Dokumen tersebut membahas tentang manhaj tarjih dan sejarah maajelis tarjih Muhammadiyah. Manhaj tarjih adalah metode dalam menetapkan hukum syariah yang lebih kuat berdasarkan dalil-dalil agama. Majelis Tarjih Muhammadiyah adalah lembaga ijtihad yang anggotanya ahli dalam bidang agama. Majelis ini telah menghasilkan beberapa produk seperti buku-buku hukum Islam untuk menjawab permasalahan u
2. MANHAJ TARJIH
• Manhaj berarti metode, sedangkan Tarjih berarti penguatan.
Manhaj Tarjih adalah suatu metode dalam menetapkan
hukum dari dalil yang lebih kuat di antara dalil-dalil yang kuat.
• Tarjih secara teknis adalah proses analisis untuk menetapkan
hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih
tepat analogi dan lebih kuat mashlahatnya.
3. • Sedangkan secara institusional Majelis Tarjih adalah
lembaga ijtihad jama‘i (organisatoris) di lingkungan
Muhammadiyah yang anggota terdiri dari orang-
orang yang memiliki kompetensi ushuliyyah dan
ilmiah dalam bidangnya masing-masing.
4. SEJARAH MAJLIS TARJIH DAN TADJID
• Tahun 1995 Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam (MTPPI)
berubah menjadi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah tahun
2005.
• Perubahan tersebut disebabkan tiga faktor, yaitu:
1. Perubahan Substansi TBC di era berdirinya Muhammadiyah dengan era agraris
yang terjadi para era Industri/ Pembangunan.
2. Munculnya sebuah pendekatan keilmuan social-budaya baru yang menggeser apa
yang dimaksud TBC pada masa lalu.
3. Keduanya menuntut Muhammadiyah untuk melakukan ijtihad baru yang tidak lagi
membahas masalah fikih/ kalam yang bersifat klasik-skolastik semata.
5. SEMANGAT TARJIH: TAJDID
• Tajdid ditegaskan sebagai identitas umum gerakan
Muhammadiyah di bidang keagamaan. dalam pasal 4 ayat
(1) ADM, “Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah
Amar Makruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber kepada
al-Quran dan as-Sunnah” (italic dari penulis). Tajdid
menggambarkan orientasi dari kegiatan tarjih dan corak
produk ketarjihan.
6. SEMANGAT TARJIH
1. Wawasan Paham Agama
2. Wawasan Tajdid
3. Wawasan Toleransi
4. Wawasan Keterbukaan
5. Wawasan tidak Berafiliasi dengan Mazhab tertentu
7. MAKNA/ ARTI TAJDID
• Tajdid mempunyai dua arti:
1. Dalam bidang akidah dan ibadah, tajdid bermakna
pemurnian, yaitu mengembalikan akidah dan ibadah
kepada kemurniannya sesuai dengan Sunnah Nabi saw.
2. Dalam bidang muamalah duniawiyah, tajdid berarti
mendinamisasikan kehidupan masyarakat dengan
semangat kreatif sesuai tuntutan zaman.
8. PUTUSAN TARJIH
• Putusan Tarjih bersifat toleran, artinya tidak menganggap
dirinya yang paling benar, sementara yang lain salah.
• Dalam Penerangan tentang Hal Tarjih yang dikeluarkan
tahun 1936, dinyatakan: “Keputusan tarjih mulai dari
merundingkan sampai kepada menetapkan tidak ada sifat
perlawanan, yakni menentang atau menjatuhkan segala
yang tidak dipilih oleh Tarjih itu” [HPT: 371].
9. SUMBER UTAMA DALAM PERTARJIHAN
• Muhammadiyah dalam melakukan pertarjihan bersumber
kepada dua sumber pokok, yaitu al-Quran dan Sunnah al-
Maqbulah sebagaimana ditegaskan dalam putusan tarjih
Muhammadiyah di Jakarta:
• “Agama, yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw, ialah apa yang diturunkan Allah di dalam
al-Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih
maksudnya Maqbulah, sesuai angka 1 di atas], berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan berupa petunjuk
untuk kebaikan manusia di Dunia dan Akhirat
10. IJTIHAD MUHAMMADIYAH
• Ijtihad adalah mencurahkan dan mengerahkan segenap
kemampuan dengan kesungguhan berfikir untuk menggali dan
mendapatkan hukum-hukum syar’i.
• Ijtihad bersumber pada al-Quran surat al-Nisa 3: 59:
• “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
11. • Hadis Nabi SAW:
•
ْ
نَع
و ِ
رمَع
ِْنب
ِْ
اصَعال
ْ
هَّنَأ
ْ
َس
َْعِم
َْلوسَر
ْ
ِ َّ
ّللا
ْ
َص
ىَّل
َّْ
ّللا
ْ
ِهيَلَع
ْ
َمَّلَس َو
ْ
ولقَي
ْ
ِإ
اَذ
ْ
َمَكَح
ْ
مِكاَحال
ْ
اجَف
ْ
َدَهَت
ْ
َّمث
َْابَصَأ
ْ
هَلَف
ِْانَرجَأ
اَذِإ َو
ْ
َكَح
ْ
َم
ْ
َدَهَتاجَف
ْ
َّمث
ْ
خَأ
ْ
َأَط
ْ
هَلَف
ْ
رجَأ
• “Dari ‘Amr bin ‘Ash bahwasanya ia mendengar
Rasulullah SAW bersabda: Apabila seorang Hakim
berhukum lalu berijtihad, kemudian ijtihadnya benar
maka baginya dua pahala, dan apabila ia (hakim)
berhukum lalu berijtihad kemudian keliru (tidak
tepat) maka baginya satu pahala.” (HR. Al-Bukhari)
12. ASPEK IJTIHAD
• Ijma’
• Qiyas
• Istihsan
• Istishlah
• Istishab
• Urf
• Mazhab Shahabi atau Qaulus Shahabi
• Syar’un man Qablana
• Sad Dzari’ah.
Aspek-aspek Ijtihad antara lain:
13. PENDEKATAN DALAM BERIJTIHAD
• Dalam putusan Tarjih tahun 2000 di Jakarta dijelaskan bahwa
Muhammadiyah menggunakan tiga pendekatan, yaitu:
1. Bayani adalah pendekatan dengan menggunakan nash-nash syari’ah.
2. Burhani adalah pendekatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan
yang berkembang, seperti ijtihad dalam masalah hisab.
3. Irfani adalah pendekatan dengan menggunakan kepekaan nurani dan
ketajaman intuisi batin.
14. OPERASIONALISASI SUMBER DAN METODE
PEMAHAMAN
• Dalam mengoperasionalisasikan sumber dan metode
pemahamannya dilakukan berdasarkan istiqra’
ma‘nawi yakni ijtihad tidak dilakukan berdasarkan
satu atau dua hadis, melainkan untuk menemukan
hukum satu masalah harus dilakukan penelitian
terhadap berbagai sumber syariah yang ada.
15. METODE TA’ARUDH AL-ADILLAH (PERTENTANGAN
DALIL-DALIL)
• Jika terjadi Ta‘arudh diselesaikan dengan urutan cara-cara sebagai
berikut:
1. Al-jam‘u wa at-taufiq, yakni sikap menerima semua dalil yang
walaupun zahirnya ta‘arud. Sedangkan pada dataran pelaksanaan
diberi kebebasan untuk memilihnya (takhyir).
2. Al-Tarjih, yakni memilih dalil yang lebih kuat untuk diamalkan dan
meninggalkan dalil yang lemah.
3. Al-Naskh, yakni mengamalkan dalil yang munculnya lebih akhir.
4. Al-Tawaqquf, yakni menghentikan penelitian terhadap dalil yang
dipakai dengan cara mencari dalil baru.
16. TARJIH TERHADAP NASH HADIS
1. Dari segi sanad hadis dilihat dari aspek kualitas dan
kuantitas parawai dan bentuk dan sifat periwayatan
2. Dari segi matan: matan menggunakan sighat nahyu lebih
kuat daripada sighat amr dan matan yang menggunakan
sighat khas lebih rajih daripada sighat ‘am.
3. Dari segi materi hukum
4. Segi eksternal.
17. PRODUK MAJELIS TARJIH
1. Himpinan Putusan Tarjih Muhammadiyah
satu jilid tebal 386 halaman.
2. Tanya Jawab Agama Muhammadiyah 8 jilid
3. Dan produk buku yang lainnya baik dalam
bidang fikih maupun dalam bidang yang
lainnya.