SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK PADA EKSTRAK ETANOL BUAH
TERONG UNGU (Solanum melongena L.)
ISOLATION AND IDENTIFICATION FENOLIC COMPOUND FROM THE ETHANOL
EXTRACT OF EGGPLANT FRUIT (Solanum melongena L.)
1
Larasita N. Biri, 2
LolitaA.M.Parera,S.Si,M.Pkim, 3
Dr. I Gusti M.N. Budiana, S.Si, M.Si
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik Ekstrak Etanol Buah
Terong Ungu (Solanum melongena L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi senyawa fenolik dari ekstrak etanol buah terong ungu serta mengetahui
karakteristik dari senyawa fenolik ekstrak etanol buah terong ungu. Ekstrak buah terong ungu
diperoleh dengan cara maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksana dan etanol. Kemudian
diisolasi menggunakan teknik KLT dan KLTP, selanjutnya diidentifikasi menggunakan pereaksi
warna FeCl3 dan spektrofotometer FT-IR. Prosedur pemisahan dengan KLT menggunakan
beberapa variasi eluen. Dari hasil KLT analitik, eluen n-butanol:asam asetat:air (4:1:5)
memberikan pemisahan terbaik yaitu menghasilkan 1 spot bulat utuh dengan harga Rf 0,46. Eluen
terbaik yang diperoleh melalui KLT digunakan untuk pemisahan senyawa flavonoid menggunakan
teknik KLTP. Hasil KLTP dengan eluen n-butanol:asam asetat:air (4:1:5) menghasilkan spot
berbentuk bulat dan tidak berekor, berwarna hijau dengan nilai Rf 0,45. Isolat hasil KLTP diuji
kembali dengan FeCl3 (uji fitokimia) dan diidentifikasi dengan spektrofotometer FT-IR. Hasil uji
fitokimia terhadap isolat menujukkan adanya senyawa fenol. Identifikasi dengan spektrofotometer
FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, C-H aromatik, C-H alifatik, dan C=C, yang
merupakan gugus fungsi penyusun senyawa fenol. Hasil uji fitokimia dan identifikasi dengan FT-
IR menunjukkan bahwa senyawa fenolik dapat diisolasi dan diidentifikasi dariekstrak etanol buah
terong ungu dan memiliki karakteristik yang khas.
Kata kunci: Solanum melongena L., Senyawa Fenolik, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), FT-IR.
ABSTRACT
The research about isolation and identification fenolic compound in ethanol extract of eggplant
fruit (Solanum melongena L.) has been done. This study aims to isolate and identify fenolic
compound and to determine the caracteristic of fenolic compound in eggplant fruit. The eggplant
fruit extract obtained by macerate by n-hexane and ethanol respectively, then isolated by TLC and
preparative TLC techniques, subsequently identified using FeCl3 reagent and FT-IR
spectrophotometer. The isolation procedure by TLC using the eluent variation. From the results of
analytical TLC, n-buthanol:acecate acid:water eluent (4:1:5) gives the best separation. It results 1
round stains with each Rf 0,46. The best eluent obtained by TLC used to separate fenolic
compound by preparative TLC technique. Preparative TLC with n-buthanol:acecate acid:water
eluent (4:1:5) results 1 round stains, colored green with 0,45 Rf value. The preparative TLC’s
isolate tested again with FeCl3 reagent (phytochemical test) and identified with FT-IR.
Phytochemical test of isolate showed the presence of fenolic compound. Identification by FT-IR
shows that there are cluster function O-H , C-H aromatic, C-H Aliphatic and C=C. Then based on
the results, we can conclude that the fenolic compound can be isolated and identified from the
ethanol extract of eggplant fruit (Solanum melongena L.) and have spesific caracteristicis.
Keywords : Solanum melongena L., Fenolic Compound, Thin Layer Cromatography (TLC), FT-IR.
PENDAHULUAN
Sejak zaman dahulu tanaman obat telah
dimanfaatkan di berbagai belahan dunia, termasuk di
Indonesia. Hal ini dilakukan jauh sebelum pelayanan
kesehatan formal dengan obat-obatan modern
menyentuh masyarakat. Tanaman obat adalah jenis
tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau
eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat,
bahan atau ramuan obat-obatan. Tanaman obat
digunakan untuk berbagai macam tujuan seperti
menjaga kesegaran dan kesehatan tubuh secara
keseluruhan, menyembuhkan penyakit tertentu,
mengatur kehamilan dan kosmetik. Pemanfaatan
tanaman obat secara tradisional ini dilakukan untuk
menghemat biaya pengobatan yang semakin mahal dan
juga untuk memanfaatkan potensi kekayaan alam di
Indonesia yang sangat beragam (Siswanto, 1997).
Salah satu tanaman yang telah digunakan sebagai
tanaman obat adalah terong ungu.
Terong ungu (Solanum melongena L.)
merupakan keluarga Solanaceae. Terong ungu
merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga
berasal dari Benua Asia, terutama India dan Birma.
Daerah penyebaran tanaman terong pada mulanya
terkonsentrasi dibeberapa Negara (wilayah), antara lain
di Karibia, Malaysia, Afrika Barat, Afrika Tengah, dan
Amerika Selatan. Lambat laun tanaman ini menyebar
ke seluruh dunia, baik negara-negara yang beriklim
panas (tropis) maupun iklim sedang (sub tropis).
Pengembangan budi daya terong paling pesat di Asia
Tenggara, termasuk Indonesia (Hastuti, 2007).
Terong ungu memiliki manfaat sebagai obat
tradisional, antara lain untuk obat gatal-gatal pada
kulit, obat sakit gigi, wasir, tekanan darah tinggi,
pelancar air seni, serta dipercaya dapat memperlancar
proses persalinan jika sering dikonsumsi sebelum masa
persalinan. Terong ungu dapat dijadikan obat alternatif
secara tradisional karena memiliki potensi antioksidan,
analgetik, hipolipidemik, serta antialergik. Hal ini
disebabkan karena terong ungu mengandung senyawa
metabolit sekunder (Hastuti, 2007).
Senyawa metabolit sekunder merupakan
senyawa yang disintesis oleh suatu makhluk hidup
bukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, akan
tetapi untuk mempertahankan eksistensinya dalam
berinteraksi dengan ekosistem dan sebagai alat
pelindung (protectant) terhadap kondisi lingkungan
fisik yang ekstrim. Senyawa-senyawa metabolit
sekunder sangat beragam dan dapat diklasifikasikan
dalam beberapa golongan senyawa bahan alam yaitu
alkaloid, saponin, steroid dan fenol (Sumaryono,
1996).
Fenol adalah senyawa dengan satu gugus
hidroksil (-OH) yang terikat pada cincin aromatik
(Fessenden dan Fessenden 1986). Fenolik merupakan
metabolit sekunder yang tersebar dalam tumbuhan
(Harborne 1996). Penelitian yang dilakukan oleh
Martiningsih, dkk (2014) menunjukkan bahwa
senyawa fenolik dapat diisolasi dari terong ungu.
Senyawa turunan fenol yang terdapat dalam terong
ungu adalah flavonoid. Flavonoid yang diisolasi dari
terong ungu menunjukkan kadar antioksidan yang
cukup kuat. Pemberian ekstrak flavonoid dari terong
ungu secara oral pada tikus dengan dosis
1mg/100grBB/hari menunjukkan aktivitas
hipolipidemia dan menurunkan kolesterol yang
signifikan (Sudheesh dkk., 1999). Selain itu penelitian
di Jepang menunjukkan, jus terong ungu bisa menekan
kerusakan pada sel-sel dengan penyimpangan
kromosom sebagai pertanda adanya kanker.
Kandungan tripsin (protease) inhibitor pada terong
ungu diyakini bisa melawan serangan zat pemicu
kanker. Di Korea, terong ungu yang telah dikeringkan
bila dikonsumsi bisa juga mengobati sakit pinggang,
encok, pinggang kaku, dan nyeri lainnya (Sofian,
2011).
Penelitian yang berkaitan dengan senyawa
fenolik telah banyak dilakukan dengan berbagai
macam cara. Putri (2015) telah melakukan isolasi
fenolik dengan cara ekstraksi menggunakan irradiasi
microwave dan dilanjutkan dengan uji aktivitas
antioksidan. Septyaningsih (2010) juga berhasil
mengisolasi senyawa fenolik dari biji buah merah
dengan cara disoxhletasi dengan pertoleum eter
kemudian diuji fitokimia menggunakan pereaksi
warna, dipurifikasi menggunakan Kromatografi Lapis
Tipis kemudian diidentifikasi menggunakan
spektofotometer GC-MS. Selain itu, Olii, dkk. (2012)
juga mengisolasi fenol dari biji pepaya dengan
menggunakan pelarut metanol, pemurnian dilakukan
dengan menggunakan kromatografi kolom, kemudian
diidentifikasi dengan menggunakan spkektrofotometer
UV-Vis dan FT-IR. Walaupun telah banyak penelitian
tentang senyawa fenolik namun penelitian tentang
senyawa fenolik buah terong ungu belum banyak
dilakukan. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk
melakukan penelitian tentang isolasi dan identifikasi
senyawa fenolik pada buah terong ungu.
Dalam penelitian ini, metode ekstraksi yang
digunakan untuk mengisolasi senyawa fenol adalah
maserasi dengan menggunakan pelarut etanol
kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan
petroleum eter dan etil asetat. Purifikasi senyawa fenol
dilakukan dengan mengkombinasikan Kromatografi
Lapis Tipis dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif.
Isolat diidentifikasi dengan pereaksi warna dan
dianalisis menggunakan spektrofotometet FT-IR untuk
mengetahui serapan spesifik gugus fungsi senyawa
fenolik. Adapun judul dari penelitian ini adalah
“Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik pada Ekstrak
Etanol Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.)”
METODOLOGI PENELITIAN
Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain: pisau, blender, ayakan 60 mesh, timbangan, kaca
arloji, toples kaca, batang pengaduk, aluminium foil,
kertas saring, corong, rotari vakum evaporator, corong
pisah, erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, gelas beker, pipet tetes, oven, chamber
kromatografi, labu ukur, lampu UV ukuran standar 254
nm dan spektrofotometer FT-IR.
Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain buah terong ungu, n-heksan, etanol,
aquadest, petroleum eter, etil asetat, n-butanol, asam
asetat glasial, metanol, plat silika gel, FeCl3.
PROSEDUR KERJA
Preparasi sampel
Sampel buah terong ungu dibersihkan dari pengotor,
diiris tipis kemudian dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung.
Sampel dihaluskan dengan cara diblender kemudian
diayak menggunakan ayakan 60 mesh agar diperoleh
serbuk buah terong ungu. Serbuk ditimbang sebanyak
200 gram dan selanjutnya digunakan untuk ekstraksi.
Ekstraksi Sampel
Sejumlah 200 gram sampel diekstraksi secara maserasi
dengan n-heksan 600 mL selama 6 x 24 jam sehingga
diperoleh ekstrak n-heksan dan ampas. Ampas yang
diperoleh dikeringkan kemudian dimaserasi dengan
menggunakan etanol 800 mL selama 6 x 24 jam.
Ekstrak etanol yang diperoleh dipekatkan
menggunakan rotari vakum evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh
digunakan untuk proses fraksinasi.
Fraksinasi
Pada proses ini dilakukan dengan cara diambil 10 mL
ekstrak etanol pekat hasil meserasi kemudian
dicampurkan dalam 10 mL air panas yang bersuhu
450
C. Setelah itu disaring dan di ekstraksi meserasi
dengan pelarut petrolium eter dengan perbandingan 1:1
lalu didapatkan hasil fraksi air dan petrolium eter.
Setelah itu fraksi air yang telah dipisahkan di ekstraksi
lagi dengan pelarut etil asetat dengan perbandingan
yang sama yakni 1:1 lalu didapatkan hasil fraksi air
dan etil asetat. Hasil fraksi etil asetat di pekatkan
dengan rotari vakum evaporator.
Uji Fitokimia Senyawa Fenolik
Uji fitokimia yang dilakukan adalah uji fenolik dengan
menggunakan pereaksi FeCl3. Uji fenolik dilakukan
dengan cara mengambil 2 mL sampel kemudian
ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3. Adanya senyawa
fenol ditandai dengan munculnya warna hijau
kehitaman atau biru.
Kromatografi Lapis Tipis
Pada proses kromatografi lapis tipis disediakan 4 buah
plat KLT dan masing-masing plat dielusi dengan
empat jenis eluen yang berbeda yaitu butanol : asam
asetat glasial : air (4:1:5; 3:1:6), metanol : n-heksana
(6:2) dan etanol : etil asetat (8:2). Plat dikeringkan
pada suhu kamar dan diamati dibawah lampu UV
dengan panjang gelombang 254 nm. Warna noda
(spot) yang terbentuk dicatat, kemudian diukur jarak
yang ditempuh masing-masing Rf dari setiap spot.
Prosedur Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
Untuk pelaksanaan teknik kromatografi lapis tipis
preparatif, larutan ditotolkan pada silica gel berukuran
20 x 20 cm untuk chamber kromatografi berukuran
besar. Plat dielusi dengan eluen terbaik hasil KLT
(eluen yang memberikan pemisahan terbaik) dan
dibiarkan hingga pelarut bergerak mencapai garis
batas atas plat. Plat dikeluarkan dan dikeringkan pada
suhu kamar. Selanjutnya plat diamati dibawah lampu
UV 254 nm. Noda (spot) yang diperoleh dikerok dan
dilarutkan dalam etanol kemudian disaring sehingga
diperoleh isolat.
Uji Fitokimia Isolat
Isolat yang diperoleh dari KLT preraratif diuji
fitokimia menggunakan pereaksi warna untuk
mengetahui komponen senyawa yang terkandung
dalam isolat.
Identifikasi Senyawa Menggunakan
Spektrofotometer FT-IR
Isolat yang diperoleh dianalisis menggunakan
spekrofotometer FT-IR untuk menganalisis gugus
fungsi penyusun senyawa fenol yaitu gugus hidroksil
(-OH), C-H alifatik, C═C aromatik dan C─O.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ekstraksi Sampel dengan Metode Maserasi
Proses ekstraksi maserasi ini dilakukan secara
bertahap menggunakan dua pelarut yang sifat
kepolarannya berbeda. Pelarut yang pertama adalah
n-heksana yang bersifat nonpolar dan yang kedua
adalah etanol yang bersifat semipolar. Maserasi
dengan pelarut n-heksana bertujuan untuk
menghilangkan lemak dan pengotor yang terdapat
didalam sampel sedangkan maserasi dengan etanol
bertujuan untuk menarik senyawa polar termasuk
senyawa fenolik. Ekstrak yang diperoleh berwarna
kuning kehijauan sebanyak 200 mL dan ekstrak
etanol yang diperoleh berwarna hijau kehitaman
sebanyak 270 mL. Ekstrak etanol kemudian
diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary
vacum evaporator untuk mendapatkan ekstrak
etanol pekat buah terong ungu.
2. Fraksinasi
Pada tahap ini, filtrat hasil evaporasi diambil
10 mL kemudian ditambahkan dengan 100 mL
air panas dan diaduk sampai homogen,
campuran disaring menggunakan kertas saring
kemudian difraksinasi dengan metode ekstraksi
cair-cair menggunakan corong pisah dengan
pelarut petroleum eter dan etil asetat. Tujuan
fraksinasi ini dilakukan adalah untuk
memisahkan senyawa nonpolar yang terdapat
dalam ekstrak. Tahap pertama, fraksi air etanol
dipartisi dengan pelarut petroleun eter dengan
perbandinga 1:1. Dalam proses partisi,
campuran dikocok selama beberapa menit
didalam corong pisah kemudian didiamkan
selama 15 menit hingga kedua campuran
terpisah. Saat didiamkan terdapat dua lapisan,
lapisan bagian atas adalah fraksi n-heksana
sedangkan lapisan bagian bagian bawah adalah
fraksi air etanol. Hal ini disebabkan karena
kedua pelarut memiliki berat jenis yang
berbeda. Berat jenis n-heksana lebih kecil dari
etanol-air sehingga lapisan n-heksana berada di
bagian atas sedangkan lapisan air etanol berada
di bagian bawah. Kedua lapisan kemudian
dipisahkan dan diperoleh fraksi petroleum eter
dan fraksi air etanol. Fraksi air-etanol yang
diperoleh kemudian dipartisi dengan etil
asetatdengan perbandingan 1:1 . Campuran
dikocok dalam corong pisah selama beberapa
menit kemudian didiamkan selama 15 menit
hingga kedua campuran terpisah. Saat
didiamkan terdapat dua lapisan, lapisan bagian
atas adalah fraksi etil asetat sedangkan lapisan
bagian bagian bawah adalah fraksi air etanol.
Kedua fraksi kemudian dipisahkan sehingga
diperoleh fraksi etil asetat dan fraksi air etanol.
Hasil fraksinasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Hasil fraksinasi dengan petroleum eter dan
etil asetat
Masing-masing fraksi yang diperoleh diuapkan
pelarutnya dengan menggunakan rotary vacum
evaporator untuk mendapatkan ekstrak pekat. Hasil
evaporasi kemudian digunakan pada tahap uji
fitokimia.
3. Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Terong
Ungu
Dugaan adanya gugus fenol ditunjukkan dengan
warna hijau kehitaman atau biru tinta, sehingga
apabila uji fitokimia dengan FeCl3 memberikan
hasil positif dimungkinkan dalam suatu sampel
terdapat suatu senyawa fenol. Dari hasil uji
fitokimia, dapat dilihat bahwa yang positif
mengandung senyawa fenol adalah fraksi air-etanol.
Terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru tinta
pada ekstrak diakibatkan karena terbentuknya
kompleks Fe3+
dengan fenol. Fraksi air etanol
selanjutnya digunakan dalam proses Kromatografi
Lapis Tipis.
4. Pemisahan Komponen Senyawa dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
KLT analitik ini digunakan untuk mencari eluen
terbaik dari beberapa eluen yang baik dalam
pemisahan senyawa fenolik. Eluen yang baik
adalah eluen yang bisa memisahkan senyawa dalam
jumlah yang banyak ditandai dengan munculnya
noda. Eluen yang digunakan yakni n-butanol-asam
asetat-air (BAA) dengan perbadingan (4:1:5) dan
(3:1:6); metanol : n-heksana (6:2) dan etanol : etil
asetat (8:2). Pemilihan eluen didasarkan pada
tingkat kepolaran eluen. Ada yang cenderung polar
dan ada yang cenderung nonpolar. Hasil KLT dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis
Dari keempat variasi eluen yang telah digunakan
dapat dilihat bahwa eluen yang memberikan
pemisahan terbaik adalah BAA dengan
perbandingan (4:1:5). Hal ini ditunjukkan dengan
noda hasil pemisahan berbentuk bulat utuh, tidak
berekor dan nilai Rf-nya tidak terlalu besar
sehingga dapat digunakan untuk analisis yang lebih
lanjut pada KLT Preparatif.
5. Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi
Lapis Tipis Preparatif (KLTP).
Eluen terbaik hasil pemisahan dengan kromatografi
lapis tipis (KLT) diaplikasikan pada kromatografi
lapis tipis preparatif (KLTP). Tujuan dilakukannya
aplikasi KLTP adalah untuk mendapatkan isolat
yang lebih banyak. Plat KLT yang digunakan pada
aplikasi KLTP adalah plat KLT yang berukuran 20
x 20 cm. Ekstrak etanol buah terong ungu
ditotolkan sepanjang plat dengan jarak 1 cm dari
tepi bawah plat. Plat kemudian dielusi dengan eluen
terbaik yaitu dengan perbandingan B:A:A (4:1:5).
Setelah plat dielusi, plat dikeluarkan lalu
dikeringkan pada suhu kamar dan noda yang
terbentuk diamati dibawah lampu UV dengan
panjang gelombang 366 nm. Dari hasil
pengamatan diperoleh noda berbentuk pita
sebanyak 1 pita berwarna hijau dengan harga Rf
N
o
Nama Eluen
Hasil pengamatan di bawah lampu UV
Jumlah
Spot
Warna spot Bentuk Rf
1
B:A:A
(4:1:5)
1
Kuning
kehijauan
Bulat
utuh
0,46
2
B:A:A
(3:1:6)
1
Kuning
kehijauan
Bulat
berekor
0,53
3
Metanol : n-
heksana
(6:2)
1
Kuning
kehijauan
Bulat
panjang
0,53
4
n-heksana :
etil asetat
(8:2)
1
Kuning
kehijauan
Bulat
berekor
0,50
Keterangan: BAA = n-butanol-asam asetat-air
sebesar 0,45. Hasil KLTP dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar.2 Hasil KLTP dengan eluen terbaik
Spot yang terbentuk pada plat dikerok kemudian
ditimbang dan diperoleh hasil sebanyak 0,34 gram.
Hasil kerokan dilarutkan kedalam 10 mL etanol
kemudian disaring dan diperoleh isolat.
6. Uji Fitokimia Isolat Hasil Kromatografi Lapis
Tipis Preparatif (KLTP)
Isolat yang diperoleh dari hasil aplikasi KLTP
selanjutnya dideteksi menggunakan larutan FeCl3
1%. Dari hasil uji warna teridentifikasi bahwa isolat
hasil KLTP mengandung senyawa fenol. Hasil uji
fitokimia isolat dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Hasil uji fitokimia isolat
7. Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan
Menggunakan Spektrofotometer FT-IR
Analisis suatu senyawa menggunakan
spektrofotometer FR-IR bertujuan untuk melihat
gugus fungsi yang menyusun suatu senyawa..
Spektrum FT-IR hasil analisis isolat buah terong
ungu dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Spektrum FT-IR isolat buah terong
ungu
Spektrum FT-IR pada gambar diatas menunjukkan
frekuensi berupa pita absorbsi yang khas yang
mempunyai rentangan nilai yang sudah ditetapkan
untuk setiap molekul yang menyusun suatu
senyawa. Untuk senyawa fenol jika dianalisis
sinar inframerah maka akan muncul pita-pita
serapan yang khas yang dihasilkan dari vibrasi
ulur OH dan C-O (Silverstein dkk., 1984).
Karakteristik gugus fungsi dari spektrum FT-IR
isolat buah terong ungu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik gugus fungsi yang dapat
dilihat pada isolat buah terong ungu
Bilanga gelombang (cm-1
) Bentuk
pita
Intensitas Kemingkinan
gugus fungsi
Pada
spektrum
Telaah
pustaka
3387,00 3500-3000 Melebar Sedang -O−H
2893,22
2978,09
2700-3000 Sedang Sedang -C-H alifatik
streching
1651,07 1450-1650 melebar Sedang -C=C aromatik
1049,28
1080,14
1226,73
1000-1200 Sedang Sedang
C-O alkohol
879,54 100-650 Sedang Sedang C-H aromatik
keluar bidang
Dari data yang diperoleh dapat dilihat adanya
serapan gugus fungsi -OH pada bilangan gelombang
3387,00 cm-1
berupa pita melebar dengan intensitas
kuat. Puncak serapan terbentuk akibat adanya vibrasi
ikatan hidrogen antar molekul. Puncak serapan gugus
hidroksil ini diperkuat dengan adanya serapan C-O
pada daerah bilangan gelombang 1226,73 cm-1
,
1080,14 cm-1
dan 1049,2 cm-1
berupa pita tajam
dengan intensitas sedang. Serapan pada bilangan
gelombang 1651,07 cm-1
berupa pita melebar dengan
intensitas sedang menunjukkan adanya C═C aromatik.
Selain itu juga terdapat serapan kompleks pada
bilangan gelombang 2893,22 dan 2978,09 cm-1
berupa
serapan tajam dengan intensitas sedang menunjukkan
adanya vibrasi ulur C-H alifatik. Hal ini diperkuat
dengan adanyaserapan C-H aromatik keluar bidang
pada daerah bilangan gelombang 879,54 cm-1
. Serapan
C-H aromatik ke luar bidang menandakan adanya
benzena tersubstitusi pada cincin aromatic.
Berdasarkan analias hasil FT-IR, isolat ini memiliki
gugus –OH, C-H alifatik, C-O dan C═C aromatik yang
menunjukkan adanya senyawa fenol dalam isolat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa:
1. Senyawa fenolik dapat diisolasi dan diidentifikasi
dari ekstrak etanol buah terong ungu (Solanum
melongena L.) dengan cara ekstraksi maserasi dan
pemurnian dengan perpaduan antara Kromatografi
Lapis Tipis dan Kromatografi Lapis Tipis
Preparatif.
2. Karakteristik senyawa fenolik yang terisolasi dari
buah terong ungu (Solanum melongena L.) adalah
dapat memberikan warna hijau kehitaman ketika
diidentifikasi dengan pereaksi warna FeCl3 dan
menunjukkan serapan spesifik gugus fungsi –OH,
C-H alifatik, C-O dan C=C aromatik saat
diidentifikasi menggunakan spektofotometer FT-IR
SARAN
Dalam penelitian selanjutnya, disarankan untuk
melakukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis
turunan senyawa fenol yang terdapat pada buah terong
ungu (Solanum melongena L.).
DAFTAR PUSTAKA
Ahdaini, M.P., 2013, Analisis Minyak Babi Pada Krim
Pelembab Yang Mengandung Minyak Inti
Sawit Dengan Menggunakan Spektroskopi
Fourier Transform Infrared (FTIR), Skripsi,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Agromedia, 2008, 273 Ramuan Tradisional Untuk
Mengatasi Aneka Penyakit, PT: Agromedia
Pustaka , Tanggerang.
Anwar, C., 1994, Kromatografi Manual Laboratorium,
Universitas Mataram, Lombok.
Bernasconi,et all., 1995, Teknologi Kimia 2.
Terjemahan Lienda Handojo, PT, Pradya,
Jakarta.
Gritter, R.J., 1991, Pengantar Kromatografi, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Halimah, N., 2010, Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas
Ekstrak Tanaman Anting-Anting (Acalypha
indica Linn) Terhadap Larva Udang (Artemia
salina Leach), Skripsi, Jurusan Kimia
Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Malang.
Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun
Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Institut
Tekhnologi Bandung, Bandung.
Hastuti, L., 2007, Terung, Program Studi Biologi
Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan berguna Indonesia,
Badan Litbang Kehutanan, Departemen
Kehutanan, Jakarta.
Indarto, 2009, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik
dari Kulit Akar Tumbuhan Artocarpus dadah
Miq., Skripsi, Fakultas MIPA Universitas
Lampung, Bandar Lampung.
Kadarisman, I., 2000, Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Kimia Bioaktif dari Rimpang Bangle (Zingiber
cassumunar Roxb.), Skripsi, Jurusan Kimia
FMIPA Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kunaepah, U., 2008, Pengaruh Lama Fermentasi dan
Konsentrasi Glukosa terhadap Aktivitas
Antibakteri, Polifenol Total dan Mutu Kimia
Kefir Susu Kacang Merah, Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Lenny, S, 2006, Isolasi dan Uji Bioaktivitas Kandugan
Kimia Utama Puding Merah dengan Metode
Uji Bhrine Shrimp, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Lenny, S, 2006, Senyawa Terpenoida dan
Steroida,Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lukman, H., 2015, Penentuan Kadar Flavonoid pada
Ekstrak Daun Tanaman menggunakan Metode
Spektroskopi Inframerah dan Kemometrik,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi
Flavonoid, Terjemahan dari Techniques of
Flavonoid Identifications, Institut Tekhnologi
Bandung, Bandung.
Marliana, dkk., 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Buah
Labu Siam (Sechium edula) dalam Ekstrak
Etanol, Jurnal Biologi FMIPA UNS Surakarta,
3(1): 26-31.
Martiningsih, dkk. 2014, Skrining Fitokimia dan Uji
Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Buah
Terong Ungu (Solanum melongena L.), Jurusan
Analis Kimia FMIPA Universitas Pendidikan
Ganesha.
Matsjeh, S, 2002, Kimia Hasil Alam, FMIPA
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Megawati, K., 2015, Identifikasi Senyawa-Senyawa
Golongan Alkohol, Fenol dan Asam
Karboksilat, Laboratorium Analisis Fisikokimia
Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran,
Padjajaran.
Nabuasa, D. A., 2015, Isolasi, Identifikasi dan Uji
Aktivitas Golongan Flavonoid Pada Ekstrak
Etanol Daun Kelor (moringa oleifera L.)
Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil), FKIP Kimia Universitas Nusa
Cendana,Kupang.
Noor, I., 2010, Isolasi dan Karakterisasi β-glukan dari
Tubuh Buah Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Ostreatus) dengan metode spektroskopi UV-
Visible dan FTIR, Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Syarif Hidayatulah, Jakarta.
Olii, H.,dkk., 2012, Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Fenol dari Ekstrak Metanol Biji Pepaya
(Carica Papaya Linn), Jurusan Pendidikan
Kimia FMIPA Universitas Negeri Gorontalo,
Gorontalo.
Putri, M., 2015, Ekstraksi Senyawa Fenolik Pada Kulit
Ari Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)
Menggunakan Irradiasi Microwave Dan Uji
Aktivitas Antioksidan, Skripsi, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Rahmayana, Emellika , 2013, http:// chemistry.org,
akses tanggal 22 November 2015.
Raka, D.R., 2014, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid Pada Daun Sukun (Artocarpus
altilis (Park)Fosberg), Skripsi, FKIP Kimia
Universitas Nusa Cendana, Kupang.
Robinson, T, 1995, Kandungan Organik Tumbuhan
Tinggi, Terjemahan Kokasih Padmawinata,
Institut Tekhnologi Bandung, Bandung.
Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam,
FMIPA Universitas Gaja Mada, Yogyakarta.
Septyaningsih, D., 2010, Isolasi dan Identifikasi
Komponen Utama Ekstrak Biji Buah Merah
(Pandanus coneidus Lamk.), Skripsi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Silverstein, R.M., 2006, Spectrometic Identification of
Organik Compounds, Jhon Wiley and Sons
Inc, New York.
Siswanto, Y., 1997, Penanganan Hasil Panen
Tanaman Obat Komersial, Trubus Agriwidya,
Tawangmangu.
Soebasad, A., Muryanti, S., 1995, Budi Daya Terung
Lokal dan terung Jepang, PT. Penebar Jaya,
Jakarta.
Sofian, F.F., 2011, Efek Ektrak Etanol Buah Terong
Ungu (Solanum melongena L.) terhadap
Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida pada
Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia, Fakultas
Farmasi Universitas Padjajaran, Jatinagor.
Sudheesh, S., dkk., 1999, Hypolidemic effect of
flavonoid from Solanum melongena. Plant
Foods for Human Nutrition 51: 321-330
Sumaryono, W., 1996, Teknologi pembuatan sediaan
fitofarmaka skala industri. Warta Tumbuhan
Obat, http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-
15717-1409201715-Chapter1.pdf, akses
tanggal 4 November 2015.
Tarigan, P, 1980, Beberapa Aspek Kimia Sapogenin
Steroid Tumbuhan Indonesia, UNPAD,
Bandung.
Ulfah, 2012, Fabrikasi dan Karakterisasi Keramik
Kalsium Silikat Menggunakan Bahan Dasar
Bubuk Abu Sekam Padi dan Kalsium Oksida
Komersial Dengan Teknik Reaksi Padatan,
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung,
Bandar Lampung.

More Related Content

Similar to JURNAL Larasita.docx

PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptxPPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptxlindawatisetyaningru
 
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwaIdentifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwamuhammadfurqon36
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....DesiRis1
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaLusiaPrisilia
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah parePuspita Eka Rohmah
 
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisCara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisYuke Puspita
 
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKSofiaNofianti
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumMarsono Tarmadi
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSofiaNofianti
 
penelitian terlengkap
penelitian terlengkappenelitian terlengkap
penelitian terlengkapjoyo oscar
 
Laporan kelompok edit
Laporan kelompok editLaporan kelompok edit
Laporan kelompok editmiemiethatha
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027dwifitriyani7
 
PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...
PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...
PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...Repository Ipb
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...anandajpz
 
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikagronomy
 
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolata
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolataPPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolata
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolataFitranul Untsa
 

Similar to JURNAL Larasita.docx (20)

PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptxPPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
PPT Kelompok 2_Tugas RPH_19A (1).pptx
 
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwaIdentifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisCara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
 
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
 
penelitian terlengkap
penelitian terlengkappenelitian terlengkap
penelitian terlengkap
 
Farmakognosi
Farmakognosi Farmakognosi
Farmakognosi
 
PP KOMPRE.pptx
PP KOMPRE.pptxPP KOMPRE.pptx
PP KOMPRE.pptx
 
Laporan kelompok edit
Laporan kelompok editLaporan kelompok edit
Laporan kelompok edit
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...
PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...
PREDIKSI KADAR FLAVONOID TOTAL TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) MENGGUNAKAN KO...
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
 
3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm
 
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolata
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolataPPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolata
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolata
 

Recently uploaded

MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxcholiftiara1
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkklinikrizkiasyifa
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxulfahyus
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiariniastuti020
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersaAgusSupriyanto987244
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptrosintauli1
 
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.pptnabillasy1
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungariniastuti020
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorariniastuti020
 

Recently uploaded (13)

MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
 
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
 

JURNAL Larasita.docx

  • 1. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK PADA EKSTRAK ETANOL BUAH TERONG UNGU (Solanum melongena L.) ISOLATION AND IDENTIFICATION FENOLIC COMPOUND FROM THE ETHANOL EXTRACT OF EGGPLANT FRUIT (Solanum melongena L.) 1 Larasita N. Biri, 2 LolitaA.M.Parera,S.Si,M.Pkim, 3 Dr. I Gusti M.N. Budiana, S.Si, M.Si ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa fenolik dari ekstrak etanol buah terong ungu serta mengetahui karakteristik dari senyawa fenolik ekstrak etanol buah terong ungu. Ekstrak buah terong ungu diperoleh dengan cara maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksana dan etanol. Kemudian diisolasi menggunakan teknik KLT dan KLTP, selanjutnya diidentifikasi menggunakan pereaksi warna FeCl3 dan spektrofotometer FT-IR. Prosedur pemisahan dengan KLT menggunakan beberapa variasi eluen. Dari hasil KLT analitik, eluen n-butanol:asam asetat:air (4:1:5) memberikan pemisahan terbaik yaitu menghasilkan 1 spot bulat utuh dengan harga Rf 0,46. Eluen terbaik yang diperoleh melalui KLT digunakan untuk pemisahan senyawa flavonoid menggunakan teknik KLTP. Hasil KLTP dengan eluen n-butanol:asam asetat:air (4:1:5) menghasilkan spot berbentuk bulat dan tidak berekor, berwarna hijau dengan nilai Rf 0,45. Isolat hasil KLTP diuji kembali dengan FeCl3 (uji fitokimia) dan diidentifikasi dengan spektrofotometer FT-IR. Hasil uji fitokimia terhadap isolat menujukkan adanya senyawa fenol. Identifikasi dengan spektrofotometer FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, C-H aromatik, C-H alifatik, dan C=C, yang merupakan gugus fungsi penyusun senyawa fenol. Hasil uji fitokimia dan identifikasi dengan FT- IR menunjukkan bahwa senyawa fenolik dapat diisolasi dan diidentifikasi dariekstrak etanol buah terong ungu dan memiliki karakteristik yang khas. Kata kunci: Solanum melongena L., Senyawa Fenolik, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), FT-IR. ABSTRACT The research about isolation and identification fenolic compound in ethanol extract of eggplant fruit (Solanum melongena L.) has been done. This study aims to isolate and identify fenolic compound and to determine the caracteristic of fenolic compound in eggplant fruit. The eggplant fruit extract obtained by macerate by n-hexane and ethanol respectively, then isolated by TLC and preparative TLC techniques, subsequently identified using FeCl3 reagent and FT-IR spectrophotometer. The isolation procedure by TLC using the eluent variation. From the results of analytical TLC, n-buthanol:acecate acid:water eluent (4:1:5) gives the best separation. It results 1 round stains with each Rf 0,46. The best eluent obtained by TLC used to separate fenolic compound by preparative TLC technique. Preparative TLC with n-buthanol:acecate acid:water eluent (4:1:5) results 1 round stains, colored green with 0,45 Rf value. The preparative TLC’s isolate tested again with FeCl3 reagent (phytochemical test) and identified with FT-IR. Phytochemical test of isolate showed the presence of fenolic compound. Identification by FT-IR shows that there are cluster function O-H , C-H aromatic, C-H Aliphatic and C=C. Then based on the results, we can conclude that the fenolic compound can be isolated and identified from the ethanol extract of eggplant fruit (Solanum melongena L.) and have spesific caracteristicis. Keywords : Solanum melongena L., Fenolic Compound, Thin Layer Cromatography (TLC), FT-IR.
  • 2. PENDAHULUAN Sejak zaman dahulu tanaman obat telah dimanfaatkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dilakukan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modern menyentuh masyarakat. Tanaman obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Tanaman obat digunakan untuk berbagai macam tujuan seperti menjaga kesegaran dan kesehatan tubuh secara keseluruhan, menyembuhkan penyakit tertentu, mengatur kehamilan dan kosmetik. Pemanfaatan tanaman obat secara tradisional ini dilakukan untuk menghemat biaya pengobatan yang semakin mahal dan juga untuk memanfaatkan potensi kekayaan alam di Indonesia yang sangat beragam (Siswanto, 1997). Salah satu tanaman yang telah digunakan sebagai tanaman obat adalah terong ungu. Terong ungu (Solanum melongena L.) merupakan keluarga Solanaceae. Terong ungu merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari Benua Asia, terutama India dan Birma. Daerah penyebaran tanaman terong pada mulanya terkonsentrasi dibeberapa Negara (wilayah), antara lain di Karibia, Malaysia, Afrika Barat, Afrika Tengah, dan Amerika Selatan. Lambat laun tanaman ini menyebar ke seluruh dunia, baik negara-negara yang beriklim panas (tropis) maupun iklim sedang (sub tropis). Pengembangan budi daya terong paling pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Hastuti, 2007). Terong ungu memiliki manfaat sebagai obat tradisional, antara lain untuk obat gatal-gatal pada kulit, obat sakit gigi, wasir, tekanan darah tinggi, pelancar air seni, serta dipercaya dapat memperlancar proses persalinan jika sering dikonsumsi sebelum masa persalinan. Terong ungu dapat dijadikan obat alternatif secara tradisional karena memiliki potensi antioksidan, analgetik, hipolipidemik, serta antialergik. Hal ini disebabkan karena terong ungu mengandung senyawa metabolit sekunder (Hastuti, 2007). Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesis oleh suatu makhluk hidup bukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, akan tetapi untuk mempertahankan eksistensinya dalam berinteraksi dengan ekosistem dan sebagai alat pelindung (protectant) terhadap kondisi lingkungan fisik yang ekstrim. Senyawa-senyawa metabolit sekunder sangat beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan senyawa bahan alam yaitu alkaloid, saponin, steroid dan fenol (Sumaryono, 1996). Fenol adalah senyawa dengan satu gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada cincin aromatik (Fessenden dan Fessenden 1986). Fenolik merupakan metabolit sekunder yang tersebar dalam tumbuhan (Harborne 1996). Penelitian yang dilakukan oleh Martiningsih, dkk (2014) menunjukkan bahwa senyawa fenolik dapat diisolasi dari terong ungu. Senyawa turunan fenol yang terdapat dalam terong ungu adalah flavonoid. Flavonoid yang diisolasi dari terong ungu menunjukkan kadar antioksidan yang cukup kuat. Pemberian ekstrak flavonoid dari terong ungu secara oral pada tikus dengan dosis 1mg/100grBB/hari menunjukkan aktivitas hipolipidemia dan menurunkan kolesterol yang signifikan (Sudheesh dkk., 1999). Selain itu penelitian di Jepang menunjukkan, jus terong ungu bisa menekan kerusakan pada sel-sel dengan penyimpangan kromosom sebagai pertanda adanya kanker. Kandungan tripsin (protease) inhibitor pada terong ungu diyakini bisa melawan serangan zat pemicu kanker. Di Korea, terong ungu yang telah dikeringkan bila dikonsumsi bisa juga mengobati sakit pinggang, encok, pinggang kaku, dan nyeri lainnya (Sofian, 2011). Penelitian yang berkaitan dengan senyawa fenolik telah banyak dilakukan dengan berbagai macam cara. Putri (2015) telah melakukan isolasi fenolik dengan cara ekstraksi menggunakan irradiasi microwave dan dilanjutkan dengan uji aktivitas antioksidan. Septyaningsih (2010) juga berhasil mengisolasi senyawa fenolik dari biji buah merah dengan cara disoxhletasi dengan pertoleum eter kemudian diuji fitokimia menggunakan pereaksi warna, dipurifikasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis kemudian diidentifikasi menggunakan spektofotometer GC-MS. Selain itu, Olii, dkk. (2012) juga mengisolasi fenol dari biji pepaya dengan menggunakan pelarut metanol, pemurnian dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom, kemudian diidentifikasi dengan menggunakan spkektrofotometer UV-Vis dan FT-IR. Walaupun telah banyak penelitian tentang senyawa fenolik namun penelitian tentang senyawa fenolik buah terong ungu belum banyak dilakukan. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang isolasi dan identifikasi senyawa fenolik pada buah terong ungu. Dalam penelitian ini, metode ekstraksi yang digunakan untuk mengisolasi senyawa fenol adalah maserasi dengan menggunakan pelarut etanol kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan petroleum eter dan etil asetat. Purifikasi senyawa fenol dilakukan dengan mengkombinasikan Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif. Isolat diidentifikasi dengan pereaksi warna dan dianalisis menggunakan spektrofotometet FT-IR untuk mengetahui serapan spesifik gugus fungsi senyawa fenolik. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik pada Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.)” METODOLOGI PENELITIAN Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pisau, blender, ayakan 60 mesh, timbangan, kaca arloji, toples kaca, batang pengaduk, aluminium foil, kertas saring, corong, rotari vakum evaporator, corong pisah, erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi, rak
  • 3. tabung reaksi, gelas beker, pipet tetes, oven, chamber kromatografi, labu ukur, lampu UV ukuran standar 254 nm dan spektrofotometer FT-IR. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain buah terong ungu, n-heksan, etanol, aquadest, petroleum eter, etil asetat, n-butanol, asam asetat glasial, metanol, plat silika gel, FeCl3. PROSEDUR KERJA Preparasi sampel Sampel buah terong ungu dibersihkan dari pengotor, diiris tipis kemudian dikeringkan dengan cara diangin- anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung. Sampel dihaluskan dengan cara diblender kemudian diayak menggunakan ayakan 60 mesh agar diperoleh serbuk buah terong ungu. Serbuk ditimbang sebanyak 200 gram dan selanjutnya digunakan untuk ekstraksi. Ekstraksi Sampel Sejumlah 200 gram sampel diekstraksi secara maserasi dengan n-heksan 600 mL selama 6 x 24 jam sehingga diperoleh ekstrak n-heksan dan ampas. Ampas yang diperoleh dikeringkan kemudian dimaserasi dengan menggunakan etanol 800 mL selama 6 x 24 jam. Ekstrak etanol yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotari vakum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan untuk proses fraksinasi. Fraksinasi Pada proses ini dilakukan dengan cara diambil 10 mL ekstrak etanol pekat hasil meserasi kemudian dicampurkan dalam 10 mL air panas yang bersuhu 450 C. Setelah itu disaring dan di ekstraksi meserasi dengan pelarut petrolium eter dengan perbandingan 1:1 lalu didapatkan hasil fraksi air dan petrolium eter. Setelah itu fraksi air yang telah dipisahkan di ekstraksi lagi dengan pelarut etil asetat dengan perbandingan yang sama yakni 1:1 lalu didapatkan hasil fraksi air dan etil asetat. Hasil fraksi etil asetat di pekatkan dengan rotari vakum evaporator. Uji Fitokimia Senyawa Fenolik Uji fitokimia yang dilakukan adalah uji fenolik dengan menggunakan pereaksi FeCl3. Uji fenolik dilakukan dengan cara mengambil 2 mL sampel kemudian ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3. Adanya senyawa fenol ditandai dengan munculnya warna hijau kehitaman atau biru. Kromatografi Lapis Tipis Pada proses kromatografi lapis tipis disediakan 4 buah plat KLT dan masing-masing plat dielusi dengan empat jenis eluen yang berbeda yaitu butanol : asam asetat glasial : air (4:1:5; 3:1:6), metanol : n-heksana (6:2) dan etanol : etil asetat (8:2). Plat dikeringkan pada suhu kamar dan diamati dibawah lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm. Warna noda (spot) yang terbentuk dicatat, kemudian diukur jarak yang ditempuh masing-masing Rf dari setiap spot. Prosedur Kromatografi Lapis Tipis Preparatif Untuk pelaksanaan teknik kromatografi lapis tipis preparatif, larutan ditotolkan pada silica gel berukuran 20 x 20 cm untuk chamber kromatografi berukuran besar. Plat dielusi dengan eluen terbaik hasil KLT (eluen yang memberikan pemisahan terbaik) dan dibiarkan hingga pelarut bergerak mencapai garis batas atas plat. Plat dikeluarkan dan dikeringkan pada suhu kamar. Selanjutnya plat diamati dibawah lampu UV 254 nm. Noda (spot) yang diperoleh dikerok dan dilarutkan dalam etanol kemudian disaring sehingga diperoleh isolat. Uji Fitokimia Isolat Isolat yang diperoleh dari KLT preraratif diuji fitokimia menggunakan pereaksi warna untuk mengetahui komponen senyawa yang terkandung dalam isolat. Identifikasi Senyawa Menggunakan Spektrofotometer FT-IR Isolat yang diperoleh dianalisis menggunakan spekrofotometer FT-IR untuk menganalisis gugus fungsi penyusun senyawa fenol yaitu gugus hidroksil (-OH), C-H alifatik, C═C aromatik dan C─O. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Ekstraksi Sampel dengan Metode Maserasi Proses ekstraksi maserasi ini dilakukan secara bertahap menggunakan dua pelarut yang sifat kepolarannya berbeda. Pelarut yang pertama adalah n-heksana yang bersifat nonpolar dan yang kedua adalah etanol yang bersifat semipolar. Maserasi dengan pelarut n-heksana bertujuan untuk menghilangkan lemak dan pengotor yang terdapat didalam sampel sedangkan maserasi dengan etanol bertujuan untuk menarik senyawa polar termasuk senyawa fenolik. Ekstrak yang diperoleh berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 mL dan ekstrak etanol yang diperoleh berwarna hijau kehitaman sebanyak 270 mL. Ekstrak etanol kemudian diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary vacum evaporator untuk mendapatkan ekstrak etanol pekat buah terong ungu. 2. Fraksinasi Pada tahap ini, filtrat hasil evaporasi diambil 10 mL kemudian ditambahkan dengan 100 mL air panas dan diaduk sampai homogen, campuran disaring menggunakan kertas saring kemudian difraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah dengan pelarut petroleum eter dan etil asetat. Tujuan fraksinasi ini dilakukan adalah untuk memisahkan senyawa nonpolar yang terdapat dalam ekstrak. Tahap pertama, fraksi air etanol dipartisi dengan pelarut petroleun eter dengan perbandinga 1:1. Dalam proses partisi,
  • 4. campuran dikocok selama beberapa menit didalam corong pisah kemudian didiamkan selama 15 menit hingga kedua campuran terpisah. Saat didiamkan terdapat dua lapisan, lapisan bagian atas adalah fraksi n-heksana sedangkan lapisan bagian bagian bawah adalah fraksi air etanol. Hal ini disebabkan karena kedua pelarut memiliki berat jenis yang berbeda. Berat jenis n-heksana lebih kecil dari etanol-air sehingga lapisan n-heksana berada di bagian atas sedangkan lapisan air etanol berada di bagian bawah. Kedua lapisan kemudian dipisahkan dan diperoleh fraksi petroleum eter dan fraksi air etanol. Fraksi air-etanol yang diperoleh kemudian dipartisi dengan etil asetatdengan perbandingan 1:1 . Campuran dikocok dalam corong pisah selama beberapa menit kemudian didiamkan selama 15 menit hingga kedua campuran terpisah. Saat didiamkan terdapat dua lapisan, lapisan bagian atas adalah fraksi etil asetat sedangkan lapisan bagian bagian bawah adalah fraksi air etanol. Kedua fraksi kemudian dipisahkan sehingga diperoleh fraksi etil asetat dan fraksi air etanol. Hasil fraksinasi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Hasil fraksinasi dengan petroleum eter dan etil asetat Masing-masing fraksi yang diperoleh diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary vacum evaporator untuk mendapatkan ekstrak pekat. Hasil evaporasi kemudian digunakan pada tahap uji fitokimia. 3. Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu Dugaan adanya gugus fenol ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman atau biru tinta, sehingga apabila uji fitokimia dengan FeCl3 memberikan hasil positif dimungkinkan dalam suatu sampel terdapat suatu senyawa fenol. Dari hasil uji fitokimia, dapat dilihat bahwa yang positif mengandung senyawa fenol adalah fraksi air-etanol. Terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru tinta pada ekstrak diakibatkan karena terbentuknya kompleks Fe3+ dengan fenol. Fraksi air etanol selanjutnya digunakan dalam proses Kromatografi Lapis Tipis. 4. Pemisahan Komponen Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) KLT analitik ini digunakan untuk mencari eluen terbaik dari beberapa eluen yang baik dalam pemisahan senyawa fenolik. Eluen yang baik adalah eluen yang bisa memisahkan senyawa dalam jumlah yang banyak ditandai dengan munculnya noda. Eluen yang digunakan yakni n-butanol-asam asetat-air (BAA) dengan perbadingan (4:1:5) dan (3:1:6); metanol : n-heksana (6:2) dan etanol : etil asetat (8:2). Pemilihan eluen didasarkan pada tingkat kepolaran eluen. Ada yang cenderung polar dan ada yang cenderung nonpolar. Hasil KLT dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis Dari keempat variasi eluen yang telah digunakan dapat dilihat bahwa eluen yang memberikan pemisahan terbaik adalah BAA dengan perbandingan (4:1:5). Hal ini ditunjukkan dengan noda hasil pemisahan berbentuk bulat utuh, tidak berekor dan nilai Rf-nya tidak terlalu besar sehingga dapat digunakan untuk analisis yang lebih lanjut pada KLT Preparatif. 5. Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP). Eluen terbaik hasil pemisahan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) diaplikasikan pada kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Tujuan dilakukannya aplikasi KLTP adalah untuk mendapatkan isolat yang lebih banyak. Plat KLT yang digunakan pada aplikasi KLTP adalah plat KLT yang berukuran 20 x 20 cm. Ekstrak etanol buah terong ungu ditotolkan sepanjang plat dengan jarak 1 cm dari tepi bawah plat. Plat kemudian dielusi dengan eluen terbaik yaitu dengan perbandingan B:A:A (4:1:5). Setelah plat dielusi, plat dikeluarkan lalu dikeringkan pada suhu kamar dan noda yang terbentuk diamati dibawah lampu UV dengan panjang gelombang 366 nm. Dari hasil pengamatan diperoleh noda berbentuk pita sebanyak 1 pita berwarna hijau dengan harga Rf N o Nama Eluen Hasil pengamatan di bawah lampu UV Jumlah Spot Warna spot Bentuk Rf 1 B:A:A (4:1:5) 1 Kuning kehijauan Bulat utuh 0,46 2 B:A:A (3:1:6) 1 Kuning kehijauan Bulat berekor 0,53 3 Metanol : n- heksana (6:2) 1 Kuning kehijauan Bulat panjang 0,53 4 n-heksana : etil asetat (8:2) 1 Kuning kehijauan Bulat berekor 0,50 Keterangan: BAA = n-butanol-asam asetat-air
  • 5. sebesar 0,45. Hasil KLTP dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar.2 Hasil KLTP dengan eluen terbaik Spot yang terbentuk pada plat dikerok kemudian ditimbang dan diperoleh hasil sebanyak 0,34 gram. Hasil kerokan dilarutkan kedalam 10 mL etanol kemudian disaring dan diperoleh isolat. 6. Uji Fitokimia Isolat Hasil Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) Isolat yang diperoleh dari hasil aplikasi KLTP selanjutnya dideteksi menggunakan larutan FeCl3 1%. Dari hasil uji warna teridentifikasi bahwa isolat hasil KLTP mengandung senyawa fenol. Hasil uji fitokimia isolat dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Hasil uji fitokimia isolat 7. Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan Menggunakan Spektrofotometer FT-IR Analisis suatu senyawa menggunakan spektrofotometer FR-IR bertujuan untuk melihat gugus fungsi yang menyusun suatu senyawa.. Spektrum FT-IR hasil analisis isolat buah terong ungu dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Spektrum FT-IR isolat buah terong ungu Spektrum FT-IR pada gambar diatas menunjukkan frekuensi berupa pita absorbsi yang khas yang mempunyai rentangan nilai yang sudah ditetapkan untuk setiap molekul yang menyusun suatu senyawa. Untuk senyawa fenol jika dianalisis sinar inframerah maka akan muncul pita-pita serapan yang khas yang dihasilkan dari vibrasi ulur OH dan C-O (Silverstein dkk., 1984). Karakteristik gugus fungsi dari spektrum FT-IR isolat buah terong ungu dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik gugus fungsi yang dapat dilihat pada isolat buah terong ungu Bilanga gelombang (cm-1 ) Bentuk pita Intensitas Kemingkinan gugus fungsi Pada spektrum Telaah pustaka 3387,00 3500-3000 Melebar Sedang -O−H 2893,22 2978,09 2700-3000 Sedang Sedang -C-H alifatik streching 1651,07 1450-1650 melebar Sedang -C=C aromatik 1049,28 1080,14 1226,73 1000-1200 Sedang Sedang C-O alkohol 879,54 100-650 Sedang Sedang C-H aromatik keluar bidang Dari data yang diperoleh dapat dilihat adanya serapan gugus fungsi -OH pada bilangan gelombang 3387,00 cm-1 berupa pita melebar dengan intensitas kuat. Puncak serapan terbentuk akibat adanya vibrasi ikatan hidrogen antar molekul. Puncak serapan gugus hidroksil ini diperkuat dengan adanya serapan C-O pada daerah bilangan gelombang 1226,73 cm-1 , 1080,14 cm-1 dan 1049,2 cm-1 berupa pita tajam dengan intensitas sedang. Serapan pada bilangan gelombang 1651,07 cm-1 berupa pita melebar dengan intensitas sedang menunjukkan adanya C═C aromatik. Selain itu juga terdapat serapan kompleks pada bilangan gelombang 2893,22 dan 2978,09 cm-1 berupa serapan tajam dengan intensitas sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur C-H alifatik. Hal ini diperkuat dengan adanyaserapan C-H aromatik keluar bidang pada daerah bilangan gelombang 879,54 cm-1 . Serapan C-H aromatik ke luar bidang menandakan adanya benzena tersubstitusi pada cincin aromatic. Berdasarkan analias hasil FT-IR, isolat ini memiliki gugus –OH, C-H alifatik, C-O dan C═C aromatik yang menunjukkan adanya senyawa fenol dalam isolat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Senyawa fenolik dapat diisolasi dan diidentifikasi dari ekstrak etanol buah terong ungu (Solanum melongena L.) dengan cara ekstraksi maserasi dan pemurnian dengan perpaduan antara Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif. 2. Karakteristik senyawa fenolik yang terisolasi dari buah terong ungu (Solanum melongena L.) adalah dapat memberikan warna hijau kehitaman ketika diidentifikasi dengan pereaksi warna FeCl3 dan menunjukkan serapan spesifik gugus fungsi –OH, C-H alifatik, C-O dan C=C aromatik saat diidentifikasi menggunakan spektofotometer FT-IR
  • 6. SARAN Dalam penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis turunan senyawa fenol yang terdapat pada buah terong ungu (Solanum melongena L.). DAFTAR PUSTAKA Ahdaini, M.P., 2013, Analisis Minyak Babi Pada Krim Pelembab Yang Mengandung Minyak Inti Sawit Dengan Menggunakan Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR), Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Agromedia, 2008, 273 Ramuan Tradisional Untuk Mengatasi Aneka Penyakit, PT: Agromedia Pustaka , Tanggerang. Anwar, C., 1994, Kromatografi Manual Laboratorium, Universitas Mataram, Lombok. Bernasconi,et all., 1995, Teknologi Kimia 2. Terjemahan Lienda Handojo, PT, Pradya, Jakarta. Gritter, R.J., 1991, Pengantar Kromatografi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Halimah, N., 2010, Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica Linn) Terhadap Larva Udang (Artemia salina Leach), Skripsi, Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Institut Tekhnologi Bandung, Bandung. Hastuti, L., 2007, Terung, Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Medan. Heyne, K., 1987, Tumbuhan berguna Indonesia, Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan, Jakarta. Indarto, 2009, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik dari Kulit Akar Tumbuhan Artocarpus dadah Miq., Skripsi, Fakultas MIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung. Kadarisman, I., 2000, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kimia Bioaktif dari Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.), Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kunaepah, U., 2008, Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Glukosa terhadap Aktivitas Antibakteri, Polifenol Total dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Lenny, S, 2006, Isolasi dan Uji Bioaktivitas Kandugan Kimia Utama Puding Merah dengan Metode Uji Bhrine Shrimp, Universitas Sumatera Utara, Medan. Lenny, S, 2006, Senyawa Terpenoida dan Steroida,Universitas Sumatera Utara, Medan. Lukman, H., 2015, Penentuan Kadar Flavonoid pada Ekstrak Daun Tanaman menggunakan Metode Spektroskopi Inframerah dan Kemometrik, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Jember. Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Terjemahan dari Techniques of Flavonoid Identifications, Institut Tekhnologi Bandung, Bandung. Marliana, dkk., 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Buah Labu Siam (Sechium edula) dalam Ekstrak Etanol, Jurnal Biologi FMIPA UNS Surakarta, 3(1): 26-31. Martiningsih, dkk. 2014, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.), Jurusan Analis Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha. Matsjeh, S, 2002, Kimia Hasil Alam, FMIPA Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Megawati, K., 2015, Identifikasi Senyawa-Senyawa Golongan Alkohol, Fenol dan Asam Karboksilat, Laboratorium Analisis Fisikokimia Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Padjajaran. Nabuasa, D. A., 2015, Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktivitas Golongan Flavonoid Pada Ekstrak Etanol Daun Kelor (moringa oleifera L.) Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2- Pikrilhidrazil), FKIP Kimia Universitas Nusa Cendana,Kupang. Noor, I., 2010, Isolasi dan Karakterisasi β-glukan dari Tubuh Buah Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) dengan metode spektroskopi UV- Visible dan FTIR, Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Syarif Hidayatulah, Jakarta. Olii, H.,dkk., 2012, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenol dari Ekstrak Metanol Biji Pepaya (Carica Papaya Linn), Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Putri, M., 2015, Ekstraksi Senyawa Fenolik Pada Kulit Ari Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Menggunakan Irradiasi Microwave Dan Uji Aktivitas Antioksidan, Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Semarang. Rahmayana, Emellika , 2013, http:// chemistry.org, akses tanggal 22 November 2015. Raka, D.R., 2014, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park)Fosberg), Skripsi, FKIP Kimia Universitas Nusa Cendana, Kupang. Robinson, T, 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Terjemahan Kokasih Padmawinata, Institut Tekhnologi Bandung, Bandung. Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam, FMIPA Universitas Gaja Mada, Yogyakarta. Septyaningsih, D., 2010, Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Biji Buah Merah
  • 7. (Pandanus coneidus Lamk.), Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Silverstein, R.M., 2006, Spectrometic Identification of Organik Compounds, Jhon Wiley and Sons Inc, New York. Siswanto, Y., 1997, Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial, Trubus Agriwidya, Tawangmangu. Soebasad, A., Muryanti, S., 1995, Budi Daya Terung Lokal dan terung Jepang, PT. Penebar Jaya, Jakarta. Sofian, F.F., 2011, Efek Ektrak Etanol Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.) terhadap Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia, Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Jatinagor. Sudheesh, S., dkk., 1999, Hypolidemic effect of flavonoid from Solanum melongena. Plant Foods for Human Nutrition 51: 321-330 Sumaryono, W., 1996, Teknologi pembuatan sediaan fitofarmaka skala industri. Warta Tumbuhan Obat, http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master- 15717-1409201715-Chapter1.pdf, akses tanggal 4 November 2015. Tarigan, P, 1980, Beberapa Aspek Kimia Sapogenin Steroid Tumbuhan Indonesia, UNPAD, Bandung. Ulfah, 2012, Fabrikasi dan Karakterisasi Keramik Kalsium Silikat Menggunakan Bahan Dasar Bubuk Abu Sekam Padi dan Kalsium Oksida Komersial Dengan Teknik Reaksi Padatan, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Bandar Lampung.