3. Asumsi teori perkembangan Kohlberg
Kohlberg mengembangkan teorinya berdasarkan kepada
asumsi-asumsi umum tentang teori perkembangan kognitif dari Dewey
dan Piaget di atas. Kohlberg mendefinisikan kembali dan
mengembangkan teorinya menjadi lebih terperinci. Asumsi-asumsi
Kohlberg dalam mengembangkan teorinya sebagai berikut:
a. Untuk memahami tingkah laku moral seseorang adalah dengan
memahami falsafah moralnya, dengan memahami alasan-alasan yang
melatar belakangi perbuatannya.
b. Tingkat perkembangan tersusun sebagai suatu keseluruhan cara
berfikir. Setiap orang akan konsisten dalam tingkat pertimbangan
moralnya.
c. Konsep tingkat perkembangan moral menyatakan rangkaian urutan
perkembangan yang bersifat universal, dalam berbagai kondisi
kebudayaan.
5. Lawrence Kohlberg mengidentifikasi 6 tahap perkembangan
moral yang terkumpul dalam 3 tingkat :
Tingkat pra-konvensional
Tahap 1 :
Orientasi
kepada
hukuman
Tahap 2 :
Orientasi
kepada alat
pemuas
kebutuhan
6. Tingkat konvensional
Tahap 3 :
Orientasi
kepada
persetujuan
oleh
kelompok
Tahap 4 :
Orientasi
kepada
hukum dan
ketertiban
masyarakat
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi penalaran moral
Menurut Kohlberg (dalam Janssens, 1992), ada 3
faktor umum yang memberikan kontribusi pada
perkembangan penalaran moral yaitu :
1. Kesempatan pengambilan peran
2. Situasi moral
3. Konflik moral kognitif
9. Kritik teori Lawrence Kohlberg
• Kebudayaan dan Perkembangan Moral:penalaran
moral lebih bersifat spesifik kebudayaan daripada yang
dibayangkan oleh Kohlberg dan bahwa sistem skor
Kohlberg tidak mempertimbangkan penalaran moral
tingkattinggi pada kelompok-kelompok kebudayaan
tertentu.
• Gender dan Perspektif Keperdulian: Teori Kohlberg
ialah suatu perspektif keadilan. Sebaliknya, perspektif
kepedulian (care perspective) ialah suatu perspektif
moral yang memandang manusia dari sudut
keterkaitannya dengan manusia lain dan menekankan
komunikasi interpersonal, relasi dengan manusia lain,
dan kepedulian terhadap orang lain.
10. • Altruisme: Altruisme ialah suatu minat yang tidak
mementingkan diri sendiri dalam menolong
seseorang. Timbal balik dan Keadaan-keadaan yang
paling mungkin melibatkan altruism ialah emosi yang
empatis terhadap seseorang yang mengalami
kebutuhan atau suatu relasi yang erat terlibat dalam
altruisme.