Keluarga memainkan peran penting sebagai "Gereja Rumah Tangga" dengan bertugas mewartakan iman, berdoa bersama, dan mendidik anak-anak dalam iman. Orang tua bertanggung jawab mendidik anak-anak dalam iman dan moral, termasuk pendidikan seksualitas yang sehat. Tantangan utama adalah orang tua yang sibuk bekerja sehingga sulit mendidik anak, namun diperlukan contoh hidup yang baik dan penanaman nil
2. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri
(Bdk. Matius 22:37-39).
Untuk itu, Pergilah! Kamu diutus!”
3. TUJUAN, Agar Calon Pasutri mampu:
1. memahami peran keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica)
2. memahami tentang 5 pilar tugas Gereja
3. memahami & mempraktekkan tentang keluarga sebagai persekutuan Iman, Kasih
dan Pengharapan.
4. memahami & mempraktekkan perutusan keluarga dalam bidang Kenabian,
Pengudusan, dan Rajawi.
5. memahami tentang pentingnya pendidikan iman dan moral kepada anak-anak
4. PERAN KELUARGA
Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica)
Gereja Kecil, merupakan pusat iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus
diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebajikan dan cinta kasih Kristus.
Maka keluarga ambil bagian dalam 5 (lima) tugas Gereja:
1. Persekutuan (Koinonia)
Keluarga adalah ‘persekutuan seluruh hidup’ (consortium totius vitae) antara seorang laki-laki
dan seorang perempuan berdasarkan perjanjian antara kedua pihak dan diteguhkan melalui
kesepakatan perkawinan.
2. Liturgi (Leiturgia)
Kepenuhan hidup Katolik tercapai dalam sakramen-sakramen dan hidup doa.
Suami-istri mempunyai tanggungjawab membangun kesejahteraan rohani dan
jasmani keluarganya, dengan doa dan karya.
3. Pewartaan Injil (Kerygma)
Keluarga mengambil bagian dalam mewartakan Injil. Tugas itu dilaksanakan terutama dengan
mendengarkan, menghayati, melaksanakan, dan mewartakan Sabda Allah.
5. 4. Pelayanan (Diakonia)
Keluarga merupakan persekutuan cinta-kasih, maka keluarga dipanggil untuk mengamalkan
cinta-kasih itu melalui pengabdiannya kepada sesama. Pelayanan keluarga hendaknya
bertujuan untuk memberdayakan mereka yang dilayani, sehingga mereka dapat mandiri.
5. Kesaksian Iman (Martyria)
Keluarga hendaknya berani memberi kesaksian imannya baik melalui perkataan
maupun perbuatan, serta siap menanggung resiko yang muncul dari imannya itu.
Keluarga sebagai Persekutuan Iman, Kasih dan Pengharapan
Selain 5 pilar tugas Gereja, keluarga juga merupakan Persekutuan Iman, Persekutuan Kasih,
dan Persekutuan Pengharapan. Peran keluarga Katolik adalah menjadi persekutuan yang
menguduskan, di mana orang belajar menghayati kelemahlembutan, keadilan, belaskasihan,
kasih sayang, kemurnian, kedamaian, dan ketulusan hati.
6. Sharing, Pengalaman
- Pengalaman iman berkeluarga (pacaran, menikah, punya
anak), bagaimana menghadirkan Allah dalam hidup
berkeluarga?
7. PERUTUSAN KELUARGA
“Gereja Kecil” ini yang telah menerima Sakramen Baptis, maka telah memiliki tiga martabat
Kristus, yakni sebagai Imam, Nabi dan Raja. Keluarga Katolik juga ambil bagian dalam Tugas
Perutusan Gereja, yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) bagian, yakni:
a. Imam (Pengudusan)
Sebagai Gereja kecil, keluarga juga merupakan persekutuan kaum
beriman yang dibentuk, disatukan dan dikuduskan oleh Roh Kudus.
b. Nabi (Pewartaan)
Di tengah masyarakat yang berhadapan dengan nilai-nilai yang
berseberangan dengan Injil, keluarga Katolik diutus untuk mewarta-
kan nilai-nilai Injil (kasih setia, pengampunan dan pengorbanan).
c. Raja (Pelayanan)
Kristus adalah raja yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Maka
keluarga Katolik juga diutus untuk melayani sesama anggota keluarga dan masyarakat sekitar.
8. Bagaimana dengan pendidikan anak-anak ??
Apa yang dapat kita perbuat pada masa kini dan akan datang untuk membentuk manusia
dan masyarakat Indonesia baru yang lebih berkualitas dan berbudaya, terbebaskan dari
hal-hal yang bersifat kontradiktif serta tidak rasional seperti tersebut diatas?
Kita percaya bahwa usaha seperti itu bukanlah terjadi secara cepat dan instant. Upaya ini
harus dilakukan melalui suatu proses panjang, tahap demi tahap, karena menyangkut
tuntutan akan perubahan mendasar dalam banyak hal, antara lain mentalitas, cara
berfikir, cara bersikap, cara berperilaku, dll.
10. Tugas Pendidikan ini berakar dalam panggilan luhur
Kehidupan Berkeluarga Suami-Istri, yakni ikut berperan serta dalam
Karya Penciptaan Tuhan.
Tidak hanya secara Kuantitatif – namun secara Kualitatif (melalui
Pendidikan)
11. PENDIDIKAN ANAK-ANAK
Anak-anak adalah masa depan Gereja dan sekaligus wajah keluarga Katolik.
Pendidikan sangat penting, baik secara perorangan maupun bersama masyarakat.
Tujuan pendidikan adalah pembinaan pribadi manusia menuju kedewasaan,
sehingga dapat menyumbangkan nilai-nilai yang baik demi kesejahteraan
masyarakat.
Orangtua adalah pendidik dan pewarta iman pertama dan utama bagi anak-anak.
(bdk. “Apostolilicam Actuositatem” – AA 11). Maka peran orangtua dalam hal ini
tak tergantikan oleh siapa pun (St. Thomas Aquino, Summa Contra Gentiles IV. Art.
58).
Pendidikan meliputi berbagai aspek
kehidupan, baik secara fisik, mental,
kultural, moral, maupun
religio-spiritual.
12. Tantangan di bidang Pendidikan saat ini adalah pendidikan formal cenderung
menekankan pada kemampuan intelektual dan hasil akhir, sehingga kurang
memperhatikan kemampuan lain beserta prosesnya. Misalnya: sikap kepekaan,
solidaritas dan nilai-nilai kemanusiaan, serta kehidupan beriman.
Melihat situasi pendidikan yang memprihatinkan, Gereja mengingatkan:
- Orangtua tetap bertanggungjawab dan berkewajiban untuk memberikan
Pendidikan Iman dan Moral kepada anak mereka
- Keluarga Katolik perlu membangun kerjasama dengan lembaga
pendidikan lain seperti Sekolah, Gereja, dan Masyarakat
- Keluarga memilih lembaga pendidikan Katolik
sebagai lembaga yang dipercaya untuk
pendidikan berkualitas bagi anak-anak.
13. Sejak dini keluarga harus memperhatikan Pendidikan Iman dan Moral
(Etika), karena keluarga adalah Sekolah Nilai Kemanusiaan dan Iman Katolik.
a. Pendidikan Iman
Salah satu aspek Pendidikan Iman adalah pemberian dan pengembangan
pengetahuan iman, bersumber pada Kitab Suci, Katekismus, Dokumen Gereja,
dan Buku Katekese. Iman dirayakan, disyukuri, dan dipupuk terutama melalui
doa dan ibadat (liturgis dan devosional).
1) doa pribadi dan doa bersama
2) mengikuti perayaan liturgi
3) membaca dan merenungkan Kitab Suci
4) ikut aktif dalam kelompok pembinaan iman
5) ikut ambil bagian dalam kegiatan rekoleksi,
retret, ziarah, dsb.
14. b. Pendidikan Moral atau Etika
Pendidikan Moral berarti upaya untuk membawa seseorang untuk hidup dan
berperilaku baik. Pendidikan moral dapat dimulai dengan melatih suara hati,
kebebasan, tanggungjawab dan norma-norma moral.
Kita juga perlu ingat beberapa hal yang harus diketahui dalam pendidikan
Katolik, diantaranya seksualitas, solidaritas, keadilan, kejujuran, pluralisme,
toleransi, kepekaan, sikap menolak kekerasan, pengampunan, dan cinta kepada
lingkungan (pendidikan nilai).
Pendidikan Moral Bertujuan:
Agar anak mampu hidup menurut norma yang ada dalam
masyarakat (norma sosial, norma agama), serta dapat
membedakan mana yang baik/buruk, mana yang benar/salah,
dan bertindak sesuai dengan pilihan bebas suara hatinya.
15. c. Pendidikan Seksualitas untuk Anak
Seksualitas merupakan bidang kehidupan yang penting dari setiap orang.
Untuk anak-anak, pemahaman dan pendidikan seksualitas sebaiknya diberikan
dalam rangka pendidikan cinta kasih. Karena cinta kasih, maka kita menghargai
orang-orang yang berbeda jenis kelamin dengan kita.
Nilai Seksualitas
- Dalam pendidikan seksualitas ini orangtua tidak bertindak sebagai guru seks,
melainkan sebagai pribadi yang menciptakan suasana dalam rumah. Sehingga
anak dapat bertindak dan berperilaku baik, sopan, sebagai pria atau wanita,
yang akhirnya akan dapat menerima orang lain apa adanya.
- Mengingat ada keterkaitan yang erat antara dimensi seksual dengan norma
susila, orangtua juga harus menanamkan ttg. norma yang benar di masyarakat.
16. Nilai-Nilai Lain Dalam Kehidupan Keluarga
Dalam hidup personal, sosial maupun hidup meng-Gereja, anak-anak
perlu dididik dan diteladani dalam berbagai NILAI-NILAI :
SIKAP SOSIAL
* Solidaritas
* Keadilan
* Kejujuran
* Kepekaan
* Penolakan Kekerasan
* Pengampunan
SIKAP KEMAJEMUKAN
KeBhinekaan: suku, budaya, agama
* Sikap Toleran
* Dialog Kehidupan
* Pribadi 100% Katolik & 100%
Indonesia
SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
* Cinta Lingkungan Hidup (Ekologi)
- kebersihan, hemat air & listrik, R4 (Reduce, Reuse,
Recycle, Replace), kurangi penggunaan plastik,
- belajar menanam pohon dan berkebun, dll.
17. Hak dan kewajiban orangtua untuk mendidik anak
mempunyai beberapa ciri:
- yakni bersifat hakiki karena berhubungan dengan penerusan hidup
- keistimewaan hubungannya yang khas dan alami dengan anak-anaknya
- tidak tergantikan dan tidak dapat diambil alih oleh orang lain
- peranan lembaga/instansi lain seperti sekolah yang
perlu untuk penyelenggaraan pendidikan.
18. Kendala dan Tantangan di Jaman Now
1. Orangtua sibuk bekerja sehingga sulit menanamkan nilai-nilai
2. Orangtua tidak mampu memberi contoh yang baik
3. Orangtua hanya melihat uang atau harta sebagai nilai tertinggi dalam hidup
4. Pengaruh media massa, baik cetak maupun elektronik, bagi pendidikan nilai.
19. TIPS UNTUK KELUARGA
1. Tanamkan nilai-nilai dasar kehidupan manusia kepada anak-anak dengan
contoh konkret hidup kita sendiri.
2. Ajarkan perilaku moral kepada anak-anak dengan memberi teladan moral.
3. Ciptakan suasana rumah yang hangat, saling mencintai, akrab, terbuka dan
saling mendukung.
Terima kasih
Tuhan memberkati
20.
21. Sharing, Pengalaman
- Pengalaman aktif di gereja dan di lingkungan masyarakat?
- Pengalaman tentang bagaimana mendidik dan menanamkan
nilai-nilai yang mendasar pada anak dalam keluarga?
22. LEMBAR KERJA
1. Pertanyaan diskusi/sharing:
Praktik/pengalaman baik apa yang pernah dialami pada masa
kecil dalam keluarga terkait dengan pembelajaran iman?
Kisahkan contoh-contoh yang diberikan oleh orang tua supaya
saya bertumbuh dalam iman Katolik dan pengamalannya.
2. Catatan untuk Peserta (Pengendapan):
Apa yang saya dapat dari pembahasan sesi
“Peran dan Perutusan Keluarga”