Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Studi Kasus Autisme
1. STUDI KASUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Inklusi
Dosen Pengampu :
Dr. Novitawati, S.Psi., M.Pd
Disusun Oleh :
(04) Mohammad Fatham Akbar 1910125110061
(15) Muhammad Adam 1910125210040
(55) Nahid 1910125320097
2. 01
02
Pola Pendidikan Anak Autis Di
Sekolah
Pola Pendidikan Anak Autis Di
Lingkungan Keluarga
Deskripsi Konseptual
Fokus masalah.
01
Pandangan Masyarakat Tentang
Pendidikan Anak Autis
3. METEDOLOGI PENELITIAN
1
Tujuan penelitian
Untuk mengetahui
pembelajaran Autisme,
hambatan pembelajarannya,
dan solusinya
3
Tempat dan waktu
Sekolah Harapan Bunda yang
beralamat di Jalan Arthaloka Gatot
Subroto Barat 1 Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Pada hari
Kamis, 02 Desember 2021 pada
pukul 10.00 WITA.
2
Metode dan prosedur
penelitian
metode kualitatif deskriptif
dengan pendekatan studi
kasus
4
Latar Penelitian
sekolah Harapan Bunda memiliki
beberapa jenjang yaitu TK,SD,SMP
dan SMA. Pada jenjang SD ada
memiliki 6 kelas dalam kelas yang
kami teliti pada kelas II terdiri dari 3
guru yang membimbing 5 siswa
memliki kelainan Down syndrome
dan Autisme.
4. METEDOLOGI PENELITIAN
5
Data dan sumber
data
Data yang menggunakan kata-
kata untuk menggambarkan
fakta dan fenomena yang
diamati.
7
Prosedur analisis
data
• Pengumpulan data
• Reduksi data
• Penyajian data
• Penarikan kesimpulan
6
Teknik dan prosedur
pengumpulan data
Analisis data yang dilakukan
menggunakan analisis data
kualitatif yang terdiri dari 3
tahap yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
8
Pemeriksaan
keabsahan data
• Triangulasi teknik
• Triangulasi waktu
• Triangulasi sumber data
• Etika penelitian
6. A. Gambaran umum
tentang lokasi penelitian
SD Harapan Bunda merupakan salah satu
sekolah dasar yang ada di Kota Banjarmasin.
Sekolah dasar (SD) ini melayani pengajaran
jenjang pendidikan dasar meliputi semua mata
pelajaran wajib sesuai kurikulum yang berlaku.
SD Harapan Bunda memiliki staf pengajar guru
yang kompeten pada bidang pelajarannya
sehingga berkualitas dan menjadi salah satu
yang terbaik di Kota Banjarmasin. Tersedia juga
berbagai fasilitas sekolah seperti terapi, ruang
kelas yang nyaman, perpustakaan, lapangan
olahraga, kantin dan lainnya
7. B. Temuan Penelitian
Penggunaan bahasa pada anak atisme
Terapi pada perilaku autisme
Terapi interaksi sosial
9. A. Pendidikan Pada Anak
Autisme
Pendidikan sekolah khusus
Pada pelaksanaan pembelajaran, guru pendidikan khusus harus lebih terampil dan
detail dalam mengontrol kecepatan dan intensitas ritme mengajar, mengatur kerincian
dan struktur bahan ajar, mengaplikasikan reinforcement (penguat) bagi siswa,
memperkirakan rasio guru-siswa, mengadaptasi kurikulum, dan memonitor atau
mengasesmen proses dan hasil pembelajaran siswa secara individual. Artinya, untuk
dapat memberi layanan pendidikan khusus secara optimal, seorang guru seharusnya
lebih dahulu memahami karakteristik perkembangan siswa pada umumnya, memahami
konsep pendidikan dan prinsip pembelajaran umum sebelum memodifikasi pada situasi
kebutuhan khusus siswa.
10. Pengertian anak autisme
Menurut (Gopal, 2001) kata autis sendiri berasal dari perkataan Yunani, auto yang
berarti diri sendiri atau sendiri. Eugen Blueler adalah orang pertama yang
menggunakan istilah autis yang merujuk kepada sebuah arti kurang atau tidak ada
hubungan dengan orang lain dan dunia luar Istilah autis sekarang lebih mengarah
kepada masalah perkembangan khususnya masalah perkembangan mental.
Gejala anak autisme
Adapun gejala-gejala anak autisme yang sering muncul perilakunya dia tidak dapat
mengontrol emosinya saat marah. Hal ini sesuai dalam DSM-IV (Diagnostic Statistical
Manual) adalah sebagai berikut:
• Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial
• Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi
• Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotip
11. B. Hambatan Belajar
Autisme
1. Masalah dalam memahami lingkungan (problem
in understanding the world).
2. Respon terhadap suara yang tidak biasa
(unussualy sound).
3. Sulit dalam memahami pembicaraan (difficulties
in understanding.
4. Kesulitan ketika bercakap-cakap (difficulties
when talking).
5. Lemah dalam pengucapan dan control suara
(poor pronunciation and voice control
12. C. Cara Mengatasi Hambatan Proses Belajar
Anak Autisme
● Modelling
● Latent Learning
● Berikan pujian yang positif
● Membagi segala aktivitas dalam tahap ke tahap
● Desensitisasi Sistematis
● Berikan waktu dan kesempatan untuk berlatih
13. Kesimpulan
Autis merupakan salah satu jenis anak yang berkebutuhan khusus. Penderita autis memiliki
kecenderungan untuk hidup pada dunia mereka sendiri. Apapun yang mereka anggap dijadikan kawan
berkomunikasi, maka itulah dunia yang mereka nikmati. Mereka memiliki kecenderungan untuk hidup
sendiri, menganggap pihak lain yang ada di sekeliling mereka adalah benda mati yang tidak perlu
dipedulikan.
Di sisi lain, penderita autis terkadang memiliki tingkat kecerdasan yang di atas rata-rata manusia
normal. Sehingga, hal tersebut menjadikan apa yang mereka pikir dan lakukan, sering kurang mampu
dipahami oleh orang lain. Dengan kata lain, pemikiran seorang penderita autis kerap berada di ranah out
of the box, berpikir tentang sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang lain.
Pola pendidikan anak autis di sekolah memiliki beberapa metode atau terapi yang di lakukan agar
anak autis ini biasa mengalami perubahan dan perkembangan dalam dirinya seperti halnya anak – anak
normal yang lainnya meski ada beberapa perbedaan yang tidak dapat berubah sama sekali.
14. Diharapkan pembaca dapat menerima manfaat
yang positif dan manfaat yang negatif sebagai
suatu pembelajaran untuk berfikir secara rasional.
Kritik dan saran sangat di butuhkan oleh penulis
agar dalam membuat makalah ke depannya lebih
baik lagi.
Recomendasi