Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
By Deasy Kurniawati
Off-grid electrification for development of small islands represents a number of unique challenges under the broad category of rural electrification. Small, off-grid island communities are particularly vulnerable to diesel price fluctuations and natural disasters, and thus, enhancing resilience through more sustainable and cheaper energy technologies should be a key priority. Financing the transition to these technologies – usually photovoltaic, micro-hydro or sometimes wind – is an essential hurdle to overcome. Once electricity systems are in place it is equally important that they are sustained in the longer term with effective arrangements for operation and maintenance, cost recovery etc. Related to this, is the productive use of the energy provided to increase islander incomes.
The workshop on Bunaken Island, Sulawesi, Indonesia from 3 to 5 November 2015, organised by the Smart Villages Initiative in collaboration with Kopernik, will explore these issues and develop recommendations for policy makers, development agencies and other stakeholders in energy provision to island communities.
More info: http://e4sv.org/events/off-grid-islands-electricity-workshop/
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Presentasi Direktorat Konservasi Energi, Direktorate Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM tentang regulasi, kebijakan, permasalahan, potensi dan program-program pengembangan konservasi energi di Indonesia.
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
By Deasy Kurniawati
Off-grid electrification for development of small islands represents a number of unique challenges under the broad category of rural electrification. Small, off-grid island communities are particularly vulnerable to diesel price fluctuations and natural disasters, and thus, enhancing resilience through more sustainable and cheaper energy technologies should be a key priority. Financing the transition to these technologies – usually photovoltaic, micro-hydro or sometimes wind – is an essential hurdle to overcome. Once electricity systems are in place it is equally important that they are sustained in the longer term with effective arrangements for operation and maintenance, cost recovery etc. Related to this, is the productive use of the energy provided to increase islander incomes.
The workshop on Bunaken Island, Sulawesi, Indonesia from 3 to 5 November 2015, organised by the Smart Villages Initiative in collaboration with Kopernik, will explore these issues and develop recommendations for policy makers, development agencies and other stakeholders in energy provision to island communities.
More info: http://e4sv.org/events/off-grid-islands-electricity-workshop/
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Presentasi Direktorat Konservasi Energi, Direktorate Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM tentang regulasi, kebijakan, permasalahan, potensi dan program-program pengembangan konservasi energi di Indonesia.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Bahan Bakar kimia (Hidrogen) Adalah Energi Alternatif dimasa depan yang menghasilkan Energi/Output yang Efesien dan Efektif , Perlu pertimabangan serta langkah nyata untuk menjadikan Energi ini sebagai Energi pengganti selain Mesin Konvensional
ini file dari menteri ESDM yg sedikit dipresentasikan oleh stafnya,nah,,,katanya ini adalah usaha konversi energi yang udah dilakuin pemerintahh selama ni...
Outlook Energi Indonesia 2014 memuat proyeksi dan analisis terhadap kebutuhan dan penyediaan energi. Tahun 2013 sebagai tahun dasar untuk menghasilkan proyeksi masing-masing skenario dasar, yaitu skenario Business As Usual dan Skenario Kebijakan Energi Nasional.
ENERGI TERBARUKAN (SHARING KNOWLEDGE-SCM EMP)vikhi79
Pada sharing knowledge hari jumat 8 Januari 2016 ini, Bpk Amran Firdaus menjelaskan berbagai jenis energi terbarukan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Bahan Bakar kimia (Hidrogen) Adalah Energi Alternatif dimasa depan yang menghasilkan Energi/Output yang Efesien dan Efektif , Perlu pertimabangan serta langkah nyata untuk menjadikan Energi ini sebagai Energi pengganti selain Mesin Konvensional
ini file dari menteri ESDM yg sedikit dipresentasikan oleh stafnya,nah,,,katanya ini adalah usaha konversi energi yang udah dilakuin pemerintahh selama ni...
Outlook Energi Indonesia 2014 memuat proyeksi dan analisis terhadap kebutuhan dan penyediaan energi. Tahun 2013 sebagai tahun dasar untuk menghasilkan proyeksi masing-masing skenario dasar, yaitu skenario Business As Usual dan Skenario Kebijakan Energi Nasional.
ENERGI TERBARUKAN (SHARING KNOWLEDGE-SCM EMP)vikhi79
Pada sharing knowledge hari jumat 8 Januari 2016 ini, Bpk Amran Firdaus menjelaskan berbagai jenis energi terbarukan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi.
Knowledge sharing emp pt. energi mega persadavikhi79
KNOWLEDGE SHARING EMP (ENERGI MEGA PERSADA) ADALAH SALAH SATU MEDIA ATAU PERTEMUAN RUTIN YANG DILAKUKAN DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN EMP. PADA PERTEMUAN INI, SHARING PENGETAHUAN DILAKUKAN OLEH KARYAWAN YANG SUDAH DITUNJUK SECARA BERGILIR. KARYAWAN YANG MENDAPATKAN GILIRAN HARUS MEMPRESENTASIKAN MATERI YANG BERMANFAAT BAGI SEMUA KARYAWAN YANG HADIR. DIMANA TOPIK MATERI BEBAS SESUAI KEAHLIAN ATAU MINAT DARI KARYAWAN.
PADA SLIDE SELANJUTNYA AKAN DISAJIKAN SALAH SATU MATERI KNOWLEDGE SHARING YANG DI PRESENTASIKAN OLEH SAUDARA NOVAN RAHARTOMO TENTANG CARA MEMPENGARUHI ORANG LAIN
Sharing knowledge emp (energi mega persada)vikhi79
SHARING KNOWLEDGE EMP (ENERGI MEGA PERSADA) ADALAH SALAH SATU MEDIA ATAU PERTEMUAN RUTIN YANG DILAKUKAN DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN EMP. PADA PERTEMUAN INI, SHARING PENGETAHUAN DILAKUKAN OLEH KARYAWAN YANG SUDAH DITUNJUK SECARA BERGILIR. KARYAWAN YANG MENDAPATKAN GILIRAN HARUS MEMPRESENTASIKAN MATERI YANG BERMANFAAT BAGI SEMUA KARYAWAN YANG HADIR. DIMANA TOPIK MATERI BEBAS SESUAI KEAHLIAN ATAU MINAT DARI KARYAWAN.
Seminarium ABF 4 november ”Är en hållbar global utveckling en utopi?”Martin Saar
Ämnet för kvällen på ABF den 4 november var: ”Är en hållbar global utveckling en utopi?” Vilket kom lite i skymundan! Svaret blev hängande i luften, i hopp om att kunna påverka politiker underifrån och upp till global nivå, ”för det har vi gjort förut och stoppat t ex freonutsläppen”.
Arrangemanget anordnades av Visionsgruppen inom Klimataktion. Inbjudna debattörer var filosofen Folke Tersman, Oscar Kjellberg och undertecknad. Mitt bidrag var att utifrån en kort resumé av Post Carbon Institutes video ”There´s No Tomorrow, (pekaoil, energy, growth & future”) få igång en diskussion kring sambandet mellan Energi och Ekonomi och konsekvenserna av kommande brist på energi, främst olja. Bland annat diskuterades ”nedväxt”, med svag koppling till ekonomiska realiteter som nuvarande penningsystem och galopperande skulder. Hur ska befintliga skulder (och mer skulder) kunna betalas tillbaka inkl ränta om inte ekonomin växer? Att den växer beror på fossilt bränsle.
Kloroplas merupakan salah satu komponen sel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Komponen ini mempunyai peran besar sebagai penyedia energi bagi tumbuhan. Proses konversi energi terjadi pada komponen ini
Integrated Forest Biorefinery - Biomass utilisation at the Follum millLasse Blom
By producing multiple products, a Integrated Forest Biorefinery (IFB) takes advantage of the various components in the biomass and their intermediates maximising the value derived from the biomass feedstock. These can be grouped into:
BioMaterials, BioChemicals, BioFuels and BioEnergy.
Energi terbarukan untuk indonesia (terjemah paper IEEE)Dimaz Muda
Merupakan sebuah dokumen hasil translasi dari paper IEEE yg dipublish tahun 2011. Paper tersebut ditulis oleh Mohammad Noor & Furong Li.
link paper http://ieeexplore.ieee.org/xpl/login.jsp?tp=&arnumber=6039326&url=http%3A%2F%2Fieeexplore.ieee.org%2Fxpls%2Fabs_all.jsp%3Farnumber%3D6039326
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan IA ITB ke depan?
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
1. Konversi Energi dari
Spent Resources
Focus Diskusi Aktual
Balitbang-Kemendagri, 10 September 2015
disusun oleh* : prasetyo sunaryo, titiresmi a., l. widodo, a. mulyanto
*) Paradigma Riset Institut, BPPT, BPPT , BPPT
2. Pembagian Sub Tema
1. Aspek Paradigma
2. Aspek Fungsi Energi
3. Aspek Potensi Sumberdaya
4. Aspek Pendukung Penerapan Teknologi
5. Aspek Kebijakan
6. Penutup
3. 3
Reinventing Research and Technology Development
OLD PARADIGM NEW PARADIGM
Technology is the application of
advance science
Technology result from consolidation
of various types of knowledge
Technology centric Customer and Societal centric
Technology roadmap is
determined by science advance
Technology roadmap is
determined from negotiations of
interests and values of various
stakeholders
Technology is a substantial,
endogenous element of business
innovation
Technology is an external element
of business innovation
-Because of the new vision, mission, and values,
Necessitate a shift to the new paradigm-
Sumber : Kusmayanto K., 2005
5. 5
Competitiveness
Complexity
Tahapan Pemungsian Teknologi
Kajian
Potensi
Supply
push /
demand
pull
Lab.
Scale
Pilot Plant
(Kelayakan
Teknis)
Perancangan
Pemungsian
Teknologi
(Prototype)
Pre
Commercial
Test
Pemungsian teknologi di proses produksi /
di proses pemecahan masalah
Menyiapkan Market
Offerings
Transaksi
Interacting
Publishing
Pengorganisasian
Penciptaan
/ Kreasi
Sasaran
Program
Merangsang Invensi
dan Inovasi
Dari Kreasi Menuju Transaksi
Interaksi Apa ?
Bagaimana ?
Berapa?
Menyampaikan Info
ke Pasar/User
Menciptakan Nilai/
Kultur Baru
6. Perlunya Perubahan Paradigma (1)
• Dalam perspektif kelestarian fungsi
lingkungan hidup, setiap kebijakan lingkungan
selalu ada implikasi teknologi (engineering
solution).
• Paradigma lama menganggap, bahwa semua
produk samping yang tidak menjadi produk
utama atau yang telah diprogramkan,
dianggap sebagai barang yang dianggap tidak
bernilai ekonomis, karenanya lalu disebut
sebagai limbah (waste).
7. Perlunya Perubahan Paradigma (2)
• Dengan terjadinya akumulasi limbah,
akhirnya menimbulkan dampak
pencemaran.
• Untuk mengatasi pencemaran, tentu
perlu solusi teknologik; dan pada titik
ini, solusi teknologi oleh para produsen
masih dianggap sebagai ekstra cost
(untuk mengatasi dampak eksternalitas)
8. Perlunya Perubahan Paradigma (3)
• Paradigma baru adalah, bahwa side products dari
berbagai unit produksi belum segera didefinisikan
sebagai limbah (waste), sebelum teknologi
menyatakan tidak mampu lagi mendaya-gunakan
side products tersebut.
• Karena itu, semua side products yang belum
mendapat sentuhan teknologi, masih dapat
disebut sebagai spent resources, yaitu resources
yang telah tergunakan (bukan waste).
9. - Meningkatnya populasi:
- Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi:
- Meningkatnya Standar
Hidup
- Meningkatnya penyediaan
energi primer (2 kali lipat):
- Meningkatnya penyediaan
energi listrik (3,5 kali lipat):
Isu lingkungan:
- Pemanasan Global
- Polusi Udara
- Hujan Asam
- Kesehatan
TYPE OF ENERGY SELECTION
Fosil Energy
(hydrocarbon resources)
OIL COAL Gas
NEW AND RENEWABLE ENERGY
Hidro,
Microhydro
Solar, wind,
biomassa,
geothermal,
hidrogen, FC
Nuclear
(Uranium/Ihorium)
Environment INFRASTRUCTUR ENERGY RESOURCES SOCIAL-CULTURE GEOPOLITIC ECONOMY
BASED ON NATURAL RESOURCES BASED ON TECHNOLOGY
GENERAL ENERGY PLANNING
“Comprehensive Assessment of Different Energy Source for Electricity Generation in Indonesia”,.
10. Perbedaan Renewable dan Non
Nuclear Masih Kontroversial
Sumber: http://gcedwitness.files.wordpress.com/2011/08/conventional_renewable_energy
_sources.gif
13. Subsidi Untuk Energi
• Subsidi bahan bakar fosil di antara negara OECD
pada tahun 2011 mencapai 90 miliar US dollar,
dan lebih dari 50 milyar US dollar (diluar OECD)
secara global.
• Sedangkan subsidi energi terbarukan hanya 88
miliar US dollar pada tahun yang sama. Dengan
subsidi bahan bakar fosil yang terus terjadi, maka
berdasarkan International Energy Agency, target
pengendalian perubahan iklim tidak akan tercapai
Sumber : Wikipedia
14. Contoh : Pola Jerman
• Jerman menyerukan prinsip “Selamat tinggal energi
nuklir dan Fosil, selamat datang energi terbarukan.”
Bauran energi terbarukan di Jerman tumbuh dari hanya
6 % menjadi 25% dalam waktu sepuluh tahun.
• Melalui kebijakan Energiewende (Transisi Energi
Jerman) pada 2010, Jerman menargetkan pengurangan
emisi gas rumah kaca sebesar 80-95% pada 2050,
dengan meningkatkan bauran energi terbarukan hingga
60% dan efisiensi listrik hingga 50% dalam periode
yang sama. Kebijakan ini langsung mendapat dukungan
legislatif, setahun berikutnya.
15. Energi Berasal dari Spent Resources
Agro Based
Industry
New &
Renewable
Energy
16. Mengembangkan Kemandirian Energi
Jaminan berlanjutnya Pembangunan Nasional yang
berkesinambungan diantaranya dipengaruhi oleh terjaminnya pasokan
energi yang berkelanjutan.
Energi merupakan komponen vital untuk perkembangan industri dan
meningkatnya taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.
Sumberdaya Energi Nasional konvensional, seperti sumber energi fosil
terbatas.
Pemanfaatan sumber energi terbarukan dan energi baru, akan
membantu bukan hanya memperpanjang waktu pasokan energi, juga
termanfaatkannya sumber energi lain/setempat (biasanya lebih
bersih), sehingga akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Energi akan lebih efisien jika dibangkitkan dari sumber energi
setempat, dg melibatkan masyarakat shg membentuk siklus yg saling
menguntungkan antara produsen dan konsumen.
Untuk itu pengembangan Teknologi guna memanfaatkan sumber
energi terbarukan sangat penting, untuk menjamin keberlanjutan
pasokan energi Nasional, sambil memberdayakan masyarakat .
Kawasan/desa mandiri energi adalah salah satu konsep penyediaan
energi terpadu yg memberdayakan masyarakat menuju penciptaan
enegi yg efisien
19. Program Energi Baru/Terbarukan
• Dalam Perpres 5/2006, disebutkan kontribusi EBT dalam
bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah
sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar
5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin
5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%.
• Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah
adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik
Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025,
kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020,
kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada
tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2
GW pada tahun 2024.
• Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai
tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD
20. Kebutuhan Listrik Indonesia
• Permintaan listrik di Indonesia tumbuh dari 90
terawatt-hours (TWh) di tahun 2003 menjadi 190
TWh di tahun 2013 (kenaikan demand sekitar
10%/th).
• Pemakaian energi mix di Indonesia saat ini lebih
dari 90% menggunakan energi yang berbasis fosil,
yaitu minyak bumi 54,4%, gas 26,5% dan
batubara 14,1%. Untuk energi dengan Panas
bumi 1,4%, PLTA 3,4%, sedangkan energi baru
dan terbarukan (EBT) lainnya masih 0,2%.
21. Potensi EBT
• Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT)
yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar
450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari,
energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW
• Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomasa
adalah mendorong pemanfaatan limbah industri pertanian
dan kehutanan sebagai sumber energi secara terintegrasi
dengan industrinya, mengintegrasikan pengembangan
biomassa dengan kegiatan ekonomi masyarakat,
mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa
dan usaha penunjang, dan meningkatkan penelitian dan
pengembangan pemanfaatan limbah termasuk sampah
kota untuk energi.
22. Siklus Sumberdaya Dalam Pengunaannya
SDA dari
lokal
SDA dari
impor
Proses
Pembuatan
Barang
Setengah
Jadi
Proses
Pembuatan
Barang Jadi/
Packaging
Spent
Resources
/ Limbah
Konsumen/
Perdagangan
Spent
Resources /
Limbah
Aktivitas
3 R
Akumulasi
Spent
Resources
Spent
Resources /
LimbahKonsumen/
Perdagangan
Industri baru ?
Bahan Baku
Industri
Baru 1 ?
Bahan Baku
Industri
Baru 2 ?
Material/Energi
23. Penggunaan Spent Resource Pabrik Tahu
Kabupaten Banyumas, Jateng – oleh PTL-BPPT
Jumlah IKM
Jumlah kedelai yang diolah (kg per hari)
Jumlah limbah cair (liter per hari)
Potensi gas yang dapat dihasilkan (m3 per hari)
Jumlah rumah yang disaluri gas
Pengurangan emisi ( ton CO2 eqv) basis per tahun
591
5,116.57
35,815.99
204,662.80
623
2,203.24
25. 25
Technology For Energy
Diversifikasi
Energy
Konservasi
Energy
Pengembangan
Sistem
Informasi ESDM
Pengembangan
Wilayah
Lingkungan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
Pengembangan
Sumberdaya
Mineral
Pengembangan
Energy
Fosil
Pengembangan
Proses dan
Aplikasi
Produk Migas
Peningkatan
Peran
Badan Litbang
ESDM
Dalam Perumusan
dan Evaluasi
Kebijakan
Pemerintah
Technology
for
ENERGY
Energi
26. Faktor Pendukung Penerapan Teknologi
1. Legal Aspek
2. Aspek Kelembagaan
3. Aspek Kebijakan/Policy
4. Aspek Sosial Budaya, Lingkungan
5. Aspek Manfaat/Kelayakan Ekonomi-
Finansial
6. Aspek Keandalan Teknologi
7. Dukungan/Support Finansial
27. 27
How to Market: The Approach
-Build an ABG/AKG network-
Academic Business
Government
Technology
Kelompok
Masyarakat
Swadaya/Pengguna
28. 28
ABG/AKG Incentive Programs
BiayadanKeuntungan
Tahapandariide
menujukomersial
Trial Production
Maturity
Time
Skala Pilot
Prototipe
Idea
Sertifikasi
Uji coba Pasar
Business Plan
Komersial
IPO,
Akuisisi
Paten
Maintenance
- Profit/Advantage Centre
- BANK/INVESTOR /Modal
Ventura
Riset
Komersial
Astekno, ,Standarisasi
START-UP CAPITAL
Komersial Sukses
- Cost Centre;
- Dukungan dan fasilitas Pemerintah
- Kelompok Swadaya Masyarakat
Analisa Produksi
Paten turunan
Market Analysis
Ref : V. Kotelnikov, Ten3- Venture
0
Sumber : Kusmayanto K., 2005, diolah
29. Peran Negara/Pusat/Pemda
Untuk Penyediaan Energi
• Menstimulasi berkembangnya energi baru dan terbarukan
di daerah, melaui pola pembiayaan/subsidi tak langsung.
• Subsidi energi adalah sebuah tindakan yang membuat
harga sumber energi di tingkat konsumen tetap berada di
bawah harga pasar (“terjangkau”) atau lebih tinggi dari
harga pasar untuk subsidi harga di tingkat produsen.
• Subsidi energi juga dapat berarti mengurangi biaya yang
digunakan oleh konsumen/produsen untuk
membeli/memproduksi sumber energi.
• Subsidi dapat berupa transfer dana secara langsung,
pendanaan secara tidak langsung, pengecualian pajak,
pengendalian harga, pengendalian arus perdagangan, dan
pembatasan akses pasar.
30. Fungsi Subsidi Energi Terbarukan
• Mempertahankan suplai untuk mengurangi
ketergantungan terhadap impor dan menjaga sumber
daya alam di dalam negeri , peningkatan kualitas
lingkungan (khusus subsidi energi alternatif/energi
terbarukan)
• Manfaat secara ekonomi; subsidi mengurangi harga
sehingga merangsang sektor ekonomi tertentu untuk
terus berkembang dan memberikan keadilan energi
bagi kesejahteraan pengusaha kecil dan rakyat miskin
• Ketenagakerjaan; subsidi mempertahankan sektor
ekonomi tertentu dan mencegahnya dari kebangkrutan
yang dapat menyebabkan PH
31. Pola Umum Pemetaan Multi Aspek d.e.
Program Tujuan Penggalian
Instrumen
Pengorganisasian Kelengkapan
Data &
Kebijakan
Kajian Pada
Sumberdaya
(raw materials)
•Jaminan
Ketersediaan
•Merumuskan
status hukumnya
• Incentive atau dis-
incentive
• Partisipasi
masyarakat lokal
• Penentuan Mitra
Kerja
• Analisa
Kelembagaan
• Inventarisasi
kebijakan, regulasi
dan data yang telah
ada
Kajian pada
Proses
• Analisa Dampak
• Hasil samping
• Pengembangan
potensi ekonomi
baru
Penentuan standard
untuk :
• Penerapan teknologi
bersih
• Perbaikan house
keeping
• Penentuan Mitra
kerja
• Pola kerjasama
• Inventarisasi
kebijakan dan data
yang telah ada
• Tata ruang industri
Kajian pada
kesadaran
Konsumen/
Calon Pengguna
• Mengetahui
tingkat
kesadaran
konsumen /
pengguna
• Pendidikan &
Kampanye :
“green
consumer”
• Penentuan Mitra
Kerja
• Inventarisasi
kebijakan dan data
yang telah ada
Kajian 3 R
penanganan
spent resources
• Menggali
Potensi Ekonomi
Baru
(material/energi)
• Program riset
Pendayagunaan
material dan
energi
• Penentuan Mitra
Kerja
• Inventarisasi
material & teknologi
yang telah ada dan
evaluasi kebijakan
yang diperlukan
32.
33. Biodata Penyusun
1. Prasetyo Sunaryo, Ir., MT.
BPPT : 1978-2004, Asdep di Kemenristek: 2004-2009,
DRN : 2004-2007, Paradigma Riset Institut : 2009 – saat ini
2. Titiresmi, Dra., Msi. Ahli Peneliti Madya di BPPT
3. Lestario Widodo, Drs., MM. Ahli Peneliti Madya di
BPPT
4. Adi Mulyanto, Ir., MSc. Ahli Peneliti Madya di BPPT