SlideShare a Scribd company logo
1
Ringkasan Ekskutif
Komisi Informasi telah mengeluarkan Surat Edaran
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pelayanan Informasi
Penyediaan Publik dalam masa Darurat Kesehat-
an Masyarakat Akibat CoronaVirus Disease 2019
(Covid-19). Surat Edaran (SE) ini mengatur keten-
tuan penyediaan informasi terkait penanganan Co-
vid-19 yang mudah dijangkau dan dipahami oleh
masyarakat. Sehingga, diperlukan sebuah kajian
untuk menilai pemenuhan hak informasi masya-
rakat, dan secara khusus menilai efektivitas im-
plementasi SE tersebut. Kaji cepat ini bertujuan
untuk; (1) mengetahui gambaran tata kelola keter-
bukaan informasi penanganan Covid-19 di Nusa
Tenggara Barat (NTB) selama masa tanggap da-
rurat Covid-19; dan (2) menilai sejauh mana efek-
tivitas implementasi Surat Edaran Komisi Informasi
Pusat Nomor 2 tahun 2020 di NTB. Hasil kaji cepat
ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
dalam meningkatkan efektivitas penanganan Co-
vid-19, serta meningkatkan partisipasi publik se-
lama masa tanggap darurat. Kaji cepat ini dilaksa-
nakan menggunakan metode survei secara online
dan tatap muka selama 10 hari sejak tanggal 28
April-5 Mei 2020. Survei tatap muka dilakukan di
Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat dan
Kota Mataram. Jumlah responden seluruhnya se-
banyak 582 orang yang berasal dari seluruh kabu-
paten/kota di NTB. Sedangkan jumlah responden
tatap muka sebanyak 121 orang yang dipilih secara
acak berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat
kesejahteraan rumah tangga.
Kajian cepat ini menemukan bahwa selama masa
tanggap darurat bencana nasional Covid-19 di
NTB, cakupan akses informasi publik terkait pena-
nganan Covid-19 sangat terbatas bagi masyarakat
di wilayah Pedesaan, terutama kelompok perem-
puan dan rumah tangga berpenghasilan rendah.
Persebaran informasi yang mestinya tersedia ti-
dak merata, bahkan terdapat masyarakat yang
sama sekali tidak mengetahui informasi berkaitan
dengan penanganan Covid-19. Meskipun demiki-
an, layanan informasi pemerintah sejauh ini dini-
lai sudah cukup baik dan bahasa yang digunakan
mudah dipahami. Prioritas kebutuhan informasi
Maret 2018
Laporan Kajian
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat
Kesehatan Masyarakat Akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
di Nusa Tenggara Barat
Penyusun: Dwi Arie Santo, Ramli, Johan Rahmatulloh
Peninjau: Maryati Abdullah, Meliana Lumbantoruan
www.pwypindonesia.org
2
masyarakat selama masa pandemi ini antara lain:
(1) informasi kebijakan, anggaran dan data ban-
tuan pemerintah untuk masyarakat/UKM terdam-
pak, termasuk mekanisme pengaduan; (2) edukasi
tentang Covid-19 dan pencegahannya, (3) perse-
baran wilayah terpapar, dan (4) protokol karantina
mandiri. Media yang dapat digunakan agar penye-
baran informasi dapat menyasar masyarakat lebih
luas adalah dengan menggunakan papan informa-
si/spanduk/baliho, dan media sosial resmi peme-
rintah di semua tingkatan.
Pendahuluan
Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia diperku-
at dengan lahirnya Undang-undang Keterbukaan
Informasi Publik, yang memerintahkan pelaksana-
an keterbukaan informasi publik oleh Badan Publik
baik di tingkat pusat maupun daerah. Prinsip men-
dasar dari keterbukaan informasi publik adalah,
Prinsip mendasar keterbukaan informasi publik
adalah semua informasi sifatnya terbuka, kecuali
informasi yang dikecualikan. Namun pengecualian
tersebut tidak terjadi secara serta merta, melain-
kan harus didasarkan pada mekanisme yang telah
diatur di dalam UU KIP ini.
Saat ini, dunia termasuk Indonesia sedang meng-
alami situasi pandemik global, menghadapi perang
terhadap virus Covid-19. Kondisi yang telah ber-
langsung dalam beberapa bulan terakhir ini telah
merubah perilaku kehidupan manusia secara ke-
seluruhan, kegiatan-kegiatan yg dahulu bisa dila-
kukan secara tatap muka langsung, kini banyak di-
lakukan dengan menggunakan Teknologi Informasi
(TI).  Termasuk layanan publik kepada masyarakat,
yang selama ini seakan-akan menjadi penambah-
an pekerjaan tersendiri bagi sebagian instansi, kini
telah menjadi kebutuhan yang harus dilakukan. 
Demikian halnya dengan berbagai regulasi yang
dipersiapkan untuk merespon situasi ini. Pemerin-
tah menetapkan status darurat nasional dengan
pemberlakuan protokol penanganan Covid-19 di
berbagai instansi dan layanan publik, pemberla-
kuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di
beberapa wilayah, melakukan realokasi dan refo-
cusing anggaran, penetapan strategi pemulihan
ekonomi nasional (PEN) serta berbagai kebijakan
strategis lainnya. Termasuk implementasi UU KIP,
dimana Komisi Informasi Pusat menerbitkan Surat
Edaran (SE) terkait layanan informasi dalam situasi
pandemik Covid-19, sebagai bentuk respon terha-
dap kondisi pandemik ini.
Surat Edaran Komisi Informasi Pusat tersebut di-
sahkan pada tanggal 6 April 2020, dan seharusnya
telah diterima oleh seluruh lembaga pemerintah,
untuk diimplementasikan, baik di pemerintah pusat
maupun di daerah. Namun belakangan, SE terse-
but justru terkesan diabaikan, karena banyaknya
gejolak di tengah masyarakat yang memperso-
alkan ketidak-transparanan pemerintah di dalam
menghadapi situasi pandemik Covid-19. Pertanya-
an yang muncul umumnya berkaitan dengan data
seperti; berapa sebenarnya jumlah pasien yang
3
terpapar Covid-19 berikut dengan status dan se-
baran lokasinya. Selain itu, bagaimana pengelola-
an anggaran dan alokasinya, yang jumlahnya tidak
sedikit. Hal ini termasuk yang terjadi di provinsi
NTB, dari realokasi berbagai sumber mata anggar-
an, terkumpul anggaran sekitar 900 miliar rupiah
lebih untuk penanggulangan Covid-19 ini.  
Tujuan, Metodologi dan Ruang Lingkup Kajian
Kajian cepat ini bertujuan untuk: (1) mengetahui
gambaran tata kelola keterbukaan informasi pe-
nanganan Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB)
selama masa tanggap darurat Covid-19 sesuai SE
Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2020; dan (2)
menilai sejauh mana efektivitas implementasi Su-
rat Edaran Komisi Informasi Pusat Nomor 2 tahun
2020 tentang Pelayanan Informasi Publik dalam
masa Darurat Kesehatan Masyarakat Akibat Coro-
naVirus Disease 2019 (Covid-19) di NTB.
Beberapa hal yang dikaji meliputi, (1) Aksesibili-
tas masyarakat atas informasi publik terkait pe-
nanganan Covid-19, termasuk informasi anggar-
an; berdasarkan jenis kelamin, umur, wilayah dan
tingkat ekonomi rumah tangga di NTB (2) Persep-
si publik terkait kualitas layanan informasi pena-
nganan Covid-19 di NTB; (3) Jenis informasi yang
dibutuhkan masyarakat di NTB selama masa tang-
gap darurat Covid-19; dan (4) Saluran/media pe-
nyampaian informasi penanganan Covid-19 yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kajian cepat ini dilakukan dengan metode survei
online menggunakan Google Form dan tatap muka
di tiga wilayah; Kota Mataram, Kabupaten Lombok
Barat dan Kabupaten Lombok Tengah. Penentuan
wilayah ini ditentukan berdasarkan kriteria; 1) wi-
layah penyebaran Covid-19 berstatus zona merah
dan tidak; dan 2) jarak geografis wilayah ke pusat
ibukota pemerintahan provinsi. Pemilihan respon-
den di tiga wilayah ini dilakukan secara acak ber-
tingkat berdasarkan jenis kelamin, umur, wilayah
perdesaan dan perkotaan, serta kelompok penge-
luaran atau tingkat ekonomi rumah tangga. Survei
berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 28 Ap-
ril–5 Mei 2020, dengan jumlah total responden 582
orang, sebanyak 121 orang responden yang diwa-
wancarai secara tatap muka. Kegiatan wawanca-
ra tatap muka dilakukan dengan protokol standar
social distance.   
Analisis kajian cepat dilakukan dengan dua pende-
katan. Pertama, kajian terkait aspek aksesibilitas
informasi dan persepsi publik tentang kualitas la-
yanan informasi penanganan Covid-19 dilaksana-
kan di tiga wilayah. Kedua, kajian jenis informasi
yang dibutuhkan masyarakat selama masa tang-
gap darurat; dan jenis saluran informasi yang da-
pat digunakan; dilakukan dengan menggunakan
data seluruh responden dari 10 kabupaten/kota di
NTB.  
4
Gambar 1. Sebaran Responden Kaji Cepat Keterbukaan Informasi Covid-19
di 10 Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
Temuan-Temuan Survei
1. Aksesibilitas Informasi Mengenai Covid-19
1.1. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil survei ditemukan bahwa kelom-
pok perempuan cenderung mendapatkan akses
informasi yang lebih terbatas dibandingkan laki-
-laki. Akses informasi JPS dan kesehatan pada ke-
lompok responden laki-laki cenderung lebih tinggi,
masing-masing 52,2% dan 89,6%. Sebaliknya, ke-
lompok perempuan cenderung lebih tinggi akses-
nya terhadap informasi pendidikan, 43% berban-
ding 38%.
5
Grafik 1. Akses informasi masyarakat berdasarkan jenis kelamin terkait JPS,
kesehatan dan pendidikan selama masa Covid-19 di NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
Situasinya yang sama pada aksesibilitas perem-
puan terhadap empat jenis informasi terkait Co-
vid-19, yang cenderung lebih rendah dibanding-
kan laki-laki. Rata-rata tingkat akses informasi
perempuan sekitar 53% dari seluruh responden
perempuan. Sementara kelompok laki-laki lebih
tinggi sekitar 74%.
6
Grafik 2. Akses informasi masyarakat berdasarkan jenis kelamin terkait informasi
pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
1.2. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Kelompok Umur
Akses penduduk usia tua cenderung tinggi terha-
dap informasi kesehatan dibandingkan masyarakat
kelompok umur lebih muda. Rata-rata aksesibilitas
kelompok masyarakat usia di atas 25 tahun lebih
dari 80%, sedangkan penduduk usia di bawah 25
tahun hanya sekitar 63%.
Kelompok usia muda (dibawah 25 tahun) cende-
rung tinggi pada informasi JPS dan mendapatkan
berbagai jenis informasi berkaitan dengan Co-
vid-19 secara merata. Hal ini dimungkinkan ka-
rena akses masyarakat usia muda sangat tinggi
terhadap pemanfaatan perangkat teknologi dan
internet.
7
Grafik 3. Akses informasi JPS, Kesehatan dan pendidikan berdasarkan
kelompok umur di NTB pada masa Covid-19
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
Kelompok masyarakat usia 40 tahun ke atas cen-
derung mengakses informasi terkait dengan pen-
cegahan, penyebaran dan penanganan Covid-19.
Tampaknya, kondisi ini dipengaruhi oleh pemberi-
taan terkait tingkat kerentanan kelompok umur 40
tahun ke tas yang cenderung lebih mudah terpa-
par Covid-19. Informasi terkait ini juga lebih mudah
diakses oleh masyarakat karena banyak tersebar
dalam bentuk pengumuman di masjid, baliho, atau
edukasi tatap muka yang dilakukan oleh satgas
Desa, bahkan di tingkat dusun/lingkungan. Seba-
liknya, akses mereka terhadap informasi berkaitan
dengan perkembangan kasus cenderung sangat
terbatas, karena penyampaiannya secara online.
8
Grafik 4. Akses informasi masyarakat berdasarkan kelompok umur
terkait informasi pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
1.3. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Wilayah (Kota/Desa)
Secara umum, akses masyarakat di pedesaan
dalam mengakses informasi terkait Covid-19 le-
bih tinggi dibandingkan masyarakat di perkotaan,
kecuali informasi perkembangan kasus Covid-19.
Sebaliknya, akses informasi JPS sangat terbatas di
tingkat desa (30%). Masyarakat pedesaan banyak
mendapatkan informasi kesehatan (98%) diban-
dingkan penduduk di perkotaan (40%).
9
Grafik 5. Akses informasi JPS, kesehatan dan pendidikan berdasarkan wilayah di NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
Rata-rata informasi Covid-19 diakses lebih banyak
oleh penduduk pedesaan, kecuali informasi terka-
it jumlah kasus positif, ODP dan PDP. Masyarakat
perkotaan yang mendapatkan informasi ini sekitar
63%, sedangkan di pedesaan sekitar 50%. 
10
Grafik 6. Akses informasi masyarakat berdasarkan wilayah
terkait informasi pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
1.4. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Tingkat Pengeluaran
Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum
berpengaruh terhadap akses informasi selama Co-
vid 19 ini. Kelompok masyarakat miskin cenderung
lebih banyak mengakses informasi JPS dan infor-
masi seputar pendidikan untuk anak-anak mereka.
Sementara, akses mereka terhadap informasi ter-
kait Covid-19 cenderung terbatas. 
11
Grafik 7. Akses informasi JPS, kesehatan dan pendidikan berdasarkan
kelompok pengeluaran rumah tangga
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
Sedangkan kelompok masyarakat yang lebih se-
jahtera cenderung banyak mengakses informasi
kesehatan atau yang berkaitan dengan penangan-
an Covid-19. Hal ini terlihat dengan tingginya ak-
ses mereka terkait dengan wilayah yang menjadi
penyebaran (Epicentrum) Covid 19, Informasi Pen-
cegahan, penyebaran dan Penanganan Covid 19,
Informasi Jumlah Kasus Positif, ODP dan PDP. Hal
ini terjadi dikarenakan secara pendapatan masya-
rakat yang tingkat kesejahteraannya tinggi lebih
besar peluangnya mendapatkan informasi yang
sebagian besar terdistribusi melalui perangkat TIK.
12
Grafik 8. Akses informasi masyarakat berdasarkan pengeluaran rumah tangga
terkait informasi pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
2. Persepsi publik terkait kualitas layanan informasi penanganan Covid-19 di NTB
2.1 Keterjangkauan Informasi Terkait Covid-19 oleh masyarakat   
Akses masyarakat terhadap informasi penangan-
an darurat kesehatan akibat Covid-19 masih sa-
ngat terbatas. Ketersebaran informasi yang harus
disediakan Badan Publik, sebagaimana diatur da-
lam SE KI tidak merata di masyarakat. Informasi
yang paling banyak diketahui masyarakat adalah
informasi rumah sakit rujukan khusus Covid-19.
Namun tingkat pengetahuan  masyarakat terha-
dap informasi ini hampir sama dengan jumlah
responden yang tidak mendapatkan seluruh jenis
informasi tersebut. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
belum optimalnya pendistribusian informasi ke
masyarakat karena terbatasnya media atau salur-
an penyampaian informasi. Di samping itu, Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 belum
menyediakan informasi yang lengkap, serta belum
adanya kejelasan pembagian peran antar Gugus
Tugas tingkat provinsi, kabupaten/kota dan desa
dalam penyampaian informasi berkaitan dengan
penanganan Covid-19.
Distribusi informasi penanganan Covid-19 yang di-
terima masyarakat sejauh ini sebagian besar ber-
asal dari pemerintah desa/kelurahan (45,4%). Hal
ini disebabkan oleh keberadaan Satgas atau rela-
wan Covid-19 di tingkat desa yang secara lang-
sung berhadapan dengan masyarakat. Sedangkan
13
informasi dari pemerintah provinsi dinilai sangat
terbatas (13%), bahkan lebih rendah dari jumlah
responden yang mengaku tidak mendapatkan in-
formasi dari tiga level pemerintahan tersebut.
Grafik 9. Akses masyarakat terhadap informasi penanganan darurat Covid-19
di NTB Sesuai SE Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2020
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
2.2 Tingkat kemudahan informasi penanganan Covid-19 dipahami masyarakat
Sebagian besar masyarakat menilai bahwa in-
formasi penanganan Covid-19 yang disampaikan
oleh pemerintah di tingkat lokal mudah dipahami.
Sekitar 45% responden menjawab cukup mudah,
20% menjawab mudah, bahkan 5% menilai sa-
ngat mudah. Namun, masih terdapat responden
yang menjawab sulit sekitar 9%. Semestinya se-
luruh informasi yang disampaikan dapat dipahami
secara mudah oleh seluruh lapisan masyarakat,
bahkan oleh kelompok penyandang disabilitas dan
penduduk buta huruf. Dalam UU KIP secara jelas
disebutkan bahwa informasi publik harus mudah
dipahami. Sehingga, berbagai media yang dekat
dengan keseharian masyarakat dapat dimanfaat-
kan sebagai media dalam pendistribusian informa-
si. 
14
Grafik 10. Persepsi masyarakat terkait kemudahan pemahaman informasi penanganan Covid-19
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
2.3 Persepsi masyarakat terhadap kualitas layanan informasi penanganan Covid-19
Secara umum, kualitas layanan informasi pena-
nganan Covid-19 di NTB cukup baik. Sekitar 6%
menilai sangat baik, 41% responden menjawab cu-
kup baik, dan 32% menjawab baik. Namun, terda-
pat sekitar 19% responden yang menilai buruk, dan
2% menilainya sangat buruk. Persepsi negatif ini
dapat disebabkan oleh terbatasnya informasi yang
dapat diakses masyarakat, baik dari sisi kuantitas
maupun substansinya.
Grafik 11. Persepsi masyarakat terhadap kualitas layanan informasi penanganan Covid-19 di NTB
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
15
3. Jenis informasi yang paling dibutuhkan oleh masyarakat dalam situasi pandemi Covid-19 
Dalam situasi tanggap darurat saat ini, kebutuh-
an informasi masyarakat berkaitan dengan pena-
nganan wabah ini sangat tinggi. Karena bencana
non-alam ini berdampak secara langsung maupun
tidak langsung terhadap kehidupan dan penghi-
dupan masyarakat, baik dari sisi ekonomi, sosial
maupun politik. Berdasarkan hasil kaji cepat ini,
ditemukan bahwa transparansi kebijakan, anggar-
an dan data bantuan pemerintah untuk masyara-
kat/UKM terdampak menjadi kebutuhan paling
prioritas masyarakat selama pandemi (31%). Hal
ini berkaitan dengan dampak ekonomi dan sosial
yang ditimbulkan oleh masuknya penyebaran Co-
vid-19. Masyarakat sangat tertarik untuk menge-
tahui langkah-langkah dan kebijakan pemerintah
dalam menangani dampaknya, terutama kelompok
masyarakat miskin dan rentan. 
Informasi selanjutnya yang dibutuhkan masyarakat
adalah perkembangan kasus dan wilayah penye-
baran (epicentrum) Covid-19; dan informasi terkait
cara pencegahan dan penanganannya. Informasi
ini bagi masyarakat sangat berguna dalam mem-
banguan kewaspadaan dini (early warning) dalam
mencegah paran Covid-19. Selebihnya, informasi
yang dibutuhkan adalah informasi layanan kese-
hatan, biaya dan jaminan kesehatan bagi masya-
rakat untuk pemeriksaan dan perawatan pasien
Covid-19, protokol social distancing, mekanisme
pengaduan masyarakat, dan informasi terkait pe-
nyelenggaraan pendidikan bagi anak sekolah.
Grafik 12. Jenis Informasi yang dibutuhkan masyarakat dalam situasi pandemik Covid-19
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
16
4. Masukan masyarakat mengenai cara penyampaian informasi agar mudah diakses
Pemanfaatan media atau saluran yang dekat de-
ngan masyarakat dalam penyampaian informasi
dapat meningkatkan efektivitas layanan informa-
si. Tiga jenis media informasi menurut masyarakat
paling efektif untuk menyampaikan informasi ter-
kait Covid-19 adalah media sosial resmi yang dike-
lola pemerintah (68,7%), papan informasi, spanduk
atau baliho (63,6%) dan media massa cetak ma-
upun online (59,6%). Hal ini menunjukkan bahwa
tidak semua responden memiliki akses yang sama
terhadap perangkat teknologi informasi dan in-
ternet, sehingga pemerintah perlu memanfaatkan
media konvensional yang sejauh ini telah tersedia
hingga tingkat dusun. 
Grafik 13. Saran masyarakat terkait bentuk saluran atau media penyampaian informasi
penanganan Covid-19 agar mudah diakses masyarakat
Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
17
Analisis Kebijakan Terhadap Temuan Survei
1. Analisis aspek aksesibilitas
dan layanan informasi
Dari data mengenai aksesibilitas informasi berka-
itan dengan Covid-19 berdasarkan jenis kelamin,
ditemukan bahwa laki-laki rata-rata mendapatkan
lebih banyak informasi dibandingkan perempuan.
Hal ini dapat disebabkan oleh peran domestik ke-
lompok perempuan bertambah selama masa pan-
demi ini. Aktivitas perempuan menjadi semakin
terbatas di luar rumah sebagai implikasi pendam-
pingan kegiatan belajar anak selama kegiatan bel-
ajar di sekolah diliburkan. Selain itu, ketimpangan
akses terhadap perangkat teknologi dan internet
antara kelompok laki-laki dan perempuan juga
berimplikasi terhadap rendahnya aksesibilitas pe-
rempuan terhadap informasi Covid-19. 
Di sisi yang lain, pemerintah daerah melalui Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga cen-
derung menggunakan media online sebagai salur-
an utama penyampaian informasi. Metode terse-
but tidak sejalan dengan data BPS (2019), di mana
sekitar 64% penduduk laki-laki di NTB mengguna-
kan telepon seluler, sedangkan penduduk perem-
puan pengguna telepon seluler sekitar 52%. Pun
demikian di mana perempuan yang menggunakan
internet sebanyak 35%, lebih rendah dari pendu-
duk laki-laki yakni sebanyak (43%). 
Sementara itu, berdasarkan kelompok umur res-
ponden ditemukan bahwa penduduk usia muda di
bawah 25 tahun cenderung mendapatkan berba-
gai jenis informasi secara merata, meskipun rata-
-rata hanya sekitar 60% dari kelompok penduduk
ini yang mendapatkan akses informasi. Sedang-
kan akses penduduk usia tua terhadap informasi
kesehatan cenderung lebih tinggi dibandingkan
masyarakat kelompok umur lebih muda. Situasi ini
dimungkin terjadi karena kelompok usia di atas 40
tahun memiliki kebutuhan yang cukup tinggi ber-
kaitan dengan upaya menjaga kondisi kesehat-
annya. Karena, berdasarkan rilis pemerintah, ke-
lompok masyarakat di atas 40 tahun lebih banyak
terkonfirmasi positif dibandingkan kelompok umur
yang lain. 
Namun, akses informasi terkait kesehatan dan
pendidikan pada kelompok masyarakat di bawah
usia 25 tahun cenderung lebih tinggi. Hal ini nam-
paknya disebabkan oleh tingginya akses kelompok
generasi milenial ini pada perangkat teknologi. Ke-
lompok masyarakat usia di bawah 40 tahun juga
memiliki kebutuhan yang besar terkait informasi
pendidikan bagi anak-anak mereka yang diliburkan
dalam waktu yang panjang selama masa pandemi. 
Secara umum, akses masyarakat di pedesaan
dalam mengakses informasi terkait Covid-19 le-
bih tinggi dibandingkan masyarakat di perkota-
an, kecuali informasi perkembangan jumlah kasus
Covid-19. Sebaliknya, akses informasi JPS sangat
terbatas di tingkat desa. Informasi perkembang-
an jumlah kasus Covid-19 selama ini disampaikan
melalui siaran pers dan dikutip oleh media online,
dan di samping itu informasi angka kasus Covid-19
tidak dibutuhkan oleh masyarakat di desa. Tinggi-
18
nya jumlah masyarakat pedesaan yang mengeta-
hui informasi terkait Covid-19 dimungkinkan juga
oleh tingginya budaya guyub, berkumpul di desa
selama masa pandemi ini, seperti pada situasi
normal. Informasi-informasi tersebut tersebar dari
mulut ke mulut, terutama informasi epicentrum wi-
layah persebaran.
Sementara itu, rendahnya akses informasi di te-
ngah masyarakat perkotaan dimungkinkan oleh
tingginya tuntutan beban ekonomi rumah tangga,
terutama bagi pekerja informal, selama masa pan-
demi. Sehingga mereka lebih fokus beraktivitas
mencari nafkah. hal ini juga terkonfirmasi dari la-
tar belakang responden di wilayah perkotaan yang
sebagian besar merupakan rumah tangga dengan
tingkat pengeluaran rendah.  
Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum
berpengaruh terhadap akses informasi selama Co-
vid 19 ini. Kelompok masyarakat miskin cenderung
lebih banyak mengakses informasi JPS dan infor-
masi seputar pendidikan untuk anak-anak mereka.
Sementara, akses mereka terhadap informasi ter-
kait Covid-19 cenderung terbatas. Situasi ini ber-
kaitan dengan dampak pandemi yang menggang-
gu ketahanan ekonomi kelompok rentan secara
umum. Rumah tangga miskin umumnya bekerja
sebagai buruh harian dengan pendapatan yang ti-
dak menentu. Pendapatan rumah tangga mereka
menurun, sementara beban pengeluaran, terma-
suk untuk biaya pendidikan anak cukup tinggi.
Sedangkan kelompok masyarakat yang lebih se-
jahtera cenderung lebih tinggi aksesnya terhadap
informasi kesehatan atau yang berkaitan dengan
penanganan Covid-19. Hal ini terlihat dengan ting-
ginya akses mereka terkait dengan wilayah yang
menjadi penyebaran (Epicentrum) Covid 19, Infor-
masi Pencegahan, penyebaran dan Penanganan
Covid 19, Informasi Jumlah Kasus Positif, ODP dan
PDP. Hal ini terjadi dikarenakan secara penda-
patan masyarakat yang tingkat kesejahteraannya
tinggi lebih besar peluangnya mendapatkan infor-
masi yang sebagian besar terdistribusi melalui pe-
rangkat TIK. 
Secara umum, tingkat akses informasi kesehatan
cukup tinggi di semua kelompok masyarakat di NTB
selama masa pandemi. Hal ini sejalan dengan ting-
ginya kebutuhan masyarakat terkait informasi me-
ngenai wabah pandemi penyakit menular ini yang
menyebabkan ratusan ribu penduduk di seluruh
dunia meninggal. Ketersediaan informasi ini juga
cukup tinggi, baik yang disediakan melalui media
promosi yang dikembangkan pemerintah, maupun
yang dipublikasi oleh media massa. Sementara itu,
akses informasi terkait informasi jaring pengaman
sosial (JPS) cenderung lebih sedikit dan rata-rata
banyak diakses oleh rumah tangga miskin. Rata-
-rata hanya setengah dari seluruh responden, baik
kelompok laki-laki maupun perempuan, yang men-
dapatkan informasi terkait penanganan dampak
ekonomi bagi kelompok rentan ini. Bahkan, akses
informasi pendidikan selama masa pandemi masih
sangat kurang.   
Temuan-temuan dalam kajian cepat ini mengindi-
kasikan layanan informasi yang diselenggarakan
oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co-
vid-19 provinsi NTB masih menyisakan beberapa
pekerjaan rumah. SE Komisi Informasi tidak se-
19
penuhnya dijalankan oleh Gugus Tugas, terutama
berkaitan dengan memastikan seluruh informasi
kebijakan penanganan Covid-19 dan informasi ter-
kait pencegahan, pengendalian dan penanganan
Covid-19 dapat diakses secara luas oleh masyara-
kat berpenghasilan rendah, kelompok perempuan
dan masyarakat di pedesaan maupun perkotaan.      
2. Emergency Response
Dalam masa tanggap darurat bencana non-alam
Covid-19 ini, pemerintah berkewajiban untuk
mengambil langkah-langkah cepat dan tepat. Be-
berapa hal yang dilakukan oleh pemerintah, seba-
gaimana amanat UU Penanggulangan Bencana,
Keppres Nomor 7 Tahun 2020, dan Inpres Nomor
4 Tahun 2020, di antaranya pembentukan Gugus
Tugas, dan refocusing kegiatan serta re-alokasi
anggaran untuk penanganan Covid-19 berikut pe-
nanganan dampak sosial dan ekonomi. 
Partisipasi masyarakat dalam tanggap darurat Co-
vid-19 di NTB sangat terbatas, baik dalam peng-
ambilan keputusan maupun pengawasan kebi-
jakan penanganan Covid-19.  Akses masyarakat
dalam pengambilan keputusan terlihat dari terba-
tasnya perwakilan masyarakat sipil/LSM dalam ke-
anggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19. Sebagian besar anggota Gugus Tugas
berasal dari OPD, Polisi dan TNI. Padahal, UU Pe-
nanggulangan Bencana maupun SE Mendagri ten-
tang Pembentukan Gugus Tugas Covid-19 Daerah
memberikan ruang partisipasi bagi masyarakat si-
pil sebagai kelompok mediatory atas kepentingan
masyarakat terhadap pengambil kebijakan di da-
erah.
Hak-hak masyarakat lainnya pun belum terpenuhi
selama masa pandemi ini. Misalnya, penyediaan
informasi kebijakan dan anggaran penanganan
Covid-19, dan hak dalam melakukan pengawas-
an terhadap pelaksanaan kebijakan penangan-
an Covid-19. Hal ini terlihat dari hasil survei yang
menunjukkan terbatasnya akses masyarakat ter-
hadap informasi pencegahan dan penanganan
Covid-19, dan informasi bantuan sosial atau JPS
untuk kelompok terdampak, khususnya rumah
tangga miskin dan perempuan. Padahal, keterbu-
kaan informasi terkait bencana non-alam Covid-19
serta kebijakan penanganannya merupakan salah
satu prinsip dalam penanggulangan bencana. Pe-
merintah daerah juga tidak menyediakan meka-
nisme yang secara khusus dapat digunakan oleh
masyarakat untuk menyampaikan pengaduan.
Pemerintah Provinsi NTB sejauh ini telah intensif
menyampaikan perkembangan jumlah kasus Co-
vid-19 yang disiarkan secara online. Namun, prak-
tik ini tidak ramah bagi kelompok perempuan, ma-
syarakat berpenghasilan rendah, dan masyarakat
pedesaan. Rilis perkembangan kasus ini setiap hari
dikutip oleh media massa lokal, baik cetak dan on-
line.
20
3. Keterbukaan Informasi Anggaran Penanganan Covid-19
di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sejak kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi
pada awal Maret 2020 lalu, pemerintah menetap-
kan beberapa kebijakan terkait pengelolaan ang-
garan daerah untuk penanganan Covid-19. Presi-
den menginstruksikan kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah untuk mempercepat refocus-
ing kegiatan dan re-alokasi anggaran untuk pena-
nganan Covid-19, sebagaimana tertuang dalam
Inpres Nomor 4 Tahun 2020. Pemerintah memper-
timbangkan bahwa wabah Covid-19 ditetapkan
sebagai pandemi oleh WHO dan akan berdampak
signifikan.  Sehingga, anggaran pada pos Belanja
Tidak Terduga (BTT) tidak akan mencukupi. Rata-
-rata alokasi anggaran BTT pemda secara nasional
sekitar 0,5% dari belanja daerah, sedangkan alo-
kasi BTT dalam APBD NTB Tahun 2020 jauh lebih
kecil, yaitu sekitar 0,1% atau sebesar Rp7,5 miliar.
Alokasi ini sangat kecil untuk membiayai pence-
gahan dan penanganan pandemi ini. Khusus untuk
penanganan Covid-19, secara teknis Permendagri
Nomor 20 Tahun 2020 menyebutkan bahwa pem-
da dapat mengambil kebijakan dalam hal BTT tidak
mencukupi, yaitu dengan menggunakan: a) dana
dari hasil penjadwalan ulang capaian program dan
kegiatan (realokasi) serta pengeluaran pembiaya-
an tahun anggaran berjalan; dan/atau b) meman-
faatkan kas yang tersedia.  
Dampak pandemi ini mengganggu sektor ekono-
mi dan kehidupan sosial masyarakat, terutama
kelompok rentan dan pekerja informal. Sehingga,
Kemenkeu bersama dengan Kemendagri kembali
menginstruksikan pemerintah daerah untuk me-
lakukan penyesuaian APBD 2020 dengan lebih
tegas. Pemda diharuskan untuk menyesuaikan
proyeksi penerimaan daerah dan merelokasi 50%
belanja barang dan jasa, 50% belanja modal serta
belanja lainnya dalam APBD 2020, yang diarahkan
untuk bidang kesehatan, jaring pengaman sosial
dan penanganan dampak ekonomi. Penyesuaian
APBD oleh pemda ditetapkan dalam peraturan ke-
pala daerah.
Dari hasil refocusing dan re-alokasi anggaran ke-
dua ini, jumlah anggaran penanganan Covid-19
dan penanganan dampaknya sebesar Rp 926 mi-
liar atau sekitar 16% dari nominal belanja daerah
tahun 2020. Secara garis besar, sebagaimana di-
muat oleh media massa di NTB, anggaran tersebut
dialokasikan masing-masing sebesar Rp 326 miliar
untuk bidang kesehatan, Rp 300 miliar untuk jaring
pengaman sosial, dan Rp 300 miliar untuk pena-
nganan dampak ekonomi.  
Dokumen Perkada penyesuaian APBD 2020 se-
bagai dampak refocusing dan realokasi untuk pe-
nanganan Covid-19 di NTB tidak dipublikasi oleh
pemda NTB. Tim peneliti melakukan penelusuran
di situs resmi pemerintah daerah dan telah meng-
ajukan permohonan informasi melalui internet dan
surat permohonan tertulis kepada PPID Utama Pro-
vinsi NTB. Namun data dan informasi perencanaan
dan anggaran penanganan Covid-19 tidak terse-
dia. Sedangkan permohonan melalui surat tertulis
tidak direspon. Hal ini tidak sejalan dengan Surat
Edaran Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2020 ten-
tang Pelayanan Informasi di Masa Covid-19.
21
Rekomendasi Kebijakan
Atas berbagai temuan dan analisis dalam kajian
cepat ini, beberapa rekomendasi yang perlu di-
tindaklanjuti oleh Gugus Tugas Percepatan Pe-
nanganan Covid-19 Provinsi NTB dalam rangka
meningkatkan efektivitas penanganan Covid-19
adalah sebagai berikut:
1. Rekomendasi berkaitan dengan kebijakan layanan informasi publik
⁘⁘ Pemerintah menyediakan layanan informa-
si yang mudah diakses oleh masyarakat, baik
yang tinggal di perkotaan maupun di pedesa-
an, dengan mempertimbangkan kemudahan
akses yang dimiliki oleh masyarakat terhadap
berbagai media penyampaian informasi;
⁘⁘ Pemerintah daerah membuka data penerima
bantuan JPS maupun bantuan lain yang disa-
lurkan oleh pemerintah di berbagai tingkatan,
sehingga masyarakat dapat berpartisipasi da-
lam melakukan verifikasi dan validasi calon pe-
nerima bantuan sosial. Data penerima bantuan
sebaiknya disusun secara terpilah sesuai de-
ngan jenis kelamin dan tingkat kesejahteraan,
serta kriteria masyarakat berkebutuhan khu-
sus (penyandang disabilitas);
⁘⁘ Pemerintah daerah perlu menyediakan infor-
masi yang mudah dimengerti oleh masyarakat
tanpa terkecuali, dengan memanfaatkan media
komunikasi yang sesuai dengan keseharian
masyarakat.
2. Rekomendasi berkaitan dengan keterbukaan anggaran
penanganan Covid-19 
⁘⁘ Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co-
vid-19  menyampaikan informasi hasil kaji-
an terkait penanganan dan dampak bencana
Covid-19, pilihan kebijakan serta kebutuhan
anggaran penanganannya, serta Peraturan
Gubernur tentang penyesuaian APBD 2020,
sebagaimana yang dilaporkan kepada Menteri
Keuangan dan Mendagri. Pemda perlu menye-
diakan informasi tersebut melalui website res-
mi pemerintah provinsi untuk memenuhi hak
masyarakat terhadap informasi selama masa
pandemi; 
⁘⁘ Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co-
vid-19 untuk melakukan konsolidasi seluruh
informasi anggaran penanganan Covid-19 di
wilayah NTB, baik yang bersumber dari APBN,
APBD, APB Desa maupun sumbangan masya-
rakat/pihak swasta; untuk mengefektifkan pe-
nyampaian informasi ke seluruh masyarakat;
dan 
⁘⁘ Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co-
vid-19 menginformasikan realisasi kegiatan
dan anggaran penanganan Covid-19 secara
berkala kepada masyarakat.
22
Referensi
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Surat Edaran Komisi Informasi Pusat Nomor 2 Tahun 2020 Tentang.
SK Gubernur NTB NOMOR 360-343 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Gubernur No-
mor 360-282 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoronaVirus Disease (Covid-19)
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lalu Gita Aryadi, Strategi Komunikasi dan Publikasi Informasi Penanganan Covid-19 oleh Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 di NTB, Bahan Paparan Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Nusa
Tenggara Barat. Mataram 18 Mei 2020.
Laporan Hasil Survey “Kesenjangan Informasi di Masa Pandemi”, Bahan Paparan Tim Peneliti. Mataram 18
Mei 2020.
http://issuu.com/epaper-kmb/docs/snt_23042020
23
24
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia merupakan lembaga koalisi nasional yang concern pada
transparansi, akuntabilitas, perbaikan tata kelola ekstraktif, pertambangan, dan sumber daya alam.
Berdiri sejak tahun 2007, dan terdaftar sebagai badan hukum Indonesia sejak tahun 2012 dengan
nama Yayasan Transparansi Sumbe rdaya Ekstraktif, dan terafiliasi dalam kampanye Publish What
You Pay di tingkat global. PWYP Indonesia mendorong transparansi dan akuntabilitas di sepanjang
rantai sumberdaya ekstraktif, dari tahap pengembangan kontrak dan operasi pertambangan (pub-
lish why you pay and how you extract), tahap produksi dan pendapatan dari industri (publish what
you pay), hingga tahap pengeluaran pendapatan untuk pembangunan berkelanjutan dan kesejah-
teraan sosial (publish what you earn and how you spent).
Alamat
Jl. Tebet Timur Dalam VIII K No. 12, RT 001/009,
Tebet Timur, Tebet, Kota Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12820
Social Media
pwypindonesia — Instagram
pwyp_indonesia — Twitter
Publish What You Pay Indonesia — Facebook
Publish What You Pay Indonesia — Linkedin
Kontak
sekretariat@pwypindonesia.org — Email
www.pwypindonesia.org — Website
Publish What You Pay Indonesia
[Yayasan Transparasi Sumberdaya Ekstraktif]
Laporan Kajian ini disusun oleh Tim dari kantor sekretariat nasional Publish What You Pay Indone-
sia bersama dengan SOMASI NTB. Dicetak atas dukungan hibah tidak mengikat dari Hivos melalui
Program Open Contracting. Isi merupakan tanggung jawab Publish What You Pay Indonesia dan
tidak mencerminkan pendapat dan sikap dari Hivos.

More Related Content

Similar to Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat Akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat

PRESENTASI SI.pptx
PRESENTASI SI.pptxPRESENTASI SI.pptx
PRESENTASI SI.pptx
MardiSetset
 
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxPPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
FauzanAkmal13
 
3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx
3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx
3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx
GilangAab
 
New normal life
New normal lifeNew normal life
New normal life
erlinajuita
 
tugas SIK pak andri.pptx
tugas SIK pak andri.pptxtugas SIK pak andri.pptx
tugas SIK pak andri.pptx
AgusrahmatPrayogo
 
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
WahyuDwiAndini
 
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Unggul Sagena
 
Tugas Paragraf
Tugas ParagrafTugas Paragraf
Tugas Paragraf
Salsabila Azzahra
 
Tor covid 19
Tor covid 19Tor covid 19
Tor covid 19
mawarmangrove
 
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptxKKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
desiaulia7
 
rencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docx
rencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docxrencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docx
rencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docx
PrashintaSari
 
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
slamet soegiarto
 
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
putibalinduang
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Ditjen P2P Kemenkes
 
Tingkat pengetahuan tentang prokes.pdf
Tingkat pengetahuan tentang prokes.pdfTingkat pengetahuan tentang prokes.pdf
Tingkat pengetahuan tentang prokes.pdf
panjumi
 
Esaiii kmmm iyaa
Esaiii kmmm iyaaEsaiii kmmm iyaa
Esaiii kmmm iyaa
HorakhtyPride
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media
LSP3I
 
Teknologi Sosial Media
Teknologi Sosial MediaTeknologi Sosial Media
Teknologi Sosial Media
NicolasSimanjorang
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
Arif Efendi
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Dian Kurnia Rabbani
 

Similar to Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat Akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat (20)

PRESENTASI SI.pptx
PRESENTASI SI.pptxPRESENTASI SI.pptx
PRESENTASI SI.pptx
 
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxPPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
 
3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx
3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx
3.2 PANDUAN PELAYANAN UKP Selama Pandem.docx
 
New normal life
New normal lifeNew normal life
New normal life
 
tugas SIK pak andri.pptx
tugas SIK pak andri.pptxtugas SIK pak andri.pptx
tugas SIK pak andri.pptx
 
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
Artikel efektivitas pemberian bantuan sosial terhadap masyarakat pada masa pa...
 
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
Data Pribadi dan Kebebasan Ekspresi di masa Pandemi COVID-19
 
Tugas Paragraf
Tugas ParagrafTugas Paragraf
Tugas Paragraf
 
Tor covid 19
Tor covid 19Tor covid 19
Tor covid 19
 
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptxKKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
 
rencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docx
rencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docxrencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docx
rencana percepatan digitalisasi ekonomi Kabupaten Batang.docx
 
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
 
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
Tingkat pengetahuan tentang prokes.pdf
Tingkat pengetahuan tentang prokes.pdfTingkat pengetahuan tentang prokes.pdf
Tingkat pengetahuan tentang prokes.pdf
 
Esaiii kmmm iyaa
Esaiii kmmm iyaaEsaiii kmmm iyaa
Esaiii kmmm iyaa
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media
 
Teknologi Sosial Media
Teknologi Sosial MediaTeknologi Sosial Media
Teknologi Sosial Media
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia

Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English VersionNewsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English VersionNewsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in IndonesiaRevenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITIKeterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesiaKerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership TransparencyContract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial OwnershipKeterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

More from Publish What You Pay (PWYP) Indonesia (20)

Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English VersionNewsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English VersionNewsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020
 
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in IndonesiaRevenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITIKeterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
 
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
 
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
Newsletter - Open Contracting - Juli 2020
 
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
Newsletter - Open Contracting - Mei 2020
 
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020
 
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
 
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesiaKerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
 
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership TransparencyContract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
 
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial OwnershipKeterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
 

Recently uploaded

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 

Recently uploaded (17)

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 

Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat Akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat

  • 1. 1 Ringkasan Ekskutif Komisi Informasi telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pelayanan Informasi Penyediaan Publik dalam masa Darurat Kesehat- an Masyarakat Akibat CoronaVirus Disease 2019 (Covid-19). Surat Edaran (SE) ini mengatur keten- tuan penyediaan informasi terkait penanganan Co- vid-19 yang mudah dijangkau dan dipahami oleh masyarakat. Sehingga, diperlukan sebuah kajian untuk menilai pemenuhan hak informasi masya- rakat, dan secara khusus menilai efektivitas im- plementasi SE tersebut. Kaji cepat ini bertujuan untuk; (1) mengetahui gambaran tata kelola keter- bukaan informasi penanganan Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama masa tanggap da- rurat Covid-19; dan (2) menilai sejauh mana efek- tivitas implementasi Surat Edaran Komisi Informasi Pusat Nomor 2 tahun 2020 di NTB. Hasil kaji cepat ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam meningkatkan efektivitas penanganan Co- vid-19, serta meningkatkan partisipasi publik se- lama masa tanggap darurat. Kaji cepat ini dilaksa- nakan menggunakan metode survei secara online dan tatap muka selama 10 hari sejak tanggal 28 April-5 Mei 2020. Survei tatap muka dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram. Jumlah responden seluruhnya se- banyak 582 orang yang berasal dari seluruh kabu- paten/kota di NTB. Sedangkan jumlah responden tatap muka sebanyak 121 orang yang dipilih secara acak berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Kajian cepat ini menemukan bahwa selama masa tanggap darurat bencana nasional Covid-19 di NTB, cakupan akses informasi publik terkait pena- nganan Covid-19 sangat terbatas bagi masyarakat di wilayah Pedesaan, terutama kelompok perem- puan dan rumah tangga berpenghasilan rendah. Persebaran informasi yang mestinya tersedia ti- dak merata, bahkan terdapat masyarakat yang sama sekali tidak mengetahui informasi berkaitan dengan penanganan Covid-19. Meskipun demiki- an, layanan informasi pemerintah sejauh ini dini- lai sudah cukup baik dan bahasa yang digunakan mudah dipahami. Prioritas kebutuhan informasi Maret 2018 Laporan Kajian Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat Akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat Penyusun: Dwi Arie Santo, Ramli, Johan Rahmatulloh Peninjau: Maryati Abdullah, Meliana Lumbantoruan www.pwypindonesia.org
  • 2. 2 masyarakat selama masa pandemi ini antara lain: (1) informasi kebijakan, anggaran dan data ban- tuan pemerintah untuk masyarakat/UKM terdam- pak, termasuk mekanisme pengaduan; (2) edukasi tentang Covid-19 dan pencegahannya, (3) perse- baran wilayah terpapar, dan (4) protokol karantina mandiri. Media yang dapat digunakan agar penye- baran informasi dapat menyasar masyarakat lebih luas adalah dengan menggunakan papan informa- si/spanduk/baliho, dan media sosial resmi peme- rintah di semua tingkatan. Pendahuluan Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia diperku- at dengan lahirnya Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik, yang memerintahkan pelaksana- an keterbukaan informasi publik oleh Badan Publik baik di tingkat pusat maupun daerah. Prinsip men- dasar dari keterbukaan informasi publik adalah, Prinsip mendasar keterbukaan informasi publik adalah semua informasi sifatnya terbuka, kecuali informasi yang dikecualikan. Namun pengecualian tersebut tidak terjadi secara serta merta, melain- kan harus didasarkan pada mekanisme yang telah diatur di dalam UU KIP ini. Saat ini, dunia termasuk Indonesia sedang meng- alami situasi pandemik global, menghadapi perang terhadap virus Covid-19. Kondisi yang telah ber- langsung dalam beberapa bulan terakhir ini telah merubah perilaku kehidupan manusia secara ke- seluruhan, kegiatan-kegiatan yg dahulu bisa dila- kukan secara tatap muka langsung, kini banyak di- lakukan dengan menggunakan Teknologi Informasi (TI).  Termasuk layanan publik kepada masyarakat, yang selama ini seakan-akan menjadi penambah- an pekerjaan tersendiri bagi sebagian instansi, kini telah menjadi kebutuhan yang harus dilakukan.  Demikian halnya dengan berbagai regulasi yang dipersiapkan untuk merespon situasi ini. Pemerin- tah menetapkan status darurat nasional dengan pemberlakuan protokol penanganan Covid-19 di berbagai instansi dan layanan publik, pemberla- kuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa wilayah, melakukan realokasi dan refo- cusing anggaran, penetapan strategi pemulihan ekonomi nasional (PEN) serta berbagai kebijakan strategis lainnya. Termasuk implementasi UU KIP, dimana Komisi Informasi Pusat menerbitkan Surat Edaran (SE) terkait layanan informasi dalam situasi pandemik Covid-19, sebagai bentuk respon terha- dap kondisi pandemik ini. Surat Edaran Komisi Informasi Pusat tersebut di- sahkan pada tanggal 6 April 2020, dan seharusnya telah diterima oleh seluruh lembaga pemerintah, untuk diimplementasikan, baik di pemerintah pusat maupun di daerah. Namun belakangan, SE terse- but justru terkesan diabaikan, karena banyaknya gejolak di tengah masyarakat yang memperso- alkan ketidak-transparanan pemerintah di dalam menghadapi situasi pandemik Covid-19. Pertanya- an yang muncul umumnya berkaitan dengan data seperti; berapa sebenarnya jumlah pasien yang
  • 3. 3 terpapar Covid-19 berikut dengan status dan se- baran lokasinya. Selain itu, bagaimana pengelola- an anggaran dan alokasinya, yang jumlahnya tidak sedikit. Hal ini termasuk yang terjadi di provinsi NTB, dari realokasi berbagai sumber mata anggar- an, terkumpul anggaran sekitar 900 miliar rupiah lebih untuk penanggulangan Covid-19 ini.   Tujuan, Metodologi dan Ruang Lingkup Kajian Kajian cepat ini bertujuan untuk: (1) mengetahui gambaran tata kelola keterbukaan informasi pe- nanganan Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama masa tanggap darurat Covid-19 sesuai SE Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2020; dan (2) menilai sejauh mana efektivitas implementasi Su- rat Edaran Komisi Informasi Pusat Nomor 2 tahun 2020 tentang Pelayanan Informasi Publik dalam masa Darurat Kesehatan Masyarakat Akibat Coro- naVirus Disease 2019 (Covid-19) di NTB. Beberapa hal yang dikaji meliputi, (1) Aksesibili- tas masyarakat atas informasi publik terkait pe- nanganan Covid-19, termasuk informasi anggar- an; berdasarkan jenis kelamin, umur, wilayah dan tingkat ekonomi rumah tangga di NTB (2) Persep- si publik terkait kualitas layanan informasi pena- nganan Covid-19 di NTB; (3) Jenis informasi yang dibutuhkan masyarakat di NTB selama masa tang- gap darurat Covid-19; dan (4) Saluran/media pe- nyampaian informasi penanganan Covid-19 yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kajian cepat ini dilakukan dengan metode survei online menggunakan Google Form dan tatap muka di tiga wilayah; Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah. Penentuan wilayah ini ditentukan berdasarkan kriteria; 1) wi- layah penyebaran Covid-19 berstatus zona merah dan tidak; dan 2) jarak geografis wilayah ke pusat ibukota pemerintahan provinsi. Pemilihan respon- den di tiga wilayah ini dilakukan secara acak ber- tingkat berdasarkan jenis kelamin, umur, wilayah perdesaan dan perkotaan, serta kelompok penge- luaran atau tingkat ekonomi rumah tangga. Survei berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 28 Ap- ril–5 Mei 2020, dengan jumlah total responden 582 orang, sebanyak 121 orang responden yang diwa- wancarai secara tatap muka. Kegiatan wawanca- ra tatap muka dilakukan dengan protokol standar social distance.    Analisis kajian cepat dilakukan dengan dua pende- katan. Pertama, kajian terkait aspek aksesibilitas informasi dan persepsi publik tentang kualitas la- yanan informasi penanganan Covid-19 dilaksana- kan di tiga wilayah. Kedua, kajian jenis informasi yang dibutuhkan masyarakat selama masa tang- gap darurat; dan jenis saluran informasi yang da- pat digunakan; dilakukan dengan menggunakan data seluruh responden dari 10 kabupaten/kota di NTB.  
  • 4. 4 Gambar 1. Sebaran Responden Kaji Cepat Keterbukaan Informasi Covid-19 di 10 Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti Temuan-Temuan Survei 1. Aksesibilitas Informasi Mengenai Covid-19 1.1. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil survei ditemukan bahwa kelom- pok perempuan cenderung mendapatkan akses informasi yang lebih terbatas dibandingkan laki- -laki. Akses informasi JPS dan kesehatan pada ke- lompok responden laki-laki cenderung lebih tinggi, masing-masing 52,2% dan 89,6%. Sebaliknya, ke- lompok perempuan cenderung lebih tinggi akses- nya terhadap informasi pendidikan, 43% berban- ding 38%.
  • 5. 5 Grafik 1. Akses informasi masyarakat berdasarkan jenis kelamin terkait JPS, kesehatan dan pendidikan selama masa Covid-19 di NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti Situasinya yang sama pada aksesibilitas perem- puan terhadap empat jenis informasi terkait Co- vid-19, yang cenderung lebih rendah dibanding- kan laki-laki. Rata-rata tingkat akses informasi perempuan sekitar 53% dari seluruh responden perempuan. Sementara kelompok laki-laki lebih tinggi sekitar 74%.
  • 6. 6 Grafik 2. Akses informasi masyarakat berdasarkan jenis kelamin terkait informasi pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti 1.2. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Kelompok Umur Akses penduduk usia tua cenderung tinggi terha- dap informasi kesehatan dibandingkan masyarakat kelompok umur lebih muda. Rata-rata aksesibilitas kelompok masyarakat usia di atas 25 tahun lebih dari 80%, sedangkan penduduk usia di bawah 25 tahun hanya sekitar 63%. Kelompok usia muda (dibawah 25 tahun) cende- rung tinggi pada informasi JPS dan mendapatkan berbagai jenis informasi berkaitan dengan Co- vid-19 secara merata. Hal ini dimungkinkan ka- rena akses masyarakat usia muda sangat tinggi terhadap pemanfaatan perangkat teknologi dan internet.
  • 7. 7 Grafik 3. Akses informasi JPS, Kesehatan dan pendidikan berdasarkan kelompok umur di NTB pada masa Covid-19 Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti Kelompok masyarakat usia 40 tahun ke atas cen- derung mengakses informasi terkait dengan pen- cegahan, penyebaran dan penanganan Covid-19. Tampaknya, kondisi ini dipengaruhi oleh pemberi- taan terkait tingkat kerentanan kelompok umur 40 tahun ke tas yang cenderung lebih mudah terpa- par Covid-19. Informasi terkait ini juga lebih mudah diakses oleh masyarakat karena banyak tersebar dalam bentuk pengumuman di masjid, baliho, atau edukasi tatap muka yang dilakukan oleh satgas Desa, bahkan di tingkat dusun/lingkungan. Seba- liknya, akses mereka terhadap informasi berkaitan dengan perkembangan kasus cenderung sangat terbatas, karena penyampaiannya secara online.
  • 8. 8 Grafik 4. Akses informasi masyarakat berdasarkan kelompok umur terkait informasi pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti 1.3. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Wilayah (Kota/Desa) Secara umum, akses masyarakat di pedesaan dalam mengakses informasi terkait Covid-19 le- bih tinggi dibandingkan masyarakat di perkotaan, kecuali informasi perkembangan kasus Covid-19. Sebaliknya, akses informasi JPS sangat terbatas di tingkat desa (30%). Masyarakat pedesaan banyak mendapatkan informasi kesehatan (98%) diban- dingkan penduduk di perkotaan (40%).
  • 9. 9 Grafik 5. Akses informasi JPS, kesehatan dan pendidikan berdasarkan wilayah di NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti Rata-rata informasi Covid-19 diakses lebih banyak oleh penduduk pedesaan, kecuali informasi terka- it jumlah kasus positif, ODP dan PDP. Masyarakat perkotaan yang mendapatkan informasi ini sekitar 63%, sedangkan di pedesaan sekitar 50%. 
  • 10. 10 Grafik 6. Akses informasi masyarakat berdasarkan wilayah terkait informasi pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti 1.4. Aksesibilitas Informasi Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum berpengaruh terhadap akses informasi selama Co- vid 19 ini. Kelompok masyarakat miskin cenderung lebih banyak mengakses informasi JPS dan infor- masi seputar pendidikan untuk anak-anak mereka. Sementara, akses mereka terhadap informasi ter- kait Covid-19 cenderung terbatas. 
  • 11. 11 Grafik 7. Akses informasi JPS, kesehatan dan pendidikan berdasarkan kelompok pengeluaran rumah tangga Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti Sedangkan kelompok masyarakat yang lebih se- jahtera cenderung banyak mengakses informasi kesehatan atau yang berkaitan dengan penangan- an Covid-19. Hal ini terlihat dengan tingginya ak- ses mereka terkait dengan wilayah yang menjadi penyebaran (Epicentrum) Covid 19, Informasi Pen- cegahan, penyebaran dan Penanganan Covid 19, Informasi Jumlah Kasus Positif, ODP dan PDP. Hal ini terjadi dikarenakan secara pendapatan masya- rakat yang tingkat kesejahteraannya tinggi lebih besar peluangnya mendapatkan informasi yang sebagian besar terdistribusi melalui perangkat TIK.
  • 12. 12 Grafik 8. Akses informasi masyarakat berdasarkan pengeluaran rumah tangga terkait informasi pencegahan dan penanganan Covid-19 di NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti 2. Persepsi publik terkait kualitas layanan informasi penanganan Covid-19 di NTB 2.1 Keterjangkauan Informasi Terkait Covid-19 oleh masyarakat    Akses masyarakat terhadap informasi penangan- an darurat kesehatan akibat Covid-19 masih sa- ngat terbatas. Ketersebaran informasi yang harus disediakan Badan Publik, sebagaimana diatur da- lam SE KI tidak merata di masyarakat. Informasi yang paling banyak diketahui masyarakat adalah informasi rumah sakit rujukan khusus Covid-19. Namun tingkat pengetahuan  masyarakat terha- dap informasi ini hampir sama dengan jumlah responden yang tidak mendapatkan seluruh jenis informasi tersebut. Hal ini dapat dipengaruhi oleh belum optimalnya pendistribusian informasi ke masyarakat karena terbatasnya media atau salur- an penyampaian informasi. Di samping itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 belum menyediakan informasi yang lengkap, serta belum adanya kejelasan pembagian peran antar Gugus Tugas tingkat provinsi, kabupaten/kota dan desa dalam penyampaian informasi berkaitan dengan penanganan Covid-19. Distribusi informasi penanganan Covid-19 yang di- terima masyarakat sejauh ini sebagian besar ber- asal dari pemerintah desa/kelurahan (45,4%). Hal ini disebabkan oleh keberadaan Satgas atau rela- wan Covid-19 di tingkat desa yang secara lang- sung berhadapan dengan masyarakat. Sedangkan
  • 13. 13 informasi dari pemerintah provinsi dinilai sangat terbatas (13%), bahkan lebih rendah dari jumlah responden yang mengaku tidak mendapatkan in- formasi dari tiga level pemerintahan tersebut. Grafik 9. Akses masyarakat terhadap informasi penanganan darurat Covid-19 di NTB Sesuai SE Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2020 Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti 2.2 Tingkat kemudahan informasi penanganan Covid-19 dipahami masyarakat Sebagian besar masyarakat menilai bahwa in- formasi penanganan Covid-19 yang disampaikan oleh pemerintah di tingkat lokal mudah dipahami. Sekitar 45% responden menjawab cukup mudah, 20% menjawab mudah, bahkan 5% menilai sa- ngat mudah. Namun, masih terdapat responden yang menjawab sulit sekitar 9%. Semestinya se- luruh informasi yang disampaikan dapat dipahami secara mudah oleh seluruh lapisan masyarakat, bahkan oleh kelompok penyandang disabilitas dan penduduk buta huruf. Dalam UU KIP secara jelas disebutkan bahwa informasi publik harus mudah dipahami. Sehingga, berbagai media yang dekat dengan keseharian masyarakat dapat dimanfaat- kan sebagai media dalam pendistribusian informa- si. 
  • 14. 14 Grafik 10. Persepsi masyarakat terkait kemudahan pemahaman informasi penanganan Covid-19 Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti 2.3 Persepsi masyarakat terhadap kualitas layanan informasi penanganan Covid-19 Secara umum, kualitas layanan informasi pena- nganan Covid-19 di NTB cukup baik. Sekitar 6% menilai sangat baik, 41% responden menjawab cu- kup baik, dan 32% menjawab baik. Namun, terda- pat sekitar 19% responden yang menilai buruk, dan 2% menilainya sangat buruk. Persepsi negatif ini dapat disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dapat diakses masyarakat, baik dari sisi kuantitas maupun substansinya. Grafik 11. Persepsi masyarakat terhadap kualitas layanan informasi penanganan Covid-19 di NTB Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
  • 15. 15 3. Jenis informasi yang paling dibutuhkan oleh masyarakat dalam situasi pandemi Covid-19  Dalam situasi tanggap darurat saat ini, kebutuh- an informasi masyarakat berkaitan dengan pena- nganan wabah ini sangat tinggi. Karena bencana non-alam ini berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan dan penghi- dupan masyarakat, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun politik. Berdasarkan hasil kaji cepat ini, ditemukan bahwa transparansi kebijakan, anggar- an dan data bantuan pemerintah untuk masyara- kat/UKM terdampak menjadi kebutuhan paling prioritas masyarakat selama pandemi (31%). Hal ini berkaitan dengan dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh masuknya penyebaran Co- vid-19. Masyarakat sangat tertarik untuk menge- tahui langkah-langkah dan kebijakan pemerintah dalam menangani dampaknya, terutama kelompok masyarakat miskin dan rentan.  Informasi selanjutnya yang dibutuhkan masyarakat adalah perkembangan kasus dan wilayah penye- baran (epicentrum) Covid-19; dan informasi terkait cara pencegahan dan penanganannya. Informasi ini bagi masyarakat sangat berguna dalam mem- banguan kewaspadaan dini (early warning) dalam mencegah paran Covid-19. Selebihnya, informasi yang dibutuhkan adalah informasi layanan kese- hatan, biaya dan jaminan kesehatan bagi masya- rakat untuk pemeriksaan dan perawatan pasien Covid-19, protokol social distancing, mekanisme pengaduan masyarakat, dan informasi terkait pe- nyelenggaraan pendidikan bagi anak sekolah. Grafik 12. Jenis Informasi yang dibutuhkan masyarakat dalam situasi pandemik Covid-19 Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
  • 16. 16 4. Masukan masyarakat mengenai cara penyampaian informasi agar mudah diakses Pemanfaatan media atau saluran yang dekat de- ngan masyarakat dalam penyampaian informasi dapat meningkatkan efektivitas layanan informa- si. Tiga jenis media informasi menurut masyarakat paling efektif untuk menyampaikan informasi ter- kait Covid-19 adalah media sosial resmi yang dike- lola pemerintah (68,7%), papan informasi, spanduk atau baliho (63,6%) dan media massa cetak ma- upun online (59,6%). Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden memiliki akses yang sama terhadap perangkat teknologi informasi dan in- ternet, sehingga pemerintah perlu memanfaatkan media konvensional yang sejauh ini telah tersedia hingga tingkat dusun.  Grafik 13. Saran masyarakat terkait bentuk saluran atau media penyampaian informasi penanganan Covid-19 agar mudah diakses masyarakat Sumber: Hasil survei, diolah oleh peneliti
  • 17. 17 Analisis Kebijakan Terhadap Temuan Survei 1. Analisis aspek aksesibilitas dan layanan informasi Dari data mengenai aksesibilitas informasi berka- itan dengan Covid-19 berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa laki-laki rata-rata mendapatkan lebih banyak informasi dibandingkan perempuan. Hal ini dapat disebabkan oleh peran domestik ke- lompok perempuan bertambah selama masa pan- demi ini. Aktivitas perempuan menjadi semakin terbatas di luar rumah sebagai implikasi pendam- pingan kegiatan belajar anak selama kegiatan bel- ajar di sekolah diliburkan. Selain itu, ketimpangan akses terhadap perangkat teknologi dan internet antara kelompok laki-laki dan perempuan juga berimplikasi terhadap rendahnya aksesibilitas pe- rempuan terhadap informasi Covid-19.  Di sisi yang lain, pemerintah daerah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga cen- derung menggunakan media online sebagai salur- an utama penyampaian informasi. Metode terse- but tidak sejalan dengan data BPS (2019), di mana sekitar 64% penduduk laki-laki di NTB mengguna- kan telepon seluler, sedangkan penduduk perem- puan pengguna telepon seluler sekitar 52%. Pun demikian di mana perempuan yang menggunakan internet sebanyak 35%, lebih rendah dari pendu- duk laki-laki yakni sebanyak (43%).  Sementara itu, berdasarkan kelompok umur res- ponden ditemukan bahwa penduduk usia muda di bawah 25 tahun cenderung mendapatkan berba- gai jenis informasi secara merata, meskipun rata- -rata hanya sekitar 60% dari kelompok penduduk ini yang mendapatkan akses informasi. Sedang- kan akses penduduk usia tua terhadap informasi kesehatan cenderung lebih tinggi dibandingkan masyarakat kelompok umur lebih muda. Situasi ini dimungkin terjadi karena kelompok usia di atas 40 tahun memiliki kebutuhan yang cukup tinggi ber- kaitan dengan upaya menjaga kondisi kesehat- annya. Karena, berdasarkan rilis pemerintah, ke- lompok masyarakat di atas 40 tahun lebih banyak terkonfirmasi positif dibandingkan kelompok umur yang lain.  Namun, akses informasi terkait kesehatan dan pendidikan pada kelompok masyarakat di bawah usia 25 tahun cenderung lebih tinggi. Hal ini nam- paknya disebabkan oleh tingginya akses kelompok generasi milenial ini pada perangkat teknologi. Ke- lompok masyarakat usia di bawah 40 tahun juga memiliki kebutuhan yang besar terkait informasi pendidikan bagi anak-anak mereka yang diliburkan dalam waktu yang panjang selama masa pandemi.  Secara umum, akses masyarakat di pedesaan dalam mengakses informasi terkait Covid-19 le- bih tinggi dibandingkan masyarakat di perkota- an, kecuali informasi perkembangan jumlah kasus Covid-19. Sebaliknya, akses informasi JPS sangat terbatas di tingkat desa. Informasi perkembang- an jumlah kasus Covid-19 selama ini disampaikan melalui siaran pers dan dikutip oleh media online, dan di samping itu informasi angka kasus Covid-19 tidak dibutuhkan oleh masyarakat di desa. Tinggi-
  • 18. 18 nya jumlah masyarakat pedesaan yang mengeta- hui informasi terkait Covid-19 dimungkinkan juga oleh tingginya budaya guyub, berkumpul di desa selama masa pandemi ini, seperti pada situasi normal. Informasi-informasi tersebut tersebar dari mulut ke mulut, terutama informasi epicentrum wi- layah persebaran. Sementara itu, rendahnya akses informasi di te- ngah masyarakat perkotaan dimungkinkan oleh tingginya tuntutan beban ekonomi rumah tangga, terutama bagi pekerja informal, selama masa pan- demi. Sehingga mereka lebih fokus beraktivitas mencari nafkah. hal ini juga terkonfirmasi dari la- tar belakang responden di wilayah perkotaan yang sebagian besar merupakan rumah tangga dengan tingkat pengeluaran rendah.   Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum berpengaruh terhadap akses informasi selama Co- vid 19 ini. Kelompok masyarakat miskin cenderung lebih banyak mengakses informasi JPS dan infor- masi seputar pendidikan untuk anak-anak mereka. Sementara, akses mereka terhadap informasi ter- kait Covid-19 cenderung terbatas. Situasi ini ber- kaitan dengan dampak pandemi yang menggang- gu ketahanan ekonomi kelompok rentan secara umum. Rumah tangga miskin umumnya bekerja sebagai buruh harian dengan pendapatan yang ti- dak menentu. Pendapatan rumah tangga mereka menurun, sementara beban pengeluaran, terma- suk untuk biaya pendidikan anak cukup tinggi. Sedangkan kelompok masyarakat yang lebih se- jahtera cenderung lebih tinggi aksesnya terhadap informasi kesehatan atau yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Hal ini terlihat dengan ting- ginya akses mereka terkait dengan wilayah yang menjadi penyebaran (Epicentrum) Covid 19, Infor- masi Pencegahan, penyebaran dan Penanganan Covid 19, Informasi Jumlah Kasus Positif, ODP dan PDP. Hal ini terjadi dikarenakan secara penda- patan masyarakat yang tingkat kesejahteraannya tinggi lebih besar peluangnya mendapatkan infor- masi yang sebagian besar terdistribusi melalui pe- rangkat TIK.  Secara umum, tingkat akses informasi kesehatan cukup tinggi di semua kelompok masyarakat di NTB selama masa pandemi. Hal ini sejalan dengan ting- ginya kebutuhan masyarakat terkait informasi me- ngenai wabah pandemi penyakit menular ini yang menyebabkan ratusan ribu penduduk di seluruh dunia meninggal. Ketersediaan informasi ini juga cukup tinggi, baik yang disediakan melalui media promosi yang dikembangkan pemerintah, maupun yang dipublikasi oleh media massa. Sementara itu, akses informasi terkait informasi jaring pengaman sosial (JPS) cenderung lebih sedikit dan rata-rata banyak diakses oleh rumah tangga miskin. Rata- -rata hanya setengah dari seluruh responden, baik kelompok laki-laki maupun perempuan, yang men- dapatkan informasi terkait penanganan dampak ekonomi bagi kelompok rentan ini. Bahkan, akses informasi pendidikan selama masa pandemi masih sangat kurang.    Temuan-temuan dalam kajian cepat ini mengindi- kasikan layanan informasi yang diselenggarakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co- vid-19 provinsi NTB masih menyisakan beberapa pekerjaan rumah. SE Komisi Informasi tidak se-
  • 19. 19 penuhnya dijalankan oleh Gugus Tugas, terutama berkaitan dengan memastikan seluruh informasi kebijakan penanganan Covid-19 dan informasi ter- kait pencegahan, pengendalian dan penanganan Covid-19 dapat diakses secara luas oleh masyara- kat berpenghasilan rendah, kelompok perempuan dan masyarakat di pedesaan maupun perkotaan.       2. Emergency Response Dalam masa tanggap darurat bencana non-alam Covid-19 ini, pemerintah berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah cepat dan tepat. Be- berapa hal yang dilakukan oleh pemerintah, seba- gaimana amanat UU Penanggulangan Bencana, Keppres Nomor 7 Tahun 2020, dan Inpres Nomor 4 Tahun 2020, di antaranya pembentukan Gugus Tugas, dan refocusing kegiatan serta re-alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 berikut pe- nanganan dampak sosial dan ekonomi.  Partisipasi masyarakat dalam tanggap darurat Co- vid-19 di NTB sangat terbatas, baik dalam peng- ambilan keputusan maupun pengawasan kebi- jakan penanganan Covid-19.  Akses masyarakat dalam pengambilan keputusan terlihat dari terba- tasnya perwakilan masyarakat sipil/LSM dalam ke- anggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sebagian besar anggota Gugus Tugas berasal dari OPD, Polisi dan TNI. Padahal, UU Pe- nanggulangan Bencana maupun SE Mendagri ten- tang Pembentukan Gugus Tugas Covid-19 Daerah memberikan ruang partisipasi bagi masyarakat si- pil sebagai kelompok mediatory atas kepentingan masyarakat terhadap pengambil kebijakan di da- erah. Hak-hak masyarakat lainnya pun belum terpenuhi selama masa pandemi ini. Misalnya, penyediaan informasi kebijakan dan anggaran penanganan Covid-19, dan hak dalam melakukan pengawas- an terhadap pelaksanaan kebijakan penangan- an Covid-19. Hal ini terlihat dari hasil survei yang menunjukkan terbatasnya akses masyarakat ter- hadap informasi pencegahan dan penanganan Covid-19, dan informasi bantuan sosial atau JPS untuk kelompok terdampak, khususnya rumah tangga miskin dan perempuan. Padahal, keterbu- kaan informasi terkait bencana non-alam Covid-19 serta kebijakan penanganannya merupakan salah satu prinsip dalam penanggulangan bencana. Pe- merintah daerah juga tidak menyediakan meka- nisme yang secara khusus dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pengaduan. Pemerintah Provinsi NTB sejauh ini telah intensif menyampaikan perkembangan jumlah kasus Co- vid-19 yang disiarkan secara online. Namun, prak- tik ini tidak ramah bagi kelompok perempuan, ma- syarakat berpenghasilan rendah, dan masyarakat pedesaan. Rilis perkembangan kasus ini setiap hari dikutip oleh media massa lokal, baik cetak dan on- line.
  • 20. 20 3. Keterbukaan Informasi Anggaran Penanganan Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Barat Sejak kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada awal Maret 2020 lalu, pemerintah menetap- kan beberapa kebijakan terkait pengelolaan ang- garan daerah untuk penanganan Covid-19. Presi- den menginstruksikan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk mempercepat refocus- ing kegiatan dan re-alokasi anggaran untuk pena- nganan Covid-19, sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 4 Tahun 2020. Pemerintah memper- timbangkan bahwa wabah Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO dan akan berdampak signifikan.  Sehingga, anggaran pada pos Belanja Tidak Terduga (BTT) tidak akan mencukupi. Rata- -rata alokasi anggaran BTT pemda secara nasional sekitar 0,5% dari belanja daerah, sedangkan alo- kasi BTT dalam APBD NTB Tahun 2020 jauh lebih kecil, yaitu sekitar 0,1% atau sebesar Rp7,5 miliar. Alokasi ini sangat kecil untuk membiayai pence- gahan dan penanganan pandemi ini. Khusus untuk penanganan Covid-19, secara teknis Permendagri Nomor 20 Tahun 2020 menyebutkan bahwa pem- da dapat mengambil kebijakan dalam hal BTT tidak mencukupi, yaitu dengan menggunakan: a) dana dari hasil penjadwalan ulang capaian program dan kegiatan (realokasi) serta pengeluaran pembiaya- an tahun anggaran berjalan; dan/atau b) meman- faatkan kas yang tersedia.   Dampak pandemi ini mengganggu sektor ekono- mi dan kehidupan sosial masyarakat, terutama kelompok rentan dan pekerja informal. Sehingga, Kemenkeu bersama dengan Kemendagri kembali menginstruksikan pemerintah daerah untuk me- lakukan penyesuaian APBD 2020 dengan lebih tegas. Pemda diharuskan untuk menyesuaikan proyeksi penerimaan daerah dan merelokasi 50% belanja barang dan jasa, 50% belanja modal serta belanja lainnya dalam APBD 2020, yang diarahkan untuk bidang kesehatan, jaring pengaman sosial dan penanganan dampak ekonomi. Penyesuaian APBD oleh pemda ditetapkan dalam peraturan ke- pala daerah. Dari hasil refocusing dan re-alokasi anggaran ke- dua ini, jumlah anggaran penanganan Covid-19 dan penanganan dampaknya sebesar Rp 926 mi- liar atau sekitar 16% dari nominal belanja daerah tahun 2020. Secara garis besar, sebagaimana di- muat oleh media massa di NTB, anggaran tersebut dialokasikan masing-masing sebesar Rp 326 miliar untuk bidang kesehatan, Rp 300 miliar untuk jaring pengaman sosial, dan Rp 300 miliar untuk pena- nganan dampak ekonomi.   Dokumen Perkada penyesuaian APBD 2020 se- bagai dampak refocusing dan realokasi untuk pe- nanganan Covid-19 di NTB tidak dipublikasi oleh pemda NTB. Tim peneliti melakukan penelusuran di situs resmi pemerintah daerah dan telah meng- ajukan permohonan informasi melalui internet dan surat permohonan tertulis kepada PPID Utama Pro- vinsi NTB. Namun data dan informasi perencanaan dan anggaran penanganan Covid-19 tidak terse- dia. Sedangkan permohonan melalui surat tertulis tidak direspon. Hal ini tidak sejalan dengan Surat Edaran Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2020 ten- tang Pelayanan Informasi di Masa Covid-19.
  • 21. 21 Rekomendasi Kebijakan Atas berbagai temuan dan analisis dalam kajian cepat ini, beberapa rekomendasi yang perlu di- tindaklanjuti oleh Gugus Tugas Percepatan Pe- nanganan Covid-19 Provinsi NTB dalam rangka meningkatkan efektivitas penanganan Covid-19 adalah sebagai berikut: 1. Rekomendasi berkaitan dengan kebijakan layanan informasi publik ⁘⁘ Pemerintah menyediakan layanan informa- si yang mudah diakses oleh masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesa- an, dengan mempertimbangkan kemudahan akses yang dimiliki oleh masyarakat terhadap berbagai media penyampaian informasi; ⁘⁘ Pemerintah daerah membuka data penerima bantuan JPS maupun bantuan lain yang disa- lurkan oleh pemerintah di berbagai tingkatan, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi da- lam melakukan verifikasi dan validasi calon pe- nerima bantuan sosial. Data penerima bantuan sebaiknya disusun secara terpilah sesuai de- ngan jenis kelamin dan tingkat kesejahteraan, serta kriteria masyarakat berkebutuhan khu- sus (penyandang disabilitas); ⁘⁘ Pemerintah daerah perlu menyediakan infor- masi yang mudah dimengerti oleh masyarakat tanpa terkecuali, dengan memanfaatkan media komunikasi yang sesuai dengan keseharian masyarakat. 2. Rekomendasi berkaitan dengan keterbukaan anggaran penanganan Covid-19  ⁘⁘ Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co- vid-19  menyampaikan informasi hasil kaji- an terkait penanganan dan dampak bencana Covid-19, pilihan kebijakan serta kebutuhan anggaran penanganannya, serta Peraturan Gubernur tentang penyesuaian APBD 2020, sebagaimana yang dilaporkan kepada Menteri Keuangan dan Mendagri. Pemda perlu menye- diakan informasi tersebut melalui website res- mi pemerintah provinsi untuk memenuhi hak masyarakat terhadap informasi selama masa pandemi;  ⁘⁘ Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co- vid-19 untuk melakukan konsolidasi seluruh informasi anggaran penanganan Covid-19 di wilayah NTB, baik yang bersumber dari APBN, APBD, APB Desa maupun sumbangan masya- rakat/pihak swasta; untuk mengefektifkan pe- nyampaian informasi ke seluruh masyarakat; dan  ⁘⁘ Gugus Tugas Percepatan Penanganan Co- vid-19 menginformasikan realisasi kegiatan dan anggaran penanganan Covid-19 secara berkala kepada masyarakat.
  • 22. 22 Referensi Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Surat Edaran Komisi Informasi Pusat Nomor 2 Tahun 2020 Tentang. SK Gubernur NTB NOMOR 360-343 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Gubernur No- mor 360-282 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoronaVirus Disease (Covid-19) Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lalu Gita Aryadi, Strategi Komunikasi dan Publikasi Informasi Penanganan Covid-19 oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di NTB, Bahan Paparan Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Nusa Tenggara Barat. Mataram 18 Mei 2020. Laporan Hasil Survey “Kesenjangan Informasi di Masa Pandemi”, Bahan Paparan Tim Peneliti. Mataram 18 Mei 2020. http://issuu.com/epaper-kmb/docs/snt_23042020
  • 23. 23
  • 24. 24 Publish What You Pay (PWYP) Indonesia merupakan lembaga koalisi nasional yang concern pada transparansi, akuntabilitas, perbaikan tata kelola ekstraktif, pertambangan, dan sumber daya alam. Berdiri sejak tahun 2007, dan terdaftar sebagai badan hukum Indonesia sejak tahun 2012 dengan nama Yayasan Transparansi Sumbe rdaya Ekstraktif, dan terafiliasi dalam kampanye Publish What You Pay di tingkat global. PWYP Indonesia mendorong transparansi dan akuntabilitas di sepanjang rantai sumberdaya ekstraktif, dari tahap pengembangan kontrak dan operasi pertambangan (pub- lish why you pay and how you extract), tahap produksi dan pendapatan dari industri (publish what you pay), hingga tahap pengeluaran pendapatan untuk pembangunan berkelanjutan dan kesejah- teraan sosial (publish what you earn and how you spent). Alamat Jl. Tebet Timur Dalam VIII K No. 12, RT 001/009, Tebet Timur, Tebet, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12820 Social Media pwypindonesia — Instagram pwyp_indonesia — Twitter Publish What You Pay Indonesia — Facebook Publish What You Pay Indonesia — Linkedin Kontak sekretariat@pwypindonesia.org — Email www.pwypindonesia.org — Website Publish What You Pay Indonesia [Yayasan Transparasi Sumberdaya Ekstraktif] Laporan Kajian ini disusun oleh Tim dari kantor sekretariat nasional Publish What You Pay Indone- sia bersama dengan SOMASI NTB. Dicetak atas dukungan hibah tidak mengikat dari Hivos melalui Program Open Contracting. Isi merupakan tanggung jawab Publish What You Pay Indonesia dan tidak mencerminkan pendapat dan sikap dari Hivos.