Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarRoHim MohaMad
untuk mempermudah dan membatasi masalah dalam melakukan kegiatan wawancara dan observasi, maka perlu dibuat suatu instrumen, sehingga masalah tidak terlalu meluas dan data yang ingin diperoleh juga dapat secepatnya didapatkan
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarRoHim MohaMad
untuk mempermudah dan membatasi masalah dalam melakukan kegiatan wawancara dan observasi, maka perlu dibuat suatu instrumen, sehingga masalah tidak terlalu meluas dan data yang ingin diperoleh juga dapat secepatnya didapatkan
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...DindaSafitri13
Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki pada masa anak-anak. Kegiatan bermain anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan kepribadiannya.
2. Permainan tradisional itu dilakukan secara kooperatif
dengan kegiatan bermain bersama dan dilakukan
dengan jumlah anak yang relatif banyak. Akibatnya
anak tumbuh dan berkembang menjadi lebih individu
dan berdampak pada kemampuan interpersonal dan
self regulation anak yang sulit untuk menjadi orang
yang sosialis. Oleh sebab itu mengapa generasi
penerus bangsa, kalangan elit politik dan masyarakat
indonesia menjadi individual, hal ini bisa disebabkan
karena kemampuan interpersonal anak yang tidak
bisa berkembang karena anak lebih menggunakan
permaianan modern.
3. (1) Permainan traditional yang merupakan identitas budaya bangsa
yang semakin lama semakin memudar
(2) Sebagai akibat dari hilangnya permainan tradisional dan semakin
menguatnya permainan modern jiwa sosial yang dimiliki
masyarakat indonesia rendah
(3) Kurangnya pemahaman lingkungan sekitar anak terhadap
permainan tradisional bentengan dan gobak sodor yang dilakukan
secara kooperatif mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
kemampuan interpersonal anak,
(4) Kurangnya pemahaman lingkungan sekitar anak terhadap self-
regulation pada anak mempunyai pengaruh terhadap kemampuan
interpersonal anak,
(5) Permainan tradisional bentengan dan gobak sodor yang dapat
memunculkan self regulated yang berpengaruh terhadap
kemampuan Interpersonal anak.
4. Berdasarkan latar belakang masalah dan
identifikasi masalah diatas maka penelitian ini
dibatasi hanya pada pegaruh permainan
kooperatif dan self-regulation terhadap
kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun
di TK Lab School UNJ Rawamangun Kecamatan
Pulo Gadung jakarta Timur Tahun Ajaran 2015-
2016.
5. 1. Apakah terdapat pengaruh permainan kooperatif terhadap
kemampuan interpersonal anak pada anak usia 5-6 tahun
di TK Lab school UNJ Rawamangun Kecamatan Pulo
Gadung jakarta Timur Tahun Ajaran 2015-2016?
2. Apakah terdapat pengaruh self-regulation terhadap
kemampuan interpersonal pada anak usia 5-6 tahun di TK
Lab school UNJ Rawamangun Kecamatan Pulo Gadung
jakarta Timur Tahun Ajaran 2015-2016?
3. Apakah terdapat pengaruh permainan bentengan dan
permainan gobak sodor terhadap kecerdasan interpersonal
pada anak usia 5-6 tahun di TK Lab school UNJ
Rawamangun Kecamatan Pulo Gadung jakarta Timur
Tahun Ajaran 2015-2016?
6. 1.Manfaat bagi peneliti untuk membuka wawasan baru tentang
permainan kooperatif dan self regulation terhadap komunikasi
interpersonal.
2. Bagi lembaga sekolah diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan dalam meningkatkan kualitas permainan kooperatif
dan self regulation agar lebih baik lagi dalam mengembangkan
program pengajaran, pelaksanaan maupun evaluasi.
3. Bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran
di TK Lab school UNJ sehingga menjadi pertimbangan khusus
dalam memilih lembaga sekolah yang sesuai dengan
perkembangan anak.
7.
8. bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
berulang-ulang dan menimbulkan
kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang
bermain membantu perkembangan
kognitif anak secara langsung, tidak
sekedar sebagai hasil dari perkembangan
bermain merupakan kebutuhan bagi anak
karena melalui bermain anak akan memperoleh
pengetahuan yag dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
bermain adalah kegiatan yang
menimbulkan kenikmatan.
bermain adalah pengembangan sejumlah
pengalaman belajar melalui kegiatan bermain
yang dapat memperkaya pengalaman anak
tentang berbagai hal.
9. Bermain
kooperatif
Bermain
kooperatif
Yayah
kegiatan bermain bersama
melakukan suatu proyek
bersama
Yayah
kegiatan bermain bersama
melakukan suatu proyek
bersama
Craig & Kermis
sebuah permainan anak-anak yang
mencakup berbagai macam alat yang
digunakan selama periode waktu
tertentu, mengikuti peraturan yang
dibuat, menyelesaikan perselisihan,
saling membantu sesama dan kelompok
serta berbagi peran.
Craig & Kermis
sebuah permainan anak-anak yang
mencakup berbagai macam alat yang
digunakan selama periode waktu
tertentu, mengikuti peraturan yang
dibuat, menyelesaikan perselisihan,
saling membantu sesama dan kelompok
serta berbagi peran.
10. Permainan kooperatif merupakan salah satu
jenis permainan yang dapat merangsang anak
untuk dapat membina hubungan dengan anak
lain, anak dapat membina hubungan dengan
kelompok, dan anak juga dapat membina diri
sendiri sebagai individu.
Misbach mengemukakan bahwa permainan
tradisional anak merupakan salah satubentuk
permainan yang beredar secara lisan di antara
anggota tradisi budaya tertentu, berbentuk
tradisional, terdapat aturan main yang
mengandung nilai-nilai luhur,
11. permainan
tradisional
bentengan
permainan
tradisional
gobag
sodor
Bentengan adalah permainan yang
dimainkan oleh dua grup, masing-masing
terdiri dari 4 sampai dengan 8
orang.Masing-masing grup memilih suatu
tempat sebagai markas, biasanya
sebuah tiang, batu atau pilar sebagai
‘benteng’.
permainan tradisional gobag sodor
merupakan salah satu permainan yang
dimainkan secara berkelompok.
12.
13. 1. Dilakukan berdasarkan motivasi instrinsik
2. Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan
bermain diwarnai oleh emosi-emosi yang positif.
3. Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan
beralih dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain.
4. Lebih menekankan pada proses yang
berlangsung dibandingkan hasil akhir.
5. Bebas melilih, dan ciri ini merupakan elemen
yang sangat pentinga bagi konsep bermain pada
anak-anak kecil.
14. 1. Mildred Parten (1932)
2. Jean piaget (1962)
3. Elizabeth B. Hurlock (1999)
4. Rubin, Fein dan Vanderberg (1983)
dan Smilansky (1968)
15. 1. Sebagai penyalur energi berlebihan yang dimiliki anak.
2. Sebagai sarana untuk menyiapkan hidupnya kelak
dewasa.
3. Sebagai pelanjut citra kemanusiaan.
4. Untuk membangun energi yang hilang.
5. Untuk memperoleh kompensasi atas hal-hal yang tidak
diperolehnya.
6. Bermain juga memungkinkan anak melepaskan
perasaan-perasaan dan emosi-emosinya, yang dalam
realitas tidak dapat diungkapkannya.
7. Memberi stimulus pada pembentukan kepribadian.
16. Shanker
Brown
Blair and
Diamond
Schunk
Elliot dan
Dueck
kemampuan untuk mengelola keadaan energi diri sendiri, emosi,
perilaku dan perhatian, dengan cara yang dapat diterima secara
sosial dan membantu mencapai tujuan yang positif
kemampuan untuk merencanakan, mengarahkan, dan
memonitor perilaku untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dengan melibatkan unsure fisik, kognitif, emosional, dan sosial
penguasaan diri bukanlah kemampuan yang semu.Anak dapat
mengartikan pengalamannya kedalam informasi yang dapat
digunakan untuk mengontrol emosi dan tingkah laku mereka.
kemampuan untuk mengontol perilaku
sendiri.
suatu alat atau bagi siswa untuk menyalurkan
keinginan mereka dalam memenuhi kebutuhan
kompetensi nya.
17. 0-12 bulan 12 sampai 36 bulan 3 sampai 6 tahun
1. Peraturan gairah dan tidur / siklus
bangun
2. Interaksi dengan orang lain
responsif
3. Upaya untuk mempengaruhi orang
lain
4. Mulai mengantisipasi dan
berpartisipasi dalam rutinitas
sederhana
5. Tanggap terhadap ekspresi emosi
orang lain
1. Meningkatkan kontrol sukarela dan
pengaturan diri secara sukarela
2. Kemampuan untuk memenuhi
permintaan eksternal dan
kesadaran situasional tuntutan yang
berkembang
3. Meningkatkan ketegasan dan
keinginan untuk tindakan
independen
4. Meningkatkan kesadaran orang lain
dan perasaan orang lain (empati)
5. Beberapa perilaku Helping spontan,
berbagi dan menghibur
6. Meningkatkan kesadaran aturan
sosial dan sanksi
7. Meningkatkan kemampuan untuk
menghambat kegiatan yang dilarang
dan keterlambatan atas permintaan
1. Lebih mampu mengendalikan
emosi, mematuhi aturan, dan
menahan diri dari perilaku terlarang
2. Lebih mampu menggunakan bahasa
untuk mengatur perilaku dan
pengaruh sendiri lain
3. Lebih tertarik pada rekan-rekan dan
penerimaan teman sebaya,
sehingga lebih cenderung untuk
mengatur diri dalam hubungannya
dengan rekan-rekan
4. Dapat mempelajari strategi interaksi
yang lebih efektif
5. Dapat terlibat dalam bermain drama
dengan peran dan aturan
6. Mulai bicara tentang keadaan
mental dari diri dan orang lain
7. Pemahaman yang lebih baik
bagaimana orang lain mungkin
merasa
8. Dapat terlibat membantu orang lain
disengaja, berbagi, dan perilaku
menghibur
9. Internalisasi standar perilaku
10. Mengembangkan lebih stabil
prososial (atau antisosial) sikap dan
perilaku.
18. Amstrong kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
untuk merasakan dan membuat keadaan yang
berbeda, dengan tujuan, motivasi dan
merasakan perasaan orang lain.
Gardner kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain. Kecerdasan interpersonal yang baik
membuat seseorang mempunyai kepekaan hati
yang tinggi, sehingga bisa bersikap empatik
tanpa menyinggung apalagi menyakiti perasaan
orang lain
Diane Connell kecerdasan interpersonal mengacu kepada
kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Mereka termasuk pemimpin yang efektif,
pembicara yang baik dan mediator
Campbell, Campbell, dan Dickinson tujuan materi program dalam kurikulum yang
dapat mengembangkan kecerdasan
interpersonal antara lain: belajar kelompok,
mengerja kan suatu proyek, resolusi konflik,
mencapai konsesus, tanggung jawab pada diri
sendiri, berteman dalam kehidupan sosial, dan
atau pengenalan terhadap ekspresi dan emosi
orang lain
19. INTERPERSONAL Intelligence
Learning style and
preferences
Description Roles Tasks, activities and assessments
Other people’s feelings
— ability to relate to others
— interpretation of behavior
and communications
— understands the
relationship between people
and their situations, including
other people
— advertising professionals
— care givers
— coaches and mentors
— counselors
— educators
— health providers
— HR professional
— mediators
— politicians
— psychologists
— sales-people
— teachers
— therapists
— trainers
— affect the feelings of others in a
planned way
— coach or council another person
— demonstrate feelings though body
language
— interpret moods from facial
expressions
— mentor a new faculty member
20. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kecerdasan interpersonal yaitu dengan partisipasi
sosial. Pada saat anak melakukan permainan
tradisional secara cooperative, dapat terlihat pula
bagaimana cara anak dapat mengendalikan dirinya
untuk menyatu dalam kelompok tersebut. Dengan
kata lain, penguasaan diri anak (self-regulation)
secara tidak langsung dapat terbentuk menjadi lebih
baik melalui keikutsertaan anak dalam permainan
tradisional.
21. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Tujuan Penelitian
b. Tempat dan Waktu Penelitian
c. Metode Penelitian
d. Populasi dan Sampel
e. Rancangan Perlakuan
f. Kontrol Validitas Internal dan
Eksternal
g. Teknik Pengumpulan Data
h. Teknik Analisis Data
i. Hipotesis Statistika
22. 1. Untuk mengetahui perbedaan kecerdasan interpersonal antara
anak yang diberikan permainan bentengan dan anak yang
diberikan permainan gobak sodor.
2. Untuk mengetahui perbedaan kecerdasan interpersonal antara
anak yang diberikan permainan kooperatif yang menggunakan
permainan bentengan dan anak yang diberikan permainan
gobak sodor yang mempunyai self-regulation tinggi.
3. Untuk mengetahui perbedaan kecerdasan interapersonal antara
anak yang diberikan permainan kooperatif yang menggunakan
permainan bentengan dan anak yang diberikan permainan
gobak sodor yang mempunyai self-regulation rendah.
4. Untuk mengetahui terdapat interaksi antara permainan
kooperatif dan self-regulation terhadap kecerdasan
interpersonal pada anak usia 5-6 tahun.
23. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Labschool
Universitas Negeri Jakarta.
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran
2015/2016 semester 2.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode quasi eksperimen dengan
membandingkan permainan kooperatif dengan
variabel atribut self-regulation.
25. Populasi target penelitian ini
adalah seluruh siswa PAUD
kelompok B tahun ajaran
20015/2016 di Labschool
Universitas Negeri Jakarta
Kecamatan Pulo Gadung,
Jakarta Timur. TK B
Labschool Universitas Negeri
Jakarta yang ada di
Kecamatan Pulo Gadung,
Jakarta Timur berjumlah 2
kelas yaitu TK B1 dan TK B2.
Sampel pada penelitian ini
adalah anak usia 5-6 tahun
di PAUD Labschool
Universitas Negeri Jakarta.
Dalam penelitian ini
sampel sebanyak 40 anak
yaitu 20 anak sebagai
kelas eksperimen dan 20
anak sebagai kelas kontrol.
27. Kegiatan Pembelajaran Permainan Bentengan Permainan Gobak Sodor
Kegiatan
Pendahuluan
1. Mengajak anak berdo’a
2. Guru mencipakan suasana belajar yang kondusif
3. Memotivasi anak dapat berupa kegiatan bernyanyi, bercerita,
membicarakan topik yang sedang hangat dibicarakan atau
games
4. Menggali pengalaman anak
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran
1. Mengajak anak berdo’a
2. Guru mencipakan suasana belajar yang kondusif
3. Memotivasi anak dapat berupa kegiatan bernyanyi,
bercerita, membicarakan topik yang sedang hangat
dibicarakan atau games
4. Menggali pengalaman anak
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti 1. Permainan ini dimulai dengan dua kelompok yang masing -
masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang.
2. Selanjutnya masing - masing kelompok memilih tiang atau
pilar sebagai 'benteng'. Disekitar benteng tersebut terdapat
area aman untuk kelompok yang memiliki tiang atau pilar
tersebut. Bila di area aman, mereka tidak perlu takut terkena
lawan.
3. Para anggota kelompok akan berusaha menyentuh lawan
dan membuatnya 'tertawan'.
4. Pemain harus sering kembali dan menyentuh bentengnya
karena 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu
terakhir menyentuh 'benteng'.
5. Orang yang paling dekat waktunyamenyentuh benteng
berhak menjadi 'penawan'. Mereka bisa mengejar dan
menyentuh anggota lawan untuk menjadikan tawanan.
6. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat menyentuh tiang
atau pilar lawan dan meneriakan kata 'benteng'.
1. Pemain terbagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3
– 5 orang (disesuaikan).
2. Jika 1 kelompok terdiri dari 5 orang maka lapangan
dibagi menjadi 4 kotak persegi panjang, yang
berukuran 5m x 3m (disesuaikan).
3. Tim “jaga” bertugas menjaga agar tim “lawan” tidak
bisa menuju garis finish.
4. Tim “lawan” berusaha menuju garis finish dengan
syarat tidak tersentuh tim “jaga” dan dapat memasuki
garis finish dengan syarat tidak ada anggota tim
“lawan” yang masih berada di wilayah start.
5. Tim “lawan” dikatakan menang apabila salah satu
anggota tim berhasil kembali ke garis start dengan
selamat (tidak tersentuh tim lawan).
6. Tim “lawan” dikatakan kalah jika salah satu
anggotanya tersentuh oleh tim “jaga” atau keluar
melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan.
Jika hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan
pergantian posisi yaitu tim “lawan” akan menjadi tim
“jaga”, dan sebaliknya.
Kegiatan penutup 1. Mengecek dan memberi umpan balik terhadap tugas yang
dilakukan
2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi
pembelajaran yang baru saja dipelajari
3. Memberi tugas rumah
4. Guru membantu anak untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap permainan anak
1. Mengecek dan memberi umpan balik terhadap tugas
yang dilakukan
2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi
pembelajaran yang baru saja dipelajari
3. Memberi tugas rumah
4. Guru membantu anak untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap permainan anak
28. Berdasarkan variabel-variabel penelitian, maka
data dikumpulkan dengan menggunakan dua
instrumen, yaitu instrumen untuk data self
regulation anak dan instrumen untuk kecerdasan
interpersonal anak.
29. Validitas Internal
a. Pengaruh bias seleksi (Selection Bias)
b. Pengaruh Sejarah (History)
c. Pengaruh kematangan (Maturation)
d. Pengaruh pengukuran (instrumentation)
e. Pengaruh Mortalitas (Mortality)
f. Pengaruh Regresi
g. Pengaruh Kontaminasi Perlakuan
(Diffusion of Treatmen or Contamination)
h. Pengaruh Perilaku Kompensasi
(Compensatory Behavior)
i. Pengaruh Ekspektasi pelaku percobaan
(Experimenter Expectancy)
Validitas eksternal dimaksudkan untuk
memperoleh hasil penelitian yang dapat
digeneralisasikan pada populasi,
diaplikasikan pada latar (Setting), waktu
yang berbeda. untuk mencapai hal ini
dilakukan pengontrolan terhadap
validitas populasi dan ekologi.
30. Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Hipotesis 1 : H0 : µA1 = µA2
: H1 : µA1 > µA2
Hipotesis 2 : H0 : µA1B1 = µA2B1
: H1 : µA1B1 > µA2B1
Hipotesis 3 : H0 : µA1B2 = µA2B2
: H1 : µA1B2 > µA2B2
Hipotesis 4 : H0 : INT. A x B = 0
: H1 : INT. A x B ≠ 0
31. Sesuai dengan rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan analisis persamaan varian
atau Analysis of Variance.