SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Maria R.U.D. Tambunan
Program Studi Ilmu Administrasi
Fiskal
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Indonesia
Reformasi Perpajakan dan Tax
Amnesty
1. 1. Reformasi Perpajakan
 Isu mengenai reformasi perpajakan berangkat
dari pemikiran bahwa peran pajak semakin vital
dalam perekonomian suatu negara, terutama
dalam mobilisasi sumber daya untuk membiayai
kegiatan pemerintah (ADB, 2011).
 Beberapa prinsip dalam reformasi perpajakan:
a. Jenis pajak yang diterapkan bertujuan untuk
menaikkan penerimaan atau transfer sumber
daya.
b. Pilihan pengenaan pajak akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor dalam suatu sistem yang saling
terhubung, pilihan kebijakan tidak dilakukan
dalam ruang terisolasi.
c. Pengenaan pajak tidak langsung umumnya
dikenakan bagi konsumsi akhir. Hal ini berarti
pengenaan pajak atas intermediate goods
seharusnya tidak dilakukan kecuali terdapat
kesulitan untuk mengenakan pajak pada final
goods.
d. Dalam pengenaan PPh pada dasarnya
membuat pemisahan yang jelas antara Orang
Pribadi dan Badan sehingga tidak terjadi
tumpang tindih.
 Karakteristik dari sistem pajak yang “ideal” menurut
IMF (2001):
 Pengenaan pajak atas konsumsi seperti Value
Added Tax maupun Goods and Sales Tax dilakukan
dengan basis pengenaan pajak yang luas (broad tax
base), minimum exemption dan single tax rate.
 Struktur penerimaan tidak tergantung pada
penerimaan atas tariff karena restriksi.
 Hard-to-tax sector minimum dalam arti sektor
potensial namun sulit dipajaki tidak mengambil porsi
dominan.
 Pengenaan PPh Bada dengan tarif single yang
besarannya moderat, ketentuan pajak yang berlaku
umum dengan minimum pengecualian.
 Administrasi pajak yang simpel, personal exemption
1.2 Reformasi Perpajakan di Indonesia
 Reformasi perpajakan di Indonesia pada tahun
1980 an didasari dengan mulai berakhirnya era
Migas sehingga perlu dicari sumber penerimaan
yang bersifat berkesinambungan.
 Perubahan mendasar pada awal masa reformasi
perpajakan Indonesia I pada 1983 adalah
berubahnya sistem pemungutan pajak dari official
assessment menjadi self assessment. Kemudian
pembedaan hukum pajak formal dan material.
 Setelah reformasi 1983, Indonesia melaksanakan
serangkaian reformasi perpajakan yang dapat
digolongkan sebagai reformasi regulasi dan
reformasi administrasi.
 Reformasi atas regulasi setelah 1983 berada
pada sekitar tahun 1991, 1994, 2000 dan 2008,
sementara reformasi atas administrasi berada
pada tahun 2001-2008 (Putra, 2014).
 Beberapa catatan penting dalam perjalanan tax
reform di Indonesia;
 Adanya reformasi perpajakan semakin
memberbaiki sistem PPh Indonesia, adanya
penurunan tarif PPh Badan misalnya tarif PPh
Badan 35% pada tahun 1983 menjadi 25% di
tahun 2010.
 Reformasi perpajak mampu memperluas basis
pemajakan
 Reformasi perpajakan perlahan-lahan menggeser
 Reformasi perpajakan Indonesia dapat dikatan
menciptakan perubahan regulasi untuk
meningkatan penerimaan pajak. Namun, dalam
perjalanan reformasi juga perlu memperhatikan
aspek lain seperti kecakapan administrasi pajak,
terutama profesionalisme, birokrat yang
berintegritas. Selain itu, pemerintah juga perlu
berupaya untuk menciptakan tax awareness dari
masyarakat.
 Konsep dasar dari Tax Amnesty (TA) atau
pengampunan pajak adalah pemberian
keringanan beban pajak masa lalu kepada Wajib
Pajak untuk menciptakan kepatuhan di masa
mendatang.
 Keringanan pajak tersebut dapat berupa
(i)keringanan sanksi penagihan, (ii) keringanan
sanksi pidana, (iii) konversi sanksi pidana
menjadi sanksi administrasi, (iv) keringanan
sanksi atas pembetulan, (v) pengurangan pokok
pajak dan/atau sanksi administrasi, (vi) konversi
utang pajak atas obyek pajak menjadi tebusan
atas harta (Gunadi, 2016).
2. 1Tax Amnesty (Pengampunan Pajak)
 Ruang lingkup TA meliputi; dapat untuk seluruh
WP, semua jenis pajak, WP tertentu dengan jenis
pajak tertentu dalam suatu kurun waktu.
 Pertimbangan penerapan TA di suatu negara:
a. Dana publik dan swasta diperlukan oleh
pemerintah dalam menghadapi kelesuan
ekonomi; perluasan kesempatan kerja,
mengurangi tingkat kemiskinan, ketimpangan
ekonomi antar daerah
b. Meningkatkan penerimaan pajak untuk jangka
pendek dan jangka panjang.
 (cont..)
 sektor-sektor yang memberikan penerimaan
negara mengalami penurunan (perdagangan
internasional, sektor ekstraktif)
 sistem perpajakan yang memerlukan perbaikan
terutama meningkatkan eksistensi WP dalam
sistem perpajakan negara
 Likuidatas negara yang sangat ketat
 Barry Larking (Tax Glossary, 2011, IBFD)
amnesty is usually offered to taxpayers to give
them the opportunity to disclosse income or
assets and previously unpaid taxes. It
generally takes the form of reduced or no
interest or penalties and freedom from
prosecution. Amnesty may be aimed at
stopping tax evasion, generating tax
compliance and/or raising additional revenue.
Variety of forms are offered, e.g., tombstone
amnesty, whereby all open tax years are covered
and taxpayer is freed from the risk of further audit
by the tax authorities.
Pro dan Kontra Tax Amnesty – Beberapa Argumen
Pro Kontra
Peningkatan penerimaan
pajak akan signifikan
Ketidakadilan bagi WP
patuh
Mendorong kepatuhan
pajak
Resiko moral harzard WP
yang memanfaatkan TA
Tambahan informasi
mengenai WP
TA dianggap bentuk
kelemahan dari kapasitas
administrasi pajak dan
penegakan hukum
Bentuk rekonsiliasi
nasional
Transisi menuju rezim
penegakan hukum
2.2 Tax Amnesty di Indonesia
 Latar belakang UU No. 11 tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak:
 perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berdampak
pada menurunnya penerimaan pajak dan mengurangi
ketersediaan likuiditas
 Banyak harta WP yang belum dilaporkan yang
semestinya dapat dimanfaatkan untuk menambah
likuiditas
 Keraguan WP untuk membawa kembali harta ke
NKRI yang belum dilaporkan kerena terdapat
konsekuensi perpajakan yang mungkin timbul
 Manfaat penerimaan pajak baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
 Pasal 1 angka 1 UU Pengampunan Pajak,
Pengampunan Pajak merupakan pajak
seharusnya terutang, tidak dikenakan sanksi
administrasi perpajakan dan sanksi pidana di
bidang perpajakan dengan cara mengungkapkan
harta dan membayar uang tebusan.
 Pasal 3 ayat 3, Pihak yang berhak mendapatkan
TA adalah setiap WP (Badan dan Orang Pribadi)
kecuali yang sedang:
a. Dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya
telah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan
b. Dalam proses peradilan
c. Menjalani hukuman pidana atas tindak pidana
di Bidang Perpajakan
 Pasal 3 ayat 5, Jenis Pajak yang mendapatkan
TA adalah PPh, PPN dan PPnBM.
 Bentuk TA di Indonesia
A. Repatriasi harta ke dalam wilayah NKRI dan
Pengungkapan Harta dalam wilayah NKRI
(Pengungkapan DN, Pasal 4(1);
 Tarif sebesar 2%, 3% atau 5% tergantung
kapan diajukan Surat Pernyataan atau
tambahan harta bersih
 Repatriasi: Harta dialihkan ke NKRI dan
diinvestasikan di NKRI paling singkat 3
tahun (Pasal 8 ayat 6)
 Pengungkapan DN; harta yang ada di NKRI
tidak dapat dialihkan ke LN paling singkat 3
B. Deklarasi Harta di luar NKRI yang tidak
dialihkan ke dalamwilayah NKRI
(Pengungkapan LN, Pasal 4(2))
 Tarif sebesar 4%, 6% atau 10% tergantung
kapan diajukan Surat Pernyataan atas
tambahan Harta Bersih.
C. Untuk WP yang peredaran usahanya
sampai Rp. 4,8 M (Pasal 4 ayat 3 dan Pasal
9 ayat 5)
 Tarif sebesar 0,5% untuk pengungkapan
sampai dengan Rp. 10 M dan 2% untuk
pengungkapan lebih dari Rp. 10 M
 Wajib melampirkan peredaran usaha
Pengampunan Pajak di Indonesia
 Program Pengampunan Pajak tahun 1964
 Subyek Pajak; Orang Pribadi dan Badan
Obyek Pajak; Pajak Pendapatan, Pajak Kekayaan,
Pajak Perseroan
 Insentif; (i) Uang Tebusan 5% dan 10% dari harta
yang dimohonkan (ii) Bebas pidana fiskal dan
pidana umum
 Jangka waktu 9 Sept 1964 s.d. 17 Agustus 1965
 Hukuman 400%
 Program Pengampunan Pajak 1984;
 Subyek Pajak; WP terdaftar dan belum terdaftar
 Obyek Pajak ; (i) Pajak Pendapatan, (ii) Pajak
Kekayaan (iii) Pajak Perseroan (iv) PDRB, (v)
Pajak Pendapatan Buruh, (vi) Pajak Penjualan
 Uang tebusan: (i) 1% dari jumlah kekayaan yang
dimohonkan bagi yang sudah lapor SPT, (ii) 10%
dari untuk yang tidak lapor SPT
 Jangka waktu 18 April 1984-31 Desember 1984
 Sunset Policy 2008
 Subyek Pajak; WP OP dan Badan
 Obyek Pajak (i) OP berupa penghapusan sanksi
administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak
atau kurang dibayan dan penghapusan sanksi
administrasi berupa bunga atas keterlambatan
pelunasan kekurangan pembayaran pajak, (ii)
Badan berupa penghapusan sanksi administrasi
berupa bunga atas keterlambatan pelunasan
kekurangan pembayaran pajak
 Masa berlaku tahun 2008 sampai Feb 2009
Keberhasilan dan Kegagalan TA di Beberapa
Negara
1. Italia
 Tax amnesty pertama kali diterapkan di Italia
sebagai suatu bagian dari reformasi umum sistem
perpajakan yaitu merupakan jembatan transisi
untuk mendukung sistem perpajakan yang tengah
diupayakan serta sebagai suatu upaya
kompensasi atas kehilangan penerimaan akibat
perubahan organisasi di tubuh administrasi pajak
Italia.
 Sistem perpajakan yang baik yang ditandai
dengan tingkat kepatuhan yang tinggi dan kinerja
administrasi pajak yang efisien tidak diperoleh
semata-mata dengan melakukan tax amnesty.
 Tax amnesty yang dilakukan di Italia justru
berujung pada suatu mekanisme pengumpulan
penerimaan akibat tingkat penghindaran pajak
yang tinggi dan inefisiensi struktur
administrasi/otoritas pajak.
 Belgia
 Tax amnesty mulai diterapkan di Belgia sejak
2004 yang saat itu merupakan bagian dari
program Saving Directive yang ditujukan hanya
kepada Wajib Pajak Orang Pribadi. Setelah
adanya tax amnesty tersebut, sejak 2006
pemerintah Belgia membuat regulasi pajak yang
menyasar orang pribadi atau badan yang tidak
melaporkan penghasilannya secara keseluruhan
yang terdiri dari penghasilan dari usaha
professional, penghasilan dari aktiva
 Data nasabah yang ada di bank dijaga secara
konfidensial. Dengan demikian, pada dasarnya
Subjek Pajak di Belgia tidak immune terhadap
pembayaran pajak.
 Argentina
 Tax amnesty terakhir kali dilaksanakan di Argentina
tahun 2009 yang bertujuan agar residen yang
seharusnya membayar social security dan kewajiban
pajak lainnya membayarkan jumlah hutang hingga
tahun 2007.
 Dalam pelaksanaannya, kebijakan tax amnesty
tersebut berpegang pada 3 pilar; yaitu (i)
mengupayakan agar residen membayar social
security dan kewajiban pajak lainnya dimasa
mendatang (ii) melindungi wajib pajak terdaftar
terutama wajib pajak yang memenuhi kewajibannya
(iii) mengupayakan adanya capital disclosure.
 Dalam pelaksanaannya, justru TA menimbulkan moral
hazard
Mengapa banyak negara gagal dalam
melaksanakan TA?
1. Pengertian dan ruang lingkup pengampunan
pajak; tidak ada definisi tax amnesty yang
general dan universal
2. Prerequisite keberhasilan TA tidak terpenuhi
terlebih dahulu
3. Lingkungan strategis saat TA dilaksanakan
berbeda-beda
4. Kematangan komunikasi politik perpajakan
berbeda-beda
5. Penegakan pasca TA dan kesiapan sistem
6. Tingkat kapasitas administrasi pajak

More Related Content

Similar to Reformasi_Perpajakan_dan_Tax_Amnesty.pptx

Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianMulyana Natsir
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiasprtmnyd
 
42913234 reform-pajak
42913234 reform-pajak42913234 reform-pajak
42913234 reform-pajakMarcelus Moi
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruArif Mulyono
 
Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...
Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...
Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...Humania Fisip unlam
 
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakDampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakPuti Rahmiani
 
PPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptx
PPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptxPPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptx
PPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptxDewiYuniari
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakaneryeryey
 
Tinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianTinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianOpissen Yudisyus
 
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Meyta Aini
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakasrikartini
 

Similar to Reformasi_Perpajakan_dan_Tax_Amnesty.pptx (20)

Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137Amelia hasanah 12160137
Amelia hasanah 12160137
 
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
 
Tax Guide 04 Apr_2017_indonesia
Tax Guide 04 Apr_2017_indonesiaTax Guide 04 Apr_2017_indonesia
Tax Guide 04 Apr_2017_indonesia
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesia
 
42913234 reform-pajak
42913234 reform-pajak42913234 reform-pajak
42913234 reform-pajak
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaru
 
Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...
Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...
Pengaruh sistem modernisasi perpajakan terhadap kinerja kantor pelayanan perp...
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakDampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
 
PPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptx
PPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptxPPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptx
PPT AKUNTANSI PAJAK - KLP 1 (1).pptx
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakan
 
Tinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianTinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka Penelitian
 
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
 
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITITransparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
Transparansi Beneficial Ownership, Penerimaan Negara, dan EITI
 
Makalah retribusi dan pajak
Makalah retribusi dan pajakMakalah retribusi dan pajak
Makalah retribusi dan pajak
 
Makalah retribusi dan pajak
Makalah retribusi dan pajakMakalah retribusi dan pajak
Makalah retribusi dan pajak
 
Makalah retribusi dan pajak
Makalah retribusi dan pajakMakalah retribusi dan pajak
Makalah retribusi dan pajak
 
Makalah retribusi daerah
Makalah retribusi daerahMakalah retribusi daerah
Makalah retribusi daerah
 

More from INDIRAARUNDINASARISA

Slide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.ppt
Slide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.pptSlide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.ppt
Slide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.pptINDIRAARUNDINASARISA
 
PERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptx
PERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptxPERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptx
PERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
pptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptx
pptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptxpptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptx
pptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
PERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdf
PERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdfPERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdf
PERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdfINDIRAARUNDINASARISA
 
FUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdf
FUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdfFUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdf
FUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdfINDIRAARUNDINASARISA
 
Teori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptx
Teori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptxTeori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptx
Teori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
LINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.ppt
LINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.pptLINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.ppt
LINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.pptINDIRAARUNDINASARISA
 
Pengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptx
Pengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptxPengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptx
Pengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptx
MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptxMANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptx
MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.pptbab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.pptINDIRAARUNDINASARISA
 
PERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.ppt
PERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.pptPERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.ppt
PERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.pptINDIRAARUNDINASARISA
 
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasiPPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasiINDIRAARUNDINASARISA
 
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdf
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdfKETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdf
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdfINDIRAARUNDINASARISA
 
AdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdf
AdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdfAdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdf
AdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdfINDIRAARUNDINASARISA
 
PPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptx
PPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptxPPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptx
PPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptx
3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptx3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptx
3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 

More from INDIRAARUNDINASARISA (17)

Slide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.ppt
Slide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.pptSlide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.ppt
Slide-AKT-305-Pertemuan-4-Penyerahan-BKP-JKP.ppt
 
PERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptx
PERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptxPERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptx
PERDEBATAN_KEBIJAKAN_MAKRO_EKONOMI DALAM FISKAL.pptx
 
pptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptx
pptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptxpptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptx
pptsustainable development goals230506023802-a21969ae.pptx
 
PERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdf
PERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdfPERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdf
PERTEMUAN 1 - KONSEP MANAJEMEN azas manajemen.pdf
 
FUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdf
FUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdfFUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdf
FUNGSI PERENCANAAN DALAM AZAS MANAJEMEN.pdf
 
Teori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptx
Teori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptxTeori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptx
Teori-Kepemimpinan-dalam-Administrasi-Publik.pptx
 
LINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.ppt
LINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.pptLINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.ppt
LINGKUNGAN ORGANISASI TEORI ORGANISASI.ppt
 
Pengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptx
Pengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptxPengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptx
Pengadaan_Procurement_Sumber Daya Manusia.pptx
 
MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptx
MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptxMANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptx
MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN_new.pptx
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.pptbab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
 
PERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.ppt
PERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.pptPERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.ppt
PERTEMUAN KE-7 PENGORGANISASIAN AZMEN.ppt
 
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasiPPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
 
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdf
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdfKETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdf
KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN NPWP, SPT 1.pdf
 
AdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdf
AdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdfAdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdf
AdeHeryana_PolicyBrief_PengertianFungsidanEfektivitas.pdf
 
PPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptx
PPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptxPPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptx
PPT_Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan.pptx
 
3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptx
3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptx3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptx
3. Perkembangan Aliran pemikiran administrasi.pptx
 

Recently uploaded

Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxMeilianiPuspitaSari
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...walidumar
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungSemediGiri2
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 

Reformasi_Perpajakan_dan_Tax_Amnesty.pptx

  • 1. Maria R.U.D. Tambunan Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Reformasi Perpajakan dan Tax Amnesty
  • 2. 1. 1. Reformasi Perpajakan  Isu mengenai reformasi perpajakan berangkat dari pemikiran bahwa peran pajak semakin vital dalam perekonomian suatu negara, terutama dalam mobilisasi sumber daya untuk membiayai kegiatan pemerintah (ADB, 2011).  Beberapa prinsip dalam reformasi perpajakan: a. Jenis pajak yang diterapkan bertujuan untuk menaikkan penerimaan atau transfer sumber daya. b. Pilihan pengenaan pajak akan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam suatu sistem yang saling terhubung, pilihan kebijakan tidak dilakukan dalam ruang terisolasi.
  • 3. c. Pengenaan pajak tidak langsung umumnya dikenakan bagi konsumsi akhir. Hal ini berarti pengenaan pajak atas intermediate goods seharusnya tidak dilakukan kecuali terdapat kesulitan untuk mengenakan pajak pada final goods. d. Dalam pengenaan PPh pada dasarnya membuat pemisahan yang jelas antara Orang Pribadi dan Badan sehingga tidak terjadi tumpang tindih.
  • 4.  Karakteristik dari sistem pajak yang “ideal” menurut IMF (2001):  Pengenaan pajak atas konsumsi seperti Value Added Tax maupun Goods and Sales Tax dilakukan dengan basis pengenaan pajak yang luas (broad tax base), minimum exemption dan single tax rate.  Struktur penerimaan tidak tergantung pada penerimaan atas tariff karena restriksi.  Hard-to-tax sector minimum dalam arti sektor potensial namun sulit dipajaki tidak mengambil porsi dominan.  Pengenaan PPh Bada dengan tarif single yang besarannya moderat, ketentuan pajak yang berlaku umum dengan minimum pengecualian.  Administrasi pajak yang simpel, personal exemption
  • 5. 1.2 Reformasi Perpajakan di Indonesia  Reformasi perpajakan di Indonesia pada tahun 1980 an didasari dengan mulai berakhirnya era Migas sehingga perlu dicari sumber penerimaan yang bersifat berkesinambungan.  Perubahan mendasar pada awal masa reformasi perpajakan Indonesia I pada 1983 adalah berubahnya sistem pemungutan pajak dari official assessment menjadi self assessment. Kemudian pembedaan hukum pajak formal dan material.  Setelah reformasi 1983, Indonesia melaksanakan serangkaian reformasi perpajakan yang dapat digolongkan sebagai reformasi regulasi dan reformasi administrasi.
  • 6.  Reformasi atas regulasi setelah 1983 berada pada sekitar tahun 1991, 1994, 2000 dan 2008, sementara reformasi atas administrasi berada pada tahun 2001-2008 (Putra, 2014).  Beberapa catatan penting dalam perjalanan tax reform di Indonesia;  Adanya reformasi perpajakan semakin memberbaiki sistem PPh Indonesia, adanya penurunan tarif PPh Badan misalnya tarif PPh Badan 35% pada tahun 1983 menjadi 25% di tahun 2010.  Reformasi perpajak mampu memperluas basis pemajakan  Reformasi perpajakan perlahan-lahan menggeser
  • 7.  Reformasi perpajakan Indonesia dapat dikatan menciptakan perubahan regulasi untuk meningkatan penerimaan pajak. Namun, dalam perjalanan reformasi juga perlu memperhatikan aspek lain seperti kecakapan administrasi pajak, terutama profesionalisme, birokrat yang berintegritas. Selain itu, pemerintah juga perlu berupaya untuk menciptakan tax awareness dari masyarakat.
  • 8.  Konsep dasar dari Tax Amnesty (TA) atau pengampunan pajak adalah pemberian keringanan beban pajak masa lalu kepada Wajib Pajak untuk menciptakan kepatuhan di masa mendatang.  Keringanan pajak tersebut dapat berupa (i)keringanan sanksi penagihan, (ii) keringanan sanksi pidana, (iii) konversi sanksi pidana menjadi sanksi administrasi, (iv) keringanan sanksi atas pembetulan, (v) pengurangan pokok pajak dan/atau sanksi administrasi, (vi) konversi utang pajak atas obyek pajak menjadi tebusan atas harta (Gunadi, 2016). 2. 1Tax Amnesty (Pengampunan Pajak)
  • 9.  Ruang lingkup TA meliputi; dapat untuk seluruh WP, semua jenis pajak, WP tertentu dengan jenis pajak tertentu dalam suatu kurun waktu.  Pertimbangan penerapan TA di suatu negara: a. Dana publik dan swasta diperlukan oleh pemerintah dalam menghadapi kelesuan ekonomi; perluasan kesempatan kerja, mengurangi tingkat kemiskinan, ketimpangan ekonomi antar daerah b. Meningkatkan penerimaan pajak untuk jangka pendek dan jangka panjang.
  • 10.  (cont..)  sektor-sektor yang memberikan penerimaan negara mengalami penurunan (perdagangan internasional, sektor ekstraktif)  sistem perpajakan yang memerlukan perbaikan terutama meningkatkan eksistensi WP dalam sistem perpajakan negara  Likuidatas negara yang sangat ketat
  • 11.  Barry Larking (Tax Glossary, 2011, IBFD) amnesty is usually offered to taxpayers to give them the opportunity to disclosse income or assets and previously unpaid taxes. It generally takes the form of reduced or no interest or penalties and freedom from prosecution. Amnesty may be aimed at stopping tax evasion, generating tax compliance and/or raising additional revenue. Variety of forms are offered, e.g., tombstone amnesty, whereby all open tax years are covered and taxpayer is freed from the risk of further audit by the tax authorities.
  • 12. Pro dan Kontra Tax Amnesty – Beberapa Argumen Pro Kontra Peningkatan penerimaan pajak akan signifikan Ketidakadilan bagi WP patuh Mendorong kepatuhan pajak Resiko moral harzard WP yang memanfaatkan TA Tambahan informasi mengenai WP TA dianggap bentuk kelemahan dari kapasitas administrasi pajak dan penegakan hukum Bentuk rekonsiliasi nasional Transisi menuju rezim penegakan hukum
  • 13. 2.2 Tax Amnesty di Indonesia  Latar belakang UU No. 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak:  perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada menurunnya penerimaan pajak dan mengurangi ketersediaan likuiditas  Banyak harta WP yang belum dilaporkan yang semestinya dapat dimanfaatkan untuk menambah likuiditas  Keraguan WP untuk membawa kembali harta ke NKRI yang belum dilaporkan kerena terdapat konsekuensi perpajakan yang mungkin timbul  Manfaat penerimaan pajak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
  • 14.  Pasal 1 angka 1 UU Pengampunan Pajak, Pengampunan Pajak merupakan pajak seharusnya terutang, tidak dikenakan sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan dengan cara mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan.  Pasal 3 ayat 3, Pihak yang berhak mendapatkan TA adalah setiap WP (Badan dan Orang Pribadi) kecuali yang sedang: a. Dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan b. Dalam proses peradilan c. Menjalani hukuman pidana atas tindak pidana di Bidang Perpajakan
  • 15.  Pasal 3 ayat 5, Jenis Pajak yang mendapatkan TA adalah PPh, PPN dan PPnBM.  Bentuk TA di Indonesia A. Repatriasi harta ke dalam wilayah NKRI dan Pengungkapan Harta dalam wilayah NKRI (Pengungkapan DN, Pasal 4(1);  Tarif sebesar 2%, 3% atau 5% tergantung kapan diajukan Surat Pernyataan atau tambahan harta bersih  Repatriasi: Harta dialihkan ke NKRI dan diinvestasikan di NKRI paling singkat 3 tahun (Pasal 8 ayat 6)  Pengungkapan DN; harta yang ada di NKRI tidak dapat dialihkan ke LN paling singkat 3
  • 16. B. Deklarasi Harta di luar NKRI yang tidak dialihkan ke dalamwilayah NKRI (Pengungkapan LN, Pasal 4(2))  Tarif sebesar 4%, 6% atau 10% tergantung kapan diajukan Surat Pernyataan atas tambahan Harta Bersih. C. Untuk WP yang peredaran usahanya sampai Rp. 4,8 M (Pasal 4 ayat 3 dan Pasal 9 ayat 5)  Tarif sebesar 0,5% untuk pengungkapan sampai dengan Rp. 10 M dan 2% untuk pengungkapan lebih dari Rp. 10 M  Wajib melampirkan peredaran usaha
  • 17. Pengampunan Pajak di Indonesia  Program Pengampunan Pajak tahun 1964  Subyek Pajak; Orang Pribadi dan Badan Obyek Pajak; Pajak Pendapatan, Pajak Kekayaan, Pajak Perseroan  Insentif; (i) Uang Tebusan 5% dan 10% dari harta yang dimohonkan (ii) Bebas pidana fiskal dan pidana umum  Jangka waktu 9 Sept 1964 s.d. 17 Agustus 1965  Hukuman 400%
  • 18.  Program Pengampunan Pajak 1984;  Subyek Pajak; WP terdaftar dan belum terdaftar  Obyek Pajak ; (i) Pajak Pendapatan, (ii) Pajak Kekayaan (iii) Pajak Perseroan (iv) PDRB, (v) Pajak Pendapatan Buruh, (vi) Pajak Penjualan  Uang tebusan: (i) 1% dari jumlah kekayaan yang dimohonkan bagi yang sudah lapor SPT, (ii) 10% dari untuk yang tidak lapor SPT  Jangka waktu 18 April 1984-31 Desember 1984
  • 19.  Sunset Policy 2008  Subyek Pajak; WP OP dan Badan  Obyek Pajak (i) OP berupa penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang dibayan dan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak, (ii) Badan berupa penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak  Masa berlaku tahun 2008 sampai Feb 2009
  • 20. Keberhasilan dan Kegagalan TA di Beberapa Negara 1. Italia  Tax amnesty pertama kali diterapkan di Italia sebagai suatu bagian dari reformasi umum sistem perpajakan yaitu merupakan jembatan transisi untuk mendukung sistem perpajakan yang tengah diupayakan serta sebagai suatu upaya kompensasi atas kehilangan penerimaan akibat perubahan organisasi di tubuh administrasi pajak Italia.  Sistem perpajakan yang baik yang ditandai dengan tingkat kepatuhan yang tinggi dan kinerja administrasi pajak yang efisien tidak diperoleh semata-mata dengan melakukan tax amnesty.  Tax amnesty yang dilakukan di Italia justru berujung pada suatu mekanisme pengumpulan penerimaan akibat tingkat penghindaran pajak yang tinggi dan inefisiensi struktur administrasi/otoritas pajak.
  • 21.  Belgia  Tax amnesty mulai diterapkan di Belgia sejak 2004 yang saat itu merupakan bagian dari program Saving Directive yang ditujukan hanya kepada Wajib Pajak Orang Pribadi. Setelah adanya tax amnesty tersebut, sejak 2006 pemerintah Belgia membuat regulasi pajak yang menyasar orang pribadi atau badan yang tidak melaporkan penghasilannya secara keseluruhan yang terdiri dari penghasilan dari usaha professional, penghasilan dari aktiva  Data nasabah yang ada di bank dijaga secara konfidensial. Dengan demikian, pada dasarnya Subjek Pajak di Belgia tidak immune terhadap pembayaran pajak.
  • 22.  Argentina  Tax amnesty terakhir kali dilaksanakan di Argentina tahun 2009 yang bertujuan agar residen yang seharusnya membayar social security dan kewajiban pajak lainnya membayarkan jumlah hutang hingga tahun 2007.  Dalam pelaksanaannya, kebijakan tax amnesty tersebut berpegang pada 3 pilar; yaitu (i) mengupayakan agar residen membayar social security dan kewajiban pajak lainnya dimasa mendatang (ii) melindungi wajib pajak terdaftar terutama wajib pajak yang memenuhi kewajibannya (iii) mengupayakan adanya capital disclosure.  Dalam pelaksanaannya, justru TA menimbulkan moral hazard
  • 23. Mengapa banyak negara gagal dalam melaksanakan TA? 1. Pengertian dan ruang lingkup pengampunan pajak; tidak ada definisi tax amnesty yang general dan universal 2. Prerequisite keberhasilan TA tidak terpenuhi terlebih dahulu 3. Lingkungan strategis saat TA dilaksanakan berbeda-beda 4. Kematangan komunikasi politik perpajakan berbeda-beda 5. Penegakan pasca TA dan kesiapan sistem 6. Tingkat kapasitas administrasi pajak