SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Mahasiswa STTSU sem VIII
Dosen : Elson Lingga, MTh
- G. Voetius, menyebut hukum gereja sebagai ilmu
yang suci tentang pemerintahan Gereja yang
kehilahatan
- H. Bouman, hukum gereja adalah “hukum yang
berlaku dan harus berlaku” dalam gereja sebagai
“lembaga”.
- Th. Haitjema, ia tidak mau berkata-kata tentang
hukum gereja, tetapi “orde” atau “peraturan”
dalam hidup dan pelayanan Gereja
- H. Berkhoft, mengenai hukum gereja lebih
menyetujui kata “peraturan” atau “tata gereja”
daripada tentang hukum gereja.
 Kesimpulannya adalah:
Hukum gereja ialah ilmu yang mempelajari
dan menguraikan segala peraturan dan
penetapan yang digunakan oleh gerja untuk
menata atau mengatur hidup dan
pelayanannya di dalam dunia.
 Sebagai disiplin ilmiah, tugas hukum gereja
bukan saja mempelajari peraturan-peraturan
dan penetapan penetapan yang berlaku bagi
gereja, tetapi perlu ditata atau diatur.
 Cara yang digunakan gereja untuk menata
atau mengatur hidup dan pelayanannya di
dunia, erat hubungannya dengan
pandangannya tentang hakkikat dan panggilan
gereja.
 Petunjuk-petunjuk mengenai bagaimana gereja
harus ditata atau atur, sedikit atau banyak
dapat diketahui dari pengakuan iman mereka,
yakni hukum gereja erat hubungan dengan
ekkleseologi lebih dari itu hukum gereja bukan
saja erat hubungannya dengan ekklesiologi
tetapi ia berakar di dalamnya.
 Hukum umumnya dianggap sebagai suatu alat
untuk nenata atau mengatur kehidupan
bersama. Hukum berusaha mengatur secara
damai dan adil hubungan lahiriah antara
manusia dan sesamanya.
 Dengan demikian dapat dikatakan : Hukum
gereja berfungsi mengatur hubungan-
hubungan lahiriah dalam gereja sebagai
lembaga dan hubungan antara Gereja yang
satu dengan Gereja yang lain dan antar Gereja
dan Negara.
 Tentu aturan dan hukum gereja itu disusun
dan dilakukan adalah untuk membuat serta
menjaga gereja supaya teratur. Itu
diungkapkan Paulus ketika dia menuliskan
suratnya kepada jemaat di Korintus. Dia
mengatakan, “segala sesuatu di situ harus
berlangsung sopan dan teratur“(1 Korintus
14:40).
Tata dasar
1. Tata Dasar dan tata rumah tangga selalu dimulai
dengan dengan priambul/pembukaan yang
menerangkan bagaimana gereja itu bergerak dan
melayani di dunia.
2. Tata dasar yang melukiskan gambaran gereja
dalam kertas. Dengan membacanya kita mengerti
bagaimana skema gereja itu di tata dengan bagus.
Di dalamnya akan dibuat apa dan bagaimana
gereja itu, termasuk simbol dan denominasinya.
Siapa warga gereja dan bagaimana penataan
penerimaan warga gereja, apakah dihitung
perkeluarga atau perjiwa. Termasuk juga
kekayaan gereja.
3. Juga dijelaskan bagaimana doktrin dan
perayaan perayaan gereja.
4. Mitra pelayanannya, struktur organisasinya
serta cakupan wilayah pelayanannya.
5. Apa sebutan untuk pelayan pelayannya serta
6. Juga kekayaan yang dimiliki dan dikelola
dengan profesional oleh masing masing
pelayananan di level yang sudah ditentukan,
misalnya jemaat, ressort, wilayah, dan pusat.
Tata Rumah tangga:
 Biasanya mengatur struktur organisasi dan
pelayanan.
 Pengaturan tata cara pemilihan atau
pengangkatan untuk pimpinan pusat, hingga
pelayan terendah seperti penatua atau guru
jemaat.
 Mengatur persidangan yang berlaku di setiap
level pelayanan.
Kode Etik Kependetaan
1. Kode etik kependetaan berisi rumusan
rumusan dan ketetapan ketetapan yang tidak
boleh dilanggar para pendeta di satu organisasi
gereja. Ini penting menjaga kekudusan ngereja
atau juga kepercayaan jemaat kepada
pendetanya.
2. Di dalamnya juga akan termaktub penjatuhan
hukuman bagi pelanggar pelanggarnya.
Hukum siasat Gereja:
1. Berisi aturan aturan yang dimiliki gereja dan
tidak boleh dilanggar siapapun mulai dari para
pimpinan hingga pendeta pendeta dan warga
jemaat.
2. Diambil dari sari pati sepuluh hukum Musa
yang di jabarkan dan diperhadapkan dengan
kehidupan sehari hari.
3. Bagi pelanggar pelanggarnya, di dalamnya
juga ada sanksi hukum pembinaan.
Konfessi:
1. Menyangkut pokok kepercayaan dan iman
gereja yang dituangkan untuk membahas
Allah Tritunggal dan ekklesiologi. Didalamnya
dibahas bagaimana menurut gereja tersebut
dimengerti dan dituangkan dalam konfessi
poin demi poin termasuk juga kecenderungan
yang bisa saja dilakukan oleh warga jemaat
yang salah. Itu juga mendapat hukuman
pembinaan.
1. Masa Gereja mula mula pada masa
penganiayaan yang dimulai dari tahun 64-300
terlebih pada masa Diokletianus dan pengganti
penggantinya. Penderitaan tak tertahan.
2. Pada tahun 312 pada masa Constantinus Agus
terjadi perubahan, dan ada kebebasa gereja.
Pada masa itu ada edik Milano
3. Tahun 380 Kaisar Theodosius meresmikan
gereja menjadi gerejanegara.
 Gereja dari mulanya telah mempunyai
peraturan peraturan. Itu berarti, bahwa gereja
dari mulanya telah menyatakan dirinya dalam
suatu “rupa” yang tertentu: Yaitu suatu rupa
yang terorganisir.
 Namun demikian banyak juga orang atau fihak
yang menentangnya: Montanus seorang tokoh
penddiri Montanisme juga mengatakan bahwa
dengan membuat organisasi gereja itu sama
dengan menduniawikan gereja.
 Dalam abad ke-19 yang lalu John Nelson
Derby, dalam renungannya-tiba kepada
pendapat, bahwa gereja yang di organisir
dengan tatagereja-tatagerejanya, merupakan
suatu halangan bagi hidup bersama dari semua
orang Kristen.
 Dalam abad yang sama Rudulph Sohm.
muncul dengan ajaran ”hukum gereja
bertentangan denga hakikat gereja”, dan
karena itu gereja tidak dapat di organisir.
 Emil Brunner, ia mengatakan adanya
perbedaan gereja sebagai persekutuan percaya
dan gereja sebagai persekutuan kultus. Gereja
sebagai persekutuan percaya tidak ada aturan,
sedangakan gereja sebagai persekutuan kultus
mempunya peraturan.
 Kis. 14:23 Paulus dan Barnabas menetabkan
jabatan presbiter-presbiter (presbyteroy), penilik-
penilik jemaat (episkopos).
 I Tim 3:1-7, syarat-syarat menjadi penilik jemaat
 I Tim 3:8-13, syarat-syarat menjadi diaken
 I Tim 5:3-16, peraturan untuk jabatan janda-janda
dalam jemaat (presbiter wanita)
 I Tim 5:17, tentang penatua yang memimpin dan
penatua yang mengajar
 Roma 16:1; Fil 1:1; I Tim 3:8,12, tugas dari diaken.
 Setelah masa rasul rasul berakhir dan gereja
semakin berkembang, muncul juga banyak
tantangan yang mengakibatkan gereja harus
mempertahankan diri dari tantangan
tantangan tersebut. Juga dibutuhkan
pengorganisasian yang kuat dan rapi.
 Pada awalnya hanya episkopos dan
presbiteroslah jabatan yg dimiliki gereja (Kis
20:17;28, Tit 1:5;7)
3 Bentuk kepemimpinan Gereja:
 Episkopal merupakan bentuk pemerintahan
gereja yaang otoritas leadership tertingginya
adalah uskup atau bishop.
 Sementara presbiterial sinodal adalah sistem
pemerintahan gereja yang otoritasnya
dipegang oleh penatua atau dewan penatua
yang disebut dengan prebiterial sinodal.
 Congregational adalah sistem pemerintahan
yang otoritas kepemimpinannya ditentukan
oleh suara warga jemaatnya.

More Related Content

What's hot

Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)SABDA
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zamanslametwiyono
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanKornelis Ruben
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiJohan Setiawan
 
Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah KeuntunganHidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah KeuntunganJohan Setiawan
 
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)Ruddy Karundeng
 
3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.Tujok Laing
 
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan TuhanDewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan TuhanMoses Christianto
 
Panduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanPanduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanJohan Setiawan
 
Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)
Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)
Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)Johan Setiawan
 
Khotbah Natal Gereja victory
Khotbah Natal Gereja victoryKhotbah Natal Gereja victory
Khotbah Natal Gereja victoryHendra Kasenda
 
Materi Pembinaan Homiletika
Materi Pembinaan HomiletikaMateri Pembinaan Homiletika
Materi Pembinaan HomiletikaGerry Atje
 
Pekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpoint
Pekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpointPekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpoint
Pekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpointHury Tinus
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinGiovanni Promesso
 
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDuniaPtt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di DuniaRuangguruKristen
 

What's hot (20)

Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 
Khotbah 14 april 13
Khotbah 14 april 13Khotbah 14 april 13
Khotbah 14 april 13
 
Penyegaran katekis inisiasi
Penyegaran katekis inisiasiPenyegaran katekis inisiasi
Penyegaran katekis inisiasi
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
 
Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah KeuntunganHidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan
 
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
 
3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.
 
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan TuhanDewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
 
Ptt hidup berpengharapan
Ptt hidup berpengharapan Ptt hidup berpengharapan
Ptt hidup berpengharapan
 
Panduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanPanduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing Pemuridan
 
Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)
Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)
Kekuatan dari Kelemahan (2 Kor 12:1-10)
 
Khotbah Natal Gereja victory
Khotbah Natal Gereja victoryKhotbah Natal Gereja victory
Khotbah Natal Gereja victory
 
Materi Pembinaan Homiletika
Materi Pembinaan HomiletikaMateri Pembinaan Homiletika
Materi Pembinaan Homiletika
 
Pekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpoint
Pekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpointPekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpoint
Pekabaran injil-pribadi-.2859184.powerpoint
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
 
Kotbah yang efektif
Kotbah yang efektifKotbah yang efektif
Kotbah yang efektif
 
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDuniaPtt Gereja yang Bersaksi dan Melayani diDunia
Ptt Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia
 

Similar to Mata Kuliah Hukum Gereja.pptx

Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKGiovanni Promesso
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfDethanmalimou
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVabaskalolik
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristenAliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristensubrotobustam
 
Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Anton Saja
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramenAperius T.
 
PPT agama Kristen.pptx
PPT agama Kristen.pptxPPT agama Kristen.pptx
PPT agama Kristen.pptxHanselValent1
 
Panduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus Alkitabiah
Panduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus AlkitabiahPanduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus Alkitabiah
Panduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus Alkitabiahalkitabiah
 
Agama Kristen Katholik
 Agama Kristen Katholik Agama Kristen Katholik
Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Agama Kristen protestan
 Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Agama Kristen protestanpjj_kemenkes
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Dearest Rome
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestanpjj_kemenkes
 
Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gerejaonchy
 
Katekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikKatekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikAa Renovit
 
Makalah dogmatika peran diakonia dalam gereja
Makalah dogmatika peran diakonia dalam gerejaMakalah dogmatika peran diakonia dalam gereja
Makalah dogmatika peran diakonia dalam gerejaYakub Unsula
 

Similar to Mata Kuliah Hukum Gereja.pptx (20)

Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristenAliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristen
 
Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3
 
Agama Islam
 Agama Islam Agama Islam
Agama Islam
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
 
PPT agama Kristen.pptx
PPT agama Kristen.pptxPPT agama Kristen.pptx
PPT agama Kristen.pptx
 
Panduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus Alkitabiah
Panduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus AlkitabiahPanduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus Alkitabiah
Panduan dan Doktrin Ringkas Jemaat Kristus Alkitabiah
 
Agama Kristen Katholik
 Agama Kristen Katholik Agama Kristen Katholik
Agama Kristen Katholik
 
Agama Kristen protestan
 Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Agama Kristen protestan
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestan
 
Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gereja
 
Katekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikKatekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja Katolik
 
Evaluasi vii
Evaluasi viiEvaluasi vii
Evaluasi vii
 
Makalah dogmatika peran diakonia dalam gereja
Makalah dogmatika peran diakonia dalam gerejaMakalah dogmatika peran diakonia dalam gereja
Makalah dogmatika peran diakonia dalam gereja
 

Recently uploaded

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Mata Kuliah Hukum Gereja.pptx

  • 1. Mahasiswa STTSU sem VIII Dosen : Elson Lingga, MTh
  • 2. - G. Voetius, menyebut hukum gereja sebagai ilmu yang suci tentang pemerintahan Gereja yang kehilahatan - H. Bouman, hukum gereja adalah “hukum yang berlaku dan harus berlaku” dalam gereja sebagai “lembaga”. - Th. Haitjema, ia tidak mau berkata-kata tentang hukum gereja, tetapi “orde” atau “peraturan” dalam hidup dan pelayanan Gereja - H. Berkhoft, mengenai hukum gereja lebih menyetujui kata “peraturan” atau “tata gereja” daripada tentang hukum gereja.
  • 3.  Kesimpulannya adalah: Hukum gereja ialah ilmu yang mempelajari dan menguraikan segala peraturan dan penetapan yang digunakan oleh gerja untuk menata atau mengatur hidup dan pelayanannya di dalam dunia.
  • 4.  Sebagai disiplin ilmiah, tugas hukum gereja bukan saja mempelajari peraturan-peraturan dan penetapan penetapan yang berlaku bagi gereja, tetapi perlu ditata atau diatur.  Cara yang digunakan gereja untuk menata atau mengatur hidup dan pelayanannya di dunia, erat hubungannya dengan pandangannya tentang hakkikat dan panggilan gereja.
  • 5.  Petunjuk-petunjuk mengenai bagaimana gereja harus ditata atau atur, sedikit atau banyak dapat diketahui dari pengakuan iman mereka, yakni hukum gereja erat hubungan dengan ekkleseologi lebih dari itu hukum gereja bukan saja erat hubungannya dengan ekklesiologi tetapi ia berakar di dalamnya.
  • 6.  Hukum umumnya dianggap sebagai suatu alat untuk nenata atau mengatur kehidupan bersama. Hukum berusaha mengatur secara damai dan adil hubungan lahiriah antara manusia dan sesamanya.  Dengan demikian dapat dikatakan : Hukum gereja berfungsi mengatur hubungan- hubungan lahiriah dalam gereja sebagai lembaga dan hubungan antara Gereja yang satu dengan Gereja yang lain dan antar Gereja dan Negara.
  • 7.  Tentu aturan dan hukum gereja itu disusun dan dilakukan adalah untuk membuat serta menjaga gereja supaya teratur. Itu diungkapkan Paulus ketika dia menuliskan suratnya kepada jemaat di Korintus. Dia mengatakan, “segala sesuatu di situ harus berlangsung sopan dan teratur“(1 Korintus 14:40).
  • 8. Tata dasar 1. Tata Dasar dan tata rumah tangga selalu dimulai dengan dengan priambul/pembukaan yang menerangkan bagaimana gereja itu bergerak dan melayani di dunia. 2. Tata dasar yang melukiskan gambaran gereja dalam kertas. Dengan membacanya kita mengerti bagaimana skema gereja itu di tata dengan bagus. Di dalamnya akan dibuat apa dan bagaimana gereja itu, termasuk simbol dan denominasinya. Siapa warga gereja dan bagaimana penataan penerimaan warga gereja, apakah dihitung perkeluarga atau perjiwa. Termasuk juga kekayaan gereja.
  • 9. 3. Juga dijelaskan bagaimana doktrin dan perayaan perayaan gereja. 4. Mitra pelayanannya, struktur organisasinya serta cakupan wilayah pelayanannya. 5. Apa sebutan untuk pelayan pelayannya serta 6. Juga kekayaan yang dimiliki dan dikelola dengan profesional oleh masing masing pelayananan di level yang sudah ditentukan, misalnya jemaat, ressort, wilayah, dan pusat.
  • 10. Tata Rumah tangga:  Biasanya mengatur struktur organisasi dan pelayanan.  Pengaturan tata cara pemilihan atau pengangkatan untuk pimpinan pusat, hingga pelayan terendah seperti penatua atau guru jemaat.  Mengatur persidangan yang berlaku di setiap level pelayanan.
  • 11. Kode Etik Kependetaan 1. Kode etik kependetaan berisi rumusan rumusan dan ketetapan ketetapan yang tidak boleh dilanggar para pendeta di satu organisasi gereja. Ini penting menjaga kekudusan ngereja atau juga kepercayaan jemaat kepada pendetanya. 2. Di dalamnya juga akan termaktub penjatuhan hukuman bagi pelanggar pelanggarnya.
  • 12. Hukum siasat Gereja: 1. Berisi aturan aturan yang dimiliki gereja dan tidak boleh dilanggar siapapun mulai dari para pimpinan hingga pendeta pendeta dan warga jemaat. 2. Diambil dari sari pati sepuluh hukum Musa yang di jabarkan dan diperhadapkan dengan kehidupan sehari hari. 3. Bagi pelanggar pelanggarnya, di dalamnya juga ada sanksi hukum pembinaan.
  • 13. Konfessi: 1. Menyangkut pokok kepercayaan dan iman gereja yang dituangkan untuk membahas Allah Tritunggal dan ekklesiologi. Didalamnya dibahas bagaimana menurut gereja tersebut dimengerti dan dituangkan dalam konfessi poin demi poin termasuk juga kecenderungan yang bisa saja dilakukan oleh warga jemaat yang salah. Itu juga mendapat hukuman pembinaan.
  • 14. 1. Masa Gereja mula mula pada masa penganiayaan yang dimulai dari tahun 64-300 terlebih pada masa Diokletianus dan pengganti penggantinya. Penderitaan tak tertahan. 2. Pada tahun 312 pada masa Constantinus Agus terjadi perubahan, dan ada kebebasa gereja. Pada masa itu ada edik Milano 3. Tahun 380 Kaisar Theodosius meresmikan gereja menjadi gerejanegara.
  • 15.  Gereja dari mulanya telah mempunyai peraturan peraturan. Itu berarti, bahwa gereja dari mulanya telah menyatakan dirinya dalam suatu “rupa” yang tertentu: Yaitu suatu rupa yang terorganisir.  Namun demikian banyak juga orang atau fihak yang menentangnya: Montanus seorang tokoh penddiri Montanisme juga mengatakan bahwa dengan membuat organisasi gereja itu sama dengan menduniawikan gereja.
  • 16.  Dalam abad ke-19 yang lalu John Nelson Derby, dalam renungannya-tiba kepada pendapat, bahwa gereja yang di organisir dengan tatagereja-tatagerejanya, merupakan suatu halangan bagi hidup bersama dari semua orang Kristen.  Dalam abad yang sama Rudulph Sohm. muncul dengan ajaran ”hukum gereja bertentangan denga hakikat gereja”, dan karena itu gereja tidak dapat di organisir.
  • 17.  Emil Brunner, ia mengatakan adanya perbedaan gereja sebagai persekutuan percaya dan gereja sebagai persekutuan kultus. Gereja sebagai persekutuan percaya tidak ada aturan, sedangakan gereja sebagai persekutuan kultus mempunya peraturan.
  • 18.  Kis. 14:23 Paulus dan Barnabas menetabkan jabatan presbiter-presbiter (presbyteroy), penilik- penilik jemaat (episkopos).  I Tim 3:1-7, syarat-syarat menjadi penilik jemaat  I Tim 3:8-13, syarat-syarat menjadi diaken  I Tim 5:3-16, peraturan untuk jabatan janda-janda dalam jemaat (presbiter wanita)  I Tim 5:17, tentang penatua yang memimpin dan penatua yang mengajar  Roma 16:1; Fil 1:1; I Tim 3:8,12, tugas dari diaken.
  • 19.  Setelah masa rasul rasul berakhir dan gereja semakin berkembang, muncul juga banyak tantangan yang mengakibatkan gereja harus mempertahankan diri dari tantangan tantangan tersebut. Juga dibutuhkan pengorganisasian yang kuat dan rapi.  Pada awalnya hanya episkopos dan presbiteroslah jabatan yg dimiliki gereja (Kis 20:17;28, Tit 1:5;7)
  • 20. 3 Bentuk kepemimpinan Gereja:  Episkopal merupakan bentuk pemerintahan gereja yaang otoritas leadership tertingginya adalah uskup atau bishop.  Sementara presbiterial sinodal adalah sistem pemerintahan gereja yang otoritasnya dipegang oleh penatua atau dewan penatua yang disebut dengan prebiterial sinodal.  Congregational adalah sistem pemerintahan yang otoritas kepemimpinannya ditentukan oleh suara warga jemaatnya.