1. Ensiklik Quadragesimo Anno ditulis Paus Pius XI pada 1931 untuk memperbarui ajaran sosial Gereja sejak ensiklik Rerum Novarum oleh Paus Leo XIII pada masa perubahan ekonomi dan politik besar-besaran.
2. Ensiklik tersebut mengkritik penyalahgunaan kapitalisme dan komunisme, serta memperluas cakupan isu-isu sosial ekonomi seperti hak kepemilikan, hubungan antara modal dan ten
2. PausPiusXI
Paus Pius XI memimpin Tahta Suci Vatikan dalam kurun
waktu 1922-1939, menggantikan Paus Benedictus XV
(1914-1922).
Pius XI hidup selama masa perubahan hebat di bidang
ekonomi dan politik.
Sesudah Revolusi Rusia tahun 1917, Komunisme
menyebar ke segenap penjuru dunia.
Tahun 1922 Facisme menanamkan kekuasaannya di
Italia.
Depresi ekonomi yang hebat menghantam struktur
ekonomi dunia di tahun 1929-1931.
Hitler dan Nazisme muncul ke tampuk kekuasaan tahun
1933.
lusius-sinurat.com 2
3. #1 Pendahuluan
Empat puluh tahun sesudah terbitnya
Ensiklik Leo XIII, Rerum Novarum...
Paus Pius XI menulis dan menerbitkan
Ensiklik Quadragesimo Anno
(Pembangunan kembali Tatanan Sosial)
pada tahun 1931.
lusius-sinurat.com 3
4. #2 GarisBesar
Pius XI dengan tajam mengritik
penyalahgunaan kapitalisme dan
komunisme dan berusaha
menyesuaikan Pengajaran Sosial
Katolik dengan keadaan yang sudah
berubah itu.
Pius XI memperluas keprihatinan
Gereja akan kaum buruh miskin,
termasuk struktur-struktur yang
menindas mereka.
lusius-sinurat.com 4
5. #3 TigaSorotanUtama
1. Dampak Rerum Novarum terhadap gereja,
negara, serta majikan dan buruh
2. Perluasan isu-isu sosial-ekonomi:
hak kepemilikan;
hubungan modal dan tenaga kerja;
memperbaiki situasi kaum proletar
(kaum buruh);
upah dan gaji yang adil; dan
pembangunan kembali tatanan sosial.
3. Suatu kajian tentang perubahan dalam
kapitalisme dan sosialisme modern.
lusius-sinurat.com 5
6. #4 TemaKunci
A.Dampak Rerum Novarum
1. Gereja
2. Penguasa Sipil
3. Majikan dan Buruh
B.Perluasan Isu-isu Sosial-ekonomi
1. Hak memiliki kekayaan (#45-51)
2. Modal dan Tenaga Kerja (#53-56)
3. Memperbaiki Kondisi Kaum Proletar (#59-60)
4. Upah yang adil (#63-74)
5. Memperbaiki Tatanan Sosial (#78-89)
C. Perubahan2 Dalam Sosialisme Sejak Leo XIII
1.Perubahan2 dalam Kapitalisme (#105-109)
2.Perubahan2 dalam dua kubu(#112-113)
lusius-sinurat.com 6
7. A. DampakRerumNovarum
1. Gereja
Gereja Katolik terdorong untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
yang terus berubah. Karena keterbukaan ini, semakin banyak imam
dan umat awam mempelajari pengajaran sosial Gereja. Pengajaran
sosial Gereja ini diajarkan pula di seminari dan perguruan tinggi.
(#18-21)
Gereja berusaha pulamembantu orang miskin melalui pendidikan
umum dan kebudayaan. Dorongan itu mendorong munculnya
lembaga-lembaga untuk kesejahteraan dan karya-karya
karikatif.(#23-24)
2. Penguasa Sipil
Para pemimpin semakin menyadari tanggung jawab serta
kewajiban mereka dalam mengembangkan kebijakan sosial.
Disusun pula undang-undang baru dan program-program untuk
orang miskin.(#25-28)
3. Majikan dan Buruh
Peneguhan Paus Leo XIII terhadap peranan serikat buruh
membuatnya semakin diterima. Di lain pihak, asosiasi-asosiasi para
majikan tidak mengalami sukses.(#31-39).
lusius-sinurat.com 7
8. B. PerluasanIsuSosialEkonomi
Pertama, QA menegaskan kembali hak dan kewajiban Geeja untuk
memberikan penilaian atas isu-isu moral yang berkaitan dengan persoalan
sosial-ekonomi.(#41)
1. Hak Memiliki Kekayaan (#45-51)
Hak milik atas kekayaan bercorak individual maupun sosial
(bilamana menyangkut kesejahteraan umum). (#45) Oleh karena itu,
dua bahaya yang mungkin timbul harus dihindari: “Individualisme”,
bilamana aspek sosial atau umum dari pemilikan itu disangkal; dan
“kolektivisme”, bilamana pemilikan individual itu ditolak. (#46)
Hak memiliki kekayaan berbeda dengan penggunaannya. Hak pribadi
atas kekayaan tak dapat dihancurkan, namun serentak
pulakewajiban sosial dari kekayaan tak dapat dilupakan. (#47-48) QA
mengajarkan pula, kelebihan pendapatan dapat dipergunakan untuk
karya cinta kasih atau penciptaan pekerjaan. (# 50-51)
Karena hak milik atas kekayaan bukan tanpa syarat, fungsi Negara
adalah merumuskan kewajiban-kewajiban dari kepemilikan. (#49)
lusius-sinurat.com 8
9. 2. Modal dan Tenaga Kerja (#53-56)
Tenaga kerja (buruh atau orang upahan) dan modal (pemilik modal atau
majikan) saling membutuhkan. Dalam sejarah, modal selalu menguasai
dengan tidak adil seluruh produksi dan keuntungan dan menyisahkan
balas jasa yang amat sedikit untuk tenaga kerja. Adalah tidak adil pula
tuntutan bahwa seluruh produksi dan keuntungan menjadi milik kaum
pekerja. (#53-55)
QA mendukung prinsip pembagian kekayaan secara adil demi
kesejahteraan umum. (#56)
3. Memperbaiki Kondisi Kaum Proletar (#59-60)
Situasi buruh di negara-negara Barat sudah bertambah baik, namun tidak
demikian di daerah pedesaan dan di negara-negara lain. (#59-60)
QA menyajikan dua cara perbaikan kondisi buruh:
memberi kesempatan kepada para buruh mendapatkan barang milik
dengan hanya memperbolehkan kaum kaya mengambil bagian yang
adil dari keuntungan produksi. (#61)
memberika upah yang adil kepada para buruh agar mereka dapat
memiliki barang milik secara wajar. (#62)
lusius-sinurat.com 9
10. 4. Upah Yang Adil (#63-74)
Perjanjian pengupahan yang tidak dengan sendirinya tidak adil,
harus disesuaikan denga perjanjiankemitraan kerja. Dengan
demikian, pekerja upahan memiliki andil dalam pemilikan,
manajemen dan keuntungan. (#64-65)
Dalam menentukan upah yan gadil, hal-hal berikut harus
dipertimbangkan:
i. Upah yang dibayarkan kepada buruh harus mencukupi
kebutuhan buruh itu beserta keluarganya. (#71)
ii. Kondisi setiap bisnis swasta dan kondisi pemiliknya harus juga
diperhitungkan dalam penataan skala upah. (#73)
iii. Skala upah harus dipantau dengan kesejahteraan ekonomi
seluruh rakyat. Suatu skala upah terlalu rendah atau tinggi
menyebabkan pengangguran. Kesempatan kerja harus
disediakan bagi semua orang. (#74)
lusius-sinurat.com 10
11. 5. Memperbaiki Tatanan Sosial (#78-89)
Pembagian harta milik secara benar dan pengupahan yang adil
berkaitan langsung dengan orang-perorangan dan hanya secara
tidak langsung dengan tatanan sosial. QA menyatakan, pembaruan
tatanan sosial melibatkan Negara.(#78)
QA menegaskan bahwa kegiatan apapun yang dapat dilaksanakan dengan
baik oleh kelompok-kelompok kecil biarlah tetap dilaksanakan oleh
kelompok-kelompok itu dan bukan dipusatkan kepada Negara.(#79-80)
Adalah tanggung jawab Negara untukmengakhiri konflik dan memajukan
keselarasan hubungan antarkelas dalam masyarakat.(#81) Salah satu cara
adalah dengan membentuk kelompok-kelompok vokasional yang
menghimpun orang-orang, bukan menuntut kedudukan yang dipegangnya
dalam pasar tenaga kerja, melainkan menurut karya yang dibuatnya dalam
masyarakat. Kegiatan-kegiatan kelompok harus demi kesejahteraan
umum.(#84)
Prinsip penuntun bagi ekonomi bukanlah persaingan bebas atau
penguasaan ekonomis. Prinsip-prinsip itu haruslah keadilan sosial dan
cinta kasih sosial. Lembaga-lembaga ekonomi harus diresapi semangat
keadilan.(#88-89)
QA menyerukan pula kerja sama ekonomi Internasional. (#89)
lusius-sinurat.com 11
12. C. PerubahanDalamSosialismeSejakLeoXIII
1. Perubahan-perubahan dalam Kapitalisme (#105-109)
Kapitalisme telah menyebar luas. Hasil alamiah persaingan bebas
adalah pemusatan kekayaan dan kekuasaan di tangan segelintir
orang.(#105-107)
Pemusatan kekuasaan ini mengakibatkan tiga bentuk perjuangan
demi mencapai penguasaan (#108):
i. di bidang ekonomi itu sendiri,
ii. untuk pengawasan terhadap negara, dan
iii. di antara negara-negara
Kediktaktoran ekonomis telah mengambil alih persaingan bebas.
Perpaduan ekonomi dan kekuasaan sipil menjadikan negara sebagai
budak nafsu dan kerakusan.(#109)
2. Perubahan-perubahan dalam dua kubu(#112-113)
Komunisme-yang mendukung kekerasan dan penghapusan milik
pribadi.(#112)
Sosialisme-yang mengecam penggunaan kekerasan fisik dan
memperlunak larangan atas hak milik pribadi. (#113)
lusius-sinurat.com 12
13. #5 Simpulan
Tidak mungkin tercapai kompromi antara sosialisme dan
iman Kristiani.(#116) Sebabnya pandangan Sosialisme
tentang manusia sangat berbeda dengan pandangan
Kristiani.(#117-118)
Kekacauan dasyat dunia modern berakibat bencana jiwa-
jiwa. Karena dosa asal, manusia dapat dengan mudah
tersesat. Kehausan akan kekayaan dan barang milik yang
fana, mendorong pria dan wanita meretakkan hukum Allah
dan menginjak-injak hak-hak sesamanya.(#130-135)
Oleh karena itu, Pembangunan Kembali Tatanan Sosial
haruslah diawali dengan pembaruan semangat kristiani
berhadapan dengan perubahan pribadi. Prinsip-prinsip
pembangunan kembali tatanan sosial adalah:
Kehidupan ekonomi harus berinspirasikan semangat
Kristiani dan prinsip-prinsip Injil. (#137)
Cinta Kasih dan amal kasih harus memperkokoh
keadilan. Karena hanya keadilan yang dapat
menyingkirkan sebab perselisihan sosial, tetapi tak
pernah dapat menghasilkan perpaduan hati dan
pikiran.(#137)
lusius-sinurat.com 13
14. 4. Gereja tidak mempunyai
pilihan selain menanggapi
persoalan sosial-ekonomi karena
melibatkan isu-isu moral.
5. Urusan ekonomi tidak
seharusnya hanya dibiarkan pada
persaingan bebas.
2. Perbaikan tatanan sosial
menuntut kerja sama terpadu di
antara semua pihak terkait
Gereja, Negara, dan Pekerja.
1. Kita terpanggil untuk
memperbaiki tatanan sosial dan
menyempurnakannya menurut
perintah Injil.
#5 PrinsipPenuntun
3. Tatanan sosial yang adil hanya
dapat dibangun di atas tatanan
moral baru.
lusius-sinurat.com 14