SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI
Disusun oleh:
Pengawasan Masyarakat Sipil atas Korsup KPK
Sektor Mineral dan Batubara di 4 Provinsi di Sumatera Bagian Utara:
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau
KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG
Kertas Posisi
MENGERUK BUMI,
MENEBAR KORUPSI
Buruknya Tata Kelola Pertambangan
di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau
2 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG
MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI
K
oalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan
korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup)
di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia Tambang merasa penting untuk
berpartisipasi dalam implementasi korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan
pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat
sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum yang masih
lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah
dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK selanjutnya untuk 19 Provinsi telah
dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala-
kepala daerah di 4 (empat) provinsi se-Sumatera Bagian Utara yakni provinsi Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat dan Riau. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi
masyarakat sipil di 4 (empat) provinsi se-Sumatera Bagian Utara, terutama yang menyangkut
aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Hampir seperempat kawasan hutan lindung dan konservasi
di Sumatera Bagian Utara telah terbebani izin pertambangan
Data Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan (2014) menyebutkan terdapat 685,295
Hektar wilayah pertambangan yang masuk di kawasan hutan lindung di 4 provinsi di Sumatera
bagian Utara dengan total unit izin usaha sebesar 163 unit (5 KK dan 158 IUP). Sementara
itu, terdapat 33,954.89 hektar wilayah pertambangan yang masuk hutan konservasi yang
terdiri atas 27 izin tambang (2 KK, 1 PKP2B, 24 IUP). Hutan lindung dan konservasi di
provinsi Aceh merupakan kawasan terbesar yang telah dibebani izin diantara 4 provinsi yang
ada di Sumatera bagian Utara yakni sebesar 22% dari total luas wilayah hutan lindung dan
4% dari total luas wilayah hutan konservasi.
Penggunaan kawasan hutan konservasi untuk kegiatan non kehutanan jelas melanggar
aturan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi
sumber daya alam hayati. Sementara kegiatan penggunaan kawasan hutan di kawasan
1 Kertas posisi ini disusun oleh Koalisi Anti Mafia Tambang, dipersiapkan dalam Rapat Koordinasi
dan Supervisi KPK sektor Minerba untuk wilayah Sumbagut di Medan, 25 Maret 2015
Mengeruk Bumi, Menebar Korupsi
Buruknya Tata Kelola Pertambangan
di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau
3
KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI
lindung hanya diperbolehkan dalam bentuk pertambangan bawah tanah (underground
mining)2
yang dalam faktanya sampai saat ini tidak ada satupun pemegang izin yang sanggup
melaksanakan praktek ini. Oleh karenanya, pemberian izin di kawasan hutan lindung dan
konservasi jelas melanggar aturan yang ada dan memerlukan penegakan hukum terhadap
pemegang izin usaha di kawasan tersebut.
Tabel 1. Jumlah Luasan Izin Pertambangan
yang diindikasikan berada pada Hutan Konservasi dan Lindung
No Daerah
Fungsi Kawasan Hutan
Total
Hutan Konservasi (Ha) Hutan Lindung (Ha)
1 Aceh 31316.12 399959.76 431275.88
2 Sumatera Utara 2205.66 176485.22 178690.88
3 Sumatera Barat 190.16 97315.06 97505.22
4 Riau 242.95 11534,73 242.95
Total 33954.89 673760.04 707714.93
Sumber : Dirjen Planologi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2014)
Peta 1. Overlay Peta Spasial di Kab. Mandailing Natal
2 Pemerintah pusat mengeluarkan Keppress No. 41 tahun 2004 yang memberi pengecualian bagi 13 pemegang izin tambang
untuk melakukan penambangan secara terbuka di kawasan lindung.
Sumber : JMT dan Walhi Sumatera Utara, 2014
4 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG
Temuan yang diperoleh Jaringan Monitoring Tambang dan Walhi Sumatera Utara dari
hasil analisis peta dan overlay, ditemukan adanya IUP yang masuk wilayah kawasan hutan
lindung yakni PT. Bahana Multi Energi (694 hektar) di Kecamatan Siabu dan PT. Bahana
Nada Gemilang (426 hektar) Kecamatan Muara Sipongi. Untuk PT. Bahana Nada Gemilang,
perusahaan ini sudah tidak beroperasi lagi sebagimana tergambar dalam peta berikut ini.
Pengawasan yang dilakukan oleh Gerak dan Walhi Aceh menunjukkan data bahwa
terdapat 13 izin tambang yang terdapat di beberapa kabupaten di Aceh yang IUP-nya terletak
dalam kawasan Hutan Lindung. Izin tambang tersebut terbanyak berada di Kabupaten Pide
(8 IUP), Kabupaten Aceh Tengah (2 IUP) dan Kabupaten Nagan Raya (2 IUP), Kabupaten Aceh
Barat (1 IUP). Gerak dan Walhi Aceh menemukan ditahun 2014, terdapat 6 dari 8 perusahaan
tambang di Kabupaten Pidie berada di kawasan hutan lindung dan dalam operasinya tidak
memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).
Lebih dari 50% IUP di Sumatera Bagian Utara Masih Berstatus non-CnC
Berdasarkan data yang dikeluarkan Dirjen Minerba, kementerian ESDM pada Desember
2014, menunjukkan bahwa terdapat 53% dari total IUP di 4 provinsi Sumatera bagian Utara
yang non CnC. Provinsi Aceh merupakan wilayah yang memiliki IUP non CNC terbesar dengan
prosentase hampir 70% IUP yang non CnC. Sementara itu, provinsi Riau dan Sumatera
Barat sekitar 51% yang non CnC dan provinsi Sumatera Utara terdapat 40% yang non CnC
sebagaimana tergambar dalam tabel 2.
Tabel 2. Jumlah IUP yang CnC dan Non CnC di 4 Provinsi
No Provinsi CNC Total
IUP CNC
Non CNC Total IUP
Non CNC
Jumlah
IUP
Eksplorasi Operasi Eksplorasi Operasi
1 Aceh 31 17 48 66 36 102 150
2 Sumatra Utara 19 48 67 9 35 44 111
3 Sumatra Barat 27 109 136 64 81 145 281
4 Riau 22 23 45 34 13 47 92
Total 99 197 296 173 165 338 634
Sumber: Dirjen Minerba, kementerian ESDM, 2014
Data di atas menunjukkan masih maraknya pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang
IUP dalam menjalankan usaha pertambangannya. Sementara, pemerintah daerah dan pusat
selaku pemberi izin masih lemah dalam memberikan sanksi atau tindakan hukum kepada
pemegang IUP yang non CnC.
70% IUP yang non CnC di Sumatera bagian Utara bermasalah secara administratif.
Data Dirjen Minerba kementerian ESDM tahun 2014 mengemukakan bahwa sekitar 263
pemegang izin di Sumatera bagian Utara belum menyelesaikan administrasi sebagai per-
syaratan untuk memperoleh IUP antara lain kepemilikan NPWP dan kelengkapan dokumen
perusahaan sebagai dalam tabel berikut. Provinsi Riau terdapat 94 % IUP yang bermasalah
secara administratif disusul provinsi Aceh sebesar 82%.
5
KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI
Clean and Clear belum memper-
timbangkan aspek keselamatan warga.
Dengan cara pandang ekosistem pulau,
pulau Sumatera bukanlah hanya ham-
paran ruang kosong, di atasnya ada Ma-
syarakat adat, Ribuan Jaringan Sungai,
Hutan Tropik Penting hingga Flora Fau-
na Endemik, maka penyelamatan Suma-
tera dari daya rusak Tambang tak cukup
hanya dengan pendekatan merapikan
dan menertibkan ijin apalagi hanya den-
gan pendekatan administratif ‘clean and
clear’ belaka. CnC hendaknya memper-
timbangkan aspek keselamatan warga
mengingat semakin banyaknya kasus
korban manusia yang meninggal akibat
proses penambangan.
Boks 1
IUP PT. M3
Menyalahi Izin Operasi Produksi
PT Madinah Madani Mining (M3) merupakan perusahaan
pertambangan yang beroperasi di wilayah Kapubaten
Mandailing Natal Sumatera Utara, tepatnya berada di
Kecamatan Lingga Bayu, desa Tapus dengan izin konsesi
pertambangan seluas 400 Ha untuk mineral bauksit. Dalam
prakteknya, perusahaan ini melakukan operasi produksi
untuk mineral emas. Hasil investigasi JMT dan Walhi Sumut,
PT. M3 ini diduga mengambil 3,7 ton emas pada tahun 2014
dan hingga kini PT. M3 melakukan kegiatan operasi produksi
di luar wilayah izin usaha pertambangan. PT M3 juga telah
menyerobot tanah masyarakat pada 45 kepala keluarga (KK)
yang berstatus hak milik. Atas kasus tersebut, masyarakat
Tapus telah melaporkan ke Mabes Polri pada Januari 2015
dan hingga kini belum ada tanggapan.
Tabel 3. Permasalahan IUP Non CnC di Provinsi Sumatera Bagian Utara
IUP NON CNC
IUP NON CNC
TOTAL
JUMLAH
PERMASALAHAN
PERMASALAHAN
ADMINISTRASI
PERMASALAHAN
WILAYAH
MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA
91 11 91 11 76 8 15 3 150
44 0 46 0 31 0 15 0 111
124 21 125 23 90 14 35 9 281
21 26 21 26 20 24 1 2 92
280 58 283 60 217 46 66 14 634
Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014
Temuan Koalisi Anti Mafia Tambang di Wilayah Aceh (Aceh Selatan, Nagan Raya, Meulaboh,
Aceh Jaya) dan Sumatera Utara (Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah/
Kawasan Hutan Batangtoru) dengan dilakukannya pemberian izin usaha pertambangan (IUP)
telah mengancam spesies dan habitat serta jalur lintasan satwa khususnya Gajah Sumatera
(Elephas maximus sumatrensis) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Bila
dilihat dari letak geografis kawasan hutan Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat
kedua kawasan hutan ini saling berkaitan dan berhubungan. Umumnya kawasan hutan yang
dimiliki oleh Kabupaten Nagan Raya memiliki spesies besar seperti Gajah (Elephas maximus
sumatrensis) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang bermigrasi ke kawasan
hutan Aceh Barat dan daerah-daerah yang bertopografi landai di Kabupaten tersebut.
6 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG
Hampir semua Pemegang IUP Belum Memenuhi Kewajiban Jaminan
Reklamasi dan Pasca-Tambang
99% pemegang izin pertambangan di 4 provinsi Sumatera bagian Utara belum
memiliki jaminan reklamasi dan hampir 100% belum memiliki jaminan pascatambang.
Kementerian ESDM tahun 2014 mencatat bahwa Provinsi Aceh memiliki data yang lengkap
terhadap kewajiban jaminan reklamasi dan dokumen pasca tambang bagi IUP. Sementara, 3
provinsi lainnya bahkan tidak memiliki data. Dari data tersebut, di provinsi Aceh hanya ada 4
IUP yang telah memenuhi kewajiman atas jaminan reklamasi dan hanya 1 IUP yang memiliki
dokumen pascatambang. Sementara provinsi Sumatra Utara tidak memiliki data yang jelas
atas kedua hal tersebut.
Tidak adanya data yang dimiliki provinsi dan minimnya IUP yang memenuhi kewajiban
jaminan reklamasi dan pascatambang, menunjukkan bahwa komitmen dan pengawasan
pemerintah daerah dan pusat dalam pemulihan lingkungan pertambangan sangat rendah.
Kerugian negara yang ditimbulkan atas ketiadaan data dan rendahnya pemenuhan kewajiban
akan semakin meningkat mengingat dampak ekologis atas absennya kewajiban IUP tersebut
bisa menyebabkan banjir dan dampak sosial ekonomi lainnya bagi masyarakat.
Tabel 4. Ketersediaan Jaminan Reklamasi dan Pascatambang
di 4 Provinsi Sumatera bagian Utara
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH IUP/
KP
JAMINAN REKLAMASI
BELUM ADA PASCA
TAMBANG
1 ACEH 150 4 IUP ADA DATA 1 IUP ADA DATA
2 SUMATERA UTARA 111 TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA
3 SUMATERA BARAT 281 27 IUP ADA DATA TIDAK ADA DATA
4 RIAU 92 3 IUP ADA DATA TIDAK ADA DATA
Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014
Boks 2
Kegiatan Reklamasi PT. AR yang tidak maksimal
Kawasan Beringin atas merupakan kawasan yang dekat dengan aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh
PT. Agincourt Resources. Secara legalitas, kementerian kehutanan telah memberikan 3 wilayah izin pinjam
pakai kawasan hutan kepada PT. Agincourt Resoures ditiga wilayah yakni, wilayah Tapteng (berada di kawasan
Hutan Lindung dan APL), Taput (berada di lahan yang berstatus APL) dan Tapanuli Selatan (berada di kawasan
hutan yang berstatus kawasan Hutan Lindung dan APL) seperti peta yang dikeluarkan kementerian kehutanan
pada Tahun 2013.
Dari temuan JMT dan Walhi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa beberapa area yang telah diekplorasi PT.Agincourt
Resources dibiarkan begitu saja tanpa ada reklamasi kembali terhadap kawasan hutan yang terganggu. Aturan
reklamasi juga tidak diikuti oleh perusahaan ini. Fakta lapangan membuktikan, dari hasil pengeboran (ekplorasi) tidak
ada plank yang menyatakan bahwa kawasan ini telah dilakukan reklamasi. PT. AR tidak sungguh-sungguh dalam
menjalankan kewajibannya pasca eksplorasi. Di tempat bekas ekplorasi memang diketemukan beberapa pohon
yang ditanam. Tetapi ketika pohon itu dicabut oleh JMT dan Walhi Sumut, pohon tersebut hanya berupa pohon yang
ditancapkan. Disamping itu, tidak adanya lahan yang dipergunakan untuk penyemaian bibit untuk kegiatan reklamasi
dan reboisasi yang terdapat di camp Ula Hala Hulu.
7
KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI
Potensi Kerugian Penerimaan Negara dari Land Rent Mencapai 67,674
Miliar Rupiah
Koalisi anti Mafia Tambang melakukan perhitungan potensi kerugian negara dari iu-
ran land rent yang mengacu pada PP Nomor 9/2012 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan
Bukan Pajak. Dari perhitungan yang ada diperoleh selisih yang signifikan antara potensi
penerimaan daerah dan realisasinya. Selisih antara realisasi penerimaan daerah dengan po-
tensinya kami sebut sebagai potensi kehilan-
gan penerimaan (potential lost). Hasil perhi-
tungan Koalisi Masyarakat Sipil Anti Mafia
Tambang menunjukkan bahwa sejak tahun
2010-2013 diperkirakan potensi kerugian
penerimaan mencapai Rp 14,917 miliar di
Aceh; Rp 30,706 miliar di Sumatera Utara;
Rp 13,357 miliar di Sumatera Barat dan Rp
8,665 miliar di Riau. Dengan demikian total
potensi kerugian penerimaan di lima provin-
si tersebut adalah sebesar Rp.67,674 Miliar
lebih. Informasi lengkap potensi kerugian
Penerimaan per kabupaten di empat Provinsi
dapat dilihat pada tabel 5.
Mafia Pertambangan Emas Ilegal (PETI) Melibatkan Elit Lokal
Pasca diterbitkannya Surat Edaran Kementerian ESDM N0. 3.E/31/DBJ/2009 terkait
dengan pemberlakuan moratorium izin tambang, maka IUP tidak boleh lagi diterbitkan oleh
pemerintah daerah atau tidak ada dasar hukum bagi pemerintah daerah untuk menerbitkan
izin baru. Kebijakan ini tentu merugikan banyak pengusaha dan elit lokal yang sering menggu-
Potensi Kerugian Negara dari Land Rent di
Sumbagut 2010-2013 (dalam Juta Rupiah)
10000
8000
6000
4000
2000
0
-2000
-4000
Aceh Sumut Sumbar Riau
2010 2011 2012 2013
Boks 3
PETI di Sumatera Barat
Pertambangan emas tanpa izin (PETI) semakin
marak terjadi di kabupaten Sijunjung. Di Kecama-
tan Sijunjung, Koto VII, IV Nagari dan Kupitan sudah
terjadi konversi lahan pertanian aktif menjadi areal
pertambangan emas seluas ± 548 hektar. WALHI
Sumatera Barat menemukan bahwa lahan-lahan
produktif masyarakat telah dikonversi menjadi areal
pertambangan dan ditemukan juga lobang-lobang
bekas penambangan serta rusaknya aliran sungai di
Kecamatan Kupitan dan Kecamatan Sijunjung.
Ditemukan bahwa Izin Pertambangan Rakyat yang
dikeluarkan Bupati Kabupaten Sijunjung Nomor:
188.45/250/KPTS-BPT-2012 Tentang Pemberian Izin
Pertambangan Rakyat Mineral Emas kepada Alfian-
dri KW Blok 20/01-06/EMAS/2012 Lokasi Lubuk Batu
Kabupaten Sijunjung. Diduga, praktek ini melibatkan
aparat pemerintah.
nakan IUP untuk kepentingan politik.
Temuan Koalisi Anti Mafia Tambang di-
lapangan menunjukkan telah bergeser dan
meningkatnya mafia usaha pertambangan
kepada pengelolaan pertambangan emas
tanpa izin (PETI) yang melibatkan elit lokal.
Pejabat dan aparat pemerintah banyak terli-
bat dalam aktifitas PETI dengan dukungan
oknum aparat keamanan.
Minimnya Transparansi dan
Keterlibatan Masyarakat Sipil di
Sektor Pertambangan Minerba
Keterbukaan informasi di segala bidang
telah diamanatkan dalam UU No. 14 tahun
2008 tentang keterbukaan informasi publik.
Implementasi UU ini dtelah ditekankan oleh
presiden bagi semua pemerintah pusat dan
8 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG
Boks 4
Best Practice
Hasil Uji Akses GeRAK Aceh terkait
sejumlah data Pertambangan di
Provinsi Aceh dan Kabupaten/Kota:
1. Ada beberapa SKPD di Provinsi Aceh yang GeRAK
Aceh lakukan terkait permohonan data terkait Sum-
ber Daya Alam yaitu; Dinas Pertambangan Provinsi
Aceh dan Dinas Pendapatan Aceh, Badan Pelaya-
nan dan Perizinan terpadu (BP2T), Badan Investasi
dan Promosi Aceh. Dari sebagian SKPD yang ada
di Provinsi Aceh koorperatif dalam memberikan be-
berapa data terkait Sumber Daya Alam.
2. Kemudian beberapa Dinas SKPD di Daerah Kabu-
paten/ Kota di Provinsi Aceh tidak begitu responsif
atas permintaan yang dilakukan oleh Masayarakat
Sipil, akan tetapi data diberikan ketika masyarakat
sipil mengajukan gugatan sengketa Informasi ke-
pada Komisi Informasi Aceh (KIA).
3. Contoh Data yang diminta oleh GeRAK Aceh se-
perti: IUP Operasi Produksi, IUP Ekploitasi, KP Ek-
plorasi , IUP Ekplorasi, Izin Pertambangan Rakyat
(IPR) dan Jaminan Reklamasi.
4. Perlunya sosialisasi terkait UU No 14 Tahun 2008
terkait Informasi Publik terhadap Pemerintah Dae-
rah dan SKPD. Hal ini perting untuk dilakukan ka-
rena mengingat hasil uji akses di beberapa SKPD
di Daerah belum memiliki tatakelola informasi yang
baik.
daerah untuk membuka data publik untuk
kepentingan masyarakat umum termasuk
data tentang izin perusahaan, Amdal dan ke-
bijakan pertambangan lainnya.
Pengalaman Koalisi Anti Mafia Tambang
menujukkan bahwa pemerintah daerah cen-
derung menutup data dan informasi yang
terkait dengan dokumen izin usaha pertam-
bangan, kehutanan dan perkebunan. JMT
mencoba melakukan permohonan informa-
si atas data izin PT. Madina Madani Mining
(M3), namun selalu ditolak oleh Dinas Per-
tambangan tanpa alasan yang jelas.
Rekomendasi
Sebelas hal yang direkomendasikan oleh Koalisi
Anti Mafia Tambang adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah selaku pemberi izin untuk sege-
ra menghentikan pertambangan di kawasan
konservasi dan lindung karena diduga me-
rugikan negara dan berharap KPK menye-
lidiki kemungkinan adanya kasus korupsi
dalam pemberian izinnya.
2. Berdasarkan amanat UU 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah, mendesak Gubernur
untuk mencabut izin-izin pertambangan
yang bertentangan dengan peraturan perun-
dangan yang berlaku.
3. Tim Korsup Minerba KPK dan pemerintah
untuk mempublikasikan izin yang telah
dicabut kepada publik agar bisa dilakukan
pengawasan pascapencabutan.
4. Pemerintah selaku pemberi izin untuk meng-
hentikan sementara operasi perusahaan
hingga pencabutan izin pada IUP yang ber-
masalah (yang non-CNC, belum menempat-
kan jaminan reklamasi dan pascatambang)
dengan tidak menghilangkan proses penega-
kan hukum atas pelanggaran yang dilaku-
kan (pajak, kerusakan lingkungan, dll) ser-
ta berharap KPK menyelidiki kemungkinan
adanya kasus korupsi pada pemberian IUP
yang bermasalah tersebut.
5. Mendorong pemerintah untuk melakukan
fungsi pengawasan dan penegakan hukum
secara maksimal untuk memastikan tak ada
alih fungsi lahan atau tindak pidana lain
dan kejahatan terselubung lainnya mela-
lui pengembangan mekanisme pengawasan
yang melibatkan kelompok sipil atau skema
alternatif lainnya.
6. Aparat penegak hukum baik di tingkat pusat
maupun daerah untuk memperbanyak pe-
nanganan kasus-kasus yang terkait dengan
pelanggaran sumber daya alam, perusakan
lingkungan dan agraria.
7. Pemerintah perlu mengembangkan skema
blacklist (daftar hitam) bagi perusahaan dan
pemilik usahanya yang melakukan pelan-
ggaran terhadap penggunaan izin dan meru-
gikan negara dan menginformasikan kepada
publik dan pihak perbankan.
8. Pemerintahan Jokowi perlu merealisasikan
agenda pembentukan satgas anti mafia SDA
dan memperkuat pengadilan yang secara khu-
sus untuk penegakan hukum lingkungan.
9. Meminta Korsup KPK dan pemerintah men-
gakomodir aspek keselamatan warga dan
lingkungan hidup dalam penertiban, pena-
taan izin dan penegakan hukum.
10. Mendorong pemerintah untuk memperbaiki
mekanisme pengelolaan PNBP yang berpo-
9
KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI
tensi terhadap kehilangan penerimaan nega-
ra dari iuran land rent dan royalti termasuk
perlu adanya penertiban dan pengawasan
pengapalan bahan tambang di pelabuhan,
sebagai bagian dari optimalisasi penerimaan
negara. KPK diharapkan untuk mengem-
bangkan penyidikan atas temuan dari po-
tensi kerugian negara dari iuran land rent
dan royalti.
11. Pemerintah untuk memperjelas status wi-
layah pasca pencabutan IUP.Jika wilayah
tersebut dijadikan wilayah pencadangan
negara (WPN) atau wilayah pertambangan
(WP), maka harus dipastikan mekanismenya
dilakukan secara transparan serta terlebih
dahulu dilakukan rehabilitasinya.
Tabel 5 Potensi Kerugian Negara dari Iuran Land Rent
per Provinsi di Sumatera Bagian Utara (2010-2013)
Daerah
Total Potential Loss Land
Rent 2010-2013
Daerah
Total Potential Loss Land
Rent 2010-2013
PROVINSI ACEH 2.458.797.404,22 PROVINSI SUMUT 23.892.815.396,96
Aceh Besar (65.131.984,00) DAIRI (172.017.401,74)
Aceh Jaya (69.748.401,88) KARO 364.539.186,48
Aceh Selatan (388.685.608,60) LABUHANBATU UTARA 48.487.680,00
Aceh Singkil 1.913.682.381,84 LANGKAT 120.627.554,94
ACEH TAMIANG 584.095.583,00 MANDAILING NATAL 6.259.247.817,32
ACEH TENGAH (3.577.245.828,16) TAPANULI SELATAN (1.695.099.913,91)
ACEH TIMUR 10.606.195.548,80 TAPANULI UTARA 2.754.755.606,36
ACEH UTARA 264.352.257,40 TOBA SAMOSIR 230.564.308,80
BIREUEN (361.983.155,80) TAPANULI TENGAH (580.278.347,00)
GAYOLUES (1.616.387.406,00) PADANG SIDEMPUAN (447.191.089,00)
KOTA SUBULUSSALAM 2.914.884.964,88 PAKPAK BHARAT (47.659.873,00)
NAGAN RAYA (486.395.518,72) HUMBANG HASUNDUTAN (15.262.645,00)
PIDIE 5.593.193.498,28 TANAH KARO (7.325.150,00)
ACEH BARAT (2.596.732.358,00)
ACEH BARAT DAYA (183.877.379,00)
PIDIE JAYA (5.082.175,00)
ACEH TENGGARA (66.482.185,00)
PROVINSI SUMBAR 4.672.282.224,93 PROVINSI RIAU 2.937.237.060,49
AGAM 33.404.985,44 INDRAGIRI HILIR (888.523.427,24)
DHARMASRAYA 735.716.233,63 INDRAGIRI HULU 2.422.038.665,60
PADANG 273.333.772,28 KAMPAR 2.067.172.563,96
LIMA PULUH KOTA 173.952.501,67 KARIMUN 255.627.074,56
PADANG PARIAMAN 1.058.453,76 KEPULAUAN MERANTI 867.174.710,28
KOTA PARIAMAN 48.851,71 KUANTAN SINGINGI 1.447.560.125,22
KOTA PASAMAN 2.825.053.596,90 ROKAN HULU (202.251.665,20)
PASAMAN BARAT 1.436.815.408,49 BENGKALIS (79.400.300,00)
PESISIR SELATAN 428.226.651,06 PELALAWAN (53.621.385,00)
KOTA SAWAHLUNTO (339.835.952,93) SIAK (107.056.121,00)
SIJUNJUNG 110.512.411,13
SOLOK 226.283.078,02
SOLOK SELATAN 2.753.351.061,69
TANAH DATAR 27.683.331,26
10 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG
Pengawasan Masyarakat Sipil Atas Korsup KPK
Sektor Mineral Dan Batubara Di 4 Provinsi Di Sumatera Bagian Utara:
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat Dan Riau
KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG

More Related Content

What's hot

Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Franky Zamzani
 
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilPolicy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilYoel Hendrawan
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Raflis Ssi
 
Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.People Power
 
RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN...
RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN  DALAM RANGKA PENCEGAHAN  KEBAKARAN HUTAN...RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN  DALAM RANGKA PENCEGAHAN  KEBAKARAN HUTAN...
RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN...Antonius Marhenanto
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmAmien Saliwu
 
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanYossy Suparyo
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Lembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau Terkini
Lembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau TerkiniLembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau Terkini
Lembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau TerkiniPeople Power
 

What's hot (14)

Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013
 
profil KPH
profil KPHprofil KPH
profil KPH
 
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontaloTorang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
 
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilPolicy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang Adil
 
Lingkungan Riau
Lingkungan RiauLingkungan Riau
Lingkungan Riau
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007
 
Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.Statement Bersama Sorak.
Statement Bersama Sorak.
 
RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN...
RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN  DALAM RANGKA PENCEGAHAN  KEBAKARAN HUTAN...RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN  DALAM RANGKA PENCEGAHAN  KEBAKARAN HUTAN...
RINGKASAN EKSEKUTIF AUDIT KEPATUHAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN...
 
Buku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKmBuku Panduan Perizinan HKm
Buku Panduan Perizinan HKm
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatanAnalisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
Analisis kebijakan mendorong hutan desa dan hutan kemasyarakatan
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Lembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau Terkini
Lembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau TerkiniLembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau Terkini
Lembar Informasi 022003 Kondisi Hutan Riau Terkini
 

Viewers also liked

Borneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isiBorneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isiAksi SETAPAK
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan BatubaraKorsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan BatubaraPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Menguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragediMenguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragediAksi SETAPAK
 
Policy brief-yayasan-spora-indonesian
Policy brief-yayasan-spora-indonesianPolicy brief-yayasan-spora-indonesian
Policy brief-yayasan-spora-indonesianAksi SETAPAK
 
Rakyat menggugat-koalisi-tambang
Rakyat menggugat-koalisi-tambangRakyat menggugat-koalisi-tambang
Rakyat menggugat-koalisi-tambangAksi SETAPAK
 
Setapak news-edition-1
Setapak news-edition-1Setapak news-edition-1
Setapak news-edition-1Aksi SETAPAK
 
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahanStudi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahanAksi SETAPAK
 
Policy brief-sampan-more-permits-than-land
Policy brief-sampan-more-permits-than-landPolicy brief-sampan-more-permits-than-land
Policy brief-sampan-more-permits-than-landAksi SETAPAK
 
Ruang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiRuang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiAksi SETAPAK
 
Wacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-women
Wacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-womenWacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-women
Wacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-womenAksi SETAPAK
 
Taf forest and-land-governance-in-indonesia
Taf forest and-land-governance-in-indonesiaTaf forest and-land-governance-in-indonesia
Taf forest and-land-governance-in-indonesiaAksi SETAPAK
 
Tata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesian
Tata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesianTata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesian
Tata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesianAksi SETAPAK
 
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-english
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-englishUncovering regional-wealth-seknas-fitra-english
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-englishAksi SETAPAK
 
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesian
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesianUncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesian
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesianAksi SETAPAK
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014CIFOR-ICRAF
 
Cnc pengumuman tahap xi
Cnc pengumuman tahap xiCnc pengumuman tahap xi
Cnc pengumuman tahap xiAfandi_oi
 

Viewers also liked (20)

Borneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isiBorneo menggugat-sampul-dan-isi
Borneo menggugat-sampul-dan-isi
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
 
Kertas Posisi "Mengeruk Bumi, Menebar Korupsi"
Kertas Posisi "Mengeruk Bumi, Menebar Korupsi"Kertas Posisi "Mengeruk Bumi, Menebar Korupsi"
Kertas Posisi "Mengeruk Bumi, Menebar Korupsi"
 
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan BatubaraKorsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
 
Menguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragediMenguras bumi-mendulang-tragedi
Menguras bumi-mendulang-tragedi
 
Policy brief-yayasan-spora-indonesian
Policy brief-yayasan-spora-indonesianPolicy brief-yayasan-spora-indonesian
Policy brief-yayasan-spora-indonesian
 
Rakyat menggugat-koalisi-tambang
Rakyat menggugat-koalisi-tambangRakyat menggugat-koalisi-tambang
Rakyat menggugat-koalisi-tambang
 
Setapak news-edition-1
Setapak news-edition-1Setapak news-edition-1
Setapak news-edition-1
 
Resource News
Resource NewsResource News
Resource News
 
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahanStudi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
 
Policy brief-sampan-more-permits-than-land
Policy brief-sampan-more-permits-than-landPolicy brief-sampan-more-permits-than-land
Policy brief-sampan-more-permits-than-land
 
Ruang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasiRuang hampa-pasca-proklamasi
Ruang hampa-pasca-proklamasi
 
Wacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-women
Wacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-womenWacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-women
Wacana 33-the-fight-for-forest-control-and-the-struggle-of-indigenous-women
 
Taf forest and-land-governance-in-indonesia
Taf forest and-land-governance-in-indonesiaTaf forest and-land-governance-in-indonesia
Taf forest and-land-governance-in-indonesia
 
Tata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesian
Tata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesianTata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesian
Tata kelola-hutan-dan-lahan-2015-indonesian
 
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-english
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-englishUncovering regional-wealth-seknas-fitra-english
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-english
 
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesian
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesianUncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesian
Uncovering regional-wealth-seknas-fitra-indonesian
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
 
Cnc pengumuman tahap xi
Cnc pengumuman tahap xiCnc pengumuman tahap xi
Cnc pengumuman tahap xi
 
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin HancurKorupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
Korupsi Masih Subur, Hutan Sumatera Semakin Hancur
 

Similar to Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi

Materi Dari Kepala BKSDA Maluku.pdf
Materi Dari Kepala BKSDA Maluku.pdfMateri Dari Kepala BKSDA Maluku.pdf
Materi Dari Kepala BKSDA Maluku.pdfauliaazhzahra
 
files48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.pptfiles48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.pptpolsekpanga
 
Pernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STRPernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STRPeople Power
 
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Muhammad Hafizhurrahman
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Prospek kerja alumni fakultas kehutanan
Prospek kerja alumni fakultas kehutananProspek kerja alumni fakultas kehutanan
Prospek kerja alumni fakultas kehutananImam Tolkha
 
Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...
Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...
Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...JARI Indonesia Borneo Barat
 
LAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docx
LAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docxLAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docx
LAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docxtarunaalas
 
Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008
Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008
Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008People Power
 

Similar to Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi (14)

Materi Dari Kepala BKSDA Maluku.pdf
Materi Dari Kepala BKSDA Maluku.pdfMateri Dari Kepala BKSDA Maluku.pdf
Materi Dari Kepala BKSDA Maluku.pdf
 
Menggali Kehancuran di Sunda Kecil
Menggali Kehancuran di Sunda KecilMenggali Kehancuran di Sunda Kecil
Menggali Kehancuran di Sunda Kecil
 
Saatnya Kerja Nyata Selamatkan Sumber Daya Alam!
Saatnya Kerja Nyata Selamatkan Sumber Daya Alam!Saatnya Kerja Nyata Selamatkan Sumber Daya Alam!
Saatnya Kerja Nyata Selamatkan Sumber Daya Alam!
 
Borneo mengugat
Borneo mengugatBorneo mengugat
Borneo mengugat
 
files48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.pptfiles48514koordinasi karhutla2016.ppt
files48514koordinasi karhutla2016.ppt
 
Pernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STRPernyataan sikap STR
Pernyataan sikap STR
 
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Prospek kerja alumni fakultas kehutanan
Prospek kerja alumni fakultas kehutananProspek kerja alumni fakultas kehutanan
Prospek kerja alumni fakultas kehutanan
 
Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...
Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...
Policy brief : terobosan kebijakan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2019...
 
Percepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltaraPercepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltara
 
Potret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang SulawesiPotret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang Sulawesi
 
LAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docx
LAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docxLAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docx
LAPORAN PERJALANAN DINAS 25 JULI 2019.docx
 
Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008
Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008
Investigatif Report Versi Indonesia Maret 2008
 

More from Aksi SETAPAK

Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalWacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalAksi SETAPAK
 
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Aksi SETAPAK
 
State of-the-forest-report-2009-2013
State of-the-forest-report-2009-2013State of-the-forest-report-2009-2013
State of-the-forest-report-2009-2013Aksi SETAPAK
 
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013Aksi SETAPAK
 
Policy brief-swandiri-institute-english
Policy brief-swandiri-institute-englishPolicy brief-swandiri-institute-english
Policy brief-swandiri-institute-englishAksi SETAPAK
 
Policy brief-prakarsa-borneo-english
Policy brief-prakarsa-borneo-englishPolicy brief-prakarsa-borneo-english
Policy brief-prakarsa-borneo-englishAksi SETAPAK
 
Policy brief-ppkmlb-indonesian
Policy brief-ppkmlb-indonesianPolicy brief-ppkmlb-indonesian
Policy brief-ppkmlb-indonesianAksi SETAPAK
 
Policy brief-ppkmlb-english
Policy brief-ppkmlb-englishPolicy brief-ppkmlb-english
Policy brief-ppkmlb-englishAksi SETAPAK
 
Policy brief-pena-psap-konphalindo-indonesian
Policy brief-pena-psap-konphalindo-indonesianPolicy brief-pena-psap-konphalindo-indonesian
Policy brief-pena-psap-konphalindo-indonesianAksi SETAPAK
 
Policy brief-pena-psap-konphalindo-english
Policy brief-pena-psap-konphalindo-englishPolicy brief-pena-psap-konphalindo-english
Policy brief-pena-psap-konphalindo-englishAksi SETAPAK
 
Policy brief-pemali-indonesian
Policy brief-pemali-indonesianPolicy brief-pemali-indonesian
Policy brief-pemali-indonesianAksi SETAPAK
 
Policy brief-pemali-english
Policy brief-pemali-englishPolicy brief-pemali-english
Policy brief-pemali-englishAksi SETAPAK
 
Policy brief-csf-unmul-english
Policy brief-csf-unmul-englishPolicy brief-csf-unmul-english
Policy brief-csf-unmul-englishAksi SETAPAK
 
Policy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesian
Policy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesianPolicy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesian
Policy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesianAksi SETAPAK
 
Permit review-icel-indonesian
Permit review-icel-indonesianPermit review-icel-indonesian
Permit review-icel-indonesianAksi SETAPAK
 
Permit review-english-icel-dec-2013
Permit review-english-icel-dec-2013Permit review-english-icel-dec-2013
Permit review-english-icel-dec-2013Aksi SETAPAK
 
Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...
Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...
Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...Aksi SETAPAK
 
Measuring commitment-seknas-fitra-indonesia
Measuring commitment-seknas-fitra-indonesiaMeasuring commitment-seknas-fitra-indonesia
Measuring commitment-seknas-fitra-indonesiaAksi SETAPAK
 

More from Aksi SETAPAK (18)

Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digitalWacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
Wacana 33-masyarakat-adat-dan-perebutan-penguasaan-hutan-arsip-digital
 
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
Suplemen wacana-33-masyarakat-hukum-adat-adalah-penyandang-hak-subjek-hukum-d...
 
State of-the-forest-report-2009-2013
State of-the-forest-report-2009-2013State of-the-forest-report-2009-2013
State of-the-forest-report-2009-2013
 
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013
 
Policy brief-swandiri-institute-english
Policy brief-swandiri-institute-englishPolicy brief-swandiri-institute-english
Policy brief-swandiri-institute-english
 
Policy brief-prakarsa-borneo-english
Policy brief-prakarsa-borneo-englishPolicy brief-prakarsa-borneo-english
Policy brief-prakarsa-borneo-english
 
Policy brief-ppkmlb-indonesian
Policy brief-ppkmlb-indonesianPolicy brief-ppkmlb-indonesian
Policy brief-ppkmlb-indonesian
 
Policy brief-ppkmlb-english
Policy brief-ppkmlb-englishPolicy brief-ppkmlb-english
Policy brief-ppkmlb-english
 
Policy brief-pena-psap-konphalindo-indonesian
Policy brief-pena-psap-konphalindo-indonesianPolicy brief-pena-psap-konphalindo-indonesian
Policy brief-pena-psap-konphalindo-indonesian
 
Policy brief-pena-psap-konphalindo-english
Policy brief-pena-psap-konphalindo-englishPolicy brief-pena-psap-konphalindo-english
Policy brief-pena-psap-konphalindo-english
 
Policy brief-pemali-indonesian
Policy brief-pemali-indonesianPolicy brief-pemali-indonesian
Policy brief-pemali-indonesian
 
Policy brief-pemali-english
Policy brief-pemali-englishPolicy brief-pemali-english
Policy brief-pemali-english
 
Policy brief-csf-unmul-english
Policy brief-csf-unmul-englishPolicy brief-csf-unmul-english
Policy brief-csf-unmul-english
 
Policy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesian
Policy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesianPolicy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesian
Policy brief sampan-obral-izin-di-kal-bar-indonesian
 
Permit review-icel-indonesian
Permit review-icel-indonesianPermit review-icel-indonesian
Permit review-icel-indonesian
 
Permit review-english-icel-dec-2013
Permit review-english-icel-dec-2013Permit review-english-icel-dec-2013
Permit review-english-icel-dec-2013
 
Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...
Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...
Palm oil-boom-raises-conservation-concerns-industry-urged-towards-sustainable...
 
Measuring commitment-seknas-fitra-indonesia
Measuring commitment-seknas-fitra-indonesiaMeasuring commitment-seknas-fitra-indonesia
Measuring commitment-seknas-fitra-indonesia
 

Korsup minerba-medan-sampul-dan-isi

  • 1. 1 KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI Disusun oleh: Pengawasan Masyarakat Sipil atas Korsup KPK Sektor Mineral dan Batubara di 4 Provinsi di Sumatera Bagian Utara: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG Kertas Posisi MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI Buruknya Tata Kelola Pertambangan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau
  • 2. 2 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI K oalisi Anti Mafia Tambang mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor Minerba melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) di bidang Mineral dan Batubara (Minerba). Koalisi Anti Mafia Tambang merasa penting untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Minerba ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Korsup KPK Tahap-1 di 12 provinsi telah dimulai sejak awal tahun 2014, sedangkan Korsup KPK selanjutnya untuk 19 Provinsi telah dimulai sejak Desember 2014 termasuk melalui koordinasi dan pemantauan bersama kepala- kepala daerah di 4 (empat) provinsi se-Sumatera Bagian Utara yakni provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 4 (empat) provinsi se-Sumatera Bagian Utara, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan. Hampir seperempat kawasan hutan lindung dan konservasi di Sumatera Bagian Utara telah terbebani izin pertambangan Data Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan (2014) menyebutkan terdapat 685,295 Hektar wilayah pertambangan yang masuk di kawasan hutan lindung di 4 provinsi di Sumatera bagian Utara dengan total unit izin usaha sebesar 163 unit (5 KK dan 158 IUP). Sementara itu, terdapat 33,954.89 hektar wilayah pertambangan yang masuk hutan konservasi yang terdiri atas 27 izin tambang (2 KK, 1 PKP2B, 24 IUP). Hutan lindung dan konservasi di provinsi Aceh merupakan kawasan terbesar yang telah dibebani izin diantara 4 provinsi yang ada di Sumatera bagian Utara yakni sebesar 22% dari total luas wilayah hutan lindung dan 4% dari total luas wilayah hutan konservasi. Penggunaan kawasan hutan konservasi untuk kegiatan non kehutanan jelas melanggar aturan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati. Sementara kegiatan penggunaan kawasan hutan di kawasan 1 Kertas posisi ini disusun oleh Koalisi Anti Mafia Tambang, dipersiapkan dalam Rapat Koordinasi dan Supervisi KPK sektor Minerba untuk wilayah Sumbagut di Medan, 25 Maret 2015 Mengeruk Bumi, Menebar Korupsi Buruknya Tata Kelola Pertambangan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau
  • 3. 3 KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI lindung hanya diperbolehkan dalam bentuk pertambangan bawah tanah (underground mining)2 yang dalam faktanya sampai saat ini tidak ada satupun pemegang izin yang sanggup melaksanakan praktek ini. Oleh karenanya, pemberian izin di kawasan hutan lindung dan konservasi jelas melanggar aturan yang ada dan memerlukan penegakan hukum terhadap pemegang izin usaha di kawasan tersebut. Tabel 1. Jumlah Luasan Izin Pertambangan yang diindikasikan berada pada Hutan Konservasi dan Lindung No Daerah Fungsi Kawasan Hutan Total Hutan Konservasi (Ha) Hutan Lindung (Ha) 1 Aceh 31316.12 399959.76 431275.88 2 Sumatera Utara 2205.66 176485.22 178690.88 3 Sumatera Barat 190.16 97315.06 97505.22 4 Riau 242.95 11534,73 242.95 Total 33954.89 673760.04 707714.93 Sumber : Dirjen Planologi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2014) Peta 1. Overlay Peta Spasial di Kab. Mandailing Natal 2 Pemerintah pusat mengeluarkan Keppress No. 41 tahun 2004 yang memberi pengecualian bagi 13 pemegang izin tambang untuk melakukan penambangan secara terbuka di kawasan lindung. Sumber : JMT dan Walhi Sumatera Utara, 2014
  • 4. 4 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG Temuan yang diperoleh Jaringan Monitoring Tambang dan Walhi Sumatera Utara dari hasil analisis peta dan overlay, ditemukan adanya IUP yang masuk wilayah kawasan hutan lindung yakni PT. Bahana Multi Energi (694 hektar) di Kecamatan Siabu dan PT. Bahana Nada Gemilang (426 hektar) Kecamatan Muara Sipongi. Untuk PT. Bahana Nada Gemilang, perusahaan ini sudah tidak beroperasi lagi sebagimana tergambar dalam peta berikut ini. Pengawasan yang dilakukan oleh Gerak dan Walhi Aceh menunjukkan data bahwa terdapat 13 izin tambang yang terdapat di beberapa kabupaten di Aceh yang IUP-nya terletak dalam kawasan Hutan Lindung. Izin tambang tersebut terbanyak berada di Kabupaten Pide (8 IUP), Kabupaten Aceh Tengah (2 IUP) dan Kabupaten Nagan Raya (2 IUP), Kabupaten Aceh Barat (1 IUP). Gerak dan Walhi Aceh menemukan ditahun 2014, terdapat 6 dari 8 perusahaan tambang di Kabupaten Pidie berada di kawasan hutan lindung dan dalam operasinya tidak memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Lebih dari 50% IUP di Sumatera Bagian Utara Masih Berstatus non-CnC Berdasarkan data yang dikeluarkan Dirjen Minerba, kementerian ESDM pada Desember 2014, menunjukkan bahwa terdapat 53% dari total IUP di 4 provinsi Sumatera bagian Utara yang non CnC. Provinsi Aceh merupakan wilayah yang memiliki IUP non CNC terbesar dengan prosentase hampir 70% IUP yang non CnC. Sementara itu, provinsi Riau dan Sumatera Barat sekitar 51% yang non CnC dan provinsi Sumatera Utara terdapat 40% yang non CnC sebagaimana tergambar dalam tabel 2. Tabel 2. Jumlah IUP yang CnC dan Non CnC di 4 Provinsi No Provinsi CNC Total IUP CNC Non CNC Total IUP Non CNC Jumlah IUP Eksplorasi Operasi Eksplorasi Operasi 1 Aceh 31 17 48 66 36 102 150 2 Sumatra Utara 19 48 67 9 35 44 111 3 Sumatra Barat 27 109 136 64 81 145 281 4 Riau 22 23 45 34 13 47 92 Total 99 197 296 173 165 338 634 Sumber: Dirjen Minerba, kementerian ESDM, 2014 Data di atas menunjukkan masih maraknya pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang IUP dalam menjalankan usaha pertambangannya. Sementara, pemerintah daerah dan pusat selaku pemberi izin masih lemah dalam memberikan sanksi atau tindakan hukum kepada pemegang IUP yang non CnC. 70% IUP yang non CnC di Sumatera bagian Utara bermasalah secara administratif. Data Dirjen Minerba kementerian ESDM tahun 2014 mengemukakan bahwa sekitar 263 pemegang izin di Sumatera bagian Utara belum menyelesaikan administrasi sebagai per- syaratan untuk memperoleh IUP antara lain kepemilikan NPWP dan kelengkapan dokumen perusahaan sebagai dalam tabel berikut. Provinsi Riau terdapat 94 % IUP yang bermasalah secara administratif disusul provinsi Aceh sebesar 82%.
  • 5. 5 KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI Clean and Clear belum memper- timbangkan aspek keselamatan warga. Dengan cara pandang ekosistem pulau, pulau Sumatera bukanlah hanya ham- paran ruang kosong, di atasnya ada Ma- syarakat adat, Ribuan Jaringan Sungai, Hutan Tropik Penting hingga Flora Fau- na Endemik, maka penyelamatan Suma- tera dari daya rusak Tambang tak cukup hanya dengan pendekatan merapikan dan menertibkan ijin apalagi hanya den- gan pendekatan administratif ‘clean and clear’ belaka. CnC hendaknya memper- timbangkan aspek keselamatan warga mengingat semakin banyaknya kasus korban manusia yang meninggal akibat proses penambangan. Boks 1 IUP PT. M3 Menyalahi Izin Operasi Produksi PT Madinah Madani Mining (M3) merupakan perusahaan pertambangan yang beroperasi di wilayah Kapubaten Mandailing Natal Sumatera Utara, tepatnya berada di Kecamatan Lingga Bayu, desa Tapus dengan izin konsesi pertambangan seluas 400 Ha untuk mineral bauksit. Dalam prakteknya, perusahaan ini melakukan operasi produksi untuk mineral emas. Hasil investigasi JMT dan Walhi Sumut, PT. M3 ini diduga mengambil 3,7 ton emas pada tahun 2014 dan hingga kini PT. M3 melakukan kegiatan operasi produksi di luar wilayah izin usaha pertambangan. PT M3 juga telah menyerobot tanah masyarakat pada 45 kepala keluarga (KK) yang berstatus hak milik. Atas kasus tersebut, masyarakat Tapus telah melaporkan ke Mabes Polri pada Januari 2015 dan hingga kini belum ada tanggapan. Tabel 3. Permasalahan IUP Non CnC di Provinsi Sumatera Bagian Utara IUP NON CNC IUP NON CNC TOTAL JUMLAH PERMASALAHAN PERMASALAHAN ADMINISTRASI PERMASALAHAN WILAYAH MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA 91 11 91 11 76 8 15 3 150 44 0 46 0 31 0 15 0 111 124 21 125 23 90 14 35 9 281 21 26 21 26 20 24 1 2 92 280 58 283 60 217 46 66 14 634 Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014 Temuan Koalisi Anti Mafia Tambang di Wilayah Aceh (Aceh Selatan, Nagan Raya, Meulaboh, Aceh Jaya) dan Sumatera Utara (Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah/ Kawasan Hutan Batangtoru) dengan dilakukannya pemberian izin usaha pertambangan (IUP) telah mengancam spesies dan habitat serta jalur lintasan satwa khususnya Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Bila dilihat dari letak geografis kawasan hutan Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat kedua kawasan hutan ini saling berkaitan dan berhubungan. Umumnya kawasan hutan yang dimiliki oleh Kabupaten Nagan Raya memiliki spesies besar seperti Gajah (Elephas maximus sumatrensis) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang bermigrasi ke kawasan hutan Aceh Barat dan daerah-daerah yang bertopografi landai di Kabupaten tersebut.
  • 6. 6 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG Hampir semua Pemegang IUP Belum Memenuhi Kewajiban Jaminan Reklamasi dan Pasca-Tambang 99% pemegang izin pertambangan di 4 provinsi Sumatera bagian Utara belum memiliki jaminan reklamasi dan hampir 100% belum memiliki jaminan pascatambang. Kementerian ESDM tahun 2014 mencatat bahwa Provinsi Aceh memiliki data yang lengkap terhadap kewajiban jaminan reklamasi dan dokumen pasca tambang bagi IUP. Sementara, 3 provinsi lainnya bahkan tidak memiliki data. Dari data tersebut, di provinsi Aceh hanya ada 4 IUP yang telah memenuhi kewajiman atas jaminan reklamasi dan hanya 1 IUP yang memiliki dokumen pascatambang. Sementara provinsi Sumatra Utara tidak memiliki data yang jelas atas kedua hal tersebut. Tidak adanya data yang dimiliki provinsi dan minimnya IUP yang memenuhi kewajiban jaminan reklamasi dan pascatambang, menunjukkan bahwa komitmen dan pengawasan pemerintah daerah dan pusat dalam pemulihan lingkungan pertambangan sangat rendah. Kerugian negara yang ditimbulkan atas ketiadaan data dan rendahnya pemenuhan kewajiban akan semakin meningkat mengingat dampak ekologis atas absennya kewajiban IUP tersebut bisa menyebabkan banjir dan dampak sosial ekonomi lainnya bagi masyarakat. Tabel 4. Ketersediaan Jaminan Reklamasi dan Pascatambang di 4 Provinsi Sumatera bagian Utara NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH IUP/ KP JAMINAN REKLAMASI BELUM ADA PASCA TAMBANG 1 ACEH 150 4 IUP ADA DATA 1 IUP ADA DATA 2 SUMATERA UTARA 111 TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA 3 SUMATERA BARAT 281 27 IUP ADA DATA TIDAK ADA DATA 4 RIAU 92 3 IUP ADA DATA TIDAK ADA DATA Sumber : Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, 2014 Boks 2 Kegiatan Reklamasi PT. AR yang tidak maksimal Kawasan Beringin atas merupakan kawasan yang dekat dengan aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT. Agincourt Resources. Secara legalitas, kementerian kehutanan telah memberikan 3 wilayah izin pinjam pakai kawasan hutan kepada PT. Agincourt Resoures ditiga wilayah yakni, wilayah Tapteng (berada di kawasan Hutan Lindung dan APL), Taput (berada di lahan yang berstatus APL) dan Tapanuli Selatan (berada di kawasan hutan yang berstatus kawasan Hutan Lindung dan APL) seperti peta yang dikeluarkan kementerian kehutanan pada Tahun 2013. Dari temuan JMT dan Walhi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa beberapa area yang telah diekplorasi PT.Agincourt Resources dibiarkan begitu saja tanpa ada reklamasi kembali terhadap kawasan hutan yang terganggu. Aturan reklamasi juga tidak diikuti oleh perusahaan ini. Fakta lapangan membuktikan, dari hasil pengeboran (ekplorasi) tidak ada plank yang menyatakan bahwa kawasan ini telah dilakukan reklamasi. PT. AR tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan kewajibannya pasca eksplorasi. Di tempat bekas ekplorasi memang diketemukan beberapa pohon yang ditanam. Tetapi ketika pohon itu dicabut oleh JMT dan Walhi Sumut, pohon tersebut hanya berupa pohon yang ditancapkan. Disamping itu, tidak adanya lahan yang dipergunakan untuk penyemaian bibit untuk kegiatan reklamasi dan reboisasi yang terdapat di camp Ula Hala Hulu.
  • 7. 7 KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI Potensi Kerugian Penerimaan Negara dari Land Rent Mencapai 67,674 Miliar Rupiah Koalisi anti Mafia Tambang melakukan perhitungan potensi kerugian negara dari iu- ran land rent yang mengacu pada PP Nomor 9/2012 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Bukan Pajak. Dari perhitungan yang ada diperoleh selisih yang signifikan antara potensi penerimaan daerah dan realisasinya. Selisih antara realisasi penerimaan daerah dengan po- tensinya kami sebut sebagai potensi kehilan- gan penerimaan (potential lost). Hasil perhi- tungan Koalisi Masyarakat Sipil Anti Mafia Tambang menunjukkan bahwa sejak tahun 2010-2013 diperkirakan potensi kerugian penerimaan mencapai Rp 14,917 miliar di Aceh; Rp 30,706 miliar di Sumatera Utara; Rp 13,357 miliar di Sumatera Barat dan Rp 8,665 miliar di Riau. Dengan demikian total potensi kerugian penerimaan di lima provin- si tersebut adalah sebesar Rp.67,674 Miliar lebih. Informasi lengkap potensi kerugian Penerimaan per kabupaten di empat Provinsi dapat dilihat pada tabel 5. Mafia Pertambangan Emas Ilegal (PETI) Melibatkan Elit Lokal Pasca diterbitkannya Surat Edaran Kementerian ESDM N0. 3.E/31/DBJ/2009 terkait dengan pemberlakuan moratorium izin tambang, maka IUP tidak boleh lagi diterbitkan oleh pemerintah daerah atau tidak ada dasar hukum bagi pemerintah daerah untuk menerbitkan izin baru. Kebijakan ini tentu merugikan banyak pengusaha dan elit lokal yang sering menggu- Potensi Kerugian Negara dari Land Rent di Sumbagut 2010-2013 (dalam Juta Rupiah) 10000 8000 6000 4000 2000 0 -2000 -4000 Aceh Sumut Sumbar Riau 2010 2011 2012 2013 Boks 3 PETI di Sumatera Barat Pertambangan emas tanpa izin (PETI) semakin marak terjadi di kabupaten Sijunjung. Di Kecama- tan Sijunjung, Koto VII, IV Nagari dan Kupitan sudah terjadi konversi lahan pertanian aktif menjadi areal pertambangan emas seluas ± 548 hektar. WALHI Sumatera Barat menemukan bahwa lahan-lahan produktif masyarakat telah dikonversi menjadi areal pertambangan dan ditemukan juga lobang-lobang bekas penambangan serta rusaknya aliran sungai di Kecamatan Kupitan dan Kecamatan Sijunjung. Ditemukan bahwa Izin Pertambangan Rakyat yang dikeluarkan Bupati Kabupaten Sijunjung Nomor: 188.45/250/KPTS-BPT-2012 Tentang Pemberian Izin Pertambangan Rakyat Mineral Emas kepada Alfian- dri KW Blok 20/01-06/EMAS/2012 Lokasi Lubuk Batu Kabupaten Sijunjung. Diduga, praktek ini melibatkan aparat pemerintah. nakan IUP untuk kepentingan politik. Temuan Koalisi Anti Mafia Tambang di- lapangan menunjukkan telah bergeser dan meningkatnya mafia usaha pertambangan kepada pengelolaan pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang melibatkan elit lokal. Pejabat dan aparat pemerintah banyak terli- bat dalam aktifitas PETI dengan dukungan oknum aparat keamanan. Minimnya Transparansi dan Keterlibatan Masyarakat Sipil di Sektor Pertambangan Minerba Keterbukaan informasi di segala bidang telah diamanatkan dalam UU No. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Implementasi UU ini dtelah ditekankan oleh presiden bagi semua pemerintah pusat dan
  • 8. 8 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG Boks 4 Best Practice Hasil Uji Akses GeRAK Aceh terkait sejumlah data Pertambangan di Provinsi Aceh dan Kabupaten/Kota: 1. Ada beberapa SKPD di Provinsi Aceh yang GeRAK Aceh lakukan terkait permohonan data terkait Sum- ber Daya Alam yaitu; Dinas Pertambangan Provinsi Aceh dan Dinas Pendapatan Aceh, Badan Pelaya- nan dan Perizinan terpadu (BP2T), Badan Investasi dan Promosi Aceh. Dari sebagian SKPD yang ada di Provinsi Aceh koorperatif dalam memberikan be- berapa data terkait Sumber Daya Alam. 2. Kemudian beberapa Dinas SKPD di Daerah Kabu- paten/ Kota di Provinsi Aceh tidak begitu responsif atas permintaan yang dilakukan oleh Masayarakat Sipil, akan tetapi data diberikan ketika masyarakat sipil mengajukan gugatan sengketa Informasi ke- pada Komisi Informasi Aceh (KIA). 3. Contoh Data yang diminta oleh GeRAK Aceh se- perti: IUP Operasi Produksi, IUP Ekploitasi, KP Ek- plorasi , IUP Ekplorasi, Izin Pertambangan Rakyat (IPR) dan Jaminan Reklamasi. 4. Perlunya sosialisasi terkait UU No 14 Tahun 2008 terkait Informasi Publik terhadap Pemerintah Dae- rah dan SKPD. Hal ini perting untuk dilakukan ka- rena mengingat hasil uji akses di beberapa SKPD di Daerah belum memiliki tatakelola informasi yang baik. daerah untuk membuka data publik untuk kepentingan masyarakat umum termasuk data tentang izin perusahaan, Amdal dan ke- bijakan pertambangan lainnya. Pengalaman Koalisi Anti Mafia Tambang menujukkan bahwa pemerintah daerah cen- derung menutup data dan informasi yang terkait dengan dokumen izin usaha pertam- bangan, kehutanan dan perkebunan. JMT mencoba melakukan permohonan informa- si atas data izin PT. Madina Madani Mining (M3), namun selalu ditolak oleh Dinas Per- tambangan tanpa alasan yang jelas. Rekomendasi Sebelas hal yang direkomendasikan oleh Koalisi Anti Mafia Tambang adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah selaku pemberi izin untuk sege- ra menghentikan pertambangan di kawasan konservasi dan lindung karena diduga me- rugikan negara dan berharap KPK menye- lidiki kemungkinan adanya kasus korupsi dalam pemberian izinnya. 2. Berdasarkan amanat UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, mendesak Gubernur untuk mencabut izin-izin pertambangan yang bertentangan dengan peraturan perun- dangan yang berlaku. 3. Tim Korsup Minerba KPK dan pemerintah untuk mempublikasikan izin yang telah dicabut kepada publik agar bisa dilakukan pengawasan pascapencabutan. 4. Pemerintah selaku pemberi izin untuk meng- hentikan sementara operasi perusahaan hingga pencabutan izin pada IUP yang ber- masalah (yang non-CNC, belum menempat- kan jaminan reklamasi dan pascatambang) dengan tidak menghilangkan proses penega- kan hukum atas pelanggaran yang dilaku- kan (pajak, kerusakan lingkungan, dll) ser- ta berharap KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi pada pemberian IUP yang bermasalah tersebut. 5. Mendorong pemerintah untuk melakukan fungsi pengawasan dan penegakan hukum secara maksimal untuk memastikan tak ada alih fungsi lahan atau tindak pidana lain dan kejahatan terselubung lainnya mela- lui pengembangan mekanisme pengawasan yang melibatkan kelompok sipil atau skema alternatif lainnya. 6. Aparat penegak hukum baik di tingkat pusat maupun daerah untuk memperbanyak pe- nanganan kasus-kasus yang terkait dengan pelanggaran sumber daya alam, perusakan lingkungan dan agraria. 7. Pemerintah perlu mengembangkan skema blacklist (daftar hitam) bagi perusahaan dan pemilik usahanya yang melakukan pelan- ggaran terhadap penggunaan izin dan meru- gikan negara dan menginformasikan kepada publik dan pihak perbankan. 8. Pemerintahan Jokowi perlu merealisasikan agenda pembentukan satgas anti mafia SDA dan memperkuat pengadilan yang secara khu- sus untuk penegakan hukum lingkungan. 9. Meminta Korsup KPK dan pemerintah men- gakomodir aspek keselamatan warga dan lingkungan hidup dalam penertiban, pena- taan izin dan penegakan hukum. 10. Mendorong pemerintah untuk memperbaiki mekanisme pengelolaan PNBP yang berpo-
  • 9. 9 KERTAS POSISI — MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI tensi terhadap kehilangan penerimaan nega- ra dari iuran land rent dan royalti termasuk perlu adanya penertiban dan pengawasan pengapalan bahan tambang di pelabuhan, sebagai bagian dari optimalisasi penerimaan negara. KPK diharapkan untuk mengem- bangkan penyidikan atas temuan dari po- tensi kerugian negara dari iuran land rent dan royalti. 11. Pemerintah untuk memperjelas status wi- layah pasca pencabutan IUP.Jika wilayah tersebut dijadikan wilayah pencadangan negara (WPN) atau wilayah pertambangan (WP), maka harus dipastikan mekanismenya dilakukan secara transparan serta terlebih dahulu dilakukan rehabilitasinya. Tabel 5 Potensi Kerugian Negara dari Iuran Land Rent per Provinsi di Sumatera Bagian Utara (2010-2013) Daerah Total Potential Loss Land Rent 2010-2013 Daerah Total Potential Loss Land Rent 2010-2013 PROVINSI ACEH 2.458.797.404,22 PROVINSI SUMUT 23.892.815.396,96 Aceh Besar (65.131.984,00) DAIRI (172.017.401,74) Aceh Jaya (69.748.401,88) KARO 364.539.186,48 Aceh Selatan (388.685.608,60) LABUHANBATU UTARA 48.487.680,00 Aceh Singkil 1.913.682.381,84 LANGKAT 120.627.554,94 ACEH TAMIANG 584.095.583,00 MANDAILING NATAL 6.259.247.817,32 ACEH TENGAH (3.577.245.828,16) TAPANULI SELATAN (1.695.099.913,91) ACEH TIMUR 10.606.195.548,80 TAPANULI UTARA 2.754.755.606,36 ACEH UTARA 264.352.257,40 TOBA SAMOSIR 230.564.308,80 BIREUEN (361.983.155,80) TAPANULI TENGAH (580.278.347,00) GAYOLUES (1.616.387.406,00) PADANG SIDEMPUAN (447.191.089,00) KOTA SUBULUSSALAM 2.914.884.964,88 PAKPAK BHARAT (47.659.873,00) NAGAN RAYA (486.395.518,72) HUMBANG HASUNDUTAN (15.262.645,00) PIDIE 5.593.193.498,28 TANAH KARO (7.325.150,00) ACEH BARAT (2.596.732.358,00) ACEH BARAT DAYA (183.877.379,00) PIDIE JAYA (5.082.175,00) ACEH TENGGARA (66.482.185,00) PROVINSI SUMBAR 4.672.282.224,93 PROVINSI RIAU 2.937.237.060,49 AGAM 33.404.985,44 INDRAGIRI HILIR (888.523.427,24) DHARMASRAYA 735.716.233,63 INDRAGIRI HULU 2.422.038.665,60 PADANG 273.333.772,28 KAMPAR 2.067.172.563,96 LIMA PULUH KOTA 173.952.501,67 KARIMUN 255.627.074,56 PADANG PARIAMAN 1.058.453,76 KEPULAUAN MERANTI 867.174.710,28 KOTA PARIAMAN 48.851,71 KUANTAN SINGINGI 1.447.560.125,22 KOTA PASAMAN 2.825.053.596,90 ROKAN HULU (202.251.665,20) PASAMAN BARAT 1.436.815.408,49 BENGKALIS (79.400.300,00) PESISIR SELATAN 428.226.651,06 PELALAWAN (53.621.385,00) KOTA SAWAHLUNTO (339.835.952,93) SIAK (107.056.121,00) SIJUNJUNG 110.512.411,13 SOLOK 226.283.078,02 SOLOK SELATAN 2.753.351.061,69 TANAH DATAR 27.683.331,26
  • 10. 10 KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG Pengawasan Masyarakat Sipil Atas Korsup KPK Sektor Mineral Dan Batubara Di 4 Provinsi Di Sumatera Bagian Utara: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat Dan Riau KOALISI ANTI MAFIA TAMBANG