Dokumen tersebut merupakan CV dr. Rina Lestari yang berisi riwayat pendidikan dan pekerjaannya. Ia lulus sebagai dokter umum pada 2005 dan spesialis paru pada 2013. Saat ini ia bekerja sebagai staf pengajar dan staf SMF Paru RSUP NTB.
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
CV-Rina
1. CURRICULUM VITAE
Nama : dr. Rina Lestari,Sp.P
Tempat Lahir : Mataram
Tanggal lahir : 28 November 1979
Alamat: Jl. Bengkel Merembu 33 Bengkel Labuapi Lombok Barat
Riwayat Pendidikan :
•Dokter Umum: Universitas Brawijaya, tahun 2005
•Spesialis Paru: Universitas Brawijaya, tahun 2013
Riwayat Pekerjaan :
•PTT Puskesmas Tanjung Lombok Utara, tahun 2005-2006
•Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Unram, tahun 2006-sekarang
• Staf SMF Paru RSUP NTB, tahun 2014-sekarang
1
2. PENATALAKSANAAN PPOK DI PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER
Rina Lestari
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
2
3. PENDAHULUAN
3
South Med J. 2011;104(2):121-127
PDPI, 2011
• Gejalanya mirip asma dan penyakit jantung
Diagnosis PPOK di PPK-1 kompleks
• Keterbatasan sarana diagnostik di PPK 1
Underdiagnosis / overdiagnosis
• Keterbatasan obat-obatan untuk PPOK di PPK 1
Penatalaksanaan suboptimal
4. DEFINISI
Penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang
ditandai dengan gejala respirasi dan hambatan
aliran udara persisten yang progresif dan
berhubungan dengan abnormalitas saluran napas
dan atau alveolar yang disebabkan oleh paparan
signifikan terhadap partikel atau gas yang
berbahaya.
4
9. ANAMNESIS
• Sesak napas yang bertambah berat dengan aktivitas
• Kadang disertai mengi
• Batuk kering atau batuk yang produktif
• Rasa berat di dada
Keluhan
• Keluhan klinis bertambah berat dari waktu ke waktu
Riwayat penyakit
• Usia >45 tahun
• Riwayat merokok aktif atau pasif
• Terpajan zat beracun (polusi udara, debu pekerjaan)
Faktor predisposisi
9
11. PEMERIKSAAN FISIS….
• Tampilan pink puffer
(emfisema): pasien kurus, kulit
kemerahan, Pursed-lips
breathing (mulut setengah
terkatup/mencucu)
• Tampilan blue bloater
(bronkhitis kronik): pasien
gemuk, sianosis sentral dan
perifer, terdapat edema tungkai
dan ronkhi basah di basal paru
11
12. • Inspeksi:
• Penggunaan > dan hipertrofi otot bantu napas
• Pelebaran sela iga
• Thorax tampak cembung
• Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)
• Palpasi: fremitus vokal menurun di kedua lapangan paru
• Perkusi: hipersonor
• Auskultasi: vesikuler menurun, ekspirasi > 4 detik, wheezing
Pemeriksaan fisik….
12
13. PDPI 2011
Jalan 6 menit keluhan
lelah atau tambah sesak
bila jalan selama 6 menit
atau 400 meter
Pemeriksaan darah Hb,
lekosit
Foto toraks bila
memungkinkan
Faal Paru bila
memungkinkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
13
17. INDIKATOR KUNCI DIAGNOSIS PPOK
•Pertimbangkan PPOK dan lakukan spirometri bila
terdapat indikator dibawah ini pada individu usia
lebih dari 40 tahun.
Sesak napas : progresif, karakteristiknya sesak
memburuk dengan aktivitas, persisten.
Batuk kronik : bisa intermiten, bisa tidak produktif.
Produksi sputum kronis.
Riwayat terpapar faktor resiko : merokok, asap dari
rumah tangga (home cooking), debu dan bahan
kimia di lingkungan kerja.
Riwayat keluarga dengan PPOK
17
GOLD 2017
18. Klasifikasi Pasien PPOK
Global initiative for chronic Obstructive Lung Disease updated 2013
Available from : http//www,goldcopd.org. Accessed on Jan 27,2014
Risk
(GOLD
Classification
of
Airflow
Limitation)
Risk
(Exacerbation
history)
> 2
1 (not leading
to hospital
admission)
0
(C) (D)
(A) (B)
mMRC 0-1
CAT < 10
4
3
2
1
mMRC > 2
CAT > 10
Symptoms
(mMRC or CAT score))
FEV1 >
80%
predicted
50% < FEV1 <
80%
predicted
30% < FEV1
< 50%
predicted
FEV1 <
30%
predicted
18
( > 1 leading
to hospital
admission )
20. Modified British Medical Research Council
Questionnaire (mMRC)
Grade 0: Breathless on strenuous exercise
Grade 1: Short of breath when hurrying or walking
up a slight hill
Grade 2: Walk slower than others or stop when
walking at own pace on level ground
Grade 3: Stop every 100 m or after a few minutes
Grade 4: Too breathless to leave the house or
breathless on washing/dressing
Am Rev Respir Dis;1987;135(6):1229-33
20
23. PENATALAKSANAAN
Tujuan Penatalaksanaan PPOK di Puskesmas /PPK 1
• Mengurangi laju beratnya penyakit
• Mempertahankan PPOK stabil
• Mengatasi eksaserbasi ringan
• Merujuk ke spesialis Paru atau RS
• Melanjutkan pengobatan dari spesialis paru atau RS rujukan.
Meliputi :
Penatalaksanaan PPOK stabil
Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi
23
PDPI 2011
26. PENATALAKSANAAN PPOK STABIL DI PPK-1
Untuk mengurangi laju beratnya penyakit dan
mempertahankan keadaan stabil.
• Bronkodilator : antikolinergik, agonis B 2, kombinasi, xantin
• Antiinflamasi : Kortikosteroid inhalasi
• Mukolitik : GG, ambroxol
• Antitusif : bila batuk kering dan iritatif
• Ekspektoran + antioksidan : N-Acetylcystein
26
PDPI 2011, GOLD 2014
27. Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Managemen COPD Stabil: Terapi Farmakologi
Patient Recommended
First choice
Alternative choice Other Possible
Treatments
A
SAMA prn
or
SABA prn
LAMA
or
LABA
or
SABA and SAMA
Theophylline
B
LAMA
or
LABA
LAMA and LABA
SABA and/or SAMA
Theophylline
C
ICS + LABA
or
LAMA
LAMA and LABA or
LAMA and PDE4-inh. or
LABA and PDE4-inh.
SABA and/or SAMA
Theophylline
D
ICS + LABA
and/or
LAMA
ICS + LABA and LAMA or
ICS+LABA and PDE4-inh. or
LAMA and LABA or
LAMA and PDE4-inh.
Carbocysteine
SABA and/or SAMA
Theophylline
27
35. Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Managemen COPD Stabil COPD: Non-farmakologi
Patient
Group
Essential Recommended Depending on
local guidelines
A
Smoking cessation
(can include
pharmacologic
treatment)
Physical activity
Flu vaccination
Pneumococcal
vaccination
B, C, D
Smoking cessation
(can include
pharmacologic
treatment)
Pulmonary
rehabilitation
Physical activity
Flu vaccination
Pneumococcal
vaccination
35
37. DEFINISI
Kejadian akut ditandai oleh
perburukan gejala respiratorik
yang melebihi variasi kondisi
harian, yang memerlukan
perubahan terapi
GEJALA EKSASERBASI
sesak bertambah
produksi sputum meningkat
perubahan warrna sputum
37
43. RUJUKAN KE RS/SPESIALIS PARU
•PPOK derajat sedang sampai sangat
berat
•Timbul pada usia muda
•Sering mengalami eksaserbasi
•Memerlukan terapi bedah paru
•Sebagai persiapan terapi pembedahan
•PPOK dengan komplikasi
43
44. Penanganan PPOK stabil dapat
dilakukan pelayanan kesehatan primer
bekerja sama dgn dokter spesialis paru.
Evaluasi oleh Spesialis Paru setiap 3
bulan.
44
45. KESIMPULAN
PPOK merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati.
Penegakan diagnosis PPOK terdiri anamnesis gejala, riwayat paparan
faktor risiko dan dikonfirmasi dengan spirometri.
Penatalaksanaan PPOK stabil tergantung dari populasi A,B,C atau D.
Deteksi dini PPOK eksaserbasi dan penatalaksanaan yang tepat akan
meningkatkan status kesehatan dan menurunkan angka rawat inap
Indikasi rujukan ke RS/Spesialis Paru harus diketahui.
45