SlideShare a Scribd company logo
Rhinosinusitis Kronis
:
Anamnesis
• Identitas
• Nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan, jumlah anak
• Keluhan Utama  Hidung tersumbat?
• Sejak kapan? Apakah lebih dari 12 minggu?
• Disertai keluar air dari hidung?
• Pada satu atau kedua lubang hidung, atau bergantian?
• Terus menerus atau hilang-timbul?
• Sekret berwarna? Berbau? Kental atau encer?
• Dipengaruhi oleh cuaca, suhu, musim?
• Dipengaruhi debu, bulu binatang, serbuk bunga?
• Mata berair atau gatal?
• Apakah disertai dengan demam, rasa lesu?
• Nyeri di daerah wajah terutama sekitar hidung ?
• Rasa gatal di hidung, tenggorokan, langit-langit mulut?
• Nyeri atau sulit menelan?
• Batuk? Bersin?
• Fungsi penciuman berkurang ?
• Disertai nyeri kepala?
• Ada gigi berlubang yang tidak diobati? Sakit gigi?
• Penggunaan semprot hidung atau tetes hidung?
• Riwayat penyakit dahulu :
• Pernah sakit seperti ini sebelumnya?
• Asma?
• Keluar cairan dari telinga sebelumnya?
• Riwayat penyakit keluarga :
• Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa?
• Riwayat pengobatan :
• Sudah berobat sebelumnya?
• Jika sudah, pakai obat apa? Apa ada perbaikan?
• Riwayat alergi? Makanan, obat-obatan, debu, suhu?
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : kesadaran, kesan sakit?
• Status gizi : BB, TB, BMI
• Tanda vital : Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu?
• Status Generalis
• Kepala : bentuk dan ukuran
• Mata : conjunctiva, sklera, refleks
cahaya, Allergic shiner?  Allergic shiner (+)
 Hidung :
 Inspeksi :
 deviasi septum atau deformitas hidung?
 tanda peradangan pada vestibulum nasi?
 Allergic crease?
 Palpasi :
 Nyeri tekan pada daerah sinus paranasal?  (+)
 Deviasi septum nasi?
 Rhinoskopi anterior: oedem konka? mukosa hiperemis? sekret
(Warna, kekentalan)? Apakah terdapat massa? (konsistensi,
permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran)  mukosa livid/pucat,
Sekret (+),
 Tes adrenalin: negatif ( oedem konka tidak berkurang)
• Rhinoskopi posterior:
• Apakah terdapat sekret? post nasal drip?
• Apakah terjadi hipertrofi adenoid/tonsilla pharyngeus?
• Apakah terdapat massa? (konsistensi, permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran)
Telinga:
• Otoskop (MAE, CAE  discharge, serumen, membrana timpani)
Mulut:
• Apakah terdapat tanda infeksi gigi geligi?
• Apakah ada gigi berlubang?
• Apakah ada nyeri ketuk pada gigi?
• Apakah terdapat peradangan pada bibir, mukosa, dasar lidah, dan tonsil?
Faring:
• Peradangan pada mukosa? (hiperemis, granul)
• Abses retrofaring, parafaring, peritonsiler?
Laringoskopi indirek:
• Edema laring?
• Pangkal lidah, tonsilla lingualis, epiglottis, pita suara
Rahang & leher:
• Bengkak, hiperemis, keras dan nyeri pada penekanan?
• Pembesaran KGB? Deviasi trakea? Kelainan kelenjar tiroid?
Thorax:
• Pulmo:
• Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada?
• Palpasi: Nyeri tekan? Pergerakan dada? Taktil fremitus?
• Perkusi: Sonor?
• Auskultasi : VBS? Stridor? Ronkhi? Wheezing? Vocal fremitus?
• Cor:
• Inspeksi & palpasi: Ictus cordis?
• Perkusi: Batas jantung?
• Auskultasi: BJ S1, S2, murmur?
Abdomen
• Inspeksi: Permukaan datar?
• Palpasi: Soepel? Nyeri tekan?
• Perkusi: Timpani?
• Auskultasi: Bising usus?
Ekstremitas
• Akral hangat? Sianosis? CRT? Oedem?
Pemeriksaan Penunjang
• Transluminasi
• Laboratorium: Hematologi rutin (LED meningkat? leukositosis?)
• CT-scan sinus paranasal atau Foto Polos posisi Waters
• CBC
• total IgE
• skin prick test
• Apusan mukosa hidung
Diagnosis
• Diagnosis kerja :
• Rhinosinusitis kronis
• Diagnosis banding :
• Rhinosinusitis kronis
• Rinitis alergi
• Rhinitis medikamentosa
• Keganasan sinus
Penatalaksanaan
Non farmakoterapi
• Irigasi hidung (NaCl 0,9%)
• Bila terapi konservatif tidak berhasil  dianjurkan tindakan operatif
Farmakoterapi
• Antibiotik (Amoksisilin/klavulanat 500 2x1)
• Mukolitik (Ambroxol 30mg 3x1)
• Kortikosteroid topical
• Dekongestan sistemik (Pseudoephedrine HCL 2x120 mg)
Vasokonstriksi  mengaktifkan reseptor alfa-adrenergic mukosa
pernapasan.
• Edukasi :
• Mengenai penyakitnya  penyakit ini disebabkan terjadinya
respon radang pada hidung karena berbagai faktor
• Penyakit ini dapat berulang maka diperlukan tindakan pencegahan
• Penjelasan mengenai cara terapi yang akan diberikan
• Jika gejala memburuk atau gejala tidak berkurang pasien harus
kontrol ke dokter kembali.
Rhinosinusitis
Pembahasan
Definisi
• Rinosinusitis adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus
paranasalis yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, atau iritasi.
• Rinosinusitis kronis adalah rhinosinusitis yang berlangsung lebih dari
3 bulan.
• Sinusitis didefinisikan sebagai infamasi mukosa sinus paranasal dan
umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehinga disebut
Rhinosinusitis.
Etiologi
• Infeksi hidung  secara langsung maupun melalui limfatik submukosa.
Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi bakteri.
• Berenang dan menyelam  Air yang terinfeksi masuk ke sinus melalui
ostium. Gas klorin berkadar tinggi memicu inflamasi oleh zat kimia.
• Trauma  Fraktur atau luka tusuk pada sinus paranasalis dapat
menjadi infeksi pada mukosa.
• Infeksi gigi  Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi
molar atau premolar.
• Diskinesia silia
• Rinosinusitis akut yang tidak diobati dengan sempurna
• Alergi
• Polip hidung
• Kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka
• Hipertrofi adenoid pada anak
Klasifikasi
• The Rhinosinusitis Task Force (RSTF):
• Akut : 4 minggu
• Subakut : > 4-12 minggu
• Kronik : > 12 minggu
• Akut rekuren : ≥ 4 episode per tahun, setiap episode ≥ 7-10 hari
resolusi komplit di antara episode
• Kronik eksaserbasi akut : perburukan gejala tiba-tiba dari kronik
dengan kekambuhan berulang setelah pengobatan
• Rhinosinusitis kronis
a. Rhinosinusitis kronis dengan polip  ditandai dengan mukosa polipoid dengan
edema, infiltrasi eosinofil
b. Rhinosinusitis kronis tanpa polip  bentuk RS kronik yang tidak disertai oleh
tanda-tanda tersebut di atas, namun ditandai oleh hiperplasia kelenjar
seromukosa submukosa yang jelas.
Diagnosis
• Gejala lebih dari 12 minggu
• Episode akut ≥4 kali/ tahun
• Reversibilitas mukosa
• Diagnosis ditegakan bila
• >2 gejala mayor
• 1 gejala mayor dan 2 gejala minor
• Jika hanya ditemukan 1 gejala mayor dengan >2 gejala minor
dinyatakan sugestif.
Kriteria
Kriteria Mayor:
• Nyeri pada wajah
• Hidung tersumbat
• Penurunan/hilangnya penghidu
• Demam
• Sekret nasal yang purulent
• Drainase hidung yang berubah warna
dari saluran hidung
• Purulent Post Nasal Drip
• Batuk
Kriteria Minor:
• Edem periorbital
• Sakit kepala
• Nyeri di wajah
• Sakit gigi
• Nyeri telinga
• Sakit tenggorok
• Nafas berbau
• Bersin-bersin bertambah sering
• Demam
• Rhinosinusitis kronis memerlukan kriteria di atas selama >12 minggu.
Selain itu, salah satu tanda peradangan berikut harus ada:
• Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung
• Polip hidung, atau pembengkakan polipoid
• Edema atau eritema meatus tengah atau bula ethmoid pada
endoskopi hidung
• Eritema, edema, atau jaringan granulasi umum atau lokal (Jika
meatus tengah atau bula ethmoid tidak terlibat, pencitraan
radiologis diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis.)
• Pemindaian computed tomography (CT) menunjukkan penebalan
mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang, atau kadar
cairan udara
• Radiografi sinus polos menunjukkan kadar cairan udara atau
kekeruhan lebih dari 5 mm pada satu atau lebih sinus
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi dan palpasi luar hidung dan sinus: bengkak, nyeri
• Rinoskopi anterior: konka edema, mukosa hiperemis, terdapat pus purulent
• Rinoskopi posterior: post nasal drip, infeksi gigi
Pemeriksaan penunjang
• Transluminasi
• LED meningkat
• Radiologis:
• CT-scan untuk melihat kelainan anatomis, nasoendoskopi, sinuskopi
• Foto polos posisi waters
Diagnosis banding
• Rinitis viral
• Neoplasma Sinus
• Polip hidung
• Nyeri Temporomandibular Joint (TMJ).
• Nyeri trigeminal
• Migrain
Penatalaksanaan
• Tujuan terapi rinosinusitis kronis  untuk mengurangi edema mukosa,
memperbaiki drainase sinus, dan menghilangkan infeksi yang mungkin ada.
• Antibiotik berdasarkan kultur dan tes sensitivitas antibiotik
• Kortikosteroid
• Irigasi nasal
• Mukolitik
Pembedahan
• Pembedahan dilakukan bila ada kelainan mukosa dan sumbatan
• Dilakukan dengan panduan CT scan atau endoskopik
• Pasien dengan kelainan anatomi atau polip sinonasal lebih respon
terhadap terapi pembedahan
• Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) adalah tindakan pembedahan pada
rongga hidung dan atau sekitarnya dengan bantuan endoskop fiber optic 
Keberhasilan sangat bergantung pada perawatan pasca operasi (Perbaikan gejala
setelah terapi FESS adalah lebih dari 90%).
• Antrostomi adalah tindakan pembedahan membuat lubang ke sinus maksilaris
dengan menembus dinding medialnya pada meatus inferior untuk mengeluarkan
pus dan memperbaiki drainase  Indikasi operasi adalah sinusitis maksilaris
sebagai upaya memfasilitasi pengeluaran pus dan atau memperbaiki drainase.
• Antrostomi Caldwell-Luc  tindakan pembedahan membuka dinding
depan sinus maksilaris, mengeluarkan pus maupun jaringan patologis.
• Indikasi operasi:
• Tumor jinak
• Empiema kronis yang resisten dengan pengobatan
konservatif
• Fraktur komplikata maksila
• Eksplorasi
komplikasi
• Disebut komplikasi bila infeksi sudah menembus dinding sinus ke organ sekitar,
meliputi:
• Lokal : mukokel, kista retensi mukus, osteomielitis (tulang frontal dan maksila)
 Osteomieitis dan abses subperiosteal  paling sering timbul akibat sinusitis
frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Osteomielitis sinus maksila
dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi
• Orbital, Intrakranial
• Descending infection: otitis media akut atau kronik, faringitis dan tonsillitis,
laryngitis persisten dan trakeobronkitis
• Fokal infeksi.
Prognosis
• Masalah lebih rumit jika penyebabnya adalah struktur anatomi yang perlu
dikoreksi, maka prognosis menjadi lebih baik.
• >90%  perbaikan dengan intervensi bedah.
• Penyakit ini sering kambuh  tindakan preventif adalah hal yang sangat penting.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
homeworkping7
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
Zarah Dzulhijjah
 
Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
Semiani Satsuki
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
peternugraha
 
Kista Bartholini
Kista BartholiniKista Bartholini
Kista Bartholini
Winda Permatasari
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
Teo Wijaya
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
Fransiska Oktafiani
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
fikri asyura
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Dayu Agung Dewi Sawitri
 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
Dhian Khikmah
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Syscha Lumempouw
 
Omsk
OmskOmsk
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Kharima SD
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
CoassTHT
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Woro Nugroho
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
Phil Adit R
 

What's hot (20)

206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Kista Bartholini
Kista BartholiniKista Bartholini
Kista Bartholini
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Omsk
OmskOmsk
Omsk
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 

Similar to Rhinosinusitis kronis

CBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronisCBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronis
Clarissa Rizky
 
Cbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis KronisCbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis Kronis
CoassTHT
 
THT - Hidung.pptx
THT - Hidung.pptxTHT - Hidung.pptx
THT - Hidung.pptx
GhiyatsAlfino2
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotor
CoassTHT
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
vinavina25
 
EPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptxEPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptx
indra382328
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
LettaCoffee
 
Rinosinusitis
RinosinusitisRinosinusitis
Rinosinusitis
josuasrg siregar
 
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia LuvinaCbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
vinavina25
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
RandiDoank2
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
Clarissa Rizky
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
vinavina25
 
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
gerasimoos
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
vinavina25
 
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
irbahkhoirunisa2
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
gerasimoos
 
CBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis PosteriorCBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis Posterior
CoassTHT
 
dokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptx
dokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptxdokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptx
dokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptx
Dafid Prawito
 
Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Tias Ios Tias
 
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soalUjian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
ceritasyaffaluthfi
 

Similar to Rhinosinusitis kronis (20)

CBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronisCBD rhinosinusitis kronis
CBD rhinosinusitis kronis
 
Cbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis KronisCbd Rhinosinusitis Kronis
Cbd Rhinosinusitis Kronis
 
THT - Hidung.pptx
THT - Hidung.pptxTHT - Hidung.pptx
THT - Hidung.pptx
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotor
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
EPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptxEPISTAKSIS.pptx
EPISTAKSIS.pptx
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
 
Rinosinusitis
RinosinusitisRinosinusitis
Rinosinusitis
 
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia LuvinaCbd ludwig angina - Petrisia Luvina
Cbd ludwig angina - Petrisia Luvina
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
 
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia LuvinaCss rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
Css rhinosinusitis jamur - Petrisia Luvina
 
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
Powerpoint CSS Rhinosinusitis Jamur (Gerasimos Hasiholan)
 
Css rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamurCss rhinosinusitis jamur
Css rhinosinusitis jamur
 
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
 
CBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis PosteriorCBD Epistaksis Posterior
CBD Epistaksis Posterior
 
dokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptx
dokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptxdokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptx
dokumen.tips_sinusitis-kronis-5597982febd21.pptx
 
Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.
 
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soalUjian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal
 

Recently uploaded

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 

Recently uploaded (20)

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 

Rhinosinusitis kronis

  • 2. Anamnesis • Identitas • Nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan, jumlah anak • Keluhan Utama  Hidung tersumbat? • Sejak kapan? Apakah lebih dari 12 minggu? • Disertai keluar air dari hidung? • Pada satu atau kedua lubang hidung, atau bergantian? • Terus menerus atau hilang-timbul? • Sekret berwarna? Berbau? Kental atau encer? • Dipengaruhi oleh cuaca, suhu, musim? • Dipengaruhi debu, bulu binatang, serbuk bunga? • Mata berair atau gatal?
  • 3. • Apakah disertai dengan demam, rasa lesu? • Nyeri di daerah wajah terutama sekitar hidung ? • Rasa gatal di hidung, tenggorokan, langit-langit mulut? • Nyeri atau sulit menelan? • Batuk? Bersin? • Fungsi penciuman berkurang ? • Disertai nyeri kepala? • Ada gigi berlubang yang tidak diobati? Sakit gigi? • Penggunaan semprot hidung atau tetes hidung?
  • 4. • Riwayat penyakit dahulu : • Pernah sakit seperti ini sebelumnya? • Asma? • Keluar cairan dari telinga sebelumnya? • Riwayat penyakit keluarga : • Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa? • Riwayat pengobatan : • Sudah berobat sebelumnya? • Jika sudah, pakai obat apa? Apa ada perbaikan? • Riwayat alergi? Makanan, obat-obatan, debu, suhu?
  • 5. Pemeriksaan Fisik • Keadaan umum : kesadaran, kesan sakit? • Status gizi : BB, TB, BMI • Tanda vital : Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu? • Status Generalis • Kepala : bentuk dan ukuran • Mata : conjunctiva, sklera, refleks cahaya, Allergic shiner?  Allergic shiner (+)
  • 6.  Hidung :  Inspeksi :  deviasi septum atau deformitas hidung?  tanda peradangan pada vestibulum nasi?  Allergic crease?  Palpasi :  Nyeri tekan pada daerah sinus paranasal?  (+)  Deviasi septum nasi?  Rhinoskopi anterior: oedem konka? mukosa hiperemis? sekret (Warna, kekentalan)? Apakah terdapat massa? (konsistensi, permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran)  mukosa livid/pucat, Sekret (+),  Tes adrenalin: negatif ( oedem konka tidak berkurang)
  • 7. • Rhinoskopi posterior: • Apakah terdapat sekret? post nasal drip? • Apakah terjadi hipertrofi adenoid/tonsilla pharyngeus? • Apakah terdapat massa? (konsistensi, permukaan, mobilitas, nyeri tekan, ukuran) Telinga: • Otoskop (MAE, CAE  discharge, serumen, membrana timpani) Mulut: • Apakah terdapat tanda infeksi gigi geligi? • Apakah ada gigi berlubang? • Apakah ada nyeri ketuk pada gigi? • Apakah terdapat peradangan pada bibir, mukosa, dasar lidah, dan tonsil?
  • 8. Faring: • Peradangan pada mukosa? (hiperemis, granul) • Abses retrofaring, parafaring, peritonsiler? Laringoskopi indirek: • Edema laring? • Pangkal lidah, tonsilla lingualis, epiglottis, pita suara Rahang & leher: • Bengkak, hiperemis, keras dan nyeri pada penekanan? • Pembesaran KGB? Deviasi trakea? Kelainan kelenjar tiroid?
  • 9. Thorax: • Pulmo: • Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada? • Palpasi: Nyeri tekan? Pergerakan dada? Taktil fremitus? • Perkusi: Sonor? • Auskultasi : VBS? Stridor? Ronkhi? Wheezing? Vocal fremitus? • Cor: • Inspeksi & palpasi: Ictus cordis? • Perkusi: Batas jantung? • Auskultasi: BJ S1, S2, murmur?
  • 10. Abdomen • Inspeksi: Permukaan datar? • Palpasi: Soepel? Nyeri tekan? • Perkusi: Timpani? • Auskultasi: Bising usus? Ekstremitas • Akral hangat? Sianosis? CRT? Oedem?
  • 11. Pemeriksaan Penunjang • Transluminasi • Laboratorium: Hematologi rutin (LED meningkat? leukositosis?) • CT-scan sinus paranasal atau Foto Polos posisi Waters • CBC • total IgE • skin prick test • Apusan mukosa hidung
  • 12. Diagnosis • Diagnosis kerja : • Rhinosinusitis kronis • Diagnosis banding : • Rhinosinusitis kronis • Rinitis alergi • Rhinitis medikamentosa • Keganasan sinus
  • 13. Penatalaksanaan Non farmakoterapi • Irigasi hidung (NaCl 0,9%) • Bila terapi konservatif tidak berhasil  dianjurkan tindakan operatif Farmakoterapi • Antibiotik (Amoksisilin/klavulanat 500 2x1) • Mukolitik (Ambroxol 30mg 3x1) • Kortikosteroid topical • Dekongestan sistemik (Pseudoephedrine HCL 2x120 mg) Vasokonstriksi  mengaktifkan reseptor alfa-adrenergic mukosa pernapasan.
  • 14. • Edukasi : • Mengenai penyakitnya  penyakit ini disebabkan terjadinya respon radang pada hidung karena berbagai faktor • Penyakit ini dapat berulang maka diperlukan tindakan pencegahan • Penjelasan mengenai cara terapi yang akan diberikan • Jika gejala memburuk atau gejala tidak berkurang pasien harus kontrol ke dokter kembali.
  • 16. Definisi • Rinosinusitis adalah inflamasi pada mukosa hidung dan sinus paranasalis yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, atau iritasi. • Rinosinusitis kronis adalah rhinosinusitis yang berlangsung lebih dari 3 bulan. • Sinusitis didefinisikan sebagai infamasi mukosa sinus paranasal dan umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehinga disebut Rhinosinusitis.
  • 17. Etiologi • Infeksi hidung  secara langsung maupun melalui limfatik submukosa. Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi bakteri. • Berenang dan menyelam  Air yang terinfeksi masuk ke sinus melalui ostium. Gas klorin berkadar tinggi memicu inflamasi oleh zat kimia. • Trauma  Fraktur atau luka tusuk pada sinus paranasalis dapat menjadi infeksi pada mukosa. • Infeksi gigi  Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi molar atau premolar.
  • 18. • Diskinesia silia • Rinosinusitis akut yang tidak diobati dengan sempurna • Alergi • Polip hidung • Kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertrofi konka • Hipertrofi adenoid pada anak
  • 19. Klasifikasi • The Rhinosinusitis Task Force (RSTF): • Akut : 4 minggu • Subakut : > 4-12 minggu • Kronik : > 12 minggu • Akut rekuren : ≥ 4 episode per tahun, setiap episode ≥ 7-10 hari resolusi komplit di antara episode • Kronik eksaserbasi akut : perburukan gejala tiba-tiba dari kronik dengan kekambuhan berulang setelah pengobatan
  • 20. • Rhinosinusitis kronis a. Rhinosinusitis kronis dengan polip  ditandai dengan mukosa polipoid dengan edema, infiltrasi eosinofil b. Rhinosinusitis kronis tanpa polip  bentuk RS kronik yang tidak disertai oleh tanda-tanda tersebut di atas, namun ditandai oleh hiperplasia kelenjar seromukosa submukosa yang jelas.
  • 21. Diagnosis • Gejala lebih dari 12 minggu • Episode akut ≥4 kali/ tahun • Reversibilitas mukosa • Diagnosis ditegakan bila • >2 gejala mayor • 1 gejala mayor dan 2 gejala minor • Jika hanya ditemukan 1 gejala mayor dengan >2 gejala minor dinyatakan sugestif.
  • 22. Kriteria Kriteria Mayor: • Nyeri pada wajah • Hidung tersumbat • Penurunan/hilangnya penghidu • Demam • Sekret nasal yang purulent • Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung • Purulent Post Nasal Drip • Batuk Kriteria Minor: • Edem periorbital • Sakit kepala • Nyeri di wajah • Sakit gigi • Nyeri telinga • Sakit tenggorok • Nafas berbau • Bersin-bersin bertambah sering • Demam
  • 23. • Rhinosinusitis kronis memerlukan kriteria di atas selama >12 minggu. Selain itu, salah satu tanda peradangan berikut harus ada: • Drainase hidung yang berubah warna dari saluran hidung • Polip hidung, atau pembengkakan polipoid • Edema atau eritema meatus tengah atau bula ethmoid pada endoskopi hidung • Eritema, edema, atau jaringan granulasi umum atau lokal (Jika meatus tengah atau bula ethmoid tidak terlibat, pencitraan radiologis diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis.)
  • 24. • Pemindaian computed tomography (CT) menunjukkan penebalan mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan tulang, atau kadar cairan udara • Radiografi sinus polos menunjukkan kadar cairan udara atau kekeruhan lebih dari 5 mm pada satu atau lebih sinus
  • 25. Pemeriksaan fisik • Inspeksi dan palpasi luar hidung dan sinus: bengkak, nyeri • Rinoskopi anterior: konka edema, mukosa hiperemis, terdapat pus purulent • Rinoskopi posterior: post nasal drip, infeksi gigi Pemeriksaan penunjang • Transluminasi • LED meningkat • Radiologis: • CT-scan untuk melihat kelainan anatomis, nasoendoskopi, sinuskopi • Foto polos posisi waters
  • 26. Diagnosis banding • Rinitis viral • Neoplasma Sinus • Polip hidung • Nyeri Temporomandibular Joint (TMJ). • Nyeri trigeminal • Migrain
  • 27. Penatalaksanaan • Tujuan terapi rinosinusitis kronis  untuk mengurangi edema mukosa, memperbaiki drainase sinus, dan menghilangkan infeksi yang mungkin ada. • Antibiotik berdasarkan kultur dan tes sensitivitas antibiotik • Kortikosteroid • Irigasi nasal • Mukolitik
  • 28. Pembedahan • Pembedahan dilakukan bila ada kelainan mukosa dan sumbatan • Dilakukan dengan panduan CT scan atau endoskopik • Pasien dengan kelainan anatomi atau polip sinonasal lebih respon terhadap terapi pembedahan
  • 29. • Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) adalah tindakan pembedahan pada rongga hidung dan atau sekitarnya dengan bantuan endoskop fiber optic  Keberhasilan sangat bergantung pada perawatan pasca operasi (Perbaikan gejala setelah terapi FESS adalah lebih dari 90%). • Antrostomi adalah tindakan pembedahan membuat lubang ke sinus maksilaris dengan menembus dinding medialnya pada meatus inferior untuk mengeluarkan pus dan memperbaiki drainase  Indikasi operasi adalah sinusitis maksilaris sebagai upaya memfasilitasi pengeluaran pus dan atau memperbaiki drainase.
  • 30. • Antrostomi Caldwell-Luc  tindakan pembedahan membuka dinding depan sinus maksilaris, mengeluarkan pus maupun jaringan patologis. • Indikasi operasi: • Tumor jinak • Empiema kronis yang resisten dengan pengobatan konservatif • Fraktur komplikata maksila • Eksplorasi
  • 31. komplikasi • Disebut komplikasi bila infeksi sudah menembus dinding sinus ke organ sekitar, meliputi: • Lokal : mukokel, kista retensi mukus, osteomielitis (tulang frontal dan maksila)  Osteomieitis dan abses subperiosteal  paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi • Orbital, Intrakranial • Descending infection: otitis media akut atau kronik, faringitis dan tonsillitis, laryngitis persisten dan trakeobronkitis • Fokal infeksi.
  • 32. Prognosis • Masalah lebih rumit jika penyebabnya adalah struktur anatomi yang perlu dikoreksi, maka prognosis menjadi lebih baik. • >90%  perbaikan dengan intervensi bedah. • Penyakit ini sering kambuh  tindakan preventif adalah hal yang sangat penting.

Editor's Notes

  1. Infeksi hidung  Mukosa sinus adalah lanjutan dari mukosa hidung, sehingga infeksi dari hidung dapat menjalar secara langsung maupun melalui limfatik submukosa. Penyebab terbanyak adalah rhinitis viral, diikuti invasi bakteri. Berenang dan menyelam  Air yang terinfeksi dapat masuk ke sinus melalui ostium. Gas klorin berkadar tinggi dalam kolam renang juga dapat memicu inflamasi oleh zat kimia. Trauma  Fraktur atau luka tusuk pada sinus frontal, maksila dan etmoid dapat menjadi infeksi pada mukosa. Sama seperti barotraumas yang diikuti oleh infeksi. Infeksi gigi  Penyebab utama sinsusitis maksilaris. Infeksi dari gigi molar atau premolar.