Dokumen tersebut membahas program Koordinasi dan Supervisi di Sektor Energi (Korsup Energi) yang diluncurkan KPK pada Februari 2016. Korsup Energi bertujuan untuk mendorong perbaikan sistem, regulasi, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan partisipasi publik di sektor energi. Beberapa isu yang dibahas meliputi illegal mining, illegal tapping, pembangunan kilang minyak, pengembangan energi terbarukan, serta dorongan unt
Dokumen tersebut membahas perencanaan elektrifikasi rumah tangga dan desa untuk mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% pada tahun 2019, dengan menjelaskan strategi untuk melistriki 992.841 rumah tangga miskin yang belum berlistrik, seperti melalui program CSR PLN, sinergi BUMN, dan anggaran pemerintah daerah.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Dokumen tersebut merupakan laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia yang membahas tentang kerangka regulasi, tugas, fungsi, kebijakan, sistem penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi, informasi layanan publik, serta aplikasi yang digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan, termasuk melalui regulasi, insentif, pembangunan infrastruktur, dan kerja sama. Pemerintah akan terus mempromosikan energi baru terbarukan untuk meningkatkan kemandirian energi dan mengurangi emisi karbon.
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi kebijakan dan program konservasi energi di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahwa kebutuhan energi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, namun sumber daya energi fosil bersifat terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi energi dan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen juga menjelaskan kerangka regulasi yang
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengatasi krisis listrik di Indonesia dengan mengurangi permintaan listrik melalui kampanye hemat energi "Potong 10%". Kampanye ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih hemat energi mulai dari rumah tangga, kantor, hingga industri.
Dokumen tersebut membahas perencanaan elektrifikasi rumah tangga dan desa untuk mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% pada tahun 2019, dengan menjelaskan strategi untuk melistriki 992.841 rumah tangga miskin yang belum berlistrik, seperti melalui program CSR PLN, sinergi BUMN, dan anggaran pemerintah daerah.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Dokumen tersebut merupakan laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia yang membahas tentang kerangka regulasi, tugas, fungsi, kebijakan, sistem penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi, informasi layanan publik, serta aplikasi yang digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan, termasuk melalui regulasi, insentif, pembangunan infrastruktur, dan kerja sama. Pemerintah akan terus mempromosikan energi baru terbarukan untuk meningkatkan kemandirian energi dan mengurangi emisi karbon.
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi kebijakan dan program konservasi energi di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahwa kebutuhan energi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, namun sumber daya energi fosil bersifat terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi energi dan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen juga menjelaskan kerangka regulasi yang
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengatasi krisis listrik di Indonesia dengan mengurangi permintaan listrik melalui kampanye hemat energi "Potong 10%". Kampanye ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih hemat energi mulai dari rumah tangga, kantor, hingga industri.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Dokumen tersebut membahas tentang konservasi energi dan kebijakan terkait di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan regulasi untuk mendorong konservasi energi, seperti Peraturan Pemerintah No. 70/2009, dan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang menerapkan konservasi energi.
Dokumen tersebut membahas visi, misi, dan program Joko Widodo dan Jusuf Kalla di bidang energi, pertambangan, dan sumber daya alam untuk periode 2014-2019, yang mencakup peningkatan produksi energi, pengurangan korupsi di sektor sumber daya alam, dan peningkatan nilai tambah industri terkait.
Hemat listrik untuk bumi kita power pointDiana Putri
Dokumen ini membahas tentang pentingnya menghemat penggunaan listrik untuk melindungi bumi dari pemanasan global. Pemanasan global dipicu oleh emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, termasuk penggunaan listrik yang besar. Untuk itu, dokumen ini menganjurkan upaya hemat listrik seperti mematikan lampu dan peralatan elektronik selama satu jam pada Earth Hour serta mengubah gaya hidup menjadi lebih hemat energi secara berkelanjut
Potensi investasi efisiensi energi di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai USD1,4-9,7 miliar. Studi menunjukkan Indonesia memiliki potensi pasar efisiensi energi terbesar kedua di Asia Tenggara. Namun demikian, belum banyak tindakan investasi yang dilakukan karena berbagai kendala seperti biaya mahal teknologi hemat energi dan keterbatasan akses pembiayaan. Peran ESCO diharapkan dapat menjadi solusi untuk
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen energi listrik. Secara singkat, manajemen energi adalah proses ilmu untuk meningkatkan efektivitas pemakaian energi. Prinsip utamanya adalah melaksanakan penggunaan energi secara lebih efisien. Dokumen ini juga membahas sumber-sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan serta upaya konservasi dan diversifikasi energi yang dilakukan Indonesia.
1. Dokumen ini membahas pentingnya konservasi energi dan efisiensi dalam penggunaan energi di Indonesia.
2. Indonesia masih boros dalam penggunaan energi, sehingga diperlukan kampanye hemat energi secara nasional dan perubahan budaya.
3. Pemerintah perlu meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dan melakukan diversifikasi sumber energi.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas penerimaan dan belanja di sektor sumber daya ekstraktif melalui penggunaan open data. Open data digunakan untuk memperbaiki tata kelola sektor ekstraktif dengan cara meningkatkan kapasitas masyarakat sipil, memantau aktivitas industri, dan mempengaruhi kebijakan publik.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan. Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah ± 229.854,52 km2 dengan luas wilayah daratan ± 198.441,17 km2 dan luas pengelolaan laut sejauh 0 - 4 mill dari garis pantai ± 31.413,35 km2.
Atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia.
Propinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. Daerah-daerah Kabupaten di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Sejarah Penetapan Rencana Pola ruang Kalimantan Timur
Lembaran Negara
No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda
sebagai ibukotanya dan sekaligus
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
Kabupaten Berau, denganibukotanya Tanjung Redeb.
Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
dibentuk 2 (dua) kota administratif dan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989, yaitu:
Kota Administratif Tarakan dan Bontang dan
berdasarkan 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kota Tarakan; Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kota Bontang.
Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu :
Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar.
Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta.
Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau.
Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan.
Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kota madya).
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2002, maka Kabupaten Paser mengalami pemekaran bernama Kabupaten Penajam Paser Utara
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka regulasi dan arah kebijakan energi nasional Indonesia serta kondisi pasokan dan penggunaan energi di Jawa Barat. Dokumen ini juga menunjukkan potensi-potensi energi terbarukan di Jawa Barat seperti panas bumi dan bioenergi kemiri serta sasaran peningkatan pangsa energi terbarukan di provinsi tersebut.
Omnibus Law dianggap memiliki implikasi yang serius terhadap penataan ruang dan lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan RUU Cipta Kerja melemahkan proteksi lingkungan demi kepentingan investasi, dan menghilangkan mekanisme pengawasan seperti Komisi Penilai Amdal. Stranas PK berupaya meningkatkan tata kelola data perizinan sektor sumber daya alam melalui Kebijakan Satu Peta, namun menemui kendala karena ketersed
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaSri Sediaz
Dokumen tersebut membahas upaya masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan listrik melalui penghematan energi listrik dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara. Secara singkat, dokumen menjelaskan pentingnya penghematan listrik bagi masyarakat dan PLN serta beberapa cara penghematan seperti menggunakan lampu hemat energi dan menggunakan kipas angin daripada AC. Dokumen juga menjelaskan pengertian
Momentum Koordinasi dan Supervisi (Kor- sup) KPK di 12 Provinsi, hingga saat ini dianggap efektif untuk memperbaiki persoa- lan tata kelola sektor minerba. Masyarakat sipil mendukung upaya yang dilakukan KPK ini sebagai upaya “memaksa” perbaikan tata kelola minerba.
Konflik Agraria Musi Banyuasin: Perlu Penanganan Serius!
Kebijakan investasi melalui penggunaan tanah skala luas menghasilkan ketimpangan penguasaan lahan dan juga menuai konflik agraria dan kemiskinan.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Dokumen tersebut membahas tentang konservasi energi dan kebijakan terkait di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan regulasi untuk mendorong konservasi energi, seperti Peraturan Pemerintah No. 70/2009, dan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang menerapkan konservasi energi.
Dokumen tersebut membahas visi, misi, dan program Joko Widodo dan Jusuf Kalla di bidang energi, pertambangan, dan sumber daya alam untuk periode 2014-2019, yang mencakup peningkatan produksi energi, pengurangan korupsi di sektor sumber daya alam, dan peningkatan nilai tambah industri terkait.
Hemat listrik untuk bumi kita power pointDiana Putri
Dokumen ini membahas tentang pentingnya menghemat penggunaan listrik untuk melindungi bumi dari pemanasan global. Pemanasan global dipicu oleh emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, termasuk penggunaan listrik yang besar. Untuk itu, dokumen ini menganjurkan upaya hemat listrik seperti mematikan lampu dan peralatan elektronik selama satu jam pada Earth Hour serta mengubah gaya hidup menjadi lebih hemat energi secara berkelanjut
Potensi investasi efisiensi energi di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai USD1,4-9,7 miliar. Studi menunjukkan Indonesia memiliki potensi pasar efisiensi energi terbesar kedua di Asia Tenggara. Namun demikian, belum banyak tindakan investasi yang dilakukan karena berbagai kendala seperti biaya mahal teknologi hemat energi dan keterbatasan akses pembiayaan. Peran ESCO diharapkan dapat menjadi solusi untuk
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen energi listrik. Secara singkat, manajemen energi adalah proses ilmu untuk meningkatkan efektivitas pemakaian energi. Prinsip utamanya adalah melaksanakan penggunaan energi secara lebih efisien. Dokumen ini juga membahas sumber-sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan serta upaya konservasi dan diversifikasi energi yang dilakukan Indonesia.
1. Dokumen ini membahas pentingnya konservasi energi dan efisiensi dalam penggunaan energi di Indonesia.
2. Indonesia masih boros dalam penggunaan energi, sehingga diperlukan kampanye hemat energi secara nasional dan perubahan budaya.
3. Pemerintah perlu meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dan melakukan diversifikasi sumber energi.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas penerimaan dan belanja di sektor sumber daya ekstraktif melalui penggunaan open data. Open data digunakan untuk memperbaiki tata kelola sektor ekstraktif dengan cara meningkatkan kapasitas masyarakat sipil, memantau aktivitas industri, dan mempengaruhi kebijakan publik.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan. Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah ± 229.854,52 km2 dengan luas wilayah daratan ± 198.441,17 km2 dan luas pengelolaan laut sejauh 0 - 4 mill dari garis pantai ± 31.413,35 km2.
Atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia.
Propinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. Daerah-daerah Kabupaten di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Sejarah Penetapan Rencana Pola ruang Kalimantan Timur
Lembaran Negara
No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda
sebagai ibukotanya dan sekaligus
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
Kabupaten Berau, denganibukotanya Tanjung Redeb.
Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
dibentuk 2 (dua) kota administratif dan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989, yaitu:
Kota Administratif Tarakan dan Bontang dan
berdasarkan 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kota Tarakan; Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kota Bontang.
Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu :
Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar.
Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta.
Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau.
Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan.
Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kota madya).
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2002, maka Kabupaten Paser mengalami pemekaran bernama Kabupaten Penajam Paser Utara
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka regulasi dan arah kebijakan energi nasional Indonesia serta kondisi pasokan dan penggunaan energi di Jawa Barat. Dokumen ini juga menunjukkan potensi-potensi energi terbarukan di Jawa Barat seperti panas bumi dan bioenergi kemiri serta sasaran peningkatan pangsa energi terbarukan di provinsi tersebut.
Omnibus Law dianggap memiliki implikasi yang serius terhadap penataan ruang dan lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan RUU Cipta Kerja melemahkan proteksi lingkungan demi kepentingan investasi, dan menghilangkan mekanisme pengawasan seperti Komisi Penilai Amdal. Stranas PK berupaya meningkatkan tata kelola data perizinan sektor sumber daya alam melalui Kebijakan Satu Peta, namun menemui kendala karena ketersed
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaSri Sediaz
Dokumen tersebut membahas upaya masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan listrik melalui penghematan energi listrik dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara. Secara singkat, dokumen menjelaskan pentingnya penghematan listrik bagi masyarakat dan PLN serta beberapa cara penghematan seperti menggunakan lampu hemat energi dan menggunakan kipas angin daripada AC. Dokumen juga menjelaskan pengertian
Momentum Koordinasi dan Supervisi (Kor- sup) KPK di 12 Provinsi, hingga saat ini dianggap efektif untuk memperbaiki persoa- lan tata kelola sektor minerba. Masyarakat sipil mendukung upaya yang dilakukan KPK ini sebagai upaya “memaksa” perbaikan tata kelola minerba.
Konflik Agraria Musi Banyuasin: Perlu Penanganan Serius!
Kebijakan investasi melalui penggunaan tanah skala luas menghasilkan ketimpangan penguasaan lahan dan juga menuai konflik agraria dan kemiskinan.
In this issue:
Introduction of partners
Freedom of information
Recent successes
Supporting communities
High Conservation Value Forests
Monitoring and reporting violations
Emerging regions
SETAPAK research
- An NGO in West Kalimantan, Indonesia conducted an analysis of land permits and found that over 100% of the land in Ketapang district and nearly 97% in Melawi district had been allocated for mining, palm oil, and logging concessions, indicating overlapping permits.
- The excessive allocation of permits is due to poor land management and poses severe risks, including loss of forests that support local communities and biodiversity as well as increased greenhouse gas emissions from deforestation.
- Resolving the issue requires reviewing and cancelling illegal or overlapping permits, placing a moratorium on new permits, and developing a more transparent and inclusive forest management system that protects community land rights and participation in decision-making.
Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia dengan lebih dari 136 juta jiwa tinggal di daerah seluas 129.438,28 km2. Dengan luasan hanya sekitar 6 persen dari keseluruhan daratan di Indonesia, Jawa dihuni lebih dari 50 persen jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
Studi ini menilai tata kelola hutan dan lahan di 16 kabupaten di Kalimantan dan Sumatera dengan menggunakan Indeks Kelola Hutan dan Lahan (IKHL). Hasilnya menunjukkan bahwa tata kelola hutan dan lahan di daerah-daerah tersebut masih buruk karena kurangnya transparansi, partisipasi masyarakat, dan akuntabilitas pemerintah daerah. Walaupun beberapa indeks mengalami peningkatan, tidak satupun daer
This briefing paper outlines six processes and mechanisms that are key components of good forest and land governance in Indonesia. Embedded in Indonesia’s forest and land governance systems, these processes and mechanisms include spatial planning, allocating licenses for land concessions (such as for logging and mining activities, and palm oil and timber plantations), environmental safeguards, budgets for environmental management, monitoring land use and enforcement of relevant laws and regulations.
This paper examines the gender dimensions of control over customary forests and territories through state policy support, markets, and various forms of coercive power and legitimacy. The involved parties are not limited to state institutions and market actors, but also elites at the community level, and close relatives.
Laporan ini menganalisis kebijakan perencanaan dan anggaran nasional Indonesia terkait pengelolaan hutan dan lahan. Analisis dilakukan dengan melihat komitmen pemerintah dalam dokumen perencanaan, indikator kinerja, dan realisasinya. Laporan juga menilai kontribusi sektor hutan dan lahan terhadap penerimaan negara, serta belanja negara untuk sektor tersebut. Temuan menunjukkan adanya ketimpangan antara komitmen, target, dan real
Dokumen tersebut membahas tentang korupsi yang berkembang di sektor kehutanan Sumatera yang menyebabkan kerusakan hutan. Beberapa persoalan utama yang diangkat antara lain ketidakpastian kawasan hutan, kesemrawutan izin hutan dan perkebunan, serta penegakan hukum yang belum tegas."
Dokumen ini berisi pengumuman dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tentang penetapan Izin Usaha Pertambangan Clear and Clean ke-18 dan daftar Izin Usaha Pertambangan yang dicabut oleh gubernur/bupati/walikota. Total rekomendasi Clear and Clean dari provinsi sebanyak 1.083 IUP yang terdiri dari 453 IUP rekomendasi dari gubernur dan 630 IUP rekomendasi dari kepala dinas. Dari seluruh rekom
Indonesia has the largest tropical forest in the world, rich forest resources, and biodiversity. For all of this time, the rich and diverse tropical forests have been utilized directly and indirectly, to fulfill the human needs, society and Indonesia as a state. Utilization of Indonesia’s forest, especially to meet the market demand, has caused the loss of total forest cover (deforestation).
Penetapan IUP Clear and Clean (C&C) ke-delapanbelas dan daftar IUP yang dicabut oleh pemberi izin sebagaimana terlampir yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015 (Permen ESDM No. 43/2015) jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 02 Tahun 2013 sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang 4 Tahun 2009, dengan persyaratan IUP yang memenuhi kriteria sebagaimana berikut:
1. Administrasi;
2. Kewilayahan;
3. Teknis dan lingkungan;
4. Finansial;
Penetapan IUP C&C diberikan terhadap IUP yang telah dilakukan evaluasi dan mendapatkan rekomendasi dari Gubernur berdasarkan kriteria administrasi dan kewilayahan. Bagi IUP yang telah ditetapkan C&C-nya dan membutuhkan penerbitan sertifikat C&C wajib mendapatkan rekomendasi penerbitan sertifikat dari Gubernur sesuai kriteria yang diatur pada Permen ESDM No. 43/2015, yaitu:
1. Tahap Eksplorasi:
Menyampaikan bukti setor iuran tetap sampai dengan tahun terakhir dan rekomendasi hasil evaluasi teknis (Laporan Eksplorasi) dari Pemerintah Provinsi;
2. Tahapan Operasi Produksi:
Menyampaikan bukti setor pembayaran iuran tetap dan iuran produksi (royalti) sampai dengan tahun terakhir dan rekomendasi hasil evaluasi teknis dan lingkungan (Laporan Eksplorasi, Studi Kelayakan, dan Dokumen Lingkungan) dari Pemerintah Provinsi;
Total Rekomendasi C&C dari Provinsi berjumlah 1083 IUP terdiri dari 453 IUP rekomendasi dari Gubernur dan 630 IUP rekomendasi dari Kepala Dinas. Dari seluruh rekomendasi Gubernur yang memenuhi persyaratan sesuai Permen ESDM No. 43/2015 berjumlah 121 IUP, sedangkan yang belum atau tidak memenuhi persyaratan sesuai Permen ESDM No. 43/2015 berjumlah 332 IUP;
Untuk IUP yang belum memenuhi persyaratan sesuai Permen ESDM No. 43/2015, pemegang IUP dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi untuk melengkapi persyaratan sesuai Permen ESDM No. 43/2015. Selanjutnya Gubernur dapat menyampaikan hasil evaluasi dan/atau rekomendasi ulang atas dokumen yang dievaluasi tersebut dan disampaikan kembali kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara;
Dokumen tersebut membahas tiga masalah utama di Kalimantan Timur yaitu:
1) Dominasi korporasi besar dalam sektor energi fosil seperti pertambangan batubara dan migas menimbulkan konflik lahan dengan masyarakat.
2) Ketergantungan yang tinggi pada energi fosil untuk listrik telah menyebabkan kerusakan lingkungan besar-besaran.
3) Diperlukan diversifikasi sumber energi dan peningkatan rasio elektrifik
Dokumen ini membahas rencana pembangunan PLTMH Cimadur 2 x 2,5 MW di Desa Cimancak, Kabupaten Pandeglang, Banten. Proyek ini dimaksudkan untuk merealisasikan target pemerintah dalam mendapatkan listrik 35.000 MW dari sumber energi terbarukan. Berdasarkan studi awal, lokasi ini memiliki potensi energi hidro dengan debit air minimum 6,6 m3/detik yang dapat dimanfaatkan. Proyek ini direncan
Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung, dan Banten) telah terbebani izin pertambangan.
Kertas posisi ini disusun oleh Koalisi Anti Mafia Tambang, dipersiapkan dalam Rapat Koordinasi dan Supervisi KPK sektor minerba untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, 22 April 2015.
Dokumen tersebut membahas mengenai transisi dan ketahanan energi untuk pengembangan kewilayahan di Kalimantan dalam jangka panjang. Beberapa poin kuncinya adalah perlunya penyusunan rencana infrastruktur ketenagalistrikan merata di seluruh Kalimantan, proyeksi peningkatan kebutuhan listrik di berbagai provinsi, serta strategi bauran energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih bersih dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tiga hal utama:
1. Kebijakan energi nasional Indonesia yang mendorong peningkatan porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi serta target-target pembangunan energi terbarukan.
2. Peningkatan kapasitas infrastruktur pembangkit listrik energi baru terbarukan di Indonesia sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki.
3. Insentif dan regulasi yang mendukung pengembangan energi terbarukan
Koalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK Tahap-2 untuk 19 Provinsi telah dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala-kepala daerah di 3 (tiga) provinsi yakni Provinsi Sulawesi Barat, Gorontalo dan Sulawesi Utara pada 8 Juni 2015. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 3 (tiga) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) telah lima kali dimintakan uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK). Saat ini, UU Migas dalam proses revisi dan masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sejak tahun 2010. Namun demikian, hingga tahun 2018 atau hampir sembilan tahun, revisi UU Migas tidak kunjung selesai, bahkan belum pernah sekalipun dibahas dalam rapat pembahasan antara DPR dengan Pemerintah. Hingga Kertas Posisi ini disusun, rancangan revisi UU Migas masih dibahas di Badan Legislasi untuk kemudian diusulkan menjadi rancangan usulan Komisi VII DPR.
Masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Publish What You Pay Indonesia (PWYP Indonesia) membuat usulan rancangan revisi UU Migas dengan pokok-pokok pikiran yang mencakup aspek perencanaan dan pencadangan migas untuk ketahanan energi, model kelembagaan pengelolaan migas, dana abadi migas, pengelolaan dampak lingkungan dan keselamatan kerja sektor migas, serta aspek transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan migas.
Tantangan pengembangan pembangkit listrik hijau di Indonesia meliputi minimnya penguasaan teknologi dalam negeri, regulasi yang kurang mendukung investasi swasta, biaya tinggi karena ketergantungan impor teknologi, serta keberadaan rente yang menghambat pengembangan energi terbarukan. Pemerintah berupaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi dengan membangun industri dalam negeri dan melibatkan BUMN, meski
Dokumen tersebut membahas kebijakan nasional Indonesia sebagai masukan untuk perencanaan pembangunan di Kabupaten Aceh Tenggara. Dokumen menjelaskan arahan dan prioritas pembangunan nasional yang meliputi peningkatan ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, dan program-program untuk masyarakat. Dokumen juga membahas proses perencanaan pembangunan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota s
Position paper ini disampaikan pada Monev Koordinasi & Supervisi KPK Sektor Minerba untuk Region Sumatera pada tanggal 20 November 2014 di Hotel Novotel, Palembang.
Siaran Pers Publish What You Pay (PWYP) Indonesia menyikapi terpilihnya Dirjen Migas dan Minerba. PWYP Indonesia memandang terdapat sejumlah pekerjaan rumah bagi kedua pejabat eselon I itu yang harus diprioritaskan untuk dituntaskan.
Koalisi masyarakat sipil meminta dirjen baru di Kementerian ESDM untuk menuntaskan beberapa pekerjaan rumah terkait tata kelola sumber daya ekstraktif, seperti merevisi UU Migas, merenegosiasi kontrak KK dan PKP2B, serta memulihkan status Indonesia sebagai negara patuh EITI.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Pertambangan yang mewajibkan pemerintah untuk mempublikasikan data dan informasi pertambangan serta memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan pertambangan. Meski merupakan langkah positif, masih diperlukan aturan turunan untuk memperjelas pelaksanaannya.
1. Nyawiji Nandur Kanggo Lestarine Kendeng
2. Sedulur Kendeng Social Audit Training: Increasing Community Participation in Development Oversight
3. Sedulur Kendeng Social Audit Training: Increasing Community Participation in Development Oversight
4. Self-led influencing: Shifting the Empowerment Narrative
5. Moeldoko and JMPPK Discuss Kendeng Mountain Study
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aliansi masyarakat sipil menyampaikan masukan untuk RPJMD Jawa Tengah agar lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan dengan memperhatikan rekomendasi KLHS terkait Pegunungan Kendeng.
2. Kegiatan lingkar belajar advokasi kebijakan dan temu kartini Kendeng membahas keterlibatan perempuan dalam perencanaan pembangunan agar lebih berdaya
1. The Civil Society Alliance: "The RPJMD of Central Java Province Must Be Inclusive, Fair and Sustainable"
2. Community Training on Policy Advocacy and Kendeng Women Gathering
3. Kendeng Community Recites Al-Quran for the Mother Nature
4. “Letter of Super Soko Semar (SUPERSEMAR)” KLHS Orders President, Must Be Done !!!
5. These Kartini from Central Java Will Continue to Speak Out for the Sustainability of the Earth
6. JMPPK Builds Command Post to Monitor Kendeng Mountain Mining Violations
Compared with other sources of energy, oil and gas continue to become primary sources of energy in Indonesia with the highest level of consumption. Apart from propping up almost one third of national revenue, oil and gas also significantly contribute to create job opportunities, supply the need of fuel, petrochemical industry which in turn effectively enhances investment and economy.
As a natural resource contained within the bowel of the earth, the constitution of the Republic of Indonesia asserts that the ownership and enterpreneurship of national oil and gas industry is controlled by the state and immensely benefitted to the welfare of people accordingly (constitution 1945, article 33). Furthermore, it is asserted through the law 22/2001 on oil and gas that the control by the state is administered by the government as the holder of mining right. It means, the government is entitled with authority to administer the exploration and exploitation of oil and gas throughout Indonesian territory.
Dokumen tersebut membahas tentang opsi-opsi yang diajukan Dewan EITI terkait keterbukaan kontrak antara pemerintah dan perusahaan ekstraktif dalam standar EITI di masa depan, yaitu apakah kontrak tersebut harus dibuka secara umum, dibuka dengan pengecualian tertentu, atau hanya sebagai dorongan tanpa kewajiban."
Keterbukaan informasi publik merupakan hak asasi setiap warga negara yang mendukung pengembangan diri dan kehidupan seseorang, baik secara pribadi/individu maupun dalam hubungan sosialnya, serta dalam menjalankan peran kehidupan berbangsa dan bernegara secara baik dan bertanggung jawab. Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri dari negara demokratis, dan menjadiprasyarat dalam partisipasi, transparansi, dan akuntablitas dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Keterbukaan informasi publik dapat mendorong kemajuan sebuah bangsa, karena memungkinkan adanya kontrol publik serta mendorong terciptanya check and balances.
This document discusses contract transparency in the extractive industries according to the 2019 EITI Standard. It provides background on EITI and how contract transparency has developed over time in the EITI standards from 2013 to 2019. The 2019 standard now requires EITI implementing countries, including Indonesia, to publish all contracts issued after 2021 and encourages publishing existing contracts. However, Indonesia has yet to fully comply. The document outlines the roles EITI can play in facilitating greater contract transparency at the national level through discussion, publishing contracts, and influencing regulatory changes.
Openness of public information is a human right of every citizen who supports self- development and the life of a person, both personally / individually and in social relations, and in carrying out the role of national and state life in a good and responsible manner. Openness of public information is one of the characteristics of a democratic country, and is a prerequisite for participation, transparency and accountability in good governance. Openness of public information can encourage the progress of a nation, because it allows for public control and encourages the creation of checks and balances
Dokumen ini membahas tentang upaya keterbukaan pemerintah Indonesia melalui kebijakan Satu Data, termasuk implementasinya di sektor kelautan dan perikanan, sumber daya energi dan mineral, serta pengalaman seorang wanita yang dulu terlibat pertambangan ilegal namun kini mengawasi aktivitas pertambangan.
The principle of openness in running the government is needed to realize a participatory government where people can actively participate in overseeing policy implementation. To support this, the Government of Indonesia has committed to use the principle of public information disclosure, which is shown through Law No. 14/2008. Moreover, Indonesia had participated in Open Government Partnership (OGP) which has 78-member countries which Indonesia is one of the pioneers of OGP, as well as Presidential Decree No.39/2019 on Satu Data (One Data) Indonesia.
The government of West Nusa Tenggara Province issued a Local Government Regulation on Mining Governance in September 2019. In this newly-issued regulation, there is a specific chapter on data and information systems of the mining sector and also provisions that guarantee public participation to monitor mining activities in the province. This is an answer to the problems faced by the people living near mining areas in West Nusa Tenggara Province.
West Nusa Tenggara Province (NTB) is one of the provinces with abundant metal and non-metal mineral resources and spread in almost all districts / cities. Now, there are 261 Mining Business Licenses (IUP) in NTB, consisting of 27 metal mineral IUPs and 234 rock IUPs (NTB ESDM Service, 2019). From 27 metal mineral IUPs, in fact there are 11 IUPs covering an area of 35,519 ha that are indicated to be in protected and conservation forest areas (DG Minerba, MEMR, 2017). Whereas based on Law number 41 of 1999 concerning Forestry, the two regions may not be used for mining activities.
The need for contract (and licensing documents) openness in the extractive industries is currently getting stronger, along with public demands for a transparent and accountable extractive industry governance. Some cases have shown a good precedent of contract openness in the said sector in Indonesia
Kajian ini menemukan bahwa selama masa darurat Covid-19 di NTB, akses informasi publik terkait penanganan Covid-19 sangat terbatas bagi masyarakat pedesaan, terutama kelompok perempuan dan rumah tangga berpenghasilan rendah. Informasi yang seharusnya tersedia tidak merata, bahkan ada masyarakat yang sama sekali tidak mengetahui informasi terkait Covid-19. Meskipun demikian, layanan informasi pemerintah
Dokumen tersebut membahas kerangka hukum keterbukaan kontrak di sektor migas dan minerba Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa Pasal 33 UUD 1945 memberikan mandat penguasaan negara atas sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat, yang mewajibkan keterbukaan informasi pengelolaan sumber daya alam termasuk kontraknya. UU KIP juga mewajibkan keterbukaan dokumen publik seperti kontrak, me
Countries around the world collect taxes from their people in various forms, income tax, vehicle tax, land-building tax, fees from extraction of natural resources (royalties) and so forth. John Locke declared tax payments as reciprocity for meeting the people’s needs to get protection from the state.1 Such protection can be interpreted as guarantee and fulfillment of basic rights such as the right to life, health, ownership of property, and education.2 Richard Murphy emphasized the principle of protection, countries that collect taxes must protect their citizens without discrimination and provide public goods.3
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan standar Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) khususnya mengenai keterbukaan kontrak dan izin di sektor sumber daya alam. Standar EITI semakin mengharuskan negara anggota untuk mempublikasikan kontrak dan izin yang diberikan, meskipun sebelumnya hanya bersifat opsional. Indonesia sebagai negara pelaksana EITI belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban tersebut.
Article 33 paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia expressly states that all-natural resources in the land of Indonesia are controlled by the state and used to realize the prosperity of the people.1 Oil and gas, as well as minerals and coal are some of Indonesia’s natural wealth, which must be managed to achieve the objectives of Article 33 paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Considering that oil and gas, mineral and coal are classified as high risk, high technology, and high cost industries, the management needs to be done in collaboration with various parties who have capital and competitive technology. Most of the cooperation in oil and gas, mineral and coal management is carried out based on the contract system. In the Indonesian context, the contract system is widely used for upstream sector activities that include exploration and exploitation/production of oil and gas, and mineral and coal, while for downstream activities it is implemented through the granting of a business license.2 Since 2009, part of the upstream mineral and coal sector has been implemented through a licensing system.
Negara-negara di seluruh dunia memungut pajak dari rakyatnya dalam berbagai macam bentuk, pajak penghasilan, pajak kendaraan, pajak bumi-bangunan, iuran dari ekstraksi sumber daya alam (royalti) dan lain sebagainya. John Locke menyatakan pembayaran pajak sebagai timbal balik atas pemenuhan kebutuhan rakyat untuk mendapatkan perlindungan dari negara. Perlindungan tersebut dapat dimaknai sebagai jaminan dan pemenuhan atas hak-hak dasar seperti hak untuk hidup, sehat, memiliki properti, dan pendidikan. Richard Murphy mempertegas prinsip perlindungan tersebut bahwa negara yang memungut pajak harus melindungi warganya tanpa diskriminasi dan menyediakan kebutuhan publik (public goods).
The document discusses several topics related to open contracting and mining permits in Indonesia, including:
1) The need for transparency in extractive industry contracts and permits, as mandated by law, but challenges in implementation remain.
2) Efforts to increase community participation and monitoring of mining activities through the use of permitting documents.
3) Citizen journalism as an alternative media for communities to voice concerns not accommodated by mainstream media.
More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia (20)
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Resource News
1. kan fungsi-fungsi pencegahan untuk
mendorong perbaikan sistem, regu-
lasi/kebijakan, peningkatan kapasitas
kelembagaan serta untuk merangkul
partisipasi publik secara luas.
Menteri ESDM Sudirman Said dalam
kesempatan tersebut menyambut
baik dan memberi apresiasi positif
upaya sinergi yang dikomandoi KPK
ini. Pihaknya, kata Sudirman, siap
menjadi laboratorium bagi tata ke-
lola pemerintahan yang baik di sek-
tor energi. “Saya bersyukur korsup
ini diperluas tidak hanya di sektor
Minerba namun hingga ke sektor
energi (Migas, Kelistrikan, Energi
Terbarukan dan Konservasi-Red).
Saya mohon dukungan penuh dari
Gubernur untuk menertibkan IUP”
tutur Menteri Sudirman Said dalam
sambutannya.
Sementara itu, Menteri Dalam
Negeri, Tjahjo Kumolo yang juga ha-
dir dalam pertemuan tersebut men-
gapresiasi program Korsup yang di-
lakukan KPK dan Kementerian ESDM
tersebut.
Pada kesempatan ini, Tjahjo juga
menyampaikan ide agar KPK dapat
menyelesaikan persoalan berbagai
izin yang tumpang tindih antara sawit,
kebun dan hutan. “Hal ini positif se-
bagai upaya membangun tata kelola
hubungan antara pusat dan daerah,
termasuk penegakan hukum agar
bisa ditingkatkan, dalam upaya mem-
bangun pemerintah yang efektif dan
efisien yang pada akhirnya menguat-
kan otonomi,” kata Tjahjo, mengutip
arahan Presiden Joko Widodo.
KPK Luncurkan Program Koordinasi dan Supervisi di
Sektor Energi
Resource
PWYP INDONESIA - Newsletter
Pada 15 Februari 2016 lalu, KPK
melakukan kick off meeting seb-
agai penanda dimulainya program
Koordinasi dan Supervisi di Sektor
Energi (Korsup Energi). Pertemuan
nasional yang dihadiri oleh Ketua
dan Pimpinan KPK, Menteri ESDM,
Menteri Dalam Negeri, Gubernur dan
Kepala Daerah dari berbagai wilayah
tersebut merupakan perluasan
dari pelaksanaan Korsup di bidang
Pertambangan Mineral dan Batubara
(Minerba).
Ketua KPK Agus Rahardjo dalam
pembukaan menegaskan bahwa KPK
akan terus berupaya menyelaras-
kan kegiatan di bidang penindakan,
pencegahan, serta koordinasi dan su-
pervisi seperti yang saat ini dilakukan.
Karenanya, KPK akan mengoptimal-
1
Juni 2016
Sumber: Merdeka.com
NewsNewsletter
G NANREVO C E
2. 2 PWYP INDONESIA - Newsletter
Selain menyoroti permasalahan di
sektor migas seperti masih adanya
praktek illegal tapping (pencurian
minyak mentah hasil produksi),
Koordinasi dan Supervisi Energi di
Palembang (11/5) juga mengung-
kap permasalahan di sektor tam-
bang, yaitu masih maraknya prak-
tek illegal mining (PETI).
Aktivitas illegal mining merupakan
penambangan yang dilakukan baik
oleh masyarakat atau perusahaan
tanpa izin dan tanpa menggunakan
prinsip pertambangan yang baik
dan benar (good mining practices).
Provinsi Sumatera Selatan men-
ertibkan PETI ini dengan melaku-
kan operasi PETI setiap tahun.
Berdasar Operasi PETI 2015, selain
praktek illegal tapping dan illegal
drilling di sektor migas, tambang
illegal di Sumsel juga terjadi pada
komoditas pasir.
Sedangkan di Jambi, mara-
knya pertambangan emas ilegal
di 3 Kabupaten yaitu Sarolangun,
Merangin, dan Bungo.
Dampak negatif dari tambang il-
legal di Jambi telah memicu terjadi
banjir bandang di Kab. Sarolangun
karena ekosistem sungai yang
rusak, dan tidak adanya kontri-
busi dari pertambangan bagi PAD
Provinsi Jambi.
Gubernur Kalimantan Timur
Awang Faroek dalam rapat
Monitoring Evaluasi Koordinasi dan
Supervisi sektor Energi di Balikpapan
menyampaikan aspirasi Pemda yang
ingin memanfaatkan energi baru
terbarukan guna mendukung ke-
mandirian energi daerah.
Hingga tahun 2020, Kaltim memer-
lukan 2.250 MW untuk mendukung
kebutuhan rumah tangga dan indus-
tri yang akan dikembangkan, dengan
laju pertumbuhan kebutuhan listrik
12,2% per tahun.
Menurut Awang Faroek, untuk me-
menuhi kebutuhan listrik provinsi
ini, pemprov memanfaatkan potensi
tenaga air sebesar 6.969 MW, potensi
biomasa 4.710 MW, dan tenaga surya
yang sudah terpasang sebanyak
27.691 unit (setara 1,6 MW). Selain
penggunaan tenaga air, juga penggu-
naan sumber energi biomassa.
Sebagai daerah penghasil minyak,
gas bumi, dan batu bara, Kalimantan
Timur berkontribusi besar terha-
dap pemenuhan energi nasional.
Sayangnya kondisi yang kaya itu
belum berkontribusi positif terha-
dap akses energi masyarakat Kaltim.
Rasio elektrifikasi Kaltim hanya
sebesar 76,5%, tentunya masih ban-
yak daerah yang tidak mendapat ali-
ran listrik.
Di Kaltim terdapat 30 Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B), 1057 IUP batuba-
ra dengan total luasan 3,4 Juta Ha.
Hal ini belum termasuk potensi batu
bara yang mencapai 42,54 miliar ton
dan cadangan saat ini sekitar 12,45
miliar ton.
Pemda Kaltim Ingin
Manfaatkan Energi
Baru-Terbarukan
untuk Kemandirian
Energi
Illegal Mining dan Illegal Tapping Masih
Marak di Sumsel, Babel, Lampung, dan
Jambi
Korsup Energi News
Sumber : theguardian.com
Dok. PWYP Indonesia
3. Ketersediaan cadangan minyak un-
tuk penyangga kebutuhan dalam neg-
eri sangat diperlukan. Karenanya,
Pembangunan kilang minyak men-
jadi salah satu topik yang disorot
dalam Koordinasi dan Supervisi sek-
tor Energi KPK bersama Kementerian
ESDM, dan pemerintah daerah yang
berlangsung di Balikpapan, (6/4) lalu.
Pertamina sebagai BUMN di sek-
tor migas tetap berkomitmen akan
membangun kilang di dalam negeri,
walaupun harga minyak dunia saat
ini sedang rendah (US$ 40/barrel).
Saat ini, Pertamina sudah mempun-
yai 7 kilang minyak dengan kapasitas
1,04 juta barrel/hari. Namun, jumlah
kilang ini masih dirasa kurang untuk
mendukung cadangan minyak.
Pasalnya, cadangan BBM Indonesia
hanya selama 18 hari, sementara
Singapura dan Korea sudah mencapai
90 hari.
Gubernur di wilayah Kalimantan
menyambut baik rencana pemban-
gunan kilang minyak ini. Tak heran
karena adanya kilang minyak ini bisa
mendorong pertumbuhan industri
sektor lainnya.
Rudy Rusnawan, Gubernur
Kalimantan Selatan menyampaikan,
banyak blok-blok migas yang masuk
wilayah Kalsel seperti Blok Sebuku
(Lapangan Ruby), Blok West Sageri,
Blok West Sebuku, dan Blok Sadang.
Dengan adanya kilang-kilang min-
yak baru, tentu akan mendatangkan
keuntungan bagi pemda Kalsel send-
iri.
Begitu juga dengan Awang Faroek,
Gubernur Kalimantan Timur yang
merespon positif rencana pembangu-
nan kilang minyak ini. Dengan kapa-
sitas produksi 36 juta barrel di tahun
2015, adanya kilang baru tentu memi-
cu pertumbuhan ekonomi masyarakat
Kaltim.
3PWYP INDONESIA - Newsletter
Krisis Listrik Jadi
Perhatian dalam
Korsup Energi di
NTT dan NTB
Rendahnya rasio elektrifikasi
Provinsi NTB dan NTT menjadi ma-
salah krusial bagi pemerintah dae-
rah, dan menjadi perhatian dalam
Monitoring Evaluasi Koordinasi dan
Supervisi di sektor Energi (27-28/4)
lalu.
Rasio elektrifikasi NTB baru menca-
pai 73,5%, itu pun sebagian besar ma-
sih tersebar untuk daerah perkotaan.
Masih ada lagi sekitar 26,5% dari total
rumah tangga di NTB atau sebanyak
358.662 rumah tangga yang belum
menikmati listrik.
Kondisi ini menyita perhatian para
pemangku kepentingan karena NTB
memiliki potensi sumber daya alam
yang seharusnya dapat berdampak
langsung bagi akses energi masyara-
katnya.
Di NTT, kondisinya lebih parah. Rasio
Elektrifikasi NTT mencapai 58,67%.
Dari 3.270 desa, sebanyak 1,.250
desa belum mendapat aliran listrik.
Hambatan dalam pembangunan in-
frastruktur listrik adalah minimnya
akses jalan menuju daerah terpen-
cil, terutama desa bagian Komunitas
Adat Terpencil.
Potensi dikembangkannya energi
terbarukan yang berasal dari panas
bumi (geothermal) terbuka lebar. Ma-
salah umum yang banyak mengemu-
ka soal pengembangan energi panas
bumi adalah selain soal investor yang
membutuhkan banyak instentif juga
koordinasi lintas kementerian dan
PLN dalam menetapkan harga jual
dari listrik.
Pemda Menyambut Baik Rencana
Pembangunan Kilang Minyak di Kalimantan
Korsup Energi News
Sumber: google.com
Sumber: okezone.com
4. Salah satu isu yang sering menge-
muka dalam koordinasi dan super-
visi energi di beberapa daerah adalah
dorongan untuk segera dikembang-
kannya energi bersih dan ramah
lingkungan serta secara bertahap
mengurangi penggunaan energi yang
bersumber dari bahan fossil, guna
memenuhi kebutuhan elektrifikasi
nasional.
Hadi Djatmiko, Koordinator Walhi
Sumsel dalam rapat koordinasi
dan supervisi yang berlangsung di
Palembang 11 Mei 2016 lalu menge-
mukakan bahwa Pemerintah harus
sudah mulai meninggalkan energi
kotor dan beralih ke energi bersih
yang banyak tersedia di sekitar kita,
terlebih penggunaan batubara selain
Koalisi NGO Dorong
Penertiban IUP
Non-CnC dan
Penyelesaian Kasus
Lubang Tambang
4 PWYP INDONESIA - Newsletter
Koalisi NGO yang aktif memantau
pelaksanaan koordinasi dan super-
visi sektor pertambangan dan energi
mendorong segera dilakukan pener-
tiban Izin Usaha Pertambangan (IUP)
yang berstatus Non-CnC.
Pasalnya, hingga April 2016 kema-
rin, masih terdapat 3.982 Izin Usaha
Pertambangan (IUP) yang berstatus
Non-CnC dari Total 10.348 IUP di se-
luruh Indonesia.
Pemerintah baik pusat dan dae-
rah diminta untuk segera melakukan
penertiban baik melalui penciutan
maupun pencabutan IUP-IUP terse-
but.
Selain itu, koalisi NGO juga mendo-
rong dilakukannya penegakan hukum
atas pelanggaran pidana lingkungan
yang terjadi.
Hendrik Siregar, Koordinator Ja-
ringan Advokasi Tambang (JATAM)
dalam pers konferensi yang berlang-
sung 10 Mei 2016 lalu menambahkan
: “jika Pemerintah tidak segera men-
ertibkan IUP yang bermasalah, tidak
menutup kemungkinan masyarakat
akan mengajukan gugatan perdata ke
PTUN”.
Carolus Tuah, Koordinator Pokja-30
Kalimantan Timur, dalam rapat su-
pervisi Korsup Energi di Balikpapan
mengemukakan bahwa korban lu-
bang tambang hingga kini telah men-
capai 23 orang.
Untuk itu, Pemerintah didesak un-
tuk segera menyelesaikan kasus ini,
jika tidak ingin timbul korban yang
lebih banyak lagi.
Agung Budiono, Manager Program
Korsup Energi Publish What You Pay
Indonesia menambahkan “secara
sistemik, mekanisme rehabilitasi dan
pasca-tambang harus benar benar
ditegakkan, perusahaan tidak boleh
lalai dalam melaksanakan reklamasi
dan kewajiban pasca-tambang, ter-
masuk Pemerintah juga harus men-
egakkan aturan terkait dana jaminan
berikut rencana pelaksanaan reklam-
asi dan pasca-tambang yang harus
dilaksanakan secara berkala”.
“Korsup Minerba KPK yang dilaku-
kan sejak tahun 2014 lalu berhasil
mendeteksi bahwa hampir sebagian
besar (lebih dari 50%) pemegang IUP
di seluruh Indonesia, tidak menyetor-
kan dana rehabilitasi dan pasca-tam-
bang” imbuh Agung di Jakarta.
Pemerintah Didorong
Kembangkan Energi
Terbarukan untuk
Listrik Nasional
Website : pwyp-indonesia.org
Email : sekretariat@pwyp-indonesia.org
Facebook Fanpage : Publish What You Pay Indonesia
Twitter : @PWYP_Indonesia
Korsup Energi New
menimbulkan emisi juga menimbul-
kan kerusakan lingkungan akibat laju
eksploitasi yang berlebihan.
Dirjen Energi Baru Terbarukan-
Kementerian ESDM Rida Mulyana
dalam paparannya pada Korsup
Energi mengemukakan bahwa
Indonesia saat ini memiliki potensi
energi baru terbarukan hingga 801,2
Giga Watt yang bersumber dari panas
bumi, tenaga air, surya, dan bioenergi.
Namun pemanfaatan sumber en-
ergi tersebut belum optimal, karena
menghadapi berbagai tantangan yang
tidak ringan seperti kendala infra-
struktur, investasi, serta koordinasi
lintas instansi. Rida mengemukakan
bahwa diperlukan dukungan dari
berbagai pihak untuk segera mewu-
judkan pemenuhan kebutuhan listrik
yang bersumber dari energi terbaru-
kan.
Sumber: energitoday.com
Sumber: kontan.co.id