SlideShare a Scribd company logo
Berikut ini nama tumbuhan Monokotil beserta nama latinnnya :
1. Aren / Arenga pinnata
2. Beras / Oriza sativa
3. Ganyong Hutan (Kana) / Canna indica
4. Jagung /Zea mays
5. Jukut ibun /Drymaria cordata
Berikut ini nama tumbuhan dikotil beserta nama latinnnya :
1. Karet (Hevea brazilliensis)
2. Cokelat / Kakao (Theobroma cacao)
3. Durian (Durio Zibethinus)
4. Mangga (Magnifera indica)
5. Gandaria (Bouea mcrophylla)
6. Sukun (Artocarpus communis)
7. Terung (Solanum lycopersicum)
8. Jambu Monyet (Agathis Lalillardieri)
9. Kemiri ( Dipterocarpus sp)
10. Duku (lansium domesticum)
11. Sawo (Manilkara kauki)
12. Mengkudu (Morinda citrifolia)
13. Apel (Malus sylvestris)
14. Kweni (mangifera odorata)
15. Buni ( Antidesma reticulata)
16. Jambu Mawar ( Eugenia jambos)
17. Kawista Batu (Feronica lucida)
 materi vigor
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan
perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas.
Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan
perkembangan kecambah. Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi
merupakan sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubugan
dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain :
1. Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah.
2. Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang tidak
sesuai untuk pertumbuhan.
3. Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan.
Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga bila
ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam akan tetap tumbuh sehat dan kuat serta
berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik. Vigor tumbuh dapat dikatakan sebagai
“kekuatan tumbuh” untuk menjadi tanaman yang normal meskipun keadaan biofisik lapangan
kurang menguntungkan (suboptimal). Vigor dapat dibedakan atas:
1. Vigor benih
2. Vigor kecambah
3. Vigor bibit
4. Vigor tanaman
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih
bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi
dicirikan:
1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan pertumbuhannya merata
4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam
lingkungan tumbuh yang sub optimal
Rendahnya vigor dapat disebabkan:
1. Genetis
Ada kultivar-kultivar tertentu yang lebih peka terhadap keadaan lignkungannya yang kurang
menguntungkan, ataupun tidak mampu untuk tumbuh cepat dibandingkan dengan kultivar
lainnya.
2. Fisiologis
Kondisi fisiologis yang berpengaruh adalah”immaturity” atau kekurang masakan benih saat
panen dan kemunduran benih selama penyimpanan
3. Morfologis
Contohnya, benih yang kecil menghasilkan bibit yang kurang memiliki kekuatan tumbuh
dibandingkan dengan benih yang besar
4. Sitologis
Kemunduran benih yang disebabkan oleh antara lain aberasi khromosom
5. Mekanis
Kerusakan mekanis yang terjadi pada benih pada saat panen, prosesing ataupun penyimpanan
6. Mikrobia
Benih yang memiliki vigor rendah berakibat:
1. Kemunduran benih yang cepat selama penyimpanan
2. Makin sempitnya keadaan lingkungan di mana benih dapat tumbuh
3. Kecepatan berkecambah benih menurun
4. Kepekaan akan serangan hama penyakit meningkat
5. Meningkatnya jumlah kecambah abnormal
6. Rendahnya produksi tanaman
Pengamatan dan penilaian dalam mengidentifiksi vigor benih dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung didasarkan pada potensi penampilan suatu lot benih baik
secara fisiologis maupun fisik. Secara langsung adalah pengamatan dan penilaian benih pada
kondisi lingkungan yang tidak sesuai atau kondisi lain yang dapat diciptakan di laboratorium
dan dilakukan pencatatan terhadap tingkat daya tumbuh benih. Secara tidak langsung adalah
pengamatan dan penilaian dengan mengukur sifat lain benih yang terbukti berhubungan
dengan beberapa aspek penampilan kecambah.
Vigor Benih
Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang berkecamabah,
kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada berbagai lingkungan yang
memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi
dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada
berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau
kesehatannya (Delouche dalam Kuswanto, 1996).
Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan
lingkungan yang sub optimal. Vigor benih di cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas,
masing-masing yaitu kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini
menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman
mormal meskipun keadaan biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan yang
lama (Sutopo, 2002). Semai dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari
penampilan fenotipe kecambah atau bibitnya (Sadjat, 1993).
Sutopo (2002), menyatakan bahwa pada hakekatnya vigor benih harus relefan dengan tingkat
produksi yang tinggi. Vigor yang tinggi dicirikan antara lain oleh:
1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan merata tumbuhnya
4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam
keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal.
Benih yang memiliki vigor rendah menurut Copeland (1980) akan berakibat terjadinya:
a). Kemunduran benih
b). Makin sempitnya keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh
c). Kecepatan berkecambah menurun
d). Kepekaan akan serangan hama
e). Meningkatnya jumlah kecambah abnormal
f). Rendahnya produksi tanaman
 Penyakit yang bisa terdapat pada benih
Penyakit benih (Seed Pathology) merupakan penyakit penting pada berbagai komoditas
pertanian. Penyakit benih ini dapat menyebabkan kerusakan dalam bentuk perubahan warna,
bentuk, nekrose, penurunan daya kecambah, dan mengurangi nilai biji (benih). Kehilangan
hasil yang disebabkan penyakit benih mencapai lebih dari 5 persen, dan infeksinya dapat
mencapai 50 persen.
Penyebab utama kerusakan pada benih adalah jamur, bakteri, dan virus (patogen). Benih
dapat diserang patogen sebelum biji (benih) berkecambah (pre emergence damping off),
sedang apabila menyerang setelah muncul kecambah disebut post emergence damping off.
Bentuk kerusakan karena serangan patogen sangat bervariasi, tergantung macam patogen,
benih dan faktor lingkungan.
Buku penyakit benih ini berisi tentang patogen – patogen penting pada benih, cara penularan
inoculum seed borne , pengujian benih, sertifikasi benih , faktor – faktor yang mempengaruhi
infeksi benih, kemampuan hidup patogen dalam benih, dan kegunaan serta pengaruh
sterilisasi jaringan permukaan bentuk dengan hypochlorite , dilengkapi pula cara
pengendalian, dan gambar – gambar, khususnya gambar penyakit – penyakit penting yang
seed borne (terbawa benih). Bab terakhir dicantumkan contoh penelitian dibidang seed
pathology.
Buku penyakit benih ini dipersiapkan dan disusun dengan tujuan dapat digunakan untuk
mahasiswa yang menekuni penyakit benih, khususnya penyakit – penyakit penting yang
terbawa benih (seed borne diseases) pada beberapa biji (benih) padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, dan sayur – sayuran. Buku ini dapat juga digunakan para praktisi yang berkecimpung
dibidang perbenihan.
 penjelasan tentang durmansi
Dormansi yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (Dorman). Dormansi benih
berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan
kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat
terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk
berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009).
Praktikum Dormansi dilakukan dengan menanam biji kelengkeng yang sebelumnya diberi
berbagai perlakuan fisik dan kimia. Perlakuan fisik dan kimia yang dilakukan antara lain
pengamplasan biji, perendaman biji dalam air selama 20 jam, perendaman biji dalam asam
sulfat selama 15 menit, 20 menit dan 25 menit. Biji kelengkeng ditanam pada media tanah
kemudian diamati selama 14 hari berapa banyak biji yang berkecambah. Perlakuan yang
dilakukan diharapkan dapat mematahkan fase dorman yang dilakukan oleh biji.
Permasalahan pada praktikum ini adalah bagaimana mematahkan dormansi biji berkulit keras
dengan perlakuan fisik dan kimia.
Praktikum ini bertujuan untuk mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan
fisik dan kimia.
2.1 Biji
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Biji masak terdiri dari 3 bagian yaitu
embrio, endosperm (hasil pembuahan ganda), dan kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal
biji termasuk kedua integumennya. Embrio adalah sporofit muda yang tidak segera
melanjutkan pertumbuhannya, melainkan memasuki masa dorman. Saat itu biasanya embrio
tahan stres. Embrio senantiasa diiringi cadangan makanan baik organik maupun anorganik
yang berada disekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Kulit biji atau testa
bersifat tahan atau kadang-kadang memiliki permukaan yang memudahkan penyebarannya
oleh angin. Biji mampu bertahan pada lingkungan yang keras. Cadangan makanan dalam biji
menunjang sporofit muda yang muncul dari biji yang berkecambah sampai mampu
berfotosintesis. Sebab itu, penyimpanan cadangan makanan merupakan salah satuu fungsi
utama biji. Penyimpanan makanan terutama dilakukan di luar embrio, yakni dalam
endosperm atau perisperm. Endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan penyatuan inti sel
jantan dengan inti sel sentral. Perisperm merupakan jaringan nuselus yang menyimpan
cadangan makanan. Namun, dibanyak tumbuhan dikotil, kredua jenis jaringan tersebut hidup
singkat saja dan amkana diserap oleh embrio yang sedang berkembang sebelumbiji
memasuki masa istirahat. Dalam hal itu, makanan disimpan dalam tubuh embrio, yakni dalam
keping bijinya (Estiti, 1995).
2.2 pengertian dormansi
Dormansi adalah peristiwa dimana benih atau biji mengalami masa istirahat (Dorman).
Selanjutnya didefinisikan bahwa Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak
terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan (Anonim,
2009). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya,
hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut.
Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap
untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk
dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment
skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi
digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Elisa, 2009)
Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam kategori berdasarkan faktor penyebab,
mekanisme dan bentuknya.
a. Berdasarkan faktor penyebab dormansi
§ Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan
§ Imnate dormancy (rest): dormancy yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam
organ-organ biji itu sendiri
§ b. Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam biji
§ Mekanisme fisik
Merupakan dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu
sendiri; terbagi menjadi:
- mekanis : embrio tidak berkembang karena dibatasi secara fisik
- fisik: penyerapan air terganggu karena kulit biji yang impermeabel
- kimia: bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat
· Mekanisme fisiologis
Merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam proses fisiologis;
terbagi menjadi:
- Fotodormansi: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya
- Embrio yang belum masak: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh kondisi embrio
yang tidak/belum matang
- thermodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu.
Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah:
- jika kulit dikupas, embrio tumbuh
- embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan dengan suhu rendah
- embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses perkecambahan biji masih
membutuhkan suhu yang lebih rendah lagi
- perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun semai tumbuh kerdil
- akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada musim semi
berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin)
2.3 Teknik Pematahan Dormansi Biji
Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan
tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit
biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Abdi, 2008).
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada benih, yang
ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji
yang seragam. Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis, maupun
chemis (Elisa, 2009).Hartmann (1997) dalam Elisa (2009) mengklasifikasikan dormansi atas
dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya. Dengan perlakuan
mekanis, diantaranya yaitu dengan Skarifikasi (Abdi, 2008).
Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas,
melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan
untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah
untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas(Abdi,
2008).
 Dengan perlakuan kimia.
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada
waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi
pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan
mudah.Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam
hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh
antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
 Perlakuan perendaman dengan air.
Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh
benih.Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C
dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel,
direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar
untuk dikecambahkan.
Perendaman dengan air panas merupakan salah satu cara memecahkan masa dormansi benih.
HCL adalah salah satu bahan kimia yang dapat mengatasi masalah dormansi pada
benih
 Perlakuan dengan suhu.
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab
(Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat
menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-
bahan yang merangsang pertumbuhan.Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis
tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.
 Perlakuan dengan cahaya.
Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan.
Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga
intensitas cahaya dan panjang hari.
2.4 Perkecambahan Biji
Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah
pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan
kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang
menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna
bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya
dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh (Campbell, 2002).
Organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, yaitu akar
embrionik. Berikutnya, ujung tunas harus menembus permukaan tanah. Pada kacang ladang
dan banyak tumbuhan dikotil lainnya, hipokotil akan membentuk seperti suatu kait, dan
pertumbuhan akan mendorong kait itu ke atas permukaan tanah (Campbell, 2002).
2.5 Sifat Bahan
2.5.1 Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim, 2009).
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan
larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik"
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan
minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air
ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik
(gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu
menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut
dan akan mengendap dalam air (Anonim, 2009).
 Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
faktor dalam
a. Tingkat kemasakan benih
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan
yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi
embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya
kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman,
dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi
benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal
berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk
berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers
1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan
dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik
atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan
jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat
pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih
tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90
persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55
persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air
tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan
merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri
(Sutopo, 2002).
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan
benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran
suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses
permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi
benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan
benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan
dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto.
1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang
mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang
dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih
ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio
kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik,
gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab
penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat
digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.

More Related Content

What's hot

Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...
Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...
Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
VanyWardani
 
Acara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekbenAcara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
Acara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekbenAcara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitranMakalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahanf' yagami
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
agronomy
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
UNESA
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan bijipemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan bijiMelati Pambudi
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
Tidar University
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Sarah Kartika
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
arzaka
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
Marta Adinata
 
Perkecambahan adalah
Perkecambahan adalahPerkecambahan adalah
Perkecambahan adalah
Rusdianto Rusdianto
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
BP4K
 

What's hot (19)

Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...
Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...
Makalah_27 Laporan praktikum mata kuliah teknologi perbenihan i uji salinitas...
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
 
Acara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekbenAcara 2 fix tekben
Acara 2 fix tekben
 
Acara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekbenAcara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekben
 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
 
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitranMakalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahan
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
 
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan bijipemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Perkecambahan adalah
Perkecambahan adalahPerkecambahan adalah
Perkecambahan adalah
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 

Viewers also liked

Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Hari Prasetyo
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
badunkartvomit
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
maemunahmuchtar
 
Buah _biji
Buah  _bijiBuah  _biji
Buah _biji
Mahmuda17
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanTammi Utami
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Ghina Shadrina
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
Nia Hardianti
 
Buah
BuahBuah
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
Rinta Rachmawati
 
Ppt biji (semen)
Ppt biji (semen)Ppt biji (semen)
Ppt biji (semen)
Maedy Ripani
 
Ppt tik buah
Ppt tik buahPpt tik buah
Ppt tik buah
Maedy Ripani
 
Farmakognosi Fructus
Farmakognosi FructusFarmakognosi Fructus
Farmakognosi Fructus
Yusi Seftia Kanita
 

Viewers also liked (20)

Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Ppt mutiara
Ppt mutiaraPpt mutiara
Ppt mutiara
 
Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Buah _biji
Buah  _bijiBuah  _biji
Buah _biji
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahan
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
 
Buah
BuahBuah
Buah
 
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
 
Ppt biji (semen)
Ppt biji (semen)Ppt biji (semen)
Ppt biji (semen)
 
Ppt tik buah
Ppt tik buahPpt tik buah
Ppt tik buah
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Farmakognosi Fructus
Farmakognosi FructusFarmakognosi Fructus
Farmakognosi Fructus
 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahan
 
Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
Morfologi ttg Biji
Morfologi ttg BijiMorfologi ttg Biji
Morfologi ttg Biji
 

Similar to Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya

4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
BsIsmail1
 
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfKULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
DebbyUstari1
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
Andrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
Andrew Hutabarat
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihfahmiganteng
 
Modul praktikum-tpb-materi-1
Modul praktikum-tpb-materi-1Modul praktikum-tpb-materi-1
Modul praktikum-tpb-materi-1wiwaha17
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdfPPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
RaisaPutri17
 
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
SatriaTinambunan1
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Linda Rosita
 
Laporan fitum c1
Laporan fitum c1Laporan fitum c1
Laporan fitum c1dwi_alam
 
Tugas diskusi biology
Tugas diskusi biologyTugas diskusi biology
Tugas diskusi biology
Olga Tiara
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
Anik Yudianto
 
Perkecambahan lamtoro
Perkecambahan lamtoroPerkecambahan lamtoro
Perkecambahan lamtoro
Dita Widiyanti
 
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptx
PPT  KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptxPPT  KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptx
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptx
EmyPuji
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
tochi run
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Fitroh NH
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
itatriewahyuni
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Haliza Arumdanya
 
Makalah kacang panjang
Makalah kacang panjangMakalah kacang panjang
Makalah kacang panjang
Septian Muna Barakati
 

Similar to Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya (20)

4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
 
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfKULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
Modul praktikum-tpb-materi-1
Modul praktikum-tpb-materi-1Modul praktikum-tpb-materi-1
Modul praktikum-tpb-materi-1
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdfPPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN.pdf
 
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
Laporan fitum c1
Laporan fitum c1Laporan fitum c1
Laporan fitum c1
 
Tugas diskusi biology
Tugas diskusi biologyTugas diskusi biology
Tugas diskusi biology
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Perkecambahan lamtoro
Perkecambahan lamtoroPerkecambahan lamtoro
Perkecambahan lamtoro
 
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptx
PPT  KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptxPPT  KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptx
PPT KD 3.2; SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN & HEWAN [Auto-saved].pptx
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
 
Makalah kacang panjang
Makalah kacang panjangMakalah kacang panjang
Makalah kacang panjang
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatan
PEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatanPEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatan
PEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatan
muhammadwasi921
 
Daniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminar
Daniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminarDaniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminar
Daniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminar
ppgdanielsianipar62
 
Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptx
Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptxMateri Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptx
Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptx
nurmaladewiwatukila
 
Kumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New Hot
Kumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New HotKumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New Hot
Kumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New Hot
MuhammadZufaldi
 
akreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptx
akreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptxakreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptx
akreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptx
badzwow1
 
Materi Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage Theory
Materi Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage TheoryMateri Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage Theory
Materi Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage Theory
NizaNurAzizah
 
Biru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptx
Biru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptxBiru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptx
Biru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptx
NurKholifah569791
 

Recently uploaded (7)

PEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatan
PEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatanPEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatan
PEMBAGIAN hadits ditinjau dari segi penisbatan
 
Daniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminar
Daniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminarDaniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminar
Daniel Riadi Sianipar (1).ppt ini digunakan untuk seminar
 
Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptx
Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptxMateri Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptx
Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen 2829 Mei 24.pptx
 
Kumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New Hot
Kumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New HotKumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New Hot
Kumpulan Latihan Soal SKD CPNS 2024 New Hot
 
akreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptx
akreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptxakreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptx
akreditasi fktp bahan ajar dari lembaga.pptx
 
Materi Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage Theory
Materi Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage TheoryMateri Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage Theory
Materi Kuliah Pemasaran Teori RATOC - Resource Advantage Theory
 
Biru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptx
Biru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptxBiru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptx
Biru simpel formal seminar proposal sidang presentasi.pptx
 

Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya

  • 1. Berikut ini nama tumbuhan Monokotil beserta nama latinnnya : 1. Aren / Arenga pinnata 2. Beras / Oriza sativa 3. Ganyong Hutan (Kana) / Canna indica 4. Jagung /Zea mays 5. Jukut ibun /Drymaria cordata Berikut ini nama tumbuhan dikotil beserta nama latinnnya : 1. Karet (Hevea brazilliensis) 2. Cokelat / Kakao (Theobroma cacao) 3. Durian (Durio Zibethinus) 4. Mangga (Magnifera indica) 5. Gandaria (Bouea mcrophylla) 6. Sukun (Artocarpus communis) 7. Terung (Solanum lycopersicum) 8. Jambu Monyet (Agathis Lalillardieri) 9. Kemiri ( Dipterocarpus sp) 10. Duku (lansium domesticum) 11. Sawo (Manilkara kauki) 12. Mengkudu (Morinda citrifolia) 13. Apel (Malus sylvestris) 14. Kweni (mangifera odorata) 15. Buni ( Antidesma reticulata) 16. Jambu Mawar ( Eugenia jambos) 17. Kawista Batu (Feronica lucida)
  • 2.  materi vigor Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah. Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubugan dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain : 1. Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah. 2. Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan. 3. Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan. Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam akan tetap tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik. Vigor tumbuh dapat dikatakan sebagai “kekuatan tumbuh” untuk menjadi tanaman yang normal meskipun keadaan biofisik lapangan kurang menguntungkan (suboptimal). Vigor dapat dibedakan atas: 1. Vigor benih 2. Vigor kecambah 3. Vigor bibit 4. Vigor tanaman Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan: 1. Tahan disimpan lama 2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit 3. Cepat dan pertumbuhannya merata 4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam lingkungan tumbuh yang sub optimal Rendahnya vigor dapat disebabkan: 1. Genetis Ada kultivar-kultivar tertentu yang lebih peka terhadap keadaan lignkungannya yang kurang menguntungkan, ataupun tidak mampu untuk tumbuh cepat dibandingkan dengan kultivar lainnya. 2. Fisiologis Kondisi fisiologis yang berpengaruh adalah”immaturity” atau kekurang masakan benih saat panen dan kemunduran benih selama penyimpanan 3. Morfologis
  • 3. Contohnya, benih yang kecil menghasilkan bibit yang kurang memiliki kekuatan tumbuh dibandingkan dengan benih yang besar 4. Sitologis Kemunduran benih yang disebabkan oleh antara lain aberasi khromosom 5. Mekanis Kerusakan mekanis yang terjadi pada benih pada saat panen, prosesing ataupun penyimpanan 6. Mikrobia Benih yang memiliki vigor rendah berakibat: 1. Kemunduran benih yang cepat selama penyimpanan 2. Makin sempitnya keadaan lingkungan di mana benih dapat tumbuh 3. Kecepatan berkecambah benih menurun 4. Kepekaan akan serangan hama penyakit meningkat 5. Meningkatnya jumlah kecambah abnormal 6. Rendahnya produksi tanaman Pengamatan dan penilaian dalam mengidentifiksi vigor benih dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada potensi penampilan suatu lot benih baik secara fisiologis maupun fisik. Secara langsung adalah pengamatan dan penilaian benih pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai atau kondisi lain yang dapat diciptakan di laboratorium dan dilakukan pencatatan terhadap tingkat daya tumbuh benih. Secara tidak langsung adalah pengamatan dan penilaian dengan mengukur sifat lain benih yang terbukti berhubungan dengan beberapa aspek penampilan kecambah. Vigor Benih Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang berkecamabah, kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada berbagai lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya (Delouche dalam Kuswanto, 1996). Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor benih di cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing yaitu kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman mormal meskipun keadaan biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan yang lama (Sutopo, 2002). Semai dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari penampilan fenotipe kecambah atau bibitnya (Sadjat, 1993).
  • 4. Sutopo (2002), menyatakan bahwa pada hakekatnya vigor benih harus relefan dengan tingkat produksi yang tinggi. Vigor yang tinggi dicirikan antara lain oleh: 1. Tahan disimpan lama 2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit 3. Cepat dan merata tumbuhnya 4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal. Benih yang memiliki vigor rendah menurut Copeland (1980) akan berakibat terjadinya: a). Kemunduran benih b). Makin sempitnya keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh c). Kecepatan berkecambah menurun d). Kepekaan akan serangan hama e). Meningkatnya jumlah kecambah abnormal f). Rendahnya produksi tanaman  Penyakit yang bisa terdapat pada benih Penyakit benih (Seed Pathology) merupakan penyakit penting pada berbagai komoditas pertanian. Penyakit benih ini dapat menyebabkan kerusakan dalam bentuk perubahan warna, bentuk, nekrose, penurunan daya kecambah, dan mengurangi nilai biji (benih). Kehilangan hasil yang disebabkan penyakit benih mencapai lebih dari 5 persen, dan infeksinya dapat mencapai 50 persen. Penyebab utama kerusakan pada benih adalah jamur, bakteri, dan virus (patogen). Benih dapat diserang patogen sebelum biji (benih) berkecambah (pre emergence damping off), sedang apabila menyerang setelah muncul kecambah disebut post emergence damping off. Bentuk kerusakan karena serangan patogen sangat bervariasi, tergantung macam patogen, benih dan faktor lingkungan. Buku penyakit benih ini berisi tentang patogen – patogen penting pada benih, cara penularan inoculum seed borne , pengujian benih, sertifikasi benih , faktor – faktor yang mempengaruhi infeksi benih, kemampuan hidup patogen dalam benih, dan kegunaan serta pengaruh sterilisasi jaringan permukaan bentuk dengan hypochlorite , dilengkapi pula cara pengendalian, dan gambar – gambar, khususnya gambar penyakit – penyakit penting yang seed borne (terbawa benih). Bab terakhir dicantumkan contoh penelitian dibidang seed pathology. Buku penyakit benih ini dipersiapkan dan disusun dengan tujuan dapat digunakan untuk mahasiswa yang menekuni penyakit benih, khususnya penyakit – penyakit penting yang terbawa benih (seed borne diseases) pada beberapa biji (benih) padi, jagung, kedelai, kacang
  • 5. tanah, dan sayur – sayuran. Buku ini dapat juga digunakan para praktisi yang berkecimpung dibidang perbenihan.  penjelasan tentang durmansi Dormansi yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (Dorman). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009). Praktikum Dormansi dilakukan dengan menanam biji kelengkeng yang sebelumnya diberi berbagai perlakuan fisik dan kimia. Perlakuan fisik dan kimia yang dilakukan antara lain pengamplasan biji, perendaman biji dalam air selama 20 jam, perendaman biji dalam asam sulfat selama 15 menit, 20 menit dan 25 menit. Biji kelengkeng ditanam pada media tanah kemudian diamati selama 14 hari berapa banyak biji yang berkecambah. Perlakuan yang dilakukan diharapkan dapat mematahkan fase dorman yang dilakukan oleh biji. Permasalahan pada praktikum ini adalah bagaimana mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan fisik dan kimia. Praktikum ini bertujuan untuk mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan fisik dan kimia. 2.1 Biji Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Biji masak terdiri dari 3 bagian yaitu embrio, endosperm (hasil pembuahan ganda), dan kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji termasuk kedua integumennya. Embrio adalah sporofit muda yang tidak segera melanjutkan pertumbuhannya, melainkan memasuki masa dorman. Saat itu biasanya embrio tahan stres. Embrio senantiasa diiringi cadangan makanan baik organik maupun anorganik yang berada disekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Kulit biji atau testa bersifat tahan atau kadang-kadang memiliki permukaan yang memudahkan penyebarannya oleh angin. Biji mampu bertahan pada lingkungan yang keras. Cadangan makanan dalam biji menunjang sporofit muda yang muncul dari biji yang berkecambah sampai mampu berfotosintesis. Sebab itu, penyimpanan cadangan makanan merupakan salah satuu fungsi utama biji. Penyimpanan makanan terutama dilakukan di luar embrio, yakni dalam endosperm atau perisperm. Endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan penyatuan inti sel jantan dengan inti sel sentral. Perisperm merupakan jaringan nuselus yang menyimpan cadangan makanan. Namun, dibanyak tumbuhan dikotil, kredua jenis jaringan tersebut hidup singkat saja dan amkana diserap oleh embrio yang sedang berkembang sebelumbiji memasuki masa istirahat. Dalam hal itu, makanan disimpan dalam tubuh embrio, yakni dalam keping bijinya (Estiti, 1995).
  • 6. 2.2 pengertian dormansi Dormansi adalah peristiwa dimana benih atau biji mengalami masa istirahat (Dorman). Selanjutnya didefinisikan bahwa Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan (Anonim, 2009). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Elisa, 2009) Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam kategori berdasarkan faktor penyebab, mekanisme dan bentuknya. a. Berdasarkan faktor penyebab dormansi § Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan § Imnate dormancy (rest): dormancy yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri § b. Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam biji § Mekanisme fisik Merupakan dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu sendiri; terbagi menjadi: - mekanis : embrio tidak berkembang karena dibatasi secara fisik - fisik: penyerapan air terganggu karena kulit biji yang impermeabel - kimia: bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat · Mekanisme fisiologis Merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam proses fisiologis; terbagi menjadi: - Fotodormansi: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya - Embrio yang belum masak: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh kondisi embrio yang tidak/belum matang - thermodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu. Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah: - jika kulit dikupas, embrio tumbuh - embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan dengan suhu rendah - embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses perkecambahan biji masih membutuhkan suhu yang lebih rendah lagi - perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun semai tumbuh kerdil
  • 7. - akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada musim semi berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin) 2.3 Teknik Pematahan Dormansi Biji Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Abdi, 2008). Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam. Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis, maupun chemis (Elisa, 2009).Hartmann (1997) dalam Elisa (2009) mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya. Dengan perlakuan mekanis, diantaranya yaitu dengan Skarifikasi (Abdi, 2008). Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas(Abdi, 2008).  Dengan perlakuan kimia. Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).  Perlakuan perendaman dengan air. Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan. Perendaman dengan air panas merupakan salah satu cara memecahkan masa dormansi benih. HCL adalah salah satu bahan kimia yang dapat mengatasi masalah dormansi pada benih  Perlakuan dengan suhu. Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-
  • 8. bahan yang merangsang pertumbuhan.Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.  Perlakuan dengan cahaya. Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari. 2.4 Perkecambahan Biji Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh (Campbell, 2002). Organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, yaitu akar embrionik. Berikutnya, ujung tunas harus menembus permukaan tanah. Pada kacang ladang dan banyak tumbuhan dikotil lainnya, hipokotil akan membentuk seperti suatu kait, dan pertumbuhan akan mendorong kait itu ke atas permukaan tanah (Campbell, 2002). 2.5 Sifat Bahan 2.5.1 Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim, 2009). Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air (Anonim, 2009).  Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain : faktor dalam a. Tingkat kemasakan benih b. Ukuran benih Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
  • 9. banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002). c. Dormansi Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002). d. Penghambat perkecambahan Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi. Faktor Luar Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya : a. Air Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002). b. Suhu Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
  • 10. c. Oksigen Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen. d. Cahaya e. Medium Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.