Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
kasus PBL Hospital yang berjudul Preeklamosia berat kelompok 6 semoga bermanfaat
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
kasus PBL Hospital yang berjudul Preeklamosia berat kelompok 6 semoga bermanfaat
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
3. ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kesan Umum
Pemeriksaan singkat
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS ?
ya tidak
Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang
EVALUASI
DD
DD
DD
4. ANAMNESIS
Identity
Nama, jenis kelamin, alamat, umur, pekerjaan,
suku/ras, agama
Biasanya di bagian registrasi
Perlu konfirmasi
Chief complaints
Alasan utama datang ke dokter
Dengan bahasa/istilah pasien sendiri
5. ANAMNESIS
History of present illness
Onset (kapan mulai muncul, dimana, berupa
apa?)
Simtom (apakah gatal, panas, atau nyeri?)
Pola penyebaran (bagaimana menyebarnya)
Evolusi (bagaimana lesi berubah?)
Faktor provokatif (tambah banyak bila…, tambah
gatal bila…., kumat bila….)
Faktor yang memperingan (gatalnya berkurang
bila….)
Riwayat pengobatan dan respon
6. ANAMNESIS
History of previous illness/medical history
Riwayat kesehatan pada umumnya, penyakit
yang pernah diderita, penyakit serupa, riwayat
operasi, rawat inap, imunisasi, riwayat alergi,
riwayat atopi, penggunaan obat (resep/non-
resep/jamu)
.
9. ANAMNESIS
Personal and social habits, environment
Personal and social habits
Kebiasaan merokok, minum alkohol, narkoba,
olahraga, diet,.
Kebiasaan dan orientasi seksual, pekerjaan,
hobi, riwayat perjalanan
Personal care: pemakaian kosmetik dan
perawatan kulit rambut dan kuku
Environment
Kondisi tempat tinggal, lingkungan kerja, sumber
air, paparan sinar matahari, hewan peliharaan
10. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis : keadaan umum, kesadaran, tanda-
tanda vital, BB/TB
Pemeriksaan UKK
Tahapan :
- Inspeksi
- Palpasi
- Inspeksi dengan alat (lup)
- Skalpel skuama
- Pengukuran lesi
- Diaskopi
Pencatatan deskripsi UKK
11. STATUS DERMATOLOGIS
Deskripsi UKK diperlukan untuk menjelaskan lesi kulit
secara akurat, „bahasa‟ dalam komunikasi konsultasi
Mempelajari “bahasa UKK” :
- Pelajari definisi berbagai UKK primer, sekunder, dan
khusus.
- Periksa UKK dengan teliti, gunakan lup, lakukan
palpasi dan gunakan cahaya dari beberapa sudut jika
perlu.
- Ikuti pola: LOKASI – UKK (primer, sekunder, khusus) –
WARNA/DESKRIPSI TAMBAHAN – UKURAN –
SUSUNAN
- Latihan - Latihan - Latihan
12. UKK berdasar morfologi
Meninggi Mencekung Mendatar Berisi
cairan
Vaskular
Papul Erosi Makula Vesikel Purpura
Plak Ulkus Patch Bula Telangiekt
asia
Nodul Atrofi Eritema Pustula Infark
Kista Sinus Abses
Urtika/bid
ur
Burrow
Skar
Komedo
Morfologi permukaan: dome-shaped,
lancip, datar, umbilicated, verrucous,
velvety, papillomatous
14. Bentuk atau konfigurasi UKK
• Anuler : misal granuloma annulare, tinea corporis
• Polisiklik: misalnya: tinea corporis
• Bulat / numuler / diskoid / coin-shaped : misalnya
dermatitis numularis, psoriasis plak
• Arkuata : seperti panah, seperti bentuk anuler yang
tidak sempurna
• Retikuler: menyerupai jala
• Linier: seperti garis, misalnya pada dermatitis
kontak iritan primer
• Serpiginosa: misalnya pada cutaneus larva migrans
• Targetoid/iris/lesi target : seperti sasaran panah,
dengan paling tidak tiga zone yang berbeda,
misalnya eritema multiforme.
15. Distribusi UKK
• Dermatomal/zosteriformis: misalnya herpes zoster
• Limfangitik : limfe, misalnya sporotrikosis
• Sun-exposed : misal pada dermatitis fotokontak
• Akral : misal pustulosis palmoplantar
• Intertriginosa
• Ekstensor : misalnya psoriasis
• Fleksor : misalnya dermatitis atopik
• Lokalisata: terbatas pada satu daerah tubuh, misalnya
selulitis
• Generalisata: menyebar ke daerah luas tubuh, misalnya
viral exanthem, erupsi obat makulopapuler
• Simetris bilateral: terjadi pada kedua sisi tubuh seperti
bayangan pada kaca, misalnya psoriasis
• Universal : meliputi seluruh daerah kulit, misalnya :
eritroderma, alopesia universal
30. PEMERIKSAAN RAMBUT DAN KEPALA
• INSPEKSI rambut: seluruh daerah kepala,
sistematis. Cari: daerah kebotakan dan penipisan
rambut, tanda-tanda trauma pada kepala atau
batang rambut, parasit (pada pedikulosis), pola
distribusi dan lokasi pertumbuhan rambut berlebih,
perubahan pigmentasi, warna dan tekstur rambut
• PEMERIKSAAN KULIT kepala = di bagian tubuh
lainnya.
32. PEMERIKSAAN KUKU
Periksa adanya:
• Pitting (lekuk kecil pada nail
plate)
• Onikolisis
•Paronikia (udem dan eritem pada
lipat kuku dan daerah sekitar
kuku)
• Diskolorisasi (perubahan warna
menjadi putih, kehijauan,
kekuningan atau hitam)
• Perubahan lain: nevus, clubbing,
koilonikia/spoon nail, onikoreksis,
onikogrifosis
34. PEMERIKSAAN SARAF PADA LEPRA
• Gangguan sensoris:
Sensasi taktil (cottonwool, Semmes Weinstein
Monofilament/SWM, atau ujung bolpoint/ballpoint
pen test),
Sensasi nyeri (jarum pentul),
Sensasi suhu, maupun sensasi gerak dan vibrasi.
Lokasi pemeriksaan
35. • Gangguan Motoris:
Saraf Pergerakan Otot
Facialis Menutup mata Orbicularis oculi
Ulnaris Abduksi jari kelingking Abductor digiti minimi
Medianus Abduksi ibu jari Abductor pollicis brevis
Radialis Ekstensi pergelangan
tangan
Wrist extensors
Poplitea lateralis Dorsofleksi kaki Foot dorsoflexors
Yang diperiksa
39. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Wood’s lamp: menggunakan lampu dengan filter barium
silikat + nikel oksida hanya melewatkan 320-400
nm (365 nm). Pemeriksaan di ruang gelap pekat.
Hasil :
- PVC : floresensi kekuningan
- T. capitis : hijau kebiruan
- Eritrasma : coral red
- Hipopigmentasi
- Hiperpigmentasi : menentukan
kedalaman pigmen melanin
(epidermal/dermal)
40. Laboratorium sederhana:
- KOH 10% -30%
- Pengecatan Gram
- Pengecatan Ziehl – Nielsen
- Tes Tzanck
- Wet-mount dengan lar. NaCl
0,9%/akuades: skabies, trichomonas
Tes tusuk (prick-test) : untuk melihat
reaksi tipe I terhadap berbagai alergen
Dilakukan pada: urtikaria, angioedema,
rhinitis alergi, asma bronkhial
41. Tes tempel (patch test) : melihat reaksi tipe IV (delayed-
hypersensitivity) terhadap berbagai alergen.
Dilakukan pada : dermatitis kontak
Tes acetowhite: dengan asam asetat 5% . Dilakukan
pada : kondiloma
Kultur : bakteri, jamur
Biopsi : eksisional, ellips, punch
42.
43. PEMERIKSAAN ELEMEN JAMUR DENGAN KOH
Cara Pengambilan Sampel:
1. Bersihkan bagian tubuh yang akan diperiksa (dengan
kapas alkohol 70%)
2. Pada kulit, ambil dari lesi yang aktif (eritem, meninggi),
rambut dicabut (jika rambut panjang, dipotong sampai 1-
2 cm dari akar), kuku dipotong atau dikerok dibagian
yang rusak
3. Pada PVC bisa diambil dengan selotip, pemeriksaan
dengan KOH-parker.
4. Konsentrasi KOH 10-30% (untuk skuama dibiarkan 2-5
menit, untuk kuku dan rambut 1-2 jam)
47. PEMERIKSAAN GRAM
Pengambilan sampel:
1. Pus : menggunakan kapas lidi, dari erosi atau ulkus
langsung.
2. Untuk discar uretra: tahan miksi min 4 jam, ambil dari
OUE langsung (kalau perlu milking), kapas lidi masuk
1-2 cm
3. Pada servisitis: sampel diambil bersamaan
pemeriksaan ginekologik, dari endoserviks.
4. Dari pustula/abses: dengan aspirasi menggunakan
spuit steril. Pustula kecil dapat dipecah menggunakan
skalpel
49. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI PADA LEPRA
Cara pengambilan sampel (slit-skin smear)
1. Bersihkan daerah sampel dengan kapas alkohol. Biarkan mengering.
2. Kulit dijepit diantara ibu jari dan telunjuk sampai terlihat memucat.
3. Dengan menggunakan skalpel, dibuat insisi sejanjang 5 mm dengan
kedalaman 2-3 mm pada kulit yang terjepit antara jari. Kemudian
pisau diputar sampai membentuk sudut 90 terhadap insisi dan dasar
luka dikerok hingga didapatkan sedikit cairan dan jaringan dermis di
ujungnya. Tidak boleh ada darah pada spesimen karena dapat
mengganggu pengecatan dan pembacaan.
4. Lepaskan jepitan pada kulit dan hapus darah dengan kapas alkohol.
5. Cairan ini dengan hati-hati dioleskan pada area lingkaran kurang lebih
diameter 8 mm pada gelas obyek. Gelas obyek harus selalu dipegang
pada ujung-ujungnya. Satu gelas obyek dapat digunakan untuk 6
apusan kulit.
6. Hapus kotoran di skalpel dengan kapas alkohol . Lewatkan skalpel di
atas nyala api bunsen 3-4 detik. Biarkan dingin tapi jangan
menyentuh apapun.
50. 7. Ulangi langkah di atas untuk lokasi sampel lain
7. Pada penderita lepra aktif, harus diambil 6 sampel, satu dari tiap-tiap
lobus telinga, dan 4 dari lesi aktif. Lokasi pengambilan sampel harus
dicatat (dapat dibantu dengan menggunakan diagram) dan indeks
bakteriologik dihitung untuk tiap lokasi.
52. PEMERIKSAAN TZANCK
Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel
• Sampel diambil dari vesikel atau bula yang baru
dan masih utuh
• Atap vesikel atau bula dibuka menggunakan
skalpel, kemudian dilakukan kerokan pada dasar
vesikel/bula.
• Material yang didapat dioleskan pada gelas obyek
hingga membentuk lapisan tipis, dan dibiarkan
sampai kering.
• Genangi dengan cat Giemsa selama 20 menit
• Cuci dengan air mengalir perlahan, biarkan kering.
54. PEMERIKSAAN PREPARAT BASAH PADA SKABIES
Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel
• Lakukan pengambilan sampel dari beberapa tempat,
dari burrow, atau papul dan vesikel di dekat burrow.
• Lakukan kerokan kulit menggunakan skalpel (no. 15)
yang telah dilapisi minyak imersi atau mineral oil.
• Lakukan pemeriksaan dengan pembesaran lemah,
carilah skabies dewasa, telur, fragmen telur atau kotoran
skabies.