SlideShare a Scribd company logo
Pola Kerja Sama
Pola Kerja Sama BUMN
Introduction
• Saat ini telah terbuka peluang seluas-luasnya bagi
pihak swasta untuk bekerjasama dengan
perusahaan BUMN, sebagaimana diamanatkan
PerMen BUMN No. PER-07 Tahun 2021.
• Kebijakan juga ini seiring banyaknya keluhan dari
sektor Swasta tentang adanya BUMN yang
melakukan monopoli, khususnya yang berkaitan
dengan pembangunan infrastruktur.
• Halk tersebut mengingat kerja sama Swasta dan
BUMN dalam membangun proyek infrastruktur
dapat menjadi penunjang ekonomi nasional.
3 (tiga) Syarat bagi Swasta
Bekerja Sama dengan BUMN
• Menteri Negara BUMN-RI, menyatakan
terdapat 3 (tiga) syarat jika perusahaan
Swasta ingin bekerja sama dengan BUMN:
1. Kerja sama harus sama-sama
menguntungkan (Win-Win).
2. Perusahaan swasta tersebut harus
memiliki pengalaman lebih dibandingkan
perusahaan BUMN.
3. Kerja sama keduanya harus mendorong
ekspor dan harus bisa menekan impor.
Keuntungan KERJA SAMA BUMN
Antara lain:
• Pendapatan dari sewa.
• Setoran yang disepakati dalam kerja sama
= …% dari pendapatan Bruto usaha Kerja Sama.
• Penerimaan Pajak + Pajak Bumi dan Bangunan.
• Deviden dari usaha Kerja Sama.
• Optimalisasi pemanfaatan aset BUMN.
• Alih teknologi kekinian dan transfer knowledge.
• Multiplier effect, berupa aset dan fasilitas yang telah
dibangun Mitra yang diserahkan kembali kepada
BUMN (sesuai Perjanjian).
• Keuntungan dari Nilai Saham.
• Peluang usaha baru & penyerapan tenaga kerja,
• dll
Pola KERJA SAMA BUMN
Antara lain:
• Sewa Menyewa
• Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)
• Kerja Sama Operasi (KSO)
• Bangun Guna Serah / BGS (Build Operate Transfer
= BOT)
• Bangun Serah Guna / BSG (Build Transfer Operate
= BTO)
• Bangun Milik Serah (Build Own Transfer)
• Bangun Pelihara Serah (Build Maintain Transfer)
• Lengkapi Guna Serah (Equip Operate Transfer)
• BOO (Bulid Own Operate)
• BOOT (Build Own Operate Transfer)
• BDO (Build Develop Operate)
.
• Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang
tunai.
• Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan
serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu
seluruhnya maupun sebagian.
• Jangka waktu : Paling lama 5 (lima) tahun sejak
dilakukan penandatanganan perjanjian dengan
periode jam, hari, bulan maupun tahun, dan dapat
diperpanjang.
• Kontribusi : Nilai sewa.
• Contoh : Sewa ruangan ATM, sewa Aula Dhanapala
Kementerian Keuangan, dll.
Sewa Menyewa
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 115/PMK.06/2020 tentang
Pemanfaatan Barang Milik Negara
Pertimbangan Sewa BMN
Optimalisasi BMN yg belum/tidak
dipergunakan dalam pelaksanaan tupoksi
penyelenggaraan pemerintahan.
Menunjang pelaksanaan tupoksi
kementerian/lembaga.
Mencegah penggunaan
oleh pihak lain secara tidak
sah.
Optimalisasi
Penunjang
Pengamanan
7
PP No 27 tahun 2014
jo. PP No 28 tahun 2020
Subjek & Objek Sewa BMN
1. Sebagian tanah/
bangunan yg status
penggunaannya ada pada
Pengguna Barang;
2. Selain tanah/bangunan.
Tanah/bangunan
yang berada
pada Pengelola
Barang
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG
dengan persetujuan
Pengelola Barang
8
PP No 27 tahun 2014
jo. PP No 28 tahun 2020
Ketentuan Pokok Sewa BMN
 BMN yang belum atau tidak digunakan
Pengguna Barang atau Pengelola Barang.
 Jangka waktu sewa paling lama 5 (tahun) dan
dapat diperpanjang.
 Pembayaran uang sewa dilakukan sekaligus
paling lambat pada saat penandatanganan
kontrak.
 Penyewa hanya dapat mengubah bentuk tanpa
mengubah kontruksi, dan bagian yang
ditambahkan menjadi BMN.
9
PP No 27 tahun 2014
jo. PP No 28 tahun 2020
• Jangka waktu sewa dapat lebih dari 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang
untuk:
a. kerja sama infrastruktur;
b. kegiatan dengan karakteristik usaha
yang memerlukan waktu sewa lebih dari
5 (lima) tahun; atau
c. ditentukan lain dalam Undang-Undang.
Ketentuan Pokok Sewa …
PP No 28 tahun 2020
Formulasi Tarif Sewa
1.Tanah Kosong
Keterangan:
St = Sewa tanah (Rp/tahun)
Lt = Luas tanah (m2)
Nilai tanah berdasarkan hasil penilaian dengan
estimasi terendah menggunakan NJOP (per m2).
St = 3,33 % x (Lt x Nilai tanah)
11
PP No 28 tahun 2020
Formulasi Tarif Sewa
2. Tanah & Bangunan
Keterangan:
Stb = Sewa tanah & bangunan (Rp/tahun)
Lb = Luas lantai Bangunan (m2)
Hs = Harga satuan bangunan standar dalam keadaan baru (Rp/m2)
Nsb = Nilai sisa bangunan (%)
• Penyusutan bangunan permanen = 2 % / tahun
• Penyusutan bangunan semi permanen = 4 % / tahun
• Penyusutan bangunan darurat = 10 % / tahun
Catatan: penyusutan bangunan maksimal 80 %
Stb = (3,33% x Lt x Nilai tanah) +(6,64% x Lb x Hs x Nsb)
12
PP No 28 tahun 2020
Formulasi Tarif Sewa
3. Prasarana Bangunan
Keterangan:
Sp = Sewa Prasarana Bangunan (Rp/tahun)
Hp = Harga prasarana Bangunan dalam keadaan baru (Rp)
Nsp = Nilai sisa prasarana bangunan (%)
• Penyusutan pekerjaan halaman = 5 % / tahun
• Penyusutan mesin/instalasi = 10 % / tahun
• Penyusutan furniture/elektronik = 25% / tahun
Catatan: penyusutan maksimal 80 %
Sp = 6,64% x Hp x Nsp)
13
PP No 28 tahun 2020
Formulasi Tarif Sewa
4. Selain Tanah/Bangunan
Formulasi tarif sewa BMN berupa selain
tanah/bangunan ditetapkan oleh masing-masing
Pengguna Barang berkoordinasi dengan instansi
teknis terkait
• Besaran Sewa atas BMN untuk kerja sama
infrastruktur atau untuk kegiatan dengan karakteristik
usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5
(lima) tahun dapat mempertimbangkan nilai
keekonomian dari masing-masing jenis infrastruktur.
14
PP No 28 tahun 2020
Prosedur Sewa Tanah/Bangunan pada Pengelola Barang
PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA
PENELITIAN
PENETAPAN T/B
PERSETUJUAN
PERPANJANGAN
PENYERAHAN BMN
KEMBALI
SEWA SELESAI
PENYETORAN SEWA
PERJANJIAN
PERJANJIAN
PEMBENTUKAN TIM
PENILAIAN
PENATAUSAHAAN
15
PP No 28 tahun 2020
Prosedur Sewa Sebagian Tanah/Bangunan & Selain
Tanah/Bangunan pada Pengguna Barang
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA
PENGAJUAN USULAN PENELITIAN
PERSETUJUAN
KEPUTUSAN
PELAKSANAAN SEWA
PENYETORAN SEWA
PERJANJIAN PERJANJIAN
PERPANJANGAN
PENYERAHAN BMN
KEMBALI
SEWA SELESAI
LAPORAN
16
PP No 28 tahun 2020
Data/Dokumen Pendukung Permohonan
Penyewaan BMN, antara lain:
Untuk sebagian tanah dan
bangunan:
1. Pertimbangan penyewaan;
2. Bukti kepemilikan;
3. Gambar lokasi;
4. Luas yang akan disewakan;
5. Nilai perolehan dan NJOP tanah
dan atau bangunan;
6. Data transaksi sebanding dan
sejenis;
7. Calon penyewa;
8. Nilai sewa;
9. Jangka waktu penyewaan.
Untuk selain tanah dan
bangunan:
1. Pertimbangan mengenai calon
penyewa;
2. Hasil penelitian mengenai
kelayakan kemungkinan
penyewaan barang milik
negara selain tanah dan/atau
bangunan dimaksud;
3. Nilai sewa;
4. Jangka waktu penyewaan.
17
PP No 28 tahun 2020
.
• Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
penerimaan negara bukan pajak dan sumber
pembiayaan lainnya.
• Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta
selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya
maupun sebagian.
• Jangka Waktu : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun,
untuk KSP Penyediaan infrastruktur paling lama 50
(lima puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian
dan dapat diperpanjang.
• Kontribusi : Kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan.
• Contoh : KSP Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dll.
Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 115/PMK.06/2020 tentang
Pemanfaatan Barang Milik Negara
Pertimbangan
Optimalisasi BMN yg belum/tidak
dipergunakan dalam pelaksanaan tupoksi
penyelenggaraan pemerintahan.
Meningkatkan penerimaan
negara.
Mencegah penggunaan
tanpa didasarkan pada
ketentuan yg berlaku.
Optimalisasi
PNBP
Pengamanan
19
Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)
PP No 28 tahun 2020
Subjek & Objek KSP
1. Sebagian tanah/
bangunan yg berlebih
dari tanah/bangunan
yg digunakan Pengguna
Barang utk pelaksanaan
tupoksi;
2. Selain tanah/bangunan.
Tanah/bangunan
yang berada
pada Pengelola
Barang
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG
dengan persetujuan
Pengelola Barang
20
PP No 28 tahun 2020
Ketentuan Pokok KSP BMN
 KSP tidak mengubah status BMN.
 Sarana dan prasarana yang menjadi bagian
dari pelaksanaan KSP adalah BMN sejak
pengadaannya.
 Jangka waktu KSP paling lama 30 tahun dan
dapat diperpanjang.
 Penerimaan Negara yang wajib disetorkan
mitra terdiri:
 Kontribusi tetap.
 Pembagian keuntungan hasil pendapatan
KSP.
21
PP No 28 tahun 2020
Ketentuan Pokok KSP BMN
 Penghitungan nilai BMN dilakukan oleh
penilai yang ditugaskan Pengelola Barang.
 Mitra KSP ditentukan melalui tender, kecuali
BMN yang bersifat khusus.
 Seluruh biaya yang timbul dalam tahap
persiapan dan pelaksanaan KSP menjadi
beban Mitra KSP.
 IMB harus atas nama Pemerintah/BUMN RI.
22
PP No 28 tahun 2020
Prosedur KSP Tanah/Bangunan pada Pengelola
Barang
PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA
PEMBENTUKAN TIM
PENETAPAN KONTRIBUSI TETAP
DAN PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
PENILAIAN
PENETAPAN PELAKSANAAN KSP
MONITORING
TENDER
PERPANJANGAN
PENYERAHAN BMN
KEMBALI
KSP SELESAI
PERJANJIAN
PERJANJIAN
PELAKSANAAN KSP
23
PP No 28 tahun 2020
Prosedur KSP Tanah/Bangunan pada Pengguna
Barang
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA
PENGAJUAN USULAN PENGKAJIAN
PEMBENTUKAN TIM
PENILAIAN
PERSETUJUAN
TENDER
PENETAPAN MITRA
PERJANJIAN
PENYERAHAN BMN KE
MITRA
PELAKSANAAN KSP
MONITORING
MONITORING
PERJANJIAN
PERPANJANGAN
PENYERAHAN BMN
KEMBALI
KSP SELESAI
24
PP No 28 tahun 2020
Prosedur KSP Selain Tanah/Bangunan
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA
PENGAJUAN USULAN PENGKAJIAN
PERSETUJUAN
PEMBENTUKAN TIM
TENDER PENETAPAN
MITRA
PERJANJIAN
PENYERAHAN BMN KE MITRA
PELAKSANAAN KSP
MONITORING
PERJANJIAN
PERPANJANGAN
PENYERAHAN BMN
KEMBALI
KSP SELESAI
PENELITIAN, PENGHITUNGAN
KONTRIBUSI TETAP DAN
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
LAPORAN
25
PP No 28 tahun 2020
Data/Dokumen Pendukung Permohonan KSP
BMN, antara lain:
Untuk sebagian tanah dan
bangunan:
1. Bukti kepemilikan;
2. Gambar lokasi;
3. Luas yang akan di KSP kan;
4. Nilai perolehan dan NJOP tanah
dan atau bangunan;
5. Pertimabangan yang mendasri
usulan kerjasama pemanfaatan;
6. Jangka waktu kerjasama
pemanfaatan.
Untuk selain tanah dan
bangunan:
1. Pertimbangan kerjasama
pemanfaatan;
2. Nilai perolehan;
3. Fotocopy dokumen
kepemilikan;
4. Kartu identitas barang;
5. Jangka waktu kerjasama
pemanfaatan.
26
PP No 28 tahun 2020
.
• Kerja Sama Operasi (KSO) adalah
kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang
saling menguntungkan antara BUMN dengan
Mitra kerjasama, dimana BUMN ikut terlibat
dalam manajemen pengelolaan.
• Kerja Sama Usaha (KSU) adalah kerjasama
dengan prinsip bagi hasil yang saling
menguntungkan antara BUMN dengan Mitra
kerjasama dimana BUMN tidak terlibat dalam
manajemen pengelolaan.
Kerja Sama Operasi (KSO)
Kerja Sama Usaha (KSU)
Pasal 1 KepMen BUMN No. 06 Tahun 2011
.
• BOT (Build Operate Transfer)
• Sesunggunya bentuk kontrak ini adalah sebuah pola kerja
sama antara pemilik (tanah/lahan) /Pemerintah/BUMN dan
Investor (swasta) yang akan mengolah lahan tersebut
menjadi satu fasilitas untuk perdagangan, hotel, resort
atau jalan tol dan lain-lain.
• Terlibatnya Investor dimulai dari membangun fasilitas
sebagaimana yang dikehendaki pemilik
(tanah/lahan)/Pemerintah/BUMN. Inilah yang dimaksud
dengan istilah B(Build). Pemilik/Pemerintah/BUMN
melakukan monitoring, evaluasi, dan penatausahaan
pelaksanaan BGS
Bangun Guna Serah / BGS
(Build Operate Transfer = BOT)
• Setelah pembangunan fasilitas selesai, investor
(Mitra) diberi hak untuk mengelola dan
memungut hasil dari fasilitas tersebut selama
kurun waktu tertentu (sesuai perjanjian). Inilah
yang dimaksud dengan istilah O (Operate).
• Setelah masa pengoperasian selesai, objek BGS
beserta fasilitasnya dikembalikan kepada pemilik
lahan/Pemerintah/BUMN, yang dituangkan
dalam suatu berita acara serah terima. Inilah
yang dimaksud dengan istilah T (Transfer).
Sehingga secara keseluruhan disebut
Build, Operate and Transfer (BOT).
• Skema BOT memberikan keuntungan bagi
Pemerintah/BUMN karena risiko bisnis proyek
tersebut sepenuhnya ditransfer ke sektor swasta.
• BOT (Build Operate Transfer) …
Konsekuensi atau risiko yang menjadi dampak dari penggunaan
pola/sistem BOT:
• Dampak bagi pihak investor, yaitu status kepemilikan tanah
dan bangunan tempat usaha tersebut bukan menjadi milik
investor di kemudian hari, karena harus ditransfer ke pihak
penyedia lahan, pihak investor beresiko tinggi dalam proses
konstruksi (Build). Misalnya harga material naik atau inflasi,
pihak investor dihadapkan pada tingkat ketidakpastian pada
saat tahap operasional usaha untuk harus mendapatkan
pengembalian modal pembangunan dan memperoleh laba
selama masa operasi tersebut sebelum ditransfer.
• Dampak bagi pihak penyedia lahan, yaitu tidak dapat
melakukan usaha pada lahan yang dimilikinya selama masa
pembangunan dan pengoperasian, proses perawatan dan
pengoperasian setelah masa transfer yang harus
memerlukan pihak yang lebih kompeten untuk
melanjutkannya.
.
• Mitra BSG harus menyerahkan objek BSG beserta
fasilitasnya kepada Pemerintah/BUMN segera setelah
selesainya pembangunan, yang dituangkan dalam berita
acara serah terima barang.
• Mitra BSG dapat mendayagunakan/mengoperasikan objek
BSG yang telah diserahkan tersebut sesuai jangka waktu
yang ditetapkan dalam surat perjanjian BSG.
• Setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek BSG
terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan fungsional
pemerintah/BUMN, sebelum penggunaannya ditetapkan oleh
Pemerintah/BUMN.
Bangun Serah Guna / BSG
(Build Transfer Operate = BTO)
• Objek : BMN berupa tanah
• Jangka Waktu : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun
sejak penandatanganan perjanjian dan tidak dapat
diperpanjang.
• Kontribusi : Kontribusi tahunan dan hasil
BGS/BSG
• Contoh : BGS Kompleks Tanah yang dikelola
Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno
(PPGBK) Senayan di DKI Jakarta, dll.
BGS & BSG …
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 115/PMK.06/2020 tentang
Pemanfaatan Barang Milik Negara
Pertimbangan BGS & BSG
Dilakukan untuk menyediakan bangunan dan
fasilitasnya dalam rangka menyelenggarakan
tugas pokok dan fungsi kementerian
negara/lembaga, yang dana pembangunannya
tidak tersedia dalam APBN.
Mendukung
Fungsi
Pelayanan
33
PP No 28 tahun 2020
Subjek & Objek BGS & BSG
1. Tanah yang berada pada
Pengelola Barang;
2. Tanah yang berada pada
Pengguna Barang (harus
diserahkan terlebih dahulu
kepada Pengelola barang).
PENGELOLA BARANG
34
PP No 28 tahun 2020
Ketentuan Pokok BGS & BSG
 Selama masa pengoperasian BGS/BSG, Pengguna barang harus
dapat menggunakan langsung objek BGS/BSG untuk
menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya paling sedikit
10% dari luas objek BGS/BSG;
 Jangka waktu BGS/BSG paling lama 30 tahun ;
 Kewajiban Mitra BGS/BSG:
 Membayar kontribusi ke Rekening Kas Umum Negara;
 Tidak menjaminkan, menggadaikan dan/atau
memindahtangankan objek BGS/BSG;
 Memelihara objek BGS/BSG.
 Pemilihan mitra BGS/BSG dilakukan melalui tender dengan
peserta sekurang-kurangnya 5 (lima) peserta;
 IMB harus atas nama Pemerintah/BUMN.
35
PP No 28 tahun 2020
Data/Dokumen Pendukung BGS & BSG:
1. Usulan BGS/BSG;
2. Dokumen pendukung lokasi dan alamat;
3. Status dan bukti kepemilikan;
4. Luas;
5. Harga perolehan/NJOP;
6. Rencana pembangunan gedung yang
diinginkan penyediaan bangunan dan
fasilitasnya.
36
PP No 27 tahun 2014
jo. PP No 28 tahun 2020
.
• Pola kerjasama ini sejalan dengan pola
BOOT (Build Own Operate Transfer)
• yaitu pihak swasta (Mitra) membiayai,
membangun, mengoperasikan,
memelihara, mengelola dan menghimpun
pembayaran dari pengguna infrastruktur,
dan pada akhir hak guna pakai, kembali
menjadi hak milik Pemerintah/BUMN
Bangun Milik Serah
(Build Own Transfer)
.
• Terlibatnya Mitra dimulai dari membangun fasilitas
sebagaimana yang dikehendaki pemilik
(tanah/lahan)/Pemerintah/BUMN. Inilah yang
dimaksud dengan istilah Build.
• Tanah/lahan beserta fasilitasnya tersebut setelah
dibangun dapat digunakan oleh Mitra selama
jangka waktu pemeliharaan (Maintain).
• Sehabis masa pemeliharaan yang tertuang dalam
perjanjian, maka tanah/lahan beserta fasilitasnya
tersebut harus diserahkan kembali kepada
Pemerintah/BUMN (Transfer).
Bangun Pelihara Serah
(Build Maintain Transfer)
.
• Berlaku untuk Aset Tetap milik BUMN yang
belum selesai atau yang perlu dilengkapi
dengan cara tertentu yang akan
dikerjasamakan terlebih dahulu harus
dilengkapi oleh Mitra.
• Aset Tetap tersebut setelah dilengkapi dapat
digunakan oleh Mitra selama jangka waktu
tertentu sesuai perjanjian.
• Sehabis masa perjanjian, Aset Tetap tersebut
harus diserahkan kembali kepada BUMN.
Lengkapi Guna Serah
(Equip Operate Transfer)
• Yakni pemberian konsesi, investor (Mitra)
mempunyai hak mendapatkan pengembalian
investasi, keuntungan yang wajar, sehingga
investor dapat menarik biaya dengan
persetujuan Pemerintah/BUMN dari pemakai
jasa infrastruktur yang dibangunnya.
• Dalam hal ini pihak investor (Mitra) mendanai,
membangun, dan mengoperasikan suatu
fasilitas, dengan memperoleh insentif untuk
melakukan investasi lebih lanjut, namun pihak
Pemerintah/BUMN mengatur harga dan
kualitas layanan.
• Model ini banyak dipakai untuk menyediakan
fasilitas baru yang dapat diantisipasi agar
permintaan pasar akan selalu tersedia.
BOO (Bulid Own Operate)
.
• Bagi Indonesia, opsi BOO ini cenderung kurang populer
karena memberikan hak kepemilikan yang luas atas aset-
aset kelistrikan kepada pihak swasta. Apalagi, Mahkamah
Konstitusi (MK) telah menetapkan bahwa penguasaan
listrik harus jatuh kepada negara, bukan swasta.
• Keputusan tersebut keluar pada akhir 2016, di mana MK
telah mengabulkan sebagian gugatan terhadap Undang-
Undang (UU) No 30/2009 tentang Ketenagalistrikan.
• Menindaklanjuti putusan MK itu, pemerintah menerbitkan
Permen ESDM Nomor 50/2017 yang mengharuskan
semua proyek listrik EBT digarap dengan skema BOOT
(kecuali untuk proyek pembangkit listrik sampah).
• Hanya saja, skema BOO masih dipakai di proyek listrik
lama karena keputusan MK tidak berlaku surut. Salah
satunya adalah PLTB Sidrap yang merupakan terbesar di
Asia Tenggara dan menggunakan skema BOO.
• BOO (Bulid Own Operate) …
• yaitu pihak swasta (Mitra) membiayai,
membangun, mengoperasikan, memelihara,
mengelola dan menghimpun pembayaran dari
pengguna infrastruktur, dan pada akhir hak guna
pakai, kembali menjadi hak milik
Pemerintah/BUMN.
• Skema ini juga banyak dipakai di perusahaan
pengembang atau operator EBT karena mereka
tidak harus membayar biaya tahunan ke
Pemerintah/BUMN selaku pemilik akhir, serta
adanya mitigasi risiko karena melibatkan beberapa
pihak.
BOOT (Build Own Operate Transfer)
.
• Banyak proyek-proyek ketenagalistrikan yang
dijalankan dengan skema BOOT (sesuai dengan
ketentuan Permen ESDM No.50 Tahun 2017 dan
Permen ESDM No.10 Tahun 2017).
• Pertimbangan yang mendasari keputusan itu ada
empat:
 keseteraan risiko jual beli listrik antara PLN dan
pihak pengembang (independent power
producer/ IPP),
 jaminan kehandalan pasokan listrik,
 jaminan penyediaan listrik dikuasai negara, dan
 pemenuhan standar Perjanjian Jual Beli (PJB)
listrik.
• BOOT (Build Own Operate Transfer) …
• Pola kerja sama menggunakan pola Build-
Own-Operate-Transfer (BOOT) yang
mensyaratkan Pembangkit harus diserahkan
pada akhir masa PPA dalam kondisi yang baik
(Operable Condition).
• Untuk PLTP, terkait dengan Wilayah Kerja
Panas Bumi yang tidak dapat dialihkan
(dilarang untuk dialihkan berdasarkan Pasal
27(1) UU 21/2004), PLN memiliki opsi untuk
membeli proyek selain melalui pengalihan
asset (pembangkit dan fasilitasnya) maka
dapat melalui pengalihan saham dalam
Penjualan.
• BOOT (Build Own Operate Transfer) …
• Pihak swasta (Mitra) menyewa/membeli
fasilitas dari Pemerintah/BUMN, melakukan
ekspansi, modernisasi kemudian
mengoperasikannya berdasarkan kontrak.
• Pihak swasta (Mitra) berharap dengan
melakukan investasi akan mendapat
pengembalian investasi dan
keuntungan yang wajar.
BDO (Build Develop Operate)
.
SUBSCRIBE, LIKE & Share
www.slideshare.net/kenkanaidi
(Narasumber)
www.ken-spektakuler.blogspot.com
e-mail: kanaidi63@gmail.com atau
kanaidi@yahoo.com
Fax. 022-4267749 HP. 0812 2353 284
WA. 0877 5871 1905
www.antawijaya.com

More Related Content

What's hot

STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
Muh Saleh
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Tri Widodo W. UTOMO
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Dadang Solihin
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
Dadang Solihin
 
PENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptx
PENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptxPENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptx
PENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptx
Bidang P3NP DPMPTSP Kota Madiun
 
SOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA PD.pptx
SOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA  PD.pptxSOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA  PD.pptx
SOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA PD.pptx
MohamadSofiyullah
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
Rian Saifulloh
 
Bagan Akun Standar
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Bagan Akun Standar
KPDT
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Dadang Solihin
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Dadang Solihin
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
Sujatmiko Wibowo
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset
93220872
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
PSEKP - UGM
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Ardita Putri Usandy
 
Tinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMa
Tinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMaTinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMa
Tinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMa
TV Desa
 
Pemanfaatan BMD
Pemanfaatan BMDPemanfaatan BMD
Pemanfaatan BMD
wekop tyo
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
Dadang Solihin
 
Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full versionKrisdinar Sumadja
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Dadang Solihin
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Ahmad Abdul Haq
 

What's hot (20)

STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
PENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptx
PENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptxPENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptx
PENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DALAM OSS.pptx
 
SOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA PD.pptx
SOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA  PD.pptxSOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA  PD.pptx
SOSIALISASI PERMENDAGRI 86 RENJA PD.pptx
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Bagan Akun Standar
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Bagan Akun Standar
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
 
Tinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMa
Tinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMaTinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMa
Tinjauan Aspek Perpajakan BUMDes dan BUMDesMa
 
Pemanfaatan BMD
Pemanfaatan BMDPemanfaatan BMD
Pemanfaatan BMD
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full version
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
 

Similar to Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll

40.pptx
40.pptx40.pptx
40.pptx
ImanSantosa9
 
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPresentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPoetro Prakoso
 
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfPAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
Fero Liju Syafanta
 
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdfpemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
nata546536
 
Pengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.pptPengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.ppt
Arya Hukmi
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
nugrohoaditya12334
 
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
Liza_1004
 
Slide PMK 59 Tax Pemerintah.pdf
Slide PMK 59 Tax Pemerintah.pdfSlide PMK 59 Tax Pemerintah.pdf
Slide PMK 59 Tax Pemerintah.pdf
ANDRRYSURJA
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Leks&Co
 
Materi Dr. Arief.pdf
Materi Dr. Arief.pdfMateri Dr. Arief.pdf
Materi Dr. Arief.pdf
AchmadSyaifuddin10
 
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdfPENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
HeraGunandar
 
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management ProjectKajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Oswar Mungkasa
 
ISAK-16-konsesi jasa.pptx
ISAK-16-konsesi jasa.pptxISAK-16-konsesi jasa.pptx
ISAK-16-konsesi jasa.pptx
ssuser72fa701
 
Presentasi ptk 066 gross split 2019
Presentasi ptk 066 gross split   2019Presentasi ptk 066 gross split   2019
Presentasi ptk 066 gross split 2019
FIKRI ARIF
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
santoni toni
 
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
donihasmanto
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
novasaeptian
 
Pemanfaatan dalam bentuk sewa.pptx
Pemanfaatan dalam bentuk sewa.pptxPemanfaatan dalam bentuk sewa.pptx
Pemanfaatan dalam bentuk sewa.pptx
DeddySitanggang1
 
Pemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdfPemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdf
HatabFaizu
 
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdfc6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
ssuser65d2341
 

Similar to Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll (20)

40.pptx
40.pptx40.pptx
40.pptx
 
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPresentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
 
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfPAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
 
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdfpemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
pemanfaatan-barang-milik-daerah.pdf
 
Pengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.pptPengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.ppt
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
 
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
 
Slide PMK 59 Tax Pemerintah.pdf
Slide PMK 59 Tax Pemerintah.pdfSlide PMK 59 Tax Pemerintah.pdf
Slide PMK 59 Tax Pemerintah.pdf
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Materi Dr. Arief.pdf
Materi Dr. Arief.pdfMateri Dr. Arief.pdf
Materi Dr. Arief.pdf
 
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdfPENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
PENGENDALIAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI (UP DATE).pdf
 
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management ProjectKajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management Project
 
ISAK-16-konsesi jasa.pptx
ISAK-16-konsesi jasa.pptxISAK-16-konsesi jasa.pptx
ISAK-16-konsesi jasa.pptx
 
Presentasi ptk 066 gross split 2019
Presentasi ptk 066 gross split   2019Presentasi ptk 066 gross split   2019
Presentasi ptk 066 gross split 2019
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.78 TAHUN 2014
 
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
 
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptxPAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
PAPARAN-BENDAHARA-BOS-DINDIKBUD-2019.pptx
 
Pemanfaatan dalam bentuk sewa.pptx
Pemanfaatan dalam bentuk sewa.pptxPemanfaatan dalam bentuk sewa.pptx
Pemanfaatan dalam bentuk sewa.pptx
 
Pemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdfPemanfaatan BMD.pdf
Pemanfaatan BMD.pdf
 
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdfc6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
 

More from Kanaidi ken

Implementasi Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045
Implementasi  Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045Implementasi  Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045
Implementasi Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045
Kanaidi ken
 
Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...
Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...
Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...
Kanaidi ken
 
Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...
Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...
Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...
Kanaidi ken
 
BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...
BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...
BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...
Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT WRITING Skill".
PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT  WRITING  Skill".PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT  WRITING  Skill".
PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT WRITING Skill".
Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...
Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...
Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...
Kanaidi ken
 
Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...
Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...
Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...
Kanaidi ken
 
Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...
Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...
Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...
Kanaidi ken
 
Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...
Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
Kanaidi ken
 
Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...
Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...
Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...
Kanaidi ken
 
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
Kanaidi ken
 
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan  Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan  Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...
Kanaidi ken
 
Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...
Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...
Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...
Kanaidi ken
 
(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...
(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...
(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...
Kanaidi ken
 
(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Wor...
(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen  _Wor...(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen  _Wor...
(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Wor...
Kanaidi ken
 
Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Kanaidi ken
 
Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Kanaidi ken
 
Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Kanaidi ken
 
Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Kanaidi ken
 

More from Kanaidi ken (20)

Implementasi Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045
Implementasi  Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045Implementasi  Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045
Implementasi Ide Pembangunan SDM_Indonesia Emas 2045
 
Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...
Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...
Kesiapan SDM Menghadapi REVOLUSI INDUSTRI 4.0 _WORKSHOP "Penerapan Regulasi P...
 
Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...
Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...
Perlindungan UPAH_ Upah Kerja Lembur & Tidak Masuk Kerja _Workshop "(Ketentua...
 
BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...
BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...
BENTUK dan CARA PEMBAYARAN UPAH _Workshop "(Ketentuan TERBARU) PENGUPAHAN & U...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT WRITING Skill".
PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT  WRITING  Skill".PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT  WRITING  Skill".
PELAKSANAAN + Link2 Materi Training_ "Effective REPORT WRITING Skill".
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...
Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...
Garis Besar STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perlindungan Kon...
 
Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...
Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...
Kondisi Terkini dan Isu Terbaru_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Perl...
 
Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...
Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...
Arah Kebijakan, Strategi dan Sektor Prioritas Perlindungan Konsumen _Workshop...
 
Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...
Tujuan, Fungsi dan Pilar STRANAS Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
 
Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...
Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...
Matrik Indikator & Target masing2 Pilar_Perlindungan Konsumen _Workshop "STRA...
 
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen  _Workshop "STRANAS Pe...
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS Pe...
 
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan  Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan  Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsu...
 
Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...
Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...
Sumber Pendanaan Pelaksanaan STRANAS-Perlindungan Konsumen _Workshop "STRANAS...
 
(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...
(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...
(1) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Work...
 
(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Wor...
(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen  _Wor...(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen  _Wor...
(2) Indikator dan Target Sektor Prioritas STRANAS-Perlindungan Konsumen _Wor...
 
Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Role and Type of a Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
 
Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Structure of Report_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
 
Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Gaya Bahasa_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
 
Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
Penggunaan EYD_ Training "Effective REPORT WRITING SKILL".
 

Recently uploaded

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 

Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll

  • 1. Pola Kerja Sama Pola Kerja Sama BUMN
  • 2. Introduction • Saat ini telah terbuka peluang seluas-luasnya bagi pihak swasta untuk bekerjasama dengan perusahaan BUMN, sebagaimana diamanatkan PerMen BUMN No. PER-07 Tahun 2021. • Kebijakan juga ini seiring banyaknya keluhan dari sektor Swasta tentang adanya BUMN yang melakukan monopoli, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur. • Halk tersebut mengingat kerja sama Swasta dan BUMN dalam membangun proyek infrastruktur dapat menjadi penunjang ekonomi nasional.
  • 3. 3 (tiga) Syarat bagi Swasta Bekerja Sama dengan BUMN • Menteri Negara BUMN-RI, menyatakan terdapat 3 (tiga) syarat jika perusahaan Swasta ingin bekerja sama dengan BUMN: 1. Kerja sama harus sama-sama menguntungkan (Win-Win). 2. Perusahaan swasta tersebut harus memiliki pengalaman lebih dibandingkan perusahaan BUMN. 3. Kerja sama keduanya harus mendorong ekspor dan harus bisa menekan impor.
  • 4. Keuntungan KERJA SAMA BUMN Antara lain: • Pendapatan dari sewa. • Setoran yang disepakati dalam kerja sama = …% dari pendapatan Bruto usaha Kerja Sama. • Penerimaan Pajak + Pajak Bumi dan Bangunan. • Deviden dari usaha Kerja Sama. • Optimalisasi pemanfaatan aset BUMN. • Alih teknologi kekinian dan transfer knowledge. • Multiplier effect, berupa aset dan fasilitas yang telah dibangun Mitra yang diserahkan kembali kepada BUMN (sesuai Perjanjian). • Keuntungan dari Nilai Saham. • Peluang usaha baru & penyerapan tenaga kerja, • dll
  • 5. Pola KERJA SAMA BUMN Antara lain: • Sewa Menyewa • Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) • Kerja Sama Operasi (KSO) • Bangun Guna Serah / BGS (Build Operate Transfer = BOT) • Bangun Serah Guna / BSG (Build Transfer Operate = BTO) • Bangun Milik Serah (Build Own Transfer) • Bangun Pelihara Serah (Build Maintain Transfer) • Lengkapi Guna Serah (Equip Operate Transfer) • BOO (Bulid Own Operate) • BOOT (Build Own Operate Transfer) • BDO (Build Develop Operate)
  • 6. . • Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai. • Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun sebagian. • Jangka waktu : Paling lama 5 (lima) tahun sejak dilakukan penandatanganan perjanjian dengan periode jam, hari, bulan maupun tahun, dan dapat diperpanjang. • Kontribusi : Nilai sewa. • Contoh : Sewa ruangan ATM, sewa Aula Dhanapala Kementerian Keuangan, dll. Sewa Menyewa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.06/2020 tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara
  • 7. Pertimbangan Sewa BMN Optimalisasi BMN yg belum/tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tupoksi penyelenggaraan pemerintahan. Menunjang pelaksanaan tupoksi kementerian/lembaga. Mencegah penggunaan oleh pihak lain secara tidak sah. Optimalisasi Penunjang Pengamanan 7 PP No 27 tahun 2014 jo. PP No 28 tahun 2020
  • 8. Subjek & Objek Sewa BMN 1. Sebagian tanah/ bangunan yg status penggunaannya ada pada Pengguna Barang; 2. Selain tanah/bangunan. Tanah/bangunan yang berada pada Pengelola Barang PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG dengan persetujuan Pengelola Barang 8 PP No 27 tahun 2014 jo. PP No 28 tahun 2020
  • 9. Ketentuan Pokok Sewa BMN  BMN yang belum atau tidak digunakan Pengguna Barang atau Pengelola Barang.  Jangka waktu sewa paling lama 5 (tahun) dan dapat diperpanjang.  Pembayaran uang sewa dilakukan sekaligus paling lambat pada saat penandatanganan kontrak.  Penyewa hanya dapat mengubah bentuk tanpa mengubah kontruksi, dan bagian yang ditambahkan menjadi BMN. 9 PP No 27 tahun 2014 jo. PP No 28 tahun 2020
  • 10. • Jangka waktu sewa dapat lebih dari 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk: a. kerja sama infrastruktur; b. kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun; atau c. ditentukan lain dalam Undang-Undang. Ketentuan Pokok Sewa … PP No 28 tahun 2020
  • 11. Formulasi Tarif Sewa 1.Tanah Kosong Keterangan: St = Sewa tanah (Rp/tahun) Lt = Luas tanah (m2) Nilai tanah berdasarkan hasil penilaian dengan estimasi terendah menggunakan NJOP (per m2). St = 3,33 % x (Lt x Nilai tanah) 11 PP No 28 tahun 2020
  • 12. Formulasi Tarif Sewa 2. Tanah & Bangunan Keterangan: Stb = Sewa tanah & bangunan (Rp/tahun) Lb = Luas lantai Bangunan (m2) Hs = Harga satuan bangunan standar dalam keadaan baru (Rp/m2) Nsb = Nilai sisa bangunan (%) • Penyusutan bangunan permanen = 2 % / tahun • Penyusutan bangunan semi permanen = 4 % / tahun • Penyusutan bangunan darurat = 10 % / tahun Catatan: penyusutan bangunan maksimal 80 % Stb = (3,33% x Lt x Nilai tanah) +(6,64% x Lb x Hs x Nsb) 12 PP No 28 tahun 2020
  • 13. Formulasi Tarif Sewa 3. Prasarana Bangunan Keterangan: Sp = Sewa Prasarana Bangunan (Rp/tahun) Hp = Harga prasarana Bangunan dalam keadaan baru (Rp) Nsp = Nilai sisa prasarana bangunan (%) • Penyusutan pekerjaan halaman = 5 % / tahun • Penyusutan mesin/instalasi = 10 % / tahun • Penyusutan furniture/elektronik = 25% / tahun Catatan: penyusutan maksimal 80 % Sp = 6,64% x Hp x Nsp) 13 PP No 28 tahun 2020
  • 14. Formulasi Tarif Sewa 4. Selain Tanah/Bangunan Formulasi tarif sewa BMN berupa selain tanah/bangunan ditetapkan oleh masing-masing Pengguna Barang berkoordinasi dengan instansi teknis terkait • Besaran Sewa atas BMN untuk kerja sama infrastruktur atau untuk kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun dapat mempertimbangkan nilai keekonomian dari masing-masing jenis infrastruktur. 14 PP No 28 tahun 2020
  • 15. Prosedur Sewa Tanah/Bangunan pada Pengelola Barang PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA PENELITIAN PENETAPAN T/B PERSETUJUAN PERPANJANGAN PENYERAHAN BMN KEMBALI SEWA SELESAI PENYETORAN SEWA PERJANJIAN PERJANJIAN PEMBENTUKAN TIM PENILAIAN PENATAUSAHAAN 15 PP No 28 tahun 2020
  • 16. Prosedur Sewa Sebagian Tanah/Bangunan & Selain Tanah/Bangunan pada Pengguna Barang PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA PENGAJUAN USULAN PENELITIAN PERSETUJUAN KEPUTUSAN PELAKSANAAN SEWA PENYETORAN SEWA PERJANJIAN PERJANJIAN PERPANJANGAN PENYERAHAN BMN KEMBALI SEWA SELESAI LAPORAN 16 PP No 28 tahun 2020
  • 17. Data/Dokumen Pendukung Permohonan Penyewaan BMN, antara lain: Untuk sebagian tanah dan bangunan: 1. Pertimbangan penyewaan; 2. Bukti kepemilikan; 3. Gambar lokasi; 4. Luas yang akan disewakan; 5. Nilai perolehan dan NJOP tanah dan atau bangunan; 6. Data transaksi sebanding dan sejenis; 7. Calon penyewa; 8. Nilai sewa; 9. Jangka waktu penyewaan. Untuk selain tanah dan bangunan: 1. Pertimbangan mengenai calon penyewa; 2. Hasil penelitian mengenai kelayakan kemungkinan penyewaan barang milik negara selain tanah dan/atau bangunan dimaksud; 3. Nilai sewa; 4. Jangka waktu penyewaan. 17 PP No 28 tahun 2020
  • 18. . • Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya. • Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun sebagian. • Jangka Waktu : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun, untuk KSP Penyediaan infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang. • Kontribusi : Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan. • Contoh : KSP Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dll. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.06/2020 tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara
  • 19. Pertimbangan Optimalisasi BMN yg belum/tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tupoksi penyelenggaraan pemerintahan. Meningkatkan penerimaan negara. Mencegah penggunaan tanpa didasarkan pada ketentuan yg berlaku. Optimalisasi PNBP Pengamanan 19 Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) PP No 28 tahun 2020
  • 20. Subjek & Objek KSP 1. Sebagian tanah/ bangunan yg berlebih dari tanah/bangunan yg digunakan Pengguna Barang utk pelaksanaan tupoksi; 2. Selain tanah/bangunan. Tanah/bangunan yang berada pada Pengelola Barang PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG dengan persetujuan Pengelola Barang 20 PP No 28 tahun 2020
  • 21. Ketentuan Pokok KSP BMN  KSP tidak mengubah status BMN.  Sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari pelaksanaan KSP adalah BMN sejak pengadaannya.  Jangka waktu KSP paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang.  Penerimaan Negara yang wajib disetorkan mitra terdiri:  Kontribusi tetap.  Pembagian keuntungan hasil pendapatan KSP. 21 PP No 28 tahun 2020
  • 22. Ketentuan Pokok KSP BMN  Penghitungan nilai BMN dilakukan oleh penilai yang ditugaskan Pengelola Barang.  Mitra KSP ditentukan melalui tender, kecuali BMN yang bersifat khusus.  Seluruh biaya yang timbul dalam tahap persiapan dan pelaksanaan KSP menjadi beban Mitra KSP.  IMB harus atas nama Pemerintah/BUMN RI. 22 PP No 28 tahun 2020
  • 23. Prosedur KSP Tanah/Bangunan pada Pengelola Barang PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA PEMBENTUKAN TIM PENETAPAN KONTRIBUSI TETAP DAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN PENILAIAN PENETAPAN PELAKSANAAN KSP MONITORING TENDER PERPANJANGAN PENYERAHAN BMN KEMBALI KSP SELESAI PERJANJIAN PERJANJIAN PELAKSANAAN KSP 23 PP No 28 tahun 2020
  • 24. Prosedur KSP Tanah/Bangunan pada Pengguna Barang PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA PENGAJUAN USULAN PENGKAJIAN PEMBENTUKAN TIM PENILAIAN PERSETUJUAN TENDER PENETAPAN MITRA PERJANJIAN PENYERAHAN BMN KE MITRA PELAKSANAAN KSP MONITORING MONITORING PERJANJIAN PERPANJANGAN PENYERAHAN BMN KEMBALI KSP SELESAI 24 PP No 28 tahun 2020
  • 25. Prosedur KSP Selain Tanah/Bangunan PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA PENGAJUAN USULAN PENGKAJIAN PERSETUJUAN PEMBENTUKAN TIM TENDER PENETAPAN MITRA PERJANJIAN PENYERAHAN BMN KE MITRA PELAKSANAAN KSP MONITORING PERJANJIAN PERPANJANGAN PENYERAHAN BMN KEMBALI KSP SELESAI PENELITIAN, PENGHITUNGAN KONTRIBUSI TETAP DAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN LAPORAN 25 PP No 28 tahun 2020
  • 26. Data/Dokumen Pendukung Permohonan KSP BMN, antara lain: Untuk sebagian tanah dan bangunan: 1. Bukti kepemilikan; 2. Gambar lokasi; 3. Luas yang akan di KSP kan; 4. Nilai perolehan dan NJOP tanah dan atau bangunan; 5. Pertimabangan yang mendasri usulan kerjasama pemanfaatan; 6. Jangka waktu kerjasama pemanfaatan. Untuk selain tanah dan bangunan: 1. Pertimbangan kerjasama pemanfaatan; 2. Nilai perolehan; 3. Fotocopy dokumen kepemilikan; 4. Kartu identitas barang; 5. Jangka waktu kerjasama pemanfaatan. 26 PP No 28 tahun 2020
  • 27. . • Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara BUMN dengan Mitra kerjasama, dimana BUMN ikut terlibat dalam manajemen pengelolaan. • Kerja Sama Usaha (KSU) adalah kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara BUMN dengan Mitra kerjasama dimana BUMN tidak terlibat dalam manajemen pengelolaan. Kerja Sama Operasi (KSO) Kerja Sama Usaha (KSU) Pasal 1 KepMen BUMN No. 06 Tahun 2011
  • 28. . • BOT (Build Operate Transfer) • Sesunggunya bentuk kontrak ini adalah sebuah pola kerja sama antara pemilik (tanah/lahan) /Pemerintah/BUMN dan Investor (swasta) yang akan mengolah lahan tersebut menjadi satu fasilitas untuk perdagangan, hotel, resort atau jalan tol dan lain-lain. • Terlibatnya Investor dimulai dari membangun fasilitas sebagaimana yang dikehendaki pemilik (tanah/lahan)/Pemerintah/BUMN. Inilah yang dimaksud dengan istilah B(Build). Pemilik/Pemerintah/BUMN melakukan monitoring, evaluasi, dan penatausahaan pelaksanaan BGS Bangun Guna Serah / BGS (Build Operate Transfer = BOT)
  • 29. • Setelah pembangunan fasilitas selesai, investor (Mitra) diberi hak untuk mengelola dan memungut hasil dari fasilitas tersebut selama kurun waktu tertentu (sesuai perjanjian). Inilah yang dimaksud dengan istilah O (Operate). • Setelah masa pengoperasian selesai, objek BGS beserta fasilitasnya dikembalikan kepada pemilik lahan/Pemerintah/BUMN, yang dituangkan dalam suatu berita acara serah terima. Inilah yang dimaksud dengan istilah T (Transfer). Sehingga secara keseluruhan disebut Build, Operate and Transfer (BOT). • Skema BOT memberikan keuntungan bagi Pemerintah/BUMN karena risiko bisnis proyek tersebut sepenuhnya ditransfer ke sektor swasta. • BOT (Build Operate Transfer) …
  • 30. Konsekuensi atau risiko yang menjadi dampak dari penggunaan pola/sistem BOT: • Dampak bagi pihak investor, yaitu status kepemilikan tanah dan bangunan tempat usaha tersebut bukan menjadi milik investor di kemudian hari, karena harus ditransfer ke pihak penyedia lahan, pihak investor beresiko tinggi dalam proses konstruksi (Build). Misalnya harga material naik atau inflasi, pihak investor dihadapkan pada tingkat ketidakpastian pada saat tahap operasional usaha untuk harus mendapatkan pengembalian modal pembangunan dan memperoleh laba selama masa operasi tersebut sebelum ditransfer. • Dampak bagi pihak penyedia lahan, yaitu tidak dapat melakukan usaha pada lahan yang dimilikinya selama masa pembangunan dan pengoperasian, proses perawatan dan pengoperasian setelah masa transfer yang harus memerlukan pihak yang lebih kompeten untuk melanjutkannya.
  • 31. . • Mitra BSG harus menyerahkan objek BSG beserta fasilitasnya kepada Pemerintah/BUMN segera setelah selesainya pembangunan, yang dituangkan dalam berita acara serah terima barang. • Mitra BSG dapat mendayagunakan/mengoperasikan objek BSG yang telah diserahkan tersebut sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam surat perjanjian BSG. • Setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek BSG terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan fungsional pemerintah/BUMN, sebelum penggunaannya ditetapkan oleh Pemerintah/BUMN. Bangun Serah Guna / BSG (Build Transfer Operate = BTO)
  • 32. • Objek : BMN berupa tanah • Jangka Waktu : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan tidak dapat diperpanjang. • Kontribusi : Kontribusi tahunan dan hasil BGS/BSG • Contoh : BGS Kompleks Tanah yang dikelola Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPGBK) Senayan di DKI Jakarta, dll. BGS & BSG … Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.06/2020 tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara
  • 33. Pertimbangan BGS & BSG Dilakukan untuk menyediakan bangunan dan fasilitasnya dalam rangka menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga, yang dana pembangunannya tidak tersedia dalam APBN. Mendukung Fungsi Pelayanan 33 PP No 28 tahun 2020
  • 34. Subjek & Objek BGS & BSG 1. Tanah yang berada pada Pengelola Barang; 2. Tanah yang berada pada Pengguna Barang (harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengelola barang). PENGELOLA BARANG 34 PP No 28 tahun 2020
  • 35. Ketentuan Pokok BGS & BSG  Selama masa pengoperasian BGS/BSG, Pengguna barang harus dapat menggunakan langsung objek BGS/BSG untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya paling sedikit 10% dari luas objek BGS/BSG;  Jangka waktu BGS/BSG paling lama 30 tahun ;  Kewajiban Mitra BGS/BSG:  Membayar kontribusi ke Rekening Kas Umum Negara;  Tidak menjaminkan, menggadaikan dan/atau memindahtangankan objek BGS/BSG;  Memelihara objek BGS/BSG.  Pemilihan mitra BGS/BSG dilakukan melalui tender dengan peserta sekurang-kurangnya 5 (lima) peserta;  IMB harus atas nama Pemerintah/BUMN. 35 PP No 28 tahun 2020
  • 36. Data/Dokumen Pendukung BGS & BSG: 1. Usulan BGS/BSG; 2. Dokumen pendukung lokasi dan alamat; 3. Status dan bukti kepemilikan; 4. Luas; 5. Harga perolehan/NJOP; 6. Rencana pembangunan gedung yang diinginkan penyediaan bangunan dan fasilitasnya. 36 PP No 27 tahun 2014 jo. PP No 28 tahun 2020
  • 37. . • Pola kerjasama ini sejalan dengan pola BOOT (Build Own Operate Transfer) • yaitu pihak swasta (Mitra) membiayai, membangun, mengoperasikan, memelihara, mengelola dan menghimpun pembayaran dari pengguna infrastruktur, dan pada akhir hak guna pakai, kembali menjadi hak milik Pemerintah/BUMN Bangun Milik Serah (Build Own Transfer)
  • 38. . • Terlibatnya Mitra dimulai dari membangun fasilitas sebagaimana yang dikehendaki pemilik (tanah/lahan)/Pemerintah/BUMN. Inilah yang dimaksud dengan istilah Build. • Tanah/lahan beserta fasilitasnya tersebut setelah dibangun dapat digunakan oleh Mitra selama jangka waktu pemeliharaan (Maintain). • Sehabis masa pemeliharaan yang tertuang dalam perjanjian, maka tanah/lahan beserta fasilitasnya tersebut harus diserahkan kembali kepada Pemerintah/BUMN (Transfer). Bangun Pelihara Serah (Build Maintain Transfer)
  • 39. . • Berlaku untuk Aset Tetap milik BUMN yang belum selesai atau yang perlu dilengkapi dengan cara tertentu yang akan dikerjasamakan terlebih dahulu harus dilengkapi oleh Mitra. • Aset Tetap tersebut setelah dilengkapi dapat digunakan oleh Mitra selama jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. • Sehabis masa perjanjian, Aset Tetap tersebut harus diserahkan kembali kepada BUMN. Lengkapi Guna Serah (Equip Operate Transfer)
  • 40. • Yakni pemberian konsesi, investor (Mitra) mempunyai hak mendapatkan pengembalian investasi, keuntungan yang wajar, sehingga investor dapat menarik biaya dengan persetujuan Pemerintah/BUMN dari pemakai jasa infrastruktur yang dibangunnya. • Dalam hal ini pihak investor (Mitra) mendanai, membangun, dan mengoperasikan suatu fasilitas, dengan memperoleh insentif untuk melakukan investasi lebih lanjut, namun pihak Pemerintah/BUMN mengatur harga dan kualitas layanan. • Model ini banyak dipakai untuk menyediakan fasilitas baru yang dapat diantisipasi agar permintaan pasar akan selalu tersedia. BOO (Bulid Own Operate) .
  • 41. • Bagi Indonesia, opsi BOO ini cenderung kurang populer karena memberikan hak kepemilikan yang luas atas aset- aset kelistrikan kepada pihak swasta. Apalagi, Mahkamah Konstitusi (MK) telah menetapkan bahwa penguasaan listrik harus jatuh kepada negara, bukan swasta. • Keputusan tersebut keluar pada akhir 2016, di mana MK telah mengabulkan sebagian gugatan terhadap Undang- Undang (UU) No 30/2009 tentang Ketenagalistrikan. • Menindaklanjuti putusan MK itu, pemerintah menerbitkan Permen ESDM Nomor 50/2017 yang mengharuskan semua proyek listrik EBT digarap dengan skema BOOT (kecuali untuk proyek pembangkit listrik sampah). • Hanya saja, skema BOO masih dipakai di proyek listrik lama karena keputusan MK tidak berlaku surut. Salah satunya adalah PLTB Sidrap yang merupakan terbesar di Asia Tenggara dan menggunakan skema BOO. • BOO (Bulid Own Operate) …
  • 42. • yaitu pihak swasta (Mitra) membiayai, membangun, mengoperasikan, memelihara, mengelola dan menghimpun pembayaran dari pengguna infrastruktur, dan pada akhir hak guna pakai, kembali menjadi hak milik Pemerintah/BUMN. • Skema ini juga banyak dipakai di perusahaan pengembang atau operator EBT karena mereka tidak harus membayar biaya tahunan ke Pemerintah/BUMN selaku pemilik akhir, serta adanya mitigasi risiko karena melibatkan beberapa pihak. BOOT (Build Own Operate Transfer) .
  • 43. • Banyak proyek-proyek ketenagalistrikan yang dijalankan dengan skema BOOT (sesuai dengan ketentuan Permen ESDM No.50 Tahun 2017 dan Permen ESDM No.10 Tahun 2017). • Pertimbangan yang mendasari keputusan itu ada empat:  keseteraan risiko jual beli listrik antara PLN dan pihak pengembang (independent power producer/ IPP),  jaminan kehandalan pasokan listrik,  jaminan penyediaan listrik dikuasai negara, dan  pemenuhan standar Perjanjian Jual Beli (PJB) listrik. • BOOT (Build Own Operate Transfer) …
  • 44. • Pola kerja sama menggunakan pola Build- Own-Operate-Transfer (BOOT) yang mensyaratkan Pembangkit harus diserahkan pada akhir masa PPA dalam kondisi yang baik (Operable Condition). • Untuk PLTP, terkait dengan Wilayah Kerja Panas Bumi yang tidak dapat dialihkan (dilarang untuk dialihkan berdasarkan Pasal 27(1) UU 21/2004), PLN memiliki opsi untuk membeli proyek selain melalui pengalihan asset (pembangkit dan fasilitasnya) maka dapat melalui pengalihan saham dalam Penjualan. • BOOT (Build Own Operate Transfer) …
  • 45. • Pihak swasta (Mitra) menyewa/membeli fasilitas dari Pemerintah/BUMN, melakukan ekspansi, modernisasi kemudian mengoperasikannya berdasarkan kontrak. • Pihak swasta (Mitra) berharap dengan melakukan investasi akan mendapat pengembalian investasi dan keuntungan yang wajar. BDO (Build Develop Operate) .