Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Benih kedelai dari tiga varietas (Wilis, Mutiara, Gema Anjasmara) diuji daya berkecambahnya menggunakan metode uji kertas digulung. Hasil pengamatan pada hari ke-7 menunjukkan jumlah kecambah normal, abnormal, tidak tumbuh, dan busuk untuk masing-masing varietas, yang kemudian dihitung nilai persentase daya berkecambahnya.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Benih kedelai dari tiga varietas (Wilis, Mutiara, Gema Anjasmara) diuji daya berkecambahnya menggunakan metode uji kertas digulung. Hasil pengamatan pada hari ke-7 menunjukkan jumlah kecambah normal, abnormal, tidak tumbuh, dan busuk untuk masing-masing varietas, yang kemudian dihitung nilai persentase daya berkecambahnya.
Laporan praktikum uji vigor benih meliputi uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar listrik untuk menentukan vigor benih jagung, padi, kacang hijau dan kacang merah. Mahasiswa melakukan pengujian dengan memberikan perlakuan penderaan selama 0, 3 dan 6 hari pada benih, kemudian menghitung persentase kecambah normal untuk menentukan daya kecambah.
Ringkasan:
Praktikum ini menguji imbibisi pada benih hidup dan mati, laju imbibisi dua jenis benih (kacang tanah dan jagung), serta pengaruh kadar air media terhadap imbibisi. Hasilnya menunjukkan presentase imbibisi benih hidup lebih tinggi dari benih mati, kacang tanah menyerap air lebih cepat dari jagung, dan kadar air media berpengaruh terhadap kecepatan dan jumlah benih yang berkecambah.
Laporan praktikum ini memberikan informasi tentang uji daya kecambah benih jeruk dan kakao. Pada benih jeruk, tidak ada benih yang berkecambah baik dengan media tanah maupun UKDP karena lingkungan yang tidak mendukung. Sedangkan pada benih kakao, letak benih di dalam buah, tingkat kemasakan buah, dan metode ekstraksi mempengaruhi daya kecambah dengan hasil terbaik pada benih bagian tengah buah matang yang diek
Makalah ini membahas perbedaan benih ortodoks dan rekalsitran serta penanganan penyimpanan masing-masing. Benih ortodoks tahan terhadap pengeringan dan suhu rendah sehingga dapat disimpan lama, sedangkan benih rekalsitran rentan terhadap pengeringan dan hanya tahan disimpan dalam kondisi lembab. Penyimpanan benih ortodoks memerlukan kadar air rendah dan suhu dingin, sedangkan benih rekalsitran d
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
Kemampuan bertunas berhenti saat biji mengalami dormansi. Dormansi terjadi segera setelah pemanenan atau saat kondisi lingkungannya tidak mendukung pada periode akhir pertumbuhannya. Fase awal dormansi ini merupakan titik awal proses pematangan fisiologis, seringkali disebut sebagai ‘wilting point’. Periode dormansi dapat didefinisikan sebagai periode menurunnya aktivitas metabolisme endogeneous dimana biji tidak menunjukkan pertumbuhan tunas di dalam atau di luar, walaupun komoditas tetap mempertahankan potensi pertumbuhannya pada masa berikutnya saat kondisi memungkinkan. Kemampuan dormansi ini merupakan karakteristik yang membedakan antar spesies dan varietas. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, kelembaban, oksigen dan CO2, komposisi atmosfir ruang penyimpanan serta ada atau tidaknya luka karena kerusakan fisik atau penyakit (Estiasih, dkk., 2017).
Dormansi merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi yang disebabkan adanya pengaruh dari dalam biji (Salisbury dan Ross, 1995). Dormansi benih mengakibatkan benih menjadi sulit berkecambah. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat atau tekstur kulit biji yang keras (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
Bila penyebab terjadinya dormansi adalah embrio benih disebut dormansi fisiologi, sedangkan bila penyebabnya kulit benih disebut dormansi fisik. Penyebab dormansi fisik dan dormansi fisiologi dapat dijumpai pada berbagai spesies, tetapi ada spesies yang mempunyai dormansi ganda. Dari semua perlakuan pematahan dormansi secara fisik yang dicoba ternyata skarifikasi (dengan kertas amplas) adalah cara yang cocok untuk mematahkan dormansi benih aren, sebab mampu mempercepat proses perkecambahan (43 hari setelah ditanam) dan mempunyai daya berkecambah yang tinggi yaitu 79,41 % (Hartawan, 2016).
Umumnya perlakuan pematahan dormansi diberikan secara fisik, seperti skarifikasi mekanik dan kimiawi. Skarifikasi mekanik meliputi pengamplasan, pengikiran, pemotongan dan penusukan bagian tertentu pada benih. Kimiawi biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas dan bahan-bahan kimia seperti asam kuat (H2SO4 dan HCl), alkohol dan H2O2 yang bertujuan untuk merusak atau melunakkan kulit benih (Kartika, et al., 2015).
Kesimpulan
Proses dormansi biji sirsak cepat tumbuh pada biji yang diamplas, dibandingkan dengan biji yang direndam H2SO4 dan dicuci air.
Laporan praktikum ilmu gulma mendiskusikan percobaan dormansi biji gulma pada berbagai jenis tanah. Percobaan menunjukkan bahwa jenis gulma yang mengalami pematahan dormansi berbeda di setiap tanah. Tanah pekarangan memiliki jumlah gulma terbanyak sedangkan tanah sawah tidak menunjukkan pematahan dormansi. Secara umum, tidak ada pengaruh nyata jenis tanah terhadap pematahan dormansi biji gulma.
Dokumen tersebut membahas tentang jamur/cendawan, termasuk definisi fungi, habitat fungi yang tersebar luas di bumi, dan kemampuan fungi untuk hidup di berbagai material organik baik hidup maupun mati. Juga disebutkan bahwa banyak fungi hidup di tanah berhumus meskipun ada juga yang menyerang organisme hidup.
Produksi benih merupakan suatu proses kegiatan memperbanyak benih
dengan jumlah dan mutu tertentu. Produksi benih secara komersial memiliki 3
komponen yaitu: benih, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi, dan
pengelolaan atau tektik budidaya. Komponen lapangan produksi mencakup
substrat, iklim, dan biologis. Komponen teknik budidaya mencakup prinsip
genetis dan agronomis. Prinsip genetis, teknik budidaya diarahkan untuk
menghasilkan benih bermutu genetik tinggi, yakni benih yang sesuai dengan
2
deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan
untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi,
selain hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
Berdasarkan argumentasi diatas maka perlu dilakukan praktikum simulasi
budidaya untuk tujuan produksi benih, agar produksi kacang panjang ke depan
dapat ditingkatkan.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia. Beberapa hama dan penyakit utama yang dijelaskan antara lain ulat penggerek polong, ulat jengkal, kepik hijau, dan kumbang-kumbangan. Dokumen juga menjelaskan gejala, morfologi, siklus hidup, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas tentang dormansi benih dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat beberapa jenis dormansi seperti dormansi embrio, mekanis, fisik, kimia, cahaya, dan suhu. Dormansi dapat terjadi secara bawaan, terinduksi lingkungan, atau dipaksakan. Perlakuan awal seperti skarifikasi dan pemanasan dapat memecahkan dormansi agar benih dapat berkecambah.
Dokumen tersebut membahas tentang produksi, sertifikasi, dan pengawasan peredaran benih hortikultura di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan tentang tujuan, tata cara produksi benih secara generatif dan vegetatif, persyaratan untuk mendapatkan tanda daftar dan izin usaha produksi benih, proses sertifikasi, dan kewajiban produsen benih.
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen perbenihan dan produksi benih, meliputi sistem perbenihan, tujuan dan sasaran program perbenihan, aspek-aspek khusus pengelolaannya, serta masalah-masalah teknis dan operasional yang dihadapi."
Laporan praktikum uji vigor benih meliputi uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar listrik untuk menentukan vigor benih jagung, padi, kacang hijau dan kacang merah. Mahasiswa melakukan pengujian dengan memberikan perlakuan penderaan selama 0, 3 dan 6 hari pada benih, kemudian menghitung persentase kecambah normal untuk menentukan daya kecambah.
Ringkasan:
Praktikum ini menguji imbibisi pada benih hidup dan mati, laju imbibisi dua jenis benih (kacang tanah dan jagung), serta pengaruh kadar air media terhadap imbibisi. Hasilnya menunjukkan presentase imbibisi benih hidup lebih tinggi dari benih mati, kacang tanah menyerap air lebih cepat dari jagung, dan kadar air media berpengaruh terhadap kecepatan dan jumlah benih yang berkecambah.
Laporan praktikum ini memberikan informasi tentang uji daya kecambah benih jeruk dan kakao. Pada benih jeruk, tidak ada benih yang berkecambah baik dengan media tanah maupun UKDP karena lingkungan yang tidak mendukung. Sedangkan pada benih kakao, letak benih di dalam buah, tingkat kemasakan buah, dan metode ekstraksi mempengaruhi daya kecambah dengan hasil terbaik pada benih bagian tengah buah matang yang diek
Makalah ini membahas perbedaan benih ortodoks dan rekalsitran serta penanganan penyimpanan masing-masing. Benih ortodoks tahan terhadap pengeringan dan suhu rendah sehingga dapat disimpan lama, sedangkan benih rekalsitran rentan terhadap pengeringan dan hanya tahan disimpan dalam kondisi lembab. Penyimpanan benih ortodoks memerlukan kadar air rendah dan suhu dingin, sedangkan benih rekalsitran d
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
Kemampuan bertunas berhenti saat biji mengalami dormansi. Dormansi terjadi segera setelah pemanenan atau saat kondisi lingkungannya tidak mendukung pada periode akhir pertumbuhannya. Fase awal dormansi ini merupakan titik awal proses pematangan fisiologis, seringkali disebut sebagai ‘wilting point’. Periode dormansi dapat didefinisikan sebagai periode menurunnya aktivitas metabolisme endogeneous dimana biji tidak menunjukkan pertumbuhan tunas di dalam atau di luar, walaupun komoditas tetap mempertahankan potensi pertumbuhannya pada masa berikutnya saat kondisi memungkinkan. Kemampuan dormansi ini merupakan karakteristik yang membedakan antar spesies dan varietas. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, kelembaban, oksigen dan CO2, komposisi atmosfir ruang penyimpanan serta ada atau tidaknya luka karena kerusakan fisik atau penyakit (Estiasih, dkk., 2017).
Dormansi merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi yang disebabkan adanya pengaruh dari dalam biji (Salisbury dan Ross, 1995). Dormansi benih mengakibatkan benih menjadi sulit berkecambah. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat atau tekstur kulit biji yang keras (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
Bila penyebab terjadinya dormansi adalah embrio benih disebut dormansi fisiologi, sedangkan bila penyebabnya kulit benih disebut dormansi fisik. Penyebab dormansi fisik dan dormansi fisiologi dapat dijumpai pada berbagai spesies, tetapi ada spesies yang mempunyai dormansi ganda. Dari semua perlakuan pematahan dormansi secara fisik yang dicoba ternyata skarifikasi (dengan kertas amplas) adalah cara yang cocok untuk mematahkan dormansi benih aren, sebab mampu mempercepat proses perkecambahan (43 hari setelah ditanam) dan mempunyai daya berkecambah yang tinggi yaitu 79,41 % (Hartawan, 2016).
Umumnya perlakuan pematahan dormansi diberikan secara fisik, seperti skarifikasi mekanik dan kimiawi. Skarifikasi mekanik meliputi pengamplasan, pengikiran, pemotongan dan penusukan bagian tertentu pada benih. Kimiawi biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas dan bahan-bahan kimia seperti asam kuat (H2SO4 dan HCl), alkohol dan H2O2 yang bertujuan untuk merusak atau melunakkan kulit benih (Kartika, et al., 2015).
Kesimpulan
Proses dormansi biji sirsak cepat tumbuh pada biji yang diamplas, dibandingkan dengan biji yang direndam H2SO4 dan dicuci air.
Laporan praktikum ilmu gulma mendiskusikan percobaan dormansi biji gulma pada berbagai jenis tanah. Percobaan menunjukkan bahwa jenis gulma yang mengalami pematahan dormansi berbeda di setiap tanah. Tanah pekarangan memiliki jumlah gulma terbanyak sedangkan tanah sawah tidak menunjukkan pematahan dormansi. Secara umum, tidak ada pengaruh nyata jenis tanah terhadap pematahan dormansi biji gulma.
Dokumen tersebut membahas tentang jamur/cendawan, termasuk definisi fungi, habitat fungi yang tersebar luas di bumi, dan kemampuan fungi untuk hidup di berbagai material organik baik hidup maupun mati. Juga disebutkan bahwa banyak fungi hidup di tanah berhumus meskipun ada juga yang menyerang organisme hidup.
Produksi benih merupakan suatu proses kegiatan memperbanyak benih
dengan jumlah dan mutu tertentu. Produksi benih secara komersial memiliki 3
komponen yaitu: benih, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi, dan
pengelolaan atau tektik budidaya. Komponen lapangan produksi mencakup
substrat, iklim, dan biologis. Komponen teknik budidaya mencakup prinsip
genetis dan agronomis. Prinsip genetis, teknik budidaya diarahkan untuk
menghasilkan benih bermutu genetik tinggi, yakni benih yang sesuai dengan
2
deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan
untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi,
selain hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
Berdasarkan argumentasi diatas maka perlu dilakukan praktikum simulasi
budidaya untuk tujuan produksi benih, agar produksi kacang panjang ke depan
dapat ditingkatkan.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia. Beberapa hama dan penyakit utama yang dijelaskan antara lain ulat penggerek polong, ulat jengkal, kepik hijau, dan kumbang-kumbangan. Dokumen juga menjelaskan gejala, morfologi, siklus hidup, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas tentang dormansi benih dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat beberapa jenis dormansi seperti dormansi embrio, mekanis, fisik, kimia, cahaya, dan suhu. Dormansi dapat terjadi secara bawaan, terinduksi lingkungan, atau dipaksakan. Perlakuan awal seperti skarifikasi dan pemanasan dapat memecahkan dormansi agar benih dapat berkecambah.
Dokumen tersebut membahas tentang produksi, sertifikasi, dan pengawasan peredaran benih hortikultura di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan tentang tujuan, tata cara produksi benih secara generatif dan vegetatif, persyaratan untuk mendapatkan tanda daftar dan izin usaha produksi benih, proses sertifikasi, dan kewajiban produsen benih.
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen perbenihan dan produksi benih, meliputi sistem perbenihan, tujuan dan sasaran program perbenihan, aspek-aspek khusus pengelolaannya, serta masalah-masalah teknis dan operasional yang dihadapi."
Dokumen tersebut membahas tentang produksi benih yang berkualitas, mulai dari pemilihan varietas unggul, pemeliharaan mutu selama proses produksi, pengolahan, pengujian, penyimpanan, hingga pemasaran benih. Proses produksi benih memerlukan pemahaman terhadap prinsip-prinsip genetika dan agronomi untuk menjamin kualitas benih.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian buah dan biji. Terdapat penjelasan mengenai jenis-jenis buah seperti buah semu, buah sejati, dan pembagian buah berdasarkan jumlah dan bentuknya. Juga dibahas mengenai bagian-bagian biji seperti kulit biji, tali pusar, dan inti biji.
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Ghina Shadrina
Tugas akhir ini membahas tentang sertifikasi benih Gmelina arborea di Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura. Gmelina memiliki banyak manfaat, antara lain untuk bahan baku pulp, particle board, furnitur, dan alat-alat rumah tangga. Benih bermutu diperlukan untuk memperoleh kayu Gmelina berkualitas. Sertifikasi benih bertujuan untuk mengetahui mutu benih secara genetik, fisik,
The document lists the names of 5 people: Rinda Maryola, Hamdi Harmanzah, Sri Purwanti, Irfan Andi Gafur, and Nia Hardianti. It indicates that the list of names was compiled by someone, but does not provide the name of the compiler.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis buah, termasuk buah semu, buah sejati, dan penggolongannya. Ada buah tunggal, ganda, dan majemuk, serta buah kering dan berdaging. Beberapa contoh buah dijelaskan seperti buah batu, buni, dan kurung.
Dokumen ini membahas tentang bagian-bagian utama biji tumbuhan seperti kulit biji, tali pusar, dan inti biji yang berisi lembaga dan putih lembaga. Juga dibahas tentang syarat-syarat perkecambahan biji seperti air, udara, cahaya, dan panas agar tumbuhan baru dalam biji dapat tumbuh menjadi kecambah.
Dokumen tersebut memberikan daftar 23 jenis fructus (buah) yang digunakan dalam farmakognosi beserta informasi singkat mengenai masing-masing fructus tersebut seperti nama tanaman asal, keluarga, zat berkhasiat utama, penggunaan, dan bagian yang digunakan.
Modul ini membahas tentang dasar-dasar agribisnis tanaman kelas 10 yang mencakup 6 elemen pelajaran yaitu peluang pasar, teknologi produksi, isu global, manajemen produksi, faktor pengaruh produksi, dan teknik dasar produksi tanaman seperti penyiapan benih, media tumbuh, penanaman, pemeliharaan dan pasca panen."
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfDebbyUstari1
Dokumen tersebut merangkum tentang pengertian kultur jaringan, prinsip utama, tujuan, dan manfaat kultur jaringan serta beberapa teknik kultur jaringan seperti kultur meristem, kultur polen, kultur kalus, dan embryo rescue. Kultur jaringan adalah teknik untuk menumbuhkan bagian-bagian tanaman seperti jaringan, sel, dan organ pada kondisi aseptik menggunakan nutrisi kimiawi untuk memperbanyak dan meregenerasi tanaman
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia. Beberapa hama dan penyakit utama yang dijelaskan antara lain ulat penggerek polong, ulat jengkal, kepik hijau, dan kumbang-kumbangan. Dokumen juga menjelaskan tentang morfologi, siklus hidup, gejala, dan cara pengendaliannya.
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahLinda Rosita
Makalah ini membahas pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah. Percobaan dilakukan dengan meletakkan 10 biji kacang merah di dua tempat berbeda, yaitu tempat terang dan gelap. Variabel yang diamati adalah panjang akar, jumlah daun, tinggi batang, dan warna daun. Hasilnya akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun dan mata tunas, lalu tumbuhkan dalam media buatan yang kaya nutrisi untuk memperbanyaknya menjadi tanaman baru. Teknik ini memiliki keunggulan seperti mampu memperbanyak bibit dalam jumlah besar dan waktu singkat serta mewariskan sifat induk, meski juga memiliki kerugian seperti
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptxEmyPuji
Dokumen tersebut membahas sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan. Secara umum dibahas mengenai perkembangbiakan secara vegetatif dan generatif pada tumbuhan serta perkembangbiakan aseksual dan seksual pada hewan. Jenis-jenis perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan dijelaskan beserta contoh-contohnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengamatan jamur mikroskopis dari sampel jagung busuk.
2. Jamur yang diamati adalah Aspergillus sp. pada perbesaran 40x.
3. Dokumen juga membahas ciri-ciri umum jamur seperti bersel satu atau berbenang, serta peran jamur di lingkungan.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
2. materi vigor
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan
perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas.
Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan
perkembangan kecambah. Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi
merupakan sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubugan
dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain :
1. Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah.
2. Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang tidak
sesuai untuk pertumbuhan.
3. Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan.
Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga bila
ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam akan tetap tumbuh sehat dan kuat serta
berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik. Vigor tumbuh dapat dikatakan sebagai
“kekuatan tumbuh” untuk menjadi tanaman yang normal meskipun keadaan biofisik lapangan
kurang menguntungkan (suboptimal). Vigor dapat dibedakan atas:
1. Vigor benih
2. Vigor kecambah
3. Vigor bibit
4. Vigor tanaman
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih
bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi
dicirikan:
1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan pertumbuhannya merata
4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam
lingkungan tumbuh yang sub optimal
Rendahnya vigor dapat disebabkan:
1. Genetis
Ada kultivar-kultivar tertentu yang lebih peka terhadap keadaan lignkungannya yang kurang
menguntungkan, ataupun tidak mampu untuk tumbuh cepat dibandingkan dengan kultivar
lainnya.
2. Fisiologis
Kondisi fisiologis yang berpengaruh adalah”immaturity” atau kekurang masakan benih saat
panen dan kemunduran benih selama penyimpanan
3. Morfologis
3. Contohnya, benih yang kecil menghasilkan bibit yang kurang memiliki kekuatan tumbuh
dibandingkan dengan benih yang besar
4. Sitologis
Kemunduran benih yang disebabkan oleh antara lain aberasi khromosom
5. Mekanis
Kerusakan mekanis yang terjadi pada benih pada saat panen, prosesing ataupun penyimpanan
6. Mikrobia
Benih yang memiliki vigor rendah berakibat:
1. Kemunduran benih yang cepat selama penyimpanan
2. Makin sempitnya keadaan lingkungan di mana benih dapat tumbuh
3. Kecepatan berkecambah benih menurun
4. Kepekaan akan serangan hama penyakit meningkat
5. Meningkatnya jumlah kecambah abnormal
6. Rendahnya produksi tanaman
Pengamatan dan penilaian dalam mengidentifiksi vigor benih dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung didasarkan pada potensi penampilan suatu lot benih baik
secara fisiologis maupun fisik. Secara langsung adalah pengamatan dan penilaian benih pada
kondisi lingkungan yang tidak sesuai atau kondisi lain yang dapat diciptakan di laboratorium
dan dilakukan pencatatan terhadap tingkat daya tumbuh benih. Secara tidak langsung adalah
pengamatan dan penilaian dengan mengukur sifat lain benih yang terbukti berhubungan
dengan beberapa aspek penampilan kecambah.
Vigor Benih
Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang berkecamabah,
kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada berbagai lingkungan yang
memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi
dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada
berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau
kesehatannya (Delouche dalam Kuswanto, 1996).
Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan
lingkungan yang sub optimal. Vigor benih di cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas,
masing-masing yaitu kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini
menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman
mormal meskipun keadaan biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan yang
lama (Sutopo, 2002). Semai dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari
penampilan fenotipe kecambah atau bibitnya (Sadjat, 1993).
4. Sutopo (2002), menyatakan bahwa pada hakekatnya vigor benih harus relefan dengan tingkat
produksi yang tinggi. Vigor yang tinggi dicirikan antara lain oleh:
1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan merata tumbuhnya
4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam
keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal.
Benih yang memiliki vigor rendah menurut Copeland (1980) akan berakibat terjadinya:
a). Kemunduran benih
b). Makin sempitnya keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh
c). Kecepatan berkecambah menurun
d). Kepekaan akan serangan hama
e). Meningkatnya jumlah kecambah abnormal
f). Rendahnya produksi tanaman
Penyakit yang bisa terdapat pada benih
Penyakit benih (Seed Pathology) merupakan penyakit penting pada berbagai komoditas
pertanian. Penyakit benih ini dapat menyebabkan kerusakan dalam bentuk perubahan warna,
bentuk, nekrose, penurunan daya kecambah, dan mengurangi nilai biji (benih). Kehilangan
hasil yang disebabkan penyakit benih mencapai lebih dari 5 persen, dan infeksinya dapat
mencapai 50 persen.
Penyebab utama kerusakan pada benih adalah jamur, bakteri, dan virus (patogen). Benih
dapat diserang patogen sebelum biji (benih) berkecambah (pre emergence damping off),
sedang apabila menyerang setelah muncul kecambah disebut post emergence damping off.
Bentuk kerusakan karena serangan patogen sangat bervariasi, tergantung macam patogen,
benih dan faktor lingkungan.
Buku penyakit benih ini berisi tentang patogen – patogen penting pada benih, cara penularan
inoculum seed borne , pengujian benih, sertifikasi benih , faktor – faktor yang mempengaruhi
infeksi benih, kemampuan hidup patogen dalam benih, dan kegunaan serta pengaruh
sterilisasi jaringan permukaan bentuk dengan hypochlorite , dilengkapi pula cara
pengendalian, dan gambar – gambar, khususnya gambar penyakit – penyakit penting yang
seed borne (terbawa benih). Bab terakhir dicantumkan contoh penelitian dibidang seed
pathology.
Buku penyakit benih ini dipersiapkan dan disusun dengan tujuan dapat digunakan untuk
mahasiswa yang menekuni penyakit benih, khususnya penyakit – penyakit penting yang
terbawa benih (seed borne diseases) pada beberapa biji (benih) padi, jagung, kedelai, kacang
5. tanah, dan sayur – sayuran. Buku ini dapat juga digunakan para praktisi yang berkecimpung
dibidang perbenihan.
penjelasan tentang durmansi
Dormansi yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (Dorman). Dormansi benih
berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan
kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat
terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk
berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009).
Praktikum Dormansi dilakukan dengan menanam biji kelengkeng yang sebelumnya diberi
berbagai perlakuan fisik dan kimia. Perlakuan fisik dan kimia yang dilakukan antara lain
pengamplasan biji, perendaman biji dalam air selama 20 jam, perendaman biji dalam asam
sulfat selama 15 menit, 20 menit dan 25 menit. Biji kelengkeng ditanam pada media tanah
kemudian diamati selama 14 hari berapa banyak biji yang berkecambah. Perlakuan yang
dilakukan diharapkan dapat mematahkan fase dorman yang dilakukan oleh biji.
Permasalahan pada praktikum ini adalah bagaimana mematahkan dormansi biji berkulit keras
dengan perlakuan fisik dan kimia.
Praktikum ini bertujuan untuk mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan
fisik dan kimia.
2.1 Biji
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Biji masak terdiri dari 3 bagian yaitu
embrio, endosperm (hasil pembuahan ganda), dan kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal
biji termasuk kedua integumennya. Embrio adalah sporofit muda yang tidak segera
melanjutkan pertumbuhannya, melainkan memasuki masa dorman. Saat itu biasanya embrio
tahan stres. Embrio senantiasa diiringi cadangan makanan baik organik maupun anorganik
yang berada disekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Kulit biji atau testa
bersifat tahan atau kadang-kadang memiliki permukaan yang memudahkan penyebarannya
oleh angin. Biji mampu bertahan pada lingkungan yang keras. Cadangan makanan dalam biji
menunjang sporofit muda yang muncul dari biji yang berkecambah sampai mampu
berfotosintesis. Sebab itu, penyimpanan cadangan makanan merupakan salah satuu fungsi
utama biji. Penyimpanan makanan terutama dilakukan di luar embrio, yakni dalam
endosperm atau perisperm. Endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan penyatuan inti sel
jantan dengan inti sel sentral. Perisperm merupakan jaringan nuselus yang menyimpan
cadangan makanan. Namun, dibanyak tumbuhan dikotil, kredua jenis jaringan tersebut hidup
singkat saja dan amkana diserap oleh embrio yang sedang berkembang sebelumbiji
memasuki masa istirahat. Dalam hal itu, makanan disimpan dalam tubuh embrio, yakni dalam
keping bijinya (Estiti, 1995).
6. 2.2 pengertian dormansi
Dormansi adalah peristiwa dimana benih atau biji mengalami masa istirahat (Dorman).
Selanjutnya didefinisikan bahwa Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak
terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan (Anonim,
2009). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya,
hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut.
Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap
untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk
dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment
skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi
digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Elisa, 2009)
Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam kategori berdasarkan faktor penyebab,
mekanisme dan bentuknya.
a. Berdasarkan faktor penyebab dormansi
§ Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan
§ Imnate dormancy (rest): dormancy yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam
organ-organ biji itu sendiri
§ b. Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam biji
§ Mekanisme fisik
Merupakan dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu
sendiri; terbagi menjadi:
- mekanis : embrio tidak berkembang karena dibatasi secara fisik
- fisik: penyerapan air terganggu karena kulit biji yang impermeabel
- kimia: bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat
· Mekanisme fisiologis
Merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam proses fisiologis;
terbagi menjadi:
- Fotodormansi: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya
- Embrio yang belum masak: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh kondisi embrio
yang tidak/belum matang
- thermodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu.
Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah:
- jika kulit dikupas, embrio tumbuh
- embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan dengan suhu rendah
- embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses perkecambahan biji masih
membutuhkan suhu yang lebih rendah lagi
- perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun semai tumbuh kerdil
7. - akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada musim semi
berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin)
2.3 Teknik Pematahan Dormansi Biji
Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan
tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit
biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Abdi, 2008).
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada benih, yang
ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji
yang seragam. Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis, maupun
chemis (Elisa, 2009).Hartmann (1997) dalam Elisa (2009) mengklasifikasikan dormansi atas
dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya. Dengan perlakuan
mekanis, diantaranya yaitu dengan Skarifikasi (Abdi, 2008).
Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas,
melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan
untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah
untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas(Abdi,
2008).
Dengan perlakuan kimia.
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada
waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi
pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan
mudah.Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam
hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh
antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
Perlakuan perendaman dengan air.
Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh
benih.Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C
dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel,
direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar
untuk dikecambahkan.
Perendaman dengan air panas merupakan salah satu cara memecahkan masa dormansi benih.
HCL adalah salah satu bahan kimia yang dapat mengatasi masalah dormansi pada
benih
Perlakuan dengan suhu.
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab
(Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat
menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-
8. bahan yang merangsang pertumbuhan.Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis
tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.
Perlakuan dengan cahaya.
Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan.
Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga
intensitas cahaya dan panjang hari.
2.4 Perkecambahan Biji
Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah
pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan
kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang
menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna
bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya
dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh (Campbell, 2002).
Organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, yaitu akar
embrionik. Berikutnya, ujung tunas harus menembus permukaan tanah. Pada kacang ladang
dan banyak tumbuhan dikotil lainnya, hipokotil akan membentuk seperti suatu kait, dan
pertumbuhan akan mendorong kait itu ke atas permukaan tanah (Campbell, 2002).
2.5 Sifat Bahan
2.5.1 Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim, 2009).
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan
larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik"
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan
minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air
ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik
(gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu
menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut
dan akan mengendap dalam air (Anonim, 2009).
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
faktor dalam
a. Tingkat kemasakan benih
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
9. banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan
yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi
embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya
kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman,
dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi
benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal
berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk
berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers
1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan
dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik
atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan
jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat
pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih
tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90
persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55
persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air
tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan
merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri
(Sutopo, 2002).
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan
benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran
suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses
permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi
benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
10. c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan
benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan
dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto.
1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang
mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang
dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih
ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio
kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik,
gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab
penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat
digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.