Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dasar dan strategi pembelajaran penguasaan kosakata bahasa asing. Penguasaan kosakata merupakan bagian penting dalam pembelajaran bahasa asing. Dokumen tersebut menjelaskan beberapa aspek penguasaan kosakata, strategi tradisional dan berpusat pada pembelajar dalam pembelajaran kosakata, serta prinsip pembelajaran kosakata yang perlu dimiliki oleh pengajar bahasa asing.
Pemerolehan bahasa selain bahasa asli menghasilkan kedwibahasaan. Hal ini terjadi karena dua bahasa yang berkontak sebagai penutur bahasa dapat mempelajari unsur-unsur bahasa lainnya. Kontak bahasa terjadi karena pendukung masing-masing bahasa itu dapat menjadi dwibahasawan berdasarkan alasan-alasan tertentu. Seperti perpindahan penduduk dengan alasan politik, sosial atau ekonomi, nasionalisme, faktor budaya dan pendidikan, faktor perkawinan, dsb.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dosen Pengampu : Muhamad Ginanjar Ganeswara, S.Kom, M.Pd
Nama : Shela Oktavia
Kelas : 2B / PGSD
Pemerolehan bahasa selain bahasa asli menghasilkan kedwibahasaan. Hal ini terjadi karena dua bahasa yang berkontak sebagai penutur bahasa dapat mempelajari unsur-unsur bahasa lainnya. Kontak bahasa terjadi karena pendukung masing-masing bahasa itu dapat menjadi dwibahasawan berdasarkan alasan-alasan tertentu. Seperti perpindahan penduduk dengan alasan politik, sosial atau ekonomi, nasionalisme, faktor budaya dan pendidikan, faktor perkawinan, dsb.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dosen Pengampu : Muhamad Ginanjar Ganeswara, S.Kom, M.Pd
Nama : Shela Oktavia
Kelas : 2B / PGSD
Berisikan penjelasan mengenai pengertian komponen esensial kurikulum, apa saja yang termasuk dalam bagian komponen Esensial Kurikulum, komponen Esensial Kurikulum dalam perfektif pendidikan, dan keterkaitan komponen satu dan lainnya.
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan untuk bangsa Indonesia. Bahasa yang mengalami berbagai penyerapan dan adaptasi dari bahasa lain sehingga memiliki keunikan dan keanekaragaman tersendiri. Bahasa Indonesia saat ini tidak hanya digunakan oleh bangsa Indonesia sepenuhnya karena bangsa Indonesia telah dipelajari dan digunakan oleh bangsa lain sebagai penutur asing. Perkembangan Bahasa Indonesia di luar negeri sudah cukup baik jika kita lihat dari banyaknya lembaga maupun pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing dan penggunaannya serta kendala yang di hadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan Bahasa Indonesia ke negera-negara lain, pengajaran yang di lakukan oleh beberapa lembaga-lembaga dan pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing terus meningkatkan dan memperbaiki mutu dan kualitasnya agar Bahasa Indonesia semakin dikenal oleh bangsa lain.
Pembelajaran BIPA pada dasarnya merupakan suatu proses perilaku belajar yang mengarah pada pembangkitan dan pengondisian motivasi peserta didik untuk mampu menguasai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Penguasaan bahasa Indonesia ini baik meliputi kemampuan penguasaan kosa kata, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa Indonesia. Berdasarkan kemampuannya, peserta didik dalam pembelajaran BIPA dapat diklasifikasikan atas tiga tingkatan, yakni siswa tingkat dasar (pemula), menengah, dan mahir. Hanya saja dalam makalah ini mengutamakan pembelajaran BIPA bagi peserta didik tingkat madya (menengah). Peserta didik BIPA tingkat madya (menengah) adalah pembelajar yang ingin dan ikut belajar bahasa Indonesia yang bukan berasal dari Indonesia, baik sudah pernah belajar bahasa Indonesia atau belum pernah belajar bahasa Indonesia. Di tingkat ini peserta didik tersebut adalah para peserta didik asing yang telah memiliki keterampilan dalam berbahasa indonesia secara umum. Pada kelas madya ini lebih dikhususkan terutama untuk membantu peserta untuk memahami teks-teks dalam berbahasa indonesia untuk berkomunikasi dalam berbahasa indonesia dan lancar dan secara alami. Pada tingkat ini, peserta didik disiapkan untuk lebih mendalami dalam menulis sebuah teks yang lebih kompleks dengan tetap memerhatikan tata bahasa.
Pada pembelajaran BIPA, metode serta media pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi pengajar. Pasalnya dengan tidak adanya metode serta media pembelajaran yang efektif dan efisien, maka pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak akan tersampaikan. Makalah ini akan menyajikan materi pembelajaran BIPA untuk peserta didik tingkat menengah, dengan menyajikan materi yang beragam terkait keterampilan menulis untuk penutur asing tingkat menengah..(cont)
n this era of globalization The international relationship in every sector is significant. Accordingly, the
translation works in various subject fields are strongly needed . In order to fulfill such needs, the linguists and
translators play important roles to produce good translation works as fast as possible.The question is that how fast
a translation work could be done, and how could translation work be categorized as a good one. This writing aims
to discuss some of specific problems facing the translators in the case of texts from various European languages into
English and some examples into Indonesian. These problems are of both a linguistic and non-lingistic character.The
writing is descriptive in nature and based on the library research.
Diglosia (diglossia) adalah situasi bahasa dengan pembagian fungsional atas varian-varian bahasa yang ada. Satu varian diberi status “tinggi” dan dipakai untuk penggunaan resmi atau pengggunaan publik dan mempunyai ciri-ciri yang lebih kompleks dan konservatif, varian lain mempunyai status “rendah” dan dipergunakan untuk komunikasi tak resmi dan strukturnya disesuaikan dengan saluran komunikasi lisan.
Berisikan penjelasan mengenai pengertian komponen esensial kurikulum, apa saja yang termasuk dalam bagian komponen Esensial Kurikulum, komponen Esensial Kurikulum dalam perfektif pendidikan, dan keterkaitan komponen satu dan lainnya.
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan untuk bangsa Indonesia. Bahasa yang mengalami berbagai penyerapan dan adaptasi dari bahasa lain sehingga memiliki keunikan dan keanekaragaman tersendiri. Bahasa Indonesia saat ini tidak hanya digunakan oleh bangsa Indonesia sepenuhnya karena bangsa Indonesia telah dipelajari dan digunakan oleh bangsa lain sebagai penutur asing. Perkembangan Bahasa Indonesia di luar negeri sudah cukup baik jika kita lihat dari banyaknya lembaga maupun pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing dan penggunaannya serta kendala yang di hadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan Bahasa Indonesia ke negera-negara lain, pengajaran yang di lakukan oleh beberapa lembaga-lembaga dan pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing terus meningkatkan dan memperbaiki mutu dan kualitasnya agar Bahasa Indonesia semakin dikenal oleh bangsa lain.
Pembelajaran BIPA pada dasarnya merupakan suatu proses perilaku belajar yang mengarah pada pembangkitan dan pengondisian motivasi peserta didik untuk mampu menguasai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Penguasaan bahasa Indonesia ini baik meliputi kemampuan penguasaan kosa kata, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa Indonesia. Berdasarkan kemampuannya, peserta didik dalam pembelajaran BIPA dapat diklasifikasikan atas tiga tingkatan, yakni siswa tingkat dasar (pemula), menengah, dan mahir. Hanya saja dalam makalah ini mengutamakan pembelajaran BIPA bagi peserta didik tingkat madya (menengah). Peserta didik BIPA tingkat madya (menengah) adalah pembelajar yang ingin dan ikut belajar bahasa Indonesia yang bukan berasal dari Indonesia, baik sudah pernah belajar bahasa Indonesia atau belum pernah belajar bahasa Indonesia. Di tingkat ini peserta didik tersebut adalah para peserta didik asing yang telah memiliki keterampilan dalam berbahasa indonesia secara umum. Pada kelas madya ini lebih dikhususkan terutama untuk membantu peserta untuk memahami teks-teks dalam berbahasa indonesia untuk berkomunikasi dalam berbahasa indonesia dan lancar dan secara alami. Pada tingkat ini, peserta didik disiapkan untuk lebih mendalami dalam menulis sebuah teks yang lebih kompleks dengan tetap memerhatikan tata bahasa.
Pada pembelajaran BIPA, metode serta media pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi pengajar. Pasalnya dengan tidak adanya metode serta media pembelajaran yang efektif dan efisien, maka pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak akan tersampaikan. Makalah ini akan menyajikan materi pembelajaran BIPA untuk peserta didik tingkat menengah, dengan menyajikan materi yang beragam terkait keterampilan menulis untuk penutur asing tingkat menengah..(cont)
n this era of globalization The international relationship in every sector is significant. Accordingly, the
translation works in various subject fields are strongly needed . In order to fulfill such needs, the linguists and
translators play important roles to produce good translation works as fast as possible.The question is that how fast
a translation work could be done, and how could translation work be categorized as a good one. This writing aims
to discuss some of specific problems facing the translators in the case of texts from various European languages into
English and some examples into Indonesian. These problems are of both a linguistic and non-lingistic character.The
writing is descriptive in nature and based on the library research.
Diglosia (diglossia) adalah situasi bahasa dengan pembagian fungsional atas varian-varian bahasa yang ada. Satu varian diberi status “tinggi” dan dipakai untuk penggunaan resmi atau pengggunaan publik dan mempunyai ciri-ciri yang lebih kompleks dan konservatif, varian lain mempunyai status “rendah” dan dipergunakan untuk komunikasi tak resmi dan strukturnya disesuaikan dengan saluran komunikasi lisan.
Mapping Media to the Common Core with iPads (Dec 2013)Wesley Fryer
These are Dr. Wesley Fryer's presentation slides on December 3, 2013, at the Interactive Learning Institute in Norman, Oklahoma. The presentation description was: Digital literacy today means much more than searching the Internet and using Microsoft Office. To be digitally literate, teachers as well as students need to be able to create and share online a variety of different multimedia products. These media products can be “mapped” to your curriculum, and if you’re in a Common Core state in the United States, to the Common Core State Standards. Interactive Writing, Narrated Art, 5 Photo Stories, Narrated Slideshows, Screencasts, Quick Edit Videos, and eBooks are a few of the media products learners should be able to create and safely share online. In this session, we’ll view different examples of student media products and learn about tools and strategies for helping teachers become digitally literate as “media mappers” specifically with iPads. We’ll also explore how librarians and instructional coaches can use the “Mapping Media to the Curriculum” website as a roadmap to help teachers and students create media products as assignments for class and as artifacts in digital portfolios.
In this unit your students will learn the main facts of each period of the human being history: Prehistory, Ancient History, Middle Ages, Modern Age and Contemporary Age.
It was planned for 4th grade children who are studying in a school belonging to the Bilingual Project of the Autonomus Community of Madrid.
Download it in order to watch the videos, play the games and download the worksheets attached.
1. Prinsip Dasar dan Strategi Pembelajaran
Penguasaan KosakataBahasa Asing
Widya Ajeng Pemila
Penguasaan kosakata merupakan bagian paling primer dalam pembelajaran bahasa
asing, termasuk dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing.Pertanyaan
pertama yang muncul adalah seberapa banyak kosakata yang harus dikuasai oleh
pembelajar bahasa asing.Jawabannya tentu semakin banyak semakin baik. Meski demikian,
dalam kegiatan pembelajaran kosakata, seorang pengajar harus mampu mengidentifikasi
kosakata apa saja yang sering digunakan oleh penutur asli (high frequency word). Selain
itu, pengajar harus mengetahui tujuan pembelajar, apakah ia belajar untuk berkomunikasi
sehari-hari, sekedar berwisata, atau untuk studi di jenjang pendidikan tertentu di negara
penutur asli, atau untuk tujuan politik, hubungan bilateral, bisnis dan sebagainya. Dengan
demikian, pengajar akan mampu mengajarkan kosakata sesuai dengan kebutuhan
pembelajar (specialized vocabularies).
Prinsip Pembelajaran Kosakata
Secara umum, dalam pembelajaran bahasa, penguasaan kosakata meliputi aspek
pemahaman bentuk, makna dan penggunannya (Nation, 2000:40).Berikut ini adalah tabel
aspek penguasaan kosakata dan tinjauannya dari segi reseptif dan produktif.
Tabel 1.1 Aspek Penguasaan Kosakata dan Tinjauan Reseptif-Produktif
bentuk lisan R bagaimana bunyinya
P bagaimana mengucapkannya
tertulis R bagaimana bentuknya (susunan huruf)
P bagaimana menuliskannya
bagian-bagian R pemahaman bagian-bagian kata
2. kata P bagian kata mana yang dibutuhkan untuk
menyampaikan maksud tertentu
makna bentuk dan makna R apa makna dari suatu kata
P apa kata yang bisa dan tepat digunakan untuk
menyatakan makna tertentu
konsep dan acuan R konsep makna apa saja yang terdapat dalam
suatu kata
P apa acuan dari konsep kata tersebut
asosiasi R kata apa yang berkaitan dengan kata tertentu
P apa kata lain yang bisa menggantikan kata
tersebut
penggunaan fungsi gramatikal R Bagaimana penggunaan kata dalam pola
(kalimat) tertentu
P Dalam pola (kalimat) apa kata tersebut dapat
digunakan
kolokasi R Kata-kata apa saja yang digunakan bersama
dengan suatu kata tertentu
P Kata-kata apa saja yang dapat digunakan
bersamaan dengan suatu kata tertentu
batasan R Di mana, kapan dan bagaimana penggunaan
suatu kata tertentu
P Di mana, kapan dan bagaimana suatu kata itu
digunakan (aplikasinya)
Tinjauan dari segi reseptif dan produktif sebenarnya mengacu pada kemampuan
seorang pembelajar dalam memahami kosakata tertentu.Tinjauan reseptif mengacu pada
pemahaman kognitif terhadap bentuk, makna maupun penggunaan, sedangkan tinjauan
produktif mengacu pada aplikasi dari pemahaman kognitif terhadap suatu kata.Dalam hal
ini, pengajar harus mampu menjelaskan dan memastikan bahwa pembelajar mengenal,
memahami dan mampu menggunakan kosakata dengan benar. Prinsip pembelajaran
3. penguasaan kosakata tersebut sangat penting bagi pengajar BIPA, sehingga pengajar BIPA
mampu menentukan strategi apa yang tepat dalam mengajarkan kosakata.
Berikut ini merupakan tabel jenis pembelajaran yang efektif digunakan dalam
pembelajaran penguasaan kosakata (Nation, 2000:50).
Tabel 1.2 Jenis Pembelajaran Kosakata Berdasarkan Aspek Pemahaman Kosakata
Jenis Pemahaman
Kosakata
Jenis Pembelajaran Aktivitas Belajar
Bentuk Pembelajaran implisit Pengulangan pengenalan
kosakata
Makna Pembelajaran eksplisit Penggunaan gambar,
elaborasi, penarikan
kesimpulan
Penggunaan Tata bahasa
Kolokasi
Pembelajaran implisit pengulangan
Batasan Pembelajaran eksplisit Panduan langsung dan
tanggapan (umpan balik
dari pembelajar)
Strategi Pembelajaran Penguasaan Kosakata Bahasa Asing
Gairns dan Redman (1986:73) memaparkan dua kategori besar jenis teknik
pembelajaran kosakata, yakni strategi tradisional dan strategi yang berpusat pada
pembelajar.Strategi tradisional meliputi beberapa teknik pembelajaran, di antaranya, teknik
visual, teknik verbal dan teknik penerjemahan.
1. Teknik Visual
Ada dua macam teknik dalam teknik ini yakni visualisasi dan
mimik/gestur.Visualisasi digunakan untuk memperkenalkan kosakata yang berupa
benda konkret, misalnya makanan, perabotan, peralatan rumah tangga, binatang,
tumbuhan, buah-buahan, warna dan sebagainya.Dalam teknik pembelajaran ini,
4. media yang dapat digunakan adalah gambar atau objek nyata.Misalnya dalam
memberikan pemahaman kata ‘rok’, pengajar BIPA dapat menunjukkan wujud rok
secara langsung atau melalui gambar, kemudian menunjukkan penulisan dan
pengucapannya.
Tentu tidaklah terlalu sulit dalam mengajarkan kata yang berwujud konkret.
Akan tetapi, untuk memberikan penjelasan terhadap kosakata abstrak (kata sifat,
kata kerja, kata keterangan, kata depan, kata sandang, kata majemuk, dsb)
diperlukan teknik lain, yaitu teknik mimik dan gestur. Untuk menjelaskan kata-kata
yang abstrak, pengajar dapat memberdayakan ekspresi wajah dan gerak tubuh untuk
menjelaskan kata tertentu.
2. Teknik Verbal
1. Ilustrasi
Ilustrasi adalah teknik untuk menjelaskan makna dan penggunaan kosakata
secara lisan.Dalam teknik ilustrasi, pengajar memaparkan konteks penggunaan
kosakata tertentu. Misalnya untuk menjelaskan kata ‘menyalip’, pengajar dapat
menjelaskan ilustrasi agar pembelajar memahami bahwa kata kerja tersebut
berarti medahului kendaraan yang ada di depan.
2. Definisi dan sinonim
Agar pembelajar memahami dengan baik makna kata tertentu, pengajar dapat
memberikan sinonim dari kata tersebut, yang telah diketahui maknanya oleh
pembelajar. Misalnya kata ‘membesuk’, dapat dijelaskan dengan kata yang
meiliki makna samadan cukup familiar yakni kata ‘menjenguk’.
3. Lawan Kata
Seperti halnya pemberian sinonim, penggunaan lawan kata bisa digunakan
untuk memudahkan pembelajar memahami makna kata tertentu.
4. Skala
Skala digunakan untuk menunjukkan kata-kata yang memiliki kedekatan makna
dengan tingkatan tertentu.Misalnya kata ‘tidak pernah’, ‘jarang’, ‘kadang-
kadang’ dan selalu’.
5. 5. Contoh kategori
Untuk memudahkan ingatan dan penguasaan kosakata, pengajar dapat
megelompokkan kata-kata berdasarkan kategori tertentu.Misalnya jeruk, apel,
anggur termasuk kategori buah; panci, ketel, kompor termasuk dalam peralatan
memasak.
Dalam teknik verbal, pengajar banyak menggunakan penjelasan lisan yang
dirangkai dalam kalimat-kalimat.Oleh sebab itu, teknik ini efektif digunakan untuk
pembelajar tingkat menengah atau lanjut yang sudah menguasai kosakata-kosakata
umum yang bersifat operasional.Teknik ini tidak cocok untuk pembelajar tingkat
dasar dengan peguasaan kosakata yang cederung terbatas.
3. Teknik Penerjemahan
Teknik ini merupakan pilihan terakhir yang digunakan untuk menjelaskan makna
kata tertentu apabila pembelajar tidak memahami berbagai cara penjelasan yang
digunakan pegajar. Kosakata yang tidak dipahami pembelajar dapat diterjemahkan
ke dalam bahasa yang dikuasai pembelajar.
Sementara itu, strategi berikutnya adalah strategi yang berpusat pada
pembelajar.Strategi ini berorientasi pada keaktifan siswa dalam menemukan dan
memahami kosakata.Terdapat tiga model pembelajaran dalam strategi ini.
1. Saling Bertanya
Pembelajar dapat bertanya kepada pengajar atau teman sejawat mengenai
kosakata yang ia temukan. Kagiatan ini akan menciptakan diskusi yang menarik
dibandingkan dengan pembelajaran yang berpusat pada pengajar. Kegiatan ini
juga dapat diisi dengan saling bertukar pertanyaan untuk menguji penguasaan
kosakata.
2. Penggunaan Kamus
Kamus sangatlah penting dimiliki dan dipegang oleh pembelajar bahasa
asing.Denga kamus, pembelajar dapat menemukan makna kata dengan cepat atau
mengingat kembali kosakata yang pernah dipelajari.
6. 3. Pemahaman Kontekstual
Dari semua metode pembelajaran penguasaan kosakata, metode ini lah
yang palig efektif bagi pembelajar bahasa asing untuk memahami
kosakata.Pemahaman kontekstual berarti pembelajar mampu menemukan,
mengenal, memahami dan menggunakan kosakata dalam konteks wacana
tertentu, baik wacana lisan maupun tertulis. Pembelajar bahasa asing sering
menemukan atau mendengar kosakata tertentu dari berbagai media massa. Maka,
pengajar dapat menggunakan wacana-wacana dari media massa tersebut dalam
pembelajaran kosakata. Dalam kegiatan ini dimungkinkan terjadi interaksi aktif
antara pembelajar satu dengan yang lain serta pembelajar dengan pengajar.
Pemahaman mengenai prinsip dasar pembelajaran penguasaan kosakata bahasa asing
sangat penting dimiliki oleh pengajar, termasuk pengajar BIPA. Dengan pemahaman
mengenai prinsi dasar tersebut, pengajar BIPA akan mampu menentukan strategi apa yang
akan digunakan, model pembelajaran serta media pembelajaran apa yang akan digunakan.
Daftar Pustaka
Gairns, Ruth, and Stuart Redman. 1986. Working With Words. Cambridge: Cambridge
University Press.
Nation.I.S.P. 2001.Learning Vocabulary in Another Language.Cambridge: Cambridge
University Press