AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
1. RESENSI
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
( MATA KULIYAH MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM )
PENULIS BUKU
Dr. DEDEN MAKBULOH, M. Ag.
DISUSUN OLEH :
NAMA : NURAINI
NPM : 1422010047
KELAS : F
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG 2015
2. IDENTITAS BUKU
Judul buku : Manajemen Mutu Pendidikan Islam
Penulis : Dr. Deden Makbuloh, M. Ag.
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
Cetak : 2011
Tebal : 333 halaman
A. KANDUNGAN ISI BUKU
Buku yang berjudul MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM: Model
Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu karya Dr. Deden Makbuloh,
M.Ag. merupakan sebuah buku yang sangat dibutuhkan bagi perjalanan dan pengembangan
mutu pendidikan Islam di tanah air. Di dalam buku ini menjelaskan bahwa manajemen mutu
dalam bidang pendidikan masih tergolong barudibandinkan dengan manajemen mutu
bidang ekonomi dan industri.
Manajemen mutu dalam dunia pendidikan dimulai sejak tahun 1980 - an di
AmerikaSerikat terbatas dalam colleges dan pada tahun 1990-an di sekolah-sekolah formal
Amerika Serikat mulai menyadari pentingnya manajemen mutu. Teori manajemen mutu
kemudian menjadi kebutuhan dalam mengelola lembaga- lembaga pendidikan, hingga
era persaingan merebut jaminanmutu. Pemerintah, masyarakat, dan pengguna
jasa pendidikan sangatmembutuhkan lembaga pendidikan yang bermutu.
Teori menejemen mutu dalam bidang pendidikan masih banyak didasarkan pada teori mutu
yang dikembangkan dalam bidang ekonomi oleh para tokoh mutu, yaitu W.E. Deming (1990-
1993), J.M. Juran (1904-2008), A.V.Feigenbaum (1922), dan P.B.Crosby (1926-2001). Teori-
teori menejemen mutu yang diterapkan dalam bidang ekonomi mengilhami para ahli untuk
dapat diterapkan dalam bidang pendidikan walaupun ada kendala-kendala yang dihadapi, karena
danya perbedaan karesteristik antara ekonomi- industry dengan pendidikan. Kontruksi berfikir
antara menejemen mutu pendidikan dengan menejemen mutu ekonomi-industri sangat berbeda,
sehingga factor kunci tercapainya mutu itu sendiri mnjadi sangat berbeda dan lebih kompleks
dalam bidang pendidikan. Misalnya , para siswa disekolah sebagai manusia dinamis turut serta
menentukan tercapai dan tidaknya mutu yang ditetapkan sekolah. Hal ini tidak sedikit gagalnya
tercapainya mutu disebabkan siswa tersebut tidak berusaha mewujudkannya. Sedangkan dalam
bidang ekonomi-industri bahan baku yang diproduksi sangat tergantung sepenuhnya pada proses
dan prosedur baku yang sudah didesain sedemikian rupa.
3. Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam yang tumbuh subur di kalangan umat islam
termasuk di Indonesia. Menariknya madrasah yang ada di Indonesia sangat berbeda dengan
madrasah yang ada di dunia islam lainnya termasuk di timur tengah.Di Indonesia diperdebatkan ,
Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam yang tradisional dan modern, sehingga banyak
menimbulkan tarik menarik trens tentang sistim pendidikan islam. Hal ini dapat dipahami
sebagai bentuk perubahan dan dinamika perkembangan pendidikan islam.Madrasah dapat
menjadi salah satu indicator tingkat kemajuan bangsa Indonesia. Masalah yang dihadapi
madrasah pada dasarnya sama dengan sekolah, yaitu mutu. Masalah mutu banyak persoalan
terkait dengan standar dan pengukuran mutu itu sendiri.
Standar Nasional Pendidikan lebih lanjut diatur secara terperinci dalam PP Pemerintah
Indonesia nomor 19 tahun 2005. Pasal 3 PP tersebut menyatakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Jaminan mutu
hendaknya diwujudkan dalam sistim pendidikan nasional mulai dari tingkat dasar, menengah
hingga perguruan tinggi. Mutu madrasah di indonesia di ukur dengan standar nasional yang
menggunakan instrument akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN)
sekolah madrasah. Sehingga dengan BAN dapat diketahui tingkat pencapaian mutu dengan
predikat A, B, C, atau tidak terakreditasi. Masalah rendahnya mutu pendidikan islam menjadi
penilaian secara umum. Standar mutu umumnya dinilai dari mutu pengajar dan mutu lulusan
yang dapat diserap oleh lapangan kerja atau diterima ditingkat lanjutannya . Namun demikian ,
lulusan itu dihasilkan dari proses pendidikan yang dikelola dengan baik , yang secara tidak
langsung berkaitan dengan menejemen mutu yang diimplementasikan berdasarkan data-data
menejemen.
Masalah pokok yang dihadapi oleh madrasah adalah : 1) Rendahnya kemampuan menejerial
kepala madrasah. 2) Rendahnya kwalitas tenaga pengajar . 3) Rendahnya dukungan masyarakat.
Masalah tersebut dapat diatasi melalui menejemen mutu pendidikan yang berdasar pada teori-
teori yang diimplementasikan secara konsisten.
Menurut Daming mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Menurut Juran, mutu
suatu produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kepuasan
pelanggan. Sedangkan menurut Fegenbaum mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
customer satisfaction), dan menurut Crosby, mutu adalah conformance to requirement, yaitu
sesuai dengan yang disayaratkan atau distandarkan.
Konsep mutu dalam bidang pendidikan berbeda dengan konsep mutu dalam bidang industri,
perbedaanya terletak pada unsure manusiawinya yang diproses sebagai hasil. Oleh karena itu,
akhir penilaian mutu, yaitu pada lulusannya. Mutu lulusan beragam dan komplek akan tetapi
penilaian sederhana yaitu jika lulusan dapat di terima bekerja sesuai bidang keilmuannya atau
diterima di perguruan tinggi terkemuka bagi yang melanjutkan study, maka lembaga pendidikan
tersebut dinilaisangat bermutu.
4. Kata “ menejemen “ berasal dari bahasa latin yaitu kata manus yang berarti tangan dan agere
yang berarti melakukan. Kata manus dan agree digabungkan menjadi manager yang artinya
menangani.Kata manager diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja, yaitu
to manage, sedangkan dalam bentuk kata kerja yaitu management, sedangkan kata management
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dalam bentuk kata benda yaitu pengelolaan , dan kata
pengelolaan mengandung makna yang sangat umum, sehingga mencakup segala aspek aktivitas
dan kehidupan manusia.
Menurut Howard M. Carlisle, bahwa manajemen adalah proses mengarahkan,
mengkoordinasikan, dan mempengaruhi operasional organisasi untuk memperoleh hasil yang
diinginkan dan meningkatkan peforma secara keseluruhan. Menurut Tony Bush, menejemen
adalah proses koordinasi yang terus menerus dilakukan oleh seluruh anggota organisasi untuk
menggunakan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam upaya memenuhi berbagai tugas
organisasi yang dilakukan dengan efisien. Berdasarkan pendapat tersebut inti menejemen adalah
koordinasi sumber daya, baik sumber daya manusia, alam dan sosial. Menurut Luther Gulick,
menejemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Teori yang berkembang dalam bidang menejemen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
Teori Klasik, teori neo klasik dan teori modern. Pertama Teori Klasik adalah teori yang
berasumsi bahwa manusia itu sifatnya rasional dan organisasi bekerja pendekatan ilmiyah yang
berlansung secara terstuktur.sehingga teori ini beranggapan bahwa manusia adalah alat untuk
mencapai tujuan organisasi . Kedua teori neo klasik adalah teori yang berasumsi bahwa manusia
sebagai mahluk sosial yang harus dikembangkan untuk mengaktualisasikan diri manusia.Teori
ini menjelaskan bahwa hubungan antara manusia dapat mempengaruhi produktifitas kerja.
Ketiga Teori Modern adalah teori yang berasumsi bahwa organisasi adalah sistim yang terbuka
dan komplek. Dalam teori modern terdapat sistim yang mengatur aktifitas manusia yang bersifat
terbuka.
Praktek menejemen mutu tidak selamanya berjalan mulus dan lancer, kadang-kadang muncul
berbagai kendala dalam mewujudkan mutu pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Diantara
kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam bidang pendidikan antara lain :
Pertama, lembaga pendidkan berbeda dengan layanan jasa dan perdagangan , karena
tugas pendidikan agar siswa memiliki berbagai nilai dan kepercayaan yang semuanya sukit
diukur, tapi bukan berarti tidak bisa diukur samasekali, seperti prestasi dan kecerdasan kognitif.
Kedua, Tujuan pendidikantermasuk yang sukar diukur tingkat ketercapaiyannya pada saat
siswa selesai belajar mengajar disekolah.
Ketiga, peserta didik disatu pihak sebagai pelanggan yang harus diberikan pelayanan
pendidikan dan pembelajaran terbaik, namun disilainnya sebagai manusia dapat menentukan
sendiri pilihan terbaiknya.
5. Keempat, kepala sekolah dan guru memiliki profesi yang sama yaitu berlatar belakang
guru. Sistim koorginasi antara mereka terkadang terjadi gesekan , dan ini berbeda dengan apa
yang terjadi pada perusahaan.
Kelima, menejemen sekolah mengahadapi masalah fragmentatif, sehingga pengambilan
keputusan sekolah banyak dipengaruhi oleh factor tuntutan dari pihakluar, seperti wali siswa,
pemerintah, dan lapangan kerja.
Keenam, kepala sekolah memiliki tugas mengajar, sehingga menjadi sibuk dan kurang
memiliki waktu untuk melaksanakan menejemen mutu sekolah. Tugas rangkap seringkali
menjadi kendala untuk dapat optimal baik sebagai kepala sekolah maupun sebagai guru yang
professional.
Sallis mengemukakan bahwa yang penting untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu
kepemimpinan, tekad, dan drivingforce untuk mencapai mutu terbaik yang dimulai dari atas.
Dalam aspek ini ada 13 agenda kegiatan menejemen yaitu :
a. Menyenangkan pelanggan melalui pertemuan, diskusi,dan sbgy.
b. Membentuk fasilitator yang akan memasyarakatkan program dan mengarahkan kelompok
pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu.
c. Membentuk kelompok pengarah peningkatan mutu yang mendorong dan menunjang
proses peningkatan mutu.
d. Menunjuk coordinator peningkatan mutu yang membantu mengarahkan tim kerja dan
menemukan penyelesaian masalah.
e. Menyelenggrakan sminar menejemen untuk mengevaluasi kemajuan.
f. Menganalisis dan mengdiagnosa situasi yang sedang berkembang.
g. Menggunakan atau mencoba model-modelbyang diterapkan oleh lembaga lain.
h. Menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.
i. Meningkatkan latihan yang mengarah pada mutuyang diutamakan dalam perubahan
budaya.
j. Menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh individu dalam lembaga pendidikan
agar semua terlibat dalam proses peningkatan budaya.
k. Mengukur biaya dari mutu, termasukmenghitung kerugian yang diakibatkan penurunan
jumlah siswa, drop aut, reputasi yang menurun dan lainya.
l. Menerapkan alat dan tehnik melalui pengembangan kelompok kerja efektif.
m. Mengevaluasi program pada setiap periode tertentu, agar program pada setiap periode
tertentu sebagaimana direncanakan agar tidak gagal.
Tuntutan menejemen mutu menghendaki adanya perubahan budaya yaitu dari budaya
slogan menjadi budaya kepuasan pelanggan (customer satisfaction), sehingga meletakkan
mutu diatas segala-galanya. Kondisi ini memerlukan tekad menyeluruh dari pimpinan
puncak sampai staf sebagai pelaksana.
6. Keberhasilan penerapan menejemen mutu diterapkan didunia bisnis, memberikan
dorongan untuk diterpkan pada dunia pendidikan, khususnya pendidikan formal di madrasah,
dengan proses adaptasi dan modifikasi. Dalam implementasi menejemen mutu hal terpenting
adalah bagaimana menjalankan mutu pendidikan itu sendiri. Menurut W.Edward Deming, 80 %
dari masalah mutu ditentukan factor menejemen, sedangkan 20 % ditentukan oleh faktor
pegawai.Itu artinya mutu yang rendah berawal dari menejemen yang buruk, dan menejemen
yang buruk berarti system organisasi dan kepemimpinan yang kurang sehat.
Menajemen mutu adalah filosofi komprehensif dari kegiatan dalam organisasi yang
menekankan pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan. Hal ini
mendorong segala kegiatan mempunyai spirit untuk mencapai mutu yang terbaik. Teori
menajemen mutu adalah sistim menajemen yang menempatkan mutu sebagai strategidan
berorentasi pada kepuasan pelanggan. Dalam menajemen mutu dilakukan perbaikan terus
menerus dalam meraih daya saing.
Mutu pendidikan harus didesain dengan langkah-langkah kegiatan yang mengetahui apa
yang dilakukan, mempelajari, memperbaiki, menyempurnakan metode dan prosedur, mencatat
apa yang dilakukan, melakukan apa yang telah dilaksanakan untuk dilaksanakan, dan
mengumpulkan bukti keberhasilan dan upaya yang telah dilakukan serta menyebarluaskannya.
Menurut Creech, dalam menajemen mutu terpadu terdapat lima pilar utama , yaitu : a) produk; b)
proses; c) organisasi; d)kepemimpinan; e) komitmen. Menajemen mutu perlu
mempertimbangkan prinsip focus, terukur, tercapai, rasional dan tepat waktu.
Perkembangan menajemen mutu dalam bidang pendidikan , sebagaimana yang
dikemukakan Edward Sallis dengan istilah Total Quality Education (TQE). TQE dapat disebut
pula Total Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro dengan lima pilarnya, yaitu :
1. Fokus pada pelanggan baik internal maupun ekternal.
2. Adanya keterlibantan secara total.
3. Adanya ukuran baku mutu dalam lulusan sekolah.
4. Adanya komitmen.
5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan.
Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan meliputi :
1. Perencanaan mutu pendidikan.
Perencanaan mutu disekolah harus dilakukan kepala sekolah sebelum mengerjakan yang
lain, jika tidak ada perencanaan maka program sekolah tidak akan terarah, tidak jelas apa
yang dilakukan terlebih dahulu dan tidak tahu apa yang dituju. Perencanaan dapat di
susun melalui tiga tahap , yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Perencanaan pendidikan menurut Husaini Usman memiliki tiga pendekatan , yaitu;
kebutuhan sosial, ketenagakerjaan, dan pendekatan terpadu.
2. Pelaksanaan rencana berbasis standar mutu.
7. Pelaksanan merupakan fungsi kedua dalam siklus menajemen mutu terpadu setelah
perencanaan . Pelaksaan yang tidak sesuai dengan rencana sama buruknya dengan
rencana yang tidak dilakukan.
3. Pengawasan mutu.
Fungsi pengawasan dalam siklus menajemen mutu terpadu adalah meliputi evaluasi
terhadap pencapaianstandar.Pengawasan yang efektip didasarkan pada system informasi
menajemen yang efektif. Pengawasan dilakun untuk mendeteksi apakah standar mtu yang
diterapkan sudah tercapai apa belum, jika dalam pengawasan ditemukan hal-hal yang
masih kurang maka dilakukan tindakan perbaikan mutu.
4. Audit mutu internal dan eksternal.
Audit mutu bertujuan untuk memastikan tingkat capaian mutu berdasarkan standar mutu
yang telah ditetapkan dalam perencanaan mutu. Lembaga pendidikan yang melakukan
audit mutu secara berkala dapat mengetahui perkembangan mutu dan dapat memastikan
bahwa sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
5. Tindakan perbaikan dan peningkatan mutu yang berkelanjutan.
Mutu pendidikan dapat dicapai secara bertahap, sehingga diperlukan tindakan
berkelanjutan dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu tersebut.
Teori lama tentangmenajemen mutu terpadu difokuskan pada perbedaan individu yang
mempengaruhi ketercapaian mutu dalam organisasi. Suatu organisasi sangat selektif terhadap
rekruitmen tenaga kerja dengan memperhatikan aspek-aspek individu. Dengan demikian teori ini
beranggapan bahwa individu mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan
perbedaan hasil dan kerja.
KELEBIHAN BUKU
Buku ini memberikan petunjuk dan wawasan yang sangat luas terhadap peningkatan
mutu pendidikan Islam khususnya pendidikan di indonesia, karena didalamnya menjelaskan
semua hal- hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Mulai mengenai masalah-masalah
yang terjadi pada dunia pendidikan dilengkapi dengan penangan yang menggunakan pendekatan
baru yang telah di ujikan oleh para ahli pendidikan sampai dengan bagaimana masa depan
manajemen mutu pendidikan Islam. Buku ini juga dilengkapi teori-teori dari para ahli sehingga
menambah keyakinan para pembaca untuk melaksanakan petunjuk yang ada dalam buku ini.
Selain itu buku ini juga sangat membantu para guru maupun kepala madrasah bagaimana
mengelola pendidikan yang baik dan benar sehingga sekolah tersebut menjadi sekolah yang
berkembang dan maju serta dapat mengikuti perkembangan zaman.
KELEMAHAN BUKU
Dalam buku ini sebenarnya sudah hampir tidak ada kekurangnya, akan tetapi ada sekit
yang perlu diperbaiki diantaranya diantaranya dibagian isi buku tidak ada glukosium untuk
mengetahui kata-kata yang sulit dipahami. Dalam pencetakannya masih ada ejaan kata yang
masih kurang hurufnya seperti terjadi pada halaman 182 kata menguasai tertulis menguasi.
KESIMPULAN
Buku ini layak untuk dibaca bahkan dimiliki oleh para pengelola pendidikan khususnnya
kepala sekolah karena didalam buku ini memberikan petunjuk serta pedoman untuk memajukan
8. perkembangan sekolah, serta memuat ilmu pendidikan. Bukan hanya toeritis tetapi juga praktik
pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu, mempunyai
wawasan luas serta memiliki akhlak yang baik. Karena pendidikan menyangkut seluruh aspek
kehidupan baik pemikiran maupun pengalamannya.