Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutdianaeureka1
Presentasi tugas kelompok mata kuliah semester 4 Teknologi Produksi Tanaman Pangan pada lahan rawa pasang surut prodi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Fakultas pertanian Universitas Bengkulu tahun 2018.
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutdianaeureka1
Presentasi tugas kelompok mata kuliah semester 4 Teknologi Produksi Tanaman Pangan pada lahan rawa pasang surut prodi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Fakultas pertanian Universitas Bengkulu tahun 2018.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
The aimed of this research was to determining of upland suitability for maize commodity development and its limiting factors based on land quality. This research conducted at three month in Dulamayo garden farming of Gorontalo State University. Assessments of land suitability classes using the framework of land evaluation and parametric approach with root square land index as methods. The result of this research showed that the land suitability classes showed that land utilization type (LUT) for Local Maize of patterns A (none fertilizing) + B (national fertilizing dosage) were dominantly of
moderately suitable with nutrient availability as limiting factors (S2na), while for pattern C (prescription fertilizing dosage) was very suitable but any small amount of nutrient availability as limiting factors (S1na). The LUT Composite Maize to pattern A was marginally suitable with nutrient availability as limiting factors (S3na), pattern B same as LUT Local Maize limiting factors, but pattern C with very suitable classes but differences of limiting factors (S1wa). For LUT Hybrids Maize dominantly of marginally suitable with water availability as limiting factors (S3wa) to pattern A+B, but pattern C dominantly of moderately suitable with water availability as limiting factors (S2wa).
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
The objective of this research was to study the respons of N, P, and K fertilizers and the best combination of it on the maize yields. The experimental design was following random block design that consist of 4 treatments with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result of this research showing that minus one test has significant effect to stem length, stem diameters, and all dry weigh, while for 100 gain weigh has not significant effects. The best treatment combination was N+K treatment or minus P.
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
Upland is one of land potentials for maize development, but most farmers were using upland without soil conservation, so the soil erosion is difficult controlling and productivity is decreasing. This research was aimed to find of soil conservation technique combinations which can minimize soil erosion and rising of maize yields. This research was carried out in Biyonga Sub-Watershed of Gorontalo Regency. Experimental was conducted in afactorial random block design with2 main factors, where first factor was contour cultivation and the second was strip cropping which each factors consisted of 5 treatments for manure and mulching with 3 replicates. Erosion box and their soil collector were used to measure of soil erosion. Results showed that contour cultivation is ±1.24 higher than strip cropping toincrease maize yields, but soil erosion was ±1.20 higher than strip cropping. The highest of maize yield was 5.82 ha-1 tahun-1 and their soil erosion was 1.34 ton ha-1 tahun-1. Soil erosion on
the strip cropping was only 1.08 tonha-1 tahun-1 although maize yields were only 4.80 ton ha-1. The best dosage for manure and mulching were 10 ton ha-1 and 12 ton ha-1.
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011NurdinUng
Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang berpotensi besar untuk usaha pertanian. Daerah aliran
sungai (DAS) Limboto mempunyai lahan kering yang sesuai untuk pengembangan pertanian seluas 37.049 ha,
sedangkan lahan datar sampai bergelombang yang potensial untuk pertanian 33.144 ha. Untuk memanfaatkan
lahan kering tersebut, dapat diterapkan beberapa strategi dan teknologi yang meliputi: 1) pengelolaan sistem budi
daya, yang mencakup pengelompokan tanaman dalam suatu bentang lahan mengikuti kebutuhan air yang sama,
penentuan pola tanam yang tepat, pemberian mulsa dan bahan organik, pembuatan pemecah angin, dan penerapan
sistem agroforestry, 2) pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya melalui penyuluhan, penyediaan sarana dan
prasarana produksi serta permodalan petani, pemberdayaan kelembagaan petani dan penyuluh, serta penerapan
sistem agribisnis, dan 3) implementasi kebijakan yang berpihak kepada pertanian, yang meliputi pemberian subsidi
kepada petani di daerah hulu untuk melaksanakan konservasi lahan, pemberian subsidi pajak kepada petani di
daerah hulu, penetapan peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lahan berbasis konservasi, dan
pengelolaan lahan dengan sistem hak guna usaha (HGU). Hal lain yang terpenting dalam pemanfaatan lahan kering
adalah sinkronisasi dan koordinasi antarinstitusi pemerintah dengan melibatkan petani untuk menghindari tumpang
tindih kepentingan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
The aimed of this research was to determining of upland suitability for maize commodity development and its limiting factors based on land quality. This research conducted at three month in Dulamayo garden farming of Gorontalo State University. Assessments of land suitability classes using the framework of land evaluation and parametric approach with root square land index as methods. The result of this research showed that the land suitability classes showed that land utilization type (LUT) for Local Maize of patterns A (none fertilizing) + B (national fertilizing dosage) were dominantly of
moderately suitable with nutrient availability as limiting factors (S2na), while for pattern C (prescription fertilizing dosage) was very suitable but any small amount of nutrient availability as limiting factors (S1na). The LUT Composite Maize to pattern A was marginally suitable with nutrient availability as limiting factors (S3na), pattern B same as LUT Local Maize limiting factors, but pattern C with very suitable classes but differences of limiting factors (S1wa). For LUT Hybrids Maize dominantly of marginally suitable with water availability as limiting factors (S3wa) to pattern A+B, but pattern C dominantly of moderately suitable with water availability as limiting factors (S2wa).
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
The objective of this research was to study the respons of N, P, and K fertilizers and the best combination of it on the maize yields. The experimental design was following random block design that consist of 4 treatments with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result of this research showing that minus one test has significant effect to stem length, stem diameters, and all dry weigh, while for 100 gain weigh has not significant effects. The best treatment combination was N+K treatment or minus P.
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
Upland is one of land potentials for maize development, but most farmers were using upland without soil conservation, so the soil erosion is difficult controlling and productivity is decreasing. This research was aimed to find of soil conservation technique combinations which can minimize soil erosion and rising of maize yields. This research was carried out in Biyonga Sub-Watershed of Gorontalo Regency. Experimental was conducted in afactorial random block design with2 main factors, where first factor was contour cultivation and the second was strip cropping which each factors consisted of 5 treatments for manure and mulching with 3 replicates. Erosion box and their soil collector were used to measure of soil erosion. Results showed that contour cultivation is ±1.24 higher than strip cropping toincrease maize yields, but soil erosion was ±1.20 higher than strip cropping. The highest of maize yield was 5.82 ha-1 tahun-1 and their soil erosion was 1.34 ton ha-1 tahun-1. Soil erosion on
the strip cropping was only 1.08 tonha-1 tahun-1 although maize yields were only 4.80 ton ha-1. The best dosage for manure and mulching were 10 ton ha-1 and 12 ton ha-1.
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011NurdinUng
Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang berpotensi besar untuk usaha pertanian. Daerah aliran
sungai (DAS) Limboto mempunyai lahan kering yang sesuai untuk pengembangan pertanian seluas 37.049 ha,
sedangkan lahan datar sampai bergelombang yang potensial untuk pertanian 33.144 ha. Untuk memanfaatkan
lahan kering tersebut, dapat diterapkan beberapa strategi dan teknologi yang meliputi: 1) pengelolaan sistem budi
daya, yang mencakup pengelompokan tanaman dalam suatu bentang lahan mengikuti kebutuhan air yang sama,
penentuan pola tanam yang tepat, pemberian mulsa dan bahan organik, pembuatan pemecah angin, dan penerapan
sistem agroforestry, 2) pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya melalui penyuluhan, penyediaan sarana dan
prasarana produksi serta permodalan petani, pemberdayaan kelembagaan petani dan penyuluh, serta penerapan
sistem agribisnis, dan 3) implementasi kebijakan yang berpihak kepada pertanian, yang meliputi pemberian subsidi
kepada petani di daerah hulu untuk melaksanakan konservasi lahan, pemberian subsidi pajak kepada petani di
daerah hulu, penetapan peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lahan berbasis konservasi, dan
pengelolaan lahan dengan sistem hak guna usaha (HGU). Hal lain yang terpenting dalam pemanfaatan lahan kering
adalah sinkronisasi dan koordinasi antarinstitusi pemerintah dengan melibatkan petani untuk menghindari tumpang
tindih kepentingan.
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANAriManalu
Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam pertanian, dimana dengan lingkungan yang baik makan pertanian juga akan baik, karena lingkungan berinteraksi dengan pertanian baik dipengaruhi maupun mempengaruhi.
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptxboyrizajuanda
Pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariGilang Putra
peningkatan produktifitas lahan dengan sistem agroforestri. berisi mengenai sistem penerapan agroforestri pada budidaya lahan, pilihan sistem agroforestri dan lain lain
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2.
Meskipun pemulia tanaman di masa lampau
menfokuskan dalam peningkatan potensi panen,
terdapat tekanan baru terjadap sejumlah masalah
terkait nilai nutrisi pangan (kandungan protein di
padi, asam amino esensial, mineral lain), penurunan
kehilangan paska panen, membuat tanaman lebih
toleran terhadap cekaman (kedinginan, kekeringan,
garam) atau mengurangi ketergantungan pada
pestisida.
Pendekatan ini akan meningkatkan keseimbangan
hasil panen dan mengurangi kehilangan panen yang
meningkatkan juga efisiensi dimana pupuk N
dikonversi menjadi produk yang ekonomik.
Variasi genetic di dalam penyimpanan dan
penggunaan N (indeks panen) menindikasikan
penggunaan lebih jauh dari NUE melalui seleksi
tanaman, terutaman pada tanaman yang tidak
mendapat perhatian dari pemulia. Sebagai contoh.
Potensi untuk pemuliaan NUE jauh lebih tinggi pada
sereal, bahan pokok utam di Afrika dan tanaman
yang seperti sayuran.
Sistem – sistem yang berbeda dalam produksi seperti
pertanian organic, membutuhkan pengembangan
varietas dengan karakteristik yang berbeda.
Banyak sayuran seperti bawang, memiliki densitas
akar yang pendek dan areal lahan yang miskin,
anggaplah tanaman ini merupakan hasil seleksi untuk
produksi dibawah kondisi nutrisi di tanah kelebihan
pupuk. Variasi alami terhadap perlakuan akar
dibatasi dalam plasma bawang, meskipun kultivar
bawang awalnya memiliki densitas panjang akar
lebih tinggi daripada bawang saat ini (De Melo 2003).
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
3.
Persilangan antara Allium cepa dan
spesiesnya yaitu A.roylei dan A.fistulosum
menunjukan hasil yang tinggi untuk
peningkatan kedalaman yang dicapai oleh
akar, cabang akar dan densitas serta
perluasan area dalam tanah, yang akan
memberikan NUE yang tinggi di masa depan.
Peningkatan perhatian pada pemuliaan
jagung dan gandum untuk lingkungan N yang
rendah, terdapat di daerah Sub Sahara
Afrika yang menghasilkan kemajuan tinggi
dalam NUE (Banziger dan Cooper 2001).
Seleksi marker dan genotip memiliki fungsi
memberikan laju kemajuan tinggi dalam
peningkatan genetic. Tanaman transgenic
yang mencegah kehilangan panen (BT
cotton)
memberikan
kontribusi
yang
berbobot pada aspek ekonomi NUE.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
4.
Pupuk N pada umumnya mengandung unsure
N dalam bentuk ammonia, nitrat dan urea
(Roy dan Hammond, Chapter 17).
Kespesifikan produk tersebut berasal dari
modifikasi produk sebelumnya (seperti,
granular, cairan atau bentuk padatan, yang
dipengaruhi oleh komponen – komponen
pembebas, pupuk yang mengandung urea
dan penghambat nitrifikasi atau nutrisi
esensial lainnya) diuji dan dikembangkan di
sektor public dan privat.
Melihat ikatan kimia N, tidak selalu bentuk
pupuk N berdasarkan komponen selain
ammonia, nitrat atau urea yang digunakan
pada waktu yang akan datang.
Ini memperlihatkan bahwa pengembangan
produk mengandung pilihan bentuk N yang
membatasi sector public sebagai hasil dari
kurangnya perhatian pada dana penelitian
pupuk, tapi dapat dimengerti bahwa
penelitian ini dilindungi oleh kesepakatan
terbuka di sector usaha perorangan.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
5.
Teknologi
–
teknologi
baru
dalam
mengendalikan pemupukan dan inhibitor
nitrifikasi
memiliki
potensi
untuk
mengurangi kehilangan N dan meningkatkan
NUE (Shaviv 2000).
Dalam pengembangan untuk mengendalikan
distribusi pupuk N, tekanan saat ini
bersamaan dengan permintaan kebutuhan
tanaman akan N dan menghasilkan
pengunaan intensif urea polymer in lahan
padi Japan (Shoji dan Kanno 1995).
Suplai N dari pengaplikasian pupuk
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
tanaman, tapi tidak mempertahankan
konsentrasi mineral N di tanah saat musim
tanam. Alhasil, biaya aplikasi dan tenaga
kerja seharusnya menjadi murah, kehilangan
N dapat diminimalkan, NUE meningkat dan
panen juga bertambah besar.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
6.
Mempertahankan N di dalam tanah sebagai
ammonium akan mencegah kehilangan N akibat
nitrifikasi dan denitrifikasi. Salah satu metode itu
adalah menambahkan penghambat nitrifikasi
dalam pupuk.
Acetylene adalah senyawa yang berpotensi
menghambat proses nitrifikasi, tapi dikarenakan
ini adalah gas, sangat sulit untuk ditambahkan
dan dipertahankan di dalam tanah dalam jumlah
konsentrasi yang tepat untuk menghambat
oksidasi ammonium.
Pelapisan dengan calcium carbide juga dapat
digunakan untuk menyebabkan penyebaran
sumber acetylene untuk menghambat nitrifikasi
(Mosier 1994). Cara ini meningkatkan hasil panen
atau memulihkan N di area pertanian irigasi
tanaman gandum, jagung, kapas dan padi yang
tergenang.
Produk lainnya, adalah matriks polyethylene yang
mengandung partikel kecil kalsium karbid dan
berbagai bahan tambahan untuk mengendalikan
penetrasi air dan penyebaran acetylene.
Matrik ini menghambat proses nitrifikasi selama
90 hari dan memperlambat oksidasi selama 180
hari (Freney et al. 2000)
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
7.
Pertanian konservasi adalah sistem managemen
yang menggabungkan pengolahan tanah minimum
dengan pembenihan langsung, pengurangan residu
tanaman dan pemeliharaan penutup lahan dan
rotasi tanaman.
Pengolahan
konservasi
digunakan
hampir
mencapai 40% dari total lahan produksi jagung di
Amerika Serikat. Kebutuhan N pada sistem non
tanah berbeda dengan sistem pengolahan dan
tergantung pada managemen N, NUE bisa jadi
lebih rendah atau tinggi dibandingkan dengan
pengolahan.
Saat ini, tidak ada perbedaan signifikan yang
ditemukan di antara sistem pengolahan tanah
terkait laju N yang digunakan oleh petani
Amerika, waktu aplikasi atau alat yang digunakan
(Christensen 2002).
Dengan peningkatan proses adopsi metode
pengolahan
konservasi,
kebutuhan
untuk
mengembangkan strategi managemen N dan
teknologi akan meningkat.
Hal ini juga menumbuhkan bahwa pengolahan non
tanam bisa meningkatkan penggunaan N dengan
menyesuaikan penyebaran akar menjadi lebih
baik sehingga akan mengubah distribusi bahan
organic tanah.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
8.
Padi dan gandum yang tumbuh secara rotasi di
17,5 juta ha tanah di Asia, menyediakan pangan
untuk 1 milyar penduduk (Ladha et al. 2003).
Di akhir decade, laju pertumbuhan produksi
tahunan dari gandum (3%) dan padi (2.3%) telah
menyamai dengan populasi penduduk, namun
permasalahan
seperti
ketidakseimbangan
penggunaan pupuk N, management residu
tanaman yang buruk dan kehilangan air tanah
kembali terjadi
Adopsi teknologi konservasi sumber daya bisa
meningkatkan NUE dan air serta energy di sistem
tanam padi dan jagung.
Metode yang digunakan termasuk penanaman
benih secara langsung, sistem pengecambahan di
permukaan, irigasi lahan, managemen residu
tanaman di permukaan dan pengurangan bulir
padi hampa.
Baru – baru ini pendekatan dibuat untuk
menumbuhkan padi dengan pengolahan minimum
di bawah kondisi aerob. Ketika pupuk N
ditanamkan dalam menggunakan pengolahan non
tanam pada saat pembenihan, lahan dapat
dipertahankan produktivitasnya dan NUE juga
meningkat.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>