SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
SKRINING
FITOKIMIA
KELOMPOK
A4
Angela Putri A.(NIM. 418006)
M. Ryan A.(NIM. 418030)
Rizka Puput Nur A.(NIM. 418040)
Vena Anisa(NIM. 418043)
POKOK ISI !
Tujuan Hasil Pengamatan
Landasan Teori
Pembahasan
Alat & Bahan
Cara Kerja
Kesimpulan
Daftar Pustaka
TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum skrining fitokimia memiliki tujuan:
1. Melakukan cara skrining fitokimia sesuai dengan
cara yang benar
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa
alkaloid, saponin, flavonoid dan fenolik
01 LANDASAN TEORI
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang
dapat memberikan gambaran mengenai
kandungan senyawa tertentu dalam bahan alam
yang akan diteliti. Skrining fitokimia dapat
dilakukan, baik secara kualitatif, semi kuantitatif,
maupun kuantitatif.
Dengan tujuan pendekatan skring fitokimia dalam
untuk mensurvei tumbuhan untuk mendapatkan
kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna
untuk pengobatan (Robinson,1995).
Metbolit Sekunder
a) Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan
fenol terbesar yang senyawa yang terdiri
dari C6-C3-C6 dan sering ditemukan
diberbagai macam tumbuhan dalam
bentuk glikosida atau gugusan gula
bersenyawa pada satu atau lebih grup
hidroksil fenolik (Sirait, 2007; Bhat et
al., 2009).
b) Alkaloida
Merupakan golongan zat
tambahan sekunder yang terbesar. Pada
umumnya alkaloid mencakup senyawa
bersifat basa yang mengandung satu atau
lebih atom nitrogen. Alkaloid biasanya
tanpa warna, sering kali bersifat optis
aktif, kebanyakan berbentuk kristal,
tetapi hanya sedikit yang berupa cairan
(Teyler. V. E, 1988).
c) Kuinon
Adalah senyawa berwarna dan
mempunyai kromofor dasar seperti
kromor pada benzokuinon, yang terdiri
atas 2 gugus karbonil yang berkonjugasi
dengan 2 ikatan rangkap karbon-karbon.
(Harborne. J. B, 1987).
d) Tanin
Merupakan senyawa yang
memiliki sejumlah gugus hidroksi
fenolik yang banyak terdapat pada
tumbuh-tumbuhan. Terdapat pada daun,
buah dan batang. Tanin merupakan
senyawa yang tidak dapat dikristalkan
dan membentuk senyawa tidak larut
yang berwarna biru gelap atau hitam
kehijauan (Gunawan, 2004).
e) Saponin
Merupakan senyawa dalam bentuk
glikosida yang terbesar luas pada
tumbuhan tingkat tinggi.
Saponin membentuk larutan koloidal dalam
air dan membentuk busa yang mantap
jika dikocok dan tidak hilang dengan
penambahan asam (Leswara, 2005).
Adapun metode yang digunakan atau dipilih
untuk melakukan skriningfitokimia harus
memenuhi beberapa persyaratan antara
lain (Robinson,1995) :
1. Sederhana, Cepat
2. Dapat dilakukan dengan peralatan
minimal
3. selektif terhadap golongan senyawa
yang dipelajari
Fenolik
Identifikasi adanya senyawa
fenolik dalam suatu cuplikan dapat
dilakukan dengan pereaksi besi (III)
klorida 1% dalam etanol. Adanya
senyawa fenolik ditunukan dengan
timbulnya warna hijau, merah, ungu,
biru, atau hitam yang kuat. (Harbone,
1987).
Senyawa fenolik adalah senyawa
yang memiliki satu atau lebih gugus
hidroksil yang menempel di gugus
aromatik. Terdapat lebih dari 8.000 jenis
senyawa yang termasuk dalam golongan
senyawa fenolik. Anggota senyawa
fenolik mulai dari yang paling sederhana
dengan berat molekul yang kecil, hingga
senyawa kompleks dengan berat molekul
lebih dari 30.000 Da
Senyawa fenolik sebagai respons terhadap
stres lingkungan. Berfungsi pelindung
terhadap sinar UV-B dan kematian sel
untuk melindungi DNA dari dimerisasi
dan kerusakan (Lai & Lim, 2011).
Komponen senyawa ini memiliki
peranan penting sebagai agen pencegah
dan pengobatan beberapa gangguan
penyakit seperti arteriosklerosis,
disfungsi otak, diabetes dan kanker
(Garg et al, 2016).
Kelompok terbesar dari senyawa
fenolik adalah flavonoid. Setiap
tumbuhan umumnya mengandung satu
atau lebih senyawa kelompok flavonoid
dan komposisi kandungan flavonoid
yang khas (Indrawati & Razimin, 2013).
Tumbuhan yang
digunakan
Nama Lokal Daun Sirih
Nama Ilmiah Piper betle
Nama
Simplisia
Piperis folium
Klasifikasi
Tanaman
Kingdom Plantae
Devisi/Sub Devisi Tracheobionta/Angiosperm
ae
Kelas Dikotiledonaea
Ordo Piperales
Family piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L.
(Suwondo et al., 1991)
 Daun sirih berbentuk jantung, berujung
runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai,
teksturnya agak kasar jika diraba, dan
mengeluarkan bau khasa romatis jika diremas.
Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm.
(Dalimarta, 2006)
 Batang sirih berwarna cokelat kehijauan,
berbentuk bulat, berkerut, dan beruas yang
merupakan tempat keluarnya akar.
(Munarwaroh dan Yuzammi,2017)
 Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang
bentuknya bulat dan berwarna cokelat
kekuningan. (Naidu, 2010)
 Buah berbentuk bulat, berdaging dan berwarna
kuning kehijauan - hijau keabu-abuan.
(Ningtias et al., 2016)
 Sirih memiliki bunga majemuk yang berbentuk
bulir dan merunduk. (Prakash et al., 2010)
Tumbuhan yang
digunakan
Efek Farmakologi
Obat tradisional sebagian besar berasal dari
tumbuhan. Daun sirih hijau (Piper betle L.)
merupakan tanaman yang telah terbukti secara
ilmiah memilikiaktivitas sebagai antibakteri.
Berdasarkan penelitian ekstrak terpurifikasi pada
konsentrasi 20 mg/mL memiliki aktivitas
antibakteriterhadap bakteri Propionilbacterium
acnes yang sangat kuat (Fuadi S, 2014)
mengandung minyak astari 1-4,2%, air, protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A,
B, C, yodium, gula dan pati.
Daun sirih dimanfaatkan sebagai antisariawan,
antibatuk, astrigent, dan antiseptik. Kandungan
kimia tanaman sirih adalah saponin, flavonoid,
polifenol, dan minyak astari. Senyawa saponin
dapat bekerja sebagai antimikroba.
Senyawa flavonoid diduga memiliki mekanisme
kerja mendenaturasi protein sel bakteri.
Mekanisme fenol sebagai agen antibakteri
berperan sebagai toksin dalam protoplasma,
merusak dan menembus dinding serta
mengendapkan protein sel bakteri (Harman DA,
2013).
02 ALAT BAHAN
Alat Bahan
Ekstraksi maserasi
a. Erlenmeyer & Gelas ukur
b. Waterbath
c. Rotary evaporator
d. Cawan poreslen
e. Termometer
f. Bejana maserasi
Metode ekstraksi maserasi
a. Daun sirih
b. Etanol 96 %
c. FeCl3  untuk identifikasi
fenolik
CARA KERJA
Identifikasi fenolik
Penimbangan Ekstrak Daun
Sirih hasil maserasi
sebanyak 50 mg/ 0,05 gram
Ekstrak dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan diberi
etanol 96% untuk dilarutkan
HASIL PENGAMATAN
UJI FENOLIK
Filtrat ditambah FeCl3 1-2 tetes
(+) hijau kehitaman atau biru
kehitaman adanya fenolik
HASIL PENGAMATAN
Dikocok dan diamati perubahan
warnanya. Hasil yang didapatkan
adalah biru kehitaman. Ini
menunjukkan POSITIF fenolik dari
daun sirih
PEMBAHASAN
 Penelitian yang pertama proses pemisahan yang dilakukan dengan metode
ekstraksi dengan menggunakan cara dingin yaitu maserasi.
 Daun sirih direndam menggunakan pelarut organik dan terjadi peristiwa
plasmolisis yang menyebabkan terjadi pemecahan dinding sel, sehingga
senyawa yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik.
yaitu etanol 96% yang dapat melarutkan kompenen yang bersifat polar, semi
polar dan nonpolar yang ada pada bahan alam dan juga pelarut etanol dapat
menembus dinding sel dan dapat masuk kedalam rongga sel yang mengandung
senyawa aktif.
 Pemilihan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus tepat agar dapat
menarik senyawa yang dikehendaki (Firdiyani et al., 2015). Pelarut akan
lebih mudah menarik ekstrak dengan sifat kepolaran yang sama. (Sarastani et
al., 2002). Etanol memiliki polaritas yang tinggi sehingga dapat
mengekstrak senyawa yang bersifat polar, di antaranya senyawa fenolik,
steroid, terpenoid, alkaloid dan glikosida (Dia et al., 2015). Etanol juga
memiliki titik didih yang tinggi serta tidak beracun sehingga aman
digunakan (Aziz, et al., 2014).
 Identifikasi metabolit sekunder yang dilakukan yaitu senyawa fenolik, ciri khas
dari senyawa fenolik adalah Membentuk senyawa kompleks sehingga terjadi perubahan
warna biru hitam atau ungu. Reaksi FeCl3 dengan sampel membuat pembentukan warna
pada uji ini, yang berperan adalah ion Fe3+ yang mengalami hibridisasi (Marliana,
2005)
 Uji positif terhadap golongan senyawa fenolik dikarenakan ekstrak daun sirih
berubah warna menjadi kehijauan hal ini dikarenakan gugus fenol pada senyawa
fenolik membentuk kompleks dengan ion Fe3+ dari FeCl3. Senyawa fenolik adalah
senyawa yang yang terdiri dari cincin aromatik dan gugus hidroksi (-OH) satu atau
lebih. Sebagai pembanding pada jurnal AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA GOLONGAN
FENOLIK DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) menunjukan hasil yang sama bahwa
positif senyawa fenolik
● Tidak hanya menguji senyawa fenolik saja, dari pengamatan beberapa jurnal
mengatakan bahwa daun sirih mengandung senyawa sebagai berikut:
● Daun sirih hijau memiliki kandungan senyawa alkaloid yang rendah. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil negatif dari uji menggunakan reagen Meyer,
Dragendrorf, maupun reagen Bouchardat berdasaran JURNAL AKTIVITAS SITOTOKSIK
SENYAWA GOLONGAN FENOLIK DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.). Sama halnya
pada jurnal Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak dan Minyak Piper betle L.
terhadap Bakteri Streptococcus mutans menyatakan bahwa Pada penapisan alkaloid,
prinsip dari metode analisis alkaloid adalah reaksi pengendapan yang terjadi
karena adanya penggantian ligan (Sangi, 2012). Dalam pengujian ini tidak
terbentuk endapan untuk kedua pereaksi. Diduga hal ini karena tidak adanya
kandungan senyawa alkaloid pada sampel.
● Hasil uji negatif dengan aquades menunjukkan bahwa daun sirih memiliki kandungan
saponin yang juga rendah.
● Berdasarkan hasil penapisan fitokimia terlihat bahwa baik pada serbuk maupun ekstrak
air dan etanol 70% daun sirih hijau dan sirih merah terdapat senyawa golongan
alkaloid, flavonoid, tanin, steroid/triterpenoid yang merupakan metabolit sekunder dan
mempunyai aktivitas antioksidan berdasarkan JURNAL AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR
DAN ETANOL 70% DAUN SIRIH HIJAU (PIPER BETLE L.) DAN SIRIH MERAH (PIPER CF. FRAGILE
BENTH.) DENGAN METODE PEREDAMAN RADIKAL BEBAS DPPH
UJI LAIN DAUN
SIRIH
● Menurut Robinson (1995), ketika senyawa triterpenoid ditetesi pereaksi
Lieberman-Burchard melalui dindingnya akan memberikan reaksi terbentuknya
warna cincin kecoklatan, sedangkan steroid akan menghasilkan warna hijau
kebiruan.
● Timbulnya busa pada uji saponin menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai
kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan
senyawa lainnya.
KANDUNGAN
Minyak Atsiri
4,2% yang komponen utamanya
terdiri dari bethel phenol
dan turunannya. phenol dan
senyawa turunannya
Antiinflamasi
Antibiotik dari
saponin
Metabolit Sekunder
Saponin, polifenol,
flavonoid, fenolik
obat sariawan
luka, gatal
Antiseptik & obat
mimisan
Toksin dari fenol
ANOVA Analisis mengungkapkan bahwa tidak ada yang
signifikan perbedaan (p> 0,05) antara H2O, EtOH dan
ekstrak Hex. HC dan UE sangat tinggi aktif dalam
penghambatan xanthine oksidase karena kedua senyawa
ini dominan dalam ekstrak H2O. Ekstrak EA menunjukkan
penghambatan tertinggi meskipun mengandung lebih
sedikit jumlah HC dan UE. Ini menyiratkan bahwa yang
lain fitokimia hadir dalam daun sirih juga aktif
dalam pengujian. Ekstrak sangat aktif di LOX uji
karena persentase penghambatan lebih besar dari 70%.
Urutan meningkat aktivitas penghambatan ekstrak
adalah H2O <EA < EtOH <Hex. Analisis ANOVA
menunjukkan hal itu penghambatan ekstrak EA, EtOH dan
Hex tidak berbeda nyata (p <0,05). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hambatan lipoksigenase berkaitan
dengan konsentrasi EU. Ekstrak H2O yang mengandung
paling sedikit jumlah UE menunjukkan hambatan
terendah aktivitas. Ekstrak EtOH dan Hex relatif
kandungan UE yang lebih tinggi menunjukkan aktivitas
penghambatan yang mendekati 100%. Hasil berikut pada
JURNAL ANTIOXIDANT AND ANTI-INFLAMMATORY ACTIVITIES
OF EXTRACTS OF BETEL LEAVES (PIPER BETLE) FROM
SOLVENTS WITH DIFFERENT POLARITIES
Perlu tahu!
Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
● Sampel yang digunakan yakni ekstrak etanol 96%
daun sirih.
● Dari data yang dihasilkan, uji fenolik dilakukan
dengan reagen FeCl3.
● Hasil positif fenolik dari data ditunjukan dengan
warna hijau kehitaman atau biru kehitaman.
● Dari hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa
daun sirih mengandung senyawa fenolik.
DAPUS
• Aziz, T., Febrizky, S., Mario, A.D., 2014, Pengaruh
Jenis Pelarut Terhadap Persen YIELD ALKALOID
dari Daun Salam India (Murayya koenigii), Teknik
Kimia 20(2), 1-6
• Bhat,S.V., B.A. Nagasampagiand S. Meenakshi.
2009. Natural Products: Chemistry and Application.
Narosa Publishing House, New Delhi. India.
• Dalimartha,S. (2006) Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia. Jilid 5. . Jakarta : Pustaka Buana.
• Dia, S.P.S., Nurjanah & Jacoeb, A.M., 2016,
Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan Akar, Kulit
Batang dan Daun Lindur, JPHPI 2015 18(2), 209.
• Diana, S., Setyorini, S., & RN, C. (2011). Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Air dan Etanol 70% Daun Sirih
Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper cf.
Fragile Benth.) dengan Metode Peredaman Radikal
Bebas DPPH. Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila Jakarta. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia, 143-6.
• Fuadi S, 2014. Efektivitas ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes in vitro [skripsi]. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2014.
• Firdiyani, F., Agustini, Tri W., & Ma’ruf, W.F., 2015,
Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Aami
Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang
Berbeda. JPHPI 18(1).
• Garg, N., Abdel-Aziz, S.M., & Aeron, A., 2016,
Microbes in Food and Health, Springer, Switzerland 42-
45.
• Gunawan, Didik dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam
(Farmakognosi) jilid I. Penebar Swadaya. Jakarta.
• Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara
Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB.
Bandung.
• Harman DA.Efektivitas anti bakteri ekstrak daun sirih
(Piper betle L.) terhadap bakteri Enterococcus faecalis
(penelitian in vitro) [skripsi]. Makasar: Universitas
Hasanudin; 2013
• Indrawati, Ni Luh., Razimin., 2013, Bawang Dayak : Si
Umbi Ajaib Penakluk Aneka Penyakit. PT AgroMedia
Pustaka. Jakarta.
DAPUS
• Kristanti, A. N., N. S. Aminah, M. Tanjung, dan B.
Kurniadi. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya:
Airlangga University Press. Hal. 23, 47.
• Lai, Y.H., Lim Y.Y., 2011, Evaluation of Antioxcidant
Activities of the Methanolic Extract of Selected Ferns in
Malaysia. IPCBEE 20
• Leswara. 2005. Buku Ajar Kimia Organik. Ari Cipta.
Jakarta.
• Malik, A., Marpaung, L., Simanjuntak, P., & Nasution,
P. (2017). AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA
GOLONGAN FENOLIK DARI EKSTRAK DAUN SIRIH
(Piper betle L.). FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah
Farmasi, 7(2), 1-6.
• Marliana,S.D.,Venty,S.,Suryono. Skrining Fitokimia
dan Analisis KLT Komponen Kimia Buah Labu Siam
(Sechum edule Jacq Swurtz) dalam Ekstrak Etanol.
Biofarmasi. 2005 : 3(1): 26-34.
• Munawaroh, E dan Yuzammi. (2017).
Keanekaragaman Piper (Piperaceae) Dan
Konservasinya Di Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan, Provinsi Lampung. Media Konservasi. Vol. 22
No. 2, 118-128.
• Mohamad. H, Andriani.Y, Kamariah.B., Siang. C.C.,
Syamsumir, D.F., Alias, A., Radzi, S.A.M., Effect of
drying method on anti-microbial , anti-oxidant activities
and isolation of bioactive coumpounds from Peperomia
pellucida (L)
• Hbk, Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research, 2015 : 7(9): 578-584.
• Naidu, K. M., 2010, Community Health Nursing,
Gennext Publication, New Delhi, 115.
• Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi, 2013, Analisis Nilai
Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid untuk
Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat, Pillar of Physics
2, 76-83.
• Ningtias A. F., Asyiah I. N., Pujiastuti.(2016)Manfaat
Daun Sirih (Piper betle L.) Sebagai Obat Tradisional
Penyakit Dalam di Kecamatan Kalianget Kabupaten
Sumenep Madura (Benefits of Betel Leaf (Piper betle
L.) As Traditional Medicine for Internal Disease in
Kalianget District Sumenep Regency Madura). Studi
Entobotani.
DAPUS
• Pangaribuan, Benny Bradley Pradana, 2017.
Perbandingan Daya Hambat Konsentrasi Ekstrak Etanol
Daun Sirih Hijau (Piper batle L.) terhadap Pertumbuhan
Bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus.
Bandar Lampung : Universitas Lampung.
• Pangesti, R. D., Cahyono, E., & Kusumo, E. (2017).
Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak dan Minyak Piper
betle L. terhadap Bakteri Streptococcus
mutans. Indonesian Journal of Chemical Science, 6(3),
270-278.
• Prakash, B., Shukla, R., Singh, P., dan Kumar, A., 2010,
Efficacy of chemically characterized Piper betle L.
essential oil against fungal and aflatoxin contamination of
some edible commodities and its antioxidant activity,
International Journal of Food Microbiology, 142, 114-119.
• Pin, K. Y., Chuah, A. L., Rashih, A. A., Mazura, M. P.,
Fadzureena, J., Vimala, S., & Rasadah, M. A. (2010).
Antioxidant and anti-inflammatory activities of extracts of
betel leaves (Piper betle) from solvents with different
polarities. Journal of Tropical Forest Science, 448-455.
• Putri ZF. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
sirih (Piper betle L.) terhadap Propionibacterium acne
dan Staphylococcus aureus multiresisten [skripsi].
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta;
2010.11. Aiello, Susan E. The Merck etinary manual.
USA: Merck Sharp & Dohme Corp; 2012.
• Robinson, T. 1995. Kandungan Senyawa Organik
Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh Prof. Dr.
Kosasih Padmawinata. Penerbit: ITB. Bandung.
• Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alami 140.
Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta
• Sarastani, D., Soekarto S.T., Muhchtadi T.R., Fardiaz,
D & Apriyantono, A., 2002, Aktivitas antioksidan ekstrak
dan fraksi ekstrak Biji Atung (Parinarium glaberrimum
Hassk.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 13(2),
149-156.
• Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
• Suwondo, S.; Sidik, S.RS. and Soelarko, RM., 1991,
Prosiding Seminar Sirih : Aktivitas Antibakteri Daun
Sirih (Piper betle L.) terhadap Bakteri Gingivitis dan
Bakteri Pembentuk Plak/Karies Gigi (Streptococcus
mutans), Yogyakarta.
• Teyler. V. E., dkk. 1988. Pharmacognosy 9th edition.
187-188. Phiadelphia: Lea & Febiger
VIDEO

More Related Content

What's hot

Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiMina Audina
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriJuli ana
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4mila_indriani
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONKROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONEno Lidya
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 

What's hot (20)

Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4laporan analisis spektroskopi percobaan 4
laporan analisis spektroskopi percobaan 4
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Laporan praktikum nitrobenzen
Laporan praktikum nitrobenzen Laporan praktikum nitrobenzen
Laporan praktikum nitrobenzen
 
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONKROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
resep 3A seri V
resep 3A seri Vresep 3A seri V
resep 3A seri V
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 

Similar to Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia

Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...anandajpz
 
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfDinda Gusti Ayu
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfqz6kq22g95
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSofiaNofianti
 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)Repository Ipb
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaLusiaPrisilia
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....DesiRis1
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Rahmahhutami
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthiKesuma Yudha
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...anandajpz
 
JURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docxJURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docxLolitaMegi
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...Repository Ipb
 
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptxPPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptxlindawatisetyaningru
 
57 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-2018042357 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-20180423Lailatul Rofiah
 
PPT TR Lindawati Setiadi edit.pptx
PPT TR Lindawati Setiadi edit.pptxPPT TR Lindawati Setiadi edit.pptx
PPT TR Lindawati Setiadi edit.pptxssuser960e02
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)aufia w
 

Similar to Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia (20)

Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
 
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
 
221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
 
Jurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloidJurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloid
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
 
9. ririn.pdf
9. ririn.pdf9. ririn.pdf
9. ririn.pdf
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 
JURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docxJURNAL Larasita.docx
JURNAL Larasita.docx
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
 
Khasiat daun teh
Khasiat daun tehKhasiat daun teh
Khasiat daun teh
 
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptxPPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
 
57 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-2018042357 article text-120-1-10-20180423
57 article text-120-1-10-20180423
 
PPT TR Lindawati Setiadi edit.pptx
PPT TR Lindawati Setiadi edit.pptxPPT TR Lindawati Setiadi edit.pptx
PPT TR Lindawati Setiadi edit.pptx
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
 

Recently uploaded

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (19)

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia

  • 1. SKRINING FITOKIMIA KELOMPOK A4 Angela Putri A.(NIM. 418006) M. Ryan A.(NIM. 418030) Rizka Puput Nur A.(NIM. 418040) Vena Anisa(NIM. 418043)
  • 2. POKOK ISI ! Tujuan Hasil Pengamatan Landasan Teori Pembahasan Alat & Bahan Cara Kerja Kesimpulan Daftar Pustaka
  • 3. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikum skrining fitokimia memiliki tujuan: 1. Melakukan cara skrining fitokimia sesuai dengan cara yang benar 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa alkaloid, saponin, flavonoid dan fenolik
  • 4. 01 LANDASAN TEORI Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang dapat memberikan gambaran mengenai kandungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang akan diteliti. Skrining fitokimia dapat dilakukan, baik secara kualitatif, semi kuantitatif, maupun kuantitatif. Dengan tujuan pendekatan skring fitokimia dalam untuk mensurvei tumbuhan untuk mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan (Robinson,1995).
  • 5. Metbolit Sekunder a) Flavonoid Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar yang senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik (Sirait, 2007; Bhat et al., 2009). b) Alkaloida Merupakan golongan zat tambahan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Alkaloid biasanya tanpa warna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal, tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (Teyler. V. E, 1988). c) Kuinon Adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromor pada benzokuinon, yang terdiri atas 2 gugus karbonil yang berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap karbon-karbon. (Harborne. J. B, 1987).
  • 6. d) Tanin Merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksi fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Terdapat pada daun, buah dan batang. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan (Gunawan, 2004). e) Saponin Merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang terbesar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam (Leswara, 2005). Adapun metode yang digunakan atau dipilih untuk melakukan skriningfitokimia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain (Robinson,1995) : 1. Sederhana, Cepat 2. Dapat dilakukan dengan peralatan minimal 3. selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
  • 7. Fenolik Identifikasi adanya senyawa fenolik dalam suatu cuplikan dapat dilakukan dengan pereaksi besi (III) klorida 1% dalam etanol. Adanya senyawa fenolik ditunukan dengan timbulnya warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam yang kuat. (Harbone, 1987). Senyawa fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang menempel di gugus aromatik. Terdapat lebih dari 8.000 jenis senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa fenolik. Anggota senyawa fenolik mulai dari yang paling sederhana dengan berat molekul yang kecil, hingga senyawa kompleks dengan berat molekul lebih dari 30.000 Da Senyawa fenolik sebagai respons terhadap stres lingkungan. Berfungsi pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel untuk melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan (Lai & Lim, 2011). Komponen senyawa ini memiliki peranan penting sebagai agen pencegah dan pengobatan beberapa gangguan penyakit seperti arteriosklerosis, disfungsi otak, diabetes dan kanker (Garg et al, 2016). Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid. Setiap tumbuhan umumnya mengandung satu atau lebih senyawa kelompok flavonoid dan komposisi kandungan flavonoid yang khas (Indrawati & Razimin, 2013).
  • 8. Tumbuhan yang digunakan Nama Lokal Daun Sirih Nama Ilmiah Piper betle Nama Simplisia Piperis folium Klasifikasi Tanaman Kingdom Plantae Devisi/Sub Devisi Tracheobionta/Angiosperm ae Kelas Dikotiledonaea Ordo Piperales Family piperaceae Genus Piper Spesies Piper betle L. (Suwondo et al., 1991)  Daun sirih berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, teksturnya agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khasa romatis jika diremas. Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. (Dalimarta, 2006)  Batang sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat, berkerut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar. (Munarwaroh dan Yuzammi,2017)  Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan. (Naidu, 2010)  Buah berbentuk bulat, berdaging dan berwarna kuning kehijauan - hijau keabu-abuan. (Ningtias et al., 2016)  Sirih memiliki bunga majemuk yang berbentuk bulir dan merunduk. (Prakash et al., 2010)
  • 9. Tumbuhan yang digunakan Efek Farmakologi Obat tradisional sebagian besar berasal dari tumbuhan. Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan tanaman yang telah terbukti secara ilmiah memilikiaktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian ekstrak terpurifikasi pada konsentrasi 20 mg/mL memiliki aktivitas antibakteriterhadap bakteri Propionilbacterium acnes yang sangat kuat (Fuadi S, 2014) mengandung minyak astari 1-4,2%, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C, yodium, gula dan pati. Daun sirih dimanfaatkan sebagai antisariawan, antibatuk, astrigent, dan antiseptik. Kandungan kimia tanaman sirih adalah saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak astari. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa flavonoid diduga memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri. Mekanisme fenol sebagai agen antibakteri berperan sebagai toksin dalam protoplasma, merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel bakteri (Harman DA, 2013).
  • 10. 02 ALAT BAHAN Alat Bahan Ekstraksi maserasi a. Erlenmeyer & Gelas ukur b. Waterbath c. Rotary evaporator d. Cawan poreslen e. Termometer f. Bejana maserasi Metode ekstraksi maserasi a. Daun sirih b. Etanol 96 % c. FeCl3  untuk identifikasi fenolik
  • 12. Penimbangan Ekstrak Daun Sirih hasil maserasi sebanyak 50 mg/ 0,05 gram Ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diberi etanol 96% untuk dilarutkan HASIL PENGAMATAN UJI FENOLIK
  • 13. Filtrat ditambah FeCl3 1-2 tetes (+) hijau kehitaman atau biru kehitaman adanya fenolik HASIL PENGAMATAN Dikocok dan diamati perubahan warnanya. Hasil yang didapatkan adalah biru kehitaman. Ini menunjukkan POSITIF fenolik dari daun sirih
  • 14. PEMBAHASAN  Penelitian yang pertama proses pemisahan yang dilakukan dengan metode ekstraksi dengan menggunakan cara dingin yaitu maserasi.  Daun sirih direndam menggunakan pelarut organik dan terjadi peristiwa plasmolisis yang menyebabkan terjadi pemecahan dinding sel, sehingga senyawa yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik. yaitu etanol 96% yang dapat melarutkan kompenen yang bersifat polar, semi polar dan nonpolar yang ada pada bahan alam dan juga pelarut etanol dapat menembus dinding sel dan dapat masuk kedalam rongga sel yang mengandung senyawa aktif.  Pemilihan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus tepat agar dapat menarik senyawa yang dikehendaki (Firdiyani et al., 2015). Pelarut akan lebih mudah menarik ekstrak dengan sifat kepolaran yang sama. (Sarastani et al., 2002). Etanol memiliki polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak senyawa yang bersifat polar, di antaranya senyawa fenolik, steroid, terpenoid, alkaloid dan glikosida (Dia et al., 2015). Etanol juga memiliki titik didih yang tinggi serta tidak beracun sehingga aman digunakan (Aziz, et al., 2014).
  • 15.  Identifikasi metabolit sekunder yang dilakukan yaitu senyawa fenolik, ciri khas dari senyawa fenolik adalah Membentuk senyawa kompleks sehingga terjadi perubahan warna biru hitam atau ungu. Reaksi FeCl3 dengan sampel membuat pembentukan warna pada uji ini, yang berperan adalah ion Fe3+ yang mengalami hibridisasi (Marliana, 2005)  Uji positif terhadap golongan senyawa fenolik dikarenakan ekstrak daun sirih berubah warna menjadi kehijauan hal ini dikarenakan gugus fenol pada senyawa fenolik membentuk kompleks dengan ion Fe3+ dari FeCl3. Senyawa fenolik adalah senyawa yang yang terdiri dari cincin aromatik dan gugus hidroksi (-OH) satu atau lebih. Sebagai pembanding pada jurnal AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA GOLONGAN FENOLIK DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) menunjukan hasil yang sama bahwa positif senyawa fenolik
  • 16. ● Tidak hanya menguji senyawa fenolik saja, dari pengamatan beberapa jurnal mengatakan bahwa daun sirih mengandung senyawa sebagai berikut: ● Daun sirih hijau memiliki kandungan senyawa alkaloid yang rendah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil negatif dari uji menggunakan reagen Meyer, Dragendrorf, maupun reagen Bouchardat berdasaran JURNAL AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA GOLONGAN FENOLIK DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.). Sama halnya pada jurnal Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak dan Minyak Piper betle L. terhadap Bakteri Streptococcus mutans menyatakan bahwa Pada penapisan alkaloid, prinsip dari metode analisis alkaloid adalah reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya penggantian ligan (Sangi, 2012). Dalam pengujian ini tidak terbentuk endapan untuk kedua pereaksi. Diduga hal ini karena tidak adanya kandungan senyawa alkaloid pada sampel.
  • 17. ● Hasil uji negatif dengan aquades menunjukkan bahwa daun sirih memiliki kandungan saponin yang juga rendah. ● Berdasarkan hasil penapisan fitokimia terlihat bahwa baik pada serbuk maupun ekstrak air dan etanol 70% daun sirih hijau dan sirih merah terdapat senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, steroid/triterpenoid yang merupakan metabolit sekunder dan mempunyai aktivitas antioksidan berdasarkan JURNAL AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAN ETANOL 70% DAUN SIRIH HIJAU (PIPER BETLE L.) DAN SIRIH MERAH (PIPER CF. FRAGILE BENTH.) DENGAN METODE PEREDAMAN RADIKAL BEBAS DPPH UJI LAIN DAUN SIRIH
  • 18. ● Menurut Robinson (1995), ketika senyawa triterpenoid ditetesi pereaksi Lieberman-Burchard melalui dindingnya akan memberikan reaksi terbentuknya warna cincin kecoklatan, sedangkan steroid akan menghasilkan warna hijau kebiruan. ● Timbulnya busa pada uji saponin menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya.
  • 19. KANDUNGAN Minyak Atsiri 4,2% yang komponen utamanya terdiri dari bethel phenol dan turunannya. phenol dan senyawa turunannya Antiinflamasi Antibiotik dari saponin Metabolit Sekunder Saponin, polifenol, flavonoid, fenolik obat sariawan luka, gatal Antiseptik & obat mimisan Toksin dari fenol
  • 20. ANOVA Analisis mengungkapkan bahwa tidak ada yang signifikan perbedaan (p> 0,05) antara H2O, EtOH dan ekstrak Hex. HC dan UE sangat tinggi aktif dalam penghambatan xanthine oksidase karena kedua senyawa ini dominan dalam ekstrak H2O. Ekstrak EA menunjukkan penghambatan tertinggi meskipun mengandung lebih sedikit jumlah HC dan UE. Ini menyiratkan bahwa yang lain fitokimia hadir dalam daun sirih juga aktif dalam pengujian. Ekstrak sangat aktif di LOX uji karena persentase penghambatan lebih besar dari 70%. Urutan meningkat aktivitas penghambatan ekstrak adalah H2O <EA < EtOH <Hex. Analisis ANOVA menunjukkan hal itu penghambatan ekstrak EA, EtOH dan Hex tidak berbeda nyata (p <0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan lipoksigenase berkaitan dengan konsentrasi EU. Ekstrak H2O yang mengandung paling sedikit jumlah UE menunjukkan hambatan terendah aktivitas. Ekstrak EtOH dan Hex relatif kandungan UE yang lebih tinggi menunjukkan aktivitas penghambatan yang mendekati 100%. Hasil berikut pada JURNAL ANTIOXIDANT AND ANTI-INFLAMMATORY ACTIVITIES OF EXTRACTS OF BETEL LEAVES (PIPER BETLE) FROM SOLVENTS WITH DIFFERENT POLARITIES Perlu tahu!
  • 21. Kesimpulan Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa: ● Sampel yang digunakan yakni ekstrak etanol 96% daun sirih. ● Dari data yang dihasilkan, uji fenolik dilakukan dengan reagen FeCl3. ● Hasil positif fenolik dari data ditunjukan dengan warna hijau kehitaman atau biru kehitaman. ● Dari hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun sirih mengandung senyawa fenolik.
  • 22. DAPUS • Aziz, T., Febrizky, S., Mario, A.D., 2014, Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Persen YIELD ALKALOID dari Daun Salam India (Murayya koenigii), Teknik Kimia 20(2), 1-6 • Bhat,S.V., B.A. Nagasampagiand S. Meenakshi. 2009. Natural Products: Chemistry and Application. Narosa Publishing House, New Delhi. India. • Dalimartha,S. (2006) Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 5. . Jakarta : Pustaka Buana. • Dia, S.P.S., Nurjanah & Jacoeb, A.M., 2016, Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan Akar, Kulit Batang dan Daun Lindur, JPHPI 2015 18(2), 209. • Diana, S., Setyorini, S., & RN, C. (2011). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Etanol 70% Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper cf. Fragile Benth.) dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 143-6. • Fuadi S, 2014. Efektivitas ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes in vitro [skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2014. • Firdiyani, F., Agustini, Tri W., & Ma’ruf, W.F., 2015, Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Aami Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang Berbeda. JPHPI 18(1). • Garg, N., Abdel-Aziz, S.M., & Aeron, A., 2016, Microbes in Food and Health, Springer, Switzerland 42- 45. • Gunawan, Didik dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid I. Penebar Swadaya. Jakarta. • Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung. • Harman DA.Efektivitas anti bakteri ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap bakteri Enterococcus faecalis (penelitian in vitro) [skripsi]. Makasar: Universitas Hasanudin; 2013 • Indrawati, Ni Luh., Razimin., 2013, Bawang Dayak : Si Umbi Ajaib Penakluk Aneka Penyakit. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
  • 23. DAPUS • Kristanti, A. N., N. S. Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 23, 47. • Lai, Y.H., Lim Y.Y., 2011, Evaluation of Antioxcidant Activities of the Methanolic Extract of Selected Ferns in Malaysia. IPCBEE 20 • Leswara. 2005. Buku Ajar Kimia Organik. Ari Cipta. Jakarta. • Malik, A., Marpaung, L., Simanjuntak, P., & Nasution, P. (2017). AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA GOLONGAN FENOLIK DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.). FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 7(2), 1-6. • Marliana,S.D.,Venty,S.,Suryono. Skrining Fitokimia dan Analisis KLT Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechum edule Jacq Swurtz) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. 2005 : 3(1): 26-34. • Munawaroh, E dan Yuzammi. (2017). Keanekaragaman Piper (Piperaceae) Dan Konservasinya Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi Lampung. Media Konservasi. Vol. 22 No. 2, 118-128. • Mohamad. H, Andriani.Y, Kamariah.B., Siang. C.C., Syamsumir, D.F., Alias, A., Radzi, S.A.M., Effect of drying method on anti-microbial , anti-oxidant activities and isolation of bioactive coumpounds from Peperomia pellucida (L) • Hbk, Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 2015 : 7(9): 578-584. • Naidu, K. M., 2010, Community Health Nursing, Gennext Publication, New Delhi, 115. • Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi, 2013, Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat, Pillar of Physics 2, 76-83. • Ningtias A. F., Asyiah I. N., Pujiastuti.(2016)Manfaat Daun Sirih (Piper betle L.) Sebagai Obat Tradisional Penyakit Dalam di Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Madura (Benefits of Betel Leaf (Piper betle L.) As Traditional Medicine for Internal Disease in Kalianget District Sumenep Regency Madura). Studi Entobotani.
  • 24. DAPUS • Pangaribuan, Benny Bradley Pradana, 2017. Perbandingan Daya Hambat Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper batle L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus. Bandar Lampung : Universitas Lampung. • Pangesti, R. D., Cahyono, E., & Kusumo, E. (2017). Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak dan Minyak Piper betle L. terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Indonesian Journal of Chemical Science, 6(3), 270-278. • Prakash, B., Shukla, R., Singh, P., dan Kumar, A., 2010, Efficacy of chemically characterized Piper betle L. essential oil against fungal and aflatoxin contamination of some edible commodities and its antioxidant activity, International Journal of Food Microbiology, 142, 114-119. • Pin, K. Y., Chuah, A. L., Rashih, A. A., Mazura, M. P., Fadzureena, J., Vimala, S., & Rasadah, M. A. (2010). Antioxidant and anti-inflammatory activities of extracts of betel leaves (Piper betle) from solvents with different polarities. Journal of Tropical Forest Science, 448-455. • Putri ZF. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L.) terhadap Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus multiresisten [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2010.11. Aiello, Susan E. The Merck etinary manual. USA: Merck Sharp & Dohme Corp; 2012. • Robinson, T. 1995. Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh Prof. Dr. Kosasih Padmawinata. Penerbit: ITB. Bandung. • Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alami 140. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta • Sarastani, D., Soekarto S.T., Muhchtadi T.R., Fardiaz, D & Apriyantono, A., 2002, Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi ekstrak Biji Atung (Parinarium glaberrimum Hassk.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 13(2), 149-156. • Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. • Suwondo, S.; Sidik, S.RS. and Soelarko, RM., 1991, Prosiding Seminar Sirih : Aktivitas Antibakteri Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Bakteri Gingivitis dan Bakteri Pembentuk Plak/Karies Gigi (Streptococcus mutans), Yogyakarta. • Teyler. V. E., dkk. 1988. Pharmacognosy 9th edition. 187-188. Phiadelphia: Lea & Febiger
  • 25. VIDEO