Perbandingan sikap ilmiah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SDN dan SDS di Kecamatan Kramat Jati. Penelitian menemukan sikap ilmiah siswa SDN lebih tinggi dari SDS, begitu juga dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Perbedaan dipengaruhi fasilitas, kualitas guru, dan kurikulum. Saran memberikan fasilitas memadai untuk pembelajaran.
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
PPT Kelompok 8 (Deskriptif Komparatif).pptx
1. ANALISIS TESIS
Deskriptif Komparatif
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN
OLEH
KELOMPOK 8
FEBRIAN AGUNG PRABOWO 2109087021
HAPSARI PRAYOGI INDRIANI 2109087027
2. Judul Tesis:
PerbandinganSikapIlmiah dan KeterampilanBerpikir
Tingkat TinggiSiswa pada PembelajaranIPA Kelas V di
SDN dan SDS Binaan IV Kecamatan Kramat Jati
Peneliti :
Iip Maskupah Azzahra
Mahasiswa Magister Pendidikan Dasar
UHAMKA
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu keterampilan penting
yang harus dimiliki siswa terutama dalam bidang pelajaran IPA
Sikap ilmiah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa belum mencapai apa
yang diharapkan.
Hasil survey PISA (OECD, 2018), menunjukkan bahwa score rata-rata untuk
sains dan matematika siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir peserta didik Indonesia masih
didominasi oleh keterampilan berpikir tingkat rendah.
Berdasarkan hasil survey TIMSS (2015), untuk IPA Indonesia menduduki posisi
ke empat dari bawah yaitu ke 46 dari 49 negara dengan skor rata-rata sebesar
397 di bawah rata-rata skor TIMSS yang berkisar di skor 500.
Guru belum cukup pemahaman dan kemampuan dalam penilaian dan
pembuatan soal HOTS.
4. B. Masalah Penelitian
Apakah terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran IPA kelas
V di SDN dan SDS binaan IV Kecamatan Kramat Jati ?
Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada
pembelajaran IPA kelas V di SDN dan SDS binaan IV Kecamatan Kramat
Jati ?
7. 1. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rusni, Bahri, dan Ristiana (2018) yang
menyebutkan bahwa sikap ilmiah siswa masih perlu dikembangkan dalam proses
pembelajaran agar berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif dan utamanya hasil
belajar afektif.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Noviana (2017) menunjukkan bahwa dari lima
indicator sikap ilmiah, yakni (1) sikap ingin tahu, (2) sikap objektif terhadap
data/fakta, (3) sikap berpikir kritis, (4) sikap berpikiran terbuka, dan kerjama, (5)
sikap peka terhadap lingkungan sekitar. Sebagian indicator sikap ilmiah siswa
dapat dilihat.
B. Penelitian yang Relevan
9. H0(1) : Tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa pada
pembelajaran IPA kelas V di SDN dan SDS binaan IV
Kecamatan Kramat Jati
H1(1) : Ada perbedaan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran IPA
kelas V di SDN dan SDS binaan IV Kecamatan Kramat Jati
H0(2) : Tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis tingkat
tinggi siswa pada Pembelajaran IPA kelas V di SDN dan SDS
binaan IV Kecamatan Kramat Jati
H1(2) : Ada perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada
pembelajaran IPA kelas V di SDN dan SDS binaan IV
Kecamatan Kramat Jati
2. Hipotesis
10. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di 3 SDN dan 3 SDS Binaan IV Kecamatan Kramat
Jati, Jakarta Timur. Sekolah-sekolah tersebut telah memenuhi syarat-syarat
dijadikan tempat penelitian, dari hasil observasi yang dilakukan pada perolehan
hasil USBN 2018/2019 menunjukkan SDN dan SDS di atas berada pada level
yang sama di tingkat wilayah Kelurahan Batu Ampar sehingga dianggap setara
untuk diperbandingkan.
11. Jenis Penelitian yang digunakan
Kausal Komparatif
Pendekatan yang digunakan
Kuantitatif
12. Sampel Penelitian
Populasi Penelitian
Dalam menentukan sampel penelitian
digunakan teknik cluster random sampling.
Terdapat lebih dari 1 kelas pada tiap
sekolah, namun peneliti hanya mengambil 1
kelas sebagai sampel
13. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner dan tes
tulis.
1. Skala Sikap
Digunakan untuk meneliti sikap ilmiah siswa menggunakan skala Likert. Teknik yang
digunakan adalah self assessment (menilai diri sendiri) dan peer assessment (menilai
teman sebaya).
Kisi-Kisi Sikap Ilmiah
14. 2. Tes Tulis
Tes tulis berupa tes objektif pilihan ganda berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi
sebanyak 40 soal pada ranah kognitif meliputi : C4, C5, dan C6.
Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
15. Validasi Instrumen
A. Validitas Instrumen Skala Sikap Ilmiah
1. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment. Kriteria
validitasnya jika “Thitung > Ttabel pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑛 =
30 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 0,361.
Dari 38 item yang diujikan, 21 item memenuhi kriteria (valid) dan 17 item
tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Untuk perhitungan reabilitas angket, rumus yang digunakan adalah
Correlation Alpha Cronbach. Pengujian dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel,
pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 untuk n = 30 adalah 0,361.
Terdapat 21 item yang diujikan. Hasil perhitungan reliabilitas item diperoleh
0,863. Nilai perhitungan reliabilitas rhitung = 0,863 lebih besar dari > rtabel =
0,361, maka dapat disimpulkan bahwa 21 item pernyataan yang akan
digunakan adalah reliable dan layak digunakan.
16. B. Validitas Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
1. Uji Validitas
Menggunakan rumus korelasi point biserial. Kriteria pengujian validitas jika nilai butir
soal rpbihitung > rpbitabel = valid pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 n = 30 adalah
0,361. Dari 40 soal yang diujikan, terdapat 30 soal yang memenuhi kriteria rhitung atau
valid.
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas menggunakan metode Kuder Richardson 20. Perhitungan
dikatakan reliabel apabila rhitung ≥ rtabel. Hasil perhitungan reliabilitas diperoleh rhitung =
0,910 dan rtabel diperoleh dari 𝛼 = 0,05 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 n = 30 adalah 0,361. Kesimpulannya
rhitung ≥ rtabel dapat dikatakan bahwa soal keterampilan berpikir tingkat tinggi dikatakan
reliabel dan memiliki interpretasi sangat tinggi.
17. 3. Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir soal tes sebagai alat ukur tes dapat
diketahui dari derajat kesukaran atau tingkat kesukaran yang dimiliki masing-masing
butir soal tes. Besarnya tingkat kesukaran butir soal tes pilihan ganda dapat dihitung
dengan rumus
P =
𝐵
𝐽
18. 4. Daya Pembeda
Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam
membedakan antara peserta tes berkemampuan tinggi dengan peserta tes
berkemampuan rendah. Indeks daya pembeda soal dicari dengan rumus :
DP =
𝑈−𝐿
1
2
𝑟
19. Teknik Analisis Data
1. Analisis Skala Sikap Ilmiah
Nilai Sikap Ilmiah =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas menggunakan Chi Kuadrat atau
Chi-Square
b. Uji Homogenitas menggunakan Uji Fisher
3. Uji Hipotesis
Pengujian ini menggunakan uji t dengan taraf
signifikansi 𝛼 = 0,05
20. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Sikap Ilmiah
a. Siswa SDN b. Siswa SDS
27. Pengujian Hipotesis
1. Uji Hipotesis Sikap Ilmiah
Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa SDN = 83,09 dan simpangan baku = 8,22
Nilai rata-rata sikap ilmiah siswa SDS = 80,14 dan simpangan baku = 8,95
Terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa SDN dan SDS
28. 2. Uji Hipotesis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SDN = 68,22 dan
simpangan baku = 17,82
Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SDS = 62,10 dan
simpangan baku = 17,99
Terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SDN dan SDS
29. Pembahasan Hasil Penelitian
Sikap ilmiah siswa SDN lebih tinggi daripada sikap ilmiah siswa SDS. Peneliti
menemukan beberapa fakta yang dapat mempengaruhi tinggi rendah sikap
ilmiah siswa, yaitu :
1. Fasilitas laboratorium
2. Gaya pembelajaran
3. Pelaksanaan praktek IPA
4. Guru PNS dan sertifikasi dan guru non PNS dan non sertifikasi
Terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa SDN dan
SDS, di mana siswa SDN memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding
siswa SDS. Akan tetapi keduanya berada pada kategori cukup. Penerapan
kurikulum 2013 pada proses pembelajaran yang membutuhkan daya nalar
berpikir tingkat tinggi belum maksimal dan masih banyak kekurangan sehingga
keterampilan berpikir siswa masih dalam level bawah.
30. Keterbatasan Penelitian
1. Kondisi pembelajaran jarak jauh menyulitkan dalam pengujian validitas dan
reliabilitas instrument secara tatap muka (hanya melalui google form)
2. Kejujuran dalam menjawab soal yang diberikan peneliti
3. Koneksi internet dan jumlah kuota ketika pembelajaran jarak jauh
31. BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran
IPA kelas V antara siswa SDN dengan siswa SDS di Wilayah
Binaan IV Kecamatan Kramat Jati
2. Terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa pada pembelajaran IPA kelas V antara siswa SDN
dengan siswa SDS di Wilayah Binaan IV Kecamatan Kramat
Jati
32. Implikasi
Pembiayaan, kualitas guru, fasilitas, dan kurikulum dapat
mempengaruhi sikap ilmiah dan keterampilan berpikir tingkat
tinggi
Saran
Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai
untuk proses pembelajaran siswa
33.
34. Masukan untuk Penelitian:
1. Sampel penelitian dari SDS harusnya disesuaikan dengan
kondisi SDN yang setara dalam hal fasilitas dan rata-rata nilai
ujian yang dapat dilihat dari rangking nilai ujian di wilayah
binaan tersebut. Rangking antara SDN dan SDS tidak terlalu
jauh perbedaannya
2. Pertanyaan dalam kuesioner tidak sepenuhnya
mencerminkan sikap ilmiah siswa tapi lebih kepada sikap afektif
siswa