Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang menyebabkan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan pola perilaku. Terdapat beberapa faktor penyebab autisme seperti genetika, kondisi selama kehamilan, dan pasca kelahiran. Anak autisme dapat dilatih melalui berbagai terapi seperti terapi wicara, okupasi, musik, dan diet. Penanganan autisme di Indonesia masih dihadapkan pada kurangnya ten
PPT ini berisi penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, ciri perkembangan, kematangan, dimensi perkembangan, karakteristik perkembangan anak , faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
PPT ini berisi penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, ciri perkembangan, kematangan, dimensi perkembangan, karakteristik perkembangan anak , faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Oleh dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater di RSUD Bekasi.
PowerPoint yang menjelaskan tahapan-tahapan pada masa tumbuh-kembang anak-anak serta 3 (tiga) gangguan perkembangan yang paling umum. Dipresentasikan dalam Seminar Awam “Perkenalan terhadap Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa dan SLB BC Purnama Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari 2017.
Mohon untuk menghubungi penulisnya jika ingin mereproduksi PowerPoint ini. Silakan kontak ke mayangsarichrisna@yahoo.com .
PPT ini menjelaskan tentang perkembangan bayi (0-1 tahun) atau biasa disebut dengan periode infant,penjelasan tentang proses kelahiran, gerak refleks, dan perkembangan lainnya . .
PPT ini menjelaskan tentang perkembangan bayi (0-1 tahun) atau biasa disebut dengan periode infant,penjelasan tentang proses kelahiran, gerak refleks, dan perkembangan lainnya . .
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Putri shyafira El - maryam
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Konsumsi cepat saji terhadap kejadian gizi lebih pada siswa SD.
Gizi Lebih
4life Transfer Factor tri-factor formula atau sering disebut TF Advance adalah Nutrisi terbaik untuk mensupport kebutuhan NUTRISI bagi penyandang Autism, dengan nutrisi yang optimal, diharapkan tumbuh kembang anak autis dapat lebih baik dan optimal....
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Autisme berasal dari kata auto, yang berarti sendiri.
Penyandang autisme seakan-akan hidup didunianya
sendiri.
Autisme diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan
perkembangan neuro yang menyebabkan interaksi
sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi,
pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme bisa
terdeteksi pada anak berumur paling sedikit 1 tahun.
3. Prilakuautistik digolongkan dalam2 jenis yaitu:
1. Prilakuyang eksesif (berlebihan)
2. Prilakuyang defisit (berkekurangan)
Ada 3 lokasi diotak yang ternyatamengalami kelainan neuro-
anatomis yaitu:
1. Lobus parietalis
2. Otak kecil (cerebellum)
3. Pada sistemlimbik
4. Karakteristik Autisme
Tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa
sehari-hari,
Hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata,
Mata yang tidak jernih atau tidak bersinar,
Tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain,
Hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu
saja yang dia mainkan),
Serasa dia punya dunianya sendiri,
Tidak suka berbicara dengan orang lain,Tidak suka atau tidak bisa
menggoda orang lain.
Selektif berlebihan terhadap rangsangan
Kurangnya motivasi untuk menjelajahi lingkungan baru.
Respon stimulasi diri sehingga mengganggu integrasi sosial.
Respon unik terhadap imbalan, khusus imbalan dari stimulasi diri
5. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kelainan autisme,
diantaranya yaitu:
1. Faktor genetika
2. Pada saat kehamilan, faktor pemicu: infeksi (toksoplasmosis,
rubella, candida, dsb), logam berat (Pb, Al, Hg, Cd), zat aditif
(MSG, pengawet, pewarna, dsb), alergi berat, obat-obatan, jamu
peluntur, muntah-muntah hebat (hiperemesis), pendarahan berat,
dll.
3. Pada proses kelahiran yang lama (partus lama) dimana terjadi
gangguan nutrisi dan oksigenasi pada janin, pemakaian forsep, dll.
4. Sesudah lahir (post partum) misalnya: infeksi ringan-berat pada
bayi, logam berat, MSG, zat pewarna, zat pengawet, protein susu
sapi (kasein) dan protein tepung terigu (gluten).
6. Tips dan Cara Menangani Anak Autis
1. Kenali Anak Anda;
2. Ubah Keinginan Anda Terhadap Anak Anda
3. Ubah Lingkungan Tempatnya Berada
4. Pertimbangkan Kemungkinan Sumber Perilaku
5. Hilangkan Input Sensorik Berlebih Untuk Menangani Anak Autis
6. Menyediakan Input Sensorik Untuk Menangani Anak Autis
7. Cari Jalan Keluar Positif Untuk Perilaku Tidak Biasa
8. Nikmati Keberhasilan Anak Anda
9. Kurangi Kekhawatiran Terhadap Opini Orang Lain
10. Temukan Cara Bergembira Bersama
7. Pendekatan Pembelajaran
Anak autistik dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan anak antara lain:
Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat
berbicara lebih baik.
Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak.
Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar
sambil bermain
Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk
menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang
berwenang.
Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi
tingkat gangguan autisme.
Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi
daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan)
8. Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan
pendengaran anak lebih sempurna
Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan
kebugaran kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor
yang merusak (dari keracunan logam berat, efek
casomorphine dan gliadorphine, allergen, dsb)
Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan
energi yang berlebihan pada diri anak melalui aktifitas di air.
Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi,
melatih kontak mata dan konsentrasi.
9. Keberhasilan terapi tergantung pada beberapa faktor
berikut:
Berat ringannya gejala, tergantung pada seberapa
parahnya gangguan didalam sel otak.
Semakin dini anak mendapat terapi, semakin besar
kemungkinan berhasil.
Semakin banyak informasi yang dia tangkap, semakin
besar peluangnya menjadi anak normal, dan makin
cerdas anak, semakin cepat menangkap hal-hal yang
diajarkan.
Semakin rendah kemampuan bicara dan berbahasa,
semakin lambat anak autis mengalami kemajuan.
Semakin intensif anak autis mendapat terapi akan
semakin baik dan lebih besar kemungkinan mengalami
kemajuan.
10. Beberapa lembaga pendidikan (sekolah) yang selama ini
menerima anak autis adalah sebagai berikut:
Anak Autis di sekolah Normal dengan Integrasi penuh
Anak Autis di sekolah Khusus
Anak Autis di SLB
Anak Autis hanya menjalani terapi.
11. Langkah-langkah penerimaan oleh sekolah:
Tentukan jumlah anak autisme yang akan diterima misal, dua anak
dalam satu kelas dan lain-lain.
Lakukan tes untuk melihat kemampuan serta menyaring anak
Setelah tes, wawancara orang tua untuk melihat pola pikirnya, apa
tujuan memasukkan anak ke sekolah.
Buatlah kerangka kerja dan hasil observasi awal.
Susun bagaimana mengatur evaluasi anak dalam hal: siapa yang
bertanggung jawab mengawasi, menerima complain, periode laporan
perkembangan dan lain-lain.
Buatlah kesepakatan antara orang tua dan sekolah bahwa hasil yang
dicapai adalah paling optimal.
12. Untuk mengintegrasikan anak ini ada hal-hal lainyang dapat
dijadikan pertimbangan:
Seberapa besar gangguan/kekacauan yang dapat timbul
karena anak autis ini.
Berapa persentase dari kurikulumyangdapat digunakan dan
dijangkauoleh anak autis.
Seberapa siap tenaga ahli/gurumenangani dan mengelola
kelas yangdi dalamnya terdapat anak autis.
13. beberapa fakta yang dianggap relevan dengan persoalan
penanganan masalah autisme di Indonesia di antaranya
adalah:
Kurangnya tenaga terapis yang terlatih di Indonesia.
Orang tua selalu menjadi pelopor dalam proses
intervensi sehingga pada awalnya pusat-pusat
intervensi bagi anak dengan autisme dibangun
berdasarkan kepentingan keluarga untuk menjamin
kelangsungan pendidikan anak mereka sendiri.
Belum adanya petunjuk treatment yang formal di
Indonesia.
Masih banyak kasus-kasus autisme yang tidak di
deteksi secara dini sehingga ketika anak menjadi
semakin besar maka semakin kompleks pula persoalan
intervensi yang dihadapi orang tua.
14. O Belum terpadunya penyelenggaraan pendidikan bagi anak dengan
autisme di sekolah. Dalam Pasal 4 UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah diamanatkan pendidikan yang demokratis
dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, dukungan ini membuka peluang yang besar bagi para
penyandang autisme untuk masuk dalam sekolah-sekolah umum
(inklusi) karena hampir 500 sekolah negeri telah diarahkan oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan inklusi.
15.
Permasalahan akhir yang tidak kalah pentingnya adalah
minimnya pengetahuan baik secara klinis maupun praktis
yang didukung dengan validitas data secara empirik
(Empirically Validated Treatments/EVT) dari penanganan-
penanganan masalah autisme di Indonesia. Studi dan
penelitian autisme selain membutuhkan dana yang besar
juga harus didukung oleh validitas data empirik, namun
secara etis tentunya tidak ada orang tua yang
menginginkan anak mereka menjadi percobaan dari suatu
metodologi tertentu. Kepastian dan jaminan bagi proses
pendidikan anak merupakan pertimbangan utama bagi
orang tua dalam memilih salah satu jenis treatment bagi
anak mereka sehingga bila keraguan ini dapat dijawab
melalui otoritas-otoritas ilmiah maka semakin terbuka
informasi bagi masyarakat luas mengenai pengetahuan-
pengetahuan baik yang bersifat klinis maupun praktis
dalam proses penanganan masalah autisme di Indonesia.