SlideShare a Scribd company logo
1
Karakteristik Proses
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
2
PROSES SEBAGAI PENYIMPAN ENERGI
• Effort dan Through variables menentukan energi yang ditransfer dalam
proses
• Energi adalah besaran kontinyu -> dapat dideferensialkan.
• Jumlah Komponen penyimpan energi menyatakan orde proses
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
3
Contoh :
 Induktor L : menyimpan energi magnetik
 Kapasitor C : menyimpan energi elektrik
 Resistor R : membuang energi, dan tidak bisa menyimpan energi
 R,L,C adalah parameter proses
 Jumlah komponen penyimpan energi menentukan orde dari sistem
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
4
Analogi Sistem Fisik
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
5
Proses Orde Nol
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
6
PROSES ORDE SATU (Self – Regulating)
Persamaan Dinamika ( Dilinearisasi )
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
7
PROSES DENGAN WAKTU TUNDA
Contoh : Ban berjalan, aliran dalam
pipa yang panjang
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
8
PROSES ORDE DUA
Memiliki 2 (dua) komponen penyimpan energi
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
9
DINAMIKA PENGONTROL
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
10
Pengontrol
Pengontrol On-Off
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
11
Karakteristik Pengontrol On - Off
• Pengontrol berharga murah
• Aktuator on-off (misal: solenoid valve) lebih murah
dari pada aktuator linier (misal: control valve)
• Sistem kontrol lebih handal (reliable)
• Instalasi dan penyesuaian (adjustment) mudah
dilakukan
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
12
Sistem Kontrol On-Off
berosilasi di sekitar harga setpoint
(limit cycle)
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
13
Pengontrol PROPOSIONAL
• KP membesar, respons makin cepat
• Selalu terjadi offset, tetapi dapat dikoreksi melalui
manual reset
• Memadai untuk proses dengan kapasitansi kecil
• Jika beban berubah akan timbul offset
• Untuk proses berorde tinggi, KP yang terlalu besar akan
menyebabkan osilasi
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
14
Pengontrolan P pada Proses Berorde Satu
(Close Loop)
• KP membesar : respons makin cepat & offset mengecil
• Tidak terjadi OverShoot
• KP perlu diatur sebesar mungkin
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
15
Pengontrolan P pada Proses Berode Dua
Jika KP membesar :
• Respon makin cepat, Offset mengecil
• Dapat terjadi overshoot dan osilasi
Pada sistem berorde tinggi
dan mengandung waku tunda,
KP yang besar dapat membuat
sistem tidak stabil
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
16
Pengontrol Integral
• Dapat menghilangkan offset
• Respon sistem menjadi lebih lambat
• “Wind – up yang disebabkan oleh error yang konstan
dapat terjadi antara lain :
- perpindahan dari manual ke otomatis
- sensor/transducer tidak berfungsi
- valve menutup pada kondisi shutdown
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
17
Pengontrol Proportional + Derivative (PD)
Efek P : mempercepat response, terjadi offset (pada proses berorde
tinggi dapat terjadi osilasi dan bisa membuat tidak stabil)
Efek D : meningkatkan kestabilan, redaman membesar
Efek PD: respons cepat, overshoot dan offset kecil
Digunakan untuk proses yang lambat, misal pada
pengontrolan temperatur
Tidak dianjurkan untuk proses yang banyak
gangguan/noise, seperti pada pengontrolan flow
Pengontrolan Derivative saja tidak pernah digunakan, karena
memperkuat noise (sinyal frekuensi tinggi)
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
18
TD kecil, redaman kecil, respons bisa berosilasi
TD besar, redaman besar, sistem lebih stabil
Selalu terjadi offset, besar offset ditentukan oleh KP
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
19
Penalaan Pengontrol PD
Penalaan PD lebih sulit dibanding PI, perlu dilakukan berulang-ulang:
1. Aksi Derivative dibuat minimum (TD diatur sekecil mungkin)
2. Proportional Gain KP diperbesar/diatur sehingga diperoleh
respons yang cepat dengan overshoot yang kecil
3. Derivative time TD diperbesar/diatur untuk menghilangkan
overshoot
4. Ulangi langkah 2 dan 3 hingga dicapai respons yang cepat.
tanpa overshoot dan offset sekecil mungkin
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
20
Penalaan Pengontrol PD
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
21
Pengontrol Proposional + Integral (PI)
Efek P : mempercepat response, terjadi offset
(pada proses berorde tinggi dapat terjadi osilasi
dan bisa membuat tidak stabil)
Efek I : menghilangkan offset, respons lebih lambat
Efek PI: respons cukup cepat, offset dihilangkan
Pada sistem berorde tinggi dan mengandung waku tunda,
pemilihan PI yang tidak tepat dapat membuat sistem tidak stabil
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
22
Penalaan Pengontrolan PI (1)
TI kecil, response bisa berosilasi
TI besar, response semakin lambat
1. Aksi Integral dibuat minimum (TI diatur sebesar mungkin)
2. Proportional Gain KP diatur sehingga diperoleh respons yang
paling baik, yaitu cepat dan tanpa overshoot. (overshoot mengacu
pada harga mantap, bukan harga setpoint)
3. Integral/Reset time TI disesuaikan sehingga offset menjadi nol
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
23
Penalaan Pengontrolan PI (2)
Untuk mencapai kriteria quarter decay ratio:
1. Aksi Integral dibuat minimum (TI diatur sebesar mungkin)
2. Proportional Gain KP diatur sehingga diperoleh respons yang
berosilasi quarter decay ratio
3. Integral/Reset time TI disesuaikan sehingga offset menjadi nol
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
24
Pengontrol Proportional + Derivative + Integral
Efek P : mempercepat response, terjadi offset
Efek I : menghilangkan offset, respons lebih lambat
Efek D : meningkatkan kestabilan, redaman membesar
Efek PID: respons cukup cepat, overshoot kecil, offset nol.
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
25
Penalaan Pengontrol PID
1. Aksi Integral dan Derivative dibuat minimum (TI diatur sebesar
mungkin, TD diatur sekecil mungkin)
2. Proportional Gain KP diperbesar/diatur sehingga diperoleh respons
yang cepat dengan overshoot yang kecil
3. Derivative time TD diperbesar/diatur untuk menghilangkan
overshoot
4. Ulangi langkah 2 dan 3 hingga dicapai respons yang cepat.
tanpa overshoot dan offset sekecil mungkin
5. Integral/Reset time TI diperkecil/disesuaikan sehingga offset
menjadi nol
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
26
Penalaan Pengontrol PID
1. Respons proses tanpa pengontrolan
2. Respons dengan pengontrolan P saja
3. Respons dengan pengontrolan PD
4. Respons dengan pengontrolan PID
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
KOMPONEN POWER ElKTRONIKA
Gambar a. Simbol SCR
b. Karakteristik SCR
1. SCR
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
2. Triac
Gambar a. Simbol Triac b. Karakteristik Triac
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
3. GTO
Gambar a. Simbol Triac b. Karakteristik Triac
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
3. Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT)
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
Gambar a. Skematik IGBT
b. Karakteristik IGBT
c. Komponen IGBT
c.
IGBT komponen elektronika yang banyak dipakai dalam elektronika
daya, aplikasinya sangat luas dipakai untuk mengatur putaran motor
DC atau motor AC daya besar, dipakai sebagai inverter yang mengubah
tegangan DC menjadi AC, dipakai komponen utama Variable Voltage
Variable Frequency (VVVF) pada KRL modern, dipakai dalam kontrol
pembangkit tenaga angin dan tenaga panas matahari. Di masa depan
IGBT akan menjadi andalan dalam industri elektronika maupun dalam
listrik industri.
3. Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT)
IGBT memiliki kesamaan dengan Transistor bipolar,
perbedaannya pada Transistor bipolar arus basis IB
yang diatur sedangkan pada IGBT yang diatur adalah
tegangan gate ke emitor UGE. Dari diatas karakteristik
IGBT, pada tegangan UCE = 20 V dan tegangan gate
diatur dari minimum 8 V, 9 V dan maksimal 16 V, arus
kolektor IC dari 2 A sampai 24 A.
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
APLIKASI KOMPONEN ElKTRONIKA
1. Single-phase bridge converter
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
2. DC-to-AC Converters
Dr. Jaja Kustija, M.Sc
3. Aplikasi Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT)
Rangkaian Cycloconverter (Gambar IGBT) di mana
tegangan AC 3 phasa disearahkan menjadi tegangan DC
oleh enam buah Diode. Selanjutnya sembilan buah IGBT
membentuk konfigurasi yang akan menghasilkan tegangan
AC 3 phasa dengan tegangan dan frekuensi yang dapat
diatur, dengan mengatur waktu ON oleh generator PWM.
Rangkaian VVVF ini dipakai pada KRL merk HOLEC di
Jabotabek.
Dr. Jaja Kustija, M.Sc

More Related Content

What's hot

Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
Djodi Antono
 
03. relay
03. relay03. relay
03. relay
Danang Erwanto
 
Rangkaian dimmer
Rangkaian dimmerRangkaian dimmer
Kk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkit
Kk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkitKk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkit
Kk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkit
Eko Supriyadi
 
Inverter 12 VDC to 220 VAC
Inverter 12 VDC to 220 VACInverter 12 VDC to 220 VAC
Inverter 12 VDC to 220 VACARY SETIADI
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan IsolasiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
bernadus lokaputra
 
Inverter elektronika daya
Inverter elektronika dayaInverter elektronika daya
Inverter elektronika dayaeko swi
 
SWITCH GEAR
SWITCH   GEARSWITCH   GEAR
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
bernadus lokaputra
 
Sensor
SensorSensor
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Anggita Mentari
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo DistribusiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
bernadus lokaputra
 
Thyristor presentasi
Thyristor presentasiThyristor presentasi
Thyristor presentasi
UNIVERSITAS PANCA MARGA
 
Thyristor presentasi
Thyristor presentasiThyristor presentasi
Thyristor presentasi
UNIVERSITAS PANCA MARGA
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
bernadus lokaputra
 
Makalah transformator
Makalah transformatorMakalah transformator
Makalah transformator
Nita ManganDa
 
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-YProsedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Abdan Arsyad
 
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaRevisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Muhammad F Ridwan
 

What's hot (20)

Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
 
03. relay
03. relay03. relay
03. relay
 
Rangkaian dimmer
Rangkaian dimmerRangkaian dimmer
Rangkaian dimmer
 
Kk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkit
Kk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkitKk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkit
Kk04 melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkit
 
Inverter 12 VDC to 220 VAC
Inverter 12 VDC to 220 VACInverter 12 VDC to 220 VAC
Inverter 12 VDC to 220 VAC
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan IsolasiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
 
Inverter elektronika daya
Inverter elektronika dayaInverter elektronika daya
Inverter elektronika daya
 
SWITCH GEAR
SWITCH   GEARSWITCH   GEAR
SWITCH GEAR
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
 
Sensor
SensorSensor
Sensor
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo DistribusiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
 
Thyristor presentasi
Thyristor presentasiThyristor presentasi
Thyristor presentasi
 
Thyristor presentasi
Thyristor presentasiThyristor presentasi
Thyristor presentasi
 
3 megger
3 megger3 megger
3 megger
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
 
Makalah transformator
Makalah transformatorMakalah transformator
Makalah transformator
 
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-YProsedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
 
Ppt modul 8
Ppt modul 8Ppt modul 8
Ppt modul 8
 
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaRevisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
 

Viewers also liked

Chapter design
Chapter designChapter design
Chapter design
jajakustija
 
Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2
Jaja Kustija
 
Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1
Jaja Kustija
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
jajakustija
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
FEmi1710
 
IGBT
IGBTIGBT
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
jajakustija
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianbayu dewangga
 
Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3
Jaja Kustija
 
Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik
jajakustija
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
Jaja Kustija
 
Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4
Jaja Kustija
 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
jajakustija
 
Diagram avr
Diagram avrDiagram avr
Diagram avr
Jaja Kustija
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)
noussevarenna
 

Viewers also liked (15)

Chapter design
Chapter designChapter design
Chapter design
 
Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2
 
Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
IGBT
IGBTIGBT
IGBT
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
 
Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3
 
Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4
 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
 
Diagram avr
Diagram avrDiagram avr
Diagram avr
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)
 

Similar to AVR Pertemuan ke 2

Acara 7 transistor
Acara 7 transistorAcara 7 transistor
Acara 7 transistor
Yuwan Kilmi
 
SENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCERSENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCER
Dedi Supardi
 
2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt
AsepRahmatullah2
 
komponen-kelistrikan.ppt
komponen-kelistrikan.pptkomponen-kelistrikan.ppt
komponen-kelistrikan.ppt
tarjunijuni
 
Kontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlabKontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlab
Pamor Gunoto
 
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
SaliminHaryanto1
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
DeniFictory
 
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Sensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAV
Sensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAVSensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAV
Sensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAV
MochSafuan
 
Bahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptx
Bahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptxBahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptx
Bahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptx
purba1646
 
Dasar Sistem kontrol
Dasar Sistem kontrolDasar Sistem kontrol
Dasar Sistem kontrol
Hendro Dwi Jatmoko
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentation
Mangwis
 
Laporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasarLaporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasarVivin Tri Wahyuni
 
Pengertian kontrol
Pengertian kontrolPengertian kontrol
Pengertian kontrol
arie eric
 
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Abdul Lathifudin Ghafur
 
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian ElektronikaModul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
Ahmad Nawawi, S.Kom
 
Robot mikroprosessor
Robot mikroprosessorRobot mikroprosessor
Robot mikroprosessor
Halidariza
 

Similar to AVR Pertemuan ke 2 (20)

Acara 7 transistor
Acara 7 transistorAcara 7 transistor
Acara 7 transistor
 
SENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCERSENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCER
 
2. biomekanika
2. biomekanika2. biomekanika
2. biomekanika
 
2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt2.-Biomekanika.ppt
2.-Biomekanika.ppt
 
komponen-kelistrikan.ppt
komponen-kelistrikan.pptkomponen-kelistrikan.ppt
komponen-kelistrikan.ppt
 
Kontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlabKontrol pid dengan matlab
Kontrol pid dengan matlab
 
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
1.3.4 Sensor dan Tranduser.pdf
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
 
Sensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAV
Sensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAVSensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAV
Sensor dan transduser-materi PRE kelas XI TAV
 
Bahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptx
Bahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptxBahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptx
Bahan_Presentasi_Aplikasi Inverter Pada Pembangkit Terbarukan.pptx
 
Dasar Sistem kontrol
Dasar Sistem kontrolDasar Sistem kontrol
Dasar Sistem kontrol
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentation
 
Laporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasarLaporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasar
 
Pengertian kontrol
Pengertian kontrolPengertian kontrol
Pengertian kontrol
 
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
 
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian ElektronikaModul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
 
Robot mikroprosessor
Robot mikroprosessorRobot mikroprosessor
Robot mikroprosessor
 

More from jajakustija

Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
jajakustija
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
jajakustija
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensi
jajakustija
 
Gaya dan hukum newton
Gaya dan hukum newtonGaya dan hukum newton
Gaya dan hukum newton
jajakustija
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
jajakustija
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
jajakustija
 
Gerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhanaGerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhana
jajakustija
 
Dinamika rotasi
Dinamika rotasiDinamika rotasi
Dinamika rotasi
jajakustija
 
Kinematika rotasi
Kinematika rotasiKinematika rotasi
Kinematika rotasi
jajakustija
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
jajakustija
 
Kerja dan Energi
Kerja dan EnergiKerja dan Energi
Kerja dan Energi
jajakustija
 
Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensi
jajakustija
 
Gerak melingkar-beraturan
Gerak melingkar-beraturanGerak melingkar-beraturan
Gerak melingkar-beraturan
jajakustija
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
jajakustija
 

More from jajakustija (14)

Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensi
 
Gaya dan hukum newton
Gaya dan hukum newtonGaya dan hukum newton
Gaya dan hukum newton
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Gerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhanaGerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhana
 
Dinamika rotasi
Dinamika rotasiDinamika rotasi
Dinamika rotasi
 
Kinematika rotasi
Kinematika rotasiKinematika rotasi
Kinematika rotasi
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
 
Kerja dan Energi
Kerja dan EnergiKerja dan Energi
Kerja dan Energi
 
Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensi
 
Gerak melingkar-beraturan
Gerak melingkar-beraturanGerak melingkar-beraturan
Gerak melingkar-beraturan
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 

AVR Pertemuan ke 2

  • 2. 2 PROSES SEBAGAI PENYIMPAN ENERGI • Effort dan Through variables menentukan energi yang ditransfer dalam proses • Energi adalah besaran kontinyu -> dapat dideferensialkan. • Jumlah Komponen penyimpan energi menyatakan orde proses Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 3. 3 Contoh :  Induktor L : menyimpan energi magnetik  Kapasitor C : menyimpan energi elektrik  Resistor R : membuang energi, dan tidak bisa menyimpan energi  R,L,C adalah parameter proses  Jumlah komponen penyimpan energi menentukan orde dari sistem Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 4. 4 Analogi Sistem Fisik Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 5. 5 Proses Orde Nol Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 6. 6 PROSES ORDE SATU (Self – Regulating) Persamaan Dinamika ( Dilinearisasi ) Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 7. 7 PROSES DENGAN WAKTU TUNDA Contoh : Ban berjalan, aliran dalam pipa yang panjang Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 8. 8 PROSES ORDE DUA Memiliki 2 (dua) komponen penyimpan energi Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 11. 11 Karakteristik Pengontrol On - Off • Pengontrol berharga murah • Aktuator on-off (misal: solenoid valve) lebih murah dari pada aktuator linier (misal: control valve) • Sistem kontrol lebih handal (reliable) • Instalasi dan penyesuaian (adjustment) mudah dilakukan Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 12. 12 Sistem Kontrol On-Off berosilasi di sekitar harga setpoint (limit cycle) Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 13. 13 Pengontrol PROPOSIONAL • KP membesar, respons makin cepat • Selalu terjadi offset, tetapi dapat dikoreksi melalui manual reset • Memadai untuk proses dengan kapasitansi kecil • Jika beban berubah akan timbul offset • Untuk proses berorde tinggi, KP yang terlalu besar akan menyebabkan osilasi Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 14. 14 Pengontrolan P pada Proses Berorde Satu (Close Loop) • KP membesar : respons makin cepat & offset mengecil • Tidak terjadi OverShoot • KP perlu diatur sebesar mungkin Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 15. 15 Pengontrolan P pada Proses Berode Dua Jika KP membesar : • Respon makin cepat, Offset mengecil • Dapat terjadi overshoot dan osilasi Pada sistem berorde tinggi dan mengandung waku tunda, KP yang besar dapat membuat sistem tidak stabil Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 16. 16 Pengontrol Integral • Dapat menghilangkan offset • Respon sistem menjadi lebih lambat • “Wind – up yang disebabkan oleh error yang konstan dapat terjadi antara lain : - perpindahan dari manual ke otomatis - sensor/transducer tidak berfungsi - valve menutup pada kondisi shutdown Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 17. 17 Pengontrol Proportional + Derivative (PD) Efek P : mempercepat response, terjadi offset (pada proses berorde tinggi dapat terjadi osilasi dan bisa membuat tidak stabil) Efek D : meningkatkan kestabilan, redaman membesar Efek PD: respons cepat, overshoot dan offset kecil Digunakan untuk proses yang lambat, misal pada pengontrolan temperatur Tidak dianjurkan untuk proses yang banyak gangguan/noise, seperti pada pengontrolan flow Pengontrolan Derivative saja tidak pernah digunakan, karena memperkuat noise (sinyal frekuensi tinggi) Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 18. 18 TD kecil, redaman kecil, respons bisa berosilasi TD besar, redaman besar, sistem lebih stabil Selalu terjadi offset, besar offset ditentukan oleh KP Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 19. 19 Penalaan Pengontrol PD Penalaan PD lebih sulit dibanding PI, perlu dilakukan berulang-ulang: 1. Aksi Derivative dibuat minimum (TD diatur sekecil mungkin) 2. Proportional Gain KP diperbesar/diatur sehingga diperoleh respons yang cepat dengan overshoot yang kecil 3. Derivative time TD diperbesar/diatur untuk menghilangkan overshoot 4. Ulangi langkah 2 dan 3 hingga dicapai respons yang cepat. tanpa overshoot dan offset sekecil mungkin Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 20. 20 Penalaan Pengontrol PD Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 21. 21 Pengontrol Proposional + Integral (PI) Efek P : mempercepat response, terjadi offset (pada proses berorde tinggi dapat terjadi osilasi dan bisa membuat tidak stabil) Efek I : menghilangkan offset, respons lebih lambat Efek PI: respons cukup cepat, offset dihilangkan Pada sistem berorde tinggi dan mengandung waku tunda, pemilihan PI yang tidak tepat dapat membuat sistem tidak stabil Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 22. 22 Penalaan Pengontrolan PI (1) TI kecil, response bisa berosilasi TI besar, response semakin lambat 1. Aksi Integral dibuat minimum (TI diatur sebesar mungkin) 2. Proportional Gain KP diatur sehingga diperoleh respons yang paling baik, yaitu cepat dan tanpa overshoot. (overshoot mengacu pada harga mantap, bukan harga setpoint) 3. Integral/Reset time TI disesuaikan sehingga offset menjadi nol Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 23. 23 Penalaan Pengontrolan PI (2) Untuk mencapai kriteria quarter decay ratio: 1. Aksi Integral dibuat minimum (TI diatur sebesar mungkin) 2. Proportional Gain KP diatur sehingga diperoleh respons yang berosilasi quarter decay ratio 3. Integral/Reset time TI disesuaikan sehingga offset menjadi nol Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 24. 24 Pengontrol Proportional + Derivative + Integral Efek P : mempercepat response, terjadi offset Efek I : menghilangkan offset, respons lebih lambat Efek D : meningkatkan kestabilan, redaman membesar Efek PID: respons cukup cepat, overshoot kecil, offset nol. Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 25. 25 Penalaan Pengontrol PID 1. Aksi Integral dan Derivative dibuat minimum (TI diatur sebesar mungkin, TD diatur sekecil mungkin) 2. Proportional Gain KP diperbesar/diatur sehingga diperoleh respons yang cepat dengan overshoot yang kecil 3. Derivative time TD diperbesar/diatur untuk menghilangkan overshoot 4. Ulangi langkah 2 dan 3 hingga dicapai respons yang cepat. tanpa overshoot dan offset sekecil mungkin 5. Integral/Reset time TI diperkecil/disesuaikan sehingga offset menjadi nol Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 26. 26 Penalaan Pengontrol PID 1. Respons proses tanpa pengontrolan 2. Respons dengan pengontrolan P saja 3. Respons dengan pengontrolan PD 4. Respons dengan pengontrolan PID Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 27. KOMPONEN POWER ElKTRONIKA Gambar a. Simbol SCR b. Karakteristik SCR 1. SCR Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 28. 2. Triac Gambar a. Simbol Triac b. Karakteristik Triac Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 29. 3. GTO Gambar a. Simbol Triac b. Karakteristik Triac Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 30. 3. Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT) Dr. Jaja Kustija, M.Sc Gambar a. Skematik IGBT b. Karakteristik IGBT c. Komponen IGBT c.
  • 31. IGBT komponen elektronika yang banyak dipakai dalam elektronika daya, aplikasinya sangat luas dipakai untuk mengatur putaran motor DC atau motor AC daya besar, dipakai sebagai inverter yang mengubah tegangan DC menjadi AC, dipakai komponen utama Variable Voltage Variable Frequency (VVVF) pada KRL modern, dipakai dalam kontrol pembangkit tenaga angin dan tenaga panas matahari. Di masa depan IGBT akan menjadi andalan dalam industri elektronika maupun dalam listrik industri. 3. Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT) IGBT memiliki kesamaan dengan Transistor bipolar, perbedaannya pada Transistor bipolar arus basis IB yang diatur sedangkan pada IGBT yang diatur adalah tegangan gate ke emitor UGE. Dari diatas karakteristik IGBT, pada tegangan UCE = 20 V dan tegangan gate diatur dari minimum 8 V, 9 V dan maksimal 16 V, arus kolektor IC dari 2 A sampai 24 A. Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 32. APLIKASI KOMPONEN ElKTRONIKA 1. Single-phase bridge converter Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 33. 2. DC-to-AC Converters Dr. Jaja Kustija, M.Sc
  • 34. 3. Aplikasi Insulated-Gate Bipolar Transistor (IGBT) Rangkaian Cycloconverter (Gambar IGBT) di mana tegangan AC 3 phasa disearahkan menjadi tegangan DC oleh enam buah Diode. Selanjutnya sembilan buah IGBT membentuk konfigurasi yang akan menghasilkan tegangan AC 3 phasa dengan tegangan dan frekuensi yang dapat diatur, dengan mengatur waktu ON oleh generator PWM. Rangkaian VVVF ini dipakai pada KRL merk HOLEC di Jabotabek. Dr. Jaja Kustija, M.Sc