hanya akan merupakan suatu perasaan yang senantiasa berada di bawah kuasa kebimbangan. Iman dan kasih saling membutuhkan satu sama lain, sedemikian sehingga yang satu akan membiarkan yang lain untuk tampil menurut jalurnya sendiri-sendiri. Memang, banyak orang kristiani membaktikan hidupnya dengan kasih bagi mereka yang tersendiri, yang termarginalkan atau yang terkucilkan, sebagiamana juga bagi mereka yang pertama-tama menuntut perhatian kita dan yang paling penting bagi kita untuk dibantu, sebab justru di dalam diri merekalah nampak cerminan wajah Kristus sendiri. Melalui iman kita dapat mengenal wajah Tuhan yang bangkit di dalam diri mereka yang meminta kasih kita.
Dalam upaya untuk membantu umat Katolik memiliki pemahaman iman mereka yang lebih baik dan menjadi saksi otentik bagi Kristus, Vatikan mengeluarkan sebuah rekomendasi pastoral untuk merayakan Tahun Iman. Dalam suratnya Porta Fidei (Pintu kepada Iman) Oktober lalu, Paus Benediktus XVI menetapkan Tahun Iman (11 Oktober 2012 - 24 November 2013) untuk membantu Gereja memfokuskan perhatian pada “Yesus Kristus dan keindahan memiliki iman kepada-Nya.”
“Gereja sangat menyadari masalah yang dihadapi iman” dan mengakui bahwa tanpa revitalisasi iman yang berakar dalam perjumpaan pribadi dengan Yesus.” Tahun Iman ini dimaksudkan untuk “penemuan kembali iman sehingga para anggota Gereja akan lebih kredibel dan dengan sukacita menjadi saksi Tuhan yang bangkit, yang mampu menuntun orang-orang yang sedang mencari untuk mengimani-Nya.”
1. KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
Pengesahan dan Penerbitan:
Katekismus Gereja Katolik
adalah dokumen resmi yang
disahkan oleh Paus Yohanes
Paulus II pada tanggal 25 Juni
1992 dan diterbitkan pada
tanggal 11 Oktober 1992
dengan Konstitusi Apostolik
“Fidei Depositum” (Harta
pusakan iman) bertepatan
dengan peringatan 30 tahun
Pembukaan Konsili Vatikan II
2. Maksud dan Tujuan:
Katekismus Gereja Katolik dimaksudkan untuk
menyajikan pengajaran Gereja Katolik secara penuh dan
lengkap, sehingga melaluinya orang dapat mengetahui
apa yang menjadi kepercayaan, perayaan, kehidupan dan
doa Gereja.
Selain itu, Katekismus Gereja Katolik yang bersifat
pastoral ini dimaksudkan agar dapat disajikan secara
lebih sesuai kepada orang-orang jaman sekarang.
3. Isi dan Muatan:
Katekismus Gereja Katolik merupakan kompendium
(intisari) mengenai seluruh ajaran iman dan susila
Katolik, sebagai acuan untuk pengajaran resmi dalam
Gereja Universal dan Gereja-gereja Lokal
Katekismus Gereja Katolik memuat sistematika
pengajaran dari Kitab Suci, Tradisi Gereja yang
hidup, dan Magisterium yang otentik, dan juga
peninggalan harta rohani dari para Bapa
Gereja, Pujangga Gereja dan para Orang Kudus, untuk
memperkenalkan lebih baik misteri Kristen dan untuk
menghidupkan kembali iman umat Allah.
4. Kerangka Isi:
Pengakuan Iman
(Syahadat) – lex
credendi
Perayaan Misteri Kristen
(Liturgi: Sakramen-
sakramen Iman) – lex
celebrandi
Kehidupan dalam
Kristus (Kegiatan
Kristen) – lex vivendi
Doa Kristen – lex orandi
5. KOMPENDIUM KGK
Latar Belakang:
Kerinduan di dalam Gereja Katolik akan adanya
sintesis yang cermat dan pasti dari Katekismus
Gereja Katolik
Kebutuhan umat akan adanya teks acuan yang pasti
dan otentik untuk pengajaran Katolik (katekese
umat) yang lebih ringkas daripada Katekismus
Gereja Katolik
Permintaan akan adanya rumusan isi iman yang
lebih ringkas
6. Alamat dan Tujuan:
Kompendium
diperuntukkan kepada
seluruh Gereja, khususnya
setiap pengikut Kristus agar
di dalam Gereja dan di
dalam hati masing-masing
pengikut Kristus bangkit
semangat baru evangelisasi
dan pendidikan iman, yang
menjadi ciri khas setiap
paguyuban dan setiap orang
Kristen tanpa kecuali
7. Maksud:
Kompendium yang ringkas, jelas dan
menyeluruh ini “dimaksudkan untuk setiap
manusia yang rindu untuk mencari Jalan
Kehidupan dan Kebenaran yang
dipercayakan Allah kepada Gereja Putra-Nya
di tengah-tengah dunia yang penuh
kebingungan dan berbagai macam tawaran.”
(Benediktus XVI, Motu Proprio,
Untuk penegasan dan Penyebarluasan Kompendium
KGK, 28 Juni 2005)
8. Ciri Khas Kompendium:
Acuan erat pada Katekismus Gereja Katolik
tidak menggantikan tetapi secara konstan mengacu dan
secara konsisten mengikuti struktur, perkembangan dan
isi Katekismus
Bentuk yang dialogis dalam bentuk literer tanya-
jawab seperti dialog antara guru dan murid untuk masuk
lebih dalam dan menemukan aspek baru dari iman
Penggunaan lukisan-lukisan artistik yang diambil
dari khazanah ikonografi Kristen lukisan sebagai salah
satu bentuk pewartaan Injil akan misteri keselamatan
yang kerap kali tidak terkatakan
9. Struktur Pokok:
Lex Credendi
“Aku Percaya” – “Kami Percaya”
1. Kemampuan Manusia untuk Mengenal Allah
2. Allah Datang untuk Menjumpai Manusia (Wahyu)
3. Jawaban Manusia kepada Allah (Iman)
Pengakuan Iman Kristen (Syahadat)
1. Aku Percaya akan Allah Bapa
2. Aku Percaya akan Yesus Kristus
3. Aku Percaya akan Roh Kudus
10. Lex Celebrandi
Tata Perayaan Sakramental
1. Misteri Paskah pada Masa Gereja
2. Perayaan Sakramental Misteri Paskah
Tujuh Sakramen Gereja
1. Sakramen-sakramen Inisiasi
2. Sakramen-sakramen Penyembuhan
3. Sakramen untuk Pelayanan Persekutuan &
Perutusan
4. Upacara-upacara Liturgi Lainnya
11. Lex Vivendi:
Panggilan Manusia: Hidup dalam Roh
1. Martabat Pribadi Manusia
2. Komunitas Manusia
3. Penyelamatan Allah: Hukum dan Rahmat
Sepuluh Perintah Allah
1. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan Segenap Hatimu,
Jiwamu, Akal Budimu
2. Kasihilah Sesamamu seperti Dirimu Sendiri
12. Lex Orandi:
Doa dalam Hidup Kristen
1. Pewahyuan Doa
2. Tradisi Doa
3.Hidup Doa
Doa Tuhan “Bapa Kami”
1. Teks Bapa Kami
2. Ringkasan Seluruh Injil
3. “Bapa Kami yang Ada di Surga”
4. Ketujuh Permohonan