Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran debit aliran sungai menggunakan metode apung dan alat ukur current meter. Pengukuran dilakukan di Sungai Batang Lubuh untuk menentukan debit dan kecepatan aliran, serta menganalisis faktor-faktor penyebab erosi. Hasil pengukuran menunjukkan perbedaan debit yang dihasilkan oleh dua metode tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Current meter digunakan untuk mengukur debit dan kecepatan aliran sungai dengan cara mencatat putaran propelernya di bawah air.
2. Kecepatan aliran dihitung berdasarkan rumus yang terkait dengan jumlah putaran propeler.
3. Debit dihitung dengan rumus perkalian luas penampang dan kecepatan aliran rata-rata.
1. Dokumen menjelaskan tentang pengukuran debit sungai secara langsung dan tidak langsung serta pengambilan sampel sedimen terlarut. Pengukuran debit secara langsung menggunakan alat ukur arus sedangkan secara tidak langsung menggunakan rumus hidrolika.
Praktikum mekanika fluida dan hidrolika membahas aliran pada saluran terbuka dengan tujuan membuktikan perhitungan debit dan membandingkan hasil percobaan dengan teori. Percobaan mengukur kecepatan aliran, luas penampang, dan debit menggunakan current meter dan alat ukur debit pada dua bagian saluran. Hasilnya menunjukkan debit bagian hulu lebih besar dari hilir dan dipengaruhi kekasaran dinding saluran.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengukuran laju aliran cairan dan gas, termasuk metode berdasarkan massa dan volume, serta berbagai jenis alat pengukur laju aliran seperti venturi tube, orifice plate, turbin meter, dan electromagnetic flowmeter beserta prinsip kerja dan aplikasinya."
Pipa venturimeter tanpa manometer digunakan untuk mengukur kecepatan aliran cairan melalui pipa dengan ukuran berbeda. Percobaan mengukur kecepatan aliran pada pipa besar dan pipa kecil menggunakan prinsip Bernoulli untuk mendapatkan hasil kecepatan 3,39 cm/detik dan 13,56 cm/detik pada aliran sedang, serta 2,29 cm/detik dan 9,16 cm/detik pada aliran deras.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Current meter digunakan untuk mengukur debit dan kecepatan aliran sungai dengan cara mencatat putaran propelernya di bawah air.
2. Kecepatan aliran dihitung berdasarkan rumus yang terkait dengan jumlah putaran propeler.
3. Debit dihitung dengan rumus perkalian luas penampang dan kecepatan aliran rata-rata.
1. Dokumen menjelaskan tentang pengukuran debit sungai secara langsung dan tidak langsung serta pengambilan sampel sedimen terlarut. Pengukuran debit secara langsung menggunakan alat ukur arus sedangkan secara tidak langsung menggunakan rumus hidrolika.
Praktikum mekanika fluida dan hidrolika membahas aliran pada saluran terbuka dengan tujuan membuktikan perhitungan debit dan membandingkan hasil percobaan dengan teori. Percobaan mengukur kecepatan aliran, luas penampang, dan debit menggunakan current meter dan alat ukur debit pada dua bagian saluran. Hasilnya menunjukkan debit bagian hulu lebih besar dari hilir dan dipengaruhi kekasaran dinding saluran.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengukuran laju aliran cairan dan gas, termasuk metode berdasarkan massa dan volume, serta berbagai jenis alat pengukur laju aliran seperti venturi tube, orifice plate, turbin meter, dan electromagnetic flowmeter beserta prinsip kerja dan aplikasinya."
Pipa venturimeter tanpa manometer digunakan untuk mengukur kecepatan aliran cairan melalui pipa dengan ukuran berbeda. Percobaan mengukur kecepatan aliran pada pipa besar dan pipa kecil menggunakan prinsip Bernoulli untuk mendapatkan hasil kecepatan 3,39 cm/detik dan 13,56 cm/detik pada aliran sedang, serta 2,29 cm/detik dan 9,16 cm/detik pada aliran deras.
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluidaFransiska Puteri
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika fluida dan debit fluida. Dinamika fluida adalah pergerakan zat cair dan gas, yang melibatkan konsep seperti viskositas, debit, dan persamaan Navier-Stokes. Debit fluida dapat diukur dengan mengalikan luas penampang dan kecepatan aliran. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai alat dan metode yang digunakan dalam percobaan dinamika fluida.
Dokumen ini membahas tentang aliran cairan dan berbagai konsep terkaitnya seperti kecepatan, aliran laminer, aliran turbulen, viskositas, persamaan Bernoulli, kerugian energi, laju aliran, total aliran, dan instrumen pengukuran aliran.
presentasi ini merupakan rangkuman dari chapter 7 "flow" dari buku Fundamentals of Industrial Instrumentation and Process Control karangan William C. Dunn untuk memenuhi salahsatu tugas teori instrumentasi
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fluida dinamis dan hukum Bernoulli beserta penerapannya, termasuk persamaan kontinuitas, asas Bernoulli, dan contoh-contoh aplikasinya seperti venturi, venturimeter, tabung pitot, penyemprot, dan gaya angkat pesawat terbang.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida dinamis dan beberapa azas yang terkait, seperti azas kontinuitas yang menyatakan bahwa debit aliran fluida harus sama di setiap bagian, serta azas Bernoulli yang menyatakan hubungan antara kecepatan, tekanan, dan ketinggian fluida dalam aliran. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa aplikasi azas-azas tersebut dalam alat seperti venturimeter dan tabung Pitot.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan kontinuitas dalam aliran fluida. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit masukan sama dengan debit keluaran untuk aliran stasioner. Persamaan ini berlaku untuk semua jenis fluida dan aliran serta keadaan aliran. Contoh soal penerapan persamaan kontinuitas untuk menentukan kecepatan aliran pada pipa dengan diameter berbeda juga diberikan.
Venturimeter dan tabung pitot adalah alat yang bekerja berdasarkan efek venturi dan prinsip Bernoulli untuk mengukur kecepatan aliran fluida. Venturimeter mengukur kecepatan menggunakan perbedaan tekanan pada bagian sempit dan lebar tabung, sedangkan tabung pitot mengukur tekanan dan kecepatan aliran menggunakan lubang masuk dan keluar. Kedua alat ini bermanfaat untuk aplikasi seperti mengukur kecepat
Laporan praktikum mekanika fluida membahas pengukuran debit saluran terbuka menggunakan alat ukur sekat V-notch dan U-notch. Dilakukan pengukuran tinggi permukaan air, waktu aliran, dan perhitungan debit aktual, debit teori, serta koefisien debit untuk tiga variasi. Hasilnya ditampilkan dalam tabel data akhir.
[1] Laporan ini membahas pengukuran debit air di drainase Kamizaun untuk mengetahui kondisi lokasi, mengukur kecepatan dan debit air, serta menentukan jenis aliran berdasarkan bilangan Reynolds dan Froude. [2] Metode yang digunakan adalah observasi langsung dan analisis data di lokasi. [3] Hasilnya menunjukkan penampang saluran berbentuk trapesium, kecepatan rata-rata air 0,09768 m/s, dan aliran b
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik aliran fluida tak mampu mampat dalam sistem perpipaan dengan menggunakan orificemeter dan menentukan faktor-faktor seperti koefisien orificemeter, hilang tekanan akibat gesekan, panjang ekivalen perlengkapan pipa, dan karakteristik pompa. Prosedur percobaan meliputi peneraan orificemeter, pengukuran laju alir, dan penentuan bilangan Reynold,
1. Dokumen tersebut menjelaskan metode Snyder dan Alexeyev dalam menentukan debit maksimum dengan menggunakan konsep hidrograf satuan sintetik.
2. Metode Snyder memodelkan unsur-unsur hidrograf satuan berdasarkan karakteristik daerah pengaliran, seperti luasnya, panjang sungai, dan kemiringan.
3. Metode Alexeyev menggambarkan hubungan antara debit dan waktu dalam bentuk fungsi eksponensial berdasark
Pengukuran arus fluida penting untuk industri. Beberapa alat pengukur arus umum meliputi pelat orifice, nozzle aliran, dan Venturi tube yang mengukur perbedaan tekanan, serta flow meter piston dan disc yang mengukur volume total. Pemilihan alat tergantung pada aplikasi dan faktor seperti akurasi, biaya, dan keberadaan partikel.
Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan permukaan bebas. Terdapat dua jenis saluran yaitu saluran alami dan buatan. Saluran buatan memiliki geometri yang tetap sedangkan saluran alami bervariasi. Persamaan aliran meliputi persamaan kontinuitas, momentum, dan energi yang menghubungkan debit, kecepatan, kedalaman dan energi aliran. Distribusi kecepatan dan tekanan bergantung pada geometri saluran. Analisis transisi saluran menggun
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Hidrologi yang meliputi pertemuan 6 sampai 10. Pertemuan 6 membahas tentang Hidrometri, pertemuan 7 tentang Statistik dan Probabilitas dalam Hidrologi, pertemuan 8 tentang Perhitungan Variabel Rencana Hidrologi, pertemuan 9 tentang Hidrograf, dan pertemuan 10 tentang Quiz. Dokumen ini juga membahas tentang teknik pengukuran variabel hidrologi seperti debit, kece
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluidaFransiska Puteri
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika fluida dan debit fluida. Dinamika fluida adalah pergerakan zat cair dan gas, yang melibatkan konsep seperti viskositas, debit, dan persamaan Navier-Stokes. Debit fluida dapat diukur dengan mengalikan luas penampang dan kecepatan aliran. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai alat dan metode yang digunakan dalam percobaan dinamika fluida.
Dokumen ini membahas tentang aliran cairan dan berbagai konsep terkaitnya seperti kecepatan, aliran laminer, aliran turbulen, viskositas, persamaan Bernoulli, kerugian energi, laju aliran, total aliran, dan instrumen pengukuran aliran.
presentasi ini merupakan rangkuman dari chapter 7 "flow" dari buku Fundamentals of Industrial Instrumentation and Process Control karangan William C. Dunn untuk memenuhi salahsatu tugas teori instrumentasi
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fluida dinamis dan hukum Bernoulli beserta penerapannya, termasuk persamaan kontinuitas, asas Bernoulli, dan contoh-contoh aplikasinya seperti venturi, venturimeter, tabung pitot, penyemprot, dan gaya angkat pesawat terbang.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida dinamis dan beberapa azas yang terkait, seperti azas kontinuitas yang menyatakan bahwa debit aliran fluida harus sama di setiap bagian, serta azas Bernoulli yang menyatakan hubungan antara kecepatan, tekanan, dan ketinggian fluida dalam aliran. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa aplikasi azas-azas tersebut dalam alat seperti venturimeter dan tabung Pitot.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan kontinuitas dalam aliran fluida. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit masukan sama dengan debit keluaran untuk aliran stasioner. Persamaan ini berlaku untuk semua jenis fluida dan aliran serta keadaan aliran. Contoh soal penerapan persamaan kontinuitas untuk menentukan kecepatan aliran pada pipa dengan diameter berbeda juga diberikan.
Venturimeter dan tabung pitot adalah alat yang bekerja berdasarkan efek venturi dan prinsip Bernoulli untuk mengukur kecepatan aliran fluida. Venturimeter mengukur kecepatan menggunakan perbedaan tekanan pada bagian sempit dan lebar tabung, sedangkan tabung pitot mengukur tekanan dan kecepatan aliran menggunakan lubang masuk dan keluar. Kedua alat ini bermanfaat untuk aplikasi seperti mengukur kecepat
Laporan praktikum mekanika fluida membahas pengukuran debit saluran terbuka menggunakan alat ukur sekat V-notch dan U-notch. Dilakukan pengukuran tinggi permukaan air, waktu aliran, dan perhitungan debit aktual, debit teori, serta koefisien debit untuk tiga variasi. Hasilnya ditampilkan dalam tabel data akhir.
[1] Laporan ini membahas pengukuran debit air di drainase Kamizaun untuk mengetahui kondisi lokasi, mengukur kecepatan dan debit air, serta menentukan jenis aliran berdasarkan bilangan Reynolds dan Froude. [2] Metode yang digunakan adalah observasi langsung dan analisis data di lokasi. [3] Hasilnya menunjukkan penampang saluran berbentuk trapesium, kecepatan rata-rata air 0,09768 m/s, dan aliran b
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik aliran fluida tak mampu mampat dalam sistem perpipaan dengan menggunakan orificemeter dan menentukan faktor-faktor seperti koefisien orificemeter, hilang tekanan akibat gesekan, panjang ekivalen perlengkapan pipa, dan karakteristik pompa. Prosedur percobaan meliputi peneraan orificemeter, pengukuran laju alir, dan penentuan bilangan Reynold,
1. Dokumen tersebut menjelaskan metode Snyder dan Alexeyev dalam menentukan debit maksimum dengan menggunakan konsep hidrograf satuan sintetik.
2. Metode Snyder memodelkan unsur-unsur hidrograf satuan berdasarkan karakteristik daerah pengaliran, seperti luasnya, panjang sungai, dan kemiringan.
3. Metode Alexeyev menggambarkan hubungan antara debit dan waktu dalam bentuk fungsi eksponensial berdasark
Pengukuran arus fluida penting untuk industri. Beberapa alat pengukur arus umum meliputi pelat orifice, nozzle aliran, dan Venturi tube yang mengukur perbedaan tekanan, serta flow meter piston dan disc yang mengukur volume total. Pemilihan alat tergantung pada aplikasi dan faktor seperti akurasi, biaya, dan keberadaan partikel.
Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan permukaan bebas. Terdapat dua jenis saluran yaitu saluran alami dan buatan. Saluran buatan memiliki geometri yang tetap sedangkan saluran alami bervariasi. Persamaan aliran meliputi persamaan kontinuitas, momentum, dan energi yang menghubungkan debit, kecepatan, kedalaman dan energi aliran. Distribusi kecepatan dan tekanan bergantung pada geometri saluran. Analisis transisi saluran menggun
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Hidrologi yang meliputi pertemuan 6 sampai 10. Pertemuan 6 membahas tentang Hidrometri, pertemuan 7 tentang Statistik dan Probabilitas dalam Hidrologi, pertemuan 8 tentang Perhitungan Variabel Rencana Hidrologi, pertemuan 9 tentang Hidrograf, dan pertemuan 10 tentang Quiz. Dokumen ini juga membahas tentang teknik pengukuran variabel hidrologi seperti debit, kece
1) Analisis debit puncak DAS Air Bengkulu untuk mengendalikan banjir dengan menggunakan program HEC-HMS. 2) Didapatkan debit puncak Sungai Rindu Hati 50,4 m3/s, Susup Sub-DAS 11,5 m3/s, dan Bengkulu Hilir Sub-DAS 85,6 m3/s. 3) Debit rata-rata kondisi eksisting Bengkulu Hilir 29,3 m3/s.
1. Makalah ini membahas tentang peran hidrografi dalam pengukuran arus dan analisis sedimen.
2. Hidrografi dapat digunakan untuk mengukur arus dengan pendekatan mekanik menggunakan alat ukur seperti current meter atau pendekatan akustik menggunakan peralatan seperti ADCP.
3. Hidrografi dapat digunakan untuk menganalisis sedimen dengan mengukur karakteristik seperti ukuran butir,
Modul ini membahas berbagai metode perhitungan debit banjir rencana, termasuk metode empiris, statistik, unit hidrograf, rasional, Werduwen, Hasper, dan Monobe. Metode unit hidrograf dijelaskan dengan mendefinisikan konsep hidrograf satuan yang menggambarkan respon aliran dari hujan tunggal merata di seluruh DAS. Contoh soal dan penyelesaian juga diberikan untuk memahami penerapan metode-metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptxSudrajatDadan
Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa dan pengelolaan infrastruktur irigasi. Terdapat penjelasan mengenai langkah-langkah desain saluran irigasi, contoh perhitungan desain saluran, dan prinsip-prinsip dasar hidrolika pada saluran irigasi seperti travel time, dynamic storage, dan response time."
1. Dokumen membahas tentang aliran permukaan, faktor yang mempengaruhinya, dan pengukuran debit sungai.
2. Aliran permukaan terjadi ketika curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah.
3. Sungai diklasifikasikan berdasarkan pola aliran, kestabilan air, arah jurus batuan, dan struktur geologi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan banjir dan metode penghitungan debit banjir rencana. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian banjir rencana, notasi yang digunakan, fungsi dan tujuan perencanaan banjir, metode penghitungan debit banjir rencana seperti metode rasional dan hidrograf, serta contoh perhitungan menggunakan metode tersebut.
Bab 10 membahas Hidrograf Satuan Sintetis Limantara, yaitu metode yang dikembangkan oleh Lily Montarcih Limantara pada 2006 untuk memperkirakan hidrograf banjir di sungai-sungai di Indonesia. Metode ini mempertimbangkan lima parameter fisik DAS yaitu luas, panjang sungai, jarak titik berat DAS ke outlet, kemiringan, dan koefisien kekasaran. Persamaan debit puncak, kurva naik, dan kurva turun men
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan jaringan pipa penyaluran air buangan, mulai dari parameter-parameter yang mempengaruhi perhitungan debit air buangan, persamaan untuk menghitung debit rata-rata, puncak, dan desain, serta syarat-syarat pengaliran air buangan seperti kecepatan aliran minimum dan maksimum.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
Tugas kelompok sugai
1. TUGAS
REKAYASA SUNGAI
MENGHITUNG DEBIT ALIRAN SUNGAI, KECEPATAN
SEDIMEN & EROSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
APUNG(FLOATING METHOD) & METODE ALAT UKUR
CURRENT METER
DOSEN PEMBIMBING : Rosmalinda, St
DISUSUN OLEH :
SYAFUTRI ASBINTARI
HENDRIZAL
SERLY SALIMAH
MASNUN
RAHMAD HIDAYAT
THOYIBAH
FEBRI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam suatu pengelolaan Sumber daya air dengan perencanaan bangunan air
diperlukan suatu informasi yang menunjukkan jumlah air yang akan masuk ke bangunan
tersebut dalam sutuan waktu yang dikenal sebagai debit aliran. Informasi mengenai
besarnya debit puncak (banjir) yang diperlukan untuk perancangan bangunan
pengendalian banjir dan juga dilihat dari data debit minimum yang diperlukan untuk
pemaanfaatan air terutama pada musim kemarau. Sehingga dengan adanya data debit
tersebut pengendalian air baik dalam keadaan berlebih atau kurang sudah dapat
diperhitungkan sebagai usaha untuk mengurangi dampak banjir pada saat debit
maksimum dan kekeringan atau defisit air pada saat musim kemarau paanjang. Oleh
kerena itu, dalam pratikum ini belajar melakukan pengukuran debit sungai untuk
mendapatkan informasi besarnya air yang mengalir pada suatu sungai pada saat waktu
tertentu.
1.2.Tujuan
Tujuan dari Pratikum ini adalah :
1. Untuk menentukan mana yang lebih Deras atau besar Kecepatan aliran sungai di
Batang Lubuh Kota Pasir Pengaraian (Baik kecepatan tengah maupun tepi sungai)
2. Mengukur debit aliran sungai Batang Lubuh Kota Pasir Pengaraian
3. Pengaruh Sedimen terhadap Sungai
4. Solusi yang kami anggap bisa mengatasi sedimen di sungai tersebut
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Debit Aliran
Debit aliran adalah laju air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan
dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Sedangkan dalam laporan-laporan teknis, debit
aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu
perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karasteristik biogeofisik yang berlangsung
dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS dan atau adanya perubahan iklim
lokal.
2.2. Pengukuran Debit
Teknik pengukuran debit aliran langsung dilapangan pada dasarnya dapat dilakukan
melalui empat katagori :
1. Pengukuran volume air sungai.
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang adialirkan
dalam aliran sungai (substance tracing method).
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit seperti weir (aliran air
lambat ) atau flume (aliran cepat).
Pada katagori pengukuran debit yang kedua, yaitu pengukuran debit dengan bantuan
alat ukur current meter atau sering dikenal sebagaipengukuran debit melalui ekatan
velocity-area method yamg paling banyak digunakan dan berlaku untuk kebanyakan
aliran sungai. Current meter berupa alat yang berbentuk propeller dihubungkan
dengan kotak pencatat (monitor yang akan mencatat jumlah putaran selama propeller
terebut berada dalam air) kemudian dimasukkan kedalam sungai yang akan diukur
kecepatan alirannya. Bagian ekor alat tersebut yang berbentuk seperti sirip akan
berputar karena gerakan aliran air sungai. Kecepatan aliran air akan ditentukan
dengan jumlah putaran per detik yang kemudian dihitung akan disajikan dalam
monitoring kecepatan rata-rata aliran air selama selang waktu tertentu. Pengukuran
dilakukan dengan membagi kedalaman sungai menjadi beberapa bagian dengan lebar
4. permukaan yang berbeda. Kecepatan aliran sungai pada setiap bagian diukur sesuai
dengan kedalaman. Ketentuan pengukurannya disajikan dalam tabel berikut :
Kedalaman (m) Pengamatan & kecepatan Kecepatan rata-rata
0.0 – 0.6 0.6d = V o.6d
0.6 – 0.3 0.2d
0.8d
= 0.5 (V0.2d + V0.8d)
3.0 – 6.0 0.2d
0.6d
0.8d
=
>6 S
0.2d
0.6d
0.8d
B
=
Tabel 1 Penentuan Kedalaman Sungai
Dimana d adalah kedalaman sungai. Setelah kecepatan aliran sungai dan luasnya didapatkan,
debit sungai dapat dihitung dengan menggunakan persamaan matemtis berikut :
Q = A V
Keterangan :
Q = debit (m3/dt)
V = Kecepatan (m/dt)
A = Luasan Sungai (m2)
Dalam melakukan Pengukuran debit sungai perlu diperhatikan angka kecepatan aliran
rata-rata, lebar Sungai, kedalaman, kemiringan,dan geseran tepi dan dasar sungai. Geseran
tepi dan dasar sungai akan menurunkan kecepatan aliran terbesar pada bagian tengah dan
terkecil pada bagian dasar sungai. Faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah jari-jari
hidrolik (hydraulic radius).
R = A/WP
Keterangan:
5. A = Luasan penampang Melintang (m2)
Wp= Keliling basahan (wetted perimeter)
Cara pengukuran lainnya selain dengan menggunakan alat current meter, dalam
pengukuran kecepatan aliran sungai juga dapat dilakukan dengan metode apung (floating
method). Caranya dengan menempatkan benda yang tidak dapat tenggelam dipermukaan
aliran sungai untuk jarak tertentu dan mencatat waktu yang diperlukan oleh benda apung
tersebut bergerak dari satu titik pengamatan ke titik pengamatan lain yang telah ditentukan.
Benda apung yang digunakan dalam pengukuran ini pada dasarnya adalah benda apa saja
sepanjang dapat terapung dalam aliraan sungai. Pemilihan tempat pengukuran sebaiknya pada
baagian sungai yang relatif lurus dengan tidak banyak arus tidak beraturan. Jarak antara dua
titik pengamatan yang diperlukan ditentukan sekurang- kurangnya yang memberikan waktu
perjalanan selama 20 detik. Pengukuran dilakukan beberapa kali sehingga dapat diperoleh
kecepatan rata- rata permukan aliran sungai dengan persamaan berikut:
Vper = L/t
Keterangan :
L = jarak antara dua titik pengamatan (m)
t = waktu perjalanan benda apung (detik)
2.3. Pengaruh Erosi Terhadap Lingkungan Sekitar
Tanah sekitar sungai menjadi terkikis sehingga sungai semakin lebar lebih kurang
20 meter
7. 2.4.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Erosi pada Sungai terhadap Lingkungan Sekitar
Sungai
Banyaknya sampah yang menumpuk di sungai
Kurangnya penghijauan
Banyaknya tumbuhan sekitar sungai yang tidak bisa menyimpan air
2.5.Upaya untuk Penanggulangan Supaya tidak Terjadi Lagi Erosi pada Sungai
Menghindari pembuangan sampah ke sungai
Melestarikan budaya penghijauan
Pada tepi sungai kalau bisa di kasih dinding-dinding penahan tanah supaya
menghindari pengikisan tanah.
8. BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Curren Meter
2. Stopwatch
3. Tali
4. Bambu dan Tongkat bersekala
5. Pensil
6. Kertas
7. Benda yang dapat terapung
3.2. Prosedur
a. Prosedur pelaksanaan pratikum ini untuk pengukuran kecepatan aliran sungaai dengan
menggunakan alat current meter adalah sebagai berikut:
1. Ukur dimensi sungai meliputi lebar sungai, dan bagi lebar sungai menjadi
beberapa segmen tergantung keadaan sungai tersebut.
2. Hitung kedalaman sungai dengan menggunakan tongkat berskala.
3. Tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman sungai (lihat tabel 1)
4. Dengan menggunakan stopwatch, hitunglah kecepatan tertentu sesuai kedalaman
sungai melalui angka yang ditampilkan dalam monitor current meter lama waktu
pencatatan 1 menit.
5. Ulangi langkah hingga tiga kali pengukuran.
6. Lakukan pengukuran pada segmen, yaitu segmen 2 dan 3
7. Hitung kecepatan aliran sungai rata-rata pada setiap segmen pengukuran dengan
cara menjumlahkan nilai pengamatannya.
8. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas penampang sungai dengan kecepatan
rata-rata aliran sungai.
b. Prosedur pengukuran Kecepatan aliran sungai dengan metode apung (floating
method) adalah sebagai berikut:
9. 1. Ukur panjang sungai dengan meteran yang akan dijadikan sebagai lintasan benda.
Jarak atau panjang sungai sekurang-kurangnya memberikan waktu perjalanan 20
detik.
2. Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan 1 dan waktu mulai
dihitung. Hentikan pencatat waktu ketika benda telah sampai pada titik
pengamatan 2.
3. Catat waktu yang ditempeh benda tersebut.
4. Lakukan pengamatan beberapa kali minimal tiga kali percobaan
5. Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda selama percobaan tersebut.
6. Hitung kecepatan aliran sungai dengan mengalikan antara jarak titik pengamatan
dengan waktu tempuh rata-rata. Kemudian kalikan kecepatan aliran tersebut
dengan angka tetapan 0,75 (keadaan dasar sungai kasar).
7. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dan kecepatan aliran yang
didapatkan dari perhitungan pada langkah 6.
10. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.6.Hasil
a. Perhitungan Luas Penampang Sungai
Luas AI
= 0,5 (3 x 2,8)
= 4,2 m2
Luas AII
= 3 x 2,8
= 8,4 m2
Luas AII
= 0,5 ( 3x 2,8)
= 4,2 m2
Luas Total Sungai = 16,8 m2
b. Hasil Percobaan dengan mMetode Floating Method (metode apung)
No Benda Waktu (Sekon) Panjang Sungai
(m)
Kecepatan
(m/s)
Kec.Rata-rata
(m/s)
1 1 17 22 1,29 1,32
2 1 16 22 1,37
3 1 17 22 1,29
4 2 15 22 1,47 1,22
5 2 17 22 1,29
6 2 24 22 0,92
Kecepatan Rata-rata benda 1dan 2 1,27
Perhitungan :
Q = V x A
Q = (0,75 x 1,27 m/s ) x 16,8 m2
Q = 16,002 m3/s
11. c. Hasil percobaan dengan Current meter
No Kecepatan ( m/s ) Kecepatan Rata – rata
Segmen I Segmen 2 Segmen 3 (m/s)
1 0,4 0,8 0,5
2 0,4 0,8 0,5
3 0,2 0,7 0,5
Kec Rata-rata 0,33 0,77 0,5 0,53
Perhitungan :
Q = A x V
Q = 16,8 m2 x 0,53 m/s
Q = 8,90 m3/s
2.7.Pembahasan
Pengukuran debit sungai yang dilakukan pada saat pratikum menggunakan
dua metode, yaitu metode apung ( floating method ) dan menggunakan alat current
meter. Berdasarkan data dan hasil perhitungan kedua metode tersebut menghasilkan
debit yang jauh berbeda dengan selisih antara keduanya mencapai 7, 101 m3/s.
Tentunya hal tersebut dikarenakan kedua debit didapatkan dari dua pengukuran yang
berbeda. Dalam prakteknya dilapangan banyak faktor-faktor yang mengakibatkan
ketidakakuratan dalam perhitungan debit aliran sungai.
Pada pengukuran dengan metode apung, karasteristik sungai yang tidak
beraturan, baik dari segi kedalaman, kecepatan arus maupun yang berat sehingga
menyulitkan pratikum dalam menentukan lokasi yang tepat untuk pengukuran. Hasil
pratikum dengan menggunakan metode apung ini kecepatan aliran yang didapatkan
relative dengan selisih konstan, yaitu 1 m/s namun pada pengukuran terakhir berubah,
kecepatannya jauh lebih lambat dari pengukuran sebelumnya, yaitu pada pengukuran
dengan benda dua pengamatan ketika didapatkan kecepatan aliran sungai mencapai
0,92 m/s yang jauh lebih kecil secara berturut-turut sebesar 0,37 ; 0,55 dari
pengamatan 2 dan 1 dengan benda yang sama. Hal tersebut dikarenakan aliran air
yang tidak beraturan sehingga sesekali benda yang terapung dialiran permukaan
sungai terjebak oleh cekungan arus sehingga perjalanan dari pengamatan 1 dan 2 tidak
lancar yang mengakibatkan waktu tempunya jauh dari pengamatan yang lain.
12. Penggunaan benda sebagai alat yang mengapung dialiran sungai juga perlu
diperhatikan. Hasil pengamatan antara benda 1 dan 2 yang mempunyai perbedaan
ukuran menyebabkan perbedaan kecepatan aliran yang didapatkan. Pada pengamatan
di dapatkan benda 1 yang ukurannya lebih kecil dari benda 2 ternyata mempunyai
kecepatan Rata – rata yang lebih besar dibandingkan dengan benda 2 yang berukuran
lebih besar, yaitu kecepatan rata- rata benda 1 mencapai 1,32 m/s sedangkan pada
benda 2 kecepatannya mencapai 1,22 m/s, terdapat perbedaan yang mencapai titik
akhir pengamatan memerlukan waktu 20 detik. Namun hasil pratikum hanya ada satu
kali pengamatan yang mencapai waktulebih dari 20 detik selebihnya kurang dari 20
detik, itu juga benda yang mencapai waktu lebih dari 20 detik dikarenakan terjebak
dipusaran air sehingga waktu tempuhnya menjadi lebih lama. Dengan demikian, jarak
pengamatan yang mencapai 22 m itu masih kurang untuk suatu pengamatan kecepatan
aliran sungai pada keadaan aliran sungai tersebut, sehingga data yang didapatkanpun
kurang akurat.
Berbeda halnya dengan metode apung, metode pengukuran debit air dengan
current meter ini lebih sulit penggunaannya. Pengukuran Kecepatan aliran airnya
tidak sesederhana metode apung, pada metode ini kedalaman sungai menjadi suatu
penentu dalam pengukuran, selain itu juga sungai harus dibagi ke beberapa bagian
untuk mendapatkan kecepatan rata- rata aliran sungai pada dari bagian tepi dan
tengah. Sehingga sebelum pelaksanaan pengamatan perlu memperhatikan beberaapa
hal, yang utama adalah kedalaman sungai, selain itu juga Arus tidak boleh terhalang
oleh suatu benda atau adanya batuan yang menghalangi sebab hal tersebut akan
mempengaruhi terhadap hasil pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan kecepatan
aliran sungai pada segmen tengah lebih besar dari pada bagian tepi kiri dan kanan.
Dari hasil pengamatan 1 sampai dengan 3 pada segmen tengah paling besar, yaitu
berkisar antara 0,7 – 0,8 sedangkan pada bagian kiri dan kanan maksimal kecepatan
aliran sungai mencapai 0,5 m/s. Hal tersebut dikarenakan pada bagian tengah relatif
lebih halus permukaan dasarnya sehingga air tidak terhalang perjalanannya, berbeda
dengan yang ada ditepi yang banyak terhalang bebatuan. Faktor –faktor yang dapat
mengurangi keakuratan data hasil pengamatan adalah terbatasnya peralatan yang
tersedia sehingga dalam penentuan titik pengamatan terhambat oleh arus yang besar,
permukaan dasar sungai yangtidak beraturan menyebabkan ketidak telitian dalam
penghitungan kedalaman air. Namun demikian, jika dibandingkan dengan hasil
pengamatan dengan metode apung, metode current meter lebih teliti terbukti dengan
13. hasil pengamatan yang jauh lebih kecil. Selain itu juga penggunaan alat yang cukup
baik dapat menghindari berbagai kesalahan dalam pengukuran dibandingkan dengan
metode apung. Debit aliran sungai yang didapatkan dari hasil pengamatan baik
berdasarkan metode apung maupun menggunakan Current Meter dapat dijadikan
sebagai informasi sangat penting dalaam peraancangan bangunan air.
14. BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di sungai batang lubuh Kota Pasir Pengaraian
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Debit aliran sungai berdasarkan pengukuran dengan metode apung sebesar 16,002
m3/s.
2. Debit aliran sungai berdasarkaan pengukuran dengan menggunakan current meter
sebesar 8,90 m3/s.
3. Pengukuran debit aliran sungai dengan menggunakan current meter lebih akurat
dibandingkan dengan metode apung.
4. Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau
ke sungai yang lain. Berbagai pengaruh yang disebabkan oleh erosi yaitu Tanah
sekitar sungai menjadi terkikis sehingga sungai semakin lebar, Terjadi pengendapan
pada bagian sungai yang lain, Dinding tebing semakin habis.
5.2. Saran
Pada pengukuran debit aliran sungai dengan metode apung sebaiknya dikaji
mengenai pengaruh dimensi benda yang digunakan dan sebelum pengamatan
dilakukan sebaiknya dicoba dahulu beberapa waktu tempuh benda dari jarak tertentu
hingga dapat menentukan jarak yang memenuhi syarat pengamatan, yaitu waktu
perjalanan benda sekurang- kurangnya 20 detik. Untuk pengukuran current meter
perlu diperhatikan tempat pengukuran yang arusnya tidak terhalang oleh batu atau
benda lainnya sehingga kecepatan yang diukur benar– benar kecepatan aliran sungai.
Mungkin penelitian ini belumlah sempurna sesuai yang kita harapkan. Maka
dari itu penulis berharap kritik dan sarannya dari kita semua. Yang sempurna itu
hanyalah dari Allah.