SlideShare a Scribd company logo
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan
2013
1
Dasar Hukum Penerapan BAS :
 UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;
 PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
 PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
 PMK No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar.
 PMK NO.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran
2
Perdirjen Perbendaharaan tentang
Penambahan dan Perubahan BAS
Perdirjen Perbendaharaan tentang BAS:
1. Batang Tubuh: Pasal-pasal yang memberikan
penjelasan bahwa penambahan dan perubahan hanya
mencakup akun pendapatan, belanja dan transfer yang
berlaku mulai tahun 2012
2. Lampiran yang terdiri dari:
a) Lampiran I: Seluruh kodefikasi akun
pendapatan, belanja dan transfer;
b) Lampiran II: Penjelasan penggunaan kode akun;
c) Lampiran III: Mapping perubahan kodefikasi dan
uraian akun;
d) Lampiran IV: Restrukturisasi akun pendapatan dari
pengelolaan BMN;
e) Lampiran V: Restrukturisasi akun Belanja Bansos;
f) Lampiran VI: Penambahan dan perubahan uraian/
penjelasan akun;
g) Lampiran VII: Akun yang tidak digunakan lagimulai
tahun anggaran 2012.
3
HUBUNGAN SAPP DENGAN BAS
DIPA
SPM
SP2D
MPN
APBN
RKA-K/L
SIMAK-BMNSAKSA-BUN
Bagan
Akun
Standar
4
PERENCANAAN :
RKA-KL
PELAKSANAAN
DIPA
PERAN BAS DAN SAI DALAM
SIKLUS PENGANGGARAN APBN
KEUANGAN PERLENGKAPAN
SAI
RENCANA
KEUANGAN
BAS
5
 Memastikan rencana keuangan
(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah
yang sama;
 Meningkatkan kualitas informasi
keuangan;
 Memudahkan pengawasan
keuangan.
TUJUAN BAGAN AKUN STANDAR
6
Klasifikasi Akun 2012
Organisasi
(BA, Es, Satker)
Fungsi
Sub Fungsi Sub Fungsi
Program Program
Kegiatan Kegiatan
Keluaran/Output Keluaran/Output
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kegiatan
Program
Fungsi
7
KLASIFIKASI AKUN DALAM BAS
KODE AKUN NAMA AKUN
1 ASET
2 KEWAJIBAN
3 EKUITAS
4 PENDAPATAN
5 BELANJA
6 TRANSFER KE DAERAH
7 PEMBIAYAAN
8 NON ANGGARAN
8
STRUKTUR APBN DALAM
FORMAT “I ACCOUNT”
 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
 I. Penerimaan Dalam Negeri
 1. Penerimaan Perpajakan
 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
 II. Hibah
 BELANJA NEGARA
 I. Belanja Pemerintah Pusat
 1. Belanja Pegawai
 2. Belanja Barang
 3. Belanja Modal
 4. Belanja Pembayaran Bunga Utang
 5. Belanja Subsidi
 6. Belanja Hibah
 7. Belanja Bantuan Sosial
 8. Belanja Lainnya
 II. Transfer ke Daerah
 1. Dana Perimbangan
 2. Dana Otsus dan Penyesuaian
 SURPLUS/DEFISIT
 PEMBIAYAAN
 (Pembiayaan Dalam Negeri dan Pembiayaan Luar Negeri)
9
10
KLASIFIKASI BELANJA
MENURUT JENIS :
1. Belanja Pegawai;
2. Belanja Barang dan jasa;
3. Belanja Modal;
4. Bunga;
5. Subsidi;
6. Hibah;
7. Bantuan Sosial;
8. Belanja Lain-Lain.
MENURUT FUNGSI :
1. Pelayanan Umum Pemerintahan;
2. Pertahanan;
3. Hukum, Ketertiban dan Keaman
an;
4. Ekonomi;
5. Lingkungan Hidup;
6. Perumahan dan Pemukiman;
7. Kesehatan;
8. Pariwisata dan Budaya;
9. Agama;
10. Pendidikan;
11. Perlindungan Sosial.
KLASIFIKASI EKONOMI (JENIS
BELANJA)
• Belanja K/L
• PMK 91, 101
- Pegawai
- Barang
- Modal
- Bantuan Sosial
• Belanja BUN
• PMK 91, 171, 101
- Pembayaran bunga
utang
- Belanja Hibah
- Belanja Subsidi
- Belanja Lain-lain
11
DEFINISI JENIS BELANJA MENURUT
KLASIFIKASI EKONOMI
KLASIFIKASI
EKONOMI
51 Belanja
Pegawai
52 Belanja
Barang
53 Belanja
Modal
54 Benlanja
Bantuan Sosial
12
BELANJA PEGAWAI
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau
barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di
dalam negeri dan di luar negeri) sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi,
kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan
pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak
termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.
13
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji
dan tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-
honor pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan
yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep
nilai perolehan maka pembayaran honor-honor untuk
pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari
“Belanja Pegawai : Uang honor tidak tetap”
diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode
akun yang digunakan mengikuti jenis belanja
kegiatan yang bersangkutan.
14
BELANJA BARANG
Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset
dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk.
 ATK dan operasional kantor lainnya
 Biaya pemeliharaan
 Biaya perjalanan.
 Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat
15
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai
kebutuhan operasional kantor (barang dan
jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya
serta biaya perjalanan.
b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan
untuk pembayaran honor-honor bagi para pengelola
anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat
Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas
SAI/ SIMAKBMN).
c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai
perolehan maka pembayaran honor untuk para
pelaksana kegiatan menjadi satu kesatuan dengan
kegiatan induknya.
16
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :
• Pengadaan Aset Tetap yang nilai persatuannya di
bawah nilai minimum kapitalisasi (< Rp300.000,-
/unit);
• Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak
menambah umur ekonomis, manfaat atau
kapasitas;
• Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang
pakai habis.
e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk
kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional
pelayanan Satker BLU).
17
Penajaman/Perubahan uraian dan
Penjelasan Akun (6/9)
Belanja Barang Operasional dan Non Operasional:
5211 (Belanja Barang Operasional):
Merupakan pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai yang
dipergunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu
satker dan umumnya pelayanan yang bersifat internal
5212 (Belanja Barang Non Operasional):
Merupakan pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai
dikaitkan dengan dengan strategi pencapaian target kinerja suatu
satker dan umumnya pelayanan yg bersifat eksternal
18
Klasifikasi Belanja Barang
Kodefikasi akun baru (526):
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang
dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non
Operasional Lainnya).
Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi:
52
521 522 523 524 525 526
Belanja
barang
Belanja
Jasa
Belanja
Pemeliharaan
Belanja
Perjalanan
Belanja
BLU
Belanja Barang
untuk diserah-
kan kpd masy./
Pemda
19
Belanja Barang Langganan Daya dan Jasa
Restrukturisasi kodefikasi belanja langganan daya dan
jasa (52211):
Belanja langganan daya dan jasa dipecah sehingga dapat
menghasilkan informasi yang lebih detil, sehingga
Belanja Langganan Daya dan Jasa menjadi:
52211
522111 522112 522113 522119
Belanja Langganan
Listrik
Belanja Langganan
Telepon
Belanja Langganan
Air
Belanja Langganan
Daya dan Jasa
Lainnya 20
Pengaturan Perjalanan Dinas (524)
 PMK 113/PMK.05/2012
tentang Perjadin Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.
 Surat Menteri Keuangan No. S-2056
Hal Langkah-langkah dalam Peningkatan Akuntabilitas dan
Transparansi Belanja Perjadin
 Perdirjen Perbendaharaan No PER-22/PB/2013
Tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjadin DN bagi
Pejabat Negara, Peg Negeri, dan PTT.
 Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-4599/PB/2013
Tentang Penjelasan Lebih Lanjut penggunaan akun Perjadin
berdasarkan Surat Menkeu No.S-2056/MK.5/2013
21
Belanja Perjalanan Dinas
Pengaruh PMK No.113 tentang Perjalanan
Dinas Dalam Negeri
Pengertian: perjalanan ke luar tempat kedudukan
yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia
untuk kepentingan negara
Ruang lingkup
- Perjalanan Dinas Jabatan;
- Perjalanan Dinas Pindah;
Perjalanan Dinas Jabatan: Dalam Kota dan Luar
Kota (seluruhnya di kelompok 524XXX)
22
Penambahan Akun Perjalanan Dinas
Akun Uraian Akun
524111 Belanja Perjalanan Biasa
524112 Belanja Perjalanan Tetap
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
23
a) Paket Meeting/Sosialisasi
 Dalam Kota:
No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan
2. Yang dilaksanakan di dalam kantor
(di luar jam kerja) Satker
Penyelenggara
a) Uang saku rapat 524114
b) Biaya Konsumsi Rapat 521111/
521211
c) Uang Transpor pegawai 524114
24
a) Paket Meeting/Sosialisasi
 Dalam Kota:
No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan
1. Yang dilaksanakan di luar kantor
dan di dalam kota Satker
Penyelenggara
a) Uang saku rapat paket meeting 524114 Untuk peserta/
moderator
dan/atau
narasumber
b) Uang harian 524114
c) Uang Transpor pegawai 524114
d) Biaya Penginapan 524114
e) Biaya paket meeting 524114
25
a) Paket Meeting/Sosialisasi
 Luar Kota:
No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan
1. Yang dilaksanakan di luar kota
Satker Penyelenggara
a) Uang saku rapat paket meeting 524119 Untuk peserta/
moderator
dan/atau
narasumber
b) Uang harian 524119
c) Uang Transpor pegawai 524119
d) Biaya Penginapan 524119
e) Biaya paket meeting 524119
26
526
BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASY/PEMDA
5261
Bel Brg untuk diserahkan kpd
masy/Pemda
526111
Bel Tanah Utk Diserahkan Kpd
Masy/Pemda
526112
Bel P’altn & Mesin Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda
526113
Bel Ged & Bang Utk Diserahkan
Kpd Masy/Pemda
526114
Bel JIJ Utk Diserahkan Kpd
Masy/Pemda
526115
Bel Fisik Lainnya Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda
5262
Bel Brg Penunjang DK & TP utk
diserahkan kpd pemda
526211
Bel Brg Penunjang Keg. DK Utk
Diserahkan Kpd Pemda
526212
Bel Brg Penunjang TP Utk
Diserahkan Kpd Pemda
5263
Bel Brg Lainnya untuk diserahkan kpd
masy/Pemda
526311 Bel Brg Lainnya untuk
diserahkan kpd masy/Pemda
27
28
OUTPUT DEKONSENTRASI
Penunjang:
Dapat menghasilkan BMN yang akan
diserahkan (526211)
Utama:
Non Fisik
29
Dari Belanja
Barang sesuai
peruntukannya
BMN OUTPUT DEKONSENTRASI
No. Uraian Keterangan
1. Kegiatan Utama Bersifat Non-fisik: menghasilkan keluaran yang
tidak menambah aset tetap, antara lain
sinkronisasi & koordinasi, perencanaan, fasilitasi,
bimtek, pelatihan, penyuluhan, supervisi,
penelitian & survey, pembinaan & pengawasan,
serta pengendalian.
2. Kegiatan Penujang Dapat menghasilkan BMN berupa AT
Kode akun baru 526211 – Belanja Barang
Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi (termasuk
yang menghasilkan BMN untuk diserahkan
kepada Pemda). Perolehan BMN dicatat sebagai
persediaan
3. Reklasifikasi Apabila 6 bulan setelah perolehan BMN pada
poin 2 belum diserahkan kepada Pemda,
direklasifikasi menjadi AT
30
DEKONSENTRASI
31
KEGIATAN
UTAMA:
NON FISIK
Akun Belanja
Barang Sesuai
Peruntukkannya:
52xxxx
DUKUNGAN KEGIATAN UTAMA
(DANA PENUNJANG)
ADMINISTRATIF PENGADAAN
INPUT BERUPA
BARANG/JASA
PENUNJANG
LAINNYA
Pengadaan
barang ?
Akun Belanja Barang
Penunjang Kegiatan
DK: 526211
Akun Belanja
Barang Sesuai
Peruntukkannya:
52xxxx
BMN  Persediaan 
SIMAK-BMN
6 bln stlh pengadaan
diserahkan ke SKPD 
BAST
Direklasifi-
kasi menjadi
Aset Tetap
OUTPUT TUGAS PEMBANTUAN
32
Utama:
Fisik Lainnya
Penunjang:
Menghasilkan
BMN
Penunjang:
Tidak
menghasilkan
BMN
Utama:
Fisik
Dari belanja
modal
Dari belanja
barang:
Perjalanan dsb
(52xxxx)
Dari belanja
barang fisik
lainnya TP
(526115)
Dari belanja barang
penunjang TP
(526212)
BMN TUGAS PEMBANTUAN
No. Uraian Keterangan
1. Kegiatan Utama Bersifat fisik: Menghasilkan keluaran yang
menambah nilai aset pemerintah antara lain
pengadaan tanah, peralatan dan mesin,
bangunan, jalan, irigasi & jaringan, serta kegiatan
fisik lain yang menambah nilai aset Pemerintah.
Fisik: 53 sesuai peruntukan
Fisik lain: Kode akun baru (526115-Belanja Fisik
Lainnya Tugas Pembantuan), a.l. barang habis
pakai, seperti obat2an, vaksin, pupuk, bibit
tanaman untuk diserahkan kepada Pemda
2. Kegiatan Penujang • Menghasilkan BMN berupa AT, Kode akun baru
(526212-Belanja Penunjang Tugas Pembantuan
yang menghasilkan BMN dan akan diserahkan)
• Tidak menghasilkan AT  akun 52 sesuai
peruntukkannya
33
TUGAS PEMBANTUAN
34
KEGIATAN UTAMA DUKUNGAN KEGIATAN UTAMA
(DANA PENUNJANG)
PENGADAAN TANAH,
BANGUNAN,
PERALATAN & MESIN,
JALAN, IRIGASI &
JARINGAN
FISIK LAIN
a.l. :
-Pengadaan barang habis pakai
utk diserahkan ke Pemda
- Renovasi Aset bukan milik
Pemerintah
ADMINIS-
TRATIF
PENGADA-
AN INPUT
BERUPA
BARANG
/JASA
PENUNJANG
LAINNYA
Akun Belanja
Modal Sesuai
Peruntukkannya:
53xxxx
Akun Belanja
Barang Fisik
Lain: 526115
Mengha-
silkan
Aset
Tetap ?
Akun Belanja
Barang
Penunjang TP:
526212
Akun Belanja
Barang Sesuai
Peruntukkan-
nya: 52xxxx
BMN 
ASET TETAP
BMN 
Persediaan 
SIMAK-BMN
Dihibahkan ke SKPD
sepanjang bermaksud
menyerahkan  DJKN
6 bln stlh
pengadaan
diserahkan ke
SKPD  BAST
Direklasifi-
kasi menjadi
Aset Tetap
35
2011 2012 Dst.
Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK
(521311)
Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK
utk Diserahkan Kpd Pemda (526211)
Belanja Barang Penunjang Kegiatan TP
(521321)
Belanja Barang Penunjang TP utk
Diserahkan Kpd Pemda (526212)
Belanja Barang Fisik Lain TP (521411) Belanja Barang Fisik Lainnya Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda (526115)
BELANJA MODAL
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, dan aset
kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan).
(Lampiran II PP 71 dan PMK 91/PMK.06/2007)
36
BELANJA MODAL
37
Belanja Modal
(53)
Belanja Modal
Tanah
(531)
Belanja Modal
Gedung dan
Bangunan
(532)
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin
(533)
Belanja Modal
Jalan, Irigasi
dan Jaringan
(534)
Belanja Modal
Lainnya
(536)
PERUBAHAN URAIAN/PENJELASAN
AKUN BELANJA (Contoh) (7/9)
38
TA 2012
536111 Belanja Modal Lainnya
Penjelasan Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya yang tidak
dapat diklasifikasikan dalam belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.
Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya sampai
dengan siap digunakan.
Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pengadaan software,
pengembangan website, pengadaan lisensi yang memberikan manfaat lebih dari
satu tahun baik secara swakelola maupun dikontrakkan kepada Pihak Ketiga.
Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pembangunan aset tetap renovasi
yang akan diserahkan kepada entitas lain dan masih di lingkungan pemerintah
pusat.
Termasuk dalam belanja modal lainnya : pengadaan/pembelian barang-barang
kesenian, dan koleksi perpustakaan.
536121 Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya
Penjelasan Belanja Modal setelah perolehan Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya yang
memperpanjang masa manfaat/umur ekonomis, atau yang kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, produksi atau peningkatan standar kinerja.
KONSEP NILAI PEROLEHAN
 Komponen belanja modal untuk perolehan aset tetap
meliputi:
 Harga beli aset tetap
 Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap digunakan,
termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
39
Belanja Barang atau Belanja Modal?
Pemilihan antara
Belanja Barang
dan Belanja
Modal dalam
pengadaan awal
Memenuhi
Kriteria
Pengakuan
Aset
Tetap/Aset
Lainnya?
Y
T
Memenuhi
Nilai Min.
kapitalisasi:
P/M ≥ 300.000
G/B ≥ 10.000.000
Belanja Barang
sesuai
peruntukannya
T
Belanja Modal
sesuai
peruntukannya
Y
40
DEFINISI ASET TETAP
1. Dimiliki dan Berwujud;
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3. Digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum;
4. Memenuhi kriteria nilai satuan minimum
kapitalisasi
41
KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal entitas;
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan
42
BELANJA MODAL BELANJA BARANG
TERPENUHINYA SALAH SATU
KRITERIA KAPITALISASI
1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR
EKONOMIS;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS,
PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU
VOLUME ASET
TIDAK
NILAI MINIMUM KAPITALISASI:
≥ 300.000 untuk Peralatan & Mesin
≥10.000.000 untuk Gedung & Bangunan
YA
RKA-KL
dan
TIDAK
43
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pendapatan
- Pajak XXXX
- PNBP XXXX
Belanja
- Belanja Barang XXXX
- Belanja Modal XXXX
- Belanja Bansos XXXX
NERACA
Aset Lancar Kewajiban
- Persediaan
Aset Tetap
- Tanah, Gedung,
- Peralatan dll.
Ekuitas
Aset Lainnya
Total Aset Total Kewajiban+
Ekuitas
Belanja
Barang
Belanja
Modal
Belanja
Bansos
berupa barang
44
BELANJA BANTUAN SOSIAL
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada
masyarakat guna melindungi dari kemungkinan
terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung
diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau
lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya
bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang
pendidikan dan keagamaan
45
Bultek 10 SAP Akuntansi
Belanja Bantuan Sosial
Risiko sosial menurut Buletin Teknis 10 adalah kejadian
atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi
terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh
individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai
dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik,
fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan
belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak
dapat hidup dalam kondisi wajar.
46
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Bantuan Sosial secara prinsip dimaksudkan untuk
melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko
sosial.
b. Bantuan Sosial yang diberikan kepada masyarakat dapat
berupa uang atau barang.
c. Pengadaan barang atau bantuan peralatan yang akan
diberikan kepada masyarakat dalam rangka bansos walaupun
berupa barng fisik, pencatatannya tetap menggunakan akun
belanja bantuan sosial. (57xxxx)
d. bantuan sosial diberikan oleh instansi pemerintah dan
diberikan kepada institusi selain pemerintah atau masyarakat
serta harus memenuhi kriteria risiko sosial;
47
Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (1)
1. Tujuan penggunaan
a) Rehabilitasi sosial
b) Perlindungan sosial
c) Pemberdayaan Sosial
d) Jaminan Sosial
e) Penanggulangan kemiskinan
f) Penanggulangan bencana
48
Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (2)
2. Pemberi Bantuan
a) Pemberi bantuan sosial adalah Pemerintah Pusat dan/ atau
Pemerintah Daerah. Institusi pemerintah baik pusat atau daerah
yang dapat memberikan bantuan sosial adalah institusi yang
melaksanakan perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskinan dan pelayanan
dasar serta penanggulangan bencana.
b) Bantuan sosial yang diberikan oleh masyarakat, lembaga sosial
atau lembaga lain selain Pemerintah, selama tidak dimasukkan
dalam anggaran pemerintah, adalah di luar ruang lingkup
pengaturan buletin teknis ini
49
Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (3)
3. Persyaratan Penerima Bantuan Sosial
 Pemberian bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah haruslah selektif, yaitu
hanya diberikan kepada calon penerima yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dalam pengertian belanja bantuan sosial yaitu "melindungi dari
kemungkinan risiko sosial". Oleh karena itu diperlukan persyaratan/kondisi
yang harus dipenuhi oleh calon penerima, yaitu adanya perlindungan atas
kemungkinan terjadinya "Risiko Sosial".
 Penerima belanja bantuan sosial adalah seseorang, keluarga, kelompok,
dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat
dari situasi krisis sosial, ekonomi,politik, bencana, dan fenomena alam agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup minimum, termasuk di dalamnya bantuan untuk
lembaga non pemerintah bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang
berperan untuk melindungi individu,kelompok dan/atau masyarakat dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial
50
Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (4)
4. Bersifat sementara atau berkelanjutan
 Pemberian belanja bantuan sosial umumnya bersifat sementara dan tidak terus
menerus, namun terdapat kondisi dimana Belanja Bantuan Sosial tersebut
diberikan secara terus menerus atau berkelanjutan. Yang dimaksud dengan Belanja
Bantuan Sosial berkelanjutan yaitu bantuan yang diberikan secara terus
menerus untuk mempertahankan taraf kesejahteraan sosial dan upaya untuk
mengembangkan kemandirian.
 Belanja bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat
diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus
diberikan setiap tahun anggaran, belanja bantuan sosial dihentikan pada saat
pihak yang dibantu telah lepas dari masalah sosial tersebut. Bantuan sosial
dapat terus menerus, misalnya untuk menjaga kinerja sosial yang telah
tercapai agar jangan menurun kembali.
51
Aset yg diserahkan
Ke masyarakat
Bel Barang
Bantuan
Sosial
* Risiko Sosial
Barang ( BAST )
Uang ( LS-Kel Masyarakat)
Notes: Dana Bansos yg belum disalurkan
Kas  di Neraca ( Kas Lainnya)
Barang -> di Neraca ( Persediaan)
52
Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial
Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57):
Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis
kegiatannya sesuai dengan Bultek 10 SAP tentang
Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.
Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi:
57
571 572 573 574 575 576
Belanja
Bansos utk
Rehabilitasi
Sosial
Belanja
Bansos utk
Jaminan
Sosial
Belanja
Bansos utk
Pemberdayaan
Sosial
Belanja
Bansos utk
Perlindungan
Sosial
Belanja
Bansos utk
Penanggula
ngan
kemiskinan
Belanja
Bansos utk
Penanggula
ngan
Bencana
53
KAPAN BAS DIGUNAKAN ?
PMK No.91/PMK.02/2007
Pasal 3
(1) Bagan Akun Standar sebagimana ditetapkan dalam lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini;
(2) Bagan Akun Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai pedoman yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian
Negara/Lembaga untuk penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL), Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Pelaporan Keuangan dalam
rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, mulai
Tahun Anggaran 2008.
54
Permasalahan dalam Penggunaan
Bagan Akun Standar
 Pemahaman Klasifikasi Belanja
 Pemahaman Pemakaian Akun dalam BAS untuk Kepentingan
Perencanaan, Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Keuangan
BAS
PERENCANAAN
(RKA-KL)
PELAKSANAAN
(DIPA)
PELAPORAN
(LKPP)
55
56
PERMASALAHAN IMPLEMENTASI BAS
Akuntansi:
Kesalahan
penganggaran antar
jenis belanja (level 2
digit kode akun)
Pelaksanaan Anggaran:
Pengeluaran/belanja yang
tidak/belum sesuai dengan
uraian kode akun
57
(1)
Honorarium Panitia Pengadaan
 Pengadaan Aset Tetap: dikelompokkan ke dalam
Belanja Modal Pengadaan AT-nya.
 Contoh: Honorarium panita pengadaan pembelian
peralatan dan mesin (AT) masuk ke dalam akun 532111
 Panitia Pengadaan Barang Habis Pakai yang tidak
menghasilkan aset dikelompokkan ke dalam Belanja
Honorarium Terkait Output Kegiatan (521213)
 Panitia pengadaan yang dibentuk untuk seluruh
pengadaan apapun dan mendapat honorarium tidak
berdasarkan paket pekerjaan dalam suatu satker
dibebankan pada akun 521213
58
(2)
Pengadaan Sistem/Aplikasi yang
dikembangkan sendiri atau kontraktual
Menghasilkan Aset Tak Berwujud dalam
bentuk Aplikasi/Program
Dikelompokkan ke dalam Belanja Modal
Lainnya (536111).
Contoh : Pembuatan Sistem Database Online
oleh Konsultan.
Perbaikan dan pemeliharaannya yang tidak
menambah nilai : Belanja Peme- liharaan
Lainnya (523119) atau Belanja Jasa Lainnya
(522191)
59
(3)
Pengadaan Software
 Menghasilkan Aset Tak Berwujud?
 Dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Lainnya
(536111).
 Contoh : Pembuatan Sistem Database Online oleh
Konsultan.
60
(4)
Pengadaan buku: menjadi koleksi perpus-
takaan atau dibagikan/disebarluaskan ke-pada
masyarakat?
Tidak menjadi Aset
Pemerintah Pusat
Menjadi Aset Tetap
Lainnya
Pemerintah Pusat
Dikelompokkan ke
dalam akun 526XXX
(Belanja Barang Untuk
Diserahkan)
Dikelompokkan ke
dalam akun 536111
(Belanja Modal
Lainnya)
Koleksi PerpustakaanUntuk Dibagikan
61
(5)
Honor Panitia Pengadaan Buku Koleksi
Perpustakaan
• Menambah nilai Aset Tetap Lainnya dan
dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Lainnya
(536111).
Honor Panitia Pengadaan Buku untuk
dibagikan/ disebarluaskan (per paket
pekerjaan)
• Dikelompokkan ke dalam Belanja Honor yang
terkait dengan Output Kegiatan (521213)
62
(6)
Pengadaan Inventaris Kantor = Aset Tetap
• Bila memenuhi kriteria AT, dikelompokkan ke
dalam 532111 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin)
• Di bawah nilai minimum kapitalisasi:
Ekstrakomtabel == dikelompokkan ke dalam
521111 (Belanja Keperluan sehari- hari perkantoran)
63
(7)
Belanja Jasa Profesi (522151)
Untuk PNS :
pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan
diberikan kepada pegawai PNS sebagai Narasumber,
pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan yang
melibatkan eselon I lain atau instansi lain
Untuk Non PNS :
pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan
diberikan kepada Non PNS sebagai Narasumber,
pembicara, praktisi, pakar dalam suatu kegiatan dan
bukan kontraktual
64
(8)
Belanja Jasa Konsultan
Pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan
diberikan kepada Non PNS secara Kontraktual, tidak
menghasilkan Aset Tetap/ Aset Lainnya.
65
(9)
Biaya Lelang
 Pengadaan Aset Tetap/Aset lainnya:
Dibebankan pada akun pengadaan asetnya (53XXX1)
 Pengadaan Barang Habis Pakai:
Dibebankan pada akun belanja operasional lainnya
(521119) atau belanja barang non operasional lainnya
66
(10)
Beasiswa untuk Pegawai
 521219
67
(11-1)
Renovasi atas Gedung dan Bangunan Bukan
Miliknya
 G/B tersebut milik Satker di lingkungan
pemerintah pusat (Satker PU ataupun Satker lain):
536111, dicatat sebagai Aset Tetap Dalam Renovasi,
setelah selesai agar diserahkan kepada si pemilik G/B.
Proses
SIMAK-BMN: Tranfer Out dari Satker
pembangun dan transfer in oleh Satker
pemilik/penerima
68
(11-2)
Renovasi atas Gedung dan Bangunan Bukan
Miliknya
 G/B tersebut milik Masyarakat atau pemerintah
daerah : 536111
69
70

More Related Content

What's hot

siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
Ary Efendi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Joy Irman
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
PSEKP - UGM
 
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdfSosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
KanwilYogya
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
Sujatmiko Wibowo
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Sujatmiko Wibowo
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
Sujatmiko Wibowo
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
FKP2B Cikarang
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Yudhi Aldriand
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
ratna trenggalek
 
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMDPenghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Mohammad Ramadhan
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaraniyonZ
 
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja ModalPerbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
heckaathaya
 
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Oswar Mungkasa
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
Umi Arifah
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Dadang Solihin
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
Rusman R. Manik
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Sujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdfSosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
Pemerintahan desa
Pemerintahan desaPemerintahan desa
Pemerintahan desa
 
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMDPenghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMD
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan Anggaran
 
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja ModalPerbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
 
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
 

Similar to Bagan Akun Standar

BAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDAR
BAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDARBAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDAR
BAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDAR
FriskaViolita
 
3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf
3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf
3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf
ssuser1a627b
 
Akuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkdAkuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkd
greeneyes85
 
Paparan lampiran-ii
Paparan lampiran-iiPaparan lampiran-ii
Paparan lampiran-ii
Nesty Indrawati
 
Pmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tp
Pmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tpPmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tp
Pmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tp
masdiet
 
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
Ali Mashduqi
 
pengelolaan BLUD.pptx
pengelolaan BLUD.pptxpengelolaan BLUD.pptx
pengelolaan BLUD.pptx
RidwanBh
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
10. bas ppakp 2011
10. bas ppakp 201110. bas ppakp 2011
10. bas ppakp 2011
KPPN Palembang
 
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptxSosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptx
MalaAhdina1
 
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptxMenjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
desacarat
 
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptxMenjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
alcadmg
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Juwarto Tulungagung
 
Tata Cara Revisi Dipa Per 26 Final
Tata Cara Revisi Dipa Per 26 FinalTata Cara Revisi Dipa Per 26 Final
Tata Cara Revisi Dipa Per 26 FinalRENBANG
 
6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja
6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja
6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja
Sri Haryati
 
TOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdf
TOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdfTOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdf
TOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdf
rosintauli1
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
AnggreineTamboto
 
Satpol pp
Satpol ppSatpol pp
Satpol pp
pandirambo900
 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana DaerahBadan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
DiskominfoPB
 
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-bebanBab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Wawan Kurniadi
 

Similar to Bagan Akun Standar (20)

BAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDAR
BAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDARBAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDAR
BAGAN AKUN STANDAR_2021_BAGAN AKUN STANDAR
 
3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf
3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf
3 Sistem Akuntansi Hibah.pdf
 
Akuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkdAkuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkd
 
Paparan lampiran-ii
Paparan lampiran-iiPaparan lampiran-ii
Paparan lampiran-ii
 
Pmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tp
Pmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tpPmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tp
Pmk 248 tahun 2010 pedoman pengelolaan tp
 
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
02.kebijakan akuntansi-beban-&-belanja
 
pengelolaan BLUD.pptx
pengelolaan BLUD.pptxpengelolaan BLUD.pptx
pengelolaan BLUD.pptx
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
10. bas ppakp 2011
10. bas ppakp 201110. bas ppakp 2011
10. bas ppakp 2011
 
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptxSosialisasi Banper Kemenkes.pptx
Sosialisasi Banper Kemenkes.pptx
 
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptxMenjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
 
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptxMenjelaskan SA BLU_v3.pptx
Menjelaskan SA BLU_v3.pptx
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
 
Tata Cara Revisi Dipa Per 26 Final
Tata Cara Revisi Dipa Per 26 FinalTata Cara Revisi Dipa Per 26 Final
Tata Cara Revisi Dipa Per 26 Final
 
6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja
6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja
6b968 bagan akun_standar_th_2018_balai_jogja
 
TOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdf
TOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdfTOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdf
TOR-RKA Keg Pertemuan Koordinasi Kesling Kesjaor Terpadu .pdf
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
 
Satpol pp
Satpol ppSatpol pp
Satpol pp
 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana DaerahBadan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
 
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-bebanBab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
Bab 7-akuntansi-belanja-dan-beban
 

More from KPDT

Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal DaerahKerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
KPDT
 
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
KPDT
 
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
KPDT
 
Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"
Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"
Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"
KPDT
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah TertinggalArah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
KPDT
 
Pelatihan Pengisian Aplikasi E-Monev
Pelatihan Pengisian Aplikasi E-MonevPelatihan Pengisian Aplikasi E-Monev
Pelatihan Pengisian Aplikasi E-Monev
KPDT
 
PERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDT
PERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDTPERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDT
PERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDT
KPDT
 
Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014
KPDT
 
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014
KPDT
 
PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...
PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...
PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...
KPDT
 
Sirene tuna bahasa
Sirene tuna bahasaSirene tuna bahasa
Sirene tuna bahasa
KPDT
 
Presentation tuna coastal (3)
Presentation tuna coastal (3)Presentation tuna coastal (3)
Presentation tuna coastal (3)
KPDT
 
OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...
OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...
OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...
KPDT
 
Pointer pak menteri
Pointer pak menteriPointer pak menteri
Pointer pak menteri
KPDT
 
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
KPDT
 
John west indonesia presentation - may 2013-english
John west   indonesia presentation - may 2013-englishJohn west   indonesia presentation - may 2013-english
John west indonesia presentation - may 2013-english
KPDT
 
Indonesia international b usiness forum iotc_payet-english
Indonesia international b usiness forum iotc_payet-englishIndonesia international b usiness forum iotc_payet-english
Indonesia international b usiness forum iotc_payet-english
KPDT
 
Indonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasa
Indonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasaIndonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasa
Indonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasa
KPDT
 
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 english
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 englishGreenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 english
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 english
KPDT
 
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasa
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasaGreenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasa
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasa
KPDT
 

More from KPDT (20)

Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal DaerahKerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
 
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...
 
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...
 
Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"
Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"
Kerjasama Antar Daerah "PAKUDJEMBARA"
 
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah TertinggalArah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal
 
Pelatihan Pengisian Aplikasi E-Monev
Pelatihan Pengisian Aplikasi E-MonevPelatihan Pengisian Aplikasi E-Monev
Pelatihan Pengisian Aplikasi E-Monev
 
PERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDT
PERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDTPERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDT
PERSIAPAN PENYUSUNAN LAPORAN PP NO. 39 TAHUN 2006 TRIWULAN 1 TAHUN 2014 KPDT
 
Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014Sosialisasi Standar Biaya 2014
Sosialisasi Standar Biaya 2014
 
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL 2014
 
PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...
PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...
PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...
 
Sirene tuna bahasa
Sirene tuna bahasaSirene tuna bahasa
Sirene tuna bahasa
 
Presentation tuna coastal (3)
Presentation tuna coastal (3)Presentation tuna coastal (3)
Presentation tuna coastal (3)
 
OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...
OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...
OVERVIEW OF INDONESIA’S TUNA INDUSTRY AND THE ROLE OF THE GOVERNMENT WITH ENG...
 
Pointer pak menteri
Pointer pak menteriPointer pak menteri
Pointer pak menteri
 
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
 
John west indonesia presentation - may 2013-english
John west   indonesia presentation - may 2013-englishJohn west   indonesia presentation - may 2013-english
John west indonesia presentation - may 2013-english
 
Indonesia international b usiness forum iotc_payet-english
Indonesia international b usiness forum iotc_payet-englishIndonesia international b usiness forum iotc_payet-english
Indonesia international b usiness forum iotc_payet-english
 
Indonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasa
Indonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasaIndonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasa
Indonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasa
 
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 english
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 englishGreenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 english
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 english
 
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasa
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasaGreenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasa
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasa
 

Bagan Akun Standar

  • 1. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan 2013 1
  • 2. Dasar Hukum Penerapan BAS :  UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;  UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;  PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;  PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;  PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;  PMK No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar.  PMK NO.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran 2
  • 3. Perdirjen Perbendaharaan tentang Penambahan dan Perubahan BAS Perdirjen Perbendaharaan tentang BAS: 1. Batang Tubuh: Pasal-pasal yang memberikan penjelasan bahwa penambahan dan perubahan hanya mencakup akun pendapatan, belanja dan transfer yang berlaku mulai tahun 2012 2. Lampiran yang terdiri dari: a) Lampiran I: Seluruh kodefikasi akun pendapatan, belanja dan transfer; b) Lampiran II: Penjelasan penggunaan kode akun; c) Lampiran III: Mapping perubahan kodefikasi dan uraian akun; d) Lampiran IV: Restrukturisasi akun pendapatan dari pengelolaan BMN; e) Lampiran V: Restrukturisasi akun Belanja Bansos; f) Lampiran VI: Penambahan dan perubahan uraian/ penjelasan akun; g) Lampiran VII: Akun yang tidak digunakan lagimulai tahun anggaran 2012. 3
  • 4. HUBUNGAN SAPP DENGAN BAS DIPA SPM SP2D MPN APBN RKA-K/L SIMAK-BMNSAKSA-BUN Bagan Akun Standar 4
  • 5. PERENCANAAN : RKA-KL PELAKSANAAN DIPA PERAN BAS DAN SAI DALAM SIKLUS PENGANGGARAN APBN KEUANGAN PERLENGKAPAN SAI RENCANA KEUANGAN BAS 5
  • 6.  Memastikan rencana keuangan (anggaran), realisasi dan pelaporan keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama;  Meningkatkan kualitas informasi keuangan;  Memudahkan pengawasan keuangan. TUJUAN BAGAN AKUN STANDAR 6
  • 7. Klasifikasi Akun 2012 Organisasi (BA, Es, Satker) Fungsi Sub Fungsi Sub Fungsi Program Program Kegiatan Kegiatan Keluaran/Output Keluaran/Output Kode Ekonomi/ Jenis belanja Kode Ekonomi/ Jenis belanja Kode Ekonomi/ Jenis belanja Kegiatan Program Fungsi 7
  • 8. KLASIFIKASI AKUN DALAM BAS KODE AKUN NAMA AKUN 1 ASET 2 KEWAJIBAN 3 EKUITAS 4 PENDAPATAN 5 BELANJA 6 TRANSFER KE DAERAH 7 PEMBIAYAAN 8 NON ANGGARAN 8
  • 9. STRUKTUR APBN DALAM FORMAT “I ACCOUNT”  PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH  I. Penerimaan Dalam Negeri  1. Penerimaan Perpajakan  2. Penerimaan Negara Bukan Pajak  II. Hibah  BELANJA NEGARA  I. Belanja Pemerintah Pusat  1. Belanja Pegawai  2. Belanja Barang  3. Belanja Modal  4. Belanja Pembayaran Bunga Utang  5. Belanja Subsidi  6. Belanja Hibah  7. Belanja Bantuan Sosial  8. Belanja Lainnya  II. Transfer ke Daerah  1. Dana Perimbangan  2. Dana Otsus dan Penyesuaian  SURPLUS/DEFISIT  PEMBIAYAAN  (Pembiayaan Dalam Negeri dan Pembiayaan Luar Negeri) 9
  • 10. 10 KLASIFIKASI BELANJA MENURUT JENIS : 1. Belanja Pegawai; 2. Belanja Barang dan jasa; 3. Belanja Modal; 4. Bunga; 5. Subsidi; 6. Hibah; 7. Bantuan Sosial; 8. Belanja Lain-Lain. MENURUT FUNGSI : 1. Pelayanan Umum Pemerintahan; 2. Pertahanan; 3. Hukum, Ketertiban dan Keaman an; 4. Ekonomi; 5. Lingkungan Hidup; 6. Perumahan dan Pemukiman; 7. Kesehatan; 8. Pariwisata dan Budaya; 9. Agama; 10. Pendidikan; 11. Perlindungan Sosial.
  • 11. KLASIFIKASI EKONOMI (JENIS BELANJA) • Belanja K/L • PMK 91, 101 - Pegawai - Barang - Modal - Bantuan Sosial • Belanja BUN • PMK 91, 171, 101 - Pembayaran bunga utang - Belanja Hibah - Belanja Subsidi - Belanja Lain-lain 11
  • 12. DEFINISI JENIS BELANJA MENURUT KLASIFIKASI EKONOMI KLASIFIKASI EKONOMI 51 Belanja Pegawai 52 Belanja Barang 53 Belanja Modal 54 Benlanja Bantuan Sosial 12
  • 13. BELANJA PEGAWAI Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam kelompok belanja barang dan jasa. 13
  • 14. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan tunjangan yang melekat dengan gaji, honor- honor pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka pembayaran honor-honor untuk pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari “Belanja Pegawai : Uang honor tidak tetap” diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode akun yang digunakan mengikuti jenis belanja kegiatan yang bersangkutan. 14
  • 15. BELANJA BARANG Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk.  ATK dan operasional kantor lainnya  Biaya pemeliharaan  Biaya perjalanan.  Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat 15
  • 16. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai kebutuhan operasional kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya serta biaya perjalanan. b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk pembayaran honor-honor bagi para pengelola anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas SAI/ SIMAKBMN). c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan menjadi satu kesatuan dengan kegiatan induknya. 16
  • 17. Hal-hal yang perlu diperhatikan : d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal : • Pengadaan Aset Tetap yang nilai persatuannya di bawah nilai minimum kapitalisasi (< Rp300.000,- /unit); • Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah umur ekonomis, manfaat atau kapasitas; • Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai habis. e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional pelayanan Satker BLU). 17
  • 18. Penajaman/Perubahan uraian dan Penjelasan Akun (6/9) Belanja Barang Operasional dan Non Operasional: 5211 (Belanja Barang Operasional): Merupakan pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai yang dipergunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu satker dan umumnya pelayanan yang bersifat internal 5212 (Belanja Barang Non Operasional): Merupakan pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai dikaitkan dengan dengan strategi pencapaian target kinerja suatu satker dan umumnya pelayanan yg bersifat eksternal 18
  • 19. Klasifikasi Belanja Barang Kodefikasi akun baru (526): Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional Lainnya). Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi: 52 521 522 523 524 525 526 Belanja barang Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Belanja BLU Belanja Barang untuk diserah- kan kpd masy./ Pemda 19
  • 20. Belanja Barang Langganan Daya dan Jasa Restrukturisasi kodefikasi belanja langganan daya dan jasa (52211): Belanja langganan daya dan jasa dipecah sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih detil, sehingga Belanja Langganan Daya dan Jasa menjadi: 52211 522111 522112 522113 522119 Belanja Langganan Listrik Belanja Langganan Telepon Belanja Langganan Air Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya 20
  • 21. Pengaturan Perjalanan Dinas (524)  PMK 113/PMK.05/2012 tentang Perjadin Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.  Surat Menteri Keuangan No. S-2056 Hal Langkah-langkah dalam Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi Belanja Perjadin  Perdirjen Perbendaharaan No PER-22/PB/2013 Tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjadin DN bagi Pejabat Negara, Peg Negeri, dan PTT.  Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-4599/PB/2013 Tentang Penjelasan Lebih Lanjut penggunaan akun Perjadin berdasarkan Surat Menkeu No.S-2056/MK.5/2013 21
  • 22. Belanja Perjalanan Dinas Pengaruh PMK No.113 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Pengertian: perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara Ruang lingkup - Perjalanan Dinas Jabatan; - Perjalanan Dinas Pindah; Perjalanan Dinas Jabatan: Dalam Kota dan Luar Kota (seluruhnya di kelompok 524XXX) 22
  • 23. Penambahan Akun Perjalanan Dinas Akun Uraian Akun 524111 Belanja Perjalanan Biasa 524112 Belanja Perjalanan Tetap 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 23
  • 24. a) Paket Meeting/Sosialisasi  Dalam Kota: No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan 2. Yang dilaksanakan di dalam kantor (di luar jam kerja) Satker Penyelenggara a) Uang saku rapat 524114 b) Biaya Konsumsi Rapat 521111/ 521211 c) Uang Transpor pegawai 524114 24
  • 25. a) Paket Meeting/Sosialisasi  Dalam Kota: No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan 1. Yang dilaksanakan di luar kantor dan di dalam kota Satker Penyelenggara a) Uang saku rapat paket meeting 524114 Untuk peserta/ moderator dan/atau narasumber b) Uang harian 524114 c) Uang Transpor pegawai 524114 d) Biaya Penginapan 524114 e) Biaya paket meeting 524114 25
  • 26. a) Paket Meeting/Sosialisasi  Luar Kota: No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan 1. Yang dilaksanakan di luar kota Satker Penyelenggara a) Uang saku rapat paket meeting 524119 Untuk peserta/ moderator dan/atau narasumber b) Uang harian 524119 c) Uang Transpor pegawai 524119 d) Biaya Penginapan 524119 e) Biaya paket meeting 524119 26
  • 27. 526 BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASY/PEMDA 5261 Bel Brg untuk diserahkan kpd masy/Pemda 526111 Bel Tanah Utk Diserahkan Kpd Masy/Pemda 526112 Bel P’altn & Mesin Utk Diserahkan Kpd Masy/Pemda 526113 Bel Ged & Bang Utk Diserahkan Kpd Masy/Pemda 526114 Bel JIJ Utk Diserahkan Kpd Masy/Pemda 526115 Bel Fisik Lainnya Utk Diserahkan Kpd Masy/Pemda 5262 Bel Brg Penunjang DK & TP utk diserahkan kpd pemda 526211 Bel Brg Penunjang Keg. DK Utk Diserahkan Kpd Pemda 526212 Bel Brg Penunjang TP Utk Diserahkan Kpd Pemda 5263 Bel Brg Lainnya untuk diserahkan kpd masy/Pemda 526311 Bel Brg Lainnya untuk diserahkan kpd masy/Pemda 27
  • 28. 28
  • 29. OUTPUT DEKONSENTRASI Penunjang: Dapat menghasilkan BMN yang akan diserahkan (526211) Utama: Non Fisik 29 Dari Belanja Barang sesuai peruntukannya
  • 30. BMN OUTPUT DEKONSENTRASI No. Uraian Keterangan 1. Kegiatan Utama Bersifat Non-fisik: menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap, antara lain sinkronisasi & koordinasi, perencanaan, fasilitasi, bimtek, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian & survey, pembinaan & pengawasan, serta pengendalian. 2. Kegiatan Penujang Dapat menghasilkan BMN berupa AT Kode akun baru 526211 – Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi (termasuk yang menghasilkan BMN untuk diserahkan kepada Pemda). Perolehan BMN dicatat sebagai persediaan 3. Reklasifikasi Apabila 6 bulan setelah perolehan BMN pada poin 2 belum diserahkan kepada Pemda, direklasifikasi menjadi AT 30
  • 31. DEKONSENTRASI 31 KEGIATAN UTAMA: NON FISIK Akun Belanja Barang Sesuai Peruntukkannya: 52xxxx DUKUNGAN KEGIATAN UTAMA (DANA PENUNJANG) ADMINISTRATIF PENGADAAN INPUT BERUPA BARANG/JASA PENUNJANG LAINNYA Pengadaan barang ? Akun Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK: 526211 Akun Belanja Barang Sesuai Peruntukkannya: 52xxxx BMN  Persediaan  SIMAK-BMN 6 bln stlh pengadaan diserahkan ke SKPD  BAST Direklasifi- kasi menjadi Aset Tetap
  • 32. OUTPUT TUGAS PEMBANTUAN 32 Utama: Fisik Lainnya Penunjang: Menghasilkan BMN Penunjang: Tidak menghasilkan BMN Utama: Fisik Dari belanja modal Dari belanja barang: Perjalanan dsb (52xxxx) Dari belanja barang fisik lainnya TP (526115) Dari belanja barang penunjang TP (526212)
  • 33. BMN TUGAS PEMBANTUAN No. Uraian Keterangan 1. Kegiatan Utama Bersifat fisik: Menghasilkan keluaran yang menambah nilai aset pemerintah antara lain pengadaan tanah, peralatan dan mesin, bangunan, jalan, irigasi & jaringan, serta kegiatan fisik lain yang menambah nilai aset Pemerintah. Fisik: 53 sesuai peruntukan Fisik lain: Kode akun baru (526115-Belanja Fisik Lainnya Tugas Pembantuan), a.l. barang habis pakai, seperti obat2an, vaksin, pupuk, bibit tanaman untuk diserahkan kepada Pemda 2. Kegiatan Penujang • Menghasilkan BMN berupa AT, Kode akun baru (526212-Belanja Penunjang Tugas Pembantuan yang menghasilkan BMN dan akan diserahkan) • Tidak menghasilkan AT  akun 52 sesuai peruntukkannya 33
  • 34. TUGAS PEMBANTUAN 34 KEGIATAN UTAMA DUKUNGAN KEGIATAN UTAMA (DANA PENUNJANG) PENGADAAN TANAH, BANGUNAN, PERALATAN & MESIN, JALAN, IRIGASI & JARINGAN FISIK LAIN a.l. : -Pengadaan barang habis pakai utk diserahkan ke Pemda - Renovasi Aset bukan milik Pemerintah ADMINIS- TRATIF PENGADA- AN INPUT BERUPA BARANG /JASA PENUNJANG LAINNYA Akun Belanja Modal Sesuai Peruntukkannya: 53xxxx Akun Belanja Barang Fisik Lain: 526115 Mengha- silkan Aset Tetap ? Akun Belanja Barang Penunjang TP: 526212 Akun Belanja Barang Sesuai Peruntukkan- nya: 52xxxx BMN  ASET TETAP BMN  Persediaan  SIMAK-BMN Dihibahkan ke SKPD sepanjang bermaksud menyerahkan  DJKN 6 bln stlh pengadaan diserahkan ke SKPD  BAST Direklasifi- kasi menjadi Aset Tetap
  • 35. 35 2011 2012 Dst. Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK (521311) Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK utk Diserahkan Kpd Pemda (526211) Belanja Barang Penunjang Kegiatan TP (521321) Belanja Barang Penunjang TP utk Diserahkan Kpd Pemda (526212) Belanja Barang Fisik Lain TP (521411) Belanja Barang Fisik Lainnya Utk Diserahkan Kpd Masy/Pemda (526115)
  • 36. BELANJA MODAL Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, dan aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan). (Lampiran II PP 71 dan PMK 91/PMK.06/2007) 36
  • 37. BELANJA MODAL 37 Belanja Modal (53) Belanja Modal Tanah (531) Belanja Modal Gedung dan Bangunan (532) Belanja Modal Peralatan dan Mesin (533) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan (534) Belanja Modal Lainnya (536)
  • 38. PERUBAHAN URAIAN/PENJELASAN AKUN BELANJA (Contoh) (7/9) 38 TA 2012 536111 Belanja Modal Lainnya Penjelasan Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya sampai dengan siap digunakan. Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pengadaan software, pengembangan website, pengadaan lisensi yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun baik secara swakelola maupun dikontrakkan kepada Pihak Ketiga. Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pembangunan aset tetap renovasi yang akan diserahkan kepada entitas lain dan masih di lingkungan pemerintah pusat. Termasuk dalam belanja modal lainnya : pengadaan/pembelian barang-barang kesenian, dan koleksi perpustakaan. 536121 Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya Penjelasan Belanja Modal setelah perolehan Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya yang memperpanjang masa manfaat/umur ekonomis, atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, produksi atau peningkatan standar kinerja.
  • 39. KONSEP NILAI PEROLEHAN  Komponen belanja modal untuk perolehan aset tetap meliputi:  Harga beli aset tetap  Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap digunakan, termasuk: * biaya perjalanan dinas * ongkos angkut * biaya uji coba * biaya konsultan 39
  • 40. Belanja Barang atau Belanja Modal? Pemilihan antara Belanja Barang dan Belanja Modal dalam pengadaan awal Memenuhi Kriteria Pengakuan Aset Tetap/Aset Lainnya? Y T Memenuhi Nilai Min. kapitalisasi: P/M ≥ 300.000 G/B ≥ 10.000.000 Belanja Barang sesuai peruntukannya T Belanja Modal sesuai peruntukannya Y 40
  • 41. DEFINISI ASET TETAP 1. Dimiliki dan Berwujud; 2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan; 3. Digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum; 4. Memenuhi kriteria nilai satuan minimum kapitalisasi 41
  • 42. KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP 1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan; 2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal; 3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; 4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan 42
  • 43. BELANJA MODAL BELANJA BARANG TERPENUHINYA SALAH SATU KRITERIA KAPITALISASI 1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR EKONOMIS; 2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS, PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU VOLUME ASET TIDAK NILAI MINIMUM KAPITALISASI: ≥ 300.000 untuk Peralatan & Mesin ≥10.000.000 untuk Gedung & Bangunan YA RKA-KL dan TIDAK 43
  • 44. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Pendapatan - Pajak XXXX - PNBP XXXX Belanja - Belanja Barang XXXX - Belanja Modal XXXX - Belanja Bansos XXXX NERACA Aset Lancar Kewajiban - Persediaan Aset Tetap - Tanah, Gedung, - Peralatan dll. Ekuitas Aset Lainnya Total Aset Total Kewajiban+ Ekuitas Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos berupa barang 44
  • 45. BELANJA BANTUAN SOSIAL Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan 45
  • 46. Bultek 10 SAP Akuntansi Belanja Bantuan Sosial Risiko sosial menurut Buletin Teknis 10 adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar. 46
  • 47. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Belanja Bantuan Sosial secara prinsip dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. b. Bantuan Sosial yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa uang atau barang. c. Pengadaan barang atau bantuan peralatan yang akan diberikan kepada masyarakat dalam rangka bansos walaupun berupa barng fisik, pencatatannya tetap menggunakan akun belanja bantuan sosial. (57xxxx) d. bantuan sosial diberikan oleh instansi pemerintah dan diberikan kepada institusi selain pemerintah atau masyarakat serta harus memenuhi kriteria risiko sosial; 47
  • 48. Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10 SAP (1) 1. Tujuan penggunaan a) Rehabilitasi sosial b) Perlindungan sosial c) Pemberdayaan Sosial d) Jaminan Sosial e) Penanggulangan kemiskinan f) Penanggulangan bencana 48
  • 49. Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10 SAP (2) 2. Pemberi Bantuan a) Pemberi bantuan sosial adalah Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah. Institusi pemerintah baik pusat atau daerah yang dapat memberikan bantuan sosial adalah institusi yang melaksanakan perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskinan dan pelayanan dasar serta penanggulangan bencana. b) Bantuan sosial yang diberikan oleh masyarakat, lembaga sosial atau lembaga lain selain Pemerintah, selama tidak dimasukkan dalam anggaran pemerintah, adalah di luar ruang lingkup pengaturan buletin teknis ini 49
  • 50. Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10 SAP (3) 3. Persyaratan Penerima Bantuan Sosial  Pemberian bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah haruslah selektif, yaitu hanya diberikan kepada calon penerima yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam pengertian belanja bantuan sosial yaitu "melindungi dari kemungkinan risiko sosial". Oleh karena itu diperlukan persyaratan/kondisi yang harus dipenuhi oleh calon penerima, yaitu adanya perlindungan atas kemungkinan terjadinya "Risiko Sosial".  Penerima belanja bantuan sosial adalah seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi,politik, bencana, dan fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu,kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial 50
  • 51. Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10 SAP (4) 4. Bersifat sementara atau berkelanjutan  Pemberian belanja bantuan sosial umumnya bersifat sementara dan tidak terus menerus, namun terdapat kondisi dimana Belanja Bantuan Sosial tersebut diberikan secara terus menerus atau berkelanjutan. Yang dimaksud dengan Belanja Bantuan Sosial berkelanjutan yaitu bantuan yang diberikan secara terus menerus untuk mempertahankan taraf kesejahteraan sosial dan upaya untuk mengembangkan kemandirian.  Belanja bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran, belanja bantuan sosial dihentikan pada saat pihak yang dibantu telah lepas dari masalah sosial tersebut. Bantuan sosial dapat terus menerus, misalnya untuk menjaga kinerja sosial yang telah tercapai agar jangan menurun kembali. 51
  • 52. Aset yg diserahkan Ke masyarakat Bel Barang Bantuan Sosial * Risiko Sosial Barang ( BAST ) Uang ( LS-Kel Masyarakat) Notes: Dana Bansos yg belum disalurkan Kas  di Neraca ( Kas Lainnya) Barang -> di Neraca ( Persediaan) 52
  • 53. Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57): Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis kegiatannya sesuai dengan Bultek 10 SAP tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial. Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi: 57 571 572 573 574 575 576 Belanja Bansos utk Rehabilitasi Sosial Belanja Bansos utk Jaminan Sosial Belanja Bansos utk Pemberdayaan Sosial Belanja Bansos utk Perlindungan Sosial Belanja Bansos utk Penanggula ngan kemiskinan Belanja Bansos utk Penanggula ngan Bencana 53
  • 54. KAPAN BAS DIGUNAKAN ? PMK No.91/PMK.02/2007 Pasal 3 (1) Bagan Akun Standar sebagimana ditetapkan dalam lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini; (2) Bagan Akun Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pedoman yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian Negara/Lembaga untuk penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Pelaporan Keuangan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, mulai Tahun Anggaran 2008. 54
  • 55. Permasalahan dalam Penggunaan Bagan Akun Standar  Pemahaman Klasifikasi Belanja  Pemahaman Pemakaian Akun dalam BAS untuk Kepentingan Perencanaan, Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Keuangan BAS PERENCANAAN (RKA-KL) PELAKSANAAN (DIPA) PELAPORAN (LKPP) 55
  • 56. 56
  • 57. PERMASALAHAN IMPLEMENTASI BAS Akuntansi: Kesalahan penganggaran antar jenis belanja (level 2 digit kode akun) Pelaksanaan Anggaran: Pengeluaran/belanja yang tidak/belum sesuai dengan uraian kode akun 57
  • 58. (1) Honorarium Panitia Pengadaan  Pengadaan Aset Tetap: dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Pengadaan AT-nya.  Contoh: Honorarium panita pengadaan pembelian peralatan dan mesin (AT) masuk ke dalam akun 532111  Panitia Pengadaan Barang Habis Pakai yang tidak menghasilkan aset dikelompokkan ke dalam Belanja Honorarium Terkait Output Kegiatan (521213)  Panitia pengadaan yang dibentuk untuk seluruh pengadaan apapun dan mendapat honorarium tidak berdasarkan paket pekerjaan dalam suatu satker dibebankan pada akun 521213 58
  • 59. (2) Pengadaan Sistem/Aplikasi yang dikembangkan sendiri atau kontraktual Menghasilkan Aset Tak Berwujud dalam bentuk Aplikasi/Program Dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Lainnya (536111). Contoh : Pembuatan Sistem Database Online oleh Konsultan. Perbaikan dan pemeliharaannya yang tidak menambah nilai : Belanja Peme- liharaan Lainnya (523119) atau Belanja Jasa Lainnya (522191) 59
  • 60. (3) Pengadaan Software  Menghasilkan Aset Tak Berwujud?  Dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Lainnya (536111).  Contoh : Pembuatan Sistem Database Online oleh Konsultan. 60
  • 61. (4) Pengadaan buku: menjadi koleksi perpus- takaan atau dibagikan/disebarluaskan ke-pada masyarakat? Tidak menjadi Aset Pemerintah Pusat Menjadi Aset Tetap Lainnya Pemerintah Pusat Dikelompokkan ke dalam akun 526XXX (Belanja Barang Untuk Diserahkan) Dikelompokkan ke dalam akun 536111 (Belanja Modal Lainnya) Koleksi PerpustakaanUntuk Dibagikan 61
  • 62. (5) Honor Panitia Pengadaan Buku Koleksi Perpustakaan • Menambah nilai Aset Tetap Lainnya dan dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Lainnya (536111). Honor Panitia Pengadaan Buku untuk dibagikan/ disebarluaskan (per paket pekerjaan) • Dikelompokkan ke dalam Belanja Honor yang terkait dengan Output Kegiatan (521213) 62
  • 63. (6) Pengadaan Inventaris Kantor = Aset Tetap • Bila memenuhi kriteria AT, dikelompokkan ke dalam 532111 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin) • Di bawah nilai minimum kapitalisasi: Ekstrakomtabel == dikelompokkan ke dalam 521111 (Belanja Keperluan sehari- hari perkantoran) 63
  • 64. (7) Belanja Jasa Profesi (522151) Untuk PNS : pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada pegawai PNS sebagai Narasumber, pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan yang melibatkan eselon I lain atau instansi lain Untuk Non PNS : pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada Non PNS sebagai Narasumber, pembicara, praktisi, pakar dalam suatu kegiatan dan bukan kontraktual 64
  • 65. (8) Belanja Jasa Konsultan Pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada Non PNS secara Kontraktual, tidak menghasilkan Aset Tetap/ Aset Lainnya. 65
  • 66. (9) Biaya Lelang  Pengadaan Aset Tetap/Aset lainnya: Dibebankan pada akun pengadaan asetnya (53XXX1)  Pengadaan Barang Habis Pakai: Dibebankan pada akun belanja operasional lainnya (521119) atau belanja barang non operasional lainnya 66
  • 68. (11-1) Renovasi atas Gedung dan Bangunan Bukan Miliknya  G/B tersebut milik Satker di lingkungan pemerintah pusat (Satker PU ataupun Satker lain): 536111, dicatat sebagai Aset Tetap Dalam Renovasi, setelah selesai agar diserahkan kepada si pemilik G/B. Proses SIMAK-BMN: Tranfer Out dari Satker pembangun dan transfer in oleh Satker pemilik/penerima 68
  • 69. (11-2) Renovasi atas Gedung dan Bangunan Bukan Miliknya  G/B tersebut milik Masyarakat atau pemerintah daerah : 536111 69
  • 70. 70

Editor's Notes

  1. PP RKA-BUN belum ada, mulai 2010 revised PP 21 akomodasi RKA BUN,
  2. Tidak termasuk pembayaran tenaga kontrak, yg tidak ada PP,
  3. Masa manfaat &gt; 1 thn, digunakan operasional, berwujud, dpt dinilai, kecuali yg rusak berat/usang
  4. Masa manfaat &gt; 1 thn, digunakan operasional, berwujud, dpt dinilai, kecuali yg rusak berat/usang