SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1




                                         BAB I

                                  PENDAHULUAN


       Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk
meningkatkan keampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun
tulisan. Bahasa sebagai sarana komunikasi digunakan dalam bermacam-macam
fungsi dan disajikan dalam konteks yang bermakna, tidak dalam bentuk kalimat-
kalimat lepas.

       Berdasar pada hal tersebut, perlulah kita mengkaji atau menelaah suatu
pendekatan dalam pendidikan (lebih sempit lagi dalam pembelajaran) yang
mengakomodasi kondisi atau tujuan tersebut. Orientasi belajar-mengajar bahasa
berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi disebut pendekatan komunikatif
(Nababan, 1987 : 71). Di dunia pengajaran bahasa istilah pragmatik yang identik
dan digunakan silih berganti dengan istilah komunikatif digunakan untuk
menyebut (1) kompetensi yang menjadi tujuan pengajaran, (2) fungsi yang
menjadi bahan pengajaran dan (3) faktor-faktor yang mewatasi kompetensi dan
fungsi yang diajarkan (Yohanes, 2006). Dari pendapat itu jelaslah bahwa
pendekatan       komunikatif    (pragmatik)   merupakan    suatu   alternatif   solusi
menghadapi       kebutuhan     atau   tuntutan tersebut.   Pendekatan   komunikatif
(pragmatik) berdasar pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Jadi
pembelajaran bahasa akan tepat ketika didekati dengan cara-cara yang
komunikatif.

       Dengan berorientasi pada suatu kemampuan komunikasi, pembelajaran
bahasa juga dapat didekati melalui salah satu bidang kajian bahasa yaitu
pragmatik. Pengajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik lazim disebut dengan
fungsi komunikatif dengan sejumlah fungsinya. Pragmatik merupakan suatu
kajian bahasa dengan melibatkan berbagai aspek di luar bahasa yang mampu
memberi makna.




                                              1
2




       Kemampuan untuk mengkaji hal-hal di luar bahasa pastilah akan sangat
membantu peserta didik (siswa) dalam mengaplikasikan kompetensi berbahasa
yang dimilikinya secara praktis dalam kondisi senyatanya. Dengan pendekatan
pragmatik, dalam pembelajaran bahasa, diharapkan siswa akan lebih dapat
mengaktualisasikan kemampuan berbahasa yang dimiliki dalam kehidupan sehari-
hari dalam masyarakat. Selain itu tuntutan dari kurikulum yang terbaru juga
mengarah pada suatu kompetensi pada diri siswa.

       Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, dalam makalah ini akan dipaparkan
beberapa hal yang berkaitan dengan pragmatik dan pengajaran bahasa. Pada
bagian yang pertama akan dikupas sekilas tentang pragmatik dalam pengajaran
bahasa. Bagian berikutnya akan dipaparkan mengenai kurikulum dalam kaitannya
dengan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa. Selanjutnya akan
dipaparkan beberapa contoh pembelajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik.
Dan di bagian terakhir adalah penutup.
3




                                    BAB II

           KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA


A. Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa

       Sebelum mengkaji lebih jauh, akan dipaparkan suatu pengertian dari
pragmatik yang dikutip dari salah satu ahli bahasa. Levinson berpendapat bahwa
pragmatik ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari
penjelasan pengertian bahasa (Nababan, 1987 : 3). Dari pendapat tersebut terlihat
bahwa pragmatik merupakan salah satu bidang kajian bahasa yang melibatkan
unsur-unsur di luar bahasa (konteks) di dalam pengkajiannya.

       Dalam pragmatik, pengkajian bahasa didasarkan pada penggunaan bahasa
bukan pada struktural semata. Konteks-konteks yang melingkupi suatu bahasa
akan mendapat perhatian yang besar dalam kaitannya dengan makna yang muncul
dari suatu penggunaan bahasa. Kondisi praktis tindak komunikasi menjadi pijakan
utama dalam pengkajian pragmatik. Dalam hal ini, wacana-wacana yang berkaitan
dengan proses komunikasi akan dikaji.

     Menurut Maidar Arsyad, pragmatik membaca pengkajian bahasa lebih jauh
ke dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi praktis dalam
segala situasi yang mendasari interaksi kebahasaan antara manusia sebagai
anggota masyarakat (1997 : 3.17). Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa
orientasi pengkajian pragmatik adalah pada suatu komunikasi praktis, di mana
pada tataran praktis, muncul berbagai faktor diluar bahasa yang turut memberi
makna dalam proses komunikasi tersebut. Adapun Nababan mengemukakan
beberapa faktor penentu dalam berkomunikasi:

     siapa yang berbahasa dengan siapa; untuk tujuan apa; dalam situasi apa
     (tempat dan waktu); dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan dan
     suasana); dengan jalur apa (lisan atau tulisan); media apa (tatap muka,
     telepon, surat, dan sebagainya); dalam peristiwa apa (bercakap-cakap,
     ceramah, upacara, laporan, dan sebagainya) (1987 : 70)




                                          3
4




         Dari pendapat tersebut didapat beberapa faktor yang mungkin sekali
mempengaruhi proses tindak komunikasi yaitu pelaku, tujuan, situasi, konteks,
jalur, media, dan peristiwa. Senada dengan Nababan, Suyono juga
mengemukakan tiga konsep dasar dalam komunikasi. Suyono mengemukakan
tiga konsep dasar dalam penggunaan bahasa (studi pragmatik) yaitu tindak
komunikatif, peristiwa komunikatif dan situasi komunikatif (1990 : 18).
Melihat dua pendapat tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda, hanya saja
Suyono lebih meringkas lagi faktor-faktor penentu tersebut dalam tiga konsep
dasar.

         Dengan berpijak pada beberapa hal di atas, jelaslah bahwa pragmatik
akan sangat membantu dalam pengajaran bahasa (khususnya di sekolah).
Pengajaran bahasa yang berorientasi pada kajian bahasa secara “struktural”
jelas akan menimbulkan banyak kendala ketika tidak dikaitkan dengan
penggunaan bahasa secara praktis di lapangan. Dalam kegiatan berbahasa
seseorang dituntut untuk mencapai kualitas yang bersifat pragmatis. … Dengan
bentuknya yang pragmatis diharapkan siswa dapat menggunakan bahasa
sasaran sesuai konteks yang melatari kegiatan bahasa nyata (Nurhadi, 1995 :
146). Dari pendapat tersebut komunikasi yang terjadi diorientasikan pada
pencapaian kualitas yang bersifat pragmatis, sehingga pengguna (dalam hal ini
siswa) dapat menggunakan bahasa sesuai dengan konteksnya.

         Pembelajaran bahasa    sudah semestinya    mampu    mengakomodasi
kebutuhan berbahasa secara praktis sesuai dengan kondisi yang nyata. Dengan
pola yang berdasar pada kajian pragmatik, proses pembelajaran bahasa yang
diterima oleh siswa secara otomatis akan mengacu pada suatu kondisi praktis
tindak komunikasi. Orientasi pembelajaran yang seperti ini juga akan menuntut
penyesuaian pada berbagai aspek pembelajaran, dari kurikulum sampai tataran
praktis pembelajaran. Seperti dikemukakan oleh Maidar Arsyad bahwa dalam
pengajaran berbahasa, pembuat kurikulum, atau program pembelajaran harus
memikirkan bahan tentang berbagai ragam bahasa dan melatihkannya sesuai
dengan situasi dan konteks pemakaiannya (1997 : 3.17). Ada tiga hal penting
5




dari pendapat tersebut yaitu program belajar, ragam bahasa, dan pelatihan
sesuai situasi dan konteks.

      Tiga hal tersebut memang sangat penting ketika suatu pembelajaran
bahasa sudah berorientasi pada penggunaan bahasa pada tataran praktis. Dari
program, materi (bahan), ragam bahasa, dan menciptakan suatu situasi dan
konteks yang sesuai jelas tidak dapat dihindarkan ketika target akhir dari
pembelajaran bahasa adalah “siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan
efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis”
(BSNP, 2006).

      Ada juga pendapat lain yang lebih jauh merambah aspek lain di luar
bahasa. Eny (2004), berpendapat:

      Pengajaran bahasa Indonesia seharusnya berdasarkan pada dimensi
      kultural karena dalam pembelajaran itu diungkapkan gagasan mengenai
      masalah yang berkaitan dengan ilmu, teknologi dan atau budaya yang
      sedang dipelajarinya. Pengajaran itu difokuskan pada kemahiran
      menggunakan bahasa yang benar, jelas, efektif, dan sesuai dengan fungsi
      bahasa sebagai alat komunikasi.
      Dari pendapat tersebut, Eny mencoba melibatkan dimensi kultural karena
berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang lain. Memang suatu bahasa pada
akhirnya akan bersinggungan dengan berbagai aspek yang lain ketika manusia
dalam menuangkan gagasan apapun akan menggunakan suatu bahasa. Jadi
akan sangat berterima jika suatu pembelajaran bahasa harus berdasar pada
kondisi praktis.

      Berangkat dari berbagai paparan di atas, dapat kita tarik suatu simpulan
bahwa pembelajaran bahasa yang diorientasikan pada tataran praktis tindak
komunikasi akan sangat diperlukan bagi peserta didik. Dalam hal ini,
pendekatan komunikatif (lebih spesifik pragmatik) sangat membantu dalam
mengarahkan proses pembelajaran bahasa yang dilakukan, terutama pada
tataran pendidikan formal atau sekolah.
6




B. Kajian Kurikulum Kaitannya dengan Pendekatan Pragmatik

       Di Indonesia akhir-akhir ini terjadi perubahan kurikulum, dan sampai
sekarang ini yang sedang diberlakukan adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan atau yang lebih kita kenal dengan sebutan KTSP. KTSP ini
merupakan aplikasi lebih lanjut dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK. Pada
dasarnya, dua model kurikulum ini sama yaitu berorientasi pada suatu capaian
kompetensi.

       Pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kurikulum ini di arahkan pada
suatu kompetensi berbahasa baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia (BSNP, 2006). Dari uraian tersebut jelas ditunjukan bahwa
kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia menjadi tujuan
pokok dari pembelajaran bahasa Indonesia (khususnya di sekolah). Pendidikan
tingkat bawah sampai tingkat atas, pembelajaran bahasanya sudah diarahkan pada
kemampuan berkomunikasi secara praktis.

       Untuk mencapai suatu kemampuan berkomunikasi secara “baik”, tidaklah
mungkin dapat tercapai hanya dengan mempelajari bahasa secara struktural saja.
Hal tersebut dikarenakan adanya banyak faktor di luar bahasa yang
mempengaruhi proses berkomunikasi. Dalam hal ini, pendekatan pragmatik cukup
membantu dalam pembelajaran bahasa yang berorientasi pada tindak komunikasi
secara praktis.

       Dalam kurikulum yang terbaru ini, dalam pembentukan arahan-arahannya
juga sudah banyak melibatkan kajian pragmatik di dalamnya. Berbagai tuntutan
kompetensi yang dihadirkan juga sudah didasarkan pada tindak komunikasi
(pragmatik). Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam
pembelajaran, sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengakomodasi tuntutan
“siswa mampu berkomunikasi secara efektif efisien sesuai dengan etika yang
7




berlaku, baik secara lisan maupun tulisan”. Dari aspek mendengarkan
(menyimak), membaca, berbicara, dan menulis sudah didasarkan pada kebutuhan
komunikasi praktis. Dalam pembelajaran empat aspek tersebut, selalu akan
diarahkan sampai pada kemampuan untuk menangkap wacana yang terdapat di
luar aspek kebahasaan secara struktural. Dengan pemahaman yang baik terhadap
hal-hal di luar bahasa, siswa diharapkan mampu memaknai suatu bahasa dengan
lebih baik, dan lebih jauhnya lagi siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan
lebih baik pula.

       Perencanaan yang seperti itu jelas harus didukung oleh seluruh elemen
pendidikan. Ketika pada tataran konsep sudah baik, tetapi pada tataran praktis
tidak dilakukan sesuai arahan, maka hasil yang dicapaipun tidak akan maksimal.
Dengan kurikulum yang terbaru ini jelas guru sebagai salah satu elemen penting
mempunyai keleluasaan dalam merancang proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, karena kita tahu bahwa setiap daerah akan
mempunyai fenomena yang berbeda khususnya mengenai penggunaan bahasa.
Namun yang perlu dijadikan pegangan oleh para guru yaitu adanya standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Selebihnya menjadi
kebijakan pendidik dalam mengakomodasi kebutuhan komunikasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan.

C. Contoh Pembelajaran dengan Berdasar pada Pendekatan Pragmatik

       Pada bagian ini akan dipaparkan sedikit contoh yang berkaitan dengan
pembelajaran bahasa indonesia yang didasarkan pada kemampuan pragmatik.
Dalam hal ini kami akan mengacu pada suatu standar kompetensi dan kompetansi
dasar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran di kelas. Sampel yang kami
ambil adalah pembelajaran pada tingkat SMA, kelas X semester 1. Aspeknya
adalah berbicara dengan standar kompetensinya yaitu “mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, diskusi, dan bercerita”, dan
kompetensi dasarnya adalah “memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum
resmi dengan intonasi yang tepat”.
8




        Dalam rancana pembelajaran (terlampir), siswa diarahkan untuk dapat
memperkenalkan diri dan orang lain dalam suatu forum yang resmi. Dalam hal ini
guru memberi arahan materi sebelum siswa memprektekan kompetensi tersebut.
Dalam arahannya guru menyampaikan materi bahwa dalam memperkenalkan diri
maupun orang lain haruslah kita memahami situasi yang ada dalam forum itu.
Dari materi ini jelaslah bahwa unsur-unsur di luar bahasa mulai diperhatikan,
dengan kata lain kemampuan pragmatik mulai diperkenalkan pada siswa. Lebih
lanjut guru menerangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berbicara
(memperkenalkan diri) di dalam forum resmi, seperti dalam forum itu dihadiri
siapa saja (siswa berhadapan dengan siapa), orang yang diperkenalkan itu siapa,
status atau kedudukannya dalam forum menjadi apa, situasi yang dihadapi seperti
apa, tujuannya apa, dan berbagai hal yang lain yang perlu diperhatikan (mengacu
pada kajian pragmatik).

        Selanjutnya guru mencoba menciptakan suatu situasi atau kondisi
pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk
menunjukan kompetensi yang dimilikinya dalam suatu situasi yang diciptakan
tersebut. Dengan memberikan peran-peran tertentu pada beberapa orang, siswa
dihadapkan pada suatu situasi seperti yang diharapkan untuk belajar menghadapi
situasi tertentu.

        Dari pembelajaran yang dilakukan akan dapat terlihat, bagaimana
komunikasi yang terjadi. Apakah siswa sudah mampu berkomunikasi dengan
tepat pada suatu situasi yang diciptakan tersebut. Ketercapaian tersebut dapat
dilihat dari bagaimana sikap yang ditunjukan, bagaimana pilihan kata yang
digunakan, tujuan berkomunikasinya tercapai atau tidak, dan sebagainya.

        Dengan proses pembelajaran yang seperti itu diharapkan, siswa paling
tidak mendapatkan pengalaman belajar. Lebih jauh lagi siswa mengetahui
berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam proses berkomunikasi secara praktis.
Pada akhirnya siswa akan mendapat bekal untuk berkomunikasi dalam
masyarakat, paling tidak yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
9




                                  BAB III

                                  PENUTUP


       Pembahasan pada bagian sebelumnya membawa kita pada suatu
pemahaman tentang pentingnya pendekatan pragmatik dalam pembelajaran
bahasa khususnya bahasa Indonesia. Ketercapaian suatu kompetensi berbahasa
yang tepat tidaklah hanya dengan mempelajari bahasa secara struktural, tetapi
juga harus didukung oleh suatu pembelajaran tentang aspek-aspek yang ada di
luar bahasa yang seringkali berpengaruh dalam proses komunikasi. Dengan
pendekatan pragmatik pula, siswa akan lebih didekatkan dengan kondisi praktis
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Selain itu, mengingat bahwa
Indonesia memiliki banyak sekali budaya termasuk di dalamnya bahasa, dengan
pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa, sedikit banyak kendala yang
muncul akan terakomodir. Terlebih lagi didukung dengan suatu kurikulum yang
sebagian besar kebijakannya diserahkan pada masing-masing tingkat satuan
pendidikan, pembelajaran (khususnya bahasa) yang muncul akan lebih mampu
mengakomodasi kebutuhan siswa.

       Dalam makalah ini hanyalah mengungkapkan sebagian kecil dari kajian
pragmatik dan aplikasinya dalam pembelajaran bahasa. Masih banyak hal lain
yang perlu dikaji lebih lanjut untuk lebih memperdalam kajian tentang hal ini
(pragmatik). Demikian makalah yang dapat kami susun, masukan, kritik atau
apapun mengenai makalah ini sangat kami harapkan untuk kami jadikan pegangan
menuju capaian yang lebih baik.




                                        9
10




                             DAFTAR PUSTAKA




BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar : Mata Pelajaran
      Bahasa Indonesia untuk SMA/SMK. Jakarta : Depdiknas.

Chaniago, Sam Mukhtar; Mukti U.S., Maidar Arsyad. 1997. Pragmatik. Jakarta :
       Universitas Terbuka.

Eny, Yayuk. 2004. http://lib.balaibahasa.org/viewdetail.php?id=1163 diakses pada
        16 April 2008.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan : Landasan dalam Penyusunan Buku
        Pelajaran Bahasa. Semarang : IKIP Semarang Press.

Nababan, P.W.J.. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta :
       Depdiknas.

Suyono. 1990. Pragmatik : Dasar-dasar dan Pengajarannya. Malang : YA3
       Malang.

Yohanes, Budinuryanta. 2006. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1127106-
        110028/ diakses pada 16 April 2008.
11




                  MAKALAH

PRAGMATIK DAN PEMBELAJARAN BAHASA




                      oleh:

                Rudi Adi Nugroho




JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

     FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
       UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
                  BANDUNG
                      2010
12




                              DAFTAR ISI




Daftar Isi …………………….………………………………………………                                 i

BAB I PENDAHULUAN …………… …………………………………….                                1

BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK DAN APLIKASINYA …. ……….                    3

  A. Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa …………….. …………………                 3
  B. Kajian Kurikulum Kaitannya dengan Pendekatan Pragmatik .. ……..    6
  C. Pembelajaran dengan Berdasar pada Pendekatan Pragmatik ……..…      7

BAB III PENUTUP ………………………………….. …………………….                              9

Daftar Pustaka

Lampiran




                                   i

More Related Content

What's hot

Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)Lita Tania
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaAi Roudatul
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiRofiani Intan
 
Tujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi PendidikanTujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi PendidikanArjuna Ahmadi
 
Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)Agnesia Grace
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 
POWERPOINT Pendekatan Kontekstual
POWERPOINT Pendekatan KontekstualPOWERPOINT Pendekatan Kontekstual
POWERPOINT Pendekatan Kontekstualalpianaalma
 
RPP Menulis Puisi Kelas VIII
RPP Menulis Puisi Kelas VIIIRPP Menulis Puisi Kelas VIII
RPP Menulis Puisi Kelas VIIISeptriani Dewi
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraIkd Kurniawan
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaIjal Mustofa
 

What's hot (20)

Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen Evaluasi
 
Tujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi PendidikanTujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
 
variasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasavariasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasa
 
Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)Menyimak (Bahasa Indonesia)
Menyimak (Bahasa Indonesia)
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
POWERPOINT Pendekatan Kontekstual
POWERPOINT Pendekatan KontekstualPOWERPOINT Pendekatan Kontekstual
POWERPOINT Pendekatan Kontekstual
 
RPP Menulis Puisi Kelas VIII
RPP Menulis Puisi Kelas VIIIRPP Menulis Puisi Kelas VIII
RPP Menulis Puisi Kelas VIII
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang Berbicara
 
Menyunting (KD : 4.3)
Menyunting (KD : 4.3)Menyunting (KD : 4.3)
Menyunting (KD : 4.3)
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Format RPP Kurikulum 2013
Format RPP Kurikulum 2013Format RPP Kurikulum 2013
Format RPP Kurikulum 2013
 
Ppt sejarah sastra
Ppt sejarah sastraPpt sejarah sastra
Ppt sejarah sastra
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 

Viewers also liked

Pamplet cikalong 1
Pamplet cikalong 1Pamplet cikalong 1
Pamplet cikalong 1budiraspati
 
Pendekatan pragmatis pp
Pendekatan pragmatis ppPendekatan pragmatis pp
Pendekatan pragmatis ppMalae Malay
 
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKSAPA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKSWidya Kurnia Arizona San
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarBu Ila
 
Media pengajaran
Media pengajaranMedia pengajaran
Media pengajaranTien Yu Yu
 
Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar Bambang Sujanarko
 
Tatabahasa wacana
Tatabahasa wacanaTatabahasa wacana
Tatabahasa wacanaAza Bella
 

Viewers also liked (12)

Pamplet cikalong 1
Pamplet cikalong 1Pamplet cikalong 1
Pamplet cikalong 1
 
Pendekatan pragmatis pp
Pendekatan pragmatis ppPendekatan pragmatis pp
Pendekatan pragmatis pp
 
PRAGMATIK
PRAGMATIKPRAGMATIK
PRAGMATIK
 
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKSAPA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
APA DAN BAGAIMANA LANGKAH PENULISAN BUKU TEKS
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
Media pengajaran
Media pengajaranMedia pengajaran
Media pengajaran
 
Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar Menulis Bahan dan Buku Ajar
Menulis Bahan dan Buku Ajar
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
Tatabahasa wacana
Tatabahasa wacanaTatabahasa wacana
Tatabahasa wacana
 
Modifikasi tingkah laku
Modifikasi tingkah lakuModifikasi tingkah laku
Modifikasi tingkah laku
 

Similar to Pragmatik&pembelajaran bahasa

Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatifPendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatifrahmatnofian
 
Metodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaMetodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaAi Rahayu
 
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSssusi
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piagetuniku
 
Metodologi_pengajaran_bahasa.ppt
Metodologi_pengajaran_bahasa.pptMetodologi_pengajaran_bahasa.ppt
Metodologi_pengajaran_bahasa.pptMohammadSiddiq26
 
Metodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slametMetodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slametFaldzata Ruhiy
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiSeptiana Farikha
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asingAjengIlla
 
Psikolinguistik
Psikolinguistik Psikolinguistik
Psikolinguistik xue er tui
 
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1Suryati Udai
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescreteMarliena An
 
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa ArabLinguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arabhibatullah92
 

Similar to Pragmatik&pembelajaran bahasa (20)

Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatifPendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif
 
Metodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaMetodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasa
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
 
Buku BBM
Buku BBMBuku BBM
Buku BBM
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
Metodologi_pengajaran_bahasa.ppt
Metodologi_pengajaran_bahasa.pptMetodologi_pengajaran_bahasa.ppt
Metodologi_pengajaran_bahasa.ppt
 
Metodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slametMetodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slamet
 
Bagian ii-e-peendekatan-komunikatif
Bagian ii-e-peendekatan-komunikatifBagian ii-e-peendekatan-komunikatif
Bagian ii-e-peendekatan-komunikatif
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
 
Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 
Psikolinguistik
Psikolinguistik Psikolinguistik
Psikolinguistik
 
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
Assignment kurikulum & pkaedhan dlm peng bm sem sept 2011 1
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
 
Bmm sem4 kk
Bmm sem4 kkBmm sem4 kk
Bmm sem4 kk
 
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa ArabLinguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 

Pragmatik&pembelajaran bahasa

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa sebagai sarana komunikasi digunakan dalam bermacam-macam fungsi dan disajikan dalam konteks yang bermakna, tidak dalam bentuk kalimat- kalimat lepas. Berdasar pada hal tersebut, perlulah kita mengkaji atau menelaah suatu pendekatan dalam pendidikan (lebih sempit lagi dalam pembelajaran) yang mengakomodasi kondisi atau tujuan tersebut. Orientasi belajar-mengajar bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi disebut pendekatan komunikatif (Nababan, 1987 : 71). Di dunia pengajaran bahasa istilah pragmatik yang identik dan digunakan silih berganti dengan istilah komunikatif digunakan untuk menyebut (1) kompetensi yang menjadi tujuan pengajaran, (2) fungsi yang menjadi bahan pengajaran dan (3) faktor-faktor yang mewatasi kompetensi dan fungsi yang diajarkan (Yohanes, 2006). Dari pendapat itu jelaslah bahwa pendekatan komunikatif (pragmatik) merupakan suatu alternatif solusi menghadapi kebutuhan atau tuntutan tersebut. Pendekatan komunikatif (pragmatik) berdasar pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Jadi pembelajaran bahasa akan tepat ketika didekati dengan cara-cara yang komunikatif. Dengan berorientasi pada suatu kemampuan komunikasi, pembelajaran bahasa juga dapat didekati melalui salah satu bidang kajian bahasa yaitu pragmatik. Pengajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik lazim disebut dengan fungsi komunikatif dengan sejumlah fungsinya. Pragmatik merupakan suatu kajian bahasa dengan melibatkan berbagai aspek di luar bahasa yang mampu memberi makna. 1
  • 2. 2 Kemampuan untuk mengkaji hal-hal di luar bahasa pastilah akan sangat membantu peserta didik (siswa) dalam mengaplikasikan kompetensi berbahasa yang dimilikinya secara praktis dalam kondisi senyatanya. Dengan pendekatan pragmatik, dalam pembelajaran bahasa, diharapkan siswa akan lebih dapat mengaktualisasikan kemampuan berbahasa yang dimiliki dalam kehidupan sehari- hari dalam masyarakat. Selain itu tuntutan dari kurikulum yang terbaru juga mengarah pada suatu kompetensi pada diri siswa. Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, dalam makalah ini akan dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan pragmatik dan pengajaran bahasa. Pada bagian yang pertama akan dikupas sekilas tentang pragmatik dalam pengajaran bahasa. Bagian berikutnya akan dipaparkan mengenai kurikulum dalam kaitannya dengan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa. Selanjutnya akan dipaparkan beberapa contoh pembelajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik. Dan di bagian terakhir adalah penutup.
  • 3. 3 BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA A. Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa Sebelum mengkaji lebih jauh, akan dipaparkan suatu pengertian dari pragmatik yang dikutip dari salah satu ahli bahasa. Levinson berpendapat bahwa pragmatik ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa (Nababan, 1987 : 3). Dari pendapat tersebut terlihat bahwa pragmatik merupakan salah satu bidang kajian bahasa yang melibatkan unsur-unsur di luar bahasa (konteks) di dalam pengkajiannya. Dalam pragmatik, pengkajian bahasa didasarkan pada penggunaan bahasa bukan pada struktural semata. Konteks-konteks yang melingkupi suatu bahasa akan mendapat perhatian yang besar dalam kaitannya dengan makna yang muncul dari suatu penggunaan bahasa. Kondisi praktis tindak komunikasi menjadi pijakan utama dalam pengkajian pragmatik. Dalam hal ini, wacana-wacana yang berkaitan dengan proses komunikasi akan dikaji. Menurut Maidar Arsyad, pragmatik membaca pengkajian bahasa lebih jauh ke dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi praktis dalam segala situasi yang mendasari interaksi kebahasaan antara manusia sebagai anggota masyarakat (1997 : 3.17). Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa orientasi pengkajian pragmatik adalah pada suatu komunikasi praktis, di mana pada tataran praktis, muncul berbagai faktor diluar bahasa yang turut memberi makna dalam proses komunikasi tersebut. Adapun Nababan mengemukakan beberapa faktor penentu dalam berkomunikasi: siapa yang berbahasa dengan siapa; untuk tujuan apa; dalam situasi apa (tempat dan waktu); dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan dan suasana); dengan jalur apa (lisan atau tulisan); media apa (tatap muka, telepon, surat, dan sebagainya); dalam peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, dan sebagainya) (1987 : 70) 3
  • 4. 4 Dari pendapat tersebut didapat beberapa faktor yang mungkin sekali mempengaruhi proses tindak komunikasi yaitu pelaku, tujuan, situasi, konteks, jalur, media, dan peristiwa. Senada dengan Nababan, Suyono juga mengemukakan tiga konsep dasar dalam komunikasi. Suyono mengemukakan tiga konsep dasar dalam penggunaan bahasa (studi pragmatik) yaitu tindak komunikatif, peristiwa komunikatif dan situasi komunikatif (1990 : 18). Melihat dua pendapat tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda, hanya saja Suyono lebih meringkas lagi faktor-faktor penentu tersebut dalam tiga konsep dasar. Dengan berpijak pada beberapa hal di atas, jelaslah bahwa pragmatik akan sangat membantu dalam pengajaran bahasa (khususnya di sekolah). Pengajaran bahasa yang berorientasi pada kajian bahasa secara “struktural” jelas akan menimbulkan banyak kendala ketika tidak dikaitkan dengan penggunaan bahasa secara praktis di lapangan. Dalam kegiatan berbahasa seseorang dituntut untuk mencapai kualitas yang bersifat pragmatis. … Dengan bentuknya yang pragmatis diharapkan siswa dapat menggunakan bahasa sasaran sesuai konteks yang melatari kegiatan bahasa nyata (Nurhadi, 1995 : 146). Dari pendapat tersebut komunikasi yang terjadi diorientasikan pada pencapaian kualitas yang bersifat pragmatis, sehingga pengguna (dalam hal ini siswa) dapat menggunakan bahasa sesuai dengan konteksnya. Pembelajaran bahasa sudah semestinya mampu mengakomodasi kebutuhan berbahasa secara praktis sesuai dengan kondisi yang nyata. Dengan pola yang berdasar pada kajian pragmatik, proses pembelajaran bahasa yang diterima oleh siswa secara otomatis akan mengacu pada suatu kondisi praktis tindak komunikasi. Orientasi pembelajaran yang seperti ini juga akan menuntut penyesuaian pada berbagai aspek pembelajaran, dari kurikulum sampai tataran praktis pembelajaran. Seperti dikemukakan oleh Maidar Arsyad bahwa dalam pengajaran berbahasa, pembuat kurikulum, atau program pembelajaran harus memikirkan bahan tentang berbagai ragam bahasa dan melatihkannya sesuai dengan situasi dan konteks pemakaiannya (1997 : 3.17). Ada tiga hal penting
  • 5. 5 dari pendapat tersebut yaitu program belajar, ragam bahasa, dan pelatihan sesuai situasi dan konteks. Tiga hal tersebut memang sangat penting ketika suatu pembelajaran bahasa sudah berorientasi pada penggunaan bahasa pada tataran praktis. Dari program, materi (bahan), ragam bahasa, dan menciptakan suatu situasi dan konteks yang sesuai jelas tidak dapat dihindarkan ketika target akhir dari pembelajaran bahasa adalah “siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis” (BSNP, 2006). Ada juga pendapat lain yang lebih jauh merambah aspek lain di luar bahasa. Eny (2004), berpendapat: Pengajaran bahasa Indonesia seharusnya berdasarkan pada dimensi kultural karena dalam pembelajaran itu diungkapkan gagasan mengenai masalah yang berkaitan dengan ilmu, teknologi dan atau budaya yang sedang dipelajarinya. Pengajaran itu difokuskan pada kemahiran menggunakan bahasa yang benar, jelas, efektif, dan sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Dari pendapat tersebut, Eny mencoba melibatkan dimensi kultural karena berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang lain. Memang suatu bahasa pada akhirnya akan bersinggungan dengan berbagai aspek yang lain ketika manusia dalam menuangkan gagasan apapun akan menggunakan suatu bahasa. Jadi akan sangat berterima jika suatu pembelajaran bahasa harus berdasar pada kondisi praktis. Berangkat dari berbagai paparan di atas, dapat kita tarik suatu simpulan bahwa pembelajaran bahasa yang diorientasikan pada tataran praktis tindak komunikasi akan sangat diperlukan bagi peserta didik. Dalam hal ini, pendekatan komunikatif (lebih spesifik pragmatik) sangat membantu dalam mengarahkan proses pembelajaran bahasa yang dilakukan, terutama pada tataran pendidikan formal atau sekolah.
  • 6. 6 B. Kajian Kurikulum Kaitannya dengan Pendekatan Pragmatik Di Indonesia akhir-akhir ini terjadi perubahan kurikulum, dan sampai sekarang ini yang sedang diberlakukan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih kita kenal dengan sebutan KTSP. KTSP ini merupakan aplikasi lebih lanjut dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK. Pada dasarnya, dua model kurikulum ini sama yaitu berorientasi pada suatu capaian kompetensi. Pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kurikulum ini di arahkan pada suatu kompetensi berbahasa baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (BSNP, 2006). Dari uraian tersebut jelas ditunjukan bahwa kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia menjadi tujuan pokok dari pembelajaran bahasa Indonesia (khususnya di sekolah). Pendidikan tingkat bawah sampai tingkat atas, pembelajaran bahasanya sudah diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara praktis. Untuk mencapai suatu kemampuan berkomunikasi secara “baik”, tidaklah mungkin dapat tercapai hanya dengan mempelajari bahasa secara struktural saja. Hal tersebut dikarenakan adanya banyak faktor di luar bahasa yang mempengaruhi proses berkomunikasi. Dalam hal ini, pendekatan pragmatik cukup membantu dalam pembelajaran bahasa yang berorientasi pada tindak komunikasi secara praktis. Dalam kurikulum yang terbaru ini, dalam pembentukan arahan-arahannya juga sudah banyak melibatkan kajian pragmatik di dalamnya. Berbagai tuntutan kompetensi yang dihadirkan juga sudah didasarkan pada tindak komunikasi (pragmatik). Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam pembelajaran, sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengakomodasi tuntutan “siswa mampu berkomunikasi secara efektif efisien sesuai dengan etika yang
  • 7. 7 berlaku, baik secara lisan maupun tulisan”. Dari aspek mendengarkan (menyimak), membaca, berbicara, dan menulis sudah didasarkan pada kebutuhan komunikasi praktis. Dalam pembelajaran empat aspek tersebut, selalu akan diarahkan sampai pada kemampuan untuk menangkap wacana yang terdapat di luar aspek kebahasaan secara struktural. Dengan pemahaman yang baik terhadap hal-hal di luar bahasa, siswa diharapkan mampu memaknai suatu bahasa dengan lebih baik, dan lebih jauhnya lagi siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan lebih baik pula. Perencanaan yang seperti itu jelas harus didukung oleh seluruh elemen pendidikan. Ketika pada tataran konsep sudah baik, tetapi pada tataran praktis tidak dilakukan sesuai arahan, maka hasil yang dicapaipun tidak akan maksimal. Dengan kurikulum yang terbaru ini jelas guru sebagai salah satu elemen penting mempunyai keleluasaan dalam merancang proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, karena kita tahu bahwa setiap daerah akan mempunyai fenomena yang berbeda khususnya mengenai penggunaan bahasa. Namun yang perlu dijadikan pegangan oleh para guru yaitu adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Selebihnya menjadi kebijakan pendidik dalam mengakomodasi kebutuhan komunikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan. C. Contoh Pembelajaran dengan Berdasar pada Pendekatan Pragmatik Pada bagian ini akan dipaparkan sedikit contoh yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa indonesia yang didasarkan pada kemampuan pragmatik. Dalam hal ini kami akan mengacu pada suatu standar kompetensi dan kompetansi dasar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran di kelas. Sampel yang kami ambil adalah pembelajaran pada tingkat SMA, kelas X semester 1. Aspeknya adalah berbicara dengan standar kompetensinya yaitu “mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, diskusi, dan bercerita”, dan kompetensi dasarnya adalah “memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi dengan intonasi yang tepat”.
  • 8. 8 Dalam rancana pembelajaran (terlampir), siswa diarahkan untuk dapat memperkenalkan diri dan orang lain dalam suatu forum yang resmi. Dalam hal ini guru memberi arahan materi sebelum siswa memprektekan kompetensi tersebut. Dalam arahannya guru menyampaikan materi bahwa dalam memperkenalkan diri maupun orang lain haruslah kita memahami situasi yang ada dalam forum itu. Dari materi ini jelaslah bahwa unsur-unsur di luar bahasa mulai diperhatikan, dengan kata lain kemampuan pragmatik mulai diperkenalkan pada siswa. Lebih lanjut guru menerangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berbicara (memperkenalkan diri) di dalam forum resmi, seperti dalam forum itu dihadiri siapa saja (siswa berhadapan dengan siapa), orang yang diperkenalkan itu siapa, status atau kedudukannya dalam forum menjadi apa, situasi yang dihadapi seperti apa, tujuannya apa, dan berbagai hal yang lain yang perlu diperhatikan (mengacu pada kajian pragmatik). Selanjutnya guru mencoba menciptakan suatu situasi atau kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk menunjukan kompetensi yang dimilikinya dalam suatu situasi yang diciptakan tersebut. Dengan memberikan peran-peran tertentu pada beberapa orang, siswa dihadapkan pada suatu situasi seperti yang diharapkan untuk belajar menghadapi situasi tertentu. Dari pembelajaran yang dilakukan akan dapat terlihat, bagaimana komunikasi yang terjadi. Apakah siswa sudah mampu berkomunikasi dengan tepat pada suatu situasi yang diciptakan tersebut. Ketercapaian tersebut dapat dilihat dari bagaimana sikap yang ditunjukan, bagaimana pilihan kata yang digunakan, tujuan berkomunikasinya tercapai atau tidak, dan sebagainya. Dengan proses pembelajaran yang seperti itu diharapkan, siswa paling tidak mendapatkan pengalaman belajar. Lebih jauh lagi siswa mengetahui berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam proses berkomunikasi secara praktis. Pada akhirnya siswa akan mendapat bekal untuk berkomunikasi dalam masyarakat, paling tidak yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
  • 9. 9 BAB III PENUTUP Pembahasan pada bagian sebelumnya membawa kita pada suatu pemahaman tentang pentingnya pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa khususnya bahasa Indonesia. Ketercapaian suatu kompetensi berbahasa yang tepat tidaklah hanya dengan mempelajari bahasa secara struktural, tetapi juga harus didukung oleh suatu pembelajaran tentang aspek-aspek yang ada di luar bahasa yang seringkali berpengaruh dalam proses komunikasi. Dengan pendekatan pragmatik pula, siswa akan lebih didekatkan dengan kondisi praktis berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Selain itu, mengingat bahwa Indonesia memiliki banyak sekali budaya termasuk di dalamnya bahasa, dengan pendekatan pragmatik dalam pembelajaran bahasa, sedikit banyak kendala yang muncul akan terakomodir. Terlebih lagi didukung dengan suatu kurikulum yang sebagian besar kebijakannya diserahkan pada masing-masing tingkat satuan pendidikan, pembelajaran (khususnya bahasa) yang muncul akan lebih mampu mengakomodasi kebutuhan siswa. Dalam makalah ini hanyalah mengungkapkan sebagian kecil dari kajian pragmatik dan aplikasinya dalam pembelajaran bahasa. Masih banyak hal lain yang perlu dikaji lebih lanjut untuk lebih memperdalam kajian tentang hal ini (pragmatik). Demikian makalah yang dapat kami susun, masukan, kritik atau apapun mengenai makalah ini sangat kami harapkan untuk kami jadikan pegangan menuju capaian yang lebih baik. 9
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar : Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/SMK. Jakarta : Depdiknas. Chaniago, Sam Mukhtar; Mukti U.S., Maidar Arsyad. 1997. Pragmatik. Jakarta : Universitas Terbuka. Eny, Yayuk. 2004. http://lib.balaibahasa.org/viewdetail.php?id=1163 diakses pada 16 April 2008. Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan : Landasan dalam Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. Semarang : IKIP Semarang Press. Nababan, P.W.J.. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta : Depdiknas. Suyono. 1990. Pragmatik : Dasar-dasar dan Pengajarannya. Malang : YA3 Malang. Yohanes, Budinuryanta. 2006. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1127106- 110028/ diakses pada 16 April 2008.
  • 11. 11 MAKALAH PRAGMATIK DAN PEMBELAJARAN BAHASA oleh: Rudi Adi Nugroho JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010
  • 12. 12 DAFTAR ISI Daftar Isi …………………….……………………………………………… i BAB I PENDAHULUAN …………… ……………………………………. 1 BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK DAN APLIKASINYA …. ………. 3 A. Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa …………….. ………………… 3 B. Kajian Kurikulum Kaitannya dengan Pendekatan Pragmatik .. …….. 6 C. Pembelajaran dengan Berdasar pada Pendekatan Pragmatik ……..… 7 BAB III PENUTUP ………………………………….. ……………………. 9 Daftar Pustaka Lampiran i