SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
ANALISIS BUKU FILSAFAT ILMU
Tugas Akhir Semester I
MATA KULIAH: PENGANTAR FILSAFAT
Dosen :
Prof. Dr. Dr. dr Theodorus Immanuel Setiawan
Oleh :
Afaf Alhawariyah
NIM : 1715135938
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
NON REGULER 2012
Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan nikmatNya
sehingga kita masih dapat terus untuk menuntut ilmu hingga sekarang, dan
analisis buku Filsafat Ilmu ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Analisis buku Filsafat Ilmu ini adalah tugas akhir semester yang diberikan
oleh Dr. Dr. dr. Theodorus Immanuel Setiawan selaku Dosen Pengantar Filsafat
Bimbingan Konseling. Banyak manfaat yang saya rasakan dalam mengerjakan
tugas ini salah satunya adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam
membaca buku dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai filsafat itu
sendiri. Terimakasih kepada Beliau yang telah memberikan tugas ini. Terimakasih
juga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian resume buku
ini terutama kepada teman-teman BK yang telah bekerja sama meminjamkan
bukunya untuk bahan pembanding resume ini.
Saya menyadari analisis buku ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun saya harapkan untuk perbaikan di waktu berikutnya.
Jakarta, 25 Desember 2012
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………………
Identitas Buku ………………………………………………………………..
Pendahuluan........................................................................................................
PEMBAHASAN
BAB I Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
A. Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat ………………………
B. Pengertian Filsafat Ilmu …………………………………
C. Tujuan Filsafat Ilmu ………………………………………
BAB II Sejarah Perkembangan Ilmu
A. Landasan Ilmu pada Zaman Yunani …………………….
B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam ………………………
C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans dan Modern…………..
D. Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer …………………..
BAB III Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
A. Definisi dan Jenis Pengetahuan …………………………
B. Hakikat dan Sumber Pengetahuan ………………………
C. Ukuran Kebenaran ………………………………………
D. Klasifikasi dan Hierarki Ilmu ……………………………
BAB IV Dasar- Dasar Ilmu
A. Ontologi ………………………………………………...
B. Epistemologi …………………………………………..
C. Aksiologi …………………………………………….
BAB V Sarana Ilmiah
A. Bahasa ……………………………………………….
B. Matematika …………………………………………..
C. Statistik ………………………………………………..
D. Logika …………………………………………………
BAB VI Tantangan dan Masa Depan Ilmu
A. Kemajuan Ilmu dan Krisis Keuangan ………………
B. Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia …………..
Riwayat Hidup.......................................................................................
Penutup ………………………………………………………………..
Daftar Pustaka …………………………………………………………
PENDAHULUAN
Buku Filsafat Ilmu adalah buku yang berisi kajian tentang pengetahuan
yang disusun secara sistematis dan sistemik dalam membangun ilmu pengetahuan.
Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M. A. adalah pengarang dari buku yang memiliki enam
bab ini, enam Bab tersebut terdiri atas:
1. BAB I RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
2. BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
3. BAB III PENGETAHUANBDAN UKURAN KEBENARAN
4. BAB IV DASAR-DASAR ILMU
5. BAB V SARANA ILMIAH
6. BAB VI TANTANGAN DAN MASA DEPAN ILMU
RIWAYAT HIDUP
Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M. A. dilahirarkan pada tanggal 19 Desember
1960, di Padang Panjang, Sumatra Barat. Tugas utamanya adalah dosen tetapdi
Fakultas Usuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, ia
juga mengajar di beberapa perguruan tinggi: Universitas Islam Empat Lima
(UNISMA). Al-Akidah dan perguruan tinggi thawalib jakarta.
Riwayat pendidikan mantan aktvis mahasiswa ini dimulai dari Sekolah
Dasar (tamat 1972); melanjutkan Thawalib Padang Panjang (1975); kemudian
melanjutkan ke Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur. Sebelum kuliah, dia
menjadi tenaga da‟I di Sumber Agung, Kinali Sumatra Barat selama dua tahun
(1980-1982). Dia lalu melanjutkan ke Fakultas Usuluddin IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (sekarang berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta), hingga meraih Sarjana Muda (tahun1985), Sarjana Lengkap (1987),
Magister Agama (1993), dan terakhir meraih gelar Doktor tahun 1998, sedangkan
pangkat Guru Besar diraihnya pada tahun 2005.
Sekarang ia dipercaya menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang
Administrasi Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sebelumnya ia
menjabat sebagai Dekan Fakultas Usuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah
jakarta untuk periode 2002-2006. Sebelum menjadi Dekan, ia menjabat sebagai
Asisten Direktur Pascasarjana UIN syarif hidayatullah jakarta (2000-2002).
Kegiatan informal lain yang diembannya adalah Ketua I Ikatan Alumni UIN
Jakarta dan pernah menjadi Sekretaris Umum Yayasan Syahid UIN Jakarta.
Karya-karya yang sudah diterbitkan adalah: metode tauhid: upaya
menjelaskan alam metafisika (editor) jakarta, pustaka beta, 1989; “epistemologi
aliran mu‟tazilah dan asy‟ariyah”, dalam ilmu kalam, Jakarta, Antara, 1995;
filsafat ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004; “Tarekat dan Tasawuf, ed.
Bandung, Pustaka Husna, 2004; “tarekat Qadariyah” dalam tarekat-tarekaat
Mu‟tabarah, jakarta: Prenada, 2004; Pergulatan Pemikiran dalam Filsafat Islam:
Perbandingan antara al-Gazali dan Ibn Rusyd; Jakarta: Pustaka Husna, 2005;
“Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat
Madani”, dalam Masyarakat Madani, Bina Cipta Insani, 2000.
IDENTITAS BUKU
Judul Buku
FILSAFAT ILMU
Pengarang
Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M.A
Edisi Revisi
Tebal 266 halaman
Penerbit
Raja Grafindo Persada
JAKARTA
Tahun Penerbitan
2012
PEMBAHASAN
BAB I
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
A. Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat
Pada dasarnya ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material
dan objek formal. Objek material adalah sesuatuu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material
tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Objek material filsafat
adalah segala yang ada. Segala yang mencangkup ada yang tampak dan tidak
tampak. Yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan yang tidak tampak
adalah alam metafisika. Objek material filsafat dibagi atas 3 bagian, yaitu
yang ada di dalam alam empiris, yang ada di dalam alam pikiran, dan yang
ada di dalam alam kemungkinan. Adapun objek formal filsafat adalah sudut
pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.
Will Durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan mariner yang
merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini
adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang
menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmu
berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing, sehingga ilmulah
secara praktis membelah gunung dan merambah hutan. Setelah itu, filsafat
kembali ke laut lepas untuk berspekulasi dan melakukan eksplorasi lebih jauh.
(Jujun S. Suriasumantri dalam Filsafat Ilmu).
Filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi
sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami
spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencangkup keseluruhan,
tetaoi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hokum, dan
filsafat ilmu adalah perkembangan dari perkembangan filsafat yang sudah
menjadi sektoral dan terkotak pada bidang tertentu. Filsafat ilmu yang sedang
dibahas ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tuntutan tersebut karena
filsafat tidak dapat hanya berada pada laut lepas, tetapi diharuskan juga dapat
membimbing ilmu.
Tugas filsafat diantaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri
agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai kepentingan. Dalam konteks
inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan
didalami.
B. Pengertian Filsafat Ilmu
1. Filsafat
Filsafat dalam bahasa Inggris yaitu philosophy, dalam bahasa Yunani
adalah philosophia, yang terdiri dari 2 kata, yaitu : philos (cinta) atau
philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara
entimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of
wisdom). Orangnya disebut filosif yang dalam bahasa Arab disebut
failasuf.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan
filosof adalah :
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik
serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta
nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan
yang diajukan oleh barbagai bidang pengetahuan.
Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu melihat apa yang
dikatakan dan untuk mrngatakan apa yang dilihat. Plato mengatakan
bahwa objek filsafat adalah penemuan kenyataan atau kebenaran absolute
lewat dialektika. Sementara Aristoteles (tokoh utama filosof klasik)
mengatakan bahwa filsafat menyelidiki sebab dan asas segala terdalam
dari wujud. Karena itu ia menamakan filsafat dengan “teologi”.
Immanuel Kant mengatakan bahwa filsafat itu ilmu dasar segala
pengetahuan yang mencangkup di dalam empat persoalan, yaitu :
1. Apakah yang dapat kita ketahui?
2. Apakah yang boleh kita kerjakan?
3. Sampai dimanakah pengharapan kita?
4. Apakah yang dinamakan manusia?
2. Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab : „alima, ya‟lamu, ;ilman, yang
berarti mengerti, memahami, benar-benar. Dalam bahasa Inggris
disebut science, dari bahasa latin disebut scientia (pengetahuan), scire
(mengetahui). Jadi pengertian ilmu yang ad pada kamus Bahasa
Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
pengetahuan itu.
Adapun cirri ilmu menurut terminology yaitu :
1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang bersifat koheren,
empiris, sistematis, dapat diykur dan dibuktikan.
2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan
kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu
menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang
sama dan berkaitan secara objek.
3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan
masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat
memuat didalam dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-
teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
4. Di pihak lain yang sering berkaitan dengan konsep ilmu adalah
ide bahwa metode-metoode yang berhasil dan hasil-hasil yang
terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencarian
ilmu.
5. Cirri hakiki lainnya dari ilmu adalah metodologi, sabab kaitan
logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan
tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide-
ide yang terpisah.
6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya.
Teori skolatik mengenai ilmu membuat pembeda antara objek
material dan objek formal.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli diantaranya :
1. Mohammad hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hokum kausal dalam suatu golongan masalah
yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari
luar, maupun menurut bangunan-bangunannya dari dalam.
2. Ashley Montagu, Guru Basar Anthropologi di Gutgers University
menyimpulakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam
satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
3. Afanasyef, seorang penikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran.
Dari keterangan para ahli tentang ilmu diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai
cirri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal,
objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif.
C. Tujuan Filsafat Ilmu
1. Mendalami unsure-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh kita
dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan keamajuan ilmu
di berbagai bidang sehingga kita mendapat gambaran tentang proses
ilmu kotemporer secara historis.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami
studi di perguruan, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah
dan non ilmiah.
4. Mendorong para calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam
mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu
dan agama tidak ada pertentangan
BAB II
Sejarah Perkembangan Ilmu
A. Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam
sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola
piker manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola piker mitosentris
adalah pola piker masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenoomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa
bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang
menggoyangkan kepalanya. Namun ketika filsafat diperkenalkan,
fenomena alam tersebut tidak dianggap lagi sebagai aktifitas dewa, tetapi
aktifitas alam yang terjadi secara kausalitas.
Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam
menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek
penelitian dan pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang
dari rahim filsafat, yang pada akhirnya kita nikati dalam bentuk teknologi.
Karena itu periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin
untuk memasuki peradaban baru umat manusia.
Sekitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM, di Yunani,
Sophia diberi arti kebijaksanaan, Sophia juga berarti kecakapan. Kata
philosofis mula-mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos
(540-500 SM). Sementara orang yamg menyatakan bahwa kata tersebut
mula-mula dipakai oleh Phytagoras (580-500 SM). Namun pendapat yang
lebih tepat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Heraklitoslah yang
pertama menggunakan istilah tersebut. Menurutnya, philosopos harus
mempunyai pengetahuan luas sebagai pengejawatan dari pada
kecintaannya akan kebenaran dan mulai benar-benar jelas digunakan pada
masa kaum sofis dan Socrates yang member arti philosophein sebagai
penguasaan secara sistematis terhadap pengetahuan teoretis. Philosipia
adalah hasil dari perbuatan yang disebut Philosophein itu, sedangkan
philosophos adalah orang yang melakukan philosophein.
Orang Yunani pada awalnya sngat percaya dengan dongeng dan
takhayul, tetapi lama kelamaan terutama setelah mereka mampu
membedakan yang riil dengan yang ilusi mereka mampu keluar dari
lingkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Inilah
titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus
mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas
dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui tentang ala mini. Lalu
timbul pertanyaan dalam pikirannya daromana datangnya ala mini,
bagaimana kejadiannya, bagaimana kemajuannya dan kemana tujuannya.
Pertanyaan inilah yang selalu menjadi pertanyaan filosof Yunani.
Filosof alam yang pertama yang mengkaji tentang asal usul alam
adalah Thales (624-546 SM). Ia digelari bapak filsafat karena dialah orang
yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan “apa sebenarnya asal
usul alam semesta ini?” pertanyaan ini sangat mendasar terlepasa apapun
jawabannya.
Setelah Thales munculah Anaximandros (610-540 SM), ia
mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak
terbattas, dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju bahwa unsure utama
alam adalah salah satu unsure-unsur yang ada seperti tanah,dll. Berbeda
lagi, Heraklitos (540-480 SM) melihat alam semesta ini selalu dalam
keadaan berubah, dia berkesimpulan tidak ada satupun yang benar-benar
ada.
Selain itu masih banyak lagi filsuf Yunani yang terkenal, seperti
Parmenides (515-440 SM), ia menegaskan bahwa yang ada itu pastilah
ada, merupakan suatu kebenaran. Berikutnya adalah Phytagoras (580-500
SM), ia menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada satupun yang terlepas
dari bilangan, semuanya dapat diukur.
Pada masa-masa itulah filsafat mengalami kemajuan karena
banyaknya orang-orang yang berfilsuf dan mengemukakan banyak teori
yang berdasar, tepatnya pada ujung zaman Helenisme, yaitu pada ujung
sebelum masehi menjelang Neo Platonisme, filsafat benar-benar
mengalami kemunduran.
B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam
Dalam perjalanan ilmu dan jiga filsafat di dunia Islam pada
dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi, dalam arti mendekatkan dan
mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali ekstren,
antara pandangan filsafat Yunani, seperti filsafat Aritoteles dan Plato,
dengan pandangan keagamaan dalam islam yang seringkali menimbulkan
benturan-benturan.
Selanjutnya ketika berbicara tentang proses penyampaian ilmu dan
filsafat Yunani ke dunia Islam, kita harus melihat sisi lain yang juga
menunjang keberhasilan Islam dalam menemukan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan. Sisi lain itu adalah aktivitas penerjemahan dan
penafsiran buku-buku Yunani di negeri-negeri Arab dimulai jauh dari
sebelum lahirnya agama Islam atau penaklukan Timur Dekat oleh bangsa
Arab pada tahun 641 M. jauh sebelum umat Islam dapat menaklukan
daerah-daerah di Timur Dekat, pada saat itu Suriah merupakan tempat
bertemunya dua kekuasaan dunia, Romawi dan Persia. Atas dasar itu
disebut-sebut memainkan peran pebting dalam menyebarkan kebudayaan
Yunani ke Timur dan Barat. Di kalangan umat Kristen Suriah, terutama
kaum Nestorian, ilmu pengetahuan Yunani dipelajari dan disebarluaskan
melalui sekolah-sekolah mereka. Walaupun tujuan utama sekolah-sekolah
tersebut menyebaeluaskan pengetahuan injil, namun pengetahuan ilmiah
seperti kedokteran, banyak diminati oleh para pelajar. Sayangnya pihak
gereja memandang ilmu kedokteran itu sebagai ilmu sekuler dan dengan
demikian posisinya lebih rendah dibandingakan dengan ilmu pengobatan
spiritual yang merupakan hak istimewa para pendeta.
Pada masa kejayaan umat Islam, khususnya pada masa
pemerintahan dinasti Umayyah dan dinasti Abassiyah, ilmu berkembang
sangat maju dan pesat. Kemajuan ini membawa islam pada masa
keemasannya, dimana pada saat yang sama wilayah-wilayah yang jauh
dari kekuasaan islam masih berada pada masa kegelapan peradaban (dark
age).
Dalam sejarah Islam kita mengenal nama-nam seperti Mansur, al
Maimun, dan Harun Al Rasyid, yang memberikan perhatian teramat besar
bagi perkembangan ilmu di dunia islam. Pada masa pemerintahan al
Mansur proses penerjemahan karya-karya filosof Yunani ke dalam bahasa
Arab berjalan dengan pesat. Pada masa Harun Al Rasyid proses
penerjemahan itu juga masih berlangsung, diterjemahkan pula karya-karya
dalam bidang Astronomi seperti Sidhatta, sebuah risalah India yang
diterjemahkan oleh Muhammad Ibn Ibrahim al Fazari. Perkembangn
berikutnya terjasi pada masa A l Ma‟mun (813-833 M), ia telah berjasa
besar dalam mengembangkan ilmu di dunia Islam dengan membangun
Bait al Hikmah, yang terdiri dari sebuah perpustakaan, sebuah
observatium, dan sebuah departemen penerjemahan. Orang terpenting
dalam Al Hikmah adalah Hunain, dia berjasa dalam menerjemahkan buku-
buku Plato, Aristoteles, Galenus, Appolonius, dan Archimedes. Selain
tokoh diatas kita juga mengenal Al Kindi, seorang ilmuan yang lebih
sering disebut saintis ketimbang filosofis, yang berminat besar dalam
bidang matematika dan fisika.
Sederetan nama diatas hanyalah sebagian kecil saja dari para
saintis dan juga filosof muslim yang memberi sumbangan tak ternilai
harganya bagi kemajuan ilmu. Selain mereka juga masih banyak terdapat
tokoh-tokoh lainnya.
C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans dan Modern
1. Masa Renaisans
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan
dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman
yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap
keesaan dan supermasi gereja Khatolik Roma, bersamaan dengan
berkembangnya Humanisme. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan
kesanian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa,
Leonardo da Vinci. Penemuan percetakan kira-kira pada tahun 1440
masehi dan ditemukannya benua baru oleh Columbus memberikan
dorongan yang lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu.
Pada zaman ini manusia Barat mulai berfikir secara baru, dan
secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja
yang selama ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan
kebenaran filsafat dan ilmu. Tokohnya antara lain adalah Nicholas
Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626). Copernicus
adalah seorang tokoh gereja ortodoks, ia menemukan bahwa matahari
berada di pusat jagat raya, dan bumi mamiliki dua macam gerak, teori ini
disebut Heliosentris, dimana matahari adalah pusat jagat raya, buakan
bumi yang sebagaimana dikemukakan oleh Ptolomeus yang diperkuat
Gereja (teori Geosentris).
Teori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam
semesta, terutam bidang astronomi. Bacon adalah seorang pemikir yanh
seolah-olah loncat dari masanya dengan melihat perintis filsafat ilmu.
Ungakapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is Power
(Pengetahuan adalah Kekuasaan), ada 3 contoh yang membuktikan
pernyataan ini :
1. Mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern
2. Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan
3. Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu
Keppler juga mengembangkan Astrologi untuk memperoleh uang guna
memelihara perkembangan astronomi. Keppler menemukan 3 hukum
astronomi, yaitu :
1. Orbit dari semua planet berbentuk elips
2. Dalam waktu yang sama garis perhitungan antara planet dan
matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
3. Bila jarak antara kedua planet A dan B ke matahari adalah X dan
Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P
dan Q, maka P+ : Q+ = X+ : Y+
Ketiga hukum Keppler ini ditemukan setelah dilakukan
perhitungan selama 10 tahun tanpa logaritma, karena pada waktu itu
memang belum dikenal logaritma. Ketiga hokum ini masih
dipergunakan sampai sekarang, meskipun terjadi perbaikan disana-sini.
Setelah Keppler munculah Galileo (1546-1642) dengan penemuan
lintas peluru, penemuan hokum pergerakan, dan penemuan tata bulan
planet Jupiter. Lalu ditemukannya logaritma oleh Napier (1550-1617).
Pada masa Desarque (1593-1662) ditemukan projective geometri. Di
samping itu juga terdapat teori aljabar oleh Fermat. Dan Fermat
bersama Pascal menyusun dasar-dasar perhitungan statistic.
2. Masa Modern
Setelah Galileo, Fermat, Pascal, dan Keppler berhasil
mengembangkan penemuan mereka dalam ilmu, maka pengetahuan
yang terpencar-pencar itu jatuh ke tangan 2 sarjana, yang dalamilmu
modern memegang peran sangat penting. Mereka adalah Isac Newton
(1643-1727) dan Leibniz (1646-1716). Di tangan dua orang sarjana
inilah sejarah ilmu modern dimulai.
Lahirnya Teori Gravitasi, perhitungan Calculus dan Optika
merupakan karya besar Newton. Kemudian pada masa setelah Newton,
perkembangan ilmu selanjutnya adalah ilmu kimia. Jika pada masa
Newton, ilmu yang berkembang adalah matematika, fisika, dan
astronomi. Pada periode selanjutnya ilmu kimia menjadi
perkembangan ilmu yang sangat menarik.
Joseph Black (1782-1799) dikenal sebagai pelopor pemeriksaan
kualitatif, ia menemukan gas CO2. Ia melakukan pemanasan terhadap
kapur. Sarjana lain yaitu Joseph Prestley (1733-1804) menemukan
Sembilan macam hawa No dan oksigen yang antara lain dapat
dihasilkan oleh tanaman. Oksigen ini dapat menyegarkan hawa yang
tidak dapat lagi menunjang pembakaran. Antonine Laurent Lavoiser
(1743-1794) jadilah sarjana yang meletakan dasar ilmu ilmiah
sebagaimana yang kita kenal sekarang.
Disamping perkembangan ilmu kimia, zaman yang sama
ditemukan bermacam-macam mesin tanpa ada dasar ilmunya,
melainkan atas dasar percobaan, misalnya mesin uap yang kemudian
menjadi kereta api, percobaan-percobaan listrik dan lain-lainnya.
Semua penemuan itu melandasi Revolusi Industri (terutama di
Inggris), tetapi kemudian meluas k eke seluruh benua Eropa.
Percobaan selanjutnya dilakukan oleh J.L. Proust (1754-1826)
mengenai atom. Demikian pula dengan John Dalton (1766-1844) yang
mendapatkan ilham untuk menentukan kesatuan untuk mencari
keterangan tentang perbandingan yang selalu tetap. Sejak Dalton, teori
tentang atom terus dapat dipergunakan dalam lapangan ilmu kimia,
juga oleh Fredrich Wohler (1800-1828) untuk menentukan sintesis
urea pada tahun 1828. Pada sekitar tahun 1985, Henry Becquerel
(1852-1908) bersama Curie dan J.J. Thompson menemukan radium,
logam yang dapat berubah menjadi logam lain, sedangkan Thompson
menemukan electron. Dengan penemuan ini, mulailah ilmu baru dalam
kerangka fisika-kimia, yaitu fisika nuklir, yang pada zaman sekarang
dapat mengubah macam-macam atom.
Secara singkat dapat ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu-ilmu yang
lahir pada saat itu. Perkembangan ilmu pada abad ke 18 telah
melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan statistika.
Di abad ke 19 lahir semisal pharmakologi, geofisika, gheomorphologi,
palaentologi, arkeologi dan sosiologi. Sementara pada abad ke 20
emengenal ilmu tentang informasi, logika matematika, mekanika
kwantum, fisika nuklir, kimia nuklir, radiobiology, psikologi, dll.
D. Kemajuan Ilmu Zaman Kotemporer
Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa
dilepaskan dari peran ilmu. Bahkan perobahan pola hidup manusia dari
waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah
perkembangan ilmu. Tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam
konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan dan ilmu.
Kemajuan ilmu dan tekhnologi dari masa ke masa dalah ibarat
mata rantai yang tidak terputus satu sama lain. Hal-hal baru yang
ditemukan pada suatu masa menjadi unsure penting bagi penemuan-
penemuan lainnya pada masa berikutnya. Demikianlah semuanya saling
terkait. Oleh karena itu melihat perkembangan ilmu zaman kotemporer,
tidak lain adalah megamati pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut
dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya. Kondisi inilah yang kemudian
mengalami percepatan atau bahkan radikalisasi yang tidak jarang berada di
luar dugaan manusia itu sendiri.
Yang dimaksud zaman kotemporer dalam konteks ini adalah era
tahun-tahun terakhir yang kita jalani sampai saat ini. Hal yang
membedakan pengamatan tentang ilmu di zaman modern dengan zaman
kotemporer adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu
yang dimulai sekitar abad ke-15, sementara zaman kotemporer adalah
memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang
terjadi hingga saat ini.
Beberapa contoh perkembangan ilmu kotemporer :
1. Santri, priyayi, dan abangan : tiga lingkungan yang berbeda yaitu
pedesaan, pasar dan kantor pemerintahan, yang dibarengi dengan latar
belakang sejarah kebudayaan yang berbeda (yang berkaitan dengan
masuknya agama serta peradaban Hindu dan Islam di Jawa) telah
mewujudkan adanya Abangan (yang menekankan pentingnya
animistic), Santri (yang menekankan aspek-aspek Islam), dan Priyayi
(yang menekankan aspek-aspek Hindu).
2. Teknologi rekayasa genetic (cloning)
3. Teknologi informasi
4. Teori partikel elementer
BAB III
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
A. Definisi dan Jenis Pengetahuan
Secara entimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa
Inggris yaitu knowledge. Dalam ensiklopedia filsafat dijelaskan bahwa
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sedangkan secara
terminology menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang
diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah
semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahua merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
1. Jenis Pengetahuan
a. Pengetahuan biasa : pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good
sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima
secara baik. Semua orang menyebutnya merah karena itu memang
merah, orang menyebutnya panasena itu memang panas, dsb.
b. Pengetahuan ilmu ; ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam
pengertian yang sempit diartikan untuk menunjukan ilmu
pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
c. Pengetahuan filsafat : pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kotemplatif dan spekulatif.
d. Pengetahuan agama : pengetahuan yang hanya diperoleh dari tuhan
lewat para utusanNya. Pengetahuan agama bersifat mutlah dan
wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
2. Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan merupakan hasil tau manusia terhadap sesuatu, atau
segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan
melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan
senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa
lampau, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan
dirinya pada dan mengubah lingkungannya sertanmengubah sifat-
sifatnya sendiri. (Paul Freedman dalam The Liang Gie).
A. Hakikat dan Sumber Pengetahuan
1. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dassrnya adalah keadaan mental. Megetahui
sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata
lain menyusun gambaran tentang fakta yang da di luat akal.
Persoalannya adalah apakah gambaran itu sesuai dengan fakta atau
tidak?, apakah gambaran itu benar atau tidak?, atau apakah gambaran
itu dekat pada kebenaran atau malah jauh dengan kebenaran?.
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu :
a. Realisme : pandangan realistis terhadap alam
b. Idealisme : untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar
sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.
2. Sumber Pengetahuan
Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari
mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuannitu di
dapat. Dari situ timbul pertanyaan bagaimana caranya kita memperoleh
pengetahuan atau dari mana sumber pengetahuan kita?, pengetahuan
yang ada pada kiat diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang
merupakan sumber pegetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa
pendapat tentang sumber pengetahuan, antara lain :
a. Empirisme : menusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya.
b. Rasionalisme : manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
menagkap objek.
c. Intuisi : hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan
ini mirip dengan insting. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
diramalkan.
d. Wahyu : Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah
kepada manusia lewat perantara para Nabi.
B. Ukuran Kebenaran
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan suatu
pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi seseorang belum
tentu benar bagi orang lain. Karena itu kegiatan berpikir adalah usaha
untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu atau criteria kebenaran.
Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama criteria kebenarannya karena
sifat dan watak pengetahuan itu berbeda.
Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah
untuk mencapai kebenaran, namun masalahnya tidak sampai di situ saja.
Problem kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan berkembangnya
epistimonolgi. Telaah epistimologi terhadap kebenaran membawa
seseorang kepada sesuatu kesimpulan bahwa perlu debedakan adanya 3
jenis kebenaran, yaitu kebenaran epistimonologis, kebenaran ontologism,
dan kebenaran sistematis. Kebenaran epistimonologis adalah kebenaran
yang berhubungan dengan pengetahuan manusia. Kebenaran dalam arti
ontologism adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada
hakikat segala sesuatu yang ada atau diadakan. Kebenaran dalam arti
sistematis adalah kebenaran yana ada dan melekat dalam tutur kata dan
bahasa.
C. Klasifikasi dan Hierarki Ilmu
Secara umum ada 3 basis yang sangat mendasar dalam menyusun secara
hierarki ilmu-ilmu metodologis, ontologism, dan etis. Hampis ke tiga criteria
ini dipakai dan diterima oleh para ilmuan Islam yang sudah membuat
klasifikasi ilmu-ilmu.
Al Farabi membuat klasifikasi ilmu secara filosofis ke dalam wilayah,
seperti ilmu-ilmu matematis, ilmu alam, metafisika, ilmu politik, dan terakhir
yurisprudensi dan teologi dialektis. Sedangkan Al Ghazali secara filosofis
membagi ilmu ke dalam ilmu syariiyyah dan ilmu aqliyyah. Dr. Muhammad
Al Bahi membagi ilmu dari sumbernya yang terbagi menjadi 2 : olmu yang
bersumber dari tuhan dan ilmuu yang bersumber dari manusia.
Sejak abad ke 19 dunia Islam telah merasakan perbenturan dengan Barat.
Sebagaimana yang telah di singgung oleh Fazlur Rahman, bahwa hegemono
Barat dengan membawa nilai-nilai sekularnya pun menembus pada sendi-
sendi,struktur-struktur, ilmu-ilmu islam, seperti di tingkat teoritis berupa
gejala rasionalis buta yang tidak mengindahkan nuansa-nuansa religious, dan
akhirnya menghambat ke tingkat praksisi berupa westternisasi. Oleh karena itu
format ideal struktur imu-ilmu keislaman seharusnya di susun ulang secara
konfeherensif, dengan merumuskan pengakuan secara sadar, atau menuju
kepada kesadaran ilahiyah terhadap sumber ilmu yang bersifat esa. Yang
diwahyukan dalam Al Qur‟an dan Sunnah Nabi-nya.
BAB IV
Dasar-Dasar Ilmu
A. Ontologi
Kata ontology berasal dari perkataan Yunani, on=being dan
logos=logic. Jadi ontology adalah teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan. Ontology itu mencari ultimate reality untuk menceritakan
diantara contoh pemikiran ontology adalah pemikiran. Tjales, yang
berpendapat bahwa airllah yang menjadi ultimate substance yang
mengeluarkan semua benda, jadi semua benda hanya satu saja yaitu air.
Neong Muhadjir dalam bukunya filsafat ilmu mengatakan bahwa
ontology membahas tentang yang ada, yang tidak terkait oleh suatu
perwujudan tertentu. Ontology membahas tentang yang universal,
menampilkan pemikiran semesta universal. Ontology berusaha mencari
inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau dalam rumusan Lorens
Bagus menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua
bentuknya. Sedangkan menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Pengantar
Ilmu dalam Perspektif mengatakan, ontology membahas apa yang ingin
kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain
suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Ontology adalah ilmu tentang yang ada.
2. Ontology ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani maupun
rohani.
Di dalam pemahaman ontology dapat dikemukakan pandangan-pandangan
pokok tentang pemikiran, yaitu :
1. Monoisme : Paha mini menganggap bahwa hakikat yang asal dari
seluruh kenyataan ini adalah satu saja.
a. Materialisme : aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal
yaitu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering disebut juga
naturalism.
b. Idealisme : aliran ini dinamakan juga spiritualisme. Idealism berarti
serba cita, sedang spiritualisme berarti serba ruh.
2. Dualisme :Bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal
sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan ruh,
jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh bukan muncul
dari benda. Kedua hakikat ini masing-masing berdiri sendiri.
Tokohnya adalah Descartes (1596-1650) yang dianggap sebagai bapak
filsafat modern.
3. Pluralisme : Bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
Pluralism bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap
macam bentuk itu semuanya nyata. Tokohnya adalah William James
(1842-1910).
4. Nihilisme : Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti tidak ada.
Sebuah doktrin yang tidak megakui validitas alternative yang positif.
Istilah nihilism diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev (1862).
5. Agnostisisme : Paha mini mengingkari kesanggupan manusia untuk
mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat
rohani. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang
mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya
kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.
B. Epistimologi
Epistimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang
berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-
pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan
lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan,
diantaranya adalah :
1. Metode Induktif : suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-
pernyataan hasil observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan
yang lebih umum.
2. Metode Deduktif : suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data
empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut.
3. Metode Positivisme : Metode ini berpangkal dari apa yang telah
diketahui, yang factual, yang positif.
4. Metode Kotemplatif : Adanya keterbatasan indera dan akal manusia
untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilaknpun
akan berbeda-beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal
yang disebut dengan intuisi.
5. Metode Dialektis : Metode Tanya jawab untuk mencapai kejernihan
filsafat. Plato menyebutnya sebagai diskusi logika.
C. Aksiologi
Beberapa definisi tentang aksiologi diantaranya :
1. Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti nilai, dan
logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalh teori tentang nilai.
2. Arti aksiologi yang berasal dari buku Jujun S. Suriasumantri Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi adalah teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
3. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama moral
conduct (tindakan moral), bidang ini melahirkan disiplin khusus yaiti
etika. Ke dua esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini
melahirkan keindahan. Ketiga sosio political life, yaitu kehidupan
social politik, yang akan melahirkan filsafat sosiopolitik.
BAB V
Sarana Ilmiah
A. Bahasa
Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam
hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia
jarang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang
biasa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh-
pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari
ciptaan lainnya.
Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia. Tanpa bahasa
tiada komunikasi. Tanpa komunikasi apakah manusia dapat bersosialisasi
dan apakah manusia layak disebut sebagai makhluk sosial?. Sebagai
sarana komunikasi maka hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi
tidak terlepas dari bahasa, seperti berfikir sistematis dalam menggapai
ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lain tanpa mempunyai kemampuan
bahasa seseorang tidak mampu berpikir secara sistematis dan teratur.
Unsur-unsur yang terdapat dalam bahasa :
1. Simbol-simbol : sesuatu yang menyatakan sesuatu yang lain
2. Simbol-simbol vocal : bunyi-bunyi yang urutan bunyi-bunyinya
dihasilkan dari kerja sama berbagai organ atau alat tubuh dengan
system pernafasan.
3. Simbol-simbol vocal abtiter : tidak perlu adanya hubungan yang valid
secara filosofi antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya.
4. Suatu system yang berstruktur dari symbol-simbol yang abtiter.
5. Yang digunakan oleh para anggota suatu kelompok social sebagai alat
bergaul satu sama lain.
1. Fungsi Bahasa
1. Fungsi Instrumental : Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal
yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya.
2. Fungsi regulatoris : Penggunaan bahasa untk memerintah dan
perbaikan tingkah laku.
3. Fungsi Interaksional : Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan
perasaan pemikiran antara seseorang dengan orang lain.
4. Fungsi Personal : Seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan
perasaan dan pemikiran.
5. Fungsi Heuristik : Penggunaan bahasa untuk mengunagkap tabir
fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya.
6. Fungsi Imajinatif : Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery
seseorang dan tidak sesuai dengan realita.
7. Fungsi Representasional : Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
pemikiran dan wawasan serta menyampaikan pada orang lain.
2. Bahasa Sebagai Sarana Ilmiah
Untuk dapat berpikir ilmiah, seseorang selayaknya menguasai
criteria maupun langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah. Dengan
menguasai hal tersebut tujauan yang akan digapai akan terwujud.
Disamping menguasai langkah-langkah tentunya kegiatan ini dibantu oleh
sarana berupa bahasa, logika matematika, dan statistika.
Berbicara masalah sarana ilmiah, ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam
penggertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmiah, seperti menggunakan pola berfikir induktif
dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan. Ke dua, tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah
secara baik.
Dengan demikian, jika hal tersebut dikaitkan dengan berfikir
ilmiah, sarana ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan
untuk mengembangkan materi pengetahuan berdasarkan metode ilmiah.
Sarana berfikir ini juga mempunyai metode tersendiri yang berbeda
dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuan. Ini disebabkan
sarana ini adalah alat bantu proses metode ilmiah dan bukan merupakan
ilmu itu sendiri.
B. Matematika
Berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu saja
tidak lepas dari usaha para ilmuan dalam mengembangkannya, maka
dalam hal ini akan dibahas tentang matematika sebagai salah satu sarana
kegiatan ilmiah. Pembahasannya meliputi sarana berpikir ilmiah,
matematika sebagai bahasa, matematika sebagai sarana berfikir deduktif,
dan matematika untuk ilmu alam dan ilmu social.
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan
sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya
penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir
ini merupakan suatu hal yang bersifat imperative bagi seorang ilmuan.
Tanpa menguasai hal ini, maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat
dilakukan.
C. Statistik
Secara etimologi, kata “statistic” barasal dari kata status (bahasa
latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris),
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Negara. Pada
mulanya, kata “statistic” diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan
(data), baik yang berwujud angka (data kualitatif) maupun yang tidak
berwujud angka (data kuantitatif), yang mempunyai arti penting dan
kegunaan yang besat bagi suatu Negara”. Namun pada perkembangan
selanjutnya, arti kata statistic hanya dibatasi pada kumpulan bahan
keterangan yang berwujud angka.
Dalam kamus ilmiah popular, kata statistic berarti table, grafik,
daftar informasi, angka-angka, informasi. Sedangkan kata statiska berarti
ilmu pengumpulan, analisis, klasifikasi data, angkai sebagai dasar untuk
induksi. Jadi statistika merupakan sekumpulan metode untuk mebuat
keputusan yang bijaksana dalam keadaan yang tidak menentu.
Peran statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan sangat
penting. Langkah-langkah yang lazim dipergunakan dalam kegiatan
keilmuan yang dapat dirinci sebagai berikut :
1. Observasi
2. Hipotesis
3. Ramalan
4. Pengujian Kebenaran
D. Logika
Logika adalah sarana untuk berfikir sistematis, valid dan dapat
dipertnaggung jawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berfikir sesuai
dengan aturan-aturan berfikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar
daripada satu.
Tidak hanya de facto, menurut kenyataannya kita sering berfikir secara de
jure. Berpikir tidak dapat dijalankan semau-maunya. Realitas begitu banyak
jenis dan macamnya, maka berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang
sesuai. Pikiran di ikat oleh hakikat dan struktur tertentu, kendati hingga kini
belum seluruhnya terungkap. Pikiran kita tunduk kepada hukum-hukum
tertentu.
Memang sebagai perlengakapan ontologisme, pikiran kita dapat bekerja
secara spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik, lebih-
lebih dalam hal yang biasa, sederhana, dan jelas. Namun, tidak demikianlah
halnya apabila menghadapi bahan yang sulit, berliku-liku dan apabila harus
mengadakan pemikiran yang panjang dan silit sebelum mencapai kesimpulan.
Dalam situasi seperti ini dibutuhkan adanya yang formal, pengertian yang
dasar akan hokum-hukum pikiran beserta mekanismenya secara eksplisit.
Maksudnya hokum-hukumpikiran beserta mekanisme dapat digunakan secara
sdar dalam mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang itu.
Aturan cara berpikir yang benar :
1. Mencintai kebenaran
2. Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda kerjakan
3. Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda katakana
4. Buatlah pembedaan dan pembagian yang semestinya
5. Cintailah devinisi yang tepat
6. Ketahuilah dengan sadar mengapa anda menyimpulkan begini dan begitu
7. Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan usaha dan tenaga, serta sangguplah
mengenali jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian juga megenali
sebab-sebab kesalahan pemikiran.
BAB VI
Tantangan dan Masa Depan Ilmu
A. Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan
Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujua untuk
mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah
menimbulkan keresahan dan kekuatan baru bagi kehidupan manusia.
Ibarat cerita Raja Midas yang menginginkan setiap yang disentuhnya
menjadi emas, ternyata ketika keinginannya dikabulkan, dia tidak semakin
senang, tetapi semakin gelisah bahkan gila. Sebab, tidak saja rumah dan isi
rumah yang menjadi emas, tetapi istri dan anak yang disentuh pun menjadi
emas. Sehingga sang raja akhirnya meratapi nasib yang kesepian tanpa ada
makhluk hidup yan mendampinginya.
Begitu juga kemajuan ilmu dan tekhnologi, yang semula untuk
memudahkan urusan manusia, ketika urusan itu semakin mudah, maka
muncul kesepian dan keterasingan baru, yakni lunturnya rasa solidaritas,
kebersamaan dan silaturahmi. Contohnya penemuan televisi, computer,
dan handpone telah mengakibatkan kita terlena dengan dunia layar. Layar
kemudian menjadi teman setia, bahkan kita lebih memperhatikan layar
disbanding istri dan anak sekalipun. Bayangkan, hamper setiap bangun
tidur kita menekan tombol televisi untuk melihat layar, pergi ke kantor
menekan tombol handphone melihat layar untk ber sms ria atau main
game, sampai dikantor tersedia layar computer atau layar. Begitu juga
ketika pulang dari kantor sampai di rumah layar televise yang dilihat
terlebih dahulu bukan anak dan istri. Akibatnya, hubungan antar anggota
keluarga renggang dan satu sama lain asik dengan layarnya masing-
masing. Ini baru dalam rumah tangga sendiri, apalagi dengan tetangga
mungkin bertemu tetangga hanya ketika bendera kuning (tanda kematian)
berdiri di depan rumah tetangga. Ketika itu, kita baru sadar ada anggota
tetangga yang wafat. Dengan sedikit basa basi kita membesuk sebentar
sebelum pergi ke kantor.
Teknologi yang telah melanda kehidupan kita sekarang juga ibarat
orang yang betah tinggal disamping kandang ayam, saking asiknya dia
tidak sadar bahwa teknologi layar membuat dia terpinggirkan dari sebuah
kebutuhan mendasar. Dai hanya berimajinasi sesuai dengan apa yang
ditayangkan televise, apalagi yang menonton itu anak-anak yang belum
mampu membedakan antara yang nyata dan visual. Tuntutan melarang
penayangan acara smack down disalah satu stasiun televise adalah siatu
contoh betapa besarnya akibat acara tersebut bagu kepribadian anak. Anak
sekolah dasar dan menengah yang meniru apa yang mereka tonton dan
tidak segan-segan berbuat sadis sehingga berakibat fatal bagi fisik dan
bahkan ada yang meninggal.
Umat manusia sekarang amat tergantung dan dimanjakan oleh
teknologi, ketergantungan yang terus-menerus menjadikan dia terlena dari
eksistensi dirinya yang bebas dan kreatif. Dia kemudian tidak sadar
dipenjara oleh teknologi itu sendiri, sehingga tidak kreatif dan reflektif
lagi. Contoh, teknologi layar membuat manusia tergantung pada layar,
bahkan kalau handphone rusak atau computer rusak, maka dia sangat repot
karena semua urusan ada disana, mulai dari agenda harian sampai proposal
mega proyek.
Setelah ditemukan kemajuan teknologi yang begitu hebat tanpa
disadari teknologi itupun pemenjarakan manusia. Artinya penjara manusia
tidak berkurang dengan kemajuan teknologi, tetapi semakin bertambah.
Pada konteks inilah manusia perlu disadarkan dari penjara yang bernama
teknologi. Dia harus sadar bahwa teknologi bukan tujuan, tetapi sekedar
sarana untuk memudahkan urusan, oleh karena itu dalan beberapa
kesempatan kita perlu membebaskan anak-anak dalam pengaruh layar agar
mereka tidak tergantung dan terpenjara oleh layar.
Jika kita tidak mau kehilangan exsistensi kemanusiaan dan
terhindar dari krisis kemanusiaan, maka kita harus berjuang untuk
membebaskan diri dari lingkungan teknologi kembali pada exsistensi awal,
yaitu manusia yang kreatif dan dinamis. Penyadaran terhadap bahaya yang
begitu besar bagi kemanusiaan perlu terus dikumandangkan, terutama
kepada penguasa yang memiliki otoritas dalam mengambil kebijakan.
Etika global perlu dirumuskan bersama karena krisis akibat teknologi tidak
hanya berdampak untuk Negara tertentu, tetapi mencangkup semua
Negara. Pemanasan global akibat asap buangan dari pabrik dan kendaraan
mengakibatkan es di kutub utara mencair sehingga akibatnya daratan
semakin menyempit. Tempat tinggal manusia semakin menyempit,
padahal jumlah penduduk semakin meningkat. Pada konteks ini, akan
muncul berbagai persoalan dan krisi kemanusiaan itu sendiri.
B. Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia
Agama dan ilmu dalam beeberapa hal berbeda, namun pada sisi
tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan
menjaga tradisi yang sudah mapan (ritual), cenderung ekslusif, dan
subjektif. Sementara ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat
dengan etika, progresif, bersifat inklusif, dan objektif. Kendati agama dan
ilmu berbeda, keduanya memiliki persamaannya, yakni bertujuan
memberri ketenangan dan kemudahan bagi manusia.
Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji
kehidupan setelah mati, sedangkan ilmu member ketenangan dan sekaligus
kemudahan bagi kehidupan di dunia. Agama mendorong umatnya untuk
menuntut ilmu, hamper semua kitab suci menganjurkan umatnya untuk
mencari ilmu sebanyak mungkin. Agama dan ilmu sama-sama
memberikan penjelasan ketika terjadi bencana alam, seperti abnjir dan
gempa bumi. Gempa bumi dalam konteks agama adalah cobaan tuhan dan
sekaligus rancangannya tentang alam secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manusia harus bersabar atas cobaan tersebut dan mencari hikmah yang
terkandung di balik setiap bencana. Adapun menurut ilmu, gempa bumi
terjadi akibat pergeseran lempengan bumi atau tersumbatnya lava gunung
berapi. Oleh karena itu, pare ilmuan harus mencari ilmu dan teknologi
untuk mendeteksi kapan gempa akan terjadi dan bahkan kalau perlu
mencari cara mengatasinya.
Karakteristik agama dan ilmu tidak selalu harus dilihat dalam
konteks yang berseberangan, tetapi juga perlu dipikirkan bagaimana
keduanya bersinergi dalam membantu kehidupan manusia yang lebih
layak. Contohnya ilmu dan teknologi mampu mengantarkan manusia
hidup dalam tataran yang global, yang juga sering disebut dengan era
informasi, tetapi kehidupan yang global itu pula yang menyengsarakan
sebagian besar penduduk di kulit bumi ini. Akibat dari kemajuan teknologi
informasi, masyarakat miskin di daerah tertentu semakin transparan,
sebaliknya orang super kaya juga terlihat dengan kasat mata. Tidak hanya
persoalan miskin dan kaya yang kasat mata, tetapi persoalan politik sampai
hiburan dan bahkan aktifitas nyamuk di hutan belantara sungai Amazon di
Amerika Latin pun dapat ditonton.
Teknologi ternyata disadari atau tidak menciptakan sesuatu yang
tidak di prediksi sebelumnya. Ilmu dan teknologi mengalami degradasi
nilai dan akhirnya dapat memenjara ilmu dan teknologi itu dalam satu
kerangkeng tertentu. Contohnya, televisi adalah bentuk dari kerangkeng
teknologi informasi karena ketika informasi masuk dalam kotak yang
bernama televisi, maka pada waktu itu teknologi informasi menjadi budak
bagi kepentingan kotak tersebut.
Jelas bahwa di satu sisi teknologi menjadi penjara bagi manusia,
namun pada sisi lain teknologi itu pun dipenjara oleh kepentingan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, A., (2012). Filsafat Ilmu. Jakarta: RajaGrafindo persada.
Bertens, K., (1999). Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
Dagun. S.M., (1990). Filsafat eksistensialisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadiwijono, H., (1980). Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisius.
Semiawan, C.R dan Listyasari, W. D., (ed.). (2010). Spirit Inovasi dalam Filsafat
ilmu. Jakarta: Indeks

More Related Content

What's hot

Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Listia wati
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
Manfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafatManfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafatLindaRanyRayya
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuAdy Setiawan
 
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Rakhmi Vegi Arizka
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratKodogg Kritingg
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalFAJAR MENTARI
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusianuzulLaa
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatSusi Yanti
 

What's hot (20)

Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Manfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafatManfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafat
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
Struktur Ilmu
Struktur IlmuStruktur Ilmu
Struktur Ilmu
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Makalah kritisisme
Makalah kritisismeMakalah kritisisme
Makalah kritisisme
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Resume kuliah tamu
Resume kuliah tamuResume kuliah tamu
Resume kuliah tamu
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Akhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
 
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
 

Viewers also liked

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatghilmannafadza
 
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat PendidikanFp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat PendidikanMuhammad Hafizh Annur
 
Filsafat ilmu dan metode riset
Filsafat ilmu dan metode risetFilsafat ilmu dan metode riset
Filsafat ilmu dan metode risetSyafrizal Helmi
 
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)solehanlovesallah
 
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkAde Mufti Kholil
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilMakalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilHidayat Amin
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 
Pengantar Fiqih Siyasah
Pengantar Fiqih SiyasahPengantar Fiqih Siyasah
Pengantar Fiqih Siyasahatiyu
 
Filsafat manusia menurut pandangan islam
Filsafat manusia menurut pandangan islamFilsafat manusia menurut pandangan islam
Filsafat manusia menurut pandangan islamAstri Firdasannah
 

Viewers also liked (20)

Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
 
Filsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkapFilsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkap
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
 
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat PendidikanFp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
 
Filsafat ilmu dan metode riset
Filsafat ilmu dan metode risetFilsafat ilmu dan metode riset
Filsafat ilmu dan metode riset
 
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
 
Silabus geografi 10
Silabus geografi 10Silabus geografi 10
Silabus geografi 10
 
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkkMakalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
Makalah media pembelajaran pai tatik latifatun n dkk
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
 
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilMakalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
 
Tentang ma'rifatullah 1
Tentang ma'rifatullah 1Tentang ma'rifatullah 1
Tentang ma'rifatullah 1
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
REMAJA
REMAJA REMAJA
REMAJA
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
 
Pengantar Fiqih Siyasah
Pengantar Fiqih SiyasahPengantar Fiqih Siyasah
Pengantar Fiqih Siyasah
 
Filsafat manusia menurut pandangan islam
Filsafat manusia menurut pandangan islamFilsafat manusia menurut pandangan islam
Filsafat manusia menurut pandangan islam
 

Similar to ANALISIS

118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafatOperator Warnet Vast Raha
 
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdfMAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdfRasyidiAli
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiSeptian Muna Barakati
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfjumawan1109
 
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.EcKUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.EcAyuRia4
 
Tugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016B
Tugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016BTugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016B
Tugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016Bfahmi firdaus
 
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxAhmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxramadhanirymune
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxLisdaPuspaawaliaj1
 
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjAfifahNuri
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptxAYUNWULANNDARI
 
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaanMakalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaantrysnokoe
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaNovi Suryani
 
Bahan ajar dr valen lumowa
Bahan ajar dr valen lumowaBahan ajar dr valen lumowa
Bahan ajar dr valen lumowaRain Sualang
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatDea_tita
 

Similar to ANALISIS (20)

118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
 
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdfMAKALAH FILSAFAT  ONTOLOGI.pdf
MAKALAH FILSAFAT ONTOLOGI.pdf
 
Makalah filsafat hasbi
Makalah filsafat hasbiMakalah filsafat hasbi
Makalah filsafat hasbi
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
 
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.EcKUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KUMPULAN MAKALAH FILSAFAT ILMU oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
 
Tugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016B
Tugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016BTugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016B
Tugas_Filsafat_Prinsip-Prinsip_Metodologi_Filsafat_Ilmu_16060484073_2016B
 
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docxAhmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
Ahmad Aziz siddiq(pak kholili hasib).docx
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
 
P
PP
P
 
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaanMakalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan Agama
 
Bahan ajar dr valen lumowa
Bahan ajar dr valen lumowaBahan ajar dr valen lumowa
Bahan ajar dr valen lumowa
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
 
Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)
 

More from Afaaf AlHawariyah

More from Afaaf AlHawariyah (7)

Pengolahan aum umum
Pengolahan aum umumPengolahan aum umum
Pengolahan aum umum
 
motivasi belajar
motivasi belajarmotivasi belajar
motivasi belajar
 
BK SOSIAL
BK SOSIALBK SOSIAL
BK SOSIAL
 
the practical handbook of GROUP COUNSELING
the practical handbook of GROUP COUNSELING the practical handbook of GROUP COUNSELING
the practical handbook of GROUP COUNSELING
 
Media Visual (matakuliah media BK)
Media Visual (matakuliah media BK)Media Visual (matakuliah media BK)
Media Visual (matakuliah media BK)
 
Tebak tebakan
Tebak tebakan Tebak tebakan
Tebak tebakan
 
PPT BERTANGGUNG JAWAB
PPT BERTANGGUNG JAWABPPT BERTANGGUNG JAWAB
PPT BERTANGGUNG JAWAB
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

ANALISIS

  • 1. ANALISIS BUKU FILSAFAT ILMU Tugas Akhir Semester I MATA KULIAH: PENGANTAR FILSAFAT Dosen : Prof. Dr. Dr. dr Theodorus Immanuel Setiawan Oleh : Afaf Alhawariyah NIM : 1715135938 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING NON REGULER 2012
  • 2. Kata Pengantar Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan nikmatNya sehingga kita masih dapat terus untuk menuntut ilmu hingga sekarang, dan analisis buku Filsafat Ilmu ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Analisis buku Filsafat Ilmu ini adalah tugas akhir semester yang diberikan oleh Dr. Dr. dr. Theodorus Immanuel Setiawan selaku Dosen Pengantar Filsafat Bimbingan Konseling. Banyak manfaat yang saya rasakan dalam mengerjakan tugas ini salah satunya adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam membaca buku dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai filsafat itu sendiri. Terimakasih kepada Beliau yang telah memberikan tugas ini. Terimakasih juga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian resume buku ini terutama kepada teman-teman BK yang telah bekerja sama meminjamkan bukunya untuk bahan pembanding resume ini. Saya menyadari analisis buku ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya harapkan untuk perbaikan di waktu berikutnya. Jakarta, 25 Desember 2012 Penulis
  • 3. Daftar Isi Kata Pengantar ………………………………………………………………… Daftar Isi ……………………………………………………………………… Identitas Buku ……………………………………………………………….. Pendahuluan........................................................................................................ PEMBAHASAN BAB I Ruang Lingkup Filsafat Ilmu A. Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat ……………………… B. Pengertian Filsafat Ilmu ………………………………… C. Tujuan Filsafat Ilmu ……………………………………… BAB II Sejarah Perkembangan Ilmu A. Landasan Ilmu pada Zaman Yunani ……………………. B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam ……………………… C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans dan Modern………….. D. Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer ………………….. BAB III Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran A. Definisi dan Jenis Pengetahuan ………………………… B. Hakikat dan Sumber Pengetahuan ……………………… C. Ukuran Kebenaran ……………………………………… D. Klasifikasi dan Hierarki Ilmu …………………………… BAB IV Dasar- Dasar Ilmu A. Ontologi ………………………………………………... B. Epistemologi …………………………………………..
  • 4. C. Aksiologi ……………………………………………. BAB V Sarana Ilmiah A. Bahasa ………………………………………………. B. Matematika ………………………………………….. C. Statistik ……………………………………………….. D. Logika ………………………………………………… BAB VI Tantangan dan Masa Depan Ilmu A. Kemajuan Ilmu dan Krisis Keuangan ……………… B. Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia ………….. Riwayat Hidup....................................................................................... Penutup ……………………………………………………………….. Daftar Pustaka …………………………………………………………
  • 5. PENDAHULUAN Buku Filsafat Ilmu adalah buku yang berisi kajian tentang pengetahuan yang disusun secara sistematis dan sistemik dalam membangun ilmu pengetahuan. Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M. A. adalah pengarang dari buku yang memiliki enam bab ini, enam Bab tersebut terdiri atas: 1. BAB I RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU 2. BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU 3. BAB III PENGETAHUANBDAN UKURAN KEBENARAN 4. BAB IV DASAR-DASAR ILMU 5. BAB V SARANA ILMIAH 6. BAB VI TANTANGAN DAN MASA DEPAN ILMU
  • 6. RIWAYAT HIDUP Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M. A. dilahirarkan pada tanggal 19 Desember 1960, di Padang Panjang, Sumatra Barat. Tugas utamanya adalah dosen tetapdi Fakultas Usuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, ia juga mengajar di beberapa perguruan tinggi: Universitas Islam Empat Lima (UNISMA). Al-Akidah dan perguruan tinggi thawalib jakarta. Riwayat pendidikan mantan aktvis mahasiswa ini dimulai dari Sekolah Dasar (tamat 1972); melanjutkan Thawalib Padang Panjang (1975); kemudian melanjutkan ke Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur. Sebelum kuliah, dia menjadi tenaga da‟I di Sumber Agung, Kinali Sumatra Barat selama dua tahun (1980-1982). Dia lalu melanjutkan ke Fakultas Usuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), hingga meraih Sarjana Muda (tahun1985), Sarjana Lengkap (1987), Magister Agama (1993), dan terakhir meraih gelar Doktor tahun 1998, sedangkan pangkat Guru Besar diraihnya pada tahun 2005. Sekarang ia dipercaya menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sebelumnya ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Usuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah jakarta untuk periode 2002-2006. Sebelum menjadi Dekan, ia menjabat sebagai Asisten Direktur Pascasarjana UIN syarif hidayatullah jakarta (2000-2002). Kegiatan informal lain yang diembannya adalah Ketua I Ikatan Alumni UIN Jakarta dan pernah menjadi Sekretaris Umum Yayasan Syahid UIN Jakarta. Karya-karya yang sudah diterbitkan adalah: metode tauhid: upaya menjelaskan alam metafisika (editor) jakarta, pustaka beta, 1989; “epistemologi aliran mu‟tazilah dan asy‟ariyah”, dalam ilmu kalam, Jakarta, Antara, 1995; filsafat ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004; “Tarekat dan Tasawuf, ed. Bandung, Pustaka Husna, 2004; “tarekat Qadariyah” dalam tarekat-tarekaat Mu‟tabarah, jakarta: Prenada, 2004; Pergulatan Pemikiran dalam Filsafat Islam: Perbandingan antara al-Gazali dan Ibn Rusyd; Jakarta: Pustaka Husna, 2005; “Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Madani”, dalam Masyarakat Madani, Bina Cipta Insani, 2000.
  • 7. IDENTITAS BUKU Judul Buku FILSAFAT ILMU Pengarang Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M.A Edisi Revisi Tebal 266 halaman Penerbit Raja Grafindo Persada JAKARTA Tahun Penerbitan 2012
  • 8. PEMBAHASAN BAB I Ruang Lingkup Filsafat Ilmu A. Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat Pada dasarnya ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatuu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang mencangkup ada yang tampak dan tidak tampak. Yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan yang tidak tampak adalah alam metafisika. Objek material filsafat dibagi atas 3 bagian, yaitu yang ada di dalam alam empiris, yang ada di dalam alam pikiran, dan yang ada di dalam alam kemungkinan. Adapun objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada. Will Durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan mariner yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmu berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing, sehingga ilmulah secara praktis membelah gunung dan merambah hutan. Setelah itu, filsafat kembali ke laut lepas untuk berspekulasi dan melakukan eksplorasi lebih jauh. (Jujun S. Suriasumantri dalam Filsafat Ilmu). Filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencangkup keseluruhan,
  • 9. tetaoi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hokum, dan filsafat ilmu adalah perkembangan dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak pada bidang tertentu. Filsafat ilmu yang sedang dibahas ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tuntutan tersebut karena filsafat tidak dapat hanya berada pada laut lepas, tetapi diharuskan juga dapat membimbing ilmu. Tugas filsafat diantaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai kepentingan. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami. B. Pengertian Filsafat Ilmu 1. Filsafat Filsafat dalam bahasa Inggris yaitu philosophy, dalam bahasa Yunani adalah philosophia, yang terdiri dari 2 kata, yaitu : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara entimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosif yang dalam bahasa Arab disebut failasuf. Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah : 1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas. 2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata. 3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan. 4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan yang diajukan oleh barbagai bidang pengetahuan.
  • 10. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu melihat apa yang dikatakan dan untuk mrngatakan apa yang dilihat. Plato mengatakan bahwa objek filsafat adalah penemuan kenyataan atau kebenaran absolute lewat dialektika. Sementara Aristoteles (tokoh utama filosof klasik) mengatakan bahwa filsafat menyelidiki sebab dan asas segala terdalam dari wujud. Karena itu ia menamakan filsafat dengan “teologi”. Immanuel Kant mengatakan bahwa filsafat itu ilmu dasar segala pengetahuan yang mencangkup di dalam empat persoalan, yaitu : 1. Apakah yang dapat kita ketahui? 2. Apakah yang boleh kita kerjakan? 3. Sampai dimanakah pengharapan kita? 4. Apakah yang dinamakan manusia? 2. Ilmu Ilmu berasal dari bahasa Arab : „alima, ya‟lamu, ;ilman, yang berarti mengerti, memahami, benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science, dari bahasa latin disebut scientia (pengetahuan), scire (mengetahui). Jadi pengertian ilmu yang ad pada kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Adapun cirri ilmu menurut terminology yaitu : 1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diykur dan dibuktikan. 2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu
  • 11. menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan berkaitan secara objek. 3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat didalam dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori- teori yang belum sepenuhnya dimantapkan. 4. Di pihak lain yang sering berkaitan dengan konsep ilmu adalah ide bahwa metode-metoode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencarian ilmu. 5. Cirri hakiki lainnya dari ilmu adalah metodologi, sabab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide- ide yang terpisah. 6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya. Teori skolatik mengenai ilmu membuat pembeda antara objek material dan objek formal. Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli diantaranya : 1. Mohammad hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hokum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunan-bangunannya dari dalam. 2. Ashley Montagu, Guru Basar Anthropologi di Gutgers University menyimpulakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji. 3. Afanasyef, seorang penikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran.
  • 12. Dari keterangan para ahli tentang ilmu diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai cirri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif. C. Tujuan Filsafat Ilmu 1. Mendalami unsure-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu. 2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan keamajuan ilmu di berbagai bidang sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kotemporer secara historis. 3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah. 4. Mendorong para calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya. 5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan
  • 13. BAB II Sejarah Perkembangan Ilmu A. Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola piker manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola piker mitosentris adalah pola piker masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenoomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Namun ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak dianggap lagi sebagai aktifitas dewa, tetapi aktifitas alam yang terjadi secara kausalitas. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat, yang pada akhirnya kita nikati dalam bentuk teknologi. Karena itu periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia. Sekitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM, di Yunani, Sophia diberi arti kebijaksanaan, Sophia juga berarti kecakapan. Kata philosofis mula-mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos (540-500 SM). Sementara orang yamg menyatakan bahwa kata tersebut mula-mula dipakai oleh Phytagoras (580-500 SM). Namun pendapat yang lebih tepat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Heraklitoslah yang pertama menggunakan istilah tersebut. Menurutnya, philosopos harus mempunyai pengetahuan luas sebagai pengejawatan dari pada kecintaannya akan kebenaran dan mulai benar-benar jelas digunakan pada masa kaum sofis dan Socrates yang member arti philosophein sebagai penguasaan secara sistematis terhadap pengetahuan teoretis. Philosipia
  • 14. adalah hasil dari perbuatan yang disebut Philosophein itu, sedangkan philosophos adalah orang yang melakukan philosophein. Orang Yunani pada awalnya sngat percaya dengan dongeng dan takhayul, tetapi lama kelamaan terutama setelah mereka mampu membedakan yang riil dengan yang ilusi mereka mampu keluar dari lingkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui tentang ala mini. Lalu timbul pertanyaan dalam pikirannya daromana datangnya ala mini, bagaimana kejadiannya, bagaimana kemajuannya dan kemana tujuannya. Pertanyaan inilah yang selalu menjadi pertanyaan filosof Yunani. Filosof alam yang pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546 SM). Ia digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan “apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?” pertanyaan ini sangat mendasar terlepasa apapun jawabannya. Setelah Thales munculah Anaximandros (610-540 SM), ia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbattas, dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju bahwa unsure utama alam adalah salah satu unsure-unsur yang ada seperti tanah,dll. Berbeda lagi, Heraklitos (540-480 SM) melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, dia berkesimpulan tidak ada satupun yang benar-benar ada. Selain itu masih banyak lagi filsuf Yunani yang terkenal, seperti Parmenides (515-440 SM), ia menegaskan bahwa yang ada itu pastilah ada, merupakan suatu kebenaran. Berikutnya adalah Phytagoras (580-500 SM), ia menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada satupun yang terlepas dari bilangan, semuanya dapat diukur. Pada masa-masa itulah filsafat mengalami kemajuan karena banyaknya orang-orang yang berfilsuf dan mengemukakan banyak teori
  • 15. yang berdasar, tepatnya pada ujung zaman Helenisme, yaitu pada ujung sebelum masehi menjelang Neo Platonisme, filsafat benar-benar mengalami kemunduran. B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam Dalam perjalanan ilmu dan jiga filsafat di dunia Islam pada dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi, dalam arti mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali ekstren, antara pandangan filsafat Yunani, seperti filsafat Aritoteles dan Plato, dengan pandangan keagamaan dalam islam yang seringkali menimbulkan benturan-benturan. Selanjutnya ketika berbicara tentang proses penyampaian ilmu dan filsafat Yunani ke dunia Islam, kita harus melihat sisi lain yang juga menunjang keberhasilan Islam dalam menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sisi lain itu adalah aktivitas penerjemahan dan penafsiran buku-buku Yunani di negeri-negeri Arab dimulai jauh dari sebelum lahirnya agama Islam atau penaklukan Timur Dekat oleh bangsa Arab pada tahun 641 M. jauh sebelum umat Islam dapat menaklukan daerah-daerah di Timur Dekat, pada saat itu Suriah merupakan tempat bertemunya dua kekuasaan dunia, Romawi dan Persia. Atas dasar itu disebut-sebut memainkan peran pebting dalam menyebarkan kebudayaan Yunani ke Timur dan Barat. Di kalangan umat Kristen Suriah, terutama kaum Nestorian, ilmu pengetahuan Yunani dipelajari dan disebarluaskan melalui sekolah-sekolah mereka. Walaupun tujuan utama sekolah-sekolah tersebut menyebaeluaskan pengetahuan injil, namun pengetahuan ilmiah seperti kedokteran, banyak diminati oleh para pelajar. Sayangnya pihak gereja memandang ilmu kedokteran itu sebagai ilmu sekuler dan dengan demikian posisinya lebih rendah dibandingakan dengan ilmu pengobatan spiritual yang merupakan hak istimewa para pendeta. Pada masa kejayaan umat Islam, khususnya pada masa pemerintahan dinasti Umayyah dan dinasti Abassiyah, ilmu berkembang
  • 16. sangat maju dan pesat. Kemajuan ini membawa islam pada masa keemasannya, dimana pada saat yang sama wilayah-wilayah yang jauh dari kekuasaan islam masih berada pada masa kegelapan peradaban (dark age). Dalam sejarah Islam kita mengenal nama-nam seperti Mansur, al Maimun, dan Harun Al Rasyid, yang memberikan perhatian teramat besar bagi perkembangan ilmu di dunia islam. Pada masa pemerintahan al Mansur proses penerjemahan karya-karya filosof Yunani ke dalam bahasa Arab berjalan dengan pesat. Pada masa Harun Al Rasyid proses penerjemahan itu juga masih berlangsung, diterjemahkan pula karya-karya dalam bidang Astronomi seperti Sidhatta, sebuah risalah India yang diterjemahkan oleh Muhammad Ibn Ibrahim al Fazari. Perkembangn berikutnya terjasi pada masa A l Ma‟mun (813-833 M), ia telah berjasa besar dalam mengembangkan ilmu di dunia Islam dengan membangun Bait al Hikmah, yang terdiri dari sebuah perpustakaan, sebuah observatium, dan sebuah departemen penerjemahan. Orang terpenting dalam Al Hikmah adalah Hunain, dia berjasa dalam menerjemahkan buku- buku Plato, Aristoteles, Galenus, Appolonius, dan Archimedes. Selain tokoh diatas kita juga mengenal Al Kindi, seorang ilmuan yang lebih sering disebut saintis ketimbang filosofis, yang berminat besar dalam bidang matematika dan fisika. Sederetan nama diatas hanyalah sebagian kecil saja dari para saintis dan juga filosof muslim yang memberi sumbangan tak ternilai harganya bagi kemajuan ilmu. Selain mereka juga masih banyak terdapat tokoh-tokoh lainnya. C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans dan Modern 1. Masa Renaisans Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap
  • 17. keesaan dan supermasi gereja Khatolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya Humanisme. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesanian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo da Vinci. Penemuan percetakan kira-kira pada tahun 1440 masehi dan ditemukannya benua baru oleh Columbus memberikan dorongan yang lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Pada zaman ini manusia Barat mulai berfikir secara baru, dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Tokohnya antara lain adalah Nicholas Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626). Copernicus adalah seorang tokoh gereja ortodoks, ia menemukan bahwa matahari berada di pusat jagat raya, dan bumi mamiliki dua macam gerak, teori ini disebut Heliosentris, dimana matahari adalah pusat jagat raya, buakan bumi yang sebagaimana dikemukakan oleh Ptolomeus yang diperkuat Gereja (teori Geosentris). Teori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta, terutam bidang astronomi. Bacon adalah seorang pemikir yanh seolah-olah loncat dari masanya dengan melihat perintis filsafat ilmu. Ungakapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is Power (Pengetahuan adalah Kekuasaan), ada 3 contoh yang membuktikan pernyataan ini : 1. Mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern 2. Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan 3. Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu Keppler juga mengembangkan Astrologi untuk memperoleh uang guna memelihara perkembangan astronomi. Keppler menemukan 3 hukum astronomi, yaitu : 1. Orbit dari semua planet berbentuk elips 2. Dalam waktu yang sama garis perhitungan antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
  • 18. 3. Bila jarak antara kedua planet A dan B ke matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P+ : Q+ = X+ : Y+ Ketiga hukum Keppler ini ditemukan setelah dilakukan perhitungan selama 10 tahun tanpa logaritma, karena pada waktu itu memang belum dikenal logaritma. Ketiga hokum ini masih dipergunakan sampai sekarang, meskipun terjadi perbaikan disana-sini. Setelah Keppler munculah Galileo (1546-1642) dengan penemuan lintas peluru, penemuan hokum pergerakan, dan penemuan tata bulan planet Jupiter. Lalu ditemukannya logaritma oleh Napier (1550-1617). Pada masa Desarque (1593-1662) ditemukan projective geometri. Di samping itu juga terdapat teori aljabar oleh Fermat. Dan Fermat bersama Pascal menyusun dasar-dasar perhitungan statistic. 2. Masa Modern Setelah Galileo, Fermat, Pascal, dan Keppler berhasil mengembangkan penemuan mereka dalam ilmu, maka pengetahuan yang terpencar-pencar itu jatuh ke tangan 2 sarjana, yang dalamilmu modern memegang peran sangat penting. Mereka adalah Isac Newton (1643-1727) dan Leibniz (1646-1716). Di tangan dua orang sarjana inilah sejarah ilmu modern dimulai. Lahirnya Teori Gravitasi, perhitungan Calculus dan Optika merupakan karya besar Newton. Kemudian pada masa setelah Newton, perkembangan ilmu selanjutnya adalah ilmu kimia. Jika pada masa Newton, ilmu yang berkembang adalah matematika, fisika, dan astronomi. Pada periode selanjutnya ilmu kimia menjadi perkembangan ilmu yang sangat menarik. Joseph Black (1782-1799) dikenal sebagai pelopor pemeriksaan kualitatif, ia menemukan gas CO2. Ia melakukan pemanasan terhadap kapur. Sarjana lain yaitu Joseph Prestley (1733-1804) menemukan Sembilan macam hawa No dan oksigen yang antara lain dapat dihasilkan oleh tanaman. Oksigen ini dapat menyegarkan hawa yang
  • 19. tidak dapat lagi menunjang pembakaran. Antonine Laurent Lavoiser (1743-1794) jadilah sarjana yang meletakan dasar ilmu ilmiah sebagaimana yang kita kenal sekarang. Disamping perkembangan ilmu kimia, zaman yang sama ditemukan bermacam-macam mesin tanpa ada dasar ilmunya, melainkan atas dasar percobaan, misalnya mesin uap yang kemudian menjadi kereta api, percobaan-percobaan listrik dan lain-lainnya. Semua penemuan itu melandasi Revolusi Industri (terutama di Inggris), tetapi kemudian meluas k eke seluruh benua Eropa. Percobaan selanjutnya dilakukan oleh J.L. Proust (1754-1826) mengenai atom. Demikian pula dengan John Dalton (1766-1844) yang mendapatkan ilham untuk menentukan kesatuan untuk mencari keterangan tentang perbandingan yang selalu tetap. Sejak Dalton, teori tentang atom terus dapat dipergunakan dalam lapangan ilmu kimia, juga oleh Fredrich Wohler (1800-1828) untuk menentukan sintesis urea pada tahun 1828. Pada sekitar tahun 1985, Henry Becquerel (1852-1908) bersama Curie dan J.J. Thompson menemukan radium, logam yang dapat berubah menjadi logam lain, sedangkan Thompson menemukan electron. Dengan penemuan ini, mulailah ilmu baru dalam kerangka fisika-kimia, yaitu fisika nuklir, yang pada zaman sekarang dapat mengubah macam-macam atom. Secara singkat dapat ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu-ilmu yang lahir pada saat itu. Perkembangan ilmu pada abad ke 18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan statistika. Di abad ke 19 lahir semisal pharmakologi, geofisika, gheomorphologi, palaentologi, arkeologi dan sosiologi. Sementara pada abad ke 20 emengenal ilmu tentang informasi, logika matematika, mekanika kwantum, fisika nuklir, kimia nuklir, radiobiology, psikologi, dll. D. Kemajuan Ilmu Zaman Kotemporer Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu. Bahkan perobahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah
  • 20. perkembangan ilmu. Tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan dan ilmu. Kemajuan ilmu dan tekhnologi dari masa ke masa dalah ibarat mata rantai yang tidak terputus satu sama lain. Hal-hal baru yang ditemukan pada suatu masa menjadi unsure penting bagi penemuan- penemuan lainnya pada masa berikutnya. Demikianlah semuanya saling terkait. Oleh karena itu melihat perkembangan ilmu zaman kotemporer, tidak lain adalah megamati pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya. Kondisi inilah yang kemudian mengalami percepatan atau bahkan radikalisasi yang tidak jarang berada di luar dugaan manusia itu sendiri. Yang dimaksud zaman kotemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir yang kita jalani sampai saat ini. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu di zaman modern dengan zaman kotemporer adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang dimulai sekitar abad ke-15, sementara zaman kotemporer adalah memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat ini. Beberapa contoh perkembangan ilmu kotemporer : 1. Santri, priyayi, dan abangan : tiga lingkungan yang berbeda yaitu pedesaan, pasar dan kantor pemerintahan, yang dibarengi dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda (yang berkaitan dengan masuknya agama serta peradaban Hindu dan Islam di Jawa) telah mewujudkan adanya Abangan (yang menekankan pentingnya animistic), Santri (yang menekankan aspek-aspek Islam), dan Priyayi (yang menekankan aspek-aspek Hindu). 2. Teknologi rekayasa genetic (cloning) 3. Teknologi informasi 4. Teori partikel elementer
  • 21. BAB III Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran A. Definisi dan Jenis Pengetahuan Secara entimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam ensiklopedia filsafat dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sedangkan secara terminology menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahua merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 1. Jenis Pengetahuan a. Pengetahuan biasa : pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya merah karena itu memang merah, orang menyebutnya panasena itu memang panas, dsb. b. Pengetahuan ilmu ; ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit diartikan untuk menunjukan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. c. Pengetahuan filsafat : pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kotemplatif dan spekulatif. d. Pengetahuan agama : pengetahuan yang hanya diperoleh dari tuhan lewat para utusanNya. Pengetahuan agama bersifat mutlah dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. 2. Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan merupakan hasil tau manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan
  • 22. senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya pada dan mengubah lingkungannya sertanmengubah sifat- sifatnya sendiri. (Paul Freedman dalam The Liang Gie). A. Hakikat dan Sumber Pengetahuan 1. Hakikat Pengetahuan Pengetahuan pada dassrnya adalah keadaan mental. Megetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang da di luat akal. Persoalannya adalah apakah gambaran itu sesuai dengan fakta atau tidak?, apakah gambaran itu benar atau tidak?, atau apakah gambaran itu dekat pada kebenaran atau malah jauh dengan kebenaran?. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu : a. Realisme : pandangan realistis terhadap alam b. Idealisme : untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. 2. Sumber Pengetahuan Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuannitu di dapat. Dari situ timbul pertanyaan bagaimana caranya kita memperoleh pengetahuan atau dari mana sumber pengetahuan kita?, pengetahuan yang ada pada kiat diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pegetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan, antara lain : a. Empirisme : menusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. b. Rasionalisme : manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menagkap objek.
  • 23. c. Intuisi : hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. d. Wahyu : Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para Nabi. B. Ukuran Kebenaran Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan suatu pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Karena itu kegiatan berpikir adalah usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu atau criteria kebenaran. Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama criteria kebenarannya karena sifat dan watak pengetahuan itu berbeda. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran, namun masalahnya tidak sampai di situ saja. Problem kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan berkembangnya epistimonolgi. Telaah epistimologi terhadap kebenaran membawa seseorang kepada sesuatu kesimpulan bahwa perlu debedakan adanya 3 jenis kebenaran, yaitu kebenaran epistimonologis, kebenaran ontologism, dan kebenaran sistematis. Kebenaran epistimonologis adalah kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia. Kebenaran dalam arti ontologism adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada hakikat segala sesuatu yang ada atau diadakan. Kebenaran dalam arti sistematis adalah kebenaran yana ada dan melekat dalam tutur kata dan bahasa. C. Klasifikasi dan Hierarki Ilmu Secara umum ada 3 basis yang sangat mendasar dalam menyusun secara hierarki ilmu-ilmu metodologis, ontologism, dan etis. Hampis ke tiga criteria ini dipakai dan diterima oleh para ilmuan Islam yang sudah membuat klasifikasi ilmu-ilmu.
  • 24. Al Farabi membuat klasifikasi ilmu secara filosofis ke dalam wilayah, seperti ilmu-ilmu matematis, ilmu alam, metafisika, ilmu politik, dan terakhir yurisprudensi dan teologi dialektis. Sedangkan Al Ghazali secara filosofis membagi ilmu ke dalam ilmu syariiyyah dan ilmu aqliyyah. Dr. Muhammad Al Bahi membagi ilmu dari sumbernya yang terbagi menjadi 2 : olmu yang bersumber dari tuhan dan ilmuu yang bersumber dari manusia. Sejak abad ke 19 dunia Islam telah merasakan perbenturan dengan Barat. Sebagaimana yang telah di singgung oleh Fazlur Rahman, bahwa hegemono Barat dengan membawa nilai-nilai sekularnya pun menembus pada sendi- sendi,struktur-struktur, ilmu-ilmu islam, seperti di tingkat teoritis berupa gejala rasionalis buta yang tidak mengindahkan nuansa-nuansa religious, dan akhirnya menghambat ke tingkat praksisi berupa westternisasi. Oleh karena itu format ideal struktur imu-ilmu keislaman seharusnya di susun ulang secara konfeherensif, dengan merumuskan pengakuan secara sadar, atau menuju kepada kesadaran ilahiyah terhadap sumber ilmu yang bersifat esa. Yang diwahyukan dalam Al Qur‟an dan Sunnah Nabi-nya.
  • 25. BAB IV Dasar-Dasar Ilmu A. Ontologi Kata ontology berasal dari perkataan Yunani, on=being dan logos=logic. Jadi ontology adalah teori tentang keberadaan sebagai keberadaan. Ontology itu mencari ultimate reality untuk menceritakan diantara contoh pemikiran ontology adalah pemikiran. Tjales, yang berpendapat bahwa airllah yang menjadi ultimate substance yang mengeluarkan semua benda, jadi semua benda hanya satu saja yaitu air. Neong Muhadjir dalam bukunya filsafat ilmu mengatakan bahwa ontology membahas tentang yang ada, yang tidak terkait oleh suatu perwujudan tertentu. Ontology membahas tentang yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontology berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau dalam rumusan Lorens Bagus menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. Sedangkan menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Pengantar Ilmu dalam Perspektif mengatakan, ontology membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Ontology adalah ilmu tentang yang ada. 2. Ontology ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Di dalam pemahaman ontology dapat dikemukakan pandangan-pandangan pokok tentang pemikiran, yaitu : 1. Monoisme : Paha mini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan ini adalah satu saja.
  • 26. a. Materialisme : aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal yaitu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering disebut juga naturalism. b. Idealisme : aliran ini dinamakan juga spiritualisme. Idealism berarti serba cita, sedang spiritualisme berarti serba ruh. 2. Dualisme :Bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh bukan muncul dari benda. Kedua hakikat ini masing-masing berdiri sendiri. Tokohnya adalah Descartes (1596-1650) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. 3. Pluralisme : Bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralism bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Tokohnya adalah William James (1842-1910). 4. Nihilisme : Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak megakui validitas alternative yang positif. Istilah nihilism diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev (1862). 5. Agnostisisme : Paha mini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat rohani. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. B. Epistimologi Epistimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian- pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah :
  • 27. 1. Metode Induktif : suatu metode yang menyimpulkan pernyataan- pernyataan hasil observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. 2. Metode Deduktif : suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. 3. Metode Positivisme : Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang factual, yang positif. 4. Metode Kotemplatif : Adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilaknpun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. 5. Metode Dialektis : Metode Tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Plato menyebutnya sebagai diskusi logika. C. Aksiologi Beberapa definisi tentang aksiologi diantaranya : 1. Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti nilai, dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalh teori tentang nilai. 2. Arti aksiologi yang berasal dari buku Jujun S. Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. 3. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama moral conduct (tindakan moral), bidang ini melahirkan disiplin khusus yaiti etika. Ke dua esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan. Ketiga sosio political life, yaitu kehidupan social politik, yang akan melahirkan filsafat sosiopolitik.
  • 28. BAB V Sarana Ilmiah A. Bahasa Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh- pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia. Tanpa bahasa tiada komunikasi. Tanpa komunikasi apakah manusia dapat bersosialisasi dan apakah manusia layak disebut sebagai makhluk sosial?. Sebagai sarana komunikasi maka hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berfikir sistematis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lain tanpa mempunyai kemampuan bahasa seseorang tidak mampu berpikir secara sistematis dan teratur. Unsur-unsur yang terdapat dalam bahasa : 1. Simbol-simbol : sesuatu yang menyatakan sesuatu yang lain 2. Simbol-simbol vocal : bunyi-bunyi yang urutan bunyi-bunyinya dihasilkan dari kerja sama berbagai organ atau alat tubuh dengan system pernafasan. 3. Simbol-simbol vocal abtiter : tidak perlu adanya hubungan yang valid secara filosofi antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya. 4. Suatu system yang berstruktur dari symbol-simbol yang abtiter. 5. Yang digunakan oleh para anggota suatu kelompok social sebagai alat bergaul satu sama lain. 1. Fungsi Bahasa 1. Fungsi Instrumental : Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya.
  • 29. 2. Fungsi regulatoris : Penggunaan bahasa untk memerintah dan perbaikan tingkah laku. 3. Fungsi Interaksional : Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dengan orang lain. 4. Fungsi Personal : Seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pemikiran. 5. Fungsi Heuristik : Penggunaan bahasa untuk mengunagkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya. 6. Fungsi Imajinatif : Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita. 7. Fungsi Representasional : Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikan pada orang lain. 2. Bahasa Sebagai Sarana Ilmiah Untuk dapat berpikir ilmiah, seseorang selayaknya menguasai criteria maupun langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah. Dengan menguasai hal tersebut tujauan yang akan digapai akan terwujud. Disamping menguasai langkah-langkah tentunya kegiatan ini dibantu oleh sarana berupa bahasa, logika matematika, dan statistika. Berbicara masalah sarana ilmiah, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam penggertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah, seperti menggunakan pola berfikir induktif dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan. Ke dua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Dengan demikian, jika hal tersebut dikaitkan dengan berfikir ilmiah, sarana ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuan berdasarkan metode ilmiah. Sarana berfikir ini juga mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuan. Ini disebabkan
  • 30. sarana ini adalah alat bantu proses metode ilmiah dan bukan merupakan ilmu itu sendiri. B. Matematika Berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu saja tidak lepas dari usaha para ilmuan dalam mengembangkannya, maka dalam hal ini akan dibahas tentang matematika sebagai salah satu sarana kegiatan ilmiah. Pembahasannya meliputi sarana berpikir ilmiah, matematika sebagai bahasa, matematika sebagai sarana berfikir deduktif, dan matematika untuk ilmu alam dan ilmu social. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ini merupakan suatu hal yang bersifat imperative bagi seorang ilmuan. Tanpa menguasai hal ini, maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan. C. Statistik Secara etimologi, kata “statistic” barasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris), yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Negara. Pada mulanya, kata “statistic” diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kualitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kuantitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besat bagi suatu Negara”. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistic hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka. Dalam kamus ilmiah popular, kata statistic berarti table, grafik, daftar informasi, angka-angka, informasi. Sedangkan kata statiska berarti ilmu pengumpulan, analisis, klasifikasi data, angkai sebagai dasar untuk induksi. Jadi statistika merupakan sekumpulan metode untuk mebuat keputusan yang bijaksana dalam keadaan yang tidak menentu.
  • 31. Peran statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan sangat penting. Langkah-langkah yang lazim dipergunakan dalam kegiatan keilmuan yang dapat dirinci sebagai berikut : 1. Observasi 2. Hipotesis 3. Ramalan 4. Pengujian Kebenaran D. Logika Logika adalah sarana untuk berfikir sistematis, valid dan dapat dipertnaggung jawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berfikir sesuai dengan aturan-aturan berfikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu. Tidak hanya de facto, menurut kenyataannya kita sering berfikir secara de jure. Berpikir tidak dapat dijalankan semau-maunya. Realitas begitu banyak jenis dan macamnya, maka berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai. Pikiran di ikat oleh hakikat dan struktur tertentu, kendati hingga kini belum seluruhnya terungkap. Pikiran kita tunduk kepada hukum-hukum tertentu. Memang sebagai perlengakapan ontologisme, pikiran kita dapat bekerja secara spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik, lebih- lebih dalam hal yang biasa, sederhana, dan jelas. Namun, tidak demikianlah halnya apabila menghadapi bahan yang sulit, berliku-liku dan apabila harus mengadakan pemikiran yang panjang dan silit sebelum mencapai kesimpulan. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan adanya yang formal, pengertian yang dasar akan hokum-hukum pikiran beserta mekanismenya secara eksplisit. Maksudnya hokum-hukumpikiran beserta mekanisme dapat digunakan secara sdar dalam mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang itu.
  • 32. Aturan cara berpikir yang benar : 1. Mencintai kebenaran 2. Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda kerjakan 3. Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda katakana 4. Buatlah pembedaan dan pembagian yang semestinya 5. Cintailah devinisi yang tepat 6. Ketahuilah dengan sadar mengapa anda menyimpulkan begini dan begitu 7. Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan usaha dan tenaga, serta sangguplah mengenali jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian juga megenali sebab-sebab kesalahan pemikiran.
  • 33. BAB VI Tantangan dan Masa Depan Ilmu A. Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujua untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan keresahan dan kekuatan baru bagi kehidupan manusia. Ibarat cerita Raja Midas yang menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas, ternyata ketika keinginannya dikabulkan, dia tidak semakin senang, tetapi semakin gelisah bahkan gila. Sebab, tidak saja rumah dan isi rumah yang menjadi emas, tetapi istri dan anak yang disentuh pun menjadi emas. Sehingga sang raja akhirnya meratapi nasib yang kesepian tanpa ada makhluk hidup yan mendampinginya. Begitu juga kemajuan ilmu dan tekhnologi, yang semula untuk memudahkan urusan manusia, ketika urusan itu semakin mudah, maka muncul kesepian dan keterasingan baru, yakni lunturnya rasa solidaritas, kebersamaan dan silaturahmi. Contohnya penemuan televisi, computer, dan handpone telah mengakibatkan kita terlena dengan dunia layar. Layar kemudian menjadi teman setia, bahkan kita lebih memperhatikan layar disbanding istri dan anak sekalipun. Bayangkan, hamper setiap bangun tidur kita menekan tombol televisi untuk melihat layar, pergi ke kantor menekan tombol handphone melihat layar untk ber sms ria atau main game, sampai dikantor tersedia layar computer atau layar. Begitu juga ketika pulang dari kantor sampai di rumah layar televise yang dilihat terlebih dahulu bukan anak dan istri. Akibatnya, hubungan antar anggota keluarga renggang dan satu sama lain asik dengan layarnya masing- masing. Ini baru dalam rumah tangga sendiri, apalagi dengan tetangga mungkin bertemu tetangga hanya ketika bendera kuning (tanda kematian) berdiri di depan rumah tetangga. Ketika itu, kita baru sadar ada anggota tetangga yang wafat. Dengan sedikit basa basi kita membesuk sebentar sebelum pergi ke kantor.
  • 34. Teknologi yang telah melanda kehidupan kita sekarang juga ibarat orang yang betah tinggal disamping kandang ayam, saking asiknya dia tidak sadar bahwa teknologi layar membuat dia terpinggirkan dari sebuah kebutuhan mendasar. Dai hanya berimajinasi sesuai dengan apa yang ditayangkan televise, apalagi yang menonton itu anak-anak yang belum mampu membedakan antara yang nyata dan visual. Tuntutan melarang penayangan acara smack down disalah satu stasiun televise adalah siatu contoh betapa besarnya akibat acara tersebut bagu kepribadian anak. Anak sekolah dasar dan menengah yang meniru apa yang mereka tonton dan tidak segan-segan berbuat sadis sehingga berakibat fatal bagi fisik dan bahkan ada yang meninggal. Umat manusia sekarang amat tergantung dan dimanjakan oleh teknologi, ketergantungan yang terus-menerus menjadikan dia terlena dari eksistensi dirinya yang bebas dan kreatif. Dia kemudian tidak sadar dipenjara oleh teknologi itu sendiri, sehingga tidak kreatif dan reflektif lagi. Contoh, teknologi layar membuat manusia tergantung pada layar, bahkan kalau handphone rusak atau computer rusak, maka dia sangat repot karena semua urusan ada disana, mulai dari agenda harian sampai proposal mega proyek. Setelah ditemukan kemajuan teknologi yang begitu hebat tanpa disadari teknologi itupun pemenjarakan manusia. Artinya penjara manusia tidak berkurang dengan kemajuan teknologi, tetapi semakin bertambah. Pada konteks inilah manusia perlu disadarkan dari penjara yang bernama teknologi. Dia harus sadar bahwa teknologi bukan tujuan, tetapi sekedar sarana untuk memudahkan urusan, oleh karena itu dalan beberapa kesempatan kita perlu membebaskan anak-anak dalam pengaruh layar agar mereka tidak tergantung dan terpenjara oleh layar. Jika kita tidak mau kehilangan exsistensi kemanusiaan dan terhindar dari krisis kemanusiaan, maka kita harus berjuang untuk membebaskan diri dari lingkungan teknologi kembali pada exsistensi awal, yaitu manusia yang kreatif dan dinamis. Penyadaran terhadap bahaya yang begitu besar bagi kemanusiaan perlu terus dikumandangkan, terutama
  • 35. kepada penguasa yang memiliki otoritas dalam mengambil kebijakan. Etika global perlu dirumuskan bersama karena krisis akibat teknologi tidak hanya berdampak untuk Negara tertentu, tetapi mencangkup semua Negara. Pemanasan global akibat asap buangan dari pabrik dan kendaraan mengakibatkan es di kutub utara mencair sehingga akibatnya daratan semakin menyempit. Tempat tinggal manusia semakin menyempit, padahal jumlah penduduk semakin meningkat. Pada konteks ini, akan muncul berbagai persoalan dan krisi kemanusiaan itu sendiri. B. Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia Agama dan ilmu dalam beeberapa hal berbeda, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan (ritual), cenderung ekslusif, dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif, dan objektif. Kendati agama dan ilmu berbeda, keduanya memiliki persamaannya, yakni bertujuan memberri ketenangan dan kemudahan bagi manusia. Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan setelah mati, sedangkan ilmu member ketenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia. Agama mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, hamper semua kitab suci menganjurkan umatnya untuk mencari ilmu sebanyak mungkin. Agama dan ilmu sama-sama memberikan penjelasan ketika terjadi bencana alam, seperti abnjir dan gempa bumi. Gempa bumi dalam konteks agama adalah cobaan tuhan dan sekaligus rancangannya tentang alam secara keseluruhan. Oleh karena itu, manusia harus bersabar atas cobaan tersebut dan mencari hikmah yang terkandung di balik setiap bencana. Adapun menurut ilmu, gempa bumi terjadi akibat pergeseran lempengan bumi atau tersumbatnya lava gunung berapi. Oleh karena itu, pare ilmuan harus mencari ilmu dan teknologi untuk mendeteksi kapan gempa akan terjadi dan bahkan kalau perlu mencari cara mengatasinya.
  • 36. Karakteristik agama dan ilmu tidak selalu harus dilihat dalam konteks yang berseberangan, tetapi juga perlu dipikirkan bagaimana keduanya bersinergi dalam membantu kehidupan manusia yang lebih layak. Contohnya ilmu dan teknologi mampu mengantarkan manusia hidup dalam tataran yang global, yang juga sering disebut dengan era informasi, tetapi kehidupan yang global itu pula yang menyengsarakan sebagian besar penduduk di kulit bumi ini. Akibat dari kemajuan teknologi informasi, masyarakat miskin di daerah tertentu semakin transparan, sebaliknya orang super kaya juga terlihat dengan kasat mata. Tidak hanya persoalan miskin dan kaya yang kasat mata, tetapi persoalan politik sampai hiburan dan bahkan aktifitas nyamuk di hutan belantara sungai Amazon di Amerika Latin pun dapat ditonton. Teknologi ternyata disadari atau tidak menciptakan sesuatu yang tidak di prediksi sebelumnya. Ilmu dan teknologi mengalami degradasi nilai dan akhirnya dapat memenjara ilmu dan teknologi itu dalam satu kerangkeng tertentu. Contohnya, televisi adalah bentuk dari kerangkeng teknologi informasi karena ketika informasi masuk dalam kotak yang bernama televisi, maka pada waktu itu teknologi informasi menjadi budak bagi kepentingan kotak tersebut. Jelas bahwa di satu sisi teknologi menjadi penjara bagi manusia, namun pada sisi lain teknologi itu pun dipenjara oleh kepentingan manusia.
  • 37. DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, A., (2012). Filsafat Ilmu. Jakarta: RajaGrafindo persada. Bertens, K., (1999). Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Dagun. S.M., (1990). Filsafat eksistensialisme. Jakarta: Rineka Cipta. Hadiwijono, H., (1980). Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisius. Semiawan, C.R dan Listyasari, W. D., (ed.). (2010). Spirit Inovasi dalam Filsafat ilmu. Jakarta: Indeks