Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian dan budaya. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep emik dan etik dalam budaya, perbedaan pendekatan ideografik dan nomotetik dalam memahami kepribadian, serta aktualisasi diri sebagai proses mengembangkan potensi diri secara maksimal.
1. BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
pertemuan 14
Kepribadian dan Budaya
3. • Definisi
• Asal kata budh- budhi- budhaya dalam bahasa
sansekerta yang berarti akal.
• Kebudayaan = Hasil pemikiran atau akal manusia.
• Kebudayaan = Budi dan daya.
• Budi = Akal = yang merupakan unsur rohani dalam
kebudayaan,
• Daya = Perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani,
• Kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan
ikhtiar manusia.
4. Definisi Budaya
• Budaya adalah sekumpulan sikap,
nilai, keyakinan, dan perilaku yg
dimiliki bersama oleh sekelompok
orang, yang dikomunikasikan dari
satu generasi ke generasi berikutnya
lewat bahasa atau beberapa sarana
komunikasi lain.
• Jadi dalam pengertian budaya di atas,
bukan berarti orang dgn bangsa
Indonesia, misal, harus menganut
budaya indonesia (yang lebih dikenal
dgn budaya timur).
• Tidak menutup kemungkinan orang yg
tinggal dan hidup di Indonesia tetapi
menganut sikap, nilai dan keyakinan-
keyakinan dari negeri barat.
5. Definisi Budaya
• Budaya tidak harus berakar dalam biologi. Dengan kata lain,
budaya tidak sama dengan ras.
• Memang benar bahwa orang dgn warisan ras yg sama secara
umum mengalami proses sosialisasi yg sama, dan
enkulturisasi dgn cara yang mirip. Namun juga benar bahwa
ras tidak harus berkorespondensi satu lawan satu dgn
budaya.
• Terlahir dalam suatu ras (bangsa) tertentu tidak berarti harus
mengadopsi budaya yang secara stereotip tipikal khas ras
tersebut.
6. Definisi Budaya
• Budaya juga bukan kebangsaan (nasionalitas).
• Bila seseorang berasal dari korea, misalnya, belum
tentu ia akan bertindak sesuai dgn budaya dominan
korea atau sesuai dgn stereotip orang korea.
• Seperti halnya budaya tidak harus sesuai dgn ras atau
stereotip rasial, budaya juga tidak harus sesuai dgn
kebangsaan atau kewarganegaraan.
• Dalam pengertian ini, budaya merupakan
suatu konstruk individual-psikologis
sekaligus suatu konstruk sosial-makro.
• Artinya, sampai batas tertentu, budaya
ada di dalam masing-masing diri kita
secara individual sekaligus ada sebagai
konstruk sosial-global.
7. Konsep Emic dan Etic
• Etik dan emik = Kedua istilah yg sangat terkait
dengan keuniversalan/ kekhasan budaya
pengetahuan dan kebenaran.
• Etik mengacu pada temuan-temuan yg tampak
konsisten atau tetap diberbagai budaya, dgn kata
lain sebuah etik mengacu pada kebenaran atau
prinsip yang universal.
• Emik sebaliknya, mengacu pada temuan-temuan yg
tampak berbeda untuk budaya yang berbeda, dgn
demikian emik mengacu pada kebenaran yg bersifat
khas budaya (specific culture).
8. Konsep Emic dan Etic
• Jika kita mengetahui sesuatu tentang
perilaku manusia dan menganggapnya
sebagai kebenaran, dan hal itu adalah
suatu etik (universal), maka kebenaran
tersebut adalah kebenaran bagi semua
orang dari budaya apapun.
• Kemudian jika yang kita ketahui tentang
perilaku manusia ternyata adalah suatu
emik (bersifat khas budaya), maka apa
yang kita anggap kebenaran tersebut
belum tentu merupakan kebenaran bagi
orang dari budaya lain. Kebenaran dalam
hal ini adalah hal yg relatif bukan absolut.
9. Konsep Emic dan Etic
• Secara umum, sebagian besar ahli
Psikologi Lintas Budaya sepakat bahwa
jumlah emik sama dengan, atau bahkan
lebih banyak dari etik. Artinya, orang dari
budaya yg berbeda menemukan cara yg
berbeda dalam kebanyakan aspek perilaku
manusia.
• Setiap budaya berevolusi dengan cara
khasnya masing-masing untuk menangani
perilaku manusia dgn gaya yg paling
efisien dan sesuai agar sukses bertahan
hidup. Cara-cara ini akan berbeda
tergantung pada kepadatan penduduk,
ketersedian makanan dan sumber-sumber
lain, dst.
10. Konsep Emic dan Etic
• Adanya banyak emik, atau perbedaan
kultural bukan sesuatu yg problematis.
• Namun, permasalahan secara potensial
akan muncul ketika kita mencoba
menafsirkan alasan yg mendasari atau yg
menyebabkan adanya berbagai perbedaan.
• Hal itu terjadi karena setiap orang memiliki
budaya yg berbeda-beda, untuk itu kita
cenderung melihat sesuatu dari kacamata
latar belakang budaya kita sendiri.
• Tidak jarang jika kita sering menarik
kesimpulan mengenai perilaku orang lain
berdasarkan keyakinan atau budaya kita.
Maka dari itu penafsiran kita tentang
perilaku orang lain dapat sangat melenceng
11. Perbandingan Konsep Idiografik dan Nomotetik
dalam Konsep Kepribadian
• Idiografik (dieja ideografik) = dari kata Yunani =
“Pemisahan” atau “pembeda”.
• Ia menghubungkan pendekatan individualistik/
unik dalam ilmu dan biasanya berlawanan dgn
istilah Nomothetic yg mengacu pada hukum
umum ilmiah alam.
• Dalam psikologi kepribadian, idiografik dan
nomotetik dideskripsikan seperti dikotomi.
• Penelusuran selanjutnya berkaitan dengan hal
ini dan uniformitas ditemukan dan dirumuskan
akhirnya dalam berbagai cara seperti korelasi,
matematis, struktur, deskriptif, dan analitis.
12. Perbandingan Konsep Ideografik dan
Nomotetik dalam Konsep Kepribadian
• Pendekatan ideografis = Seseorang hanya
dapat memahami kenyataan sosial melalui
pencapaian pengetahuan langsung dari
pelaku atau orang yang terlibat dalam
peristiwa sosial.
• Pendekatan ini menekankan analisisnya
secara subyektif dgn cara masuk ke dalam
keadaan dan melibatkan diri dalam
kehidupan sehari-hari.
• Hubungan langsung sedekat mungkin dgn
memahami sejarah hidup dan latar-
belakang para pelaku sangat penting
dalam pendekatan ini.
• Masalah yg diteliti dibiarkan muncul apa
adanya.
13. • Pendekatan ideografis, Lanjutan ..
• Pendekatan ideografik menekankan
pada analisis terhadap hal subjektif yg
dihasilkan melalui keterlibatan situasi
dan keterlibatan diri dalam arus
kehidupan sehari-hari.
• Analisis rinci tentang wawasan yang
dihasilkan oleh pertemuan tersebut
dengan sebuah subjek dan
pengungkapan wawasan dalam buku
harian, biografi dan catatan jurnalistik.
• Metode ideografik menekankan
pentingnya membiarkan seorang subjek
mengungkap sifat dan karakteristik
selama proses penyelidikan.
14. Perbandingan Konsep Ideografik dan
Nomotetik dalam Konsep Kepribadian
• Pendekatan Nomotetis mementingkan
adanya seperangkat teknik dan tata cara
sistematik dalam penelitian, seperti
metode ilmu alam dgn mengutamakan
proses pengujian hipotesa dgn dalil-dalil
yg baku.
• Pendekatan nomotetis untuk ilmu sosial
meletakkan penekanan pada pentingnya
mendasarkan penelitian pada protokol
dan teknik yang sistematis.
• Cara ini juga mengutamakan teknik-teknik
kuantitatif untuk menganalisis data.
Survei, Kuesioner/ angket, tes kepribadian
dan alat-alat baku yang sering digunakan
dalam metodologi nomotetis.
15. Trait Universal
• Raymond Bernard Cattell adalah seorang
peneliti yg minat besarnya pada metode
kuantitatif tidak mempersempit spektrum
perhatiannya terhadap data dan masalah
psikologis.
• Baginya analisis faktor merupakan alat untuk
menjelaskan berbagai masalah yg semuanya
telah disusun dalam suatu kerangka
sistematis.
• Teorinya merupakan suatu usaha penting
dalam rangka menyatukan dan menyusun
temuan-temuan dari berbagai penelitian
analisis faktor tentang kepribadian
• Pandangannya dapat disebut “teori sifat”
(trait theory) dan mirip dengan Kurt Lewin
karena kemampuannya menerjemahkan ide-
ide psikologis ke dalam rumusan matematis
yg jelas.
16. Trait Universal
• Cattell dan Henry Murray memiliki
pandangan yg luas tentang kepribadian dan
telah mengembangkan sistem teoretis yg
luas dan padat mencakup banyak jenis
variabel yang berbeda.
• Kedua teoritikus menekankan konstruk
motivasi: Murray menyebut “needs”
(kebutuhan-kebutuhan), sedang Cattell
menyebut “dynamic traits” atau sifat-sifat
dinamik: keduanya banyak menggunakan
perumusan psikoanalitis; dan memberikan
status teoretis yg sistematik pada
lingkungan maupun pada sang pribadi.
17. Trait Universal
• Kepribadian sebagai struktur sifat-sifat (traits)
yg kompleks dan terdiferensi yg motivasinya
sebagian besar tergantung pada salah satu
gugus dari sifat-sifat ini, yg disebut dynamic
traits atau sifat-sifat dinamik.
• Sifat-sifat merupakan yang terpenting dari
konsep Cattell, sifat adalah “struktur mental”,
suatu penyimpulan yg didasarkan pada
tingkah-laku yg dapat diobservasi untuk
menjelaskan keteraturan atau regularitas atau
konsistensi dalam tingkah-laku.
• Fokusnya adalah pembedaan antara surface
traits atau sifat-sifat permukaan, yakni gugus
variabel yg nampak atau terbuka dan yg seperti
saling berhubungan dan source traits atau
sifat-sifat sumber, yakni variabel dibalik layar,
yang menentukan berbagai manifestasi pada
permukaan.
18. Inner-directed dan Outer-directed persons
• Standford Research Institute (SRI) mengembangkan program yg
disebut VALS1 (value, attitude and life style 1) untuk mengukur
gaya hdup ditinjau dari aspek nilai cultural, yaitu:
1. Outer directed yang merupakan gaya hidup konsumen yg jika
membeli suatu produk harus sesuai dgn nilai-nilai dan norma
tradisional yang telah terbentuk.
2. Inner directed, yaitu konsumen yg membeli produk untuk
memenuhi keinginan dalam dirinya untuk memiliki sesuatu dan
tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang
berkembang.
19. Inner-directed dan Outer-directed persons
1. Kelompok Outer-Directed
• Berfokus pada apa yg diperlukan oleh
orang lain dan menyesuaikan hidup
mereka pada hal-hal yg nyata, berwujud,
dan materialistik.
a. Belongers - Orang Amerika kelas
menengah. Kebanyakan kulit putih,
pendapatan menengah, dan setengah
baya atau tua. Mereka menghargai
keluarga, tempat ibadah, dan negara.
b. Emulators - Berusaha keras dgn
semangat untuk lebih maju dgn
mencontoh achievers. Sangat ambisius,
tetapi lebih suka berbelanja daripada
menabung.
c. Achievers - Kaya, berpendapatan tinggi,
pekerja profesional bebas, konservatif.
20. Inner-directed dan Outer-directed persons
2. Kelompok Inner-Directed
• Berfokus pada masalah dari dalam diri
mereka, mereka berusaha mencari tugas-
tugas dengan keterlibatan yang intensif.
a. Kelompok I-Am-Me - Muda, belum menikah,
dan dicirikan dgn perubahan dalam hal
emosi, perasaan, dan sudut pandang,
antusias, nekat, dan menyukai ide-ide baru
serta posesif.
b. Experiantials - Sangat terlibat dalam
aktivitas, seperti keributan, hedonisme atau
olahgara. Mandiri, percaya diri, dan inovatif.
Berpendapatan sedang dan berumur 20
tahun keatas.
c. Societally conscious - Kelompok yg kecil,
berhasil, matang, dan liberal mengenai isu-
isu masyarakat. Inner-directed ekuivalen
dengan achievers.
21. Aktualisasi Diri
• Aktualisasi diri = Kebutuhan naluriah pada
manusia untuk melakukan yang terbaik
dari yang dia bisa.
• Maslow = Proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi
psikologis yang unik.
• Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi
oleh pengalaman dan oleh belajar
khususnya dalam masa anak-anak.
• Aktualisasi diri akan berubah sejalan dgn
perkembangan hidup seseorang. Ketika
mencapai usia tertentu (adolensi)
seseorang akan mengalami pergeseran
aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis
• Aktualisasi diri = Perkembangan yang
paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan
semua kualitas dan kapasitas.
22. Kriteria Untuk Aktualisasi Diri
• Kriteria orang-orang yang mengaktualisasi
diri antara lain:
1. Mereka bebas dari psikopatologi atau
penyakit psikologis.
2. Orang-orang yang mengaktualisasi diri ini
telah menjalani hirarki kebutuhan.
3. Kriteria ketiga mengenai aktualisasi diri yg
diungkapkan Maslow adalah bahwa orang-
orang tersebut menjunjung nilai-nilai B
“being” (kehidupan) - Ini merupakan
indikator dari kesehatan psikologi.
4. Kriteria terakhir untuk mencapai aktualisasi
diri adl menggunakan seluruh bakat,
kemampuan, potensi, dan lainnya.
(individu yg mengaktualisasi diri dalam
daftarnya memenuhi kebutuhan mereka
untuk tumbuh, berkembang, dan semakin
menjadi apa yang mereka bisa).
23. Sifat-Sifat Orang Yang Mencapai Aktualisasi Diri
1. Berorientasi secara Realistik
2. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan
diri sendiri
3. Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran
4. Memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri
sendiri
5. Memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi
6. Berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial
dan fisik
7. Apresiasi yang senantiasa segar
8. Mengalami pengalaman-pengalaman puncak (peak
experiences)
9. Minat sosial
10.Hubungan antar-pribadi yang kuat
11.Struktur watak demokratis
12.Mampu mengintegrasikan sarana dan tujuan
13.Selera humor yang tidak menimbulkan permusuhan
14.Sangat kreatif
15.Menentang konformitas terhadap kebudayaan
24. Sains dan Kolektivisme
• Subjek dari budaya kolektifisme menggunakan
kualitas ketimbang keadilan,tetapi hal ini
bukan kasus untuk subjek dari budaya yang
lebih individualistic.
• Kolektifistik menunjukkan perilaku keadilan
hanya kepada para anggota ”kelompok-dalam”
sedangkan kepada “kelompok-luar” perilaku
mereka sama dgn subjek pada budaya-budaya
individualistic.
• Kolektivisme dan kolektivis Kolektivisme
adalah pola sosial yg menempatkan nilai
tertinggi pada kepentingan kelompok. Ketika
tujuan pribadi bertentangan dgn norma-norma
kelompok, kolektivis cenderung sesuai dgn
norma-norma kelompok.
25. Bahasa dan Kepribadian
• Dua pengertian bahasa:
1. Pertama, bahasa adalah alat yg dipakai
untuk membentuk pikiran dan perasaan,
keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat
yg dipakai untuk mempengaruhi dan
dipengaruhi.
2. Kedua, bahasa adalah tanda yg jelas dari
kepribadian yg baik maupun yg buruk,
tanda yg jelas dari keluarga dan bangsa,
tanda yg jelas dari budi kemanusiaan.
• Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan
terbentuk oleh proses sosialisasi.
• Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang
untuk melakukan tingkah-laku sosial tertentu, baik berupa
perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.
• Kepribadian memiliki banyak arti, Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
26. Hubungan Bahasa dengan Pengembangan
Kepribadian
• Pengalaman berbahasa yang amat
berharga dalam pengembangan
kepribadian ini kemudian dikukuhkan
dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa
bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
• Penegasan ini menunjukkan kedudukan
dan fungsi yang bersifat formal.
• Sebagai bahasa negara, bahasa ini harus
digunakan dalam berbagai komunikasi
resmi.
• pengajaran bahasa bertujuan agar pelajar
memahami konsep penulisan ilmiah dan
menerapkannya dalam penulisan karya
ilmiahnya.
27. Hubungan Bahasa dengan Pengembangan
Kepribadian
• Orang yg menguasai bahasa nasional secara
aktif dan pasif akan dapat mengekspresikan
pemahaman dan kemampuan dirinya secara
sistematis, logis dan lugas.
• Hal ini dapat menandai kemampuan
mengorganisasi karakter dirinya yg terkait dgn
potensi daya pikir, emosi, keinginan, dan
harapannya. Yang kemudian diekspresikan
dalam berbagai bentuk artikel, proposal proyek,
penulisan laporan, dan lamaran pekerjaan.
• orang yg menguasai bahasa nasionalnya dgn baik akan mampu
memahami konsep-konsep, pemikiran, dan pendapat orang lain.
• Kemampuan ini akan dapat mengembangkan karakter dan
kepribadiannya melalui proses berpikir sinergis, yaitu kemampuan
menghasilkan konsep baru berdasarkan pengalaman yang sudah
dimilikinya bersamaan dgn pengalaman yang baru diperolehnya.
28. Hubungan Bahasa dengan Pengembangan
Kepribadian
• Untuk mewujudkan kecerdasan dan
kepribadian, mahasiswa dibekali
keterampilan berbahasa yg secara alami
diawali dgn pemahaman fungsi bahasa
sebagai sarana komunikasi dalam berbagai
ragam kebahasaan.
• Selanjutnya, mahasiswa dibekali
keterampilan bagaimana mendapatkan ide
ilmiah mengorganisasikan dgn kerangka
karangan sebagai kerangka berfikir, dan
mengekspresikannya dgn ejaan yg benar,
pilihan kata yg tepat, kalimat yg efektif, dan
paragraf yg benar dalam sebuah karangan.
• Untuk menyempurnakan karangan tersebut,
mahasiswa dibekali pengetahuan dan
keterampilan menyunting naskah.