1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)Kartika Dhewii
Sayuran indigenous tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran alternatif yang memenuhi kualitas hortikultura dan permintaan pasar. Namun, pada umumnya sayuran tersebut belum dikenal oleh masyarakat umum secara luas dan biasanya sayuran ini hanya terdapat di pasar lokal. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempelajari teknik budidaya tanaman indigenous khususnya tanaman Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) agar tanaman tersebut dikenal oleh masyarakat luas sehingga pemanfaatannya sebagai tanaman yang memiliki khasiat obat dapat dinikmati oleh masyarakat.
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Unzila Illa Ika
Biji merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang. Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis. Bibit yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke lahan atau media tanam dan memenuhi persyaratan dalam budidaya tanaman. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur benih dan tipe perkecambahan benih monokotil (benih jagung dan padi) dan benih dikotil (benih kacang tanah dan kedelai). Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium agronomi Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang pada hari Senin, 09 Oktober 2017. Tanaman dikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula. Tipe perkecambahan benih jagung dan padi adalah hipogeal. Tipe perkecambahan benih kacang tanah tidak terlihat pada paraktikum kali ini karena benih tidak berkecambah. Sedangkan menurut literatur tipe perkecambahan kacang tanah adalah epigeal. Begitu juga dengan tipe perkecambahan kedelai yaitu epigeal. Kata Kunci: Epigeal, Hipogeal, Plumula
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
Kemampuan bertunas berhenti saat biji mengalami dormansi. Dormansi terjadi segera setelah pemanenan atau saat kondisi lingkungannya tidak mendukung pada periode akhir pertumbuhannya. Fase awal dormansi ini merupakan titik awal proses pematangan fisiologis, seringkali disebut sebagai ‘wilting point’. Periode dormansi dapat didefinisikan sebagai periode menurunnya aktivitas metabolisme endogeneous dimana biji tidak menunjukkan pertumbuhan tunas di dalam atau di luar, walaupun komoditas tetap mempertahankan potensi pertumbuhannya pada masa berikutnya saat kondisi memungkinkan. Kemampuan dormansi ini merupakan karakteristik yang membedakan antar spesies dan varietas. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, kelembaban, oksigen dan CO2, komposisi atmosfir ruang penyimpanan serta ada atau tidaknya luka karena kerusakan fisik atau penyakit (Estiasih, dkk., 2017).
Dormansi merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi yang disebabkan adanya pengaruh dari dalam biji (Salisbury dan Ross, 1995). Dormansi benih mengakibatkan benih menjadi sulit berkecambah. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat atau tekstur kulit biji yang keras (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
Bila penyebab terjadinya dormansi adalah embrio benih disebut dormansi fisiologi, sedangkan bila penyebabnya kulit benih disebut dormansi fisik. Penyebab dormansi fisik dan dormansi fisiologi dapat dijumpai pada berbagai spesies, tetapi ada spesies yang mempunyai dormansi ganda. Dari semua perlakuan pematahan dormansi secara fisik yang dicoba ternyata skarifikasi (dengan kertas amplas) adalah cara yang cocok untuk mematahkan dormansi benih aren, sebab mampu mempercepat proses perkecambahan (43 hari setelah ditanam) dan mempunyai daya berkecambah yang tinggi yaitu 79,41 % (Hartawan, 2016).
Umumnya perlakuan pematahan dormansi diberikan secara fisik, seperti skarifikasi mekanik dan kimiawi. Skarifikasi mekanik meliputi pengamplasan, pengikiran, pemotongan dan penusukan bagian tertentu pada benih. Kimiawi biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas dan bahan-bahan kimia seperti asam kuat (H2SO4 dan HCl), alkohol dan H2O2 yang bertujuan untuk merusak atau melunakkan kulit benih (Kartika, et al., 2015).
Kesimpulan
Proses dormansi biji sirsak cepat tumbuh pada biji yang diamplas, dibandingkan dengan biji yang direndam H2SO4 dan dicuci air.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)Kartika Dhewii
Sayuran indigenous tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran alternatif yang memenuhi kualitas hortikultura dan permintaan pasar. Namun, pada umumnya sayuran tersebut belum dikenal oleh masyarakat umum secara luas dan biasanya sayuran ini hanya terdapat di pasar lokal. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempelajari teknik budidaya tanaman indigenous khususnya tanaman Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) agar tanaman tersebut dikenal oleh masyarakat luas sehingga pemanfaatannya sebagai tanaman yang memiliki khasiat obat dapat dinikmati oleh masyarakat.
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Unzila Illa Ika
Biji merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang. Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis. Bibit yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke lahan atau media tanam dan memenuhi persyaratan dalam budidaya tanaman. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur benih dan tipe perkecambahan benih monokotil (benih jagung dan padi) dan benih dikotil (benih kacang tanah dan kedelai). Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium agronomi Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang pada hari Senin, 09 Oktober 2017. Tanaman dikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula. Tipe perkecambahan benih jagung dan padi adalah hipogeal. Tipe perkecambahan benih kacang tanah tidak terlihat pada paraktikum kali ini karena benih tidak berkecambah. Sedangkan menurut literatur tipe perkecambahan kacang tanah adalah epigeal. Begitu juga dengan tipe perkecambahan kedelai yaitu epigeal. Kata Kunci: Epigeal, Hipogeal, Plumula
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
Kemampuan bertunas berhenti saat biji mengalami dormansi. Dormansi terjadi segera setelah pemanenan atau saat kondisi lingkungannya tidak mendukung pada periode akhir pertumbuhannya. Fase awal dormansi ini merupakan titik awal proses pematangan fisiologis, seringkali disebut sebagai ‘wilting point’. Periode dormansi dapat didefinisikan sebagai periode menurunnya aktivitas metabolisme endogeneous dimana biji tidak menunjukkan pertumbuhan tunas di dalam atau di luar, walaupun komoditas tetap mempertahankan potensi pertumbuhannya pada masa berikutnya saat kondisi memungkinkan. Kemampuan dormansi ini merupakan karakteristik yang membedakan antar spesies dan varietas. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, kelembaban, oksigen dan CO2, komposisi atmosfir ruang penyimpanan serta ada atau tidaknya luka karena kerusakan fisik atau penyakit (Estiasih, dkk., 2017).
Dormansi merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi yang disebabkan adanya pengaruh dari dalam biji (Salisbury dan Ross, 1995). Dormansi benih mengakibatkan benih menjadi sulit berkecambah. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat atau tekstur kulit biji yang keras (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
Bila penyebab terjadinya dormansi adalah embrio benih disebut dormansi fisiologi, sedangkan bila penyebabnya kulit benih disebut dormansi fisik. Penyebab dormansi fisik dan dormansi fisiologi dapat dijumpai pada berbagai spesies, tetapi ada spesies yang mempunyai dormansi ganda. Dari semua perlakuan pematahan dormansi secara fisik yang dicoba ternyata skarifikasi (dengan kertas amplas) adalah cara yang cocok untuk mematahkan dormansi benih aren, sebab mampu mempercepat proses perkecambahan (43 hari setelah ditanam) dan mempunyai daya berkecambah yang tinggi yaitu 79,41 % (Hartawan, 2016).
Umumnya perlakuan pematahan dormansi diberikan secara fisik, seperti skarifikasi mekanik dan kimiawi. Skarifikasi mekanik meliputi pengamplasan, pengikiran, pemotongan dan penusukan bagian tertentu pada benih. Kimiawi biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas dan bahan-bahan kimia seperti asam kuat (H2SO4 dan HCl), alkohol dan H2O2 yang bertujuan untuk merusak atau melunakkan kulit benih (Kartika, et al., 2015).
Kesimpulan
Proses dormansi biji sirsak cepat tumbuh pada biji yang diamplas, dibandingkan dengan biji yang direndam H2SO4 dan dicuci air.
Jika Anda sedang mencari referensi cara budidaya jamur, silahkan baca file terlampir. Brosur ringkas ini cukup memberi wawasan ringkas bagaimana inti budidaya jamur. Semoga sukses
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Presentasi no 5 4_perspektif benih tanaman rempah dan obat di indonesia
1. PERSPEKTIF BENIH TANAMAN REMPAH
DAN OBAT DI INDONESIA
Kelompok 5
Martha Christy 150110080209
Muthia Syafika Haq 150110080083
Raden Bondan E B 150110080162
Viktor 150110080167
2. Pendahuluan
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri obat
tradisional adalah sebagian besar bahan baku (80%) berasal dari
hutan atau habitat alami dan sisanya (20%) dari hasil budi daya
tradisional.
Akibatnya erosi genetik pada sedikitnya 54 jenis tanaman obat. Untuk
menjamin ketersediaan bahan baku secara berkesinambungan serta
mengantisipasi permintaan yang terus meningkat tiap tahunnya maka
perlu dilakukan pengembangan usaha tani tanaman obat.
Upaya pengembangan tersebut menghadapi masalah kurangnya
informasi tentang penggunaan benih bermutu dan terbatasnya
penelitian mengenai perbenihan.
Akibatnya produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan masih
rendah. Selain itu, benih tanaman obat sebagian besar (lebih dari
80%) termasuk benih rekalsitran yang penanganannya agak sulit.
3. Perbanyakan tanaman obat dapat dilakukan
dengan
◦ 1) menggunakan benih yang berasal dari biji
(true seed) (Sambiloto)
◦ 2) menggunakan rimpang (Jahe)
◦ 3) menggunakan setek (Sambiloto)
◦ 4) menggunakan anakan dan stolon
Benih tanaman obat sebagian termasuk dalam
golongan benih ortodoks, seperti benih terung
KB, sambiloto, selasih, secang, dan saga, dan
sebagian lain tergolong benih rekalsitran seperti
mengkudu, mahkota dewa, katuk, dan
purwoceng.
5. Permasalahan dalam penanganan benih
tanaman obat adalah
a. Lebih dari 80% tanaman obat
menghasilkan benih rekalsitran yang
penanganannya agak sulit.
b. Berdasarkan permasalahan tersebut,
pembahasan berkaitan dengan
penyediaan benih tanaman obat, seperti
penentuan waktu panen, teknik produksi
benih, penanganan benih, pengeringan,
penyimpanan, dan pengemasan.
6. Pembahasan
Penentuan Waktu Panen
◦ Sambiloto
Teknik Produksi Benih
◦ Jahe dan Katuk
Penangan Benih
◦ Jahe, Kunyit, Kencur, Terung KB, Saga, dan Temu lawak
Pengeringan
◦ Jahe
Penyimpanan
◦ Sambiloto, Jahe, Temu lawak
Pengemasan
◦ Jahe
7. 1. Benih
Sambiloto
Penentuan waktu panen
Bahwa masak fisiologis benih sambiloto
dicapai pada umur 26 hari setelah antesis.
Pada saat tersebut, bobot kering benih dalam
keadaan maksimum yaitu 14,10 x 10 -4 g
dengan kadar air 21,52%. Polong berwarna
hijau semburat ungu. Benih yang dipanen
pada saat tersebut akan memberikan
pertumbuhan tanaman yang lebih baik serta
produksinya tinggi (0,20 g/tanaman atau 25
g/pohon) (Rusmin et al. 2006)
8.
9. Penyimpanan
suhu ruangan berpengaruh
terhadap daya
berkecambah benih
sambiloto selama
penyimpanan. Sampai
penyimpanan 3 bulan, daya
berkecambah benih yang
disimpan pada suhu ruang
mencapai 79,33%,
sedangkan bila benih
disimpan dalam ruangan
dingin maka daya
berkecambah benih makin
menurun hingga hanya
17,78% (Tabel 2). Hal ini
disebabkan benih sambiloto
10. 2. Benih
Jahe
Teknik Produksi Benih
Produksi benih jahe dari tanaman umur 5 bulan rata-rata
mencapai 23,30 t/ha, sedangkan pada umur 6 bulan
31,90 t/ha. Persentase serat kasar, pati, dan abu
mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya
umur panen, yaitu pada umur 5 bulan nilainya masing-
masing 7,21; 39,17; dan 9,43% dan meningkat menjadi
8,06; 46,56; dan 10,46% pada umur panen 6 bulan. Jahe
gajah yang akan diekspor, rimpang dianjurkan dipanen
paling lambat saat tanaman berumur 5 bulan (Januwati
et al. 1989).
11. Penyimpanan ,
rimpang jahe yang telah dipanen dicuci
dengan menggunakan air lalu
dikeringanginkan. Dapat pula jahe
dipanen pada saat tanah kering, sehingga
rimpang dapat langsung disortasi tanpa
harus dicuci (Hasanah et al. 2004b).
Sebelum disimpan, benih diberi perlakuan
CCC 1.250 ppm untuk menghambat
pertumbuhan tunas. Perlakuan tersebut
memberikan hasil lebih baik dibandingkan
dengan pemberian 2,4-D 1.000 ppm dan
PEG 2000 ppm (Hasanah et al. 1989).
12. Untuk benih jahe, pengeringan rimpang
dilakukan sampai kulit rimpang mengering
tetapi bagian dalamnya masih tetap segar.
Pada benih jahe yang cukup tua (10
bulan), pengeringan dapat dilakukan
dengan penjemuran pada pagi hari (pukul
07.00–10.00) dengan suhu 25−32º C
selama 3−4 hari.
13. Penyimpanan
Hasil penelitian Sukarman et al. (2005) tentang
cara penyimpanan benih jahe besar klon
Sukabumi dan Sumedang menunjukkan bahwa
klon Sumedang mempunyai viabilitas yang lebih
baik dibandingkan klon Sukabumi, tetapi
kandungan pati, kadar serat, abu, atsiri, dan sari
rimpang klon Sukabumi lebih tinggi. Viabilitas
benih setelah 3 bulan penyimpanan masih tinggi
sekitar 78%. Berbagai cara penyimpanan, seperti
penutupan benih dengan abu, pengasapan
dengan interval 1 minggu, dan pengeringan
dengan sinar matahari (pukul 08.00– 12.00
selama 1 hari) tidak mempengaruhi viabilitas
benih selama penyimpanan.
14. Pengemasan
Untuk jahe, pengiriman dapat
dilakukan dengan menggunakan peti
yang tidak rapat atau karung goni.
Selama pengiriman, benih diusahakan
tidak terkena hujan dan kondisinya
tetap kering (Hasanah et al. 2004b).
15. LAMPIRAN
Benih Secang (Penentuan Waktu Panen).
Penelitian tingkat kemasakan benih
berdasarkan warna telah dilakukan oleh
Hasanah dan Rusmin (1993) pada benih
secang. Benih yang berwarna hijau
kekuningan menghasilkan daya berkecambah
tertinggi yaitu 95%, sedangkan benih yang
berwarna coklat memiliki daya berkecambah
kurang dari 50%. Hasanah dan Rusmin (1993)
menyimpulkan bahwa benih secang termasuk
dalam kelompok benih yang mempunyai kulit
keras sehingga dapat menghambat
perkecambahan.
16.
17. Benih Katuk (Teknik Produksi).
Perbanyakan tanaman katuk dapat
melalui setek yang diambil dari
pangkasan waktu panen
(Puspitaningtyas et al. 1994) atau
menggunakan biji (Rumiati et al. 1999).
Untuk pengembangan tanaman skala
komersial, disarankan menggunakan
bahan tanaman dari biji.
18. Penanganan
BenihTerung. Masa dorman
Benih Benih Saga. Dormansi
sekitar 4 bulan (Hasanah benih saga dapat
1988) Untuk memecahkan dipecahkan dengan
masalah dormansi tersebut, perlakuan skarifikasi
Sukmadjaja dalam Rosita et
(pengikisan kulit
benih). Dengan
al. (1993) telah melakukan perlakuan tersebut,
penelitian perendaman benih daya berkecambah
dalam larutan GA3 dengan benih dapat mencapai
konsentrasi 0, 100, 300, 500, 97% dibandingkan
700, 900, 1.100, 1.300, dan kontrol yang hanya
1.500 mg/l selama 6, 12, dan 6%. Pengecambahan
24 jam. Hasil penelitian
dilakukan dengan
menggunakan media
menunjukkan bahwa kertas merang
viabilitas benih terbaik (Hasanah et al.
diperoleh dari perlakuan (1993).
perendaman selama 24 jam
dengan konsentrasi larutan
19.
20. Penyimpanan
Benih
Temu lawak. Penyimpanan
rimpang temu lawak telah
dilakukan oleh Sukarman et al.
(2005) dengan perlakuan sebagai
berikut:
1) penyimpanan pada ruangan
dingin dengan kelembapan tinggi
(cold storage, RH 70–80%),
2) penyimpanan di dalam tanah,
3) pengeringan dengan fresh
drier, dan
4) iradiasi dengan sinar α dengan
dosis 5, 10, 15, 20, 25 kRad
21. TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA
WASSALAMMUALAIKUM
KEL.5
berkenan download
http://filekom.com/ch33mzx6uaky
.html