CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
Penelitian
1. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum
tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifatpenemuan,pembuktian,pengembangan.
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasil penelitian tersebut untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Secara umum metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang
digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis, diantaranya metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dan
kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode tradisional dan metode baru,
metode positivistik dan metode postpositivistik, metode konfirmasi dan temuan, serta
metode scientific dan metode artistik.Walaupun kedua metode ini mempunyai
penamaan dan langkah-langkah yang berbeda tetapi metode ini tetap sistematis dan
tentunya membantu kita dalam melakukan sebuah penelitian.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagi berikut.
1. Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif.
2. Untuk mengetahui Populasi sampel (besaraqn, kriteria inklusi dan eklusi)
3. Untuk mengetahui tehnik sampling dan metode pengumpulan data
2. BAB II
ISI
A. Perbedaan Antara Penelitian Kuantitatif Dan Penelitian Kualitatif.
Untuk lebih memahami metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara
lebih mendalam, maka harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara
metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang
aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian itu sendiri.
1. Perbedaan Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan
kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan
yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan
nilai.
No Aksioma
dasar
Metode kuantitatif Metode kualitatif
1 Sifat realistis Dapat diklasifikasikan,
konkrit, teramati,
terukur
Ganda, holistic, dinamis,
hasil konstruksi dan
pemahaman
2 Hubungan
peneliti
dengan yang
diteliti
Independen supaya
obyektif
Interaktif dengan sumber
data supaya memperoleh
makna
3 Hubungan
variabel
Sebab- akibat / kausal Timbal balik/ interaktif
4 Kemungkinan
generalisasi
Cenderung membuat
generalisasi
Transferability (hanya
mungkin dalam ikatan
konteks dan waktu)
5 Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai-nilai yang
dibawa peneliti dan
sumber data
1.2 Perbedaan karakteristik
No Metode kuantitatif Metode kualitatif
1 Desain :
Spesifik, jelas, rinci Umum
3. Ditentukan mantap sejak
awal
Menjadi pegangan tiap
langkah
Fleksibel
Berkembang dan muncul
dalam proses penelitian
2 Tujuan :
Menunjukkan hubungan
antar variabel
Menguji teori
Mencari generalisasi yang
mempunyai nilai produktif
Menemukan pola hubungan
yang bersifat interaktif
Menemukan teori
Menggambar realitas yang
komplek
Memperoleh pemhaman
makna
3 Teknik pengumpulan data:
Kuesioner
Observasi dan wawancara
terstruktur
Participant observation
In depthinterview
Dokumentasi
tringulasi
4 Instrumen penelitian:
tes, angket, wawancara
terstruktur
instrumen yang telah
terstandart
peneliti sebagai instrumen
buku catatan, tape recorder,
camera, handycam, dll
5 Data :
kuantitatif
berbentuk nilai
hasil pengukuran variabel
yang dioperasikan dengan
menggunakan instrumen
deskriptif kualitatif
bentuk informasi dan
fenomena
dokumen pribadi,catatan
lapangan, ucapan, tindakan
responden, dokumen, dll
6 Sampel :
besar
representative
sedapat mungkin random
ditentukan sejak awal
kecil
tidak representative
purposive, snowball
berkembang selama proses
penelitian
7 Analisis :
setelah selesai
pengumpulan data
deduktif
menggunakan statistic
untuk menguji hipotesis
terus menerus sejak awal
sampai akhir penelitian
nduktif
mencari pola, model, tema dan
teori
8 Hubungan dengan responden :
4. berjarak, tanpa kontak
peneliti lebih tinggi
daripada responden
jangka pendek sampai
hipotesis dapat dibuktikan
empati, akrab supaya dapat
pemahaman yang mendalam
kedudukan sama
jangka lama sampai datanya
jenuh, dapat ditemukan
hipotesis atau teori
9 Usulan desain :
luas dan rinci
literature berhubungan
dengan masalah&variabel
yang diteliti
prosedur spesifik dan rinci
hipotesis dirumuskan
dengan jelas
ditulis secara rinci dan jelas
sebelum terjun ke lapangan
singkat, umum, bersifat
sementara
literature yang digunakan
bersifat sementara
prosedur bersifat umum
masalah bersifat sementara
dan akan ditemukan setelah
studi pendahuluan
tidak dirumuskan hipotesis,
tapi akan menemukan
hipotesis
focus ditetapkan setelah
memperoleh data awal di
lapangan
10 Kapan penelitian dianggap
selesai?
Setelah semua kegiatan
yang direncanakan dapat
diselesaikan
Setelah tidak ada data yang
dianggap baru/ jenuh
11 Kepercayaan terhadap hasil
peelitian:
Pengujian validitas dan
realibilitas instrumen
Pengujian kredibilitas
depenabilitas proses dan hasil
instrumen
1.3 Perbedaan proses penelitian
Riset kuantitatif Riset kualitatif
1.Identifikasi Masalah,
PemilihanMasalah,Perumusan
Masalah, dan Judul Riset
2. Tinjauan Pustaka
3. Kerangka Konseptual
1. Identifikasi Masalah,
PemilihanMasalah, Perumusan
Masalah, danJudul Riset
2. Tinjauan Pustaka
3. Identifikasi variable
5. 4. Hipotesis Riset
5. Klasifikasi dan Definisi
Operasional Variabel
6. Rancangan Riset
7. Penentuan Sampel
8. Pengumpulan Data
4. Informan (Subyek) Riset
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
7.InterpretasiHasilPembahasan
B. Populasi Sampel
Populasi adalah keseluruhan gejala/ satuan yang ingin diteliti. Batasan
populasi terdapat 3 kriteria yaitu isi, cakupan dan waktu. Sampel merupakan bagian
populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Kriteria sampel terdiri dari kriteria inklusi dan eklusi.
Kriteria inklusi merupakan menentukan sampling yang didasarkan atas
karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang
akan diteliti. Kriteria eklusi merupakan kriteria untuk menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi oleh karena berbagai
sebab antara lain:
Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun
interpretasi hasil.
Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan
Hambatan etis dimana dalam menentukan sampel ada hal-hal yang melanggar
aturan yang berlaku
Subjek menolak berpartisipasi.
Besaran sampel
Ada beberapa hal yang mempengaruhi berapa besar sampel harus diambil yaitu
1. Heterogenitas dari populasi
Semakin heterogen sebuah populasi, jumlah sampel yang diambilpun harus
semakin besar sehungga seluruh karakteristik populasi dapat terwakili.
2. Jumlah variable yang digunakan
6. Semakin banyak jumlah variable yang ada, jumlah sampel yang diambilpun harus
semakin besar. Hal ini mengingatkan adanya persyaratan pengujian hubungan.
Misalnya dengan chi square test of independent yang tidak memungkinkan
adanya sel dengan nilai yang diharapkan <1 yang dalam perhitungannya
dipengaruhi oleh besaran sampel.
3. Tehnik penarikan sampling yang digunakan
Jika menggunakan tehnik penarikan sampel acak sederhana, otomatis jumlah
sampel tidak terlalu berpengaruh dibandingkan dengan penbggunaan tehnik
penarikan sampel acak terlapis. Semakin banyak lapisan membutuhkan sampel
yang lebih besar.
Kriteria pemilihan sampel tergantung pada aspek akurasi dan presisi (ketelitian) yang
tinggi dari sampelnya, terdiri dari
1. keakuratan (akurasi)
Sampel yang akurat adalah bagaimana statistic sampel dapat mengestimasi
parameter populasi secara tepat dan akurasi berkaitan dengan tingkat keyakinan
(confident level), yaitu semakin akurat atas sample data, maka akan semakin
tinggim tingkat keyakinan. Artinya statistic sampel dapat mengestimasi parameter
populasinya secara tepat dan benar, yaitu tingkat keyakinan atau nilai
signifikansinya yang dinyatakan dengan 95% dan 5% probabilitas estimasi hasil
yang tidak benar atau sering disebut dengan tingkat signifikansinya (significance
level) sebesar 0.05% (P0.005)
2. Ketelitian
Sampel yang presisi (ketelitian) merupakan hasil penelitian yang berdasarkan
sampel data untuk merefleksikan realitas populasinya secara teliti dan benar.
Presisi menunjukkan tingkat ketepatan hasil penelitian berdasarkan sampel yang
menggambarkan karakteristik populasinya. Presisi, dinyatakan dengan interval
keyakinan (confidence level) dari sampel data terpilih.
Besaran atau ukuran sample sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian
atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada
7. penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar
tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sample. Namun yang perlu diperhatikan
adalah semakin besar jumlah sample (semakin mendekati populasi), maka semakin
kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sample
(menjauhi jumlah populasi), maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Dalam menentukan ukuran atau besarnya sample secara umum,
yaitu penelitian korelasional jumlah sample minimal untuk memperoleh hasil yang
baik adalah 30, dalam penelitian eksperimen jumlah sample minimum 15 dari
masing-masing kelompok, dan untuk penelitian survey jumlah sample minimum
adalah 100.
Sedangkan perhitungan menurut beberapa ahli dalam menentukan sample dari
populasi, terdapat beberapa formula untuk menentukan ukuran sample seperti Tabel
Isaac and Michael, Tabel Krejcie dan Morgan, Formula Slovin, Formula Lemeshow,
Cohran’s Formula atau lainnya.
Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sample haruslah sebesar-besarnya.
Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sample
yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digeneralisir.
Namun ukuran sample yang diterima akan sangat bergantung pada jenis
penelitiannya.
1. Jika penelitiannya bersifat deskriptf, sample minimumnya adalah 10% dari populasi
2. Jika penelitianya korelasional, sample minimumnya adalah 30 subjek
3. Apabila penelitian kausal perbandingan, sample sebanyak 30 subjek per group
4. Apabila penelitian eksperimental, sample minimumnya adalah 15 subjek per group
Kemudian Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan
acuan umum untuk menentukan ukuran sample :
1. Ukuran sample > 30 dan < 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
2. Jika sample dipecah ke dalam subsample (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),
ukuran sample minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sample
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sample antara 10 - 20.
Selanjutnya Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sample yang
diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x
8. jumlah variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20,
maka sample minimalnya adalah 5 x 20 = 100.
Arikunto Suharsimi (2005) memberikan pendapat sebagai berikut : “..jika
peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mareka dapat
menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek
dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan
datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil
seluruhnya. Namun apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan
pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik sample dan sesuai
dengan kemampuan peneliti.
Selain berdasarkan cara-cara tersebut di atas, pengambilan jumlah sample
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Rumus Slovin
Pengambilan jumlah sample menurut rumus Slovin dalam Ridwan ( 2005:65):
n = N/N(d)2 + 1
n = sample; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Jika jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah
5%, maka jumlah sample yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
2. Formula Jacob Cohen
N = Ukuran sample
F^2 = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u, diperoleh dari tabel
Harga L tabel dengan t.s 1% power 0.95 dan u = 5 adalah 19.76
maka dengan formula tsb diperoleh ukuran sample.
N = 19.76 / 0.1 + 5 + 1 = 203,6, dibulatkan 203
Pengambilan jumlah sample menurut Formula Jacob Cohen dalam Suharsimi
Arikunto ( 2010:179) :
9. N = L / F^2 + u + 1
Keterangan :
Power (p) = 0.95 dan Effect size (f^2) = 0.1
3. Rumus Proporsi atau Tabel Isaac dan Michael
Pengambilan jumlah sample ini ditentukan sesuai rumus berdasarkan proporsi atau
berdasarkan Tabel Isaac dan Michael. Tabel penentuan jumlah sample dari Isaac dan
Michael ini memberikan kemudahan penentuan jumlah sample berdasarkan tingkat
kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel tersebut, peneliti dapat secara langsung
menentukan besaran sample berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki seperti yang tercantum dalam tabel tersebut.
C. Tehnik Sampling dan Pengumpulan Data
Tehnik sampling probability sampling yaitu tehnik pengambilan sample yang
memberikan peluang sama bagi semua anggota populasi untuk dipilih menjadi
sample.Macamnya meliputi:
1. Simple random sampling yaitu pengambilan sampel acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen.
2. Proportionate stratified random sampling yaitu bila populasi mempunyai
anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.
3. Disproportionate stratified random sampling yaitu bila anggota populasi
tidak homogen dan berstrata tapi kurang proposional.
4. Cluster sampling adalah tehnik sampling daerah, digunakan bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas atau besar dengan populasi
heterogen.
5. Multistage random sampling yaitu cara pengambilan sampel bila objek yang
diteliti sangat luas atau besar, populasi heterogen terdiri dari cluster atau
10. strata. Cara samplingnya dengan berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan dengan melakukan randomisasi cluster kemudian dilakukan
stratifikasi atas cluster terpilih dan terakhir dilakukan randomisasi unit
populasi dari masing-masing strata.
Teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi keempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dpilih menjadi
sampel. Macamnya meliputi;
1. sampling sitematis yaitu pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
2. Sampling kuota yaitu menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai kuota yang diinginkan.
3. Sampling aksidental yaitu berdasarkan kebetulan/ insdental bertemu dengan
peneliti.
4. Sampling purposive yaitu dengan pertimbangan tertentu.
5. Sampling jenuh/sensus yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
6. Snowball sampling yaitu penentuan sampel yang mula-mula kecil, kemudian
membesar.
7. Consecutive sampling yaitu memilih sampel yang memenuhi kriteria
penelitian sampai kurun waktu tertentu sehngga jumlah sampel terpenuhi.
Metode pengumpulan data yaitu cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian.
1. Angket atau kuesioner
Angket/kuesioner merupakan alat ukur berupa angket/kuesioner dengan beberapa
pertanyaan, digunakan bila responden jumlanya besar dan tidak buta huruf.
Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat
rahasia. Angket terdiri dari 3 jenis yaitu:
11. Angket terbuka / tidak berstruktur yang memberikan kebebasan responden
untuk mengungkapkan permasalahannya.
Angket tertutup/ berstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian
rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada
jawaban yang sudah ada.
Checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi pernyataan
atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban
dengan memberikan cek (√) sesuai dengan hasil yang diinginkan atau
peneliti yang memberikan tanda (√) sesuai dengan hasil pengamatan.
2. Observasi atau pengamatan
Cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada
responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
Dalam metode observasi ini instrument yang bias digunakan adalah lembar
observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar checklist.
3. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengyumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung.
Metode ini dilakukan bila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara
mendalam serta jumlah responden sedikit. Dapat digunakan instrument berupa
pedoman wawancara, daftar periksa dan checklist.
4. Tes
Tes mrupakan metode pengumpulan data dengan memberikan beberapa soal ujian
atau tes atau inventori. Instrument yang bias digunakan dalam melakukan tes
diantaranya adalah tes kepribadian untuk mengetahui kepribadian seseorang, tes
bakat untuk mengukur bakat seseorang, tes sikap untuk mengukur sikap
seseorang dan lain-lain.
5. Dokumentasi