Strategi penataan permukiman kumuh Kota Surakarta mencakup perencanaan, pembangunan, dan pengendalian permukiman yang layak huni dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
3. PROFIL KOTA SURAKARTA
KOTA SURAKARTA
Dengan luas Wilayah + 44.040 Km2 Berpenduduk
sekitar 525.505 jiwa pada tahun 2009 yang tersebar
pada 5 Kecamatan dan 51 Kelurahan (penduduk
pada siang hari bisa 3 x nya malam)
termasuk dalam kawasan andalan yaitu Kawasan
Subosukawonosraten
posisi Kota Surakarta berada pada jalur strategis
yaitu pertemuan jalur kendaraan antara Semarang
dengan Yogjakarta (Joglo Semar), dan jalur
Surabaya dengan Yogjakarta
LETAK GEOGRAFIS
Kota surakarta secara umum merupakan dataran
rendah dengan tinggi + 92 diatas Permukaan laut;
Terletak pada : 110º 45‟ 15” - 110º 45‟ 35” Bujur
Timur 70º 36‟ - 70º 56‟ Lintang Selatan
Berada diantara pertemuan sungai pepe, kali jenes
dengan bengawan solo
BATAS WILAYAH
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
:
:
:
:
berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo
berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
4. WILAYAH ADMINISTRASI KOTA SURAKARTA
Kecamatan
Luas Wilayah
(Ha)
Penduduk
(jiwa)
Laweyan
863
86.057
Serengan
319
43.653
Pasar Kliwon
482
74.269
Jebres
1.258
138.049
Banjarsari
1.481
157.309
Jumlah
4.403
499.337
5. PETA KEPADATAN PENDUDUK 2010
No Kecamatan
1
2
3
4
5
Laweyan
Serengan
Pasar Kliwon
Jebres
Banjarsari
Jumlah
Luas Jumlah
Kepadatan
(Ha) Penduduk
863
86.057
100
319
43.653
137
482
74.269
154
1.258 138.049
110
1.481 157.309
106
4.403 499.337
121
7. Penggunaan lahan Kota Surakarta sebesar 64% digunakan sebagai kawasan
permukiman, sedangkan untuk kegiatan ekonomi (perdagangan dan jasa) yaitu
sebesar 15% dari total luas yang ada.
Penggunaan
Lahan
Perumahan/
Permukiman
Jasa
Perusahaan
Industri
Tanah Kosong
Tegalan
Sawah
Kuburan
Lap. OR
Taman Kota
Lain – lain
Jumlah
Kecamatan
Pasar
Laweyan Serengan
Kliwon
564
230
309
91
50
39
7
0
40
6
12
0
54
863
19
33
6
3
0
0
1
2
0
24
318
49
34
7
16
0
0
1
8
0
56
480
Jebres
Banjarsari
Jumlah
Persen
712
995
2.810
63,86%
149
45
27
46
83
19
31
9
9
127
1.257
57
63
18
55
43
77
29
30
4
111
1.482
365
225
97
127
126
136
68
61
13
372
4.400
8,30%
5,11%
2,20%
2,89%
2,86%
3,09%
1,55%
1,39%
0,30%
8,45%
100,00%
8. DASAR PENATAAN PERMUKIMAN
a. UU RI Nomor. 1 Tahun 2011 Tentang “Perumahan
dan Kawasan Permukiman”
b. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor. 8 Tahun
2009 Tentang “Bangunan”
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian
dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan,
yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang
layak huni.
9. VISI dan MISI
PERUMAHAN & PERMUKIMAN
VISI:
Semua orang menghuni rumah yang
layak dalam permukiman yang sehat.
MISI:
• Mewujudkan masyarakat yang mandiri
melalui pembangunan perumahan dan
permukiman.
• Mendorong pertumbuhan wilayah dan
keserasian antar wilayah.
• Mewujudkan lingkungan permukiman
perumahan
yang
sehat, aman, teratur, rukun, produktif dan
10. “Terciptanya kawasan permukiman layak huni, terjangkau dan berwawasan
lingkungan, yang mampu mendukung perwujudan Kota Surakarta sebagai
Kota Budaya”
Komponen Tujuan:
Layak Huni
:
Didasarkan pada upaya pemenuhan kebutuhan rumah bagi
masyarakat yang layak baik dari aspek fisik bangunan, kesehatan
lingkungan dan kenyamanan
Terjangkau
:
Dilandasi dari kondisi perekonomian masyarakat kurang mampu
sebagai salah satu penyebab timbulnya permasalahan
permukiman perkotaan, sehingga tujuan dari pembangunan
permukiman adalah dapat diakses dari semua golongan.
Berwawasan Lingkungan
:
Terciptanya permukiman yang mendukung keberlanjutan
lingkungan dan upaya untuk perbaikan kondisi lingkungan, , serta
sesuai dengan rencana tata ruang
Dukungan Terhadap Budaya
:
Upaya penjagaan nilai budaya dan pemeliharaan warisan sejarah
sebagai suatu identitas lokal yang kuat dalam pembangunan
permukiman Kota Surakarta
11. RUMUSAN KEBIJAKAN
Komponen Tujuan
Layak Huni
Kebijakan
•
•
•
•
•
Terjangkau
•
•
•
Berwawasan Lingkungan
•
•
•
•
Dukungan Terhadap
Budaya
•
Peningkatan kualitas permukiman kumuh
Peningkatan legalisasi hak kepemilikan rumah
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan infrastruktur permukiman
perkotaan berdasarkan karakteristik permukiman
Relokasi kawasan perumahan di kawasan lindung dan/atau rawan bencana
Pengaturan regulasi terhadap pembangunan kawasan perumahan baru
Penyediaan rumah bagi masyarakat kurang mampu melalui penembangan
rumah susun
Pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan permukiman dan
pembangunan infratsruktur
Peningkatan kerjasama dengan pemerintah kab/kota sebagai penyangga
Kota Surakarta dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur
Pengembangan ruang terbuka hijau
Pengembangan ruang publik sebagai sarana interaksi masyarakat pada
setiap tingkatan lingkungan
Pengurangan tingkat pencemaran lingkungan
Pengembangan infarstruktur dengan kontruksi “soft” untuk meningkatkan
infiltrasi air ke tanah
Peningkatan kualitas dan pengembalian fungsi pada kawasan-kawasan
permukiman tradisional sebagai identitas kota
12. ISSUE & PERMASALAHAN PERMUKIMAN
& INFRASTRUKTUR
Potensi
1.
Data Tahun 2010, jumlah rumah di Kota
Surakarta adalah sebanyak 127.793 rumah,
dengan 74,59 persen merupakan rumah
dengan kepemilikan sendiri
2.
Adanya kawasan permukiman bersejarah,
dengan nilai historis tinggi yang
mkencerminkan karaktersitik budaya jawa
merupakan potensi utama yang membedakan
Kota Surakarta dengan kota lain.
3.
4.
5.
Adanya program dan kebijakan peningkatan
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Kota
Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Kantor
Menpera maupun dari UN Habitat, menjadikan
salah satu potensi dalam menanggulangi
permasalahan permukiman kota
Rencana pembangunan Kota Surakarta bebas
kumuh, merupakan salah satu prioritas
pembangunan permukiman.
Pembangunan taman dan city walk, yang
merupakan perwujudan dari “eco-cultural city”,
sebagai pemenuhan ruang publik dan ruang
perkotaan.
Permasalahan & Tantangan
1.
Masih tingginya angka kemiskinan,
dan penduduk yang tinggal pada
rumah tidak layak huni.
Berdasarkan data pada tahun
2009 terdapat sebanyak 5.370
rumah tidak layak huni di Kota
Surakarta (RPJM 2010-2015).
2.
Kawasan permukiman dengan
kepadatan tinggi, dengan
keterbatasan sarana prasarana
pendukung, terutama pemenuhan
kebutuhan sanitasi dan air bersih
3.
Tumbuhnya kawasan permukiman
ilegal (squatter) yang cenderung
kumuh, terutama di kawasan
bantaran sungai, rel KA maupun
pada tanah milik negara.
4.
Kepadatan bangunan yang tinggi
menyebabkan kurangnya fasilitas
publik dan ruang terbuka
13. STRATEGI PENATAAN PERMUKIMAN
a. Melembagakan sistem penyelenggaraan perumahan
dan permukiman, baik dari Pemerintah Pusat dan
Daerah, NGO, LSM, Swasta dan CSR dengan
pelibatan masyarakat sebagai pelaku utama.
-. perencanaan permukiman
-. pembangunan permukiman
-. pemanfaatan permukiman
-. pengendalian permukiman
b. Memuwjudkan perumahan dan permukiman yang
layak huni dan terjangkau bagi seluruh lapisan
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
permukiman dan mendorong kemandirian
14. PERENCANAAN PERMUKIMAN
a.
b.
c.
d.
Menciptakan rumah layak huni beserta indikatornya
Mendukung upaya pemenuhan kebutuhan rumah
Meningkatkan tata bangunan dan lingkungan
Perencanaan kembali baik rehabilitasi, rekonstruksi
dan peremajaan permukiman
15. PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
a. Pembangunan rumah dan sarana prasarana
lingkungan dalam rangka peningkatan kualitas
permukiman
b. Pembangunan rumah berdasarkan
tipologi, ekologi, budaya, dinamika ekonomi pada tiap
daerah, serta mempertimbangkan faktor keselamatan
dan keamanan
16. PEMANFAATAN & PENGENDALIAN
Pemanfaatan
a. Pemanfaatan rumah;
b. Pemanfaatan prasarana dan sarana perumahan; dan
c. Pelestarian rumah, perumahan, serta prasarana dan
sarana perumahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengendalian
a. Perijinan, Standar teknis dan kelaikan fungsi
b. Pemberdayaan Masyarakat
c. Penertiban Kawasan Permukiman
d. Penataan Kawasan Permukiman
19. LATAR BELAKANG
BANJIR YANG TIDAK BISA DIPREDIKSI WAKTU
DAN TERJADINYA
AKIBAT BANJIR MENIMBULKAN BENCANA
(KERUSAKAN BENDA, HILANGNYA HARTA TIMBULNYA PENYAKIT,DAN
KORBAN JIWA)
BANTARAN SUNGAI MERUPAKAN DAERAH BERBAHAYA
YANG TIDAK DIPERUNTUKKAN BAGI PERMUKIMAN
PERLU SEGERA MELANJUTKAN PROGRAM
RELOKASI, DIMANA 993 KORBAN BANJIR 2007 DENGAN
STATUS TANAH NEGARA, TELAH RELOKASI DAN
MENDAPATKAN RUMAH BERSERTA SERTIFIKATNYA
20. KONSEP DASAR
Menyelamatkan warga masyarakat yang selalu
kebanjiran setiap tahun
Mengembalikan fungsi bantaran sungai sesuai
peruntukkannya, sebagai pengendalian banjir.
Membantu masyarakat memperoleh hunian
yang layak dan terbebas dari bencana banjir.
25. PROGRAM BSP2S
No.
Jenis Kegiatan
1.
Jumlah Dana (Rp.)
200 (@Rp. 5 jt)
1.000.000.000
Peningkatan Kualitas
2.
Jumlah MBR (unit)
PSU
80.000.000
Jumlah Total :
1.080.000.000
Program PKP
No.
Jenis Kegiatan
Jumlah MBR (unit)
Jumlah Dana (Rp.)
1.
Peningkatan Kualitas
200 (@Rp. 5 jt)
1.000.000.000
2.
PSU
200 (@Rp. 4 jt)
800.000.000
Jumlah Total :
1.800.000.000
Penetapan Lokasi MBR di Kota Surakarta
•
•
•
•
•
Program PKP
Program BSP2S
Program BSP2S
Program BSP2S
Program BSP2S
: 200 MBR
: 50 MBR
: 50 MBR
: 50 MBR
: 50 MBR
Kelurahan Danukusuman
Kelurahan Pajang
Kelurahan Kadipiro
Kelurahan Pucangsawit
Kelurahan Sangkrah