Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sikap dan pengembangannya. Sikap didefinisikan sebagai kesediaan untuk bereaksi secara positif atau negatif terhadap suatu objek, yang terdiri atas komponen kognitif, afektif, dan konatif. Sikap dapat berubah melalui pengalaman dan pembiasaan, namun cenderung tetap. Dokumen ini juga membahas metode pengukuran sikap, baik secara langsung ma
3. Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu isyarat yang dipancarkan kepada
orang lain, untuk menunjukkan bagaimana kita
mengelola diri, orang lain, pekerjaan, waktu, masalah,
situasi yang dapat dilihat dan dibaca orang lain melalui
tindakan, ucapan, perbuatan atau perilaku kita sehari-
hari.
4. Sikap terdiri dari 3 komponen pokok
1. 1 Keyakinan (Aspek Kognitif)
Komponen yang berisikan apa yang diyakini dan apa yang dipirkan orang
menngenai suatu objek sikap.
2. 1
Perilaku ( Aspek konotatif )
Bila orang menyenangi sesuatu objek, maka ada kecenderungan orang
akan mendekati objek tersebut dan sebaliknya.
3. 1
Perasaan ( Aspek Afekif )
Perasaan senang atau tidak senang adalah komponen yang penting dalam
pembentukan sikap.
5. Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000)
01 Mengidentifikasikan sikap sebagai
kesediaan untuk bereaksi (disposition to
react) secara positif (ravorably) atau
secara negatif (untavorably) terhadap
obyek – obyek tertentu.
Definisi sikap menurut para ahli
D.Krech dan R.S Crutchfield
(dalam Sears, 1999)
02 Berpendapat bahwa sikap sebagai
organisasi yang bersifat menetap
dari proses motivasional ,
emosional, perseptual, dan
kognitif mengenai aspek dunia
individu.
La Pierre (dalam Azwar, 2003)
03 Mendefinisikan sikap sebagai suatu pola
perilaku , tendensi atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam
situasi sosial, atau secara sederhana, sikap
adalah respon terhadap stimuli sosial yang
telah terkondisikan.
G.W Alport dalam (Tri Rusmi
Widayatun, 1999 :218)
04 Sikap adalah kesiapan
seseorang untuk bertindak.
6. Tri Rusmi Widayatun
05 Memberikan pengertian sikap adalah
“keadaan mental dan syaraf dari
kesiapan, yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua obyek dan situasi
yang berkaitan dengannya.
Jalaluddin Rakhmat ( 1992 : 39 )
06 • Sikap adalah kecenderungan
bertindak, berpersepsi,
berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi,
atau nilai
• Sikap mempunyai daya
penolong atau motivasi.
• Sikap lebih menetap.
• Sikap mengandung aspek
evaluatif:
• Sikap timbul dari pengalaman:
Sri Utami Rahayuningsih (2008)
07
• Berorientasi kepada respon
• Berorientasi kepada kesiapan respon
• Berorientasi kepada skema triadic
• Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif
maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis.
• Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek atau situasi
yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada
kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu
yang dipilihnya
8. Berarti manusia dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada suatu objek. Oleh karenanya
maka sikap terbentuk selama perkembangan individu yang bersangkutan. Karena terbentuk
selama perkembangan maka sikap dapat berubah, dapat dibentuk dan dipelajari. Namun
kecenderungannya sikap bersifat tetap.
Sikap terbentuk karena hubungan dengan objek-objek tertentu, melalui persepsi terhadap
objek tersebut.
Bila seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang maaka ia akan menunjukkan sikap
yang negatif pada kelompok orang tersebut.
Jika sikap sudah menjadi nilai dalam kehidupan seseorang maka akan berlangsung lama
bertahan, tetapi jika sikap belum mendalam dalam diri seseorang maka sikap relaatif dapat
berubah.
Sikap tidak dibawa
sejak lahir
Sikap selalu
berhubungan
dengan objek
Sikap dapat tertuju
pada satu objek dan
sekumpulan objek
Sikap itu dapat
berlangsung lama
atau sebentar
Sikap mengandung
perasaan atau
motivasi
Sikap terhadap sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif maupun negatif.
Sikap juga mengandung motivasi atau daya dorong untuk berperilaku.
10. 1. Sikap bukan pembawaan sejak lahir
2. Dapat berubah melalui pengalaman
3. Merupakan organisasi keyakinan-keyakinan
4. Merupakan kesiapan untuk bereaksi
5. Relatif bersifat tetap
6. Hanya cocok untuk situasi tertentu
7. Selalu berhubungan dengan subjek dan objek tertentu
8. Merupakan penilaian dari penafsiran terhadap sesuatu
9. Bervariasi dalam kualitas dan intensitas
10. Meliputi sejumlah kecil atau banyak item
11. Mengandung komponen kognitif, afektif dan konatif
Selanjutnya, Setyobroto (2004) merangkum batasan sikap dari berbagai ahli psikologi
sosial diantaranya pendapat G.W. Alport, Guilford, Adiseshiah dan John Farry, serta
Kerlinger yaitu :
11. Sesuai dengan pendapat serta sifat-sifat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
pengertian sikap sebagai organisasi keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek kognitif,
konatif dan afektif yang merupakan kesiapan mental psikologis untuk mereaksi dan bertindak
secara positif atau negatif terhadap objek tertentu. Dari definisi di atas dapat juga disimpulkan
bahwa sikap bukanlah pembawaan sejak lahir, sikap dapat berubah melalui pengalaman,
merupakan organisasi keyakinan, merupakan kesiapan untuk memberikan reaksi, relatif tetap,
hanya cocok untuk situasi tertentu, serta merupakan penilaian dan penafsiran terhadap
sesuatu.
13. Mengembangkan sikap merupakan bagian kecil namun penting untuk dilakukan oleh
mereka yang sedang berburu keberhasilan. Sebab sebuah keberhasilan tidak pernah
datang dengan sendirinya. Akan tetapi dilatar belakangi oleh palng tidak tiga faktor
utama, yang antara lain adalah: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Oleh karena sikap memegang peranan yang sangat menentukan dalam menggapai
keberha-silan, maka tidak berlebihan jikalau sejenak kita harus memusatkan
perhatian kita pada sikap. Dengan harpaan agar kita dapat mengembangkan sikap ke
arah yang jauh lebih baik lagi, supaya dengan sikap yang unggul keberhasilan boleh
menjadi milik kita! Oleh karenaattitude development (pengembangan sikap) akan
menjadi pokok pembahasan berserial guna membantu para pembaca agar dapat
mengembangkan sikap positip yang ada pada diri pembaca.
Metode Penelitian menurut Branscombe & Byron 2017
15. Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku
individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang
ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh
berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.
17. Pembentukan perilaku dengan konsidioning atau kebiasaan
Cara ini didasarkan atas teori belajar konsidioning yang
dikemukakan oleh Pavlov, Thorndike dan Skinner. Dengan cara
membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan,
akan terbentuklah perilaku tersebut.
18. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning,
pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian
(insight). Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu
belajar yang disertai dengan adanya pengertian, seperti yang
dikemukakan Kohler.
19. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau
contoh.
Jadi, perilaku itu dibentuk dengan cara menggunakan model
atau contoh yang kemudian perilaku dari model tersebut ditiru
oleh individu. Hal ini didasarkan atas teori belajar sosial (sosial
learning theory) atau observational learning theory yang
dikemukakan oleh Bandura
21. Secara Langsung
Secara Tidak
Langsung
subjek secara langsung dimintai pendapat
bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah
atau hal yang dihadapkan kepadanya.
Secara langsung yang tidak berstruktur
misalnya mengukur sikap dengan wawancara
bebas (free interview), dengan pengamatan
langsung atau dengan survey (misal public
opinion survey). Sedangkan secara langsung
berstruktur, yaitu dengan pengukuran sikap
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun sedemikian rupa dalam
suatu alat yang telah ditentukan, dan langsung
diberikan kepada subjek yang diteliti. Misal
pengukuran sikap dengan skala Bogardus,
Thurstone, dan Likert.
Pengukuran sikap dengan menggunakan tes.
Dalam hal ini dapat dibedakan tes proyektif dan non
proyektif. Tes proyektif adalah tes dimana kepada
subjek disajikan rangsangan yang relatif ambigius
(tidak jelas), dari cara subjek menanggapi
rangsangan tersebut, tester dapat menduga dan
menyimpulkan motif dan emosi yang melandasi
persepsinya. Misal : Tes Rho, TAT, CAT, Grafis.
Sedangkan tes non proyektif adalah tes dimana
disajikan stimulus yang cukup jelas. Tes non
proyektif berbentuk skala/inventari misalnya : EPPS,
16 PF.