SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Sulistiyati,                                                                                   Jurnal PROTEIN



Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor
Vakum terhadap Crude Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus Striatus)

The Influence of Temperature and Heating Time with Vacuum Extractor
Into Ophiocephalus Striatus Crude Albumin
Titik D. Sulistiyati
Staf Pengajar Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang, telp. 0341-553512
email: fapetrik@brawijaya.ac.id

Abstract
Background: Vacuum extractor as an extraction equipment has an advantage in make vacuum condition during
extraction so that exhaust air and make a low pressure and also inhale water from solvent. In this condition,
optimal heating temperature is reaching in shorter time so prevent albumin detorioration. The aim of the study is
to determined the effects both temperature and time of heating so produce best crude albumin quality with high
rendement. Despite of these, the study is to establish optimal temperature and time of extraction using vacuum
extractor.
Methods: Research has been conducted based on Rrandomized Completely Design Factorial. First factor are
temperature 30°C , 35°C, 40°C and the second are time of heating 7,5 minute, 10 minute, and 12,5 minute. Each
treatment was replicated three times. Data proccessed by MINITAB verse 14, if data are not normal distribusing
then Kruskall-Wallis used as extended test. Measured parameters incuded albumin, protein, Zinc (Zn) content
and total crude albumin. Best treatment was decided by De Garmo method and continued by HPLC for amino
acid profile test.
Result: Both treatments (temperature and time of heating) has non significant (P>0,05) effect into protein,
albumin, zinc contents, and rendement. The interaction also non significant effect to those parameters. The best
treatment for crude albumin extraction that use extractor vacuum is interaction between temperature 35°C and
12.5 minute, which produce albumin content 2.62 g/dL and rendement 23.26%. Extraction crude albumin
method using extractor vacuum is better than steaming method, because by steaming method the crude fish
albumin content is 0.6-1.4 g/dL .

Key words: Extraction crude albumin, heating and extractor vacuum

Abstrak
Latar Belakang: Ekstraktor vakum sebagai alat ekstraksi memiliki kelebihan yaitu pembangkitan kondisi vakum
selama ekstraksi yang mampu menghisap udara di dalam ruang dan menyebabkan tekanan menjadi rendah, serta
menghisap uap air dari pelarut. Pada kondisi ini suhu pemanasan optimal tercapai dalam waktu lebih singkat,
sehingga kerusakan albumin dapat dicegah, selain itu lebih efektif dan efisien. Penelitian bertujuan menentukan
pengaruh suhu, lama pemanasan serta interaksinya terhadap rendemen dan kualitas crude albumin dengan
menggunakan ekstraktor vakum sehingga diperoleh rendemen dan kualitas crude albumin terbaik.
Metode: Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali ulangan
dengan 2 faktor perlakuan yaitu suhu 30°C , 35°C dan 40°C dan lama pemanasan 7,5 menit , 10 menit dan 12,5
menit. Pengolahan data menggunakan MINITAB verse 14. Bila data tidak menyebar normal maka uji lanjut
dilakukan dengan uji Kruskall-Wallis. Parameter uji yaitu kadar albumin, protein, Seng (Zn) dan rendemen
crude albumin total. Perlakuan terbaik ditentukan menggunakan metode De Garmo. Uji profil asam amino
metode HPLC dilakukan untuk hasil terbaik.
Hasil: Faktor perlakuan (suhu dan lama pemanasan) pada ekstraksi crude albumin ikan Gabus berpengaruh tidak
nyata (P> 0,05) terhadap kadar albumin, protein, Zinc dan rendemen. Interaksi suhu dan lama pemanasan juga
tidak memberi pengaruh nyata terhadap kadar albumin, kadar protein, kadar Zinc dan rendemen (H<X2 0,05).
Perlakuan dengan suhu pemanasan 35°C selama 12,5 menit adalah perlakuan terbaik, menghasilkan kadar
albumin sebesar 2,62 g/dL dan rendemen 23,26%. Sedangkan di pasaran crude albumin yang dihasilkan berkisar
antara 0,6-1,4 g/dL. Hasil ini menunjukkan bahwa crude albumin yang dihasilkan dengan menggunakan
ekstraktor vakum lebih baik dari pada sistem pengukusan.

Kata kunci: Ekstraksi crude albumin, pemanasan, crude albumin



                                                                                                            166
Sulistiyati,                                                                      Jurnal PROTEIN



PENDAHULUAN                                       Sehingga kerusakan albumin dapat dicegah,
                                                  selain itu lebih efektif dan efisien.
          Selama ini proses ekstraksi crude
albumin ikan Gabus menggunakan sistem                     Tujuan penelitian ini adalah (1)
pengukusan. Berdasarkan penelitian yang           menentukan pengaruh suhu pemanasan dengan
dilakukan oleh Sugiono (2002) bahwa               menggunakan ekstraktor vakum terhadap
perlakuan suhu dan lama pengukusan yang           rendemen dan kualitas crude albumin. (2)
berbeda memberi pengaruh sangat nyata             menentukan pengaruh lama pemanasan dengan
terhadap rendemen dan kadar albumin filtrate      menggunakan ekstraktor vakum terhadap
ikan Gabus dalam bentuk serbuk. Rendemen          rendemen dan kualitas crude albumin. (3)
filtrat tertinggi (45,46%) pada perlakuan suhu    menentukan pengaruh suhu dan lama
85°C dan lama pengukusan pada suhu 35 menit.      pemanasan dengan menggunakan ekstraktor
Sedangkan kadar albumin filtrat tertinggi         vakum terhadap rendemen dan kualitas crude
(2,333 g/100g) pada perlakuan suhu 40°C dan       albumin.(4) menentukan suhu dan lama
lama pengukusan 25 menit. Sedangkan menurut       pemanasan optimal dengan menggunakan
Santoso (2001) pada suhu 50°C dengan lama         ekstraktor vakum sehingga diperoleh rendemen
pemanasan 15 menit menghasilkan filtrat ikan      dan kualitas crude albumin terbaik.
Gabus yang mengandung albumin sebesar 1,5
g/dL. Hal ini menunjukkan kelemahan dari                  Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sistem pengukusan bahwa untuk mendapatkan         memberikan kontribusi alternatif penyediaan
rendemen filtrat yang tinggi diperlukan waktu     albumin dengan biaya yang terjangkau,
lebih lama dan suhu pemanasan yang lebih          memberi informasi suhu dan lama pemanasan
tinggi pula.                                      yang tepat untuk memperoleh crude albumin
                                                  ikan Gabus yang bagus dengan menggunakan
         Ciptarini    dan   Diastuti    (2006)    ekstraktor vakum.
menambahkan, berdasarkan pengamatan di
pasaran kadar crude albumin dari ikan Gabus       MATERI DAN METODE
yang diperoleh dengan sistem pengukusan
berkisar 0,6 – 1,4 g/dL dengan harga setiap 80    Materi
mL senilai Rp. 20.000,00.                                 Bahan    yang     digunakan    dalam
                                                  pembuatan crude albumin adalah ikan gabus
        Albumin merupakan protein yang            yang diperoleh dari sungai Umbulan Pasuruan
memiliki sifat larut air, akan tetapi pemanasan   dalam keadaan hidup dan es batu. Sedangkan
pada suhu 50°C-70°C mulai menunjukkan             bahan kimia yang digunakan adalah aquades
penurunan daya kelarutannya (Foegeding et al,     (pa). Bahan baku untuk analisa kadar albumin
1986).      Bahkan        ditambahkan      oleh   dengan metode Brom Cresol Green adalah
Wirahadikusumah (1981) bahwa kebanyakan           buffer succinate dengan konsentrasi 87
protein pada suhu diatas 40°C menjadi tidak       mmol/L; pH 4,20, brom cresol green 0,2
mantap dan mengalami denaturasi.                  mmol/L, Brij 35 sebanyak 7,35 ml/L. larutan
                                                  standar (Bovine Serum Albumin) dan aquades.
        Untuk memperoleh crude albumin            Bahan yang digunakan dalam analisa Zn
dengan rendemen dan kualitas yang lebih baik      menggunakan aquades (pa)
maka       dilakukan      penelitian  dengan
menggunakan       ekstraktor    vakum   untuk              Alat yang digunakan dalam ekstraksi
mengekstraksi crude albumin dari ikan Gabus.      crude albumin adalah ekstraktor vakum, pisau,
Ekstraktor vakum punya kelebihan yaitu            baskom, talenan, timbangan digital dengan
pembangkitan kondisi vakum selama ekstraksi       ketelitian 0,01 mg, cool box, kunci Inggris,
yang mampu menghisap udara di dalam ruang         kunci no. 17, stopwatch, termos es, bola hisap,
dan menyebabkan tekanan menjadi rendah            gelas ukur 100 ml, spatula, corong, beaker glass
(Anonymous, 2006a), serta menghisap uap air       500 ml. Alat yang digunakan untuk analisa
dari pelarut. Apabila tekanan dalam ekstraktor    protein total dan albumin antara lain botol film
rendah maka diharapkan dapat tercapai suhu        gelap, tabung reaksi, gelas ukur, kertas saring,
pemanasan optimal dalam waktu lebih singkat.      mikropipet, spektrofotometer (Hitachi, Japan).


167
Vol. 15. No. 2                Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum



Alat yang digunakan untuk analisa Zn adalah        ditentukan     perlakuan     terbaik   dengan
botol film gelap, Erlenmeyer 250 mL, Atomic        menggunakan metode De Garmo. Hasil terbaik
Absorption Spectrophotometry dan Hollow            dilakukan uji profil asam amino metode HPLC.
Cathode Lamp dengan panjang gelombang
213,5 nm.                                          Prosedur Penelitian
                                                            Pertama-tama yang dilakukan dalam
Metode                                             proses ekstraksi crude albumin yaitu Ikan
         Metode yang digunakan dalam               Gabus hidup dimatikan dan disiangi (kepala, isi
penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan        perut, sirip dan duri), dicuci dengan air bersih,
Rancangan Percobaan yang digunakan adalah          dipotong dengan ukuran 2-3 mm, selanjutnya
Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali            potongan tersebut dihomogenkan kemudian
ulangan dengan 2 faktor perlakuan yaitu suhu       ditimbang masing-masing 180g dan dikemas
30°C (A1), 35°C(A2) dan 40°C(A3) dan lama          dalam plastik. Plastik berisi daging tersebut
pemanasan 7,5 menit (B1), 10 menit (B2) dan        dimasukkan dalam termos es yang berisi es
12,5 menit (B3). Pengolahan data menggunakan       curai. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
MINITAB verse 14. Apabila data penelitian          supaya daging tidak mengalami perubahan
tidak menyebar normal maka uji lanjut              secara fisik dan kimia.         Hal yang perlu
dilakukan dengan uji Kruskall-Wallis.              diperhatikan yaitu daging ikan Gabus selalu
                                                   diganti pada setiap variabel suhu dan waktu
         Parameter uji yaitu kadar albumin         yang berbeda. Selanjutnya disiapkan alat
(Elitech, 2005), kadar protein (Elitech, 2005),    ekstraksi yaitu ekstraktor vakum yang dapat
kadar Seng (Zn) (Widjanarko, 1996) dan             dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.
rendemen crude albumin total. Kemudian




                                       Gambar 1. Ekstraktor Vakum

          Tabung ekstraksi diisi aquades           dibuka, daging dimasukkan dalam tempat
melalui     kran    yang    digunakan     untuk    umpan dan ditutup rapat dengan bantuan kunci
memasukkan       pelarut,   hingga     mencapai    no 17. Pompa vakum dinyalakan kemudian
ketinggian ½ dari batas selang indikator. Kain     dihitung sesuai variabel suhu dan waktu yang
saring dipasang di tempat umpan dan tabung         ditentukan. Pompa dimatikan, kran pengatur
ekstraksi ditutup. Suhu diatur sesuai kebutuhan    tekanan dibuka sehingga tekanan naik kembali
dan heater dinyalakan hingga suhu yang             (0 cmHg) dan heater dimatikan. Daging dari
diinginkan tercapai. Tutup tabung ekstraksi        tempat umpan diangkat dan diperas, filtrat yang



                                                                                               168
Sulistiyati,                                                                 Jurnal PROTEIN



diperoleh dicampur dengan filtrat dari tabung    kadar albumin, total protein dan rendemen.
ekstraksi dan kondensat, selanjutnya ditimbang   Diagram alir ekstraksi crude albumin ikan
dengan timbangan digital dan dilakukan analisa   Gabus dapat dilihat pada Gambar 2.




169
Vol. 15. No. 2                  Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum




        Ikan Gabus                                                      Tabung ekstraksi


         disiangi
                                                                         Diisi Aquades



           dicuci                                                         Diatur Suhu
                                                                       pada thermocontrol
                           Dilakukan
                           Preparasi
         dipotong          bahan baku
       dengan ukuran                                                    Pelarut dipanaskan
          2 -3 mm


                                                                Daging ikan Gabus dimasukkan
         ditimbang                                                      Tempat Umpan



          Daging                                                           Pompa Vakum
                                                                            dihidupkan
        Ikan Gabus


                                                                     Dihitung lama ekstraksi



                                                                      Pompa vakum dimatikan
                                                                    (ditunggu hingga P=0 cmHg)



                                                                Tutup tabung ekstraksi dibuka,




                                                          Daging            Ekstrak          Kondensat
                                                        Ikan Gabus


                                                          diperas


                                                          Filtrat




               Analisis :
     Rendemen, Kadar Albumin,                                          Crude Albumin



HASIL DAN PEMBAHASAN



                                                                                                         170
Sulistiyati,                                                                                                   Jurnal PROTEIN




Data Hasil Penelitian

                               Tabel . Data Hasil Penelitian
                                KADAR
      PERLAKUAN                                     RENDEMEN
                               ALBUMIN                                                                    KADAR Zn (ppm)
                                                         (%)
                                 (g/dL)
   SUHU        WAKTU       T      K       P       T       K     P                                               T
                                 0.0
                   B1     2.45           1.52   12.13 5.28 13.4                                                1.48
                                  4
     A1
                                                         24.4
                   B2     2.50 0.05      1.73   18.15         17.21                                            1.78
                                                           4
                                                         40.0
                   B3     2.41 0.03      1.66   20.40         21.81                                            1.65
                                                           4
                   B1     2.48 0.03      2.26   27.18 8.65 13.25                                               1.26
     A2
                                 0.0
                   B2     2.69           1.73   15.15 1.68 10.3                                                1.22
                                  4
                   B3     2.62 0.03      1.83   23.26 2.37 21.5                                                1.34
                                 0.0            24.4
                   B1     2.46           2.12            2.48 21.5                                             1.21
                                  4               4
     A3
                                                         51.4
                   B2     2.38 0.03      1.90   32.38         23.12                                            1.25
                                                           7
                                 0.0
                   B3     2.22           2.36   31.92 51.35 28.92                                              2.43
                                  4
Keterangan:T=Total,K=Kondensat,P=Protein

Albumin                                                                  value > 0,05) demikian pula interaksi suhu dan
       Rerata kadar albumin campuran pada                                lama pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
crude    albumin    ikan     Gabus    berkisar                           terhadap kadar albumin (H<X2 0,05).
2,22 – 2,69 g/dL. Hasil analisa Kruskal Wallis
menunjukkan bahwa perlakuan suhu pemanasan                                    1. Hubungan perlakuan terhadap kadar
serta lama pemanasan tidak memberi pengaruh                                   albumin total ditunjukkan pada Gambar 6.
                   Kadar Albumin (g/dL)




nyata terhadap perubahan kadar albumin (P-


                                            3
                                          2.5
                                            2
                                          1.5
                                            1                       y = -0.0154x       2
                                                                                     + 0.1364x + 2.2729
                                          0.5                                      R2 = 0.638
                                            0
                                                1    2      3   4         5        6       7     8        9

                                                                P ku n
                                                                 erla a

                                            K ar A u in Total
                                             ad   lb m                    Poly. (K ar A u in Total)
                                                                                  ad   lb m

               Gambar 3. Grafik Hubungan PerlakuanTerhadap Kadar Albumin Total

        Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat                              albumin pada kondensat. Sebab apabila volume
bahwa dengan semakin meningkatnya suhu dan                               cairan pada kondensat banyak dengan kadar
lama pemanasan grafik hubungan perlakuan                                 albumin rendah, dicampurkan dengan hasil
terhadap kadar albumin total semakin menurun.                            perasan maupun filtrat akan mengakibatkan
Hal ini diduga terkait dengan penurunan kadar                            penurunan kadar albumin total atau terjadi



171
Vol. 15. No. 2                                                 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum



pengenceran. Menurut Winarno (1992) bahwa                                                      selama 7,5 – 12,5 menit tidak menunjukkan
protein globuler seperti albumin lebih mudah                                                   perubahan nyata baik secara mandiri maupun
berubah dibawah pengaruh suhu, dibandingkan                                                    interaksinya.
protein fibriler. Akan tetapi protein yang juga                                                     2. Hubungan perlakuan terhadap kadar
dapat larut dalam air ini dapat dipertahankan                                                       albumin pada kondensat menunjukkan
dalam bentuk globular dengan menggulung atau                                                        kenaikan seperti yang ditunjukkan pada
melipat rantai peptida (Guyton and Hall, 1997).                                                     Gambar 4.
Akibatnya kadar albumin pada suhu 30-40°C
                      Kadar Albumin (g/dL)




                                                     0.06
                                                     0.05
                                                     0.04
                                                     0.03                                                 2
                                                                                        y = 0.0005x         - 0.0052x + 0.0483
                                                     0.02
                                                                                                         R2 = 0.2258
                                                     0.01
                                                         0
                                                               1       2         3         4        5        6        7       8       9

                                                                                           Perla a
                                                                                                ku n

                                                                           Kondensat                 Poly. (Kondensat)

                 Gambar 4. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Albumin Kondensa

       Apabila kecepatan kondensasi lebih besar                                                terjadi aliran turbulen pada fluida pendorong.
daripada kecepatan penguapan pada tabung                                                       Efek aliran turbulen menurunkan kinerja ejector
sampel akibatnya protein (albumin) yang                                                        dalam melakukan penghisapan sehingga
terbawa oleh uap juga sedikit, akibatnya kadar                                                 perubahan tekanan di leher ejector tidak dapat
albumin menjadi rendah. Hal ini dapat                                                          berlangsung ideal (Argo et al, 2002).
dipengaruhi oleh jumlah ejektor apbila jumlah
ejector kurang maka kecenderungan laju                                                                Hubungan perlakuan terhadap kadar
penguapan menurun karena terjadi kelebihan                                                     albumin pada perasan menunjukkan kenaikan
debit yang mengalir di dalam ejektor sehingga                                                  seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5
       .
                              Kadar Albumin (g/dL)




                                                     2.5
                                                       2
                                                     1.5
                                                       1                             y = -0.0003x    2   + 0.0761x + 1.5314
                                                     0.5                                            R2   = 0.4843
                                                       0
                                                           1       2         3         4       5         6       7        8       9

                                                                                        Perlakuan

                                                                              Perasan               Poly. (Perasan)

                  Gambar 5. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Albumin Perasan

       Menurut Bernasconi et al (1995)                                                         pada perasan diduga sebagai akibat gaya adhesi
bahwa semakin meningkatnya kadar albumin                                                       setelah pemisahan larutan ekstrak, akan selalu



                                                                                                                                          172
Sulistiyati,                                                                                                                 Jurnal PROTEIN



tertinggal larutan ekstrak dalam kuantitas                                          diperas masih banyak cairan (filtrat) yang
tertentu didalam bahan ekstraksi. Karena                                            tertinggal pada bahan.
perpindahan massa berlangsung pada bidang
kontak antara fase padat dan cair maka bahan
itu perlu sekali memiliki permukaan luas                                            Rendemen
dengan memeperkecil ukuran bahan ekstraksi.                                                 Rerata rendemen campuran crude
Dimana lintasan kapiler yang harus dilewati                                         albumin ikan Gabus berkisar 12,13 – 32,38 %.
dengan cara difusi menjadi lebih pendek                                             Hasil analisa Kruskal Wallis menunjukkan
dengan mengurangi tahanan dan semakin                                               bahwa perlakuan suhu pemanasan serta lama
meningkatnya variabel waktu dan suhu yang                                           pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
diberikan maka panas yang diterima oleh                                             terhadap perubahan rendemen (P-value > 0,05)
daging ikan Gabus yang sudah dicincang                                              demikian pula interaksi suhu dan lama
semakin tinggi akhirnya mempercepat pelarutan                                       pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
protein, dalam hal ini albumin yang juga                                            terhadap rendemen crude albumin ikan Gabus
merupakan protein plasma. Akibatnya pada saat                                       (H<X2 0,05). Hubungan perlakuan terhadap
                                                                                    rendemen ditunjukkan pada Gambar 6
                 Rendemen (%)




                                                                                y =0.0739x        2
                                                                                                    +1.2129x +12.347
                                     40                                                          R2 =0.6712
                                     30
                                     20

                                     10
                                           0
                                               1           2       3       4        5            6       7       8       9
                                                                               Perla a
                                                                                    ku n


                                                       Rendem T
                                                             en otal                    Poly. (Rendem T
                                                                                                     en otal)


           Gambar 6. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Total Crude Albumin

          Suhu dan lama pemanasan yang                                              antar jaring mengkerut dan berkurang
digunakan semakin meningkat maka rendemen                                           volumenya, sehingga air dalam daging
crude albumin juga akan semakin tinggi. Hal ini                                     menguap dan keluar sebagai cairan.
dipengaruhi oleh daya ikat air oleh protein pada
daging. Kenaikan ini diduga berkaitan dengan                                               Hubungan        perlakuan    terhadap
menurunnya kemampuan menahan air oleh                                               rendemen perasan ditunjukkan pada Gambar 7.
jaringan ikat daging ikan Gabus karena ruang

                                                                                y = 0.3507x 2 - 2.0496x + 18.144
                                               40
                                Rendemen (%)




                                                                                           R2 = 0.5923
                                               30

                                               20

                                               10

                                                   0
                                                       1       2       3   4        5        6       7       8       9

                                                                               Perlakuan

                                                                   Perasan              Poly. (Perasan)

                Gambar 7. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Perasan



173
Vol. 15. No. 2                                      Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum




        Trendline      pada     Gambar      7                                   penurunan daya ikat air oleh protein daging
menunjukkan kenaikan seriring kenaikan suhu                                     karena daya solubilitas protein daging
dan lama pemanasan. Hal ini dipengaruhi oleh                                    (Soeparno, 1994).
daya ikat air oleh protein pada daging. Sebab                                           Hubungan       perlakuan    terhadap
temperatur yang tinggi akan meningkatkan                                        rendemen perasan ditunjukkan pada Gambar 8.
                     Rendemen (%)

                                                                                           2
                                                                            y = 1.6839x      - 13.773x + 36.403
                                          60                                              R2 = 0.3899
                                          50
                                          40
                                          30
                                          20
                                          10
                                           0
                                                1       2      3        4        5        6       7        8       9
                                                                            Perlakuan

                                                            Kondensat                Poly. (Kondensat)

                 Gambar 8. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Kondensat

         Pada kondensat, rendemen crude                                         Seng
albumin meningkat sejalan dengan kenaikan                                               Rerata kadar Zn campuran pada crude
suhu dan waktu pemanasan seperti terlihat pada                                  albumin ikan Gabus berkisar 1,21–2,43 ppm.
Gambar 8 diatas. Hal ini disebabkan titik didih                                 Hasil analisa Kruskal Wallis menunjukkan
selama proses ekstraksi lebih cepat tercapai                                    bahwa perlakuan suhu pemanasan serta lama
karena kondisi vakum sehingga laju pengupan                                     pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
juga semakin cepat. Ditambahkan Earle (1969)                                    terhadap perubahan kadar Zn (P-value > 0,05)
bahwa suhu udara mempunyai pengaruh yang                                        demikian pula interaksi suhu dan lama
sangat besar dalam kecepatan perpindahan uap                                    pemanasan tidak memberi pengaruh nyata
air, oleh karena suhu ini mengatur tekanan uap                                  terhadap kadar Zn (H<X2 0,05). Hubungan
jenuh air dan melengkapi gaya tarik suhu yang                                   perlakuan terhadap kadar Zinc disajikan pada
memindahkan panas untuk menguapkan air.                                         Gambar 9.
                         Kadar Zn (ppm)




                                            3                               y = 0.0423x       2
                                                                                             - 0.4838x + 2.6124
                                          2.5                                             R2 = 0.4588
                                            2
                                          1.5
                                            1
                                          0.5
                                            0
                                                1       2      3        4       5         6       7    8       9

                                                                        Perlakuan

                                                            Zn Total            Poly. (Zn Total)

                   Gambar 9. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Zinc Total

        Berdasarkan Gambar 9, menunjukkan                                       albumin dan globulin (Pudjiadi, 2000). Akan
kadar Zn total mengalami penurunan. Dalam                                       tetapi seng dalam daging terikat kuat pada
darah, seng terdapat di plasma terikat pada                                     myofibril dan diduga mempengaruhi daya ikat



                                                                                                                        174
Sulistiyati,                                                                        Jurnal PROTEIN



daging (De Man, 1997). Diduga pada                           Menurut penelitian terdahulu dengan
pemanasan dengan suhu 30°C - 40°C selama             mengunakan       sistem  pengukusan    yang
7,5 – 12,5 menit Zn yang terikat pada albumin        dilakukan oleh Santoso (2001) bahwa pada
masih terikat pada benang – benang daging ikan       suhu 50C selama 15 menit merupakan hasil
Gabus sehingga tidak memberi pengaruh nyata          terbaik yang menunjukkan kadar albumin
baik secara mandiri maupun interaksinya.             sebesar 1,5 g/dL.

                                                             Meskipun hasil analisa menunjukkan
Perlakuan Terbaik                                    bahwa kadar albumin maupun rendemen tidak
         Penentuan          perlakuan terbaik        berbeda nyata, tetapi penggunaan ekstraktor
menggunakan metode indeks efektivitas (De            vakum menunjukkan kadar albumin lebih besar
Garmo) ditentukan dari nilai Nh (Nilai Hasil)        daripada sistem pengukusan.
menunjukkan bahwa perlakuan suhu pemanasan
35°C selama 12,5 menit dengan kadar albumin          Profil Asam Amino
sebesar 2,62 g/dL, dan rendemen 23,26%                      Berdasarkan profil asam amino pada
merupakan perlakuan terbaik ekstraksi crude          kromatogram, dapat terdeteksi bahwa asam
albumin Ikan Gabus dengan menggunakan                amino penyusun crude albumin ikan Gabus
ekstraktor vakum dengan perlakuan suhu dan           berjumlah 19 macam. Kadar penyusun asam
lama ekstrakasi yang berbeda, karena memiliki        amino crude albumin dan serbuk albumin yang
nilai hasil terbesar yaitu 0,65.                     diekstraksi ikan Gabus dapat dilihat pada Tabel
                                                     2.

                            Tabel 2. Profil Asam Amino
                           Jenis Asam Amino         Crude (μg/mg)
                           Fenilalanin                  0,132
                           Isoleusin                    0,098
                           Leusin                       0,169
                           Valin                        0,127
                           Treonin                      0,084
                           Lisin                        0,197
                           Histidin                     0,062
                           Aspartat                     0,072
                           Glutamat                     0,286
                           Alanin                       0,150
                           Prolin                       0,082
                           Serin                        0,081
                           Glisin                       0,140
                           Sistein                      0,017
                           Tirosin                      0,025
                           Arginin                      0,109
                           NH3                          0,026

        Dari sejumlah asam amino pada hasil
penelitian (perlakuan terbaik) terdiri atas asam
amino essensial maupun non essensial. Asam-
asam amino tertentu seperti triptofan, arginin,
trisin, fenilalanin, glutamin, alanin, treonin dan
prolin dapat merangsang proses sintesa               KESIMPULAN
albumin. Albumin pada manusia terutama
banyak mengandung asam aspartat dan                  Kesimpulan
glutamat dan sangat sedikit triptofan (Tandra             Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
dkk, 1988).                                          bahwa 1) tidak ada pengaruh pada suhu



175
Vol. 15. No. 2                Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum



pemanasa 30, 35 dan 40°C dengan                     De Man, J. M. 1997. Kimia Makanan. Alih
menggunakan ekstraktor vakum terhadap                   bahasa: Kosasih P. Institut Teknologi
perubahan kadar albumin, kadar Zn dan                   Bandung. Bandung
rendemen (P-value > 0,05). 2) Tidak ada
                                                    Ellitech. 2005. Albumin. Seppim SAS. France
pengaruh pada lama pemanasan 7,5; 10 dan
12,5 menit dengan menggunakan ekstraktor            Foegeding, E.A., C.E. Allen and W.R. Dayton.
vakum terhadap perubahan kadar albumin,                  1986. Effect of Heating Rate on
kadar Zn dan rendemen (P-value > 0,05). 3)               Thermally Formed Myosin, Fibrinogen
Tidak ada pengaruh pada interaksi suhu dan               and Albumin Gels. Journal Food
lama pemanasan dengan menggunakan                        Science. Vol. 51. No.1
ekstraktor vakum terhadap perubahan kadar           Guyton, A. C. dan John E. Hall. 1997. Fisiologi
albumin, kadar Zn dan rendemen (H<X2 0,05). 4)           Kedokteran. Alih bahasa : Irawati
Perlakuan dengan suhu pemanasan 35°C selama              Setiawan.. Penerbit Buku Kedokteran
12,5 menit adalah perlakuan terbaik ekstraksi            EGC. Jakarta
crude     albumin   Ikan    Gabus    dengan
menggunakan ekstraktor vakum dimana kadar           Santoso, A. H. 2001. Ekatraksi Crude
albumin sebesar 2,62 g/dL, kadar Zinc 1,34                Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus
ppm dan rendemen 23,26%.                                  striatus) : Pengaruh Suhu dan Lama
                                                          Pemanasan Serta Fraksinasi Albumin
Saran                                                     Menggunakan        Asam.    Fakultas
      Perlu adanya penelitian lebih lanjut                Teknologi     Pertanian.  Universitas
tentang efisiensi alat maupun pengaruh tekanan            Brawijaya. Malang
pada ekstraksi crude albumin dengan                 Sugiono. 2002. Pengaruh Suhu Dan Lama
menggunakan ekstraktor vakum terhadap                    Pengukusan Terhadap Kadar Albumin
perubahan kadar protein, kadar albumin,                  Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus).
rendemen maupun Seng (Zn) crude albumin                  Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas
ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Selain itu          Brawijaya Malang
selama proses ekstraksi, agar memperhitungkan
jeda waktu antara perlakuan satu dan                Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.
selanjutnya, bisa sama.                                  Gramedia Pustaka Tama. Jakarta
                                                    Wirahadikusumah. M. 1981. Biokimia :
DAFTAR PUSTAKA                                           Protein, Enzim dan Asam Nukleat.
                                                         Institut Teknologi Bandung




                                                                                               176

More Related Content

What's hot (8)

Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot TrimulyadiChitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
 
biochemi
biochemibiochemi
biochemi
 
391 754-1-pb
391 754-1-pb391 754-1-pb
391 754-1-pb
 
Biodiesel
BiodieselBiodiesel
Biodiesel
 
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pembuatan telur asin rebus terhada...
 
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
 
380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 

Similar to 97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum-terhadap-crude-albumin-ikan-gabus-ophiocephalus-striatus

Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...AriefWidjaja1
 
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Achmad Fathony
 
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...Siti Sahatul Fatimah
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Sii AQyuu
 
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetPembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetrando_suhendra
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...Eka Novitasari
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukAnggi Dharma Roesadi
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas Nadiyayoo
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdfadelbb
 
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptx
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptxPTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptx
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptxAwyd1
 
Pengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurPengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurNery Azni Ch
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxJepriadi5
 
back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...
back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...
back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...UD. Berkah Jaya Komputer
 

Similar to 97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum-terhadap-crude-albumin-ikan-gabus-ophiocephalus-striatus (20)

Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
 
148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)
 
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
 
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
Tugas resume jurnal teknologi fermentasi teknologi industri hasil perikanan f...
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
 
HANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURULHANA,PINTA,NURUL
HANA,PINTA,NURUL
 
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karetPembuatan bioetanol dari singkong karet
Pembuatan bioetanol dari singkong karet
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
 
08 naskah publikasi
08 naskah publikasi08 naskah publikasi
08 naskah publikasi
 
Alkohol. second
Alkohol. secondAlkohol. second
Alkohol. second
 
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...01 fix artikel 01  juli 09  - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
01 fix artikel 01 juli 09 - brg - dekomposisi tongkol jagung secara termoki...
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busuk
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
PPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptxPPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptx
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
 
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptx
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptxPTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptx
PTPN XI PG REDJOSARIE MAGETAN.pptx
 
Hasil review
Hasil reviewHasil review
Hasil review
 
Pengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurPengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undur
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
 
back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...
back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...
back up krenova litbang Magelang'Optimalisasi kuantitas dan kualitas produksi...
 

97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum-terhadap-crude-albumin-ikan-gabus-ophiocephalus-striatus

  • 1. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum terhadap Crude Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus Striatus) The Influence of Temperature and Heating Time with Vacuum Extractor Into Ophiocephalus Striatus Crude Albumin Titik D. Sulistiyati Staf Pengajar Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang, telp. 0341-553512 email: fapetrik@brawijaya.ac.id Abstract Background: Vacuum extractor as an extraction equipment has an advantage in make vacuum condition during extraction so that exhaust air and make a low pressure and also inhale water from solvent. In this condition, optimal heating temperature is reaching in shorter time so prevent albumin detorioration. The aim of the study is to determined the effects both temperature and time of heating so produce best crude albumin quality with high rendement. Despite of these, the study is to establish optimal temperature and time of extraction using vacuum extractor. Methods: Research has been conducted based on Rrandomized Completely Design Factorial. First factor are temperature 30°C , 35°C, 40°C and the second are time of heating 7,5 minute, 10 minute, and 12,5 minute. Each treatment was replicated three times. Data proccessed by MINITAB verse 14, if data are not normal distribusing then Kruskall-Wallis used as extended test. Measured parameters incuded albumin, protein, Zinc (Zn) content and total crude albumin. Best treatment was decided by De Garmo method and continued by HPLC for amino acid profile test. Result: Both treatments (temperature and time of heating) has non significant (P>0,05) effect into protein, albumin, zinc contents, and rendement. The interaction also non significant effect to those parameters. The best treatment for crude albumin extraction that use extractor vacuum is interaction between temperature 35°C and 12.5 minute, which produce albumin content 2.62 g/dL and rendement 23.26%. Extraction crude albumin method using extractor vacuum is better than steaming method, because by steaming method the crude fish albumin content is 0.6-1.4 g/dL . Key words: Extraction crude albumin, heating and extractor vacuum Abstrak Latar Belakang: Ekstraktor vakum sebagai alat ekstraksi memiliki kelebihan yaitu pembangkitan kondisi vakum selama ekstraksi yang mampu menghisap udara di dalam ruang dan menyebabkan tekanan menjadi rendah, serta menghisap uap air dari pelarut. Pada kondisi ini suhu pemanasan optimal tercapai dalam waktu lebih singkat, sehingga kerusakan albumin dapat dicegah, selain itu lebih efektif dan efisien. Penelitian bertujuan menentukan pengaruh suhu, lama pemanasan serta interaksinya terhadap rendemen dan kualitas crude albumin dengan menggunakan ekstraktor vakum sehingga diperoleh rendemen dan kualitas crude albumin terbaik. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali ulangan dengan 2 faktor perlakuan yaitu suhu 30°C , 35°C dan 40°C dan lama pemanasan 7,5 menit , 10 menit dan 12,5 menit. Pengolahan data menggunakan MINITAB verse 14. Bila data tidak menyebar normal maka uji lanjut dilakukan dengan uji Kruskall-Wallis. Parameter uji yaitu kadar albumin, protein, Seng (Zn) dan rendemen crude albumin total. Perlakuan terbaik ditentukan menggunakan metode De Garmo. Uji profil asam amino metode HPLC dilakukan untuk hasil terbaik. Hasil: Faktor perlakuan (suhu dan lama pemanasan) pada ekstraksi crude albumin ikan Gabus berpengaruh tidak nyata (P> 0,05) terhadap kadar albumin, protein, Zinc dan rendemen. Interaksi suhu dan lama pemanasan juga tidak memberi pengaruh nyata terhadap kadar albumin, kadar protein, kadar Zinc dan rendemen (H<X2 0,05). Perlakuan dengan suhu pemanasan 35°C selama 12,5 menit adalah perlakuan terbaik, menghasilkan kadar albumin sebesar 2,62 g/dL dan rendemen 23,26%. Sedangkan di pasaran crude albumin yang dihasilkan berkisar antara 0,6-1,4 g/dL. Hasil ini menunjukkan bahwa crude albumin yang dihasilkan dengan menggunakan ekstraktor vakum lebih baik dari pada sistem pengukusan. Kata kunci: Ekstraksi crude albumin, pemanasan, crude albumin 166
  • 2. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN PENDAHULUAN Sehingga kerusakan albumin dapat dicegah, selain itu lebih efektif dan efisien. Selama ini proses ekstraksi crude albumin ikan Gabus menggunakan sistem Tujuan penelitian ini adalah (1) pengukusan. Berdasarkan penelitian yang menentukan pengaruh suhu pemanasan dengan dilakukan oleh Sugiono (2002) bahwa menggunakan ekstraktor vakum terhadap perlakuan suhu dan lama pengukusan yang rendemen dan kualitas crude albumin. (2) berbeda memberi pengaruh sangat nyata menentukan pengaruh lama pemanasan dengan terhadap rendemen dan kadar albumin filtrate menggunakan ekstraktor vakum terhadap ikan Gabus dalam bentuk serbuk. Rendemen rendemen dan kualitas crude albumin. (3) filtrat tertinggi (45,46%) pada perlakuan suhu menentukan pengaruh suhu dan lama 85°C dan lama pengukusan pada suhu 35 menit. pemanasan dengan menggunakan ekstraktor Sedangkan kadar albumin filtrat tertinggi vakum terhadap rendemen dan kualitas crude (2,333 g/100g) pada perlakuan suhu 40°C dan albumin.(4) menentukan suhu dan lama lama pengukusan 25 menit. Sedangkan menurut pemanasan optimal dengan menggunakan Santoso (2001) pada suhu 50°C dengan lama ekstraktor vakum sehingga diperoleh rendemen pemanasan 15 menit menghasilkan filtrat ikan dan kualitas crude albumin terbaik. Gabus yang mengandung albumin sebesar 1,5 g/dL. Hal ini menunjukkan kelemahan dari Hasil penelitian ini diharapkan dapat sistem pengukusan bahwa untuk mendapatkan memberikan kontribusi alternatif penyediaan rendemen filtrat yang tinggi diperlukan waktu albumin dengan biaya yang terjangkau, lebih lama dan suhu pemanasan yang lebih memberi informasi suhu dan lama pemanasan tinggi pula. yang tepat untuk memperoleh crude albumin ikan Gabus yang bagus dengan menggunakan Ciptarini dan Diastuti (2006) ekstraktor vakum. menambahkan, berdasarkan pengamatan di pasaran kadar crude albumin dari ikan Gabus MATERI DAN METODE yang diperoleh dengan sistem pengukusan berkisar 0,6 – 1,4 g/dL dengan harga setiap 80 Materi mL senilai Rp. 20.000,00. Bahan yang digunakan dalam pembuatan crude albumin adalah ikan gabus Albumin merupakan protein yang yang diperoleh dari sungai Umbulan Pasuruan memiliki sifat larut air, akan tetapi pemanasan dalam keadaan hidup dan es batu. Sedangkan pada suhu 50°C-70°C mulai menunjukkan bahan kimia yang digunakan adalah aquades penurunan daya kelarutannya (Foegeding et al, (pa). Bahan baku untuk analisa kadar albumin 1986). Bahkan ditambahkan oleh dengan metode Brom Cresol Green adalah Wirahadikusumah (1981) bahwa kebanyakan buffer succinate dengan konsentrasi 87 protein pada suhu diatas 40°C menjadi tidak mmol/L; pH 4,20, brom cresol green 0,2 mantap dan mengalami denaturasi. mmol/L, Brij 35 sebanyak 7,35 ml/L. larutan standar (Bovine Serum Albumin) dan aquades. Untuk memperoleh crude albumin Bahan yang digunakan dalam analisa Zn dengan rendemen dan kualitas yang lebih baik menggunakan aquades (pa) maka dilakukan penelitian dengan menggunakan ekstraktor vakum untuk Alat yang digunakan dalam ekstraksi mengekstraksi crude albumin dari ikan Gabus. crude albumin adalah ekstraktor vakum, pisau, Ekstraktor vakum punya kelebihan yaitu baskom, talenan, timbangan digital dengan pembangkitan kondisi vakum selama ekstraksi ketelitian 0,01 mg, cool box, kunci Inggris, yang mampu menghisap udara di dalam ruang kunci no. 17, stopwatch, termos es, bola hisap, dan menyebabkan tekanan menjadi rendah gelas ukur 100 ml, spatula, corong, beaker glass (Anonymous, 2006a), serta menghisap uap air 500 ml. Alat yang digunakan untuk analisa dari pelarut. Apabila tekanan dalam ekstraktor protein total dan albumin antara lain botol film rendah maka diharapkan dapat tercapai suhu gelap, tabung reaksi, gelas ukur, kertas saring, pemanasan optimal dalam waktu lebih singkat. mikropipet, spektrofotometer (Hitachi, Japan). 167
  • 3. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum Alat yang digunakan untuk analisa Zn adalah ditentukan perlakuan terbaik dengan botol film gelap, Erlenmeyer 250 mL, Atomic menggunakan metode De Garmo. Hasil terbaik Absorption Spectrophotometry dan Hollow dilakukan uji profil asam amino metode HPLC. Cathode Lamp dengan panjang gelombang 213,5 nm. Prosedur Penelitian Pertama-tama yang dilakukan dalam Metode proses ekstraksi crude albumin yaitu Ikan Metode yang digunakan dalam Gabus hidup dimatikan dan disiangi (kepala, isi penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan perut, sirip dan duri), dicuci dengan air bersih, Rancangan Percobaan yang digunakan adalah dipotong dengan ukuran 2-3 mm, selanjutnya Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali potongan tersebut dihomogenkan kemudian ulangan dengan 2 faktor perlakuan yaitu suhu ditimbang masing-masing 180g dan dikemas 30°C (A1), 35°C(A2) dan 40°C(A3) dan lama dalam plastik. Plastik berisi daging tersebut pemanasan 7,5 menit (B1), 10 menit (B2) dan dimasukkan dalam termos es yang berisi es 12,5 menit (B3). Pengolahan data menggunakan curai. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga MINITAB verse 14. Apabila data penelitian supaya daging tidak mengalami perubahan tidak menyebar normal maka uji lanjut secara fisik dan kimia. Hal yang perlu dilakukan dengan uji Kruskall-Wallis. diperhatikan yaitu daging ikan Gabus selalu diganti pada setiap variabel suhu dan waktu Parameter uji yaitu kadar albumin yang berbeda. Selanjutnya disiapkan alat (Elitech, 2005), kadar protein (Elitech, 2005), ekstraksi yaitu ekstraktor vakum yang dapat kadar Seng (Zn) (Widjanarko, 1996) dan dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. rendemen crude albumin total. Kemudian Gambar 1. Ekstraktor Vakum Tabung ekstraksi diisi aquades dibuka, daging dimasukkan dalam tempat melalui kran yang digunakan untuk umpan dan ditutup rapat dengan bantuan kunci memasukkan pelarut, hingga mencapai no 17. Pompa vakum dinyalakan kemudian ketinggian ½ dari batas selang indikator. Kain dihitung sesuai variabel suhu dan waktu yang saring dipasang di tempat umpan dan tabung ditentukan. Pompa dimatikan, kran pengatur ekstraksi ditutup. Suhu diatur sesuai kebutuhan tekanan dibuka sehingga tekanan naik kembali dan heater dinyalakan hingga suhu yang (0 cmHg) dan heater dimatikan. Daging dari diinginkan tercapai. Tutup tabung ekstraksi tempat umpan diangkat dan diperas, filtrat yang 168
  • 4. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN diperoleh dicampur dengan filtrat dari tabung kadar albumin, total protein dan rendemen. ekstraksi dan kondensat, selanjutnya ditimbang Diagram alir ekstraksi crude albumin ikan dengan timbangan digital dan dilakukan analisa Gabus dapat dilihat pada Gambar 2. 169
  • 5. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum Ikan Gabus Tabung ekstraksi disiangi Diisi Aquades dicuci Diatur Suhu pada thermocontrol Dilakukan Preparasi dipotong bahan baku dengan ukuran Pelarut dipanaskan 2 -3 mm Daging ikan Gabus dimasukkan ditimbang Tempat Umpan Daging Pompa Vakum dihidupkan Ikan Gabus Dihitung lama ekstraksi Pompa vakum dimatikan (ditunggu hingga P=0 cmHg) Tutup tabung ekstraksi dibuka, Daging Ekstrak Kondensat Ikan Gabus diperas Filtrat Analisis : Rendemen, Kadar Albumin, Crude Albumin HASIL DAN PEMBAHASAN 170
  • 6. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN Data Hasil Penelitian Tabel . Data Hasil Penelitian KADAR PERLAKUAN RENDEMEN ALBUMIN KADAR Zn (ppm) (%) (g/dL) SUHU WAKTU T K P T K P T 0.0 B1 2.45 1.52 12.13 5.28 13.4 1.48 4 A1 24.4 B2 2.50 0.05 1.73 18.15 17.21 1.78 4 40.0 B3 2.41 0.03 1.66 20.40 21.81 1.65 4 B1 2.48 0.03 2.26 27.18 8.65 13.25 1.26 A2 0.0 B2 2.69 1.73 15.15 1.68 10.3 1.22 4 B3 2.62 0.03 1.83 23.26 2.37 21.5 1.34 0.0 24.4 B1 2.46 2.12 2.48 21.5 1.21 4 4 A3 51.4 B2 2.38 0.03 1.90 32.38 23.12 1.25 7 0.0 B3 2.22 2.36 31.92 51.35 28.92 2.43 4 Keterangan:T=Total,K=Kondensat,P=Protein Albumin value > 0,05) demikian pula interaksi suhu dan Rerata kadar albumin campuran pada lama pemanasan tidak memberi pengaruh nyata crude albumin ikan Gabus berkisar terhadap kadar albumin (H<X2 0,05). 2,22 – 2,69 g/dL. Hasil analisa Kruskal Wallis menunjukkan bahwa perlakuan suhu pemanasan 1. Hubungan perlakuan terhadap kadar serta lama pemanasan tidak memberi pengaruh albumin total ditunjukkan pada Gambar 6. Kadar Albumin (g/dL) nyata terhadap perubahan kadar albumin (P- 3 2.5 2 1.5 1 y = -0.0154x 2 + 0.1364x + 2.2729 0.5 R2 = 0.638 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P ku n erla a K ar A u in Total ad lb m Poly. (K ar A u in Total) ad lb m Gambar 3. Grafik Hubungan PerlakuanTerhadap Kadar Albumin Total Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat albumin pada kondensat. Sebab apabila volume bahwa dengan semakin meningkatnya suhu dan cairan pada kondensat banyak dengan kadar lama pemanasan grafik hubungan perlakuan albumin rendah, dicampurkan dengan hasil terhadap kadar albumin total semakin menurun. perasan maupun filtrat akan mengakibatkan Hal ini diduga terkait dengan penurunan kadar penurunan kadar albumin total atau terjadi 171
  • 7. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum pengenceran. Menurut Winarno (1992) bahwa selama 7,5 – 12,5 menit tidak menunjukkan protein globuler seperti albumin lebih mudah perubahan nyata baik secara mandiri maupun berubah dibawah pengaruh suhu, dibandingkan interaksinya. protein fibriler. Akan tetapi protein yang juga 2. Hubungan perlakuan terhadap kadar dapat larut dalam air ini dapat dipertahankan albumin pada kondensat menunjukkan dalam bentuk globular dengan menggulung atau kenaikan seperti yang ditunjukkan pada melipat rantai peptida (Guyton and Hall, 1997). Gambar 4. Akibatnya kadar albumin pada suhu 30-40°C Kadar Albumin (g/dL) 0.06 0.05 0.04 0.03 2 y = 0.0005x - 0.0052x + 0.0483 0.02 R2 = 0.2258 0.01 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perla a ku n Kondensat Poly. (Kondensat) Gambar 4. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Albumin Kondensa Apabila kecepatan kondensasi lebih besar terjadi aliran turbulen pada fluida pendorong. daripada kecepatan penguapan pada tabung Efek aliran turbulen menurunkan kinerja ejector sampel akibatnya protein (albumin) yang dalam melakukan penghisapan sehingga terbawa oleh uap juga sedikit, akibatnya kadar perubahan tekanan di leher ejector tidak dapat albumin menjadi rendah. Hal ini dapat berlangsung ideal (Argo et al, 2002). dipengaruhi oleh jumlah ejektor apbila jumlah ejector kurang maka kecenderungan laju Hubungan perlakuan terhadap kadar penguapan menurun karena terjadi kelebihan albumin pada perasan menunjukkan kenaikan debit yang mengalir di dalam ejektor sehingga seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5 . Kadar Albumin (g/dL) 2.5 2 1.5 1 y = -0.0003x 2 + 0.0761x + 1.5314 0.5 R2 = 0.4843 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perlakuan Perasan Poly. (Perasan) Gambar 5. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Albumin Perasan Menurut Bernasconi et al (1995) pada perasan diduga sebagai akibat gaya adhesi bahwa semakin meningkatnya kadar albumin setelah pemisahan larutan ekstrak, akan selalu 172
  • 8. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN tertinggal larutan ekstrak dalam kuantitas diperas masih banyak cairan (filtrat) yang tertentu didalam bahan ekstraksi. Karena tertinggal pada bahan. perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan cair maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan luas Rendemen dengan memeperkecil ukuran bahan ekstraksi. Rerata rendemen campuran crude Dimana lintasan kapiler yang harus dilewati albumin ikan Gabus berkisar 12,13 – 32,38 %. dengan cara difusi menjadi lebih pendek Hasil analisa Kruskal Wallis menunjukkan dengan mengurangi tahanan dan semakin bahwa perlakuan suhu pemanasan serta lama meningkatnya variabel waktu dan suhu yang pemanasan tidak memberi pengaruh nyata diberikan maka panas yang diterima oleh terhadap perubahan rendemen (P-value > 0,05) daging ikan Gabus yang sudah dicincang demikian pula interaksi suhu dan lama semakin tinggi akhirnya mempercepat pelarutan pemanasan tidak memberi pengaruh nyata protein, dalam hal ini albumin yang juga terhadap rendemen crude albumin ikan Gabus merupakan protein plasma. Akibatnya pada saat (H<X2 0,05). Hubungan perlakuan terhadap rendemen ditunjukkan pada Gambar 6 Rendemen (%) y =0.0739x 2 +1.2129x +12.347 40 R2 =0.6712 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perla a ku n Rendem T en otal Poly. (Rendem T en otal) Gambar 6. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Total Crude Albumin Suhu dan lama pemanasan yang antar jaring mengkerut dan berkurang digunakan semakin meningkat maka rendemen volumenya, sehingga air dalam daging crude albumin juga akan semakin tinggi. Hal ini menguap dan keluar sebagai cairan. dipengaruhi oleh daya ikat air oleh protein pada daging. Kenaikan ini diduga berkaitan dengan Hubungan perlakuan terhadap menurunnya kemampuan menahan air oleh rendemen perasan ditunjukkan pada Gambar 7. jaringan ikat daging ikan Gabus karena ruang y = 0.3507x 2 - 2.0496x + 18.144 40 Rendemen (%) R2 = 0.5923 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perlakuan Perasan Poly. (Perasan) Gambar 7. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Perasan 173
  • 9. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum Trendline pada Gambar 7 penurunan daya ikat air oleh protein daging menunjukkan kenaikan seriring kenaikan suhu karena daya solubilitas protein daging dan lama pemanasan. Hal ini dipengaruhi oleh (Soeparno, 1994). daya ikat air oleh protein pada daging. Sebab Hubungan perlakuan terhadap temperatur yang tinggi akan meningkatkan rendemen perasan ditunjukkan pada Gambar 8. Rendemen (%) 2 y = 1.6839x - 13.773x + 36.403 60 R2 = 0.3899 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perlakuan Kondensat Poly. (Kondensat) Gambar 8. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Rendemen Kondensat Pada kondensat, rendemen crude Seng albumin meningkat sejalan dengan kenaikan Rerata kadar Zn campuran pada crude suhu dan waktu pemanasan seperti terlihat pada albumin ikan Gabus berkisar 1,21–2,43 ppm. Gambar 8 diatas. Hal ini disebabkan titik didih Hasil analisa Kruskal Wallis menunjukkan selama proses ekstraksi lebih cepat tercapai bahwa perlakuan suhu pemanasan serta lama karena kondisi vakum sehingga laju pengupan pemanasan tidak memberi pengaruh nyata juga semakin cepat. Ditambahkan Earle (1969) terhadap perubahan kadar Zn (P-value > 0,05) bahwa suhu udara mempunyai pengaruh yang demikian pula interaksi suhu dan lama sangat besar dalam kecepatan perpindahan uap pemanasan tidak memberi pengaruh nyata air, oleh karena suhu ini mengatur tekanan uap terhadap kadar Zn (H<X2 0,05). Hubungan jenuh air dan melengkapi gaya tarik suhu yang perlakuan terhadap kadar Zinc disajikan pada memindahkan panas untuk menguapkan air. Gambar 9. Kadar Zn (ppm) 3 y = 0.0423x 2 - 0.4838x + 2.6124 2.5 R2 = 0.4588 2 1.5 1 0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perlakuan Zn Total Poly. (Zn Total) Gambar 9. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Kadar Zinc Total Berdasarkan Gambar 9, menunjukkan albumin dan globulin (Pudjiadi, 2000). Akan kadar Zn total mengalami penurunan. Dalam tetapi seng dalam daging terikat kuat pada darah, seng terdapat di plasma terikat pada myofibril dan diduga mempengaruhi daya ikat 174
  • 10. Sulistiyati, Jurnal PROTEIN daging (De Man, 1997). Diduga pada Menurut penelitian terdahulu dengan pemanasan dengan suhu 30°C - 40°C selama mengunakan sistem pengukusan yang 7,5 – 12,5 menit Zn yang terikat pada albumin dilakukan oleh Santoso (2001) bahwa pada masih terikat pada benang – benang daging ikan suhu 50C selama 15 menit merupakan hasil Gabus sehingga tidak memberi pengaruh nyata terbaik yang menunjukkan kadar albumin baik secara mandiri maupun interaksinya. sebesar 1,5 g/dL. Meskipun hasil analisa menunjukkan Perlakuan Terbaik bahwa kadar albumin maupun rendemen tidak Penentuan perlakuan terbaik berbeda nyata, tetapi penggunaan ekstraktor menggunakan metode indeks efektivitas (De vakum menunjukkan kadar albumin lebih besar Garmo) ditentukan dari nilai Nh (Nilai Hasil) daripada sistem pengukusan. menunjukkan bahwa perlakuan suhu pemanasan 35°C selama 12,5 menit dengan kadar albumin Profil Asam Amino sebesar 2,62 g/dL, dan rendemen 23,26% Berdasarkan profil asam amino pada merupakan perlakuan terbaik ekstraksi crude kromatogram, dapat terdeteksi bahwa asam albumin Ikan Gabus dengan menggunakan amino penyusun crude albumin ikan Gabus ekstraktor vakum dengan perlakuan suhu dan berjumlah 19 macam. Kadar penyusun asam lama ekstrakasi yang berbeda, karena memiliki amino crude albumin dan serbuk albumin yang nilai hasil terbesar yaitu 0,65. diekstraksi ikan Gabus dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Profil Asam Amino Jenis Asam Amino Crude (μg/mg) Fenilalanin 0,132 Isoleusin 0,098 Leusin 0,169 Valin 0,127 Treonin 0,084 Lisin 0,197 Histidin 0,062 Aspartat 0,072 Glutamat 0,286 Alanin 0,150 Prolin 0,082 Serin 0,081 Glisin 0,140 Sistein 0,017 Tirosin 0,025 Arginin 0,109 NH3 0,026 Dari sejumlah asam amino pada hasil penelitian (perlakuan terbaik) terdiri atas asam amino essensial maupun non essensial. Asam- asam amino tertentu seperti triptofan, arginin, trisin, fenilalanin, glutamin, alanin, treonin dan prolin dapat merangsang proses sintesa KESIMPULAN albumin. Albumin pada manusia terutama banyak mengandung asam aspartat dan Kesimpulan glutamat dan sangat sedikit triptofan (Tandra Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dkk, 1988). bahwa 1) tidak ada pengaruh pada suhu 175
  • 11. Vol. 15. No. 2 Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan dengan Menggunakan Ekstraktor Vakum pemanasa 30, 35 dan 40°C dengan De Man, J. M. 1997. Kimia Makanan. Alih menggunakan ekstraktor vakum terhadap bahasa: Kosasih P. Institut Teknologi perubahan kadar albumin, kadar Zn dan Bandung. Bandung rendemen (P-value > 0,05). 2) Tidak ada Ellitech. 2005. Albumin. Seppim SAS. France pengaruh pada lama pemanasan 7,5; 10 dan 12,5 menit dengan menggunakan ekstraktor Foegeding, E.A., C.E. Allen and W.R. Dayton. vakum terhadap perubahan kadar albumin, 1986. Effect of Heating Rate on kadar Zn dan rendemen (P-value > 0,05). 3) Thermally Formed Myosin, Fibrinogen Tidak ada pengaruh pada interaksi suhu dan and Albumin Gels. Journal Food lama pemanasan dengan menggunakan Science. Vol. 51. No.1 ekstraktor vakum terhadap perubahan kadar Guyton, A. C. dan John E. Hall. 1997. Fisiologi albumin, kadar Zn dan rendemen (H<X2 0,05). 4) Kedokteran. Alih bahasa : Irawati Perlakuan dengan suhu pemanasan 35°C selama Setiawan.. Penerbit Buku Kedokteran 12,5 menit adalah perlakuan terbaik ekstraksi EGC. Jakarta crude albumin Ikan Gabus dengan menggunakan ekstraktor vakum dimana kadar Santoso, A. H. 2001. Ekatraksi Crude albumin sebesar 2,62 g/dL, kadar Zinc 1,34 Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus ppm dan rendemen 23,26%. striatus) : Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan Serta Fraksinasi Albumin Saran Menggunakan Asam. Fakultas Perlu adanya penelitian lebih lanjut Teknologi Pertanian. Universitas tentang efisiensi alat maupun pengaruh tekanan Brawijaya. Malang pada ekstraksi crude albumin dengan Sugiono. 2002. Pengaruh Suhu Dan Lama menggunakan ekstraktor vakum terhadap Pengukusan Terhadap Kadar Albumin perubahan kadar protein, kadar albumin, Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). rendemen maupun Seng (Zn) crude albumin Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Selain itu Brawijaya Malang selama proses ekstraksi, agar memperhitungkan jeda waktu antara perlakuan satu dan Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. selanjutnya, bisa sama. Gramedia Pustaka Tama. Jakarta Wirahadikusumah. M. 1981. Biokimia : DAFTAR PUSTAKA Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Institut Teknologi Bandung 176