Dokumen tersebut membahas tiga masalah utama di Kalimantan Timur yaitu:
1) Dominasi korporasi besar dalam sektor energi fosil seperti pertambangan batubara dan migas menimbulkan konflik lahan dengan masyarakat.
2) Ketergantungan yang tinggi pada energi fosil untuk listrik telah menyebabkan kerusakan lingkungan besar-besaran.
3) Diperlukan diversifikasi sumber energi dan peningkatan rasio elektrifik
Dokumen tersebut membahas tentang ketidakpastian hukum lahan hutan di Bengkulu, Lampung, dan Banten dimana hanya 8% lahan hutan yang memiliki kepastian hukum. Hal ini menyebabkan konflik tenurial antara masyarakat dengan pemerintah dan perusahaan karena izin eksploitasi lahan yang diberikan pemerintah melampaui kapasitas lahan. Dokumen juga membahas tentang dominasi lahan oleh 25 perusahaan kelapa sawit milik para ta
Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung, dan Banten) telah terbebani izin pertambangan.
Kertas posisi ini disusun oleh Koalisi Anti Mafia Tambang, dipersiapkan dalam Rapat Koordinasi dan Supervisi KPK sektor minerba untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, 22 April 2015.
Hampir 40% izin pertambangan di 3 provinsi (Maluku, Papua, Papua Barat) masih berstatus non-clean and clear, menandakan masih banyak pelanggaran yang dilakukan pemegang izin. Lebih dari 60.000 hektar hutan rusak akibat kegiatan pertambangan di 3 provinsi antara 2009-2013. Banyak izin diberikan di kawasan hutan lindung dan konservasi tanpa memperhatikan peraturan.
Koalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif KPK untuk melakukan pengawasan di sektor pertambangan melalui kegiatan Korsup. Namun, puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di 4 provinsi telah dibebani izin pertambangan dan melanggar peraturan. Koalisi Anti Mafia Tambang mengumpulkan data untuk disampaikan kepada KPK guna memperkuat pengawasan dan penegakan hukum di sektor pertambangan.
Koalisi Anti Mafia Huta mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor kehutanan dan perkebunan melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup). Koalisi menilai pentingnya kegiatan tersebut untuk menjadi ruang bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Kehutanan ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan
dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 3 (tiga) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Koalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK Tahap-2 untuk 19 Provinsi telah dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala-kepala daerah di 3 (tiga) provinsi yakni Provinsi Sulawesi Barat, Gorontalo dan Sulawesi Utara pada 8 Juni 2015. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 3 (tiga) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Policy Brief yang disusun oleh Koalisi Anti Mafia Sumber Daya Alam ini memuat 7 rekomendasi yang diusung oleh masyarakat sipil pemerhati tambang. Berikut rekomendasinya:
1. Presiden Jokowi segera membentuk satuan tugas (satgas) pemberantasan kejahatan pertambangan
2. Gubenur dan Kementerian ESDM segera mencabut IUP yang berstatus Non CnC sasesuai dengan tenggat waktu 2 Januari 2016 dan segera melakukan evaluasi kembali terhadap seluruh IUP yang berstatus CnC.
3. KLHK dan KPK segera melakukan penegakan hukum terhadap IUP CnC maupun Non CnC yang tidak memiliki IPPKH
4. KLHK dan Kementerian ESDM segera melakukan penegakan hukum terhadap perusahaan tambang pemegang IUP yang menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang signifikan
dan menyebabkan hilangnya nyawa.
5. KPK segera melakukan penegakan hukum terhadap korporasi pemegang IUP berdasarkan temuan Korsup Minerba yang tidak ditindaklanjuti baik aspek kewilayahan, lingkungan dan keuangan
6. Kapolri dan Jaksa Agung memerintahkan jajarannya untuk memprioritaskan dan memastikan penyelesaian kasus-kasus lubang tambang dan korupsi sektor pertambangan.
7. Terkait Kasus Lubang Tambang di Kaltim, Gubernur, Bupati/Walikota dan Kapolda Kaltim segera menindaklanjuti hasil Rekomendasi dari Komnas HAM
Dokumen tersebut membahas tentang ketidakpastian hukum lahan hutan di Bengkulu, Lampung, dan Banten dimana hanya 8% lahan hutan yang memiliki kepastian hukum. Hal ini menyebabkan konflik tenurial antara masyarakat dengan pemerintah dan perusahaan karena izin eksploitasi lahan yang diberikan pemerintah melampaui kapasitas lahan. Dokumen juga membahas tentang dominasi lahan oleh 25 perusahaan kelapa sawit milik para ta
Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung, dan Banten) telah terbebani izin pertambangan.
Kertas posisi ini disusun oleh Koalisi Anti Mafia Tambang, dipersiapkan dalam Rapat Koordinasi dan Supervisi KPK sektor minerba untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, 22 April 2015.
Hampir 40% izin pertambangan di 3 provinsi (Maluku, Papua, Papua Barat) masih berstatus non-clean and clear, menandakan masih banyak pelanggaran yang dilakukan pemegang izin. Lebih dari 60.000 hektar hutan rusak akibat kegiatan pertambangan di 3 provinsi antara 2009-2013. Banyak izin diberikan di kawasan hutan lindung dan konservasi tanpa memperhatikan peraturan.
Koalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif KPK untuk melakukan pengawasan di sektor pertambangan melalui kegiatan Korsup. Namun, puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di 4 provinsi telah dibebani izin pertambangan dan melanggar peraturan. Koalisi Anti Mafia Tambang mengumpulkan data untuk disampaikan kepada KPK guna memperkuat pengawasan dan penegakan hukum di sektor pertambangan.
Koalisi Anti Mafia Huta mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor kehutanan dan perkebunan melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup). Koalisi menilai pentingnya kegiatan tersebut untuk menjadi ruang bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Kehutanan ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan
dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 3 (tiga) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Koalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK Tahap-2 untuk 19 Provinsi telah dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala-kepala daerah di 3 (tiga) provinsi yakni Provinsi Sulawesi Barat, Gorontalo dan Sulawesi Utara pada 8 Juni 2015. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 3 (tiga) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Policy Brief yang disusun oleh Koalisi Anti Mafia Sumber Daya Alam ini memuat 7 rekomendasi yang diusung oleh masyarakat sipil pemerhati tambang. Berikut rekomendasinya:
1. Presiden Jokowi segera membentuk satuan tugas (satgas) pemberantasan kejahatan pertambangan
2. Gubenur dan Kementerian ESDM segera mencabut IUP yang berstatus Non CnC sasesuai dengan tenggat waktu 2 Januari 2016 dan segera melakukan evaluasi kembali terhadap seluruh IUP yang berstatus CnC.
3. KLHK dan KPK segera melakukan penegakan hukum terhadap IUP CnC maupun Non CnC yang tidak memiliki IPPKH
4. KLHK dan Kementerian ESDM segera melakukan penegakan hukum terhadap perusahaan tambang pemegang IUP yang menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang signifikan
dan menyebabkan hilangnya nyawa.
5. KPK segera melakukan penegakan hukum terhadap korporasi pemegang IUP berdasarkan temuan Korsup Minerba yang tidak ditindaklanjuti baik aspek kewilayahan, lingkungan dan keuangan
6. Kapolri dan Jaksa Agung memerintahkan jajarannya untuk memprioritaskan dan memastikan penyelesaian kasus-kasus lubang tambang dan korupsi sektor pertambangan.
7. Terkait Kasus Lubang Tambang di Kaltim, Gubernur, Bupati/Walikota dan Kapolda Kaltim segera menindaklanjuti hasil Rekomendasi dari Komnas HAM
Momentum Koordinasi dan Supervisi (Kor- sup) KPK di 12 Provinsi, hingga saat ini dianggap efektif untuk memperbaiki persoa- lan tata kelola sektor minerba. Masyarakat sipil mendukung upaya yang dilakukan KPK ini sebagai upaya “memaksa” perbaikan tata kelola minerba.
Komitmen pemberantasan korupsi pemerintah Indonesia tercantum dalam Inpres No. 7/2015 dan Inpres no. 10/2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Sudah sejauh manakah kinerja pemberantasan korupsi ini?
Di sisi lain, adanya Gerakan Nasional Penyelamatan SDA yang mendorong perbaikan tata kelola SDA khususnya hutan dan kebun menjadi momentum perbaikan sektor ini.
Kertas posisi ini disusun oleh koalisi masyarakat sipil di Sumatera yang fokus pada tata kelola sektor kehutanan dan perkebunan dalam rangkaian kegiatan Indonesia Anti Corruption Forum ke 5 di Riau (22-23 Nov 2016). Sejumlah rekomendasi bagi pemerintah pusat dan daerah yang dihasilkan semoga menjadi masukan dalam perbaikan sektor ini.
Dokumen tersebut membahas potensi kerugian negara dari iuran land rent di sektor pertambangan di dua provinsi yaitu Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sebesar Rp64,47 miliar untuk periode 2010-2013. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan KPK untuk menghentikan pertambangan di kawasan hutan lindung dan konservasi serta mendesak pemerintah untuk meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat sip
Dokumen tersebut membahas tentang korupsi yang berkembang di sektor kehutanan Sumatera yang menyebabkan kerusakan hutan. Beberapa persoalan utama yang diangkat antara lain ketidakpastian kawasan hutan, kesemrawutan izin hutan dan perkebunan, serta penegakan hukum yang belum tegas."
Dokumen tersebut membahas hasil koordinasi dan supervisi KPK terhadap penataan izin usaha pertambangan sektor mineral dan batubara. Temuan utama meliputi masih adanya IUP non CnC, IUP di kawasan hutan lindung dan konservasi, serta perlunya integrasi database izin antara pemerintah pusat dan daerah. Langkah yang diambil antara lain pengumpulan data IUP, penertiban IUP non CnC dan di kawasan larangan, serta revitalisasi database
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat AdministrasiPeople Power
1. PPRM-AMPEL dan organisasi mahasiswa lainnya menuntut pencabutan SK Menteri Kehutanan No. 327/2009 yang memberikan izin kepada PT. RAPP, PT. SRL, dan PT. LUM di Kabupaten Kepulauan Meranti.
2. Mereka juga menuntut agar seluruh operasi perusahaan pulp dan kertas bermasalah di Riau dihentikan karena merusak lingkungan dan menimbulkan konflik lahan.
3. DPRD Provinsi Riau dim
Buku panduan ini memberikan panduan lengkap tentang proses perijinan Hutan Kemasyarakatan (HKm) mulai dari permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm), penetapan area kerja HKm, pemberian IUPHKm, hak dan kewajiban pemegang ijin, sampai penyusunan rencana kerja dan pelaporan. Panduan ini bertujuan untuk memfasilitasi penyelenggaraan HKm agar dapat memberdayakan masyarak
Buku ini membahas tentang KPH Dampelas Tinombo di Sulawesi Tengah sebagai KPH model. Dibahas tentang latar belakang pembentukan KPH, kebijakan pembangunan KPH di Sulawesi Tengah, profil KPH Dampelas Tinombo, pengelolaan hutan di KPH, serta organisasi KPH. KPH bertujuan mengelola hutan secara efisien dan lestari sesuai fungsi hutannya.
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilYoel Hendrawan
Pandangan Masyarakat Sipil Sumatera Selatan Terhadap Pola
Pemanfaatan Ruang di Sumatera Selatan.
Aliansi Masyarakat Sipil untuk Tata Kelola Hutan & Lahan yang Baik di Sumsel.
WBH SUMSEL- WALHI SUMSEL- PINUS SUMSEL- FITRA SUMSEL – SPORA INSTITUTE
LBH PALEMBANG - IMPALM – AMAN SUMSEL- JMG SUMSEL – FKMPH SUSMEL – MHI SUMSEL – KOBAR9 - RIMBA INSTITUTE - DEPATI INSTITUTE - KHATULISTIWA HIJAU – KKDB BANYUASIN – FMS KIP BANYUASIN -PMP2D BANYUASIN - KPPM MUBA - LSM PBB MUBA – FORUM SILAMPARI MURA – LPLH MURA – YAYASAN BAKAU OKI – P3LH OKI – FORUM KONTAMINASI MUARA ENIM.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.49/Menhut-II/2008 mengatur tentang Hutan Desa. Dokumen ini menjelaskan ketentuan umum seperti definisi istilah, maksud dan tujuan, ruang lingkup pengaturan Hutan Desa. Dokumen ini juga mengatur tentang penetapan areal kerja Hutan Desa melalui proses verifikasi dan penetapan oleh Menteri Kehutanan berdasarkan usulan Bupati/Walikota.
Masyarakat di beberapa pulau dan kabupaten di Riau seperti Pulau Padang, Tebing Tinggi, Rangsang, dan Semenanjung Kampar telah lama menolak rencana pembangunan hutan tanaman industri (HTI) karena akan merusak sumber mata pencaharian dan lingkungan mereka. Penolakan masyarakat berlangsung secara damai maupun dengan unjuk rasa serta pembakaran alat berat perusahaan. Pemerintah diharapkan dap
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tantangan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia, termasuk kebijakan terkait lahan gambut, kompleksitas kegiatan di lahan gambut, penggunaan api yang menyebabkan kebakaran berulang, serta berbagai masalah teknis dalam melakukan restorasi gambut seperti lokasi yang melintasi batas administratif dan konsesi.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya peningkatan alokasi belanja untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. Saat ini, alokasi belanja yang tersedia masih sangat terbatas sehingga hanya mampu menangani kebakaran di Kota Pontianak dan sekitarnya saja, padahal wilayah tanggung jawabnya meliputi seluruh provinsi. Dokumen ini menganalisis bahwa diperlukan peningkatan alokasi belanja
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Yandi Novia (Debu Yandi)
Dokumen tersebut membahas tentang praktik korporasi asing dan dampaknya terhadap lingkungan di Kalimantan Tengah. Dampak negatif yang disebutkan meliputi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam, konflik sosial dengan masyarakat lokal, serta melemahnya penegakan hukum dan maraknya korupsi di sektor sumber daya alam.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Terjadi banyak kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam sektor sumber daya alam dan agraria di Indonesia yang menyebabkan kerugian negara besar dan konflik agraria. Dokumen ini merekomendasikan pelaksanaan reforma agraria dan pemberantasan korupsi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dokumen tersebut membahas program Koordinasi dan Supervisi di Sektor Energi (Korsup Energi) yang diluncurkan KPK pada Februari 2016. Korsup Energi bertujuan untuk mendorong perbaikan sistem, regulasi, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan partisipasi publik di sektor energi. Beberapa isu yang dibahas meliputi illegal mining, illegal tapping, pembangunan kilang minyak, pengembangan energi terbarukan, serta dorongan unt
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Muhammad Hafizhurrahman
Izin operasi pertambangan batu bara PT. Mantimin Coal Mining di Pegunungan Meratus ditolak karena:
1. 56% lokasi tambang merupakan kawasan karst yang harus dilindungi
2. Lokasi tambang berada di hutan lindung dan kawasan resapan air
3. Akan membahayakan flora dan fauna langka di kawasan tersebut
4. Dikeluarkan tanpa analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Momentum Koordinasi dan Supervisi (Kor- sup) KPK di 12 Provinsi, hingga saat ini dianggap efektif untuk memperbaiki persoa- lan tata kelola sektor minerba. Masyarakat sipil mendukung upaya yang dilakukan KPK ini sebagai upaya “memaksa” perbaikan tata kelola minerba.
Komitmen pemberantasan korupsi pemerintah Indonesia tercantum dalam Inpres No. 7/2015 dan Inpres no. 10/2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Sudah sejauh manakah kinerja pemberantasan korupsi ini?
Di sisi lain, adanya Gerakan Nasional Penyelamatan SDA yang mendorong perbaikan tata kelola SDA khususnya hutan dan kebun menjadi momentum perbaikan sektor ini.
Kertas posisi ini disusun oleh koalisi masyarakat sipil di Sumatera yang fokus pada tata kelola sektor kehutanan dan perkebunan dalam rangkaian kegiatan Indonesia Anti Corruption Forum ke 5 di Riau (22-23 Nov 2016). Sejumlah rekomendasi bagi pemerintah pusat dan daerah yang dihasilkan semoga menjadi masukan dalam perbaikan sektor ini.
Dokumen tersebut membahas potensi kerugian negara dari iuran land rent di sektor pertambangan di dua provinsi yaitu Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sebesar Rp64,47 miliar untuk periode 2010-2013. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan KPK untuk menghentikan pertambangan di kawasan hutan lindung dan konservasi serta mendesak pemerintah untuk meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat sip
Dokumen tersebut membahas tentang korupsi yang berkembang di sektor kehutanan Sumatera yang menyebabkan kerusakan hutan. Beberapa persoalan utama yang diangkat antara lain ketidakpastian kawasan hutan, kesemrawutan izin hutan dan perkebunan, serta penegakan hukum yang belum tegas."
Dokumen tersebut membahas hasil koordinasi dan supervisi KPK terhadap penataan izin usaha pertambangan sektor mineral dan batubara. Temuan utama meliputi masih adanya IUP non CnC, IUP di kawasan hutan lindung dan konservasi, serta perlunya integrasi database izin antara pemerintah pusat dan daerah. Langkah yang diambil antara lain pengumpulan data IUP, penertiban IUP non CnC dan di kawasan larangan, serta revitalisasi database
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat AdministrasiPeople Power
1. PPRM-AMPEL dan organisasi mahasiswa lainnya menuntut pencabutan SK Menteri Kehutanan No. 327/2009 yang memberikan izin kepada PT. RAPP, PT. SRL, dan PT. LUM di Kabupaten Kepulauan Meranti.
2. Mereka juga menuntut agar seluruh operasi perusahaan pulp dan kertas bermasalah di Riau dihentikan karena merusak lingkungan dan menimbulkan konflik lahan.
3. DPRD Provinsi Riau dim
Buku panduan ini memberikan panduan lengkap tentang proses perijinan Hutan Kemasyarakatan (HKm) mulai dari permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm), penetapan area kerja HKm, pemberian IUPHKm, hak dan kewajiban pemegang ijin, sampai penyusunan rencana kerja dan pelaporan. Panduan ini bertujuan untuk memfasilitasi penyelenggaraan HKm agar dapat memberdayakan masyarak
Buku ini membahas tentang KPH Dampelas Tinombo di Sulawesi Tengah sebagai KPH model. Dibahas tentang latar belakang pembentukan KPH, kebijakan pembangunan KPH di Sulawesi Tengah, profil KPH Dampelas Tinombo, pengelolaan hutan di KPH, serta organisasi KPH. KPH bertujuan mengelola hutan secara efisien dan lestari sesuai fungsi hutannya.
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilYoel Hendrawan
Pandangan Masyarakat Sipil Sumatera Selatan Terhadap Pola
Pemanfaatan Ruang di Sumatera Selatan.
Aliansi Masyarakat Sipil untuk Tata Kelola Hutan & Lahan yang Baik di Sumsel.
WBH SUMSEL- WALHI SUMSEL- PINUS SUMSEL- FITRA SUMSEL – SPORA INSTITUTE
LBH PALEMBANG - IMPALM – AMAN SUMSEL- JMG SUMSEL – FKMPH SUSMEL – MHI SUMSEL – KOBAR9 - RIMBA INSTITUTE - DEPATI INSTITUTE - KHATULISTIWA HIJAU – KKDB BANYUASIN – FMS KIP BANYUASIN -PMP2D BANYUASIN - KPPM MUBA - LSM PBB MUBA – FORUM SILAMPARI MURA – LPLH MURA – YAYASAN BAKAU OKI – P3LH OKI – FORUM KONTAMINASI MUARA ENIM.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.49/Menhut-II/2008 mengatur tentang Hutan Desa. Dokumen ini menjelaskan ketentuan umum seperti definisi istilah, maksud dan tujuan, ruang lingkup pengaturan Hutan Desa. Dokumen ini juga mengatur tentang penetapan areal kerja Hutan Desa melalui proses verifikasi dan penetapan oleh Menteri Kehutanan berdasarkan usulan Bupati/Walikota.
Masyarakat di beberapa pulau dan kabupaten di Riau seperti Pulau Padang, Tebing Tinggi, Rangsang, dan Semenanjung Kampar telah lama menolak rencana pembangunan hutan tanaman industri (HTI) karena akan merusak sumber mata pencaharian dan lingkungan mereka. Penolakan masyarakat berlangsung secara damai maupun dengan unjuk rasa serta pembakaran alat berat perusahaan. Pemerintah diharapkan dap
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tantangan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia, termasuk kebijakan terkait lahan gambut, kompleksitas kegiatan di lahan gambut, penggunaan api yang menyebabkan kebakaran berulang, serta berbagai masalah teknis dalam melakukan restorasi gambut seperti lokasi yang melintasi batas administratif dan konsesi.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya peningkatan alokasi belanja untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. Saat ini, alokasi belanja yang tersedia masih sangat terbatas sehingga hanya mampu menangani kebakaran di Kota Pontianak dan sekitarnya saja, padahal wilayah tanggung jawabnya meliputi seluruh provinsi. Dokumen ini menganalisis bahwa diperlukan peningkatan alokasi belanja
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Yandi Novia (Debu Yandi)
Dokumen tersebut membahas tentang praktik korporasi asing dan dampaknya terhadap lingkungan di Kalimantan Tengah. Dampak negatif yang disebutkan meliputi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam, konflik sosial dengan masyarakat lokal, serta melemahnya penegakan hukum dan maraknya korupsi di sektor sumber daya alam.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Terjadi banyak kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam sektor sumber daya alam dan agraria di Indonesia yang menyebabkan kerugian negara besar dan konflik agraria. Dokumen ini merekomendasikan pelaksanaan reforma agraria dan pemberantasan korupsi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dokumen tersebut membahas program Koordinasi dan Supervisi di Sektor Energi (Korsup Energi) yang diluncurkan KPK pada Februari 2016. Korsup Energi bertujuan untuk mendorong perbaikan sistem, regulasi, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan partisipasi publik di sektor energi. Beberapa isu yang dibahas meliputi illegal mining, illegal tapping, pembangunan kilang minyak, pengembangan energi terbarukan, serta dorongan unt
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Muhammad Hafizhurrahman
Izin operasi pertambangan batu bara PT. Mantimin Coal Mining di Pegunungan Meratus ditolak karena:
1. 56% lokasi tambang merupakan kawasan karst yang harus dilindungi
2. Lokasi tambang berada di hutan lindung dan kawasan resapan air
3. Akan membahayakan flora dan fauna langka di kawasan tersebut
4. Dikeluarkan tanpa analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Week 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesiaWahyu Yuns
Dokumen tersebut membahas tentang korupsi yang terjadi di sektor pertambangan di Indonesia, mulai dari proses perizinan hingga penutupan tambang. Korupsi dapat terjadi pada berbagai tahapan seperti pemberian izin yang tumpang tindih, pembebasan lahan dengan harga rendah, pengawasan produksi yang lemah, pungutan liar, dan penyalahgunaan dana reklamasi. Tambang sering digunakan untuk mendanai kepent
Ustadzah Pratma Julia Sunjandari, Koordinator Lajnah Siyasiyah MHTI, memaparkan mengapa negara berlepas tangan? pada Diskusi Politik Nestapa Perempuan dan Anak Akibat Kabut Asap Kembali Negara Berlepas Tangan, Sabtu 17 Oktober 2015 di Hotel Grand Alia Jakarta Pusat
Anda juga bisa mendengarkan presentasi beliau di https://soundcloud.com/htichannel/presentasi-ibu-pratma-julia-sunjandarimp3
Antara Tambang dan Nyawa yang MelayangKarina Oriza
1. Penambangan pasir besi di pesisir Lumajang dilakukan secara ilegal tanpa izin yang sah dan menyebabkan berbagai masalah sosial dan lingkungan.
2. Masyarakat melakukan berbagai aksi penolakan terhadap tambang ilegal tersebut yang mengakibatkan terjadinya kasus kekerasan dan pembunuhan.
3. Kasus ini menunjukkan adanya pelanggaran etika dan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam di sektor pert
Kementerian Investasi mencabut 180 izin usaha pertambangan (IUP) mineral dan batu bara yang tidak digunakan dengan baik. Terdiri dari 112 IUP mineral dan 68 IUP batu bara yang dimiliki 165 perusahaan. Tindakan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk bertindak tegas terhadap perusahaan yang tidak memanfaatkan izin secara optimal.
Harapan masyarakat di daerah lingkar tambang untuk bisa keluar dari krisis dan masalah tampaknya jauh panggang dari api. Pemilu 2019, dengan keterlibatan para pebisnis tambang berpotensi besar membuka lebar krisis dan masalah semakin parah. Sehingga, siapapun yang menang dalam Pemilu 2019, rakyat tetap berada di pihak yang kalah, menanggung risiko akibat praktik eksploitatif, sedangkan pebisnis tambang, berikut elit politik terkait, tetap menang, melanjutkan ekstraksi untuk keuntungan diri dan kelompok mereka.
Olinesia webinar series Geothermal Overview GEx OliNesia
GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
- KONDISI SAAT INI
- REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
- RENCANAPENGEMBANGAN PANAS BUMI
- DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENGUSAHAAN PANAS BUMI
- TANTANGAN DAN UPAYA TEROBOSAN DALAM PENGEMBANGAN
PANAS BUMI
Petisi Penyelamatan Jawa (Desember 2015)Luluk Uliyah
Forum Pengajar, Peneliti dan Pemerhati Agraria, Lingkungan dan Kebudayaan mengajukan petisi kepada Presiden tentang penanganan krisis ekologi dan sosial di Pulau Jawa akibat rencana pembangunan industri yang berpotensi merusak lingkungan dan melanggar hak masyarakat. Forum ini meminta Presiden menghentikan proyek-proyek tersebut dan menugaskan menteri terkait untuk mengkaji ulang izin lingkungan dan proses pengada
Siaran Pers PWYP Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2012 bertajuk "Kegiatan Pertambangan Harus Transparan dan Akuntabel" menyikapi banyaknya persoalan tambang yang terjadi di Pulau Bangka
Blok Masela merupakan salah satu blok yang kaya akan sumber daya alam gas bumi di Indonesia. Terjadi perdebatan antara dua menteri terkait rencana pengembangan kilang LNG di darat atau di laut, yang memunculkan berbagai pertimbangan ekonomi, teknis, dan lingkungan. Blok Masela memiliki cadangan gas yang sangat besar dan menjadi pertimbangan penting dalam memutuskan rencana pengembangan tersebut.
Dokumen ini membahas rencana pembangunan PLTMH Cimadur 2 x 2,5 MW di Desa Cimancak, Kabupaten Pandeglang, Banten. Proyek ini dimaksudkan untuk merealisasikan target pemerintah dalam mendapatkan listrik 35.000 MW dari sumber energi terbarukan. Berdasarkan studi awal, lokasi ini memiliki potensi energi hidro dengan debit air minimum 6,6 m3/detik yang dapat dimanfaatkan. Proyek ini direncan
1. Kertas Posisi
Kaltim Darurat
(Korupsi)
Energi!
Krisis energi adalah sebuah realitas
yang tidak terelakkan lagi bagi
Kalimantan Timur saat ini. Kenyataan
yang ada menunjukkan bahwa
ketergantungan terhadap energi
fosil dalam pemenuhan konsumsi
masih tinggi (bahan bakar minyak
71%, batubara 2%, dan sumber
lainnya 27%). Sementara, upaya
untuk memaksimalkan pemanfaatan
energi terbarukan belum dapat
berjalan sebagaimana yang
direncanakan. Disisi lain, Kalimantan
Timur menghadapi penurunan
cadangan energi fosil dan belum
dapat diimbangi dengan penemuan
cadangan baru.
Keterbatasan infrastruktur energi
yang tersedia juga harus diakui
telah membatasi akses masyarakat
terhadap energi. Ikhtiar Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
memenuhi kebutuhan energi kerap
mengabaikan prinsip pembangunan
berkelanjutan, bahkan pada derajat
tertentu hal dapat memicu konflik di
tengah masyarakat.
Situasi ini kemudian diperparah
oleh kondisi dimana peruntukkan
lahan untuk tanaman pangan
dalam RTRW Kalimantan Timur
hanya 412.096 hektar. Alokasi
tersebut sangat memprihatinkan
jika dibandingkan dengan luasan
perkebunan lahan sawit 3.465.629
hektar, luas tambang 5.200.000
hektar, HTI seluas 1.600.000 hektar,
dan HPH 4.900.000 hektar. Tidak
dapat dipungkiri, hal ini akan
membuat asa untuk mewujudkan
kedaulatan pangan di Kalimantan
Timur semakin jauh dari harapan.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kedaulatan Energi Kalimantan Timur
Tempat Kejadian Perkara 13 Korban
Lubang Tambang di Samarinda - Kaltim
2. 1. Berdasarkan Perda No.1 Tahun 2016
tentang RTRW Provinsi Kalimantan
Timur, terdapat 5,2 juta hektar
konsesi pertambangan batubara. Dari
hasil korsup minerba tahun 2015
masih terdapat 356 IUP non C&C
yang masih masuk kedalam konsesi
pertambangan batubara.
2. Terdapat 223 lubang tambang di
Samarinda yang tidak direklamasi dan
telah memakan korban jiwa sebanyak
13 orang anak akibat tenggelam di
lubang tambang. Sementara, untuk
wilayah se- Kalimantan Timur
terdapat 22 orang anak meninggal
dunia. Data korban lubang tambang
dapat dilihat dalam tabel disamping :
3. Data pertambangan (AMDAL, UPL/
UKL, Reklamasi, Pasca tambang, SK
IUP dan produksi) tidak terbuka,
contohnya pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara menolak
memberikan data dan informasi
pertambangan meski Mahkamah
Agung melalui SKMA 614 K/
TUN/2015 sudah memutuskan bahwa
data pertambangan adalah informasi
terbuka.
4. Dalam RTRW Kalimantan Timur
tercatat bahwa ekosistem kawasan
karst yang dilindungi seluas 307.337
hektar dari total 2.944.372 hektar.
Perlindungan ekosistem kawasan karts
tersebut masih parsial/spot by spot,
belum sebagai satu kesatuan ekosistem
kawasan yang utuh. Lebih dari 50%
kawasan karts tersebut terhampar
sepanjang Kabupaten Berau sampai
Kabupaten Kutai Timur dengan
luas1.867.676 hektar. Perlindungan
kawasan karst yang masih parsial
dikarenakan adanya beberapa lokasi
kawasan karst yang ternyata sudah
dibebankan beberapa izin usaha,
yaitu: HPH : 702.950 hektar, batubara
: 366.916 hektar, HTI : 235.916 hektar,
Sawit : 472.898 hektar.
5. Pemenuhan energi nasional 35 ribu
Temuan Masyarakat Sipil Kaltim
Sektor Minerba NO Perusahaan Korban Lokasi
Waktu
Kejadian
Wilayah
1 PT. Kitadin
Muhammad Fariqi
(14)
Desa Bangun Rejo Kec. Tenggarong
Seberang
26-Jan-12 Kukar
2 PT. Bara Sigi Mining (BSM) Sanofa M Rian (14)
Desa Sebulu Modern, RT 14 (jalan
poros Tenggarong-Sebulu),
Kecamatan Sebulu
05-Agust-15 Kukar
3 PT Muliana Jaya Budi Maulana (11)
Kelurahan Jawa RT. 4 Kecamatan
Sangasanga.
Agust-13 Kukar
4
PT. Multi Harapan Utama
(MHU)
Mulyadi (15)
RT 3, Kelurahan Loa Ipuh Darat,
Kecamatan Tenggarong
16-Des-15 Kukar
5 KSU Wijaya Kusuma Dewi Ratna (9) Desa Sumber sari Kec. sebulu 30-Des-15 Kukar
6 PT. Bukit Baiduri Energi
Noval Fajar Slamat
Riyadi (15)
Desa Bukit Raya RT. 19 Kec.
Tenggarong Seberang
23-Mar-16 Kukar
7 PT. Bukit Baiduri Energi Diky Aditya (15)
Desa Bukit Raya RT. 19 Kec.
Tenggarong Seberang
23-Mar-16 Kukar
8 PT Kitadin Tidak Teridentifikasi Tenggarong Seberang 2011 Kukar
9 PT. Hymco Coal
Miftahul Jannah
(10)
Sungai Kerbau Kec. Sambutan 13-Jul-11 Samarinda
10 PT. Hymco Coal Junaidi (13) Sungai Kerbau Kec. Sambutan 13-Jul-11 Samarinda
11 PT. Hymco Coal Ramadhani Sungai Kerbau Kec. Sambutan 13-Jul-11 Samarinda
12 PT. Panca Prima Mining
Dede Rahmad (Eza)
(6)
Sambutan Idaman Permai, Pelita 2 24-Des-11 Samarinda
13
PT. Panca Prima Mining/
PD. PAU
Emaliya Raya Dinata
(Ema) (6)
Sambutan Idaman Permai, Pelita 2 24-Des-11 Samarinda
14 PT. Insani Bara Perkasa
Maulana Mahendra
(11)
Blok B RT.20, Simpang Pasir, Palaran 25-Des-12 Samarinda
15 Tak teridentifikasi M. Shendy (8)
Sambutan, Pelita 4, Handil Kopi,
Blok L No 4
14-Mar-13 Samarinda
16
PT. Energi Cahaya
Industritama
Nadia Zaskia Putri
(10)
Kel. Rawa Makmur Kec. Palaran 08-Apr-14 Samarinda
17 PT. Graha Benua Etam M Raihan Saputra
(10)
Sempaja 22-Des-14 Samarinda
18 PT. Cahaya Energi Mandiri Ardi Bin Hasyim (13) Kel. Sambutan 23-Mei-15 Samarinda
19 PT Lana Harita Indonesia
Muhammad Yusuf
Subhan (11)
Sungai Siring 24-Agust-15 Samarinda
20 PT Transisi Energi Satunama
Aprillia wulandari
(12)
Lok Bahu 18-Nov-2015 Samarinda
21 CV Atap Tri Utama Koko Handoko (16) Bantuas, Palaran 08-Des-15 Samarinda
22 PT Bumi Energi Kaltim
Agus Irawan (Iwan)
(20)
Buluminung, Penajam 12-Feb-16
Penajam
Paser Utara
Daftar Anak–anak Korban Lubang Tambang
di Kaltim Sejak 2011 – 2016.
MW akan mempercepat kerusakan
alam di Kalimantan Timur, karena
dari 35 ribu MW alokasi untuk
PLTU sebesar 20 ribu MW yang
mana 60% pasokan batubaranya
berasal dari Kalimantan Timur.
6. Untuk mempercepat proses pasokan
batubara ke PLTU, maka pemerintah
sudah mencanangkan pembangunan
rel kereta api khusus untuk batubara.
Dalam perkembangannya Gubernur
menginginkan agar pembangunan rel
kereta api ini dapat digunakan untuk
mengangkut penumpang sekaligus
barang. UU No.23 tahun 2007
tentang Perkeretaapian, PP No.56
Tahun 2009 tentang penyelenggaraan
perkeretaapian, Permenhub No.91
Tahun 2011 tentang penyelenggaraan
perkeretaapian khusus junto
3. Penguasaan oleh korporasi
besar seperti PT. Toba Sejahtera
mengusai sektor energi mulai dari
pertambangan batubara, Migas
hingga pembangunan PLTU di
Kalimantan Timur. Diversifikasi
tanah usaha sektor Energi di bawah
bendera TOBA tersebut mayoritas
berada di wilayah Kutai Kartaneg-
ara, Kalimantan Timur. Menguasai
hampir 15 ribu Ha hanya di Wilayah
Kutai Kartanegara, terdistribusi di 4
perusahaan pertambangannya, PT.
Adimitra Baratama Nusantara, PT
Indomining, PT. Trisensa Mineral
Utama dan PT. Kutai Energi.
PT Kutai Energi adalah salah
satu perusahaan yang sejak 2015
dalam penyelidikan Polda Kaltim atas
laporan masyarakat terkait dugaan
pencemaran di Sungai Nangka dan
dugaan perampasan lahan kebun lada
dan lahan tanaman pangan miliki
masyarakat di Kecamatanamatan
Muara Jawa, Kutai Kartanegera.
Sementara itu, pembangunan
PLTU oleh PT Trisensa Mineral Uta-
ma juga tidak luput dari konflik lahan
dengan masyarakat. Selain sumber
pasokan batubara yang sarat dengan
konflik sosial, juga kebutuhan listrik
sedianya terbebas dari hilangnya hak
dan askes masyarakat terhadap sum-
ber-sumber penghidupannya yang
mayoritas menggantungkan prekono-
mian mereka pada lahan pangan.
Terancamnya wilayah kelola
rakyat sebagai akibat penguasaan
korporasi besar di sektor energi fosil
seharusnya menjadi dasar pembangu-
nan energi yang berkelanjutan, tanpa
membiarkan masyarakat berha-
dap-hadapan langsung dengan kor-
porasi dalam menyelesaikan konflik.
Korporasi dan Konflik
dalam Pengelolaan Energi
1. Permenhub
No.55 tahun
2014 menyatakan
bahwa
perkeretaapian
khusus
tidak dapat
digunakan untuk
pengangkutan
penumpang
dan barang.
Rel kereta api
khusus tersebut
rencannya akan
melintasi 377 IUP,
KK & PKP2B
dan 22 desa yang
berpotensi pada
tergusurnya
masyarakat
dari lahan dan
pemukiman.
4. 1. 1. Perubahan kontrak Blok Ma-
hakam, dimana Provinsi Kaliman-
tan Timur diberikan Participating
Interest (PI) sebesar 10%. Hal ini
masih menjadi perdebatan terkait
dengan sharing antara Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur den-
gan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kertanegara. Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur juga sudah
membuat perusahaan patungan
antara PT. Migas Mandiri Pratama
(BUMD) dengan PT. Yudishtira,
modal yang sudah disetorkan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur sudah mencapai Rp. 160
milyar dan sampai saat ini belum
ada kejelasan terhadap tindak lan-
jut perusahaan patungan ini.
2. Tidak adanya transparansi in-
formasi terhadap data Migas di
Provinsi Kalimantan Timur. Ini
menyulitkan pemerintah daerah
menghitung potensi penerimaan
DBH-Migas dan publik juga tidak
bisa memberikan pengawasan
terhadap tata kelola Migas.
Rekomendasi
Sektor Minerba
1. 356 IUP non C&C harus dicabut
2. Penindakan hukum terhadap pelanggaran seperti pelanggaran perpajakan, reklamasi dan pascatambang.
3. Pemerintahmemastikan lubang-lubang tambang harus ditutup oleh perusahaan.
4. Dinas pertambangan dan energi daerah mempublikasi semua data pertambangandi website mereka.
5. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur harus merevisi RTRW Provinsi Kalimantan Timur terkait luasan per-
lindungan ekosistem kawasan karst, dan segera mencabut izin usaha yang ada di ekosistem kawasan karst.
6. Menyiapkan strategi untuk meninggalkan PLTU dan beralih pada penggunaan EBTKE yang aman dan ramah
bagi lingkungan.
7. Menolak pembangunan rel kereta api khusus untuk batubara di Provinsi Kalimantan Timur, dan mendorong
pembangunan infrastruktur yang mengedepankan kepentingan masyarakat umum.
Sektor Migas
1. Pemerintah pusat turun tangan untuk menangani permasalahan tarik-menarik kepentingan terkait Partici-
pating Interest blok Mahakam.
2. Kementerian ESDM membuka data migas Provinsi Kalimantan Timur.
3. Pemerintah memastikan bahwa tidak ada hak-hak masyarakat yang dilanggar dalam proses pemberian izin
usaha.
1. Meningkatkan rasio elektrifikasi dan alokasi yang adil antara industri besar dengan rumah tangga dan indus-
tri kecil menengah melalui diversifikasi pembangkit tenaga listrik.
2. Menghitung kembali kebutuhan batubara untuk memenuhi pasokan energi di Kalimantan Timur sehingga
harus ada upaya teknis dari pemerintah untuk membatasi produksi batubara.
3. Menolak penggunaan nuklir sebagai energi alternatif.
Sektor Ketenagalistrikan
1. Data rasio elektrifikasi Provinsi
Kalimantan Timur tahun 2015
adalah 85,62%. Dimana sekitar
65% dari total pasokan listrik
disupply ke industri besar, seh-
ingga alokasi listrik untuk rumah
tangga dan usaha kecil menengah
sangat terbatas. Padahal, dari
potensi cadangan energi (batubara
dan gas) cukup besar dan ini tidak
dimanfaatkan untuk memenuhi
Sektor Migas
Sektor
Ketenagalistrikan
Prakarsa Borneo | STABIL | WALHI Kaltim | POKJA 30 | JATAM Kaltim | Auriga | PWYP Indonesia
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kedaulatan Energi Kalimantan Timur :
kebutuhan listrik di Kaliman-
tan Timur, malahan digunakan
untuk mensupply energi di luar
Kalimantan Timur.
2. Kebutuhan ideal konsumsi listrik
perkapita Provinsi Kalimantan
Timur yang harus dipenuhi
adalah 14.470.000MWH
(konsumsi ideal perkapita
sebesar 4,4 MWH) yang sudah
dipenuhi saat ini masih seki-
tar 2.278.000MWH. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya gap
sebesar 12.462.000MWH untuk
konsumsi listrik masyarakat.
3. Penggunaan nuklir sebagai
salah satu energi alternatif yang
sudah diusulkan oleh Guber-
nur Kalimantan Timur belum
terbukti aman baik secara baik
sosial maupun lingkungan dan
bertentangan dengan RTRW
Provinsi Kalimantan Timur.