Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyelenggaraan uji kompetensi dan mekanisme pengangkatan melalui perpindahan jabatan bagi jabatan fungsional analis pengelolaan keuangan APBN dan jabatan fungsional pranata keuangan APBN. Uji kompetensi dilaksanakan untuk mengukur kompetensi PNS yang akan diangkat ke dalam jabatan fungsional tersebut.
Keuangan negara mencakup semua hak dan kewajiban negara serta segala sesuatu milik negara yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut menurut undang-undang. Pengelolaan keuangan negara diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan dan didasarkan pada prinsip-prinsip seperti akuntabilitas, profesionalitas, transparansi, serta pengawasan oleh badan pemeriksa yang independen.
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)boenkredho
Dokumen tersebut membahas revisi Peraturan Menteri Dalam Negeri 98/2018 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah agar memuat integrasi e-planning dan e-budgeting menjadi satu kesatuan sistem informasi sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyelenggaraan uji kompetensi dan mekanisme pengangkatan melalui perpindahan jabatan bagi jabatan fungsional analis pengelolaan keuangan APBN dan jabatan fungsional pranata keuangan APBN. Uji kompetensi dilaksanakan untuk mengukur kompetensi PNS yang akan diangkat ke dalam jabatan fungsional tersebut.
Keuangan negara mencakup semua hak dan kewajiban negara serta segala sesuatu milik negara yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut menurut undang-undang. Pengelolaan keuangan negara diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan dan didasarkan pada prinsip-prinsip seperti akuntabilitas, profesionalitas, transparansi, serta pengawasan oleh badan pemeriksa yang independen.
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)boenkredho
Dokumen tersebut membahas revisi Peraturan Menteri Dalam Negeri 98/2018 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah agar memuat integrasi e-planning dan e-budgeting menjadi satu kesatuan sistem informasi sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansiAry Efendi
1. Siklus pengelolaan keuangan negara terdiri dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran, akuntansi, pemeriksaan, dan pertanggungjawaban;
2. Ada perbedaan antara siklus anggaran dan siklus akuntansi dalam fungsi, tujuan pencatatan, sistem pembukuan, output laporan, informasi yang dihasilkan, rentang waktu, dan transaksi yang dicatat.
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ini memberikan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai peraturan perundangan. Pedoman ini menjelaskan proses penyusunan RKPD mulai dari persiapan, penyusunan rancangan, musrenbang, hingga penyusunan anggaran daerah. Tujuannya agar penyusunan RKPD di seluruh daerah memenuhi ketentuan perencanaan pembangunan nasional dan tata
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah di Indonesia, termasuk dasar hukum, ruang lingkup, kekuasaan, asas, dan pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pendapatan per kapita negara-negara ASEAN, pedoman pengelolaan barang milik daerah, dan skema program pengelolaan barang milik daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang program percepatan akuntabilitas keuangan pemerintah tahun 2012, mencakup ruang lingkup pelaksanaan anggaran, mekanisme penyusunan dan revisi DIPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), serta prosedur pendapatan negara dan penyaluran dana."
Dokumen tersebut membahas tentang penghapusan dan pemusnahan barang milik daerah sesuai peraturan perundangan. Ia menjelaskan prosedur penghapusan dan pemusnahan barang yang tidak layak pakai seperti pembentukan panitia, persetujuan kepala daerah, dan cara pemusnahan melalui pembakaran, penghancuran, dan sebagainya serta pelaporannya. Dokumen tersebut juga membahas kriteria penghapusan barang
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modalheckaathaya
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi jenis belanja pemerintah yang terdiri dari belanja barang dan belanja modal. Belanja barang digunakan untuk pembelian barang dan jasa operasional maupun non-operasional, sedangkan belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang menambah nilai aset tetap.
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Sujatmiko Wibowo
Dokumen tersebut membahas penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang terintegrasi pada perguruan tinggi negeri (PTN) berdasarkan tiga komponen yaitu SPIP, Manajemen Risiko Indeks (MRI), dan Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi (IEPK). Penilaian dilakukan untuk mengukur kualitas penetapan tujuan, penyelenggaraan struktur dan proses, serta pencapa
1. PMK 201/PMK.05/2021 mengatur sistem akuntansi dan pelaporan keuangan untuk hibah yang dikelola oleh Kementerian Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara dan belanja hibah di kementerian/lembaga penerima hibah.
2. Dokumen tersebut menyederhanakan struktur penjenjangan unit akuntansi hibah dan mengatur tentang pencatatan transaksi hibah di berbagai unit akuntansi terkait.
3. Modul yang mer
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansiAry Efendi
1. Siklus pengelolaan keuangan negara terdiri dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran, akuntansi, pemeriksaan, dan pertanggungjawaban;
2. Ada perbedaan antara siklus anggaran dan siklus akuntansi dalam fungsi, tujuan pencatatan, sistem pembukuan, output laporan, informasi yang dihasilkan, rentang waktu, dan transaksi yang dicatat.
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ini memberikan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai peraturan perundangan. Pedoman ini menjelaskan proses penyusunan RKPD mulai dari persiapan, penyusunan rancangan, musrenbang, hingga penyusunan anggaran daerah. Tujuannya agar penyusunan RKPD di seluruh daerah memenuhi ketentuan perencanaan pembangunan nasional dan tata
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah di Indonesia, termasuk dasar hukum, ruang lingkup, kekuasaan, asas, dan pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pendapatan per kapita negara-negara ASEAN, pedoman pengelolaan barang milik daerah, dan skema program pengelolaan barang milik daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang program percepatan akuntabilitas keuangan pemerintah tahun 2012, mencakup ruang lingkup pelaksanaan anggaran, mekanisme penyusunan dan revisi DIPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), serta prosedur pendapatan negara dan penyaluran dana."
Dokumen tersebut membahas tentang penghapusan dan pemusnahan barang milik daerah sesuai peraturan perundangan. Ia menjelaskan prosedur penghapusan dan pemusnahan barang yang tidak layak pakai seperti pembentukan panitia, persetujuan kepala daerah, dan cara pemusnahan melalui pembakaran, penghancuran, dan sebagainya serta pelaporannya. Dokumen tersebut juga membahas kriteria penghapusan barang
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modalheckaathaya
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi jenis belanja pemerintah yang terdiri dari belanja barang dan belanja modal. Belanja barang digunakan untuk pembelian barang dan jasa operasional maupun non-operasional, sedangkan belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang menambah nilai aset tetap.
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Sujatmiko Wibowo
Dokumen tersebut membahas penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang terintegrasi pada perguruan tinggi negeri (PTN) berdasarkan tiga komponen yaitu SPIP, Manajemen Risiko Indeks (MRI), dan Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi (IEPK). Penilaian dilakukan untuk mengukur kualitas penetapan tujuan, penyelenggaraan struktur dan proses, serta pencapa
1. PMK 201/PMK.05/2021 mengatur sistem akuntansi dan pelaporan keuangan untuk hibah yang dikelola oleh Kementerian Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara dan belanja hibah di kementerian/lembaga penerima hibah.
2. Dokumen tersebut menyederhanakan struktur penjenjangan unit akuntansi hibah dan mengatur tentang pencatatan transaksi hibah di berbagai unit akuntansi terkait.
3. Modul yang mer
Dokumen tersebut memberikan pedoman umum dan ketentuan khusus dalam penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga untuk tahun anggaran 2011. Pedoman tersebut mencakup klasifikasi anggaran berdasarkan organisasi, fungsi, dan ekonomi; pengalokasian anggaran untuk kegiatan; serta pedoman khusus untuk sumber-sumber pendanaan tertentu seperti pinjaman luar negeri.
1. Dokumen ini membahas kebijakan akuntansi beban dan belanja pemerintah daerah. Termasuk definisi, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penilaian, dan penyajian beban dan belanja. 2. Beban diukur dengan basis akrual sedangkan belanja menggunakan basis kas. Beban membentuk laporan operasional sedangkan belanja membentuk laporan realisasi anggaran. 3. Terdapat perbedaan pengakuan antara beban dan belanja
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan landasan hukum Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) serta tata kelola keuangan BLUD mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan kas, piutang, utang, investasi, kerjasama, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan barang, hingga pengelolaan surplus dan defisit anggaran BLUD.
Dokumen tersebut membahas tentang Bagan Akun Standar (BAS) yang digunakan oleh pemerintah untuk memastikan rencana keuangan, realisasi, dan pelaporan keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan dan memudahkan pengawasan keuangan. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai klasifikasi dan jenis belanja yang tercakup dalam BAS."
Dokumen tersebut membahas tentang dasar hukum dan latar belakang pengaturan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU), serta pembahasan mengenai tujuan, karakteristik, dan contoh jurnal transaksi pendapatan dan belanja BLU pada aplikasi akuntansi pemerintahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan akun-akun belanja barang pada Bagan Akun Standar (BAS) berdasarkan peraturan terkait. Terdapat penjelasan mengenai pengelompokan akun belanja barang untuk persediaan, pemeliharaan, dan barang yang akan diserahkan kepada masyarakat/pemda. Juga diuraikan struktur dan kodefikasi segmen akun yang terkait.
Makalah ini membahas tentang manajemen pendapatan dan belanja daerah, meliputi siklus manajemen pendapatan dan belanja daerah, jenis-jenis dan sumber-sumber pendapatan dan belanja daerah, serta prinsip-prinsip manajemen pendapatan dan belanja daerah. "
[Ringkasan]
Dokumen ini merupakan ringkasan pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2018. Terdiri dari pendapatan sebesar Rp0, belanja tidak langsung sebesar Rp2,3 miliar, dan belanja langsung sebesar Rp7,3 miliar. Belanja akan direncanakan untuk dilaksanakan per triwulan dengan total seluruh belanja Rp9,7 miliar.
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal DaerahKPDT
1. BKAD Subosukawonosraten berperan sebagai payung pengembangan ekonomi lokal melalui fasilitasi klaster-klaster UMKM dan forum-forum kerjasama antar daerah.
2. Beberapa program kerjasama ekonomi antar daerah diantaranya forum pengembangan ekonomi wilayah, pengembangan klaster batik dan makanan olahan.
3. Meningkatkan daya saing UMKM, jejaring pemasaran, dan kapasitas SDM menjadi sasaran utama
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...KPDT
Paparan Bappenas dalam Workshop Pengembangan dan Studi Implementasi Penguatan Regional Management dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah Tertinggal
Solo 7 Oktober 2014
Aspek Legal Regional Management dalam Sistem Pemerintahan Daerah Menurut UU N...KPDT
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka hukum kerjasama antar daerah menurut UU No. 23/2014. UU baru ini memperjelas kelembagaan, kewenangan, dan pendanaan kerjasama antar daerah untuk meningkatkan pelaksanaan urusan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Ada dua jenis kerjasama yaitu wajib dan sukarela, dengan kerjasama wajib mengatur kerjasama antar daerah tertentu.
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah TertinggalKPDT
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pemerintah dalam memperkecil ketimpangan antar daerah, khususnya melalui program pembangunan daerah tertinggal. Strategi yang diusung antara lain meningkatkan perekonomian lokal, sarana prasarana, dan kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal.
Ringkasan: Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan kinerja melalui sistem e-Monev yang dilakukan secara online. Sistem ini dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan kinerja pembangunan yang sebelumnya dilakukan secara offline. Sistem e-Monev memberikan fasilitasi pelaporan secara online dan memberikan umpan balik untuk perbaikan kinerja.
Dokumen tersebut membahas tentang standar biaya yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan untuk menjamin efisiensi penggunaan anggaran. Standar biaya mencakup item-item seperti honorarium, transportasi, dan akomodasi untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pemerintah. Dokumen ini juga menjelaskan ketentuan penggunaan dan pengawasan standar biaya tersebut.
Sosialisasi penyusunan dan penelaahan anggaran tahun 2014 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal membahas tindak lanjut penyusunan anggaran, draft petunjuk teknis penelaahan rencana kerja dan anggaran, evaluasi rencana kerja dan anggaran tahun 2014, serta usulan tambahan anggaran tahun depan.
PERAN KPDT DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI BE...KPDT
Paparan deputi 5 dalam forum bakohumas di cisarua tanggal 27 Juni 2013 tentang Peran KPDT Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Wilayah Perbatasan Sebagai Beranda Depan NKRI
PT Ocean Mitramas adalah perusahaan penangkapan ikan nasional yang beroperasi di perairan Indonesia bagian timur dan Pasifik barat daya sejak 1992. Mereka bekerja sama dengan 100 kapal nelayan dalam program Kemitraan Rakyat untuk menjamin pasar, harga, dan pendapatan bagi nelayan serta keluarga mereka. Akan tetapi, produksi nelayan menurun karena keterbatasan armada, umpan, dan bahan bakar minyak, sementara kapal penangk
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013KPDT
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan perikanan tuna pole and line dan hand line di Kabupaten Sikka, NTT. Dokumen ini menjelaskan potensi, strategi, program, dan pencapaian pengembangan perikanan di kabupaten tersebut.
John west indonesia presentation - may 2013-englishKPDT
The document provides an overview of the Australian canned fish market in 2013, with total canned fish sales of $603.7 million (+3.9%) and 45,198 tonnes (+2.5%). It notes John West's commitment to source only tuna caught using environmentally responsible methods like pole & line and unassociated purse seine by 2015. Finally, it discusses John West's sustainability objectives through its "Our Oceans Forever" program which focuses on respect for resources, commitment to innovation, and passion for people.
Indonesia international b usiness forum iotc_payet-englishKPDT
The International Commission for the Conservation of Atlantic Tunas (IOTC) is a regional fisheries management organization established to manage tuna and tuna-like species in the Indian Ocean. It is based in Victoria, Seychelles and has 31 member countries and 2 cooperating non-members. IOTC works to conserve tuna stocks like yellowfin, skipjack, and bigeye tuna and promote sustainable fisheries. It provides scientific advice, establishes management measures around catch limits and fishing capacity, and works to reduce illegal fishing and impacts on biodiversity. Key ongoing challenges include improving compliance among members and equitable allocation of fishing opportunities.
Indonesia international b usiness forum iotc_payet_bahasaKPDT
IOTC adalah organisasi pengelolaan perikanan tuna di Samudera Hindia yang bertanggung jawab untuk mempromosikan konservasi tuna dan pemanfaatan berkelanjutan sumber dayanya. IOTC telah mengambil langkah-langkah pengelolaan seperti membatasi kapasitas tangkap, mengendalikan kuota tangkapan, dan mengurangi dampak perikanan tuna terhadap ekosistem lautnya. Namun demikian, tantangan seperti penegakan hukum
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 englishKPDT
This document provides an overview of Greenpeace's tuna sustainability campaign and markets work. Some key points:
- Greenpeace ranks retailers based on their tuna sustainability policies to drive competition and improvements in sourcing sustainable products.
- Through markets campaigns in several countries including the UK, Australia, and others, Greenpeace has achieved commitments from major retailers to source only pole-and-line caught or FAD-free tuna by 2016.
- Greenpeace is now focusing on fresh tuna markets in Japan and sustainability improvements in handline and longline fisheries, while advocating for sustainable management of yellowfin stocks globally.
- Looking ahead, Greenpeace plans to promote transforming tuna fisheries
Greenpeace presentation coastal tuna forum jakarta2013.v2 bahasaKPDT
Greenpeace berusaha melakukan transformasi besar dari produksi perikanan tuna yang didominasi oleh perikanan skala besar dan tidak berkelanjutan menjadi skala kecil, berbasis masyarakat, dan ramah lingkungan. Upaya ini telah mendapatkan dukungan pasar di beberapa negara untuk menghentikan penggunaan metode penangkapan merusak dan menggunakan metode ramah lingkungan seperti pole and line fishing.
2. Dasar Hukum Penerapan BAS :
UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;
PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
PMK No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar.
PMK NO.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran
2
3. Perdirjen Perbendaharaan tentang
Penambahan dan Perubahan BAS
Perdirjen Perbendaharaan tentang BAS:
1. Batang Tubuh: Pasal-pasal yang memberikan
penjelasan bahwa penambahan dan perubahan hanya
mencakup akun pendapatan, belanja dan transfer yang
berlaku mulai tahun 2012
2. Lampiran yang terdiri dari:
a) Lampiran I: Seluruh kodefikasi akun
pendapatan, belanja dan transfer;
b) Lampiran II: Penjelasan penggunaan kode akun;
c) Lampiran III: Mapping perubahan kodefikasi dan
uraian akun;
d) Lampiran IV: Restrukturisasi akun pendapatan dari
pengelolaan BMN;
e) Lampiran V: Restrukturisasi akun Belanja Bansos;
f) Lampiran VI: Penambahan dan perubahan uraian/
penjelasan akun;
g) Lampiran VII: Akun yang tidak digunakan lagimulai
tahun anggaran 2012.
3
4. HUBUNGAN SAPP DENGAN BAS
DIPA
SPM
SP2D
MPN
APBN
RKA-K/L
SIMAK-BMNSAKSA-BUN
Bagan
Akun
Standar
4
6. Memastikan rencana keuangan
(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah
yang sama;
Meningkatkan kualitas informasi
keuangan;
Memudahkan pengawasan
keuangan.
TUJUAN BAGAN AKUN STANDAR
6
7. Klasifikasi Akun 2012
Organisasi
(BA, Es, Satker)
Fungsi
Sub Fungsi Sub Fungsi
Program Program
Kegiatan Kegiatan
Keluaran/Output Keluaran/Output
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kegiatan
Program
Fungsi
7
8. KLASIFIKASI AKUN DALAM BAS
KODE AKUN NAMA AKUN
1 ASET
2 KEWAJIBAN
3 EKUITAS
4 PENDAPATAN
5 BELANJA
6 TRANSFER KE DAERAH
7 PEMBIAYAAN
8 NON ANGGARAN
8
9. STRUKTUR APBN DALAM
FORMAT “I ACCOUNT”
PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
II. Hibah
BELANJA NEGARA
I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
4. Belanja Pembayaran Bunga Utang
5. Belanja Subsidi
6. Belanja Hibah
7. Belanja Bantuan Sosial
8. Belanja Lainnya
II. Transfer ke Daerah
1. Dana Perimbangan
2. Dana Otsus dan Penyesuaian
SURPLUS/DEFISIT
PEMBIAYAAN
(Pembiayaan Dalam Negeri dan Pembiayaan Luar Negeri)
9
10. 10
KLASIFIKASI BELANJA
MENURUT JENIS :
1. Belanja Pegawai;
2. Belanja Barang dan jasa;
3. Belanja Modal;
4. Bunga;
5. Subsidi;
6. Hibah;
7. Bantuan Sosial;
8. Belanja Lain-Lain.
MENURUT FUNGSI :
1. Pelayanan Umum Pemerintahan;
2. Pertahanan;
3. Hukum, Ketertiban dan Keaman
an;
4. Ekonomi;
5. Lingkungan Hidup;
6. Perumahan dan Pemukiman;
7. Kesehatan;
8. Pariwisata dan Budaya;
9. Agama;
10. Pendidikan;
11. Perlindungan Sosial.
11. KLASIFIKASI EKONOMI (JENIS
BELANJA)
• Belanja K/L
• PMK 91, 101
- Pegawai
- Barang
- Modal
- Bantuan Sosial
• Belanja BUN
• PMK 91, 171, 101
- Pembayaran bunga
utang
- Belanja Hibah
- Belanja Subsidi
- Belanja Lain-lain
11
12. DEFINISI JENIS BELANJA MENURUT
KLASIFIKASI EKONOMI
KLASIFIKASI
EKONOMI
51 Belanja
Pegawai
52 Belanja
Barang
53 Belanja
Modal
54 Benlanja
Bantuan Sosial
12
13. BELANJA PEGAWAI
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau
barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di
dalam negeri dan di luar negeri) sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi,
kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan
pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak
termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.
13
14. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji
dan tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-
honor pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan
yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep
nilai perolehan maka pembayaran honor-honor untuk
pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari
“Belanja Pegawai : Uang honor tidak tetap”
diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode
akun yang digunakan mengikuti jenis belanja
kegiatan yang bersangkutan.
14
15. BELANJA BARANG
Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset
dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk.
ATK dan operasional kantor lainnya
Biaya pemeliharaan
Biaya perjalanan.
Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat
15
16. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai
kebutuhan operasional kantor (barang dan
jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya
serta biaya perjalanan.
b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan
untuk pembayaran honor-honor bagi para pengelola
anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat
Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas
SAI/ SIMAKBMN).
c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai
perolehan maka pembayaran honor untuk para
pelaksana kegiatan menjadi satu kesatuan dengan
kegiatan induknya.
16
17. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :
• Pengadaan Aset Tetap yang nilai persatuannya di
bawah nilai minimum kapitalisasi (< Rp300.000,-
/unit);
• Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak
menambah umur ekonomis, manfaat atau
kapasitas;
• Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang
pakai habis.
e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk
kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional
pelayanan Satker BLU).
17
18. Penajaman/Perubahan uraian dan
Penjelasan Akun (6/9)
Belanja Barang Operasional dan Non Operasional:
5211 (Belanja Barang Operasional):
Merupakan pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai yang
dipergunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu
satker dan umumnya pelayanan yang bersifat internal
5212 (Belanja Barang Non Operasional):
Merupakan pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai
dikaitkan dengan dengan strategi pencapaian target kinerja suatu
satker dan umumnya pelayanan yg bersifat eksternal
18
19. Klasifikasi Belanja Barang
Kodefikasi akun baru (526):
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang
dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non
Operasional Lainnya).
Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi:
52
521 522 523 524 525 526
Belanja
barang
Belanja
Jasa
Belanja
Pemeliharaan
Belanja
Perjalanan
Belanja
BLU
Belanja Barang
untuk diserah-
kan kpd masy./
Pemda
19
20. Belanja Barang Langganan Daya dan Jasa
Restrukturisasi kodefikasi belanja langganan daya dan
jasa (52211):
Belanja langganan daya dan jasa dipecah sehingga dapat
menghasilkan informasi yang lebih detil, sehingga
Belanja Langganan Daya dan Jasa menjadi:
52211
522111 522112 522113 522119
Belanja Langganan
Listrik
Belanja Langganan
Telepon
Belanja Langganan
Air
Belanja Langganan
Daya dan Jasa
Lainnya 20
21. Pengaturan Perjalanan Dinas (524)
PMK 113/PMK.05/2012
tentang Perjadin Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.
Surat Menteri Keuangan No. S-2056
Hal Langkah-langkah dalam Peningkatan Akuntabilitas dan
Transparansi Belanja Perjadin
Perdirjen Perbendaharaan No PER-22/PB/2013
Tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjadin DN bagi
Pejabat Negara, Peg Negeri, dan PTT.
Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-4599/PB/2013
Tentang Penjelasan Lebih Lanjut penggunaan akun Perjadin
berdasarkan Surat Menkeu No.S-2056/MK.5/2013
21
22. Belanja Perjalanan Dinas
Pengaruh PMK No.113 tentang Perjalanan
Dinas Dalam Negeri
Pengertian: perjalanan ke luar tempat kedudukan
yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia
untuk kepentingan negara
Ruang lingkup
- Perjalanan Dinas Jabatan;
- Perjalanan Dinas Pindah;
Perjalanan Dinas Jabatan: Dalam Kota dan Luar
Kota (seluruhnya di kelompok 524XXX)
22
23. Penambahan Akun Perjalanan Dinas
Akun Uraian Akun
524111 Belanja Perjalanan Biasa
524112 Belanja Perjalanan Tetap
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
23
24. a) Paket Meeting/Sosialisasi
Dalam Kota:
No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan
2. Yang dilaksanakan di dalam kantor
(di luar jam kerja) Satker
Penyelenggara
a) Uang saku rapat 524114
b) Biaya Konsumsi Rapat 521111/
521211
c) Uang Transpor pegawai 524114
24
25. a) Paket Meeting/Sosialisasi
Dalam Kota:
No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan
1. Yang dilaksanakan di luar kantor
dan di dalam kota Satker
Penyelenggara
a) Uang saku rapat paket meeting 524114 Untuk peserta/
moderator
dan/atau
narasumber
b) Uang harian 524114
c) Uang Transpor pegawai 524114
d) Biaya Penginapan 524114
e) Biaya paket meeting 524114
25
26. a) Paket Meeting/Sosialisasi
Luar Kota:
No. Jenis Kegiatan Akun Keterangan
1. Yang dilaksanakan di luar kota
Satker Penyelenggara
a) Uang saku rapat paket meeting 524119 Untuk peserta/
moderator
dan/atau
narasumber
b) Uang harian 524119
c) Uang Transpor pegawai 524119
d) Biaya Penginapan 524119
e) Biaya paket meeting 524119
26
27. 526
BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASY/PEMDA
5261
Bel Brg untuk diserahkan kpd
masy/Pemda
526111
Bel Tanah Utk Diserahkan Kpd
Masy/Pemda
526112
Bel P’altn & Mesin Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda
526113
Bel Ged & Bang Utk Diserahkan
Kpd Masy/Pemda
526114
Bel JIJ Utk Diserahkan Kpd
Masy/Pemda
526115
Bel Fisik Lainnya Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda
5262
Bel Brg Penunjang DK & TP utk
diserahkan kpd pemda
526211
Bel Brg Penunjang Keg. DK Utk
Diserahkan Kpd Pemda
526212
Bel Brg Penunjang TP Utk
Diserahkan Kpd Pemda
5263
Bel Brg Lainnya untuk diserahkan kpd
masy/Pemda
526311 Bel Brg Lainnya untuk
diserahkan kpd masy/Pemda
27
30. BMN OUTPUT DEKONSENTRASI
No. Uraian Keterangan
1. Kegiatan Utama Bersifat Non-fisik: menghasilkan keluaran yang
tidak menambah aset tetap, antara lain
sinkronisasi & koordinasi, perencanaan, fasilitasi,
bimtek, pelatihan, penyuluhan, supervisi,
penelitian & survey, pembinaan & pengawasan,
serta pengendalian.
2. Kegiatan Penujang Dapat menghasilkan BMN berupa AT
Kode akun baru 526211 – Belanja Barang
Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi (termasuk
yang menghasilkan BMN untuk diserahkan
kepada Pemda). Perolehan BMN dicatat sebagai
persediaan
3. Reklasifikasi Apabila 6 bulan setelah perolehan BMN pada
poin 2 belum diserahkan kepada Pemda,
direklasifikasi menjadi AT
30
31. DEKONSENTRASI
31
KEGIATAN
UTAMA:
NON FISIK
Akun Belanja
Barang Sesuai
Peruntukkannya:
52xxxx
DUKUNGAN KEGIATAN UTAMA
(DANA PENUNJANG)
ADMINISTRATIF PENGADAAN
INPUT BERUPA
BARANG/JASA
PENUNJANG
LAINNYA
Pengadaan
barang ?
Akun Belanja Barang
Penunjang Kegiatan
DK: 526211
Akun Belanja
Barang Sesuai
Peruntukkannya:
52xxxx
BMN Persediaan
SIMAK-BMN
6 bln stlh pengadaan
diserahkan ke SKPD
BAST
Direklasifi-
kasi menjadi
Aset Tetap
32. OUTPUT TUGAS PEMBANTUAN
32
Utama:
Fisik Lainnya
Penunjang:
Menghasilkan
BMN
Penunjang:
Tidak
menghasilkan
BMN
Utama:
Fisik
Dari belanja
modal
Dari belanja
barang:
Perjalanan dsb
(52xxxx)
Dari belanja
barang fisik
lainnya TP
(526115)
Dari belanja barang
penunjang TP
(526212)
33. BMN TUGAS PEMBANTUAN
No. Uraian Keterangan
1. Kegiatan Utama Bersifat fisik: Menghasilkan keluaran yang
menambah nilai aset pemerintah antara lain
pengadaan tanah, peralatan dan mesin,
bangunan, jalan, irigasi & jaringan, serta kegiatan
fisik lain yang menambah nilai aset Pemerintah.
Fisik: 53 sesuai peruntukan
Fisik lain: Kode akun baru (526115-Belanja Fisik
Lainnya Tugas Pembantuan), a.l. barang habis
pakai, seperti obat2an, vaksin, pupuk, bibit
tanaman untuk diserahkan kepada Pemda
2. Kegiatan Penujang • Menghasilkan BMN berupa AT, Kode akun baru
(526212-Belanja Penunjang Tugas Pembantuan
yang menghasilkan BMN dan akan diserahkan)
• Tidak menghasilkan AT akun 52 sesuai
peruntukkannya
33
34. TUGAS PEMBANTUAN
34
KEGIATAN UTAMA DUKUNGAN KEGIATAN UTAMA
(DANA PENUNJANG)
PENGADAAN TANAH,
BANGUNAN,
PERALATAN & MESIN,
JALAN, IRIGASI &
JARINGAN
FISIK LAIN
a.l. :
-Pengadaan barang habis pakai
utk diserahkan ke Pemda
- Renovasi Aset bukan milik
Pemerintah
ADMINIS-
TRATIF
PENGADA-
AN INPUT
BERUPA
BARANG
/JASA
PENUNJANG
LAINNYA
Akun Belanja
Modal Sesuai
Peruntukkannya:
53xxxx
Akun Belanja
Barang Fisik
Lain: 526115
Mengha-
silkan
Aset
Tetap ?
Akun Belanja
Barang
Penunjang TP:
526212
Akun Belanja
Barang Sesuai
Peruntukkan-
nya: 52xxxx
BMN
ASET TETAP
BMN
Persediaan
SIMAK-BMN
Dihibahkan ke SKPD
sepanjang bermaksud
menyerahkan DJKN
6 bln stlh
pengadaan
diserahkan ke
SKPD BAST
Direklasifi-
kasi menjadi
Aset Tetap
35. 35
2011 2012 Dst.
Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK
(521311)
Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK
utk Diserahkan Kpd Pemda (526211)
Belanja Barang Penunjang Kegiatan TP
(521321)
Belanja Barang Penunjang TP utk
Diserahkan Kpd Pemda (526212)
Belanja Barang Fisik Lain TP (521411) Belanja Barang Fisik Lainnya Utk
Diserahkan Kpd Masy/Pemda (526115)
36. BELANJA MODAL
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, dan aset
kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan).
(Lampiran II PP 71 dan PMK 91/PMK.06/2007)
36
37. BELANJA MODAL
37
Belanja Modal
(53)
Belanja Modal
Tanah
(531)
Belanja Modal
Gedung dan
Bangunan
(532)
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin
(533)
Belanja Modal
Jalan, Irigasi
dan Jaringan
(534)
Belanja Modal
Lainnya
(536)
38. PERUBAHAN URAIAN/PENJELASAN
AKUN BELANJA (Contoh) (7/9)
38
TA 2012
536111 Belanja Modal Lainnya
Penjelasan Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya yang tidak
dapat diklasifikasikan dalam belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.
Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya sampai
dengan siap digunakan.
Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pengadaan software,
pengembangan website, pengadaan lisensi yang memberikan manfaat lebih dari
satu tahun baik secara swakelola maupun dikontrakkan kepada Pihak Ketiga.
Belanja Modal Lainnya dapat digunakan untuk pembangunan aset tetap renovasi
yang akan diserahkan kepada entitas lain dan masih di lingkungan pemerintah
pusat.
Termasuk dalam belanja modal lainnya : pengadaan/pembelian barang-barang
kesenian, dan koleksi perpustakaan.
536121 Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya
Penjelasan Belanja Modal setelah perolehan Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya yang
memperpanjang masa manfaat/umur ekonomis, atau yang kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, produksi atau peningkatan standar kinerja.
39. KONSEP NILAI PEROLEHAN
Komponen belanja modal untuk perolehan aset tetap
meliputi:
Harga beli aset tetap
Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap digunakan,
termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
39
40. Belanja Barang atau Belanja Modal?
Pemilihan antara
Belanja Barang
dan Belanja
Modal dalam
pengadaan awal
Memenuhi
Kriteria
Pengakuan
Aset
Tetap/Aset
Lainnya?
Y
T
Memenuhi
Nilai Min.
kapitalisasi:
P/M ≥ 300.000
G/B ≥ 10.000.000
Belanja Barang
sesuai
peruntukannya
T
Belanja Modal
sesuai
peruntukannya
Y
40
41. DEFINISI ASET TETAP
1. Dimiliki dan Berwujud;
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3. Digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum;
4. Memenuhi kriteria nilai satuan minimum
kapitalisasi
41
42. KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal entitas;
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan
42
43. BELANJA MODAL BELANJA BARANG
TERPENUHINYA SALAH SATU
KRITERIA KAPITALISASI
1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR
EKONOMIS;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS,
PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU
VOLUME ASET
TIDAK
NILAI MINIMUM KAPITALISASI:
≥ 300.000 untuk Peralatan & Mesin
≥10.000.000 untuk Gedung & Bangunan
YA
RKA-KL
dan
TIDAK
43
44. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pendapatan
- Pajak XXXX
- PNBP XXXX
Belanja
- Belanja Barang XXXX
- Belanja Modal XXXX
- Belanja Bansos XXXX
NERACA
Aset Lancar Kewajiban
- Persediaan
Aset Tetap
- Tanah, Gedung,
- Peralatan dll.
Ekuitas
Aset Lainnya
Total Aset Total Kewajiban+
Ekuitas
Belanja
Barang
Belanja
Modal
Belanja
Bansos
berupa barang
44
45. BELANJA BANTUAN SOSIAL
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada
masyarakat guna melindungi dari kemungkinan
terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung
diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau
lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya
bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang
pendidikan dan keagamaan
45
46. Bultek 10 SAP Akuntansi
Belanja Bantuan Sosial
Risiko sosial menurut Buletin Teknis 10 adalah kejadian
atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi
terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh
individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai
dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik,
fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan
belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak
dapat hidup dalam kondisi wajar.
46
47. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Bantuan Sosial secara prinsip dimaksudkan untuk
melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko
sosial.
b. Bantuan Sosial yang diberikan kepada masyarakat dapat
berupa uang atau barang.
c. Pengadaan barang atau bantuan peralatan yang akan
diberikan kepada masyarakat dalam rangka bansos walaupun
berupa barng fisik, pencatatannya tetap menggunakan akun
belanja bantuan sosial. (57xxxx)
d. bantuan sosial diberikan oleh instansi pemerintah dan
diberikan kepada institusi selain pemerintah atau masyarakat
serta harus memenuhi kriteria risiko sosial;
47
48. Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (1)
1. Tujuan penggunaan
a) Rehabilitasi sosial
b) Perlindungan sosial
c) Pemberdayaan Sosial
d) Jaminan Sosial
e) Penanggulangan kemiskinan
f) Penanggulangan bencana
48
49. Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (2)
2. Pemberi Bantuan
a) Pemberi bantuan sosial adalah Pemerintah Pusat dan/ atau
Pemerintah Daerah. Institusi pemerintah baik pusat atau daerah
yang dapat memberikan bantuan sosial adalah institusi yang
melaksanakan perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskinan dan pelayanan
dasar serta penanggulangan bencana.
b) Bantuan sosial yang diberikan oleh masyarakat, lembaga sosial
atau lembaga lain selain Pemerintah, selama tidak dimasukkan
dalam anggaran pemerintah, adalah di luar ruang lingkup
pengaturan buletin teknis ini
49
50. Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (3)
3. Persyaratan Penerima Bantuan Sosial
Pemberian bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah haruslah selektif, yaitu
hanya diberikan kepada calon penerima yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dalam pengertian belanja bantuan sosial yaitu "melindungi dari
kemungkinan risiko sosial". Oleh karena itu diperlukan persyaratan/kondisi
yang harus dipenuhi oleh calon penerima, yaitu adanya perlindungan atas
kemungkinan terjadinya "Risiko Sosial".
Penerima belanja bantuan sosial adalah seseorang, keluarga, kelompok,
dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat
dari situasi krisis sosial, ekonomi,politik, bencana, dan fenomena alam agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup minimum, termasuk di dalamnya bantuan untuk
lembaga non pemerintah bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang
berperan untuk melindungi individu,kelompok dan/atau masyarakat dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial
50
51. Kriteria Bantuan Sosial menurut
Bultek 10 SAP (4)
4. Bersifat sementara atau berkelanjutan
Pemberian belanja bantuan sosial umumnya bersifat sementara dan tidak terus
menerus, namun terdapat kondisi dimana Belanja Bantuan Sosial tersebut
diberikan secara terus menerus atau berkelanjutan. Yang dimaksud dengan Belanja
Bantuan Sosial berkelanjutan yaitu bantuan yang diberikan secara terus
menerus untuk mempertahankan taraf kesejahteraan sosial dan upaya untuk
mengembangkan kemandirian.
Belanja bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat
diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus
diberikan setiap tahun anggaran, belanja bantuan sosial dihentikan pada saat
pihak yang dibantu telah lepas dari masalah sosial tersebut. Bantuan sosial
dapat terus menerus, misalnya untuk menjaga kinerja sosial yang telah
tercapai agar jangan menurun kembali.
51
52. Aset yg diserahkan
Ke masyarakat
Bel Barang
Bantuan
Sosial
* Risiko Sosial
Barang ( BAST )
Uang ( LS-Kel Masyarakat)
Notes: Dana Bansos yg belum disalurkan
Kas di Neraca ( Kas Lainnya)
Barang -> di Neraca ( Persediaan)
52
53. Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial
Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57):
Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis
kegiatannya sesuai dengan Bultek 10 SAP tentang
Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.
Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi:
57
571 572 573 574 575 576
Belanja
Bansos utk
Rehabilitasi
Sosial
Belanja
Bansos utk
Jaminan
Sosial
Belanja
Bansos utk
Pemberdayaan
Sosial
Belanja
Bansos utk
Perlindungan
Sosial
Belanja
Bansos utk
Penanggula
ngan
kemiskinan
Belanja
Bansos utk
Penanggula
ngan
Bencana
53
54. KAPAN BAS DIGUNAKAN ?
PMK No.91/PMK.02/2007
Pasal 3
(1) Bagan Akun Standar sebagimana ditetapkan dalam lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini;
(2) Bagan Akun Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai pedoman yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian
Negara/Lembaga untuk penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL), Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Pelaporan Keuangan dalam
rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, mulai
Tahun Anggaran 2008.
54
55. Permasalahan dalam Penggunaan
Bagan Akun Standar
Pemahaman Klasifikasi Belanja
Pemahaman Pemakaian Akun dalam BAS untuk Kepentingan
Perencanaan, Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Keuangan
BAS
PERENCANAAN
(RKA-KL)
PELAKSANAAN
(DIPA)
PELAPORAN
(LKPP)
55
58. (1)
Honorarium Panitia Pengadaan
Pengadaan Aset Tetap: dikelompokkan ke dalam
Belanja Modal Pengadaan AT-nya.
Contoh: Honorarium panita pengadaan pembelian
peralatan dan mesin (AT) masuk ke dalam akun 532111
Panitia Pengadaan Barang Habis Pakai yang tidak
menghasilkan aset dikelompokkan ke dalam Belanja
Honorarium Terkait Output Kegiatan (521213)
Panitia pengadaan yang dibentuk untuk seluruh
pengadaan apapun dan mendapat honorarium tidak
berdasarkan paket pekerjaan dalam suatu satker
dibebankan pada akun 521213
58
59. (2)
Pengadaan Sistem/Aplikasi yang
dikembangkan sendiri atau kontraktual
Menghasilkan Aset Tak Berwujud dalam
bentuk Aplikasi/Program
Dikelompokkan ke dalam Belanja Modal
Lainnya (536111).
Contoh : Pembuatan Sistem Database Online
oleh Konsultan.
Perbaikan dan pemeliharaannya yang tidak
menambah nilai : Belanja Peme- liharaan
Lainnya (523119) atau Belanja Jasa Lainnya
(522191)
59
60. (3)
Pengadaan Software
Menghasilkan Aset Tak Berwujud?
Dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Lainnya
(536111).
Contoh : Pembuatan Sistem Database Online oleh
Konsultan.
60
61. (4)
Pengadaan buku: menjadi koleksi perpus-
takaan atau dibagikan/disebarluaskan ke-pada
masyarakat?
Tidak menjadi Aset
Pemerintah Pusat
Menjadi Aset Tetap
Lainnya
Pemerintah Pusat
Dikelompokkan ke
dalam akun 526XXX
(Belanja Barang Untuk
Diserahkan)
Dikelompokkan ke
dalam akun 536111
(Belanja Modal
Lainnya)
Koleksi PerpustakaanUntuk Dibagikan
61
62. (5)
Honor Panitia Pengadaan Buku Koleksi
Perpustakaan
• Menambah nilai Aset Tetap Lainnya dan
dikelompokkan ke dalam Belanja Modal Lainnya
(536111).
Honor Panitia Pengadaan Buku untuk
dibagikan/ disebarluaskan (per paket
pekerjaan)
• Dikelompokkan ke dalam Belanja Honor yang
terkait dengan Output Kegiatan (521213)
62
63. (6)
Pengadaan Inventaris Kantor = Aset Tetap
• Bila memenuhi kriteria AT, dikelompokkan ke
dalam 532111 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin)
• Di bawah nilai minimum kapitalisasi:
Ekstrakomtabel == dikelompokkan ke dalam
521111 (Belanja Keperluan sehari- hari perkantoran)
63
64. (7)
Belanja Jasa Profesi (522151)
Untuk PNS :
pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan
diberikan kepada pegawai PNS sebagai Narasumber,
pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan yang
melibatkan eselon I lain atau instansi lain
Untuk Non PNS :
pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan
diberikan kepada Non PNS sebagai Narasumber,
pembicara, praktisi, pakar dalam suatu kegiatan dan
bukan kontraktual
64
65. (8)
Belanja Jasa Konsultan
Pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan
diberikan kepada Non PNS secara Kontraktual, tidak
menghasilkan Aset Tetap/ Aset Lainnya.
65
66. (9)
Biaya Lelang
Pengadaan Aset Tetap/Aset lainnya:
Dibebankan pada akun pengadaan asetnya (53XXX1)
Pengadaan Barang Habis Pakai:
Dibebankan pada akun belanja operasional lainnya
(521119) atau belanja barang non operasional lainnya
66
68. (11-1)
Renovasi atas Gedung dan Bangunan Bukan
Miliknya
G/B tersebut milik Satker di lingkungan
pemerintah pusat (Satker PU ataupun Satker lain):
536111, dicatat sebagai Aset Tetap Dalam Renovasi,
setelah selesai agar diserahkan kepada si pemilik G/B.
Proses
SIMAK-BMN: Tranfer Out dari Satker
pembangun dan transfer in oleh Satker
pemilik/penerima
68
69. (11-2)
Renovasi atas Gedung dan Bangunan Bukan
Miliknya
G/B tersebut milik Masyarakat atau pemerintah
daerah : 536111
69