Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan menjelaskan beberapa hal:
1. Isu-isu manajemen mutu pendidikan Islam seperti konsep mutu pendidikan, teori manajemen mutu, dan peran madrasah dalam sistem pendidikan nasional.
2. Transformasi teori manajemen mutu dengan menjelaskan konsep mutu, framework manajemen mutu, dan tantangan penerapannya di bidang pendidikan.
3. Sistem penjaminan mutu pendidikan melalui sik
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
1. RESENSI BUKU
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
“MODEL PENGEMBANGAN TEORI DAN APLIKASI SISTEM
PENJAMINAN MUTU”
Judul Buku : Manajemen Mutu Pendidikan Islam
Penulis : Dr.Deden Makbuloh, M.Ag.
Kota/Penerbit : Jakarta / Rajawali Pers
Tahun Terbit : Sebtember 2011
Tebal Buku : 334 hlm; 21 cm
PENULIS BUKU
Dr. Deden Makbuloh, M.Ag., lahir di Ciamis, 03 Mei 1973. Memperoleh gelar
Sarjana (S1) Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, tahun
1994-1998; Gelar Magister (S2) IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, Pendidikan Islam tahun
1999-2001, dan gelar Doktor (S3) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Islam, tahun
2004-2010, serta Short Course, The University of Melbourne Australia, November-Desember
2009.
Saat ini berprofesi sebagai Dosen IAIN Raden Intan (SI dan S2); Dosen Universitas
Lampung; Dosen Universitas Muhammadiyah Lampung; Kepala Pusat Penjamin Mutu
Pendidikan IAIN Lampung dan Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UM Lampung. Dengan
berbagai mata kuliah yang diampu, Pendidikan Agama Islam, Manajemen Pendidikan Islam,
Materi Pembelajaran PAI, Metode Pembelajaran PAI, Desain Pembelajaran PAI, Ilmu
Pendidikan Islam, Sejarah Pendidikan Islam, dan Aplikasi Metode Penelitian PAI.
Disusun oleh
RUMAINI
NPM. 1422010081
KELAS G.
PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2015M/1436H
2. RESENSI BUKU MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
1. KANDUNGAN BUKU
BAB 1 Isu-isu manajemen mutu pendidikan islam
a. Masalah manajemen mutu
Manajemen mutu dalam bidang pendidikan masih tergolong baru dibandingkan
dengan manajemen mutu bidang ekonomi industri.
Teori manajemen mutu menjadi kebutuhan dalam mengelola lembaga-lembaga
pendidikan hingga era prsaingan merebut jaminan mutu. Manjemen mutu memiliki
fokus pada kepuasan pelanggan. Teori manajemen mutu dalam bidang pendidikan
masih banyak didasarkan pada teori mutu yang dikembangkan dalam bidang ekonomi.
b. Masalah pendidikan islam
Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam yang berkembang subur dikalangan
umat islam termasuk di Indonesia.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam juga memiliki arus perdebatan antara
tradisional dan modernitas, sehingga banyak menimbulkan tarik menarik trends dalam
sistem pendidikan islam.
Madrasah dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan indonesia. Masalah
yang dihadapi madrasah di Indonesia pada dasarnya sama dengan sekolah, yaitu
menghadapi tuntutan mutu. Madrasah memerlukan penanganan mutu. Madrasah
sebagai subsistem pendidikan nasional menjadi media pemberdayaan masyarakat dan
perlu pengendalian mutu. Masalah pengembangan teori manajemen mutu merupakan
masalah yang urgen dalam sistem pendidikan madrasah karena banyaknya kritik
terhadap madrasah berkaitan dengan masalah mutu yang rendah, seakan akan tidak
berjalannya manajemen dengan baik.
c. Perdebatan teori manajemen mutu pendidikan
Teori manajemen mutu (quality management) telah banyak diterapkan dalam berbagai
bidang, antara lain : industri dan akademik (industrial and academic leaders),
produksi san jasa, profit dan non-profit, bik organisasi besar maupun kecil bahkan
dipercayai dan diletakkan sebagai a’flury of activity. Manajemen mutu walaupun
konotasinya positif, tetapi dalam pengembangan manajemen mutu tidak selalunpostif
sebagaimana pembelajaran dalam kenyataannya sulit dikembangkan.
Perdebatan akademiknya terletaka pada pengukuran dan mengelola mutu itu sendiri
bukan pada pentingtidaknya manajemen mutu.
Masalah manajemen mutu pendidikan erat kaitanyya dengan model penjaminan yang
diimplementasikan dalam lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu manajemen
mutu perlu dikelola dengan baik oleh seluruh komonitas lembaga pendidikan,
sehingga benar-benar sejalan dengan perkembangan teori dan dinamika kebutuhan
realitas yang berkembang dalam masyarakat.
BAB 2 Transformasi teori manajemen mutu
a. Konsep mutu pendidikan
Menurut Deming, mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Menutur Juran,
mutu suatu produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitnes fot use) untuk
memenuhi kepuasan pelanggan . sejalan dengan dua pendapat tersebut Fegenbaum
mengatakan bahwa mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer
satisfaction). Sedangkan menurut crosby, mutu adalah conformance to requirement,
yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
menurut pendapat para ahli manajemen mutu bidang industri diatas terdapat dua arus
pemikiran tentang konsep mutu. Implementasi kedua arus dapat dikompromikan yaitu
bahwa mutu memiliki dua aspek utama, yaitu pertama produknya memenuhi tuntutan
pelanggan. Kedua, produk sesuai dengan standar. Ciri aspek yang pertama apabila
3. memiliki ciri-ciri produk yag istimewa, berbeda dari produk pesaing dan dapat
memnuhi harapan. Kedua , apabila produk sesuai dengan standar mutu sehingga tidak
ada yang cacat sedikitpun.
Konsep mutu dalam bidang pendidikan berbeda dengan industri. Perbedaannya
terletak pada unsur manusiawi yang diproses sebagai hasil. Oleh karena itu, akhir
penilaian mutu, yaitu pada mutu lulusan. Mutu lulusan sangat beragam dan kompleks
antara satu dengan lainnya dalam kelompok lulusan yang sama.
Konsep mutu dipandang sebagai konsep yang relatif, tidak mutlak. Bermutu menurut
satu perspektif belum tentu bermutu menurut perspektif lain.
Konsep mutu dalam bidang pendidikan disini adalah kesesuaian sistem pendidikan
dengan standar yang ditetapkan serta memenuhi harapan dan kepuasan stakeholders
layanan jasa pendidikan.
b. Framework manajemen mutu dalam bidang pendidikan
Kata “manajemen” berasal dari bahasa latin, yaitu kata manus yang berarti tangan atau
agere yang berarti melakukan.kata management diartikan ke dalam bahasa indonesia
dalam bentu kata benda yaitu pengelolaan.manajemen yang baik harus profesional .
mutu harus dikelola dengan baik, mutu dikelola dengan profesional . hal ini sangat
dibutuhkan dalam pendidikan.
Hakikatnya manajemen merupakan seperangkat pengetahuan tentang otologi,
epistemologi dan aksiologi dalam rangka menemukan solusi atas masalah-masalah
organisasi. Ontologi adalah objek yang dikaji dalam menejemen yaitu aktivitas
manusia dalam organisasi. Epistemologi adalah langkah-langkah ilmiah untuk
menemukan solusi atas masalah yang sedang dihadapi organisasi. Dan aksiologi
adalah nilai manfaat yang diperoleh dari proses-proses manajemen yang profesional.
Teori yang berkembang dalam nidang manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu : teori klasik, teori neoklasik dan teori modern.
Praktik manajemen mutu pendidikan tidak selamanya berjalan mulus dan lancar,
kadang-kadang muncul berbagai kendala dalam mewujudkan mutu pendidikan
sebagaimana yang diharapkan.
Manajemen mutu dalm bidang pendidikan banyak mengalami kesulitan. Kesulitan
yang dihadapi dalam bidang pendidikan antara lain : pertama, lembaga pendidikan
berbeda dengan layanan jasa dan perdagangan lainnya, karena tugas pendidikan agar
siswa memiliki berbagai nilai dan kepercayaan yang semuanya sukar untuk diukur.
Kedua, tujuan pendidikan termasuk yang sukar diukur tingkat ketercapaiannya pada
saat siswa selesai proses belajar mengajarnya disekolah. Ketiga, peserta didik disatu
pihak sebagai pelanggan yang harus diberikan pelayanan pendidikan dan pembelajaran
terbaik, namun disisi lainnya sebagai manusia dapat menentukan sendiri pilihan
terbaiknya. Keempat, kepala sekolah dan guru memiliki profesi yang sama yaitu latar
belakang guru. Kelima, manajemen sekolah menghadapi masalah fragmentatif,
sehingga pengambilan keputusan sekolah banyak dipengaruhi faktor tuntutan dari luar.
Keenam, kepala sekolah memiliki tugas mengajar yang sering manjadi sibuk sehingga
kurang mempunyai waktu untuk melaksanakan manajemen mutu sekolah.
Manajemen mutu dapat dipahami sebagai framework pemikiran yang berproses secara
berturut-turut, yaitu mendefinisikan mutu, memperbaiki unjuk kerja organisasi, dan
memperbaiki sisitem administrasinya. Mutu terpadu pendidikan dipahami sebagai
suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaiannya.
Manajemen pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mencari perubahan fokus
sekolah, dari kelayakan jangka pendek menuju ke arah perbaikan mutu jangka
panjang, serta dampaknya terhadap perubahan nilai-nilai budaya sekolah.
Tuntutan manjemen mutu menghendaki adanya perubahan budaya, yaitu dari budaya
slogan (buzzword) menjadi budaya kepuasan pelanggan (customer satisfaction),
sehingga meletakkan mutu diatas segala-galanya.
4. BAB 3 Sistem penjaminan mutu pendidikan
a. Urgensi penjaminan mutu dalam pendidikan
Keberhasilan manajemen mutu didunia bisnis memberikan dorongan kepada dunia
pendidikan, khususnya pendidikan formal disekolah dengan proses adaptasi dan
modifikasi.dalam implementasi manajemen mutu, hal yang paling penting yaitu
bagaimana menjalankan manajemen mutu pendidikan itu sendiri.
Manajemen mutu adalah filosofi komprehensif dari kegiatan dalam oragnisasi yang
menekankan pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan.hal ini
menjadi spirit yang mendorong agar segala kegiatan dapat mencapai mutu terbaik.
Teori manajemen mutu adalah sistem manajemen yang menempatkan mutu sebagai
strategi dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Siklus penjaminan mutu pendidikan
1. Perencanaa mutu pendidikan
2. Pelaksanaan rencana berbasis standar mutu
3. Pengawasan mutu
4. Audit mutu internal dan eksternal
5. Tindakan perbaikan dan peningkatan mutu berkelanjutan
BAB 4 Madrasah : lembaga pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional
a. Dinamika madrasah
Dinamika madrasah di indonesia berbeda dengan sejarah awal munculnya madrasah
ditimur tengah sebagai lembaga pendidikan formal yang dikenal sejak awal abad ke-
11 M/5 H ( 1065 M/)
Dinamika madrasah secara politis terkait dengan perebutan dan pencarian pengaruh
paradigma pemikiran tertentu dikalangan umat islam sendiri sehingga banyak
melahirkan madrasah-madrasah yang dihubungkan dengan madzhab sunni maupun
syafi’i. Pengaruh madrasah dapat dipahami lebih lanjut di indonesia dikaitkan dengan
perkembangan madarsah di makkah dan madinah (Haramain).
Dinamika pendidikan islam di indonesia namyak terjadi pembaharuan pendidikan
yang disebabkan karena munculnya ketidakpuasan terhadappola tradisional.
Madasah di indonesia termasuk yang sangat pesat berkembang nya sehingga banyak
betdiri baik oleh perorangan maupun organisasi-organisasi islam.
Madarsah hidup, berkembangdan didukung oleh masyarakat yang sosial ekoniminya
rendah.
Madrasah mengalami dinamika yang bergelombang. Visi dan misi madrasah harus
senantiasa menjadikan anak bangsa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dan memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Eksistensi madrasah
Perubahan yang sangat mendasar yang telah terjadi dalam manajemen pendidikan di
indonesia ialah suatu manajemen yang pada awalnya bersifat sentralistik diubah
menjadi desentralisasi dan menempatkan otonomi pendidikan pada tingkat sekolah.
Madrasah harus diberikan peluang yang seluas-luasnya, khususnya dalam rangka
demokratisasi dibidang pendidikan. Demokrasi pendidikan harus diberikan makna
untuk mengurangi campur tangan pemerintah secara sentralistik yang menggiring
madrasah menjadi satu model sama dengan madrasah negeri.
c. Madrasah dalam sistem penjaminan mutu pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional menghendaki peningkatan mutu pendidikan yang
dilaksanakan secara berencana dan berkal, peningkatan mutu pendidikan tersebut
didasarkan atas standar nasional yang dipergunakan sebagai acuan untuk
pengembangan kurikulum, tenaga kepandidikan, sarana prasarana, pengelolaan dan
pembiayaan pendidikan.
5. Madrasah dalam pendidikan nasional harus melaksanakan manajemen mutu. Oleh
karena itu, bagaimana implementasi manajemen mutu madrasah perlu dibahas pada
baba tersendiri. Pembahasan tersebut merupakan lanjutan dari konteks madrasah
dalam sistem pendidikan nasional yang bermutu sesuai dengan standar nasional
pendidikan (SNP)
BAB 5 Model pengembangan teori manajemen mutu pendidikan islam
a. Urgensi pengembangan mutu pendidikan islam
Pendidikan Islam merupakan lembaga pendidikan milik pemerintah
Indonesia,sekaligus menjadi milik masyarakat muslim sebagai penduduk mayoritas
diRepublik Indonesia ini.Ironis jika dinegara penduduk mayoritas Muslim,tetapi
sistem pendidikan yang dimiliki umat Islam terbelakang.
Pengembangan pendidikan Islam adalah proses peningkatan dari kondisi pendidikan
Islam saat ini menuju kondisi mutu pendidikan Islam yang lebih sempurna melalui
pemikiran dan tindakan terhadap teori manajemen mutu yang dikembangkan.
Model merupakan gambaran kognitif yang menunjukkan kerangka ideal sebagai acuan
bagi aktivitas-aktivitas lainnnya.Model pada umumnya disusun dalam bentuk bagan.
Urgensi pengembangan mutu pendidikan Islam melihat pada kondisi realitas yang
berkembang,tidak dapat ditunda-tunda lagi.Ilmu pengetahuan semakin berkembang.
Teori manajemen mutu sudah banyak dikembangkan oleh para pakar mulai bidang
industri hingga bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
b. Pengembangan sistem jaminan mutu pendidikan islam
Sistem jaminan mutu internal berkaitan dengan potensi kekuatan yang dimiliki
pendidikan Islam yang mengarah pada kebutuhan nyata terhadap mutu secara
substansial.
Pengalaman merupakan modal yang berharga dalam pendidikan.Integrasi antara
pengalaman dan pendidikan melahirkan kematangan berfikir, bersikap, dan bertindak
untuk menjadi lebih baik. Demikian pula dalam manajemen mutu pendidikan islam,
dapat memanfaatkan pengalaman yang ada dengan perkembangan teori manajemen
pendidikan.sebagai pendidikan islam modern, madrasah perlu menerapkan sistem
pembelajaran aktif sebagaimana berkembang di dunia internasional.
Salah satu framework dalam manajemen mutu pendidikan islam, yaitu total quality
management sebagai teori modern yang berkembang secara global.
Mentalitas pegawai tentang zero defect perlu dikembangkan dalam budaya mutu
madrasah.zero defect yang dibutuhkan adalah pekerjaan yang tidak menyimpang baik
sejak awal, maupun proses selanjutnya hingga hasil yang dicapai tidak mengalami
kesalahan.
Sistem manajemen mutu internal madrasah mutlak diperlukan seiring dengan tuntutan
kebutuhan madrasah itu sendiri terhadap mutu. Sebab mutu madrasah akan
menentukan masa depan madrasah secara keseluruhan. Semakin baik mutu madrasah ,
semakin meningkat kepercayaan masyarakat dan pemerintah pada madrasah.
c. Pengembangan visi, misi dan tujuan pendidikan islam
Lembaga pendidikan madrasah perlu berorientasi ke masa depan tentang apa yang
diharapkan sehingga mampu mengantisipasi kondisi dan kinerja yan lebih baik di
masa yang akan datang.
Visi madrasah yang dirumuskan perlu melihat kaitan dengan masa depan islam di
Indonesia.
6. Misi madrasah berupa tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan rencana tindakan perlu
dideskripsikan sehingga dapat dipahami seluruh komunitas madrasah.
Agar lembaga pendidikan islam tetap eksis ditengah persaingan global, pelu memiliki
strategi peingkatan mutu dan cara pengukurannya. Strategi tersebut pada dasarnya
bertumpu pada kemampuan memperbaiki dan merumuskan visinya setiap zaman yang
dituangkan dalam rumusan tujuan pendidikan yang jelas. tujuan tersebut dirumuskan
dalam program-program dengan sasaran yang hendak dicapai.
BAB 6 Manajemen mutu peserta didik dalam pendidikan islam
Mutu peserta didik di madrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada
karakteristik pendidikan itu sendiri.karakteristik peserta didik dapat dicirikan sebagai
orang yang tengah mencari ilmu . dalam ilmu pendidikan islam hakikat ilmu berasal
Allah Swt,sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan belajar
mengajar.
Kedudukan peserta didik dalam ajaran islam ditempatkan pada kedudukan yang
terhormat dan dihormati.semua makhluk Allah Swt senantiasa mendoakan kepada
mereka para pencari ilmu.
Cara orang berilmu mencapai kesempurnaan yaitu ia mengetahui kekurangan –
kekurangan atas dirinya dan melenyapkan kekuranga tersebut serta memperbaikinya.
Seorang peserta didik harus bersih hatinya agar mendapat pancaran ilmu dengan
mudah dari tuhan, harus berakhlak tinggi, pandai membagi waktu yang
baik,memahami tata krama dan menyenangkan hati guru.
Mutu peserta didik pada madrasah tidak hanya dilihat dari mutu lulusan
saja,melainkan mutu dalam proses belajar untuk mendapatkan ilmu. Oleh karena itu ,
Visi,Misi dan tujuan madrasah tidak semata-mata dikaitkan dengan peserta didik yang
diharapkan setelah lulus, melainkan bagaimana pula merumuskan mutu proses belajar
mengajarpeserta didik sebagi indikator mutu madrasah.
BAB 7 Manajemen mutu sumber daya manusia dalam pendidikan islam
Sumber Daya Manusia (SDM) yang paling menetukan maju mundurnya suatu
madrasah adalah tenaga guru.oleh sebab itu mutu guru dalam madrasah perlu dikaji
secara mendalam karena selain terdapat perbedaan mendasar dengan konsep barat ,
juga karen telah terjadi pergeseran yang berarti dalam masyarakat tentang profesi
guru.
Guru pada madrasah memiliki ciir sebagai al-‘alim atau al-mu’alim yang berarti orang
yang mengetahui. Terdapat empat hal yang berkenaan dengan guru sebagai al-alim,
yaitu: pertama, seorang guru harus memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang
tinggi, sehingga mampu menangkap pesan-pesan ajaran islam, hikmah, petunjuk, dan
rahmat Allah Swt.
Semua ilmu bersumber dan berpangkal dari Allah Swt.barang siapa berilmu dan
kemudian mengamalkannya, ia menjadi orang yang mulia dan agung di dunia ini, ia
ibarat yang dapat menyinari yang lainnyadan bersinar dalam dirinya sendiri, dan juga
ia ibarat minyak wangi misik yang dapat menebarkan wewangian bagi lainnya dan
bagi ia sendiri wangi.
Kedudukan yang terhormat dan tinggi itu diberikan kepada para guru, karena berkat
guru itulah peserta didik dimadrasah dapat hidup dengan baik, dan menyongsong tugas
dihari depannya dengan gemilang.
Dengan kehormatan dan kemuliaan yang disandang guru membawa konsekuensi logis
bahwa guru sebagai teladan yang mesti ditiru.
Mutu madrasah dapat dikembangkan terus berkelanjutan dengan menerapkan sistem
manajemen mutu baik internal maupun eksternal . arah pengembangan mutu madrasah
terfokus pada mutu peserta didik sebagai layanan utama. Untuk menciptakan mutu
7. peserta didik diperlukan guru-guru profesional yang mengutamakan mutu dalam setiap
aktivitasnya. Oleh sebab itu, pengembangan mutu madarsah yang paling pokok yaitu
mutu guru yang permanen bertugas di madrasah. Mutu guru madrasah sesuai dengan
pokok ajaran islam yang mengutamakan iman, ilmu, dan amal. Mutu SDM agar
berjalan sistemik, maka diperlukan sistem manajemen mutu, sehingga yang dominan
adalah sistem sebagai ukuran, bukan individu, sistem lebih pokok untyk lancarnya
program penjaminan mutu.
BAN 8 Standar mutu dan akreditasi madrasah studi kasus
Ada beberapa faktor yang secara prinsip dan teori pendidikan menyebabkan perbedaan
mutu yang diperoleh, antara lain: 1) potensi peserta didik dalam berbagai aspek yang
berbeda-beda, 2) sumber daya yang dimiliki berbeda-beda, 3) sarana dan prasarana
penunjang pendidikan berbeda-beda.
Mutu madrasah secara umum sebagaimana mutu sekolah, dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu: 1) rumusan visi, misi dan tujuan. 2) kompetensi guru dan sumber daya
manusia lainnya 3) pengembangan kurikulumnya 4) efektifitas proses belajar
mengajarnya, 5) relevansi sarana dan prasarananya 6) akurasi evaluasinya dan 7)
kualitas input dan output peserta didiknya.
a. Sistem penjaminan mutu madrasah
Madrasah menggunakan sistem penjaminan mutu yang beragam, yaitu antara lain :
eksternal, yakni Badana Akreditasi Nasional Sekolah / Madrasah dan internal.
Madrasah tidak cukup hanya dengan sistem penjaminan mutu eksternal versi BAN-
S/M, tetapi perlu diimbangi dengan penjaminan mutu internal. Pihak madrasah
menilai bahwa kebutuhan internal lebih tahu madrasah ketimbang orang dari luar,
sehingga mestinya mereka dibekali untuk mewujudkan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Komponen-komponen utama pendidikan yang perlu dijamin mutunya adalah guru,
siswa, kepala sekolah, tenaga kependidikan, kurikulum, proses pembelajaran, media
sarana dan prasarana serta evaluasi. Jika komponen pendidikan tersebut bermutu
tinggi, maka secara total citra kelembagaannya akan meningkat dan terpercaya
dikalangan masyarakat luas, baik nasional maupun internasional.
b. Implementasi model penjaminan mutu Badan Akreditasi Nasional (BAN)sekolah/
madrasah
Implementasi peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan pasal 86 ayat (1) diperlukan badan pejaminan mutu dalam bentuk
akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan di Indonesia untuk menentukan
kelayakan program dan satuan pendidikan di Indonesia Untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan tersebut. Badan yang dipercaya untuk menjamin mutu
satuan pendidikan yaitu Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).
Berdasarkan instrumen akreditasi SMA/MA yang digunakan BAN-S/M terdapat
delapan komponen yang dinilai kualitasnya , yaitu : 1) standar isi, 2) standar proses, 3)
standar kompetensi lulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan 5) standar
sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan 7) standar pembiayaan , 8) standar
penilaian.
Indikator standar mutu yang dikembangkan dalam pengukuran BAN-S/M tersebut
sudah dipahami oleh seluruh komunitas madrasah, karena secara akademik madarsah
memberikan layanan tentang hal-hal tersebut , artinya bahwa banyak indikator yang
memang sudah lama berjalan pada semua madrasa, baik negeri maupun swasta ,
madarsah yang maju maupun madrasah yang terbelakang.
BAB 9 Masa depan manajemen mutu pendidikan islam
Mutu pendidikan islam dapat dicapai dan dikembangkan melalui implementasi sistem
penjaminan mutu internal dan eksternal secara sinergi yang terfokus pada tingkat
8. capaian mutu pada sistem pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena
itu, masa depan pendidikan islam harus mengarah pada mutu ; quality first (mutu
diatas segala-galanya). Semua unsur dan komponen pendidikan islam memiliki standar
kualitas yang teruji secara berkala dan berkelanjutan.
Tujuan menerapkan sistem penjaminan mutu internal ada dua, yaitu, pertama untuk
perbaikan mutu secara berkelanjutan dan kedua, untuk akuntabilitas lembaga
pendidikan islam. Perbaikan mutu sebenarnya yang paling bertanggung jawab adalah
pihak internal, oleh karena itu , pihak internal harus menguasai teori-teori penjaminan
mutu.
Tujuan penjaminan mutu eksternal yaitu untuk mendapatkan pengakuan stakeholders.
Tentu saja, lembaga pendidikan islam yang sudah terjamin kualitasnya akan mendapat
kepercayaan masyarakat.
Lembaga pendidikan islam masa depan perlu memiliki sistem yang kuat untuk
menjamin mutu yang dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholders.
Hasil risert membuktikan bahwa lembaga pendidikan islam yang mutunya sangat baik
karena didalamnya ada sistem yang berfungsi efektif dalam penjaminan mutu internal
disamping penjaminan mutu eksternal. Sedangkan lembaga pendidikan islam yang
belum memiliki penjaminan mutu internal, belum mampu mensinergikan antara sistem
penjaminan mutu eksternal dan internal, hasilnya kurang bermutu. Disamping itu,
masih ada lembaga pendidikan islam yang masih jauh tertinggal dalam aspek mutu
karena belum berjalannya sistem penjaminan mutu baik internal maupun eksternal.
Mutu lembaga pendidikan islam sangat variatif, maka perhatian pokok dimasa depan
yaitu memperkuat sistem manajemen yang berfugsi efektif.
Berdasarkan hasil penelitian, sistem penjaminan mutu internal yang bergerak dengan
siklus paln, do, check, dan action (PDCA) berbasis standar mutu tidak kalah
pentingnya dibandingkan dengan hasil akreditasi yang dilakukan penjaminan mutu
eksternal seperti kasus Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).
2. MANFAAT DAN KELEBIHAN BUKU
Buku Manajemen Mutu Pendidikan ini, memberikan kritikan kepada semua lembaga yang
terkait dalam suatu lembaga pendidikan, karna buku ini merupakan hasil penelitian yang
mencangkup dunia internasional, tentunya sampai keluar negeri sehingga aspek – aspek
perbandingan suatu mutu pendidikan yang ada di tiap – tiap daerah bahkan Negara,
memberikan kita motifasi untuk berkaca dan membenahi diri di dalam dunia pendidikan kita
sendiri. Dan penjelasan dalam buku inipun cukup terperinci sehingga lebih mudah dalam
menganalisisnya. memberikan gambaran suatu pendidikan yang tentunya ingin meningkatkan
mutu pendidikan suatu sekolah/madrasah, memberikan inspirasi dan cara bagai mana suatu
jenjang pendidikan dalam meningkatkan mutu seperti yang diharapkan oleh cita cita bangsa
dan kebutuhan masyarakat. Buku ini sesuai digunakan untuk seorang pendidik khususnya
sebagai landasan dalam menejemen peningkatan mutu sekolah. Sebagai mahasiswa buku ini
sangat membantu untuk bahan tambahan atau referensi atau wawasan pengetahuan dalam
perkuliahan maupun pembuatan tugas makalah khususnya untuk mata kuliah Manajemen
Pendidikan.
3. KEKURANGAN BUKU
Buku ini terlalu luas cakupannya mungkin karena merupakan hasil penelitian disertasi
yang dibukukan. Kekurangan Buku Secara keseluruhan sebenarnya buku ini sudah tersusun
dengan baik, hanya saja pada awalnya buku ini tidak menyertakan pendahuluan. Setidaknya
dengan adanya pendahuluan yang biasanya memunculkan sisi positif dari buku akan mampu
9. membuat pembaca lebih tertarik dan berminat untuk membaca karena adanya penguatan
tetang buku dari pihak-pihak yang terkait. Kurang adanya kesimpulan atau glukosium untuk
mengetahui kata-kata yang sulit dipahami dan Cover kurang menarik minat pembaca serta isi
cetakan yang margin insidenya yang terlalu lebar sedangkan margin outsidenya lebih sempit
sehingga desain buku kesanya kurang rapi.
4. KESIMPULAN
Teori manajemen mutu menjadi kebutuhan dalam mengelola lembaga-lembaga
pendidikan hingga era prsaingan merebut jaminan mutu. Manjemen mutu memiliki fokus
pada kepuasan pelanggan. Teori manajemen mutu dalam bidang pendidikan masih banyak
didasarkan pada teori mutu yang dikembangkan dalam bidang ekonomi. Madrasah sebagai
lembaga pendidikan islam juga memiliki arus perdebatan antara tradisional dan modernitas,
sehingga banyak menimbulkan tarik menarik trends dalam sistem pendidikan islam.
Masalah manajemen mutu pendidikan erat kaitanyya dengan model penjaminan yang
diimplementasikan dalam lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu manajemen mutu
perlu dikelola dengan baik oleh seluruh komonitas lembaga pendidikan, sehingga benar-benar
sejalan dengan perkembangan teori dan dinamika kebutuhan realitas yang berkembang dalam
masyarakat. Tuntutan manjemen mutu menghendaki adanya perubahan budaya, yaitu dari
budaya slogan (buzzword) menjadi budaya kepuasan pelanggan (customer satisfaction),
sehingga meletakkan mutu diatas segala-galanya.
Dinamika pendidikan islam di indonesia namyak terjadi pembaharuan pendidikan yang
disebabkan karena munculnya ketidakpuasan terhadappola tradisional.Madasah di indonesia
termasuk yang sangat pesat berkembang nya sehingga banyak betdiri baik oleh perorangan
maupun organisasi-organisasi islam. Madarsah hidup, berkembangdan didukung oleh
masyarakat yang sosial ekoniminya rendah. Mentalitas pegawai tentang zero defect perlu
dikembangkan dalam budaya mutu madrasah.zero defect yang dibutuhkan adalah pekerjaan
yang tidak menyimpang baik sejak awal, maupun proses selanjutnya hingga hasil yang
dicapai tidak mengalami kesalahan.
Sistem manajemen mutu internal madrasah mutlak diperlukan seiring dengan tuntutan
kebutuhan madrasah itu sendiri terhadap mutu. Sebab mutu madrasah akan menentukan masa
depan madrasah secara keseluruhan. Semakin baik mutu madrasah, semakin meningkat
kepercayaan masyarakat dan pemerintah pada madrasah. Mutu madrasah dapat dikembangkan
terus berkelanjutan dengan menerapkan sistem manajemen mutu baik internal maupun
eksternal . arah pengembangan mutu madrasah terfokus pada mutu peserta didik sebagai
layanan utama. Untuk menciptakan mutu peserta didik diperlukan guru-guru profesional yang
mengutamakan mutu dalam setiap aktivitasnya.
Mutu madrasah secara umum sebagaimana mutu sekolah, dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu: 1) rumusan visi, misi dan tujuan. 2) kompetensi guru dan sumber daya manusia
lainnya 3) pengembangan kurikulumnya 4) efektifitas proses belajar mengajarnya, 5)
relevansi sarana dan prasarananya 6) akurasi evaluasinya dan 7) kualitas input dan output
peserta didiknya.