[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang delirium, gangguan mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang berlangsung secara akut dan fluktuatif.
2. Delirium disebabkan oleh kondisi medis akut seperti infeksi, cedera kepala, atau penggunaan obat-obatan tertentu dan memiliki berbagai gejala klinis seperti disorientasi dan gangguan persepsi.
3. Diagnosis delirium membutuhkan
PPT ini berisi penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, ciri perkembangan, kematangan, dimensi perkembangan, karakteristik perkembangan anak , faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang delirium, gangguan mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang berlangsung secara akut dan fluktuatif.
2. Delirium disebabkan oleh kondisi medis akut seperti infeksi, cedera kepala, atau penggunaan obat-obatan tertentu dan memiliki berbagai gejala klinis seperti disorientasi dan gangguan persepsi.
3. Diagnosis delirium membutuhkan
PPT ini berisi penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, ciri perkembangan, kematangan, dimensi perkembangan, karakteristik perkembangan anak , faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk masalah yang sering timbul seperti gangguan berat badan, lingkar kepala, penglihatan, dan pendengaran. Juga dibahas mengenai obesitas, kurang gizi, hidrosefalus, retardasi mental, dan spina bifida."
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR), termasuk definisi, pembagian berdasarkan berat dan masa kehamilan, etiologi, insiden, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penanganan, serta peran bidan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penanganan BBLR secara menyeluruh dalam beberapa kalimat singkat.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
Dokumen tersebut membahas tentang Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) atau Revised Prescreening Developmental (R-PDQ) yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan dengan menilai jawaban ibu atau pengasuh anak terhadap 105 pertanyaan. Dokumen juga menjelaskan cara penggunaan dan interpretasi hasil KPSP."
Dokumen tersebut membahas tentang hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir, yang merupakan peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang dapat menyebabkan kuningnya kulit dan organ tubuh lainnya. Dokumen menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk kondisi tersebut.
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Retardasi mental adalah gangguan perkembangan jiwa yang ditandai dengan terjadinya keterlambatan keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Retardasi mental dibedakan menjadi ringan, sedang, berat, dan sangat berat berdasarkan kisaran IQ dan tingkat keterampilan yang dapat dicapai. Sebagian besar kasus retardasi mental disebabkan oleh etiologi organik.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang mencakup definisi, mitos dan fakta, penyebab, gejala, diagnosis, jenis-jenisnya, gangguan yang sering menyertai, dampak sepanjang masa hidup, pengobatan, serta terapi yang dapat diberikan.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk masalah yang sering timbul seperti gangguan berat badan, lingkar kepala, penglihatan, dan pendengaran. Juga dibahas mengenai obesitas, kurang gizi, hidrosefalus, retardasi mental, dan spina bifida."
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR), termasuk definisi, pembagian berdasarkan berat dan masa kehamilan, etiologi, insiden, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penanganan, serta peran bidan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penanganan BBLR secara menyeluruh dalam beberapa kalimat singkat.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
Dokumen tersebut membahas tentang Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) atau Revised Prescreening Developmental (R-PDQ) yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan dengan menilai jawaban ibu atau pengasuh anak terhadap 105 pertanyaan. Dokumen juga menjelaskan cara penggunaan dan interpretasi hasil KPSP."
Dokumen tersebut membahas tentang hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir, yang merupakan peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang dapat menyebabkan kuningnya kulit dan organ tubuh lainnya. Dokumen menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk kondisi tersebut.
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Retardasi mental adalah gangguan perkembangan jiwa yang ditandai dengan terjadinya keterlambatan keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Retardasi mental dibedakan menjadi ringan, sedang, berat, dan sangat berat berdasarkan kisaran IQ dan tingkat keterampilan yang dapat dicapai. Sebagian besar kasus retardasi mental disebabkan oleh etiologi organik.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang mencakup definisi, mitos dan fakta, penyebab, gejala, diagnosis, jenis-jenisnya, gangguan yang sering menyertai, dampak sepanjang masa hidup, pengobatan, serta terapi yang dapat diberikan.
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01Ahmad Imran Md Isa
Dokumen tersebut membincangkan tentang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan masalah hiperaktif dan hipoaktif pada kanak-kanak. Ia menjelaskan ciri-ciri, punca, rawatan dan keperluan pendidikan bagi kanak-kanak yang mengalami masalah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan kurangnya fokus, impulsivitas, dan/atau hiperaktivitas. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan ADHD serta peranan orang tua dan guru dalam membantu anak dengan ADHD.
Dokumen tersebut membahasikan beberapa topik terkait gangguan perkembangan pada anak-anak, antara lain hiperaktif, disruptif, agresif, elektif mutism, dan skizofrenia. Dokumen tersebut menjelaskan ciri-ciri, gejala, penyebab, dan cara penanganan masing-masing gangguan.
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Mas Tri Sragen
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) pada anak, termasuk definisi, gejala, penyebab, dan faktor resiko ADHD. ADHD ditandai dengan ketidakmampuan anak untuk fokus dan konsentrasi serta aktivitas berlebihan."
Dokumen tersebut membahas gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). Gangguan ini ditandai dengan kesulitan berkonsentrasi, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Prevalensi ADHD pada anak sekolah berkisar antara 3-12% dan seringkali berlanjut hingga dewasa. Penyebabnya meliputi faktor genetik, psikososial, dan kehamilan. Penanganannya meliputi stimulan obat, intervensi pendidikan dan kelu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
ADHD disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik, lingkungan, dan neurobiologi. Gejalanya meliputi kesulitan berkonsentrasi, perilaku impulsif, dan hiperaktifitas. Diagnosa didasarkan pada kriteria seperti kesulitan memberikan perhatian dan mengontrol perilaku. Penyebabnya meliputi gangguan perkembangan otak khususnya lobus prefrontal dan striatum.
1. Dokumen tersebut membahas konsep perilaku bermasalah pada peserta didik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perilaku bermasalah dapat berfungsi sebagai komunikasi ketika kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi.
Dokumen tersebut membahas tentang hiperaktif atau ADHD pada anak, termasuk gejala, faktor penyebab, dan cara menangani kondisi tersebut. Anak hiperaktif memiliki konsentrasi yang pendek, mudah bertindak berdasarkan impuls, dan sering bersikap aktif berlebihan. Faktor penyebabnya meliputi neurologi, makanan, lingkungan, dan keluarga. Penanganannya meliputi pendekatan perilaku, terapi, obat, dan dukungan
Mindset mempengaruhi keyakinan seseorang tentang kemampuannya. Fixed mindset meyakini kemampuan tidak berubah, sementara growth mindset meyakini kemampuan dapat bertumbuh. Growth mindset terkait motivasi dan prestasi lebih tinggi karena mendorong belajar, kerja keras, dan bangkit dari kegagalan.
Revolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya InsaniDina Haya Sufya
Dokumen tersebut membahas pentingnya revolusi mental dalam membangun sumber daya insani Indonesia, termasuk transformasi budaya, mindset, dan perilaku. Revolusi mental diperlukan untuk membangun Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.
Freud dan Jung merupakan tokoh penting dalam psikoanalisis. Freud mengembangkan teori tentang kesadaran, ketidaksadaran, struktur kepribadian, mekanisme pertahanan diri, dan tahap perkembangan psikoseksual. Jung berbeda dengan Freud karena lebih menekankan konsep ketidaksadaran kolektif dan tipe kepribadian seperti introver dan ekstrover. Kedua teori ini memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman tentang motivasi tidak sadar dan
Dokumen ini membahas lima karakter ideal yang disukai oleh karyawan dalam seorang pemimpin, yaitu semangat (energik dan berdisiplin tinggi), amanah (jujur dan bertanggung jawab), berwawasan (pandangan luas dan kreatif), aspiratif (menghargai pendapat orang lain), dan respektif (saling menghargai dan rendah hati). Karakter-karakter ini penting untuk membangun kerja sama tim yang produktif dan lingkungan kerja yang k
Dokumen tersebut membahas tentang keunggulan pemikir strategis yang selalu berpegang teguh pada hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama, bergantung pada sumber yang benar, melihat penyelesaian masalah sebagai peluang, memaksimalkan sumber daya, selalu belajar, bersikap rendah hati, menjaga kualitas kerja dan hubungan jangka panjang, menyadari bahwa tidak ada yang kekal, mudah memaafkan, dan sel
Dokumen tersebut membahas pentingnya pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia bagi organisasi dan individu. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pekerjaan, moral, tujuan organisasi, dan produktivitas. Secara individu, pelatihan dapat meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, motivasi, rasa percaya diri, dan mengurangi rasa takut akan perubahan. Langkah-langkah pelaksanaan pelatihan meliputi pen
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar kepemimpinan yang baik, sikap kepemimpinan, kompetensi dalam kepemimpinan, dan keberanian serta pengambilan keputusan. Pemimpin harus mampu memengaruhi orang lain dengan visi masa depan dan memiliki pengetahuan luas serta keterampilan komunikasi yang baik. Kepemimpinan yang buruk akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dan loyalitas karyaw
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
3. Etiologi ADHD
• Faktor genetik
• Berubahnya fungsi dan anatomi
otak
• Ibu yang merokok, penggunaan
obat-obatan dan zat beracun
lainnya
• Anak-anak yang terkena racun
lingkungan
4. Manifestasi Klinis
Untuk dapat disebut memiliki
gangguan hiperaktif, harus ada
tiga gejala utama yang nampak
dalam perilaku seorang anak,
yaitu inatensi, hiperaktif, dan
impulsif
5. Manifestasi Klinis
• Inatensi atau pemusatan perhatian yang
kurang dapat dilihat dari kegagalan
seorang anak dalam memberikan
perhatian secara utuh terhadap sesuatu
• Gejala hiperaktif dapat dilihat dari
perilaku anak yang tidak bisa diam
• Gejala impulsif ditandai dengan
kesulitan anak untuk menunda respon
6. Identifikasi ADHD
E. Gejala-gejala tidak
B. Beberapa gejala terjadi selama
D. Harus ada
hiperaktivitas berlakunya PDD,
gangguan yang
impulsifitas atau skizofrenia, atau
C. Ada suatu secara klinis,
A2. Hiperaktivitas kurang perhatian gangguan psikotik
A I . Kurang Perhatian gangguan di dua atau signifikan di dalam
Impulsifitas yang menyebabkan lainnya, dan tidak
lebih seting/situasi. fungsi sosial,
gangguan muncul dijelaskan dengan
akademik, atau
sebelum anak lebih baik oleh
pekerjaan.
berusia 7 tahun. gangguan mental
lainnya.
7. Prosedur Identifikasi
Perspektif orang tua Perspetif anak Perspektif sekolah
• wawancara yang teliti • Wawancara • diskusi dengan orang tua
• lembar cek perilaku anak • Pemeriksaan IQ • observasi ruang kelas
(Conner’s Rating Scale) • Tes prestasi • formulir penilaian guru
• pertanyaan situasi rumah • Kajian tentang keadaan atau Conner’s Rating Scale
• formulir riwayat sekolah • Rating Scale perilaku
perkembangan • Observasi interaksi orang dengan instrumen
• survei penyesuaian tua dan anak Kendall-Wilcox
perkawinan menggunakan
instrumen temuan dari
Locke-Wallace
8. PENDEKATAN
1. Teori conditioning. Menurut teori ini proses belajar
merupakan suatu bentuk perubahan tingkah laku
yang dapat diamati dan terjadi melalui hubungan
rangsang jawaban menurut prinsip-prinsip
mekanistik
2. Teori belajar kognitif. Menurut teori ini belajar
merupakan proses pencapaian atas perubahan
pemahaman, pandangan, harapan atau pola pikir
3. Teori Social Learning. Menurut teori ini anak dapat
belajar melalui pengamatan atau melalui orang lain
9. DIAGNOSA ADHD
Bila didapatkan seorang anak dengan usia
6 hingga 12 tahun yang menunjukkan
tanda-tanda hiperaktif dengan prestasi
akademik yang rendah dan kelainan
perilaku, hendaknya dilakukan evaluasi
awal kemungkinan. Untuk mendiagnosis
ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga
digunakan, harus terdapat 3 gejala :
Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah
konduksi.
10. KASUS ADHD
• Ilustrasi : Kasus Bona
Bona adalah anak laki-laki berusia 5 tahun dan bersekolah di sebuah TK
ternama di Yogya. Penampilan fisiknya gemuk dan tinggi, jauh lebih besar
dibandingkan teman-teman seusianya. Ayah ibunya bekerja sebagai
karyawan swasta yang bekerja sepanjang hari sehingga Bona lebih banyak
diasuh pembantunya. Bona dibawa ke sebuah biro konsultasi psikologi
oleh ibunya karena adanya keluhan yang disampaikan pembantu, para
tetangga, dan terutama guru-guru di sekolahnya. Pembantu rumah
tangga di keluarga tersebut sering sekali berganti karena kebanyakan dari
mereka tidak tahan dengan perilaku Bona yang selalu berlarian tanpa
henti, membuat berantakan seluruh mainan tanpa menggunakannya
untuk bermain (hanya dilempar-lempar kemana saja), sering memukul
dan menendang tanpa alasan bahkan terkadang saat memegang benda
juga digunakan untuk melempar atau memukul, makan sambil berlarian
dan berantakan seluruh makanannya, tidak memperhatikan jika
diberitahu sesuatu, suka berteriak-teriak kasar, dan membanting benda-
benda terutama jika permintaannya tidak segera dipenuhi.
11. KASUS ADHD
Orang tua Bona sering merasa tidak nyaman dan serba
salah dengan tetangga karena hampir setiap hari ada saja
tetangga yang mengadu tentang perilaku Bona kepada
anak-anak mereka. Perilaku Bona yang merebut mainan
temannya hingga rusak, Bona yang memukul temannya
hingga benjol, Bona yang melempar-lempar batu
mengenai kaca tetangga, sampai Bona yang memanjat
pagar tetangga dan merusakkan tanaman hias mereka,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
12. Sementara itu guru di sekolah juga sering sekali menyampaikan
keluhan tentang perilaku Bona di sekolah, bahkan Bona
beberapa kali diantarkan pulang guru sebelum waktunya. Di
sekolah, Bona terlihat kesulitan mengikuti proses belajar karena
dia selalu saja berlari dan sulit sekali diminta duduk di
kursinya. Guru dan teman-teman lain merasa terganggu karena
setiap kali Bona diminta duduk, beberapa detik kemudian sudah
berlari-lari lagi keliling ruang kelas sambil mengganggu
temannya atau sampai keluar kelas. Ketika teman-temannya
belajar mewarnai atau menggambar maka Bona akan
meninggalkan kertas gambarnya dalam keadaan kosong atau
dengan sedikit coretan yang terlihat asal-asalan.
13. Bona juga sulit sekali diminta melakukan sesuatu oleh gurunya
karena setiap kali gurunya berbicara, Bona tidak tahan
mendengarkannya sampai selesai. Juga ketika guru mengajukan
pertanyaan, terkadang Bona berteriak menjawab meski
pertanyaan belum selesai, dan akhirnya jawabannya pun tidak
tepat. Beberapa waktu terakhir bahkan gurunya secara implisit
menyatakan bahwa Bona sebaiknya di pindah ke sekolah lain yang
dapat menanganinya dengan lebih baik karena guru-guru di
sekolahnya yang sekarang sudah kewalahan. Orang tuanya
bingung sekali dengan kondisi ini sehingga merasa perlu minta
bantuan tenaga terapis anak untuk membantu. Mengingat bahwa
Bona adalah anak tunggal dan efek dari perilakunya sudah
dipandang meresahkan maka ibunya berniat cuti selama beberapa
bulan dari pekerjaannya untuk mengatasi masalah anaknya ini.
14. Proses Tata Laksana Perilaku Bagi
Bona
Target Perilaku
1. Mampu membereskan mainan dan barang-
barang milik Bona sendiri.
2. Mendengarkan orang lain bicara sampai
selesai.
3. Mengerjakan aktivitas sampai selesai.
15. Rencana Waktu
Waktu yang direncanakan adalah 6
bulan, mengingat bahwa selama waktu
itu ibunya akan cuti dari kantor dan
dapat secara penuh terlibat dalam
program ini untuk terus berada di
samping Bona. Waktu 6 bulan ini akan
dibagi dalam beberapa tahap untuk
memudahkan proses monitoring dan
evaluasi.
16. Pelaksana Program
• Program ini dilaksanakan oleh
Ibu Bona sebagai manajer
program dibantu oleh seluruh
anggota keluarga dengan
didampingi terapis anak
sebagai pemandu program
dan nara sumber proses
17. Program yang Direncanakan
1. Membereskan mainan dan barang milik
Bona sendiri.
2. Mendengarkan orang lain bicara sampai
selesai.
3. Mengerjakan aktivitas sampai selesai.
18. Evaluasi Program
Program bagi Bona ini akan selalu
dievaluasi dan dimonitor menggunakan
lembar evaluasi dan lembar monitoring
yang dibuat saat perencanaan program
(contoh lembar evaluasi dan lembar
monitoring terlampir). Evaluasi dan
monitoring dilakukan ibu Bona sebagai
manajer program dan secara berkala akan
didiskusikan bersama terapis untuk
melihat efektivitas dan kemajuan program
19. TERAPI “BACK IN CONTROL (BIC)”
• Program terapi “Back in Control” dikembangkan oleh Gregory
Bodenhamer. Program ini berbasis kepada sistem yang berdasar
pada aturan, jadi tidak tergantung pada keinginan anak untuk
patuh.
Dalam program ini, tugas orang tua adalah:
1. Orang tua mendefinisikan aturan secara jelas dan tepat (kita
perjelas apa yang kita mau, tidak kurang tidak lebih). Kita buat
aturan sejelas mungkin sehingga pengasuh pun dapat
mendukung pelaksanaannya tanpa banyak penyimpangan.
2. Jalankan aturan tersebut dengan ketat.
3. Jangan memberi imbalan atau hukuman pada sebuah aturan.
Jalankan saja.
4. Jangan pernah berdebat dengan anak tentang sebuah aturan.
Gunakan kata-kata kunci yang tidak akan diperdebatkan, misalnya
“kamu harus….meskipun…..”