Dokumen tersebut membahas tentang tunagrahita yang mencakup definisi, penyebab, klasifikasi, ciri klinis, dan upaya pencegahannya. Tunagrahita dapat diklasifikasikan menjadi ringan, sedang dan berat berdasarkan tingkat IQ dan kemampuan adaptifnya. Faktor penyebabnya meliputi genetik, infeksi, cedera otak, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang perumusan masalah dan tujuan penelitian dalam tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian. Dokumen tersebut menjelaskan definisi perumusan masalah, bentuk-bentuk rumusan masalah, dan tujuan pemilihan serta perumusan masalah penelitian.
Tinjauan pustaka membahas pemenuhan gizi yang seimbang pada balita, termasuk kebutuhan gizi, karakteristik balita, peran makanan, dan faktor yang mempengaruhi status gizi balita seperti pengetahuan keluarga, prasangka terhadap makanan, jarak kelahiran, dan kondisi sosial ekonomi.
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunagrahita, termasuk pengertian, klasifikasi, karakteristik, kebutuhan pembelajaran, kesulitan pembelajaran, dan upaya pembelajaran. Dokumen tersebut juga membahas mengenai layanan pendidikan untuk anak tunagrahita seperti sistem segregasi, integrasi, dan inklusi.
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
Dokumen tersebut membahas tentang populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Populasi didefinisikan sebagai kelompok individu yang memiliki karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili seluruh populasi. Ada beberapa teknik pengambilan sampel seperti probability sampling dan non-probability sampling untuk penelitian kuantitatif, serta purposive sampling dan snowball sampling untuk penelitian kual
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan adalah perubahan fisik secara kuantitatif, sedangkan perkembangan adalah perubahan kualitatif. Terdapat tiga aliran yang mempengaruhi perkembangan yaitu nativisme, empirisme, dan konvergensi. Prinsip-prinsip perkembangan manusia meliputi kematangan, kesatuan, tempo dan
Dokumen tersebut membahas tentang perumusan masalah dan tujuan penelitian dalam tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian. Dokumen tersebut menjelaskan definisi perumusan masalah, bentuk-bentuk rumusan masalah, dan tujuan pemilihan serta perumusan masalah penelitian.
Tinjauan pustaka membahas pemenuhan gizi yang seimbang pada balita, termasuk kebutuhan gizi, karakteristik balita, peran makanan, dan faktor yang mempengaruhi status gizi balita seperti pengetahuan keluarga, prasangka terhadap makanan, jarak kelahiran, dan kondisi sosial ekonomi.
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunagrahita, termasuk pengertian, klasifikasi, karakteristik, kebutuhan pembelajaran, kesulitan pembelajaran, dan upaya pembelajaran. Dokumen tersebut juga membahas mengenai layanan pendidikan untuk anak tunagrahita seperti sistem segregasi, integrasi, dan inklusi.
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
Dokumen tersebut membahas tentang populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Populasi didefinisikan sebagai kelompok individu yang memiliki karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili seluruh populasi. Ada beberapa teknik pengambilan sampel seperti probability sampling dan non-probability sampling untuk penelitian kuantitatif, serta purposive sampling dan snowball sampling untuk penelitian kual
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan adalah perubahan fisik secara kuantitatif, sedangkan perkembangan adalah perubahan kualitatif. Terdapat tiga aliran yang mempengaruhi perkembangan yaitu nativisme, empirisme, dan konvergensi. Prinsip-prinsip perkembangan manusia meliputi kematangan, kesatuan, tempo dan
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fbFirman Bachtiar
Dokumen tersebut membahas tentang metode statistika yang mencakup pengertian statistik dan statistika, peranan statistika, data statistik, pengertian metode penelitian kualitatif, kegunaan penelitian kualitatif, karakteristik penelitian kualitatif, jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuan dan metode, teknik sampling, menentukan ukuran sampel."
Teknik intervensi masalah dalam konseling kelompok meliputi ajakan untuk memikirkan alternatif solusi, menyimpulkan pembicaraan dengan menggarisbawahi hal penting, dan memberikan informasi baru secara faktual tanpa nasehat untuk membantu klien memecahkan masalahnya.
Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik, mental, sosial, dan ekonomik, di rumah sakit-rumah sakit, dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu
Rehabilitasi menurut WHO Expert Commitee on Medical Rehabilitation (1969). Penggunaan secara terpadu dan terkoordinasi dari tindakan medis, sosial, pendidikan dan vokasional untuk melatih kembali individu ke arah kemungkinan tertinggi dari tingkat kemampuan fungsionalnya.
Kegiatan ini diberikan dengan menggunakan sejumlah kegiatan dimana bertujuan membantu pasien mengembangkan kemampuan kerja dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal bagi dirinya di masyarakat setelah pulang dirawat di rumah sakit.
Terapi okupasi merupakan salah satu jenis kegiatan rehabilitasi. Berdasarkan hasil penelitian dalam Jurnal tahun 2006 oleh Rika Sabri, dkk. dari 27 anak autis yang melakukan terapi okupasi yang baik, ada 25 anak (92,6%) yang mengalami kemajuan.
Teks tersebut membahas tentang teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dan teori informasi-proses. Jean Piaget membagi perkembangan kognitif manusia menjadi 4 tahapan berdasarkan skema dan adaptasi terhadap lingkungan. Teori informasi-proses melihat manusia sebagai pengelola informasi yang aktif seperti komputer, dengan memisahkan proses kognitif menjadi input, penyimpanan, dan output informasi.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Dokumen tersebut membahas tentang uji statistik yang dapat digunakan berdasarkan tipe data dan tujuan uji, meliputi:
1. Uji deskriptif dan normalitas untuk mengetahui distribusi data
2. Uji komparabilitas antara dua atau lebih kelompok baik berpasangan maupun tidak berpasangan
3. Uji hubungan antara dua variabel
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian taraf signifikansi dalam statistika. Taraf signifikansi
menunjukkan kemungkinan hasil penelitian yang didapat adalah benar dan bukan karena kebetulan. Semakin
kecil nilai taraf signifikasinya, semakin kuat bukti bahwa hasil penelitian tersebut benar dan tidak terjadi
secara kebetulan.
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang membutuhkan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya. Terdapat berbagai jenis kelainan pada ABK, seperti kelainan fisik, mental, emosi, dan sosial. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam diri anak maupun lingkungan sekitarnya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
MAKALAH KONSEP PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-konsep-dasar-perilaku-kesehatan.html
Dokumen tersebut membahas tentang tuna grahita, yaitu kondisi ketidakmampuan intelektual yang terjadi sejak lahir atau masa kanak-kanak dengan keterbatasan kapasitas belajar dan kemampuan beradaptasi sosial. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri tuna grahita ringan, sedang dan berat, masalah yang dialami anak tuna grahita, serta pelayanan pendidikan yang diberikan untuk anak tuna grahita.
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fbFirman Bachtiar
Dokumen tersebut membahas tentang metode statistika yang mencakup pengertian statistik dan statistika, peranan statistika, data statistik, pengertian metode penelitian kualitatif, kegunaan penelitian kualitatif, karakteristik penelitian kualitatif, jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuan dan metode, teknik sampling, menentukan ukuran sampel."
Teknik intervensi masalah dalam konseling kelompok meliputi ajakan untuk memikirkan alternatif solusi, menyimpulkan pembicaraan dengan menggarisbawahi hal penting, dan memberikan informasi baru secara faktual tanpa nasehat untuk membantu klien memecahkan masalahnya.
Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik, mental, sosial, dan ekonomik, di rumah sakit-rumah sakit, dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu
Rehabilitasi menurut WHO Expert Commitee on Medical Rehabilitation (1969). Penggunaan secara terpadu dan terkoordinasi dari tindakan medis, sosial, pendidikan dan vokasional untuk melatih kembali individu ke arah kemungkinan tertinggi dari tingkat kemampuan fungsionalnya.
Kegiatan ini diberikan dengan menggunakan sejumlah kegiatan dimana bertujuan membantu pasien mengembangkan kemampuan kerja dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal bagi dirinya di masyarakat setelah pulang dirawat di rumah sakit.
Terapi okupasi merupakan salah satu jenis kegiatan rehabilitasi. Berdasarkan hasil penelitian dalam Jurnal tahun 2006 oleh Rika Sabri, dkk. dari 27 anak autis yang melakukan terapi okupasi yang baik, ada 25 anak (92,6%) yang mengalami kemajuan.
Teks tersebut membahas tentang teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dan teori informasi-proses. Jean Piaget membagi perkembangan kognitif manusia menjadi 4 tahapan berdasarkan skema dan adaptasi terhadap lingkungan. Teori informasi-proses melihat manusia sebagai pengelola informasi yang aktif seperti komputer, dengan memisahkan proses kognitif menjadi input, penyimpanan, dan output informasi.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Dokumen tersebut membahas tentang uji statistik yang dapat digunakan berdasarkan tipe data dan tujuan uji, meliputi:
1. Uji deskriptif dan normalitas untuk mengetahui distribusi data
2. Uji komparabilitas antara dua atau lebih kelompok baik berpasangan maupun tidak berpasangan
3. Uji hubungan antara dua variabel
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian taraf signifikansi dalam statistika. Taraf signifikansi
menunjukkan kemungkinan hasil penelitian yang didapat adalah benar dan bukan karena kebetulan. Semakin
kecil nilai taraf signifikasinya, semakin kuat bukti bahwa hasil penelitian tersebut benar dan tidak terjadi
secara kebetulan.
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang membutuhkan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya. Terdapat berbagai jenis kelainan pada ABK, seperti kelainan fisik, mental, emosi, dan sosial. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam diri anak maupun lingkungan sekitarnya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
MAKALAH KONSEP PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-konsep-dasar-perilaku-kesehatan.html
Dokumen tersebut membahas tentang tuna grahita, yaitu kondisi ketidakmampuan intelektual yang terjadi sejak lahir atau masa kanak-kanak dengan keterbatasan kapasitas belajar dan kemampuan beradaptasi sosial. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri tuna grahita ringan, sedang dan berat, masalah yang dialami anak tuna grahita, serta pelayanan pendidikan yang diberikan untuk anak tuna grahita.
Teks tersebut membahas sejarah dan perkembangan pengertian gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) secara singkat, mulai dari istilah awal "Minimal Brain Damage" hingga pengertian saat ini sebagai gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Teks juga menjelaskan penyebab dan gejala ADHD serta proses diagnosisnya.
Autisme adalah gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan bervariasi, dengan gejala yang sudah muncul sebelum usia 3 tahun. Terdapat beberapa faktor penyebabnya seperti gangguan neurobiologis, genetik, infeksi, dan lingkungan. Gejala utamanya adalah kesulitan berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan memiliki indra yang sensitif. Penanganannya meliputi terapi individual dan obat-obatan untuk mengurangi ge
Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang menyebabkan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan pola perilaku. Terdapat beberapa faktor penyebab autisme seperti genetika, kondisi selama kehamilan, dan pasca kelahiran. Anak autisme dapat dilatih melalui berbagai terapi seperti terapi wicara, okupasi, musik, dan diet. Penanganan autisme di Indonesia masih dihadapkan pada kurangnya ten
This document provides information about autism spectrum disorders, including the diagnostic criteria for autism as defined by the DSM-IV. It also outlines several classroom strategies that can be used, such as visual schedules, social stories, the 5 point scale, comic strip conversations, and power cards. Examples of each strategy are provided. Additionally, the document lists curriculum materials and resources about autism.
This document summarizes Kawasaki disease (KD), a vasculitis that commonly affects children under 5 years old. It describes the typical clinical manifestations of KD which include fever, rash, swelling of hands and feet, irritation and redness of the eyes, and swelling of lymph nodes in the neck. The diagnosis is based on having a fever for at least 5 days along with 4 of the 5 main clinical features. Treatment involves intravenous immunoglobulin and aspirin to reduce inflammation and prevent coronary artery abnormalities. With treatment, prognosis is generally good, but monitoring is important as some patients can develop aneurysms or blockages in the coronary arteries.
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Putri shyafira El - maryam
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Konsumsi cepat saji terhadap kejadian gizi lebih pada siswa SD.
Gizi Lebih
Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang disebabkan disfungsion neurologis dan gejalanya adalah kesulitan berkonsentrasi. Anak hiperaktif mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD. Terapi untuk hiperaktif dapat berupa penggunaan obat atau terapi alternatif karena obat dapat menyebabkan kecanduan.
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Mas Tri Sragen
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) pada anak, termasuk definisi, gejala, penyebab, dan faktor resiko ADHD. ADHD ditandai dengan ketidakmampuan anak untuk fokus dan konsentrasi serta aktivitas berlebihan."
Dokumen tersebut membahasikan beberapa topik terkait gangguan perkembangan pada anak-anak, antara lain hiperaktif, disruptif, agresif, elektif mutism, dan skizofrenia. Dokumen tersebut menjelaskan ciri-ciri, gejala, penyebab, dan cara penanganan masing-masing gangguan.
Dokumen ini membahas tentang anak berkebutuhan khusus khususnya tunagrahita. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, tingkat intelektual, perilaku, metode pembelajaran tematik, dan kemampuan merawat diri anak tunagrahita. Metode pembelajaran yang diterapkan di SLB-C adalah menggunakan konsep tematik yang berpusat pada anak dan memberikan pengalaman belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang anak-anak luar biasa yang memiliki kelainan fisik dan mental seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan autis. Juga dijelaskan ciri-ciri dan penyebab masing-masing kelainan serta cara memotivasi dan beradaptasi dengan anak-anak tersebut. Peranan orang tua dan guru dalam merawat serta mendukung tumbuh kembang anak-anak luar biasa.
Perkembangan anak meliputi aspek fisik, intelektual, bahasa, dan psikososial. Terdapat berbagai kelainan yang dapat terjadi pada masing-masing aspek perkembangan tersebut, seperti tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, kelainan mental, dan kelainan bahasa. Diagnosis dan penanganan kelainan perkembangan perlu memperhatikan karakteristik setiap aspek dan tahapan perkembangan normal pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang metode perkembangan motorik anak. Secara garis besar dibahas mengenai 4 fase perkembangan intelektual anak yaitu fase sensorimotorik, pratindeksian, tindakan konkret, dan tindakan formal. Dokumen ini juga membahas mengenai penanganan khusus untuk anak-anak dengan gangguan seperti autisme, ADHD, kesulitan belajar, serta pentingnya perkembangan motorik dan bahasa bag
Dokumen tersebut membahas tentang istilah 'anak indigo' yang pertama kali dipopulerkan pada tahun 1970-an oleh Nancy Ann Torp. Istilah ini mengacu pada anak-anak yang memiliki aura berwarna indigo dan kemampuan intuitif tinggi serta perilaku lebih dewasa dari usia mereka. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri dan karakteristik anak indigo baik semasa kanak-kanak maupun dewasa.
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademikEkta Lifiana
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi anak berkebutuhan khusus yang meliputi:
1. Klasifikasi anak tunagrahita, tunalaras, autis, berbakat, dan berkesulitan belajar.
2. Penjelasan mengenai ciri-ciri dan gejala setiap klasifikasi.
3. Berbagai pandangan yang digunakan dalam mengklasifikasi masing-masing kategori seperti pandangan medis, pendidikan, sosiologis dan lainnya.
Buku ini membahas tentang perilaku anak usia dini. Bab I membahas tentang pentingnya memahami bakat anak dan memberikan rangsangan kegiatan untuk mengetahui minat anak. Bab II membahas gangguan belajar pada anak dan cara membantu anak yang mengalami kesulitan belajar. Bab III menjelaskan manfaat pendidikan di TK untuk meningkatkan perkembangan anak. Bab IV membahas kurikulum pendidikan berbasis aktivitas. Bab V membahas tentang me
Dokumen tersebut membahas tentang temperamen pada anak, yang merupakan kombinasi sifat sejak lahir yang menentukan cara berpikir, bertindak dan merasa. Terdapat tiga jenis temperamen utama yaitu easy child, difficult child, dan slow-to-warm-up child. Faktor biologi dan pengalaman dapat mempengaruhi perkembangan temperamen. Kontak sosial keluarga dan penjagaan anak juga berperan penting.
2. TUNAGRAHITA
Secara umum dikenal sebagai
keadaaan keterbelakangan
mental, keadaan ini dikenal
juga retardasi mental
(mental retardation)
3. Pengertian o American Asociation on Mental Deficiency/AAMD
Tunagrahita , dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang
MENURUT : meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata
(Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes;
yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang
menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.
o Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22)
dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi
intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah
berdasarkan tes inteligensi baku.Kekurangan dalam
perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan,
yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
4. TUNAGRAHITA,
sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
1. Lemah pikiran (Feeble Minded) 9. Ketergantungan penuh (Totally
2. Terbelakang mental (Mentally Dependent) atau Butuh Rawat
Retarded) 10. Mental Subnormal
3. Bodoh atau dungu (Idiot) 11. Defisit Mental
4. Pandir (Imbecile) 12. Defisit Kognitif
5. Tolol (Moron) 13. Cacat Mental
6. Oligofrenia (Oligophrenia) 14. Defisiensi Mental
7. Mampu Didik (Educable) 15. Gangguan Intelektual
8. Mampu Latih (Trainable)
5. Karakteristik anak tunagrahita
menurut brown at all , 1991; wolery & harring , 1994 5. Kurang dalm kemampuan menolong diri sendiri .
pada eksepsional children five edition, p.485 – 486, sebagian dari anak tunagrahita berat sangat suit
1996 menyatakan utuk engurus diri sendiri , seperti : berpakaian,
1. Lamban dalam mempelajari hal hal baru, makan, mengurus kebersihan diri . mereka selalu
mempunyai kesulitan dalam pmempelajari dengan memerlukan latihan khusus untuk emmepelajari
kemampuan abstrak atau yang berkaitan , dan kemampuan dasar
selalu cepat lupa apa yang di pelajari anpa latihan 6. Tingkah laku dan interaksi yang idak lajim . anak
terus menerus tunagrahita ringan dapat bermain bersama dengan
2. Kesulitandalam menggeneralisasi dan mempelajari anak reguler, tetapi anak yang mempunyai
hal-hal yag baru tunagrahita berat tidak melakukan hal tersebut. Hal
3. Kemampuan bicaranya sagat kurang bagi anak itu mungkin disebabkan kesulitan agi anak
tyunagrahita berat tunagrahita dalam memberikan perhatian terhadap
lawan main.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Anak
tunagrahita berat mempunyai keterbatasan daam 7. Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus.
gerak fisik, ad yang tidak dapat berjalan, tidak dapat Banyak anak tunagrahita erat bertingkah laku tanpa
berdiri atau bangun tanpa bantuan. Mereka lambat tujuan yang jelas. Keiatan mereka seperti ritual,
dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat misalnya memutar-mutar jari didepan wajahnya dan
sederhana , sulit menjangkau sesuatu, dan melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri,
mendonakan kepala. misalnya menggigit diri sendir, membentur-
bentukan kepala.
6. Klasifikasi Anak Tunagrahita
Pendapat tentang anak tunagrahita selalu
dikaitkan bahwa anak tunagrahita adalah idiot.
Seolah-olah tak ada istilah lain untuk
menyebut anak tunagrahita yang terdiri atas
beberapa kelompok. Pengelompokan pada
umumnya didasarkan pada taraf
intelegensinya. Terdiri atas keterbelakangan
ringan, keterbelakangan sedang, dan
keterbelakangan berat.
7. TUNAGRAHITA SEDANG
Tidak jauh berbeda dengan anak
tunagrahita ringan. Anak tunagrahita
sedang pun mampu diajak
TUNAGRAHITA BERAT
TUNAGRAHITA RINGAN berkomunikasi. Namun, kelemahannya
Anak tunagrahita berat disebut
Anak yang tergolong dalam mereka tidak begitu mahir dalam
juga idiot. karena dalam kegiatan
tunagrahita ringan memiliki banyak menulis, membaca, dan berhitung.
sehari-hari mereka membutuhkan
kelebihan dan kemampuan. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan
pengawasan, perhatian, bahkan
Mereka mampu dididikdan dilatih. alamat rumahnya akan dengan jelas
pelayanan yang maksimal. Mereka
Misalnya, membaca, menulis, dijawab. Mereka dapat bekerja di
tidak dapat mengurus dirinya
berhitung, menjahit, memasak, lapangan namun dengan sedikit
sendiri apalagi berlindung dair
bahkan berjualan. Tunagrahita pengawasan. Begitu pula dengan
bahaya. Asumsi anak tunagrahita
ringan lebih mudah diajak perlindungan diri dari bahaya. Sedikit
sama dengan anak Idiot tepat
berkomunikasi. Selain itu kondisi perhatian dan pengawasan dibutuhkan
digunakan jika anak tunagrahita
fisik mereka tidak begitu mencolok. untuk perkembangan mental dan sosial yang dimaksud tergolong dalam
Mereka mampu berlindung dari anak tunagrahita sedang.
tungrahita berat.
bahaya apapun. Karena itu anak
tunagrahita ringan tidak
memerlukan pengawasan ekstra.
8. KLASIFIKASI
GROSSMAN IQ
1. MILD MENTAL RETARDATION 50-55 to Aprox 70
2. MODERATE MENTAL RETARDATION 35-40 to 50-55
3. SEVERE MENTAL RETARDATION 20-25 to 35-40
4. PROFOUND MENTAL RETARDATION Below 20 or 25
AMERICAN EDUCATION
MAMPU DIDIK
1. EDUCABLE MENTALLY RETARDED
MAMPU LATIH
2. TRAINABLE MENTALLY RETARDED
BUTUH RAWAT
3. TOTALLY /CUSTODINAL DEPENDENT
WISC
55-70
1. MILD (RINGAN)
40-55
2. MODERATE (SEDANG)
DIBAWAH 40
3. SEVERE-PROFOUND(BERAT/SANGAT
BERAT
9. CIRI KLINIS
1 MICRO CEPHALUY ANAK YANG KEPALANYA BESAR
2 MICRO CEPHALY KEPALANYA KECIL : - TERBELAKANG BERA , CP PARAPLEGIA,
T ,
SPASTIC QUADRIPLEGIA
3 HYDROSEPHALIC PRODUKSI CAIRAN OTAK BERLEBIHAN/PENYERAPANNYA
KURANG SESUAI DENGAN PRODUKSI, KEPALANYA BANYAK
BERISI CAIRAN.
4 CRITIN KERDIL/KA (KEBANYAKAN IMBESIL); - MULUT AGAK
TE
TERBUKA, KAKI PENDEK & BENGKOK, HIDUNG
LEBAR/BESAR, MA AGAK BERJAUHAN, LEHER
TA
PENDEK & BESAR, BIBIR & LIDAH TEBAL, OTOT-OTOT
KENDOR.
5 DOWN SYNDROME CIRI-CIRI BENTUK KEPALA KECIL KE ATAS, DAHI RATA,RAUT
MUKA SEPERTI RAS MONGOL, KULIT KERING & KASAR,
LIDAH TEBAL & BERBELAH, BADAN PENDEK,DA TAHAN
YA
KURANG, MA JULING (MUDAH BERGAUL, BAIK HA
TA TI,
MUDAH MENIRU KATA-KATA & IRAMA.
10. Faktor Penyebab :
Faktor penyebab saat di dalam kandungan (masa pranatal)
meliputi :
1. Kelainan hereditas atau bawaan yang merupakan faktor genetik.
2. Keracunan pada saat di dalam kandungan.
3. Faktor psikologi sang ibu ketika mengandung.
4. Infeksi dalam kandungan.
5. Kekurangan gizi.
6. Penyakit karena virus yang diderita sang ibu ketika hamil.
7. Konsumsi beragam obat yang dilakukan oleh sang ibu untuk mengurangi
penderitaan ketika hamil muda.
8. Kelainan pada kelenjar gondok, yang mengakibatkan pertumbuhan kurang wajar.
9. Penyinaran dengan sinar rontgen dan radiasi atom yang mengakibatkan kelainan
bayi dalam rahim ibunya.
11. Faktor Penyebab : Faktor penyebab
saat anak sudah
Faktor penyebab
saat dilahirkan (masa dilahirkan (masa
natal) meliputi : post natal) meliputi :
1. Kekurangan zat asam yang 1. Infeksi.
menyebabkan kerusakan pada sel otak. 2. Radang otak.
2. Perdarahan yang ada di otak yang 3. Terjadi kecelakaan yang
terjadi karena menggunakan alat untuk mengakibatkan kerusakan
membantu proses kelahiran yang sulit. pada tulang tengkorak.
3. Prematuritas (kelahiran sebelum bayi
4. Perkembangan yang
cukup umur).
terlambat.
4. Lahir dengan vacuum.
5. Sesak napas ketika dilahirkan.
12. Upaya pencegahan
1. Diagnostik prenatal
2. Imunisasi
3. Tes darah
4. Pemelihaaan kesehatan
5. Sanitasi lingkungan
6. Penyuluhan genetik
7. Tindakan operasi
8. Program keluarga berencana
9. Interfesi dini