SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Istihsan, kekuatan Istihsan Dalam Ijtihad dan Relevansinya
di masa kini
DI SUSUN OLEH :
ILHAM TAUFIQ ALAMSYAH
DOSEN PENGAMPUH
Drs.H. Hendri kusmidi. M.H.I
Pengertian Istihsan
• pengertian istihsân berarti “memperhitungkan sesuatu lebih baik”, atau
“adanya sesuatu itu lebih baik atau “mengikuti sesuatu yang lebih baik”, atau
mencari yang lebih baik untuk diikuti, karena memang disuruh untuk itu”.Dari
arti lughawî di atas tergambar adanya seseorang yang menghadapi dua hal
yang keduanya baik.
• 1. Ibnu Subki mengajukan dua rumusan definisi, yaitu:
• a. Beralih dari penggunaan suatu qiyâs kepada qiyâs lain yang lebih kuat
daripadanya (qiyâs pertama).
• b. Beralih dari penggunaan sebuah dalîl kepada adat kebiasaan karena suatu
kemaslahatan.
• 2. Istilah istihsân di kalangan Ulama Malikiyah di antaranya adalah sebagai mana
yang dikemukakan al-Syatibi (salah seorang pakar Malikiyah):
• Istihsân dalam mazhab Maliki adalah menggunakan kemaslahatan yang bersifat
juz‘i sebagai pengganti dalil yang bersifat kulli .
• 3. Di kalangan ulama Hanabilah terdapat 3 definisi sebagaimana dikemukakan Ibn
Qudamah:
• a. Beralihnya mujahid dalam menetapkan hukum terhadap suatu masalah dari
yang sebanding dengan itu karena adanya dalil khusus dalam Al-Qur’an atau
sunah.
• b.Istihsan itu ialah apa-apa yang dianggap lebih baik oleh seorang mujahid
berdasarkan pemikiran akalnya.
• c. Dalil yang muncul dalam diri mujahid yang ia tidak mampu menjelaskannya.
Dasar Hukum istihsan
• Yang berpegang dengan dalil istihsan iyalah mazhab hanafi
menurut mereka, istihsan sebenarnya semacam qiyas, yaitu
memenangkan qiyas khafi atas qiyas jali atau mengubah
hukum yang telah ditetapkan pada suatu peristiwa atau
kejadian yang ditetapkan berdasarkan ketentuan umum
kepada ketentuan khusus karena ada sesuatu kepentingan
yang membolehkannya. Menurut mereka jika dibolehkan
menetapkan hukum berdasarkan qiyas jali atau maslahat
mursalah, tentulah melakukan istihsan karena kedua hal itu
pada hakikatnya adalah sama, hanya namanya saja yang
berbelainan.
macam-macam istihsan
• Ditinjau dari segi pengertian istihsan menurut ulama ushul fiqh di atas,
maka istihsan itu terbagi atas dua macam, yaitu :
• Pindah dari qiyas jali kepada qiyas khafi, kaarena ada dalil yang
mengharuskan perpindahan itu.
• Pindah dari hukum kulli pada hukum juz-i, karena ada dalil yang
,engharuskannya. Istihsan semacam ini oleh mazhab hanafi disebut
istihsan darurat,karena penyimpangan itu dilakukan karena suatu
kepentingan atau karena darurat.
• Adapula istihsan terbagi menjadi dua, yaitu:
• 1. Istihsan qiyasi
• Terjadi pada suatu kasus yang mungkin dilakukan padanya salah satu
dari dua bentuk qiyas, yaitu qiyas jali atau qiyas khafi
Adapun istihsan istihsanya terbagi kepada
beberapa macam, yaitu:
• 1. Istihsan bin-nas
• 2. Istihsan berlandaskan ijma
• 3. Istihsan berdasarkan urf (adat kebiasaan )
• 4. Istihsan yang didasarkan atas maslahat mursalah
Kekuatan Istihsân dalam Ijtihad
Dari beberapa definisi dan macam-macam istihsân di atas terlihat bahwa ada
bentuk istihsân yang diterima semua pihak dan untuk selanjutnya mempunyai
kekuatan dalam ijtihad yaitu istihsân yang diartikan dengan “mengamalkan yang
terkuat di antara dua dalil” sebagaimana dikemukakan al-Syathibi atau dalam
arti, “beralih dari qiyâs kepada qiyâs yang lebih kuat,” menurut rumusan Ibn
Subki.
Adapun istihsân dalam arti beralih dari qiyâs jali kepada qiyâs khâfî atau beralih
dari dalil kepada adat kebiasaan, merupakan masalah yang kontroversial, yang
dengan sendirinya menjadi kurang kekuatannya sebagai dalil secara umum.
Imam Syafi‘i termasuk ulama yang paling keras menolak istihsân dalam bentuk
ini.
Dalil dari ayat Al-Qur’an antara lain:
• a. Firman Allah dalam surat az-Zumar (39): 18:
• b. Firman Allah dalam surat az-Zumar (39): 55:
Argumen dalam bentuk sunah adalah:
• a . Sabda Nabi, “Apa yang dilihat oleh umat Islam sebagai suatu
yang baik, maka yang demikian di sisi Allah juga adalah baik.
“Seandainya cara istihsân itu tidak kuat, tentu tidak akan baik di
sisi Allah.
• b. Praktik penggunaan istihsân juga terdapat dalam sunah. Umpama
nya, semula ada larangan umum dari Nabi untuk melakukan tran
saksi jual beli terhadap barang yang tidak ada di tempat berlangsung
nya akad. Kemudian untuk jual beli dalam bentuk salam (pesanan)
tidak diberlakukan ketentuan umum itu, tetapi diberlakukan hukum
khusus yaitu bolehnya jual beli salam meskipun barang yang
diperjualbelikan belum ada di tangan waktu akad berlangsung.
• Argumen ijmâ’ yang dikemukakan pengguna istihsân adalah apa yang disebutkan
tentang istihsân yang dilakukan oleh ulama dalam hal menggunakan pemandian
umum dan minum air dari penjual minuman, tanpa menentukan lamanya waktu
berada di pemandian dan kadar air yang digunakan, seperti dijelaskan dalam
uraian di atas.
• Argumen rasionalnya adalah bahwa dalam menetapkan qiyâs dan memberlakukan
ketentuan umum adalah bertujuan untuk mendatangkan mashlahah. Bila dalam
keadaan tertentu qiyâs yang ditetapkan dan ketentuan umum yang diberlakukan
itu justru berakibat pada menghilangkan kemaslahatan, dan dalam waktu yang
sama terdapat cara lain yang lebih baik sebagai alternatif pemecahannya, maka
meninggalkan qiyâs dan ketentuan umum untuk menggunakan cara lain tersebut
adalah tindakan yang lebih bijaksana ditinjau dari tujuan pemberlakukan hukum,
yakni untuk mendatangkan kemaslahatan dan menghilangkan kemudaratan
Relevansi Istihsân di Masa Kini dan Mendatang
• Seperti telah dijelaskan bahwa Istihsân itu digunakan oleh sekelompok
ulama karena dalam menghadapi suatu kasus pada keadaan tertentu
merasa kurang puas jika menggunakan pendekatan yang berlaku
secara konvensional, seperti dengan menggunakan qiyâs jali atau dalil
umum menurut cara-cara biasa dilakukan. Dengan cara konvensional
itu, ke tentuan hukum yangdihasilkan kurang (tidak) mendatangkan
kemasla hatan yang diharapkan dari penetapan hukum. Dalam
keadaan demikian, si mujtahid menggunakan dalil atau pendekatan
lain sebagaialternatif (pengganti) dari pendekatan yang konvensional
tersebut. Pendekatan yang mereka lakukan adalah dalam bentuk
ijtihad yang disebut “istihsân”.
contoh yang paling dekat dan mendesak untuk
ditangani dari persoalan kehidupan dewasa ini
adalah:
• Masalah zakat. Dalil syara’ yang dikemukakan dalam kitabkitab fiqh yang
ada kebanyakan berbicara dalam kaitannya dengan sektor pertanian dan
sedikit sekali yang berkenaan dengan jasa dan produksi.
• Pelaksanaan ibadah haji dari tahun ke tahun semakin dirasakan semakin
kompleks dan semakin sulit mengatasinya meng ingat jamaah haji semakin
banyak seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan
teknologi di bidang transportasi yang memudahkan perjalanan ke tanah
suci, sedangkan lokasi pelaksanaan ibadah haji tidak pernah meng alami
perkembangan.
• Transplantasi organ tubuh untuk kepentingan pengobatan.
Semestinya hal ini tidak perlu dipermasalahkan lagi. Meskipun
ada ketentuan umum yang melarang menyakiti tubuh
seseorang, termasuk jenazah, namun dalil yang menyuruh
manusia untuk berobat rasanya lebih baik untuk diikuti.
Dalam hal ini pun pendekatan istihsân rasanya lebih tepat
untuk dilaksanakan.
• Bunga deposito bank. Para ulama tetap bersikukuh untuk
mengharam kan bunga deposito di bank meskipun mereka
juga mengetahui bahwa dana tersebut digunakan untuk
investasi.
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to PPT ILHAM.pptx

Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasRikza Adhia
 
MATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdf
MATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdfMATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdf
MATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdfNurulZaman4
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihadInternet Explorer
 
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.ppt
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.pptKERUKUNAN UMAT BERAGAMA.ppt
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.pptChanifDahlan
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahMarhamah Saleh
 
Dalil dalil yang tidak disepakati
Dalil dalil yang tidak disepakatiDalil dalil yang tidak disepakati
Dalil dalil yang tidak disepakatiSyahira Aman
 
Fiqh perubatan
Fiqh perubatanFiqh perubatan
Fiqh perubatanNajah Zaid
 
Hikmah ibadah dalam islam copy
Hikmah ibadah dalam islam   copyHikmah ibadah dalam islam   copy
Hikmah ibadah dalam islam copyIBNU UBAIDILAH
 
Manhaj Tarjih (1).pptx
Manhaj Tarjih (1).pptxManhaj Tarjih (1).pptx
Manhaj Tarjih (1).pptxtitikhernawati
 
64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdfmediapro5
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptxAIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptxAnggita854299
 

Similar to PPT ILHAM.pptx (20)

ijma dan qiyas
ijma dan qiyas ijma dan qiyas
ijma dan qiyas
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
MATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdf
MATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdfMATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdf
MATERI SYARIAH 11 DALIL SYARIAH YANG DZANNY rev.pdf
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
KONSEP DASAR FIKIH.pptx
KONSEP DASAR FIKIH.pptxKONSEP DASAR FIKIH.pptx
KONSEP DASAR FIKIH.pptx
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
 
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.ppt
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.pptKERUKUNAN UMAT BERAGAMA.ppt
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.ppt
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
Dalil dalil yang tidak disepakati
Dalil dalil yang tidak disepakatiDalil dalil yang tidak disepakati
Dalil dalil yang tidak disepakati
 
Presentasi.pdf
Presentasi.pdfPresentasi.pdf
Presentasi.pdf
 
Istihsan
IstihsanIstihsan
Istihsan
 
Fiqh perubatan
Fiqh perubatanFiqh perubatan
Fiqh perubatan
 
Hikmah ibadah dalam islam copy
Hikmah ibadah dalam islam   copyHikmah ibadah dalam islam   copy
Hikmah ibadah dalam islam copy
 
Manhaj Tarjih (1).pptx
Manhaj Tarjih (1).pptxManhaj Tarjih (1).pptx
Manhaj Tarjih (1).pptx
 
Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5
 
64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf64-248-1-PB.pdf
64-248-1-PB.pdf
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptxAIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
AIK 2 KELOMPOKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.3.pptx
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

PPT ILHAM.pptx

  • 1. Istihsan, kekuatan Istihsan Dalam Ijtihad dan Relevansinya di masa kini DI SUSUN OLEH : ILHAM TAUFIQ ALAMSYAH DOSEN PENGAMPUH Drs.H. Hendri kusmidi. M.H.I
  • 2. Pengertian Istihsan • pengertian istihsân berarti “memperhitungkan sesuatu lebih baik”, atau “adanya sesuatu itu lebih baik atau “mengikuti sesuatu yang lebih baik”, atau mencari yang lebih baik untuk diikuti, karena memang disuruh untuk itu”.Dari arti lughawî di atas tergambar adanya seseorang yang menghadapi dua hal yang keduanya baik. • 1. Ibnu Subki mengajukan dua rumusan definisi, yaitu: • a. Beralih dari penggunaan suatu qiyâs kepada qiyâs lain yang lebih kuat daripadanya (qiyâs pertama). • b. Beralih dari penggunaan sebuah dalîl kepada adat kebiasaan karena suatu kemaslahatan.
  • 3. • 2. Istilah istihsân di kalangan Ulama Malikiyah di antaranya adalah sebagai mana yang dikemukakan al-Syatibi (salah seorang pakar Malikiyah): • Istihsân dalam mazhab Maliki adalah menggunakan kemaslahatan yang bersifat juz‘i sebagai pengganti dalil yang bersifat kulli . • 3. Di kalangan ulama Hanabilah terdapat 3 definisi sebagaimana dikemukakan Ibn Qudamah: • a. Beralihnya mujahid dalam menetapkan hukum terhadap suatu masalah dari yang sebanding dengan itu karena adanya dalil khusus dalam Al-Qur’an atau sunah. • b.Istihsan itu ialah apa-apa yang dianggap lebih baik oleh seorang mujahid berdasarkan pemikiran akalnya. • c. Dalil yang muncul dalam diri mujahid yang ia tidak mampu menjelaskannya.
  • 4. Dasar Hukum istihsan • Yang berpegang dengan dalil istihsan iyalah mazhab hanafi menurut mereka, istihsan sebenarnya semacam qiyas, yaitu memenangkan qiyas khafi atas qiyas jali atau mengubah hukum yang telah ditetapkan pada suatu peristiwa atau kejadian yang ditetapkan berdasarkan ketentuan umum kepada ketentuan khusus karena ada sesuatu kepentingan yang membolehkannya. Menurut mereka jika dibolehkan menetapkan hukum berdasarkan qiyas jali atau maslahat mursalah, tentulah melakukan istihsan karena kedua hal itu pada hakikatnya adalah sama, hanya namanya saja yang berbelainan.
  • 5. macam-macam istihsan • Ditinjau dari segi pengertian istihsan menurut ulama ushul fiqh di atas, maka istihsan itu terbagi atas dua macam, yaitu : • Pindah dari qiyas jali kepada qiyas khafi, kaarena ada dalil yang mengharuskan perpindahan itu. • Pindah dari hukum kulli pada hukum juz-i, karena ada dalil yang ,engharuskannya. Istihsan semacam ini oleh mazhab hanafi disebut istihsan darurat,karena penyimpangan itu dilakukan karena suatu kepentingan atau karena darurat. • Adapula istihsan terbagi menjadi dua, yaitu: • 1. Istihsan qiyasi • Terjadi pada suatu kasus yang mungkin dilakukan padanya salah satu dari dua bentuk qiyas, yaitu qiyas jali atau qiyas khafi
  • 6. Adapun istihsan istihsanya terbagi kepada beberapa macam, yaitu: • 1. Istihsan bin-nas • 2. Istihsan berlandaskan ijma • 3. Istihsan berdasarkan urf (adat kebiasaan ) • 4. Istihsan yang didasarkan atas maslahat mursalah
  • 7. Kekuatan Istihsân dalam Ijtihad Dari beberapa definisi dan macam-macam istihsân di atas terlihat bahwa ada bentuk istihsân yang diterima semua pihak dan untuk selanjutnya mempunyai kekuatan dalam ijtihad yaitu istihsân yang diartikan dengan “mengamalkan yang terkuat di antara dua dalil” sebagaimana dikemukakan al-Syathibi atau dalam arti, “beralih dari qiyâs kepada qiyâs yang lebih kuat,” menurut rumusan Ibn Subki. Adapun istihsân dalam arti beralih dari qiyâs jali kepada qiyâs khâfî atau beralih dari dalil kepada adat kebiasaan, merupakan masalah yang kontroversial, yang dengan sendirinya menjadi kurang kekuatannya sebagai dalil secara umum. Imam Syafi‘i termasuk ulama yang paling keras menolak istihsân dalam bentuk ini.
  • 8. Dalil dari ayat Al-Qur’an antara lain: • a. Firman Allah dalam surat az-Zumar (39): 18: • b. Firman Allah dalam surat az-Zumar (39): 55:
  • 9. Argumen dalam bentuk sunah adalah: • a . Sabda Nabi, “Apa yang dilihat oleh umat Islam sebagai suatu yang baik, maka yang demikian di sisi Allah juga adalah baik. “Seandainya cara istihsân itu tidak kuat, tentu tidak akan baik di sisi Allah. • b. Praktik penggunaan istihsân juga terdapat dalam sunah. Umpama nya, semula ada larangan umum dari Nabi untuk melakukan tran saksi jual beli terhadap barang yang tidak ada di tempat berlangsung nya akad. Kemudian untuk jual beli dalam bentuk salam (pesanan) tidak diberlakukan ketentuan umum itu, tetapi diberlakukan hukum khusus yaitu bolehnya jual beli salam meskipun barang yang diperjualbelikan belum ada di tangan waktu akad berlangsung.
  • 10. • Argumen ijmâ’ yang dikemukakan pengguna istihsân adalah apa yang disebutkan tentang istihsân yang dilakukan oleh ulama dalam hal menggunakan pemandian umum dan minum air dari penjual minuman, tanpa menentukan lamanya waktu berada di pemandian dan kadar air yang digunakan, seperti dijelaskan dalam uraian di atas. • Argumen rasionalnya adalah bahwa dalam menetapkan qiyâs dan memberlakukan ketentuan umum adalah bertujuan untuk mendatangkan mashlahah. Bila dalam keadaan tertentu qiyâs yang ditetapkan dan ketentuan umum yang diberlakukan itu justru berakibat pada menghilangkan kemaslahatan, dan dalam waktu yang sama terdapat cara lain yang lebih baik sebagai alternatif pemecahannya, maka meninggalkan qiyâs dan ketentuan umum untuk menggunakan cara lain tersebut adalah tindakan yang lebih bijaksana ditinjau dari tujuan pemberlakukan hukum, yakni untuk mendatangkan kemaslahatan dan menghilangkan kemudaratan
  • 11. Relevansi Istihsân di Masa Kini dan Mendatang • Seperti telah dijelaskan bahwa Istihsân itu digunakan oleh sekelompok ulama karena dalam menghadapi suatu kasus pada keadaan tertentu merasa kurang puas jika menggunakan pendekatan yang berlaku secara konvensional, seperti dengan menggunakan qiyâs jali atau dalil umum menurut cara-cara biasa dilakukan. Dengan cara konvensional itu, ke tentuan hukum yangdihasilkan kurang (tidak) mendatangkan kemasla hatan yang diharapkan dari penetapan hukum. Dalam keadaan demikian, si mujtahid menggunakan dalil atau pendekatan lain sebagaialternatif (pengganti) dari pendekatan yang konvensional tersebut. Pendekatan yang mereka lakukan adalah dalam bentuk ijtihad yang disebut “istihsân”.
  • 12. contoh yang paling dekat dan mendesak untuk ditangani dari persoalan kehidupan dewasa ini adalah: • Masalah zakat. Dalil syara’ yang dikemukakan dalam kitabkitab fiqh yang ada kebanyakan berbicara dalam kaitannya dengan sektor pertanian dan sedikit sekali yang berkenaan dengan jasa dan produksi. • Pelaksanaan ibadah haji dari tahun ke tahun semakin dirasakan semakin kompleks dan semakin sulit mengatasinya meng ingat jamaah haji semakin banyak seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi di bidang transportasi yang memudahkan perjalanan ke tanah suci, sedangkan lokasi pelaksanaan ibadah haji tidak pernah meng alami perkembangan.
  • 13. • Transplantasi organ tubuh untuk kepentingan pengobatan. Semestinya hal ini tidak perlu dipermasalahkan lagi. Meskipun ada ketentuan umum yang melarang menyakiti tubuh seseorang, termasuk jenazah, namun dalil yang menyuruh manusia untuk berobat rasanya lebih baik untuk diikuti. Dalam hal ini pun pendekatan istihsân rasanya lebih tepat untuk dilaksanakan. • Bunga deposito bank. Para ulama tetap bersikukuh untuk mengharam kan bunga deposito di bank meskipun mereka juga mengetahui bahwa dana tersebut digunakan untuk investasi.