ISAK 16 mengatur akuntansi untuk operator atas perjanjian konsesi jasa. Operator diwajibkan mengakui aset keuangan apabila memiliki hak kontraktual untuk menerima kas dari grantor, dan aset tak berwujud apabila memiliki hak untuk menghasilkan pendapatan dari pengguna jasa. Biaya konstruksi dan operasi diakui sesuai dengan tahap penyelesaiannya.
3. 3
Latar Belakang
3
Pemerintah berkewajiban melakukan pelayanan publik yang umumnya didanai oleh
APBN/APBD
Keterbatasan APBN/APBD mengharuskan pemerintah menarik swasta untuk mendanai
kegiatan investasi pengadaan jasa layanan publik.
KPS = Kerjasama Pemerintah Swasta dibina oleh Direktorat KPS (DKPS)
Merupakan service concession arrangement (public to private services)
Sektor yang memiliki KPS, berdasarkan Indonesian Infrastructure Summit 2005, adalah:
Gas
Power and electricity
Road transportation (68 projects)
Water
Telecommunication
Pengaturan akuntansi untuk sewa dan perjanjian mengandung sewa belum lengkap.
ISAK 8 mengecualikan perjanjian konsesi jasa
4. 4
Latar Belakang
4
Terdapat kekosongan pengaturan untuk beberapa industri akibat dicabutnya PSAK
yang terkait, misal industri jalan tol, air minum, dsb.
Terdapat ketidakjelasan pengaturan untuk beberapa industri, misal distribusi bahan
bakar minyak dan gas
Makin banyaknya perjanjian konsesi pelayanan publik
5. 5
Ciri Perjanjian Konsesi Jasa
Kewajiban melayani publik ada pada operator
Pemberi konsesi (grantor) adalah entitas sektor publik
atau entitas swasta yang telah diberikan tanggung
jawab
Operator bertanggung jawab setidaknya atas sebagian
pengelolaan infrastruktur dan jasa terkait, tidak hanya
bertindak sebagai agen dari grantor
Penetapan harga awal dan perubahan harga selama masa
konsesi
Operator wajib menyerahkan infrastruktur kepada grantor
pada akhir masa konsesi
5
6. 6
Grantor vs Operator
6
Grantor Operator
Pemerintah atau perusahaan swasta yang
bertanggungjawab atas jasa yang diberikan
Membangun infrastruktur untuk pelayanan
publik, memperbaiki dan mengoperasikan
infrastruktur selama jangka waktu tertentu
Menentukan jenis pelayanan publik,
pelanggan, dan harga
Bertanggungjawab atas manajemen
infrastruktur dan jasa yang diberikan, dan
tidak semata-mata bertindak sebagai agen
untuk Grantor.
Mengendalikan (melalui kepemilikan) -
kepentingan residu signifikan pada akhir
periode perjanjian atau aset digunakan
selama umur ekonominya
BUMN/
Swasta
Pemerintah
BUMN
Swasta
Perjanjian/Pengaturan
Grantor
Operator
7. 7
ISAK 8
• Merupakan adopsi dari IFRIC 12 (2009) Service Concession
Arrangement.
• Mengadopsi seluruh IFRS kecuali tanggal efektif dan tidak
mengijinkan penerapan dini.
7
8. 8
Struktur Isi ISAK 8
8
• Referensi
• Latar Belakang
• Ruang Lingkup
• Permasalahan
Pendahuluan
Interpretasi
Tanggal Efaktif
Ketentuan Transisi
Panduan Apllikasi
Contoh ilustrasi – bukan bagian standar
9. 9
Ruang Lingkup
9
Cakupan:
ISAK 16 hanya berlaku untuk operator atas perjanjian konsesi jasa.
ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk grantor
Perjanjian konsensi jasa
Grantor mengendalikan atau mengatur jenis, pengguna, dan harga jasa
Grantor mengendalikan (melalui kepemilikan) atas hak manfaat selama
masa perjanjian dan kepentingan residual dalam infrastruktur pada
akhir masa konsesi
Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan baru
10. 10
Permasalahan
• Interpretasi ini menetapkan prinsip-prinsip umum dalam mengakui dan
mengukur kewajiban dan hak-hak terkait dalam perjanjian konsesi jasa.
Persyaratan untuk pengungkapan (ISAK 22).
• Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah:
(a) perlakuan hak operator atas infrastruktur;
(b) pengakuan dan pengukuran imbalan atas perjanjian;
(c) konstruksi atau peningkatan jasa;
(d) jasa operasi;
(e) biaya pinjaman;
(f) perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud; dan
(g) Item yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator.
10
11. 11
Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur
• Tidak diakui sebagai aset tetap dari operator:
– Perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan hak kepada
operator untuk mengendalikan penggunaan infrastruktur
layanan publik
– Operator mengoperasi infrastruktur untuk pelayanan
publik untuk kepentingan grantor sesuai persyaratan
kontrak
11
12. 12
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian
12
Jasa pembangunan dan peningkatan infrastruktur diakui sesuai PSAK
34 Akuntansi Kontrak Konstruksi dalam bentuk:
Aset keuangan (operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk
menerima kas/aset keuangan lain)
Aset tidak berwujud (operator memiliki hak untuk membebankan
pengguna)
Pendapatan dari aktivitas pemberian jasa operasi diakui sesuai dengan
PSAK 23 Pendapatan
Melakukan 2 jasa dalam 1 kontrak imbalan yang diterima/piutang
dialokasikan mengacu pada nilai wajar relatif dari jasa yang diberikan, apabila
jumlahnya dapat diidentifikasi secara terpisah.
13. 13
Imbalan yang Diberikan oleh Grantor kepada Operator
13
Jasa pembangunan atau peningkatan kemampuan:
Imbalan diukur dengan nilai wajar
Imbalan meliputi hak atas aset keuangan atau aset tak berwujud
Aset keuangan diakui sejauh operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk
menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas petunjuk gantor
Aset tak berwujud diakui sejauh operator menerima hak (lisensi) untuk
membebankan pengguna layanan publik
Menerima keduanya dilakukan pencatatan terpisah dan keduanya diakui pada nilai
wajar
14. 14
Pemulihan Infrastruktur
• Jika ada kewajiban kontraktual untuk memelihara atau
memulihkan infrastruktur (Maintenance clause), kecuali
untuk peningkatan konstruksi:
– Accrue kewajiban sesuai PSAK 57 (Rev 2009): Provisi, Liabilitas
Kontijensi, dan Aset Kontijensi berdasarkan estimasi pengeluaran
untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode
pelaporan
14
15. 15
Biaya Pinjaman
• Biaya pinjaman terkait dengan perjanjian diakui sebagai
beban pada periode terjadinya biaya pinjaman tersebut
• Dikapitalisasi selama periode konstruksi hanya jika
operator menerima aset tidak berwujud
15
16. 16
Pengakuan Aset Keuangan dan Aset Tak Berwujud
16
Aset Keuangan:
Pengakuan awal: nilai wajar
Selanjutnya: Amortized cost (initial amount + cumulative
interests - repayments)
Aset Tak Berwujud:
Pengakuan awal: biaya perolehan
Selanjutnya: amortized cost (acquisition cost - accumulated
amortization or accumulated impairment loss )
17. 17
Item dari Grantor kepada Operator
17
Persyaratan:
Item dikendalikan operator, dan
Pemberian item merupakan bagian dari service fees untuk operator
karena memberikan layanan publik
Memenuhi syarat aset operator dan diakui pada nilai wajar
20. 20
SAK Terkait
20
Kategori Sewa Provider Pemilik
Tipe
Pengaturan
Sewa Jasa / Kontrak
Pemeliharaan
Rehabilitasi-
operasi-
transfer
BOT Bangun-
Miliki-
Operasi
100% Divestasi
Privatisasi
Perusahaan
Kepemilikan
Aset
Grantor Operator
Investasi
Modal
Grantor Operator
Risiko
Permintaan
Dibagi Grantor Operator dan Grantor Operator
Jangka waktu 8-20
tahun
1-5 tahun 25-30 Tak terbatas
Bunga Grantor Operator
SAK PSAK 30 PSAK 23 ISAK 16 PSAK 16
21. 21
Tanggal Efektif dan ketentuan transisi
• Interpretasi ini berlaku efektif pada 1 Januari 2012.
• Perubahan dalam kebijakan akuntansi dicatat sesuai dengan PSAK 25
• Untuk setiap perjanjian jasa tertentu, apabila tidak praktis bagi
operator untuk menerapkan secara retrospektif, maka entitas:
– mengakui aset keuangan dan aset tidak berwujud yang ada pada awal periode
sajian paling awal;
– menggunakan jumlah tercatat sebelumnya atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud tersebut (tidak memperhatikan klasifi kasi sebelumnya) sebagai
jumlah tercatat pada tanggal tersebut; dan
– melakukan pengujian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset tidak
berwujud yang diakui pada tanggal tersebut, kecuali hal tersebut tidak praktis,
dalam hal ini jumlah penurunan tersebut harus diuji pada awal periode
berjalan.
21
22. 22
Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan
pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10). Perjanjian berakhir di tahun 10
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.
• Biaya yang terjadi:
22
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan pemberi konsesi membayar sebesar Rp200
kepada operator setiap tahun dari tahun ke 3 sampai tahun ke 10 agar jalan dapat
tersedia untuk publik.
• Diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun.
Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100
23. 23
Ilusrasi 1
23
• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan konstruksi,
operasi dan pelapisan diakui sebagai beban mengacu pada tahap penyelesaian kegiatan.
Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan pemberi konsesi diakui
pada saat yang sama.
• Operator diwajibkan melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Pemberi konsesi akan
mengganti kepada operator biaya pelapisan jalan pada tahun ke 8. Kewajiban untuk
melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi keuangan, serta pendapatan dan
beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai pekerjaan pelapisan selesai dilakukan.
• Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk
masing-masing jasa
• Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar
Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui
dalam laporan laba rugi. Berikut nilai wajar imbalan yang diterima
Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun
24. 24
Ilusrasi 1
24
• Aset Keuangan
• Jumlah terutang dari pemberi konsesi
adalah jumlah yang memenuhi definisi
piutang dalam PSAK 55.
• Pada saat pengakuan awal piutang diukur
pada nilai wajar.
• Pada saat pengukuran selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu
jumlah yang diakui sebelumnya ditambah
bunga kumulatif pada jumlah yang
dihitung dengan menggunakan metode
bunga efektif dikurangi pembayaran.
• Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama
seperti yang diperkirakan, tingkat bunga
efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan
piutang diakui pada akhir tahun ke 1
sampai 3
Rp
Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525
Piutang akhir tahun 525
Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang
pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525)
32
Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2 525
Piutang di akhir tahun ke 2 1082
Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang
pada akhir tahun 2
67
Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3
(10 x (1+20%)
12
Penerimaan kas dalam tahun 3 (200)
Piutang pada akhir tahun 3 961
26. 26
Ilusrasi 1
26
• Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan
perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik.
• Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari
operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang
dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.
1 2 3 4 5- 6 7 8 9 10
Jumlah terutang dari
pemberi konsesi (a)
525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12
Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (500) (343) (276) (305) (78)
Aset neto 25 48 48 48 48 50 53 67 72 78
Laporan Posisi Keuangan
(a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan
pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait
(b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait
27. 27
Ilustrasi 2
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan
pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10).
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.
27
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan memperkenankan operator menarik tariff tol dari
pengguna jalan. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil
selama masa kontrak dan operator akan menerima tariff tol sebesar 200 dari tahun ke
3 – 10.
Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100
28. 28
Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud
• Operator memberikan jasa konstruksi kepada pemberi konsesi yang ditukar engan aset
tak berwujud yaitu hak untuk menarif tariff tol dari pengguna jalan tol pada tahun 3-10.
• Operator mengestimasi jumlah kendaraan stabil dan akan diterima pendapatan dari
penerimaan tol sebesar 200 setiap tahun dari tahun 3-10
• Operator akan mengakui aset tak berwujud menurut PSAK 19 aset tak berwujud
28
• Amortisasi dilakukan selama masa kontrak selama 8 tahun 1084/8 = 135 per tahun
• Operator mengakui biaya pendapatan dan biaya kontrak sesuai PSAK 34, sehingga
terdapat laba sebesar 25.
• Pengguna jalan membayar jasa public maka operator akan mengakui pendapatan tol.
• Kewajiban pelapisan diakui sesuai PSAK 57, diestimasi sejak jalan tersebut selesai
mulai tahun ke-3 sampai dengan tahun 8
Rp
Jasa Konstruksi pada tahun 500x(1+5%) 525
Kapitalisasi biaya pinjaman 34
Jasa konstturksi tahun 2 500x(1+5%) 525
Aset tak berwujud tahun 2 1.084
29. 29
Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud
• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai
dengan PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi, yaitu dengan
mengacu pada tahap penyelesaian konstruksi. Operator
mengukur pendapatan kontrak pada nilai wajar imbalan yang
diterima atau piutang. Jadi, dalam setiap tahun 1 dan 2 operator
mengakui biaya konstruksi dalam laporan laba rugi sebesar
Rp500 dan pendapatan konstruksi sebesar Rp525 (biaya
ditambah 5 persen) dan, karenanya, laba konstruksi sebesar
Rp25.
• Para pengguna jalan membayar layanan publik pada saat yang
sama ketika mereka menerima jasa tersebut, yaitu ketika
mereka menggunakan jalan. Oleh karena itu operator mengakui
pendapatan tol ketika menerima tarif tol.
29
30. 30
Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud
30
• Kewajiban operator untuk pelapisan timbul sebagai akibat dari penggunaan
jalan selama tahap operasi. Kewajiban diakui dan diukur sesuai dengan
PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi,
yaitu pada estimasi terbaik pengeluaran yang disyaratkan untuk
menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
• Kewajiban operator untuk pelapisan timbul sebagai akibat dari penggunaan
jalan selama tahap operasi. Kewajiban diakui dan diukur sesuai dengan
PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi,
yaitu pada estimasi terbaik pengeluaran yang disyaratkan untuk
menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
3 4 5 6 7 8 Total
Kewajiban timbul pada tahun 17
dengan diskonto sebesar 6%
12 13 14 15 16 17 87
Kenaikan provisi awal tahun
karena berjalannya waktu
0 1 1 2 4 5 13
Total beban diakui dalam laba rugi 12 14 15 17 20 22 100
32. 32
Ilusrasi 2
32
• Contoh ini hanya berlaku untuk satu jenis dari banyak kemungkinan jenis perjanjian.
Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk
beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik. Untuk membuat ilustrasi
sejelas mungkin, diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan
penerimaan tahunan dari operator konstan selama periode tersebut. Dalam
praktiknya, periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang dan pendapatan tahunan
dapat meningkat dengan berjalannya waktu. Dalam keadaan demikian, perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.
1 2 3 4 5- 6 7 8 9 10
Jumlah terutang dari
pemberi konsesi (a)
525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12
Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (500) (343) (276) (305) (78)
Kewajiban pelapisan - - (12 (26) (41) (58) (78) - - -
Aset neto 25 50 24 4 (10) (16) (15) (6) 90 78
Laporan Posisi Keuangan
33. 33
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Perjanjian mensyaratkan operator membangun jalan.
• Estimasi laba 5%
• Persyaratan perjanjian memperkenankan operator untuk menarik tariff
tol dari pengguna jalan. Selain konsesi memberikan jaminan operator
pembayaran minimal sebesar 700 dan bunga 6.18%. Operator
memperkirakan penerimaan stabil selama 8 tahun sebesar 200.
• Nilai penerimaan akan dibagi menjadi dua 700 adalah aset keuangan
dan sisanya adalah aset tak berwujud.
• Aset keuangan di tahun 1 sebesar 350 dan 175 aset tak berwujud.
• Penerimaan tol terdiri dari jaminan pemberi konsesi dan penghasilan
keuangan 700+237 = 937 dan akan dialokasikan selama 8 tahun atau
per tahun 117
33
34. 34
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Persyaratan perjanjian jasa mensyaratkan operator untuk membangun jalan,
menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun, kemudian
mengoperasikan dan memelihara jalan tersebut sesuai standar yang
ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3 - 10).
• Persyaratan perjanjian juga mengharuskan operator untuk melapisi jalan ketika
permukaan asli telah memburuk dibawah kondisi yang telah ditetapkan.
Operator mengestimasikan akan melakukan pelapisan pada akhir tahun ke 8.
Perjanjian akan berakhir pada akhir tahun 10. Operator mengestimasikan biaya
yang terjadi untuk memenuhi kewajibannya sebagai berikut:
34
Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100
35. 35
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Operator mengestimasikan imbalan sehubungan dengan jasa konstruksi
sebesar biaya ditambah 5 persen.
• Persyaratan perjanjian memperbolehkan operator untuk menagih tarif tol dari
pengguna jalan. Selain itu, pemberi konsesi menjamin operator pada jumlah
minimum sebesar Rp700 dan bunga sebesar 6,18 persen untuk mencerminkan
waktu penerimaan kas. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan
akan stabil selama masa kontrak dan operator akan menerima tarif tol sebesar
Rp200 pada setiap tahun dari tahun ke 3 sampai ke 10.
• Untuk tujuan ilustrasi ini, diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada
akhir tahun
35
36. 36
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Hak kontraktual untuk menerima kas dari pemberi konsesi untuk jasa dan hak
untuk membebankan pengguna terhadap layanan publik harus dianggap
sebagai dua aset yang terpisah sesuai PSAK. Oleh karena itu, dalam perjanjian
ini perlu untuk membagi imbalan operator menjadi dua komponen: komponen
aset keuangan berdasarkan jumlah yang dijamin dan aset tidak berwujud
untuk sisanya.
36
Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya
perkiraan +
5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun
37. 37
Ilusrasi 1
37
• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan konstruksi,
operasi dan pelapisan diakui sebagai beban mengacu pada tahap penyelesaian kegiatan.
Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan pemberi konsesi diakui
pada saat yang sama.
• Operator diwajibkan melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Pemberi konsesi akan
mengganti kepada operator biaya pelapisan jalan pada tahun ke 8. Kewajiban untuk
melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi keuangan, serta pendapatan dan
beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai pekerjaan pelapisan selesai dilakukan.
• Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk
masing-masing jasa
• Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar
Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui
dalam laporan laba rugi. Berikut nilai wajar imbalan yang diterima
Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun
38. 38
Ilusrasi 1
38
• Aset Keuangan
• Jumlah terutang dari pemberi konsesi
adalah jumlah yang memenuhi definisi
piutang dalam PSAK 55.
• Pada saat pengakuan awal piutang diukur
pada nilai wajar.
• Pada saat pengukuran selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu
jumlah yang diakui sebelumnya ditambah
bunga kumulatif pada jumlah yang
dihitung dengan menggunakan metode
bunga efektif dikurangi pembayaran.
• Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama
seperti yang diperkirakan, tingkat bunga
efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan
piutang diakui pada akhir tahun ke 1
sampai 3
Rp
Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525
Piutang akhir tahun 525
Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang
pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525)
32
Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2 525
Piutang di akhir tahun ke 2 1082
Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang
pada akhir tahun 2
67
Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3
(10 x (1+20%)
12
Penerimaan kas dalam tahun 3 (200)
Piutang pada akhir tahun 3 961
40. 40
Ilusrasi 1
40
• Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan
perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik.
• Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari
operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang
dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan
laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.
1 2 3 4 5- 6 7 8 9 10
Jumlah terutang dari
pemberi konsesi (a)
525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12
Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (500) (343) (276) (305) (78)
Aset neto 25 48 48 48 48 50 53 67 72 78
Laporan Posisi Keuangan
(a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan
pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait
(b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait
41. 41
Ilustrasi 2
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan
pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama
delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10).
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan
penghasil pendapatan.
41
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan memperkenankan operator menarik tariff tol dari
pengguna jalan. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil
selama masa kontrak dan operator akan menerima tariff tol sebesar 200 dari tahun ke
3 – 10.
Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100