PPT Kematian Bayi Mendadak, Infeksi Bayi. Semester II Kebidanan

1. Kematian bayi mendadak

2. Pendahuluan
 SINDROM Kematian Bayi Mendadak atau
biasa disebut SIDS (Sudden Infant Death
Syndrome) hingga kini belum diketahui secara
pasti apa penyebabnya
 Mitos orang awam
 Walau demikian hal tersebut kerap terjadi
pada bayi berusia di bawah 1 tahun.

3. • SIDS juga biasa dikenal
dengan sebutan crib death
atau kematian ranjang
karena kebanyakan kasus
SIDS terjadi ketika bayi
berada di ranjangnya.
Namun bukan berarti
ranjanglah (crib) yang
menjadi penyebab
kematian mendadak ini
(SIDS).

4.  SIDS adalah penyebab utama kematian bayi berusia antara
1 s/d 12 bulan. (40-50% kasus)
 Sebagian besar kematian SIDS terjadi pada bayi berusia di
bawah 6 bulan.
 Bayi dengan posisi tidur tengkurap di atas perutnya lebih
berisiko mengalami kematian akibat SIDS dibandingkan
dengan bayi yang tidur dengan posisi terlentang.
 Bayi cenderung mengalami kematian akibat SIDS apabila
diletakkan di kasur yang terlalu empuk atau terselimuti kain
yang lembut.

5. Faktor resiko biologis
• Riwy klg sindrom SKBM
• Apneu masa bayi
• Prematuritas
• Defisiensi kendali
batang otak:
– Kebangunan/terengah2
– Respon ventilasi
– Pola pernafasan
– Pengaturan suhu
– Defisit autonom yg lain
• Hipotetik
– Metabolik
– Inf
– imun

6. Faktor epidemiologis yg terkait
• Faktor ibu dan resiko
antenatal
– Hipoksia intra uterin
– Retardasi pertumbhn
janin
– Inf sal kemih
– Merokok
– Anemia
– Ketergantungan obat
– Defisiensi nutrisi
– Krg perawatan prenatal
– Sosek rendah
– Usia muda, pendidikan
– Brt plasenta meningkat
– Paritas tinggi
– Interval antar hamil
pendek

7. Faktor resiko neonatus
• Gagal tumbuh
• Asfiksia
• Prematuritas
Faktor resiko lain;
• Faktor geografis
• Iklim/musim lbh
dingin
• Ras/etnik
Faktor resiko pasca lahir
• Laki2
• Umur (puncak 2-4 bln)
• Minum susu botol
• Stress suhu
• Pemanasan non sentral
• Tidur bersama
• Peny (demam)
• Pajanan rokok
• Bedong bayi
• Tdk ada yg menenangkan
• Posisi tdr tengkurap

8. Pencegahan
1. Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia
sedang tidur, walaupun saat tidur siang.
2. Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja
ketika bayi tersebut belum waktunya untuk bisa tengkurap
sendiri secara alami.
3. Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu
empuk. Penelitian menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan
meningkat drastis apabila bayi diletakkan di atas kasur
yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air, bulu
domba atau permukaan lembut lainnya.
4. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu
dan lemas serta mainan yang diisi dengan kapuk atau kain
dari sekitar tempat tidur bayi Anda.

9. 5. Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun
selama dia tidur.
6. Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak
perlu lagi untuk menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap
diperlukan selimut sebaiknya Anda perhatikan hal-hal berikut ini:
-Pastikan kaki bayi Anda berada di ujung ranjangnya.
-Selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi.
-Ujung bawah selimut yang ke arah kaki bayi, Anda selipkan di
bawah kasur atau matras sehingga terhimpit.
7. Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya
Anda sendiri.
8. Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia
tidur.
9. Temani bayi Anda saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal
sendiri untuk waktu yang cukup lama.

10. Tri purwanti, S.SiT

11.  Infeksi srg tjd pd BBLR
 Bayi yg lahir di RS
Type infeksi:
 early infection (infeksi dini)
 dan late infection (infeksi terlambat).

12.  RIWY KEHAMILAN
 Inf pd ibu slm
kehamilan
 Eklamsia
 DM
 Mpy peny bawaan
 Riwy kelahiran
 Persalinan lama
 Persalinan tindakan
 KPD
 Air ket hijau
 Riwy BBL;
 Trauma lahir
 Krg bulan
 Krg cairan /nutrisi
 hipotermi

13. Citomegalovirus
• Cytomegalovirus atau disingkat CMV
merupakan anggota “keluarga” virus herpes
yang biasa disebut herpesviridae. CMV sering
disebut sebagai “virus paradoks” karena bila
menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal,
atau dapat juga hanya diam di dalam tubuh
penderita seumur hidupnya.

14.  Infeksi CMV pada janin dan bayi baru lahir (neonatus),
merupakan masalah kesehatan yang penting.
 Di Amerika, infeksi CMV kongenital (bawaan) merupakan
kasus yang paling sering ditemukan dan sekitar 40.000
bayi dilahirkan dengan infeksi kongenital setiap tahunnya.
 Dari jumlah tersebut, lebih dari 8.000 di antaranya
mengalami retardasi mental, cerebral palsy (gangguan
motorik yang menetap, yang timbul sebelum usia tiga
tahun akibat kerusakan pada otak non-progresif), atau
yang paling sering adalah terjadinya gangguan
pendengaran.

15. Bagaimana Bayi Dapat Tertular CMV ??
• Kehamilan
Janin dan bayi yang baru lahir dapat terinfeksi
CMV karena tertular dari ibunya yang baru
terinfeksi pada saat hamil. Atau sang Ibu
pernah terinfeksi sebelumnya dan pada saat
hamil virus menjadi aktif lagi.

16. Penularan dari ibu kepada janin atau
bayinya dapat terjadi pada saat :
• bayi masih di dalam kandungan (infeksi
prenatal), dimana virus ditularkan melalui
darah/plasenta, yang menyebabkan infeksi
kongenital atau infeksi bawaan
• proses melahirkan, dimana bayi kontak
langsung dengan lendir vagina/serviks sang
ibu yang mengandung CMV
• setelah lahir (infeksi postnatal), terutama
karena kontak dengan ASI dan air liur

17. Mencegah Infeksi CMV Pada Bayi
• Selama hamil, selalu menjaga kebersihan pribadi,
termasuk mencuci tangan dengan air dan sabun,
serta menghindari penggunaan peralatan makan
dan minum secara bersama-sama
• Segera menghubungi dokter bila mengalami
gejala yang mencurigakan
• Melakukan pemeriksaan anti-CMV IgG dan anti-
CMV IgM sesuai dengan anjuran dokter
• Tidak mencium bayi dan balita di sekitar mulut
dan pipi

18. herpes
• virus herpes terdiri atas dua jenis, yakni
herpes simpleks tipe 1 dan herpes simpleks
tipe 2.
• Herpes simpleks tipe 1, umumnya menginfeksi
di dalam dan di sekitar mulut. Sedangkan
herpes simpleks tipe 2, biasanya pada genital
(alat kelamin) sehingga disebut pula herpes
genitalis.

19. • HSV-2 bisa mempengaruhi kondisi kehamilan maupun
janin atau bayinya.
• Bila penularan (transmisi) terjadi pada trimester I
kehamilan, hal itu cenderung mengakibatkan abortus.
Sedangkan pada trisemester II bisa terjadi kelahiran
prematur.
• Jika herpes genitalis mengenai seorang ibu dan pada
saat persalinan sedang kambuh, berisiko menular ke
bayi yang dilahirkan ketika proses persalinan.

20. Pengaruh bagi bayi
• mikrosefali (kepala kecil),
• hidrosefali (busung kepala),
• radang pada mata,
• radang otak (ensefalitis),
• serta erupsi kulit yang menyeluruh.