SlideShare a Scribd company logo
PEMERIKSAAN FISIK
DALAM DERMATOLOGI
Rosmelia
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
Nama: Muhammad Daffa Satari
Pembimbing: dr. Randy Satria Sp. KK
STRUKTUR KULIT
ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kesan Umum
Pemeriksaan singkat
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS ?
ya tidak
Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang
EVALUASI
DD
DD
DD
ANAMNESIS
Identity
 Nama, jenis kelamin, alamat, umur, pekerjaan,
suku/ras, agama
 Biasanya di bagian registrasi
 Perlu konfirmasi
Chief complaints
 Alasan utama datang ke dokter
 Dengan bahasa/istilah pasien sendiri
ANAMNESIS
History of present illness
 Onset (kapan mulai muncul, dimana, berupa
apa?)
 Simtom (apakah gatal, panas, atau nyeri?)
 Pola penyebaran (bagaimana menyebarnya)
 Evolusi (bagaimana lesi berubah?)
 Faktor provokatif (tambah banyak bila…, tambah
gatal bila…., kumat bila….)
 Faktor yang memperingan (gatalnya berkurang
bila….)
 Riwayat pengobatan dan respon
ANAMNESIS
History of previous illness/medical history
 Riwayat kesehatan pada umumnya, penyakit
yang pernah diderita, penyakit serupa, riwayat
operasi, rawat inap, imunisasi, riwayat alergi,
riwayat atopi, penggunaan obat (resep/non-
resep/jamu)
.
ANAMNESIS
History of family illness
 Riwayat penyakit serupa
 Riwayat atopi
 Riwayat tumor
ANAMNESIS
Review of systems
 Sesuai indikasi (demam, malaise,
menggigil, penurunan berat badan, nyeri
kepala dll)
ANAMNESIS
Personal and social habits, environment
Personal and social habits
 Kebiasaan merokok, minum alkohol, narkoba,
olahraga, diet,.
 Kebiasaan dan orientasi seksual, pekerjaan,
hobi, riwayat perjalanan
 Personal care: pemakaian kosmetik dan
perawatan kulit rambut dan kuku
Environment
 Kondisi tempat tinggal, lingkungan kerja, sumber
air, paparan sinar matahari, hewan peliharaan
PEMERIKSAAN FISIK
 Status generalis : keadaan umum, kesadaran, tanda-
tanda vital, BB/TB
 Pemeriksaan UKK
Tahapan :
 - Inspeksi
 - Palpasi
 - Inspeksi dengan alat (lup)
 - Skalpel  skuama
 - Pengukuran lesi
 - Diaskopi
 Pencatatan  deskripsi UKK
STATUS DERMATOLOGIS
 Deskripsi UKK  diperlukan untuk menjelaskan lesi kulit
secara akurat, „bahasa‟ dalam komunikasi konsultasi
 Mempelajari “bahasa UKK” :
- Pelajari definisi berbagai UKK primer, sekunder, dan
khusus.
- Periksa UKK dengan teliti, gunakan lup, lakukan
palpasi dan gunakan cahaya dari beberapa sudut jika
perlu.
- Ikuti pola: LOKASI – UKK (primer, sekunder, khusus) –
WARNA/DESKRIPSI TAMBAHAN – UKURAN –
SUSUNAN
- Latihan - Latihan - Latihan
UKK berdasar morfologi
Meninggi Mencekung Mendatar Berisi
cairan
Vaskular
Papul Erosi Makula Vesikel Purpura
Plak Ulkus Patch Bula Telangiekt
asia
Nodul Atrofi Eritema Pustula Infark
Kista Sinus Abses
Urtika/bid
ur
Burrow
Skar
Komedo
Morfologi permukaan: dome-shaped,
lancip, datar, umbilicated, verrucous,
velvety, papillomatous
UKK berdasar kejadiannya
UKK primer: makula, papula, urtika/bidur,
patch, plak, vesikel, bula, pustula, nodul, kista
UKK sekunder: krusta, skuama, ulkus, erosi,
fisura, ekskoriasi, skar, likenifikasi, atrofi
UKK khusus: telangiektasia, purpura, ptekie,
komedo, burrow, lesi target.
Bentuk atau konfigurasi UKK
• Anuler : misal granuloma annulare, tinea corporis
• Polisiklik: misalnya: tinea corporis
• Bulat / numuler / diskoid / coin-shaped : misalnya
dermatitis numularis, psoriasis plak
• Arkuata : seperti panah, seperti bentuk anuler yang
tidak sempurna
• Retikuler: menyerupai jala
• Linier: seperti garis, misalnya pada dermatitis
kontak iritan primer
• Serpiginosa: misalnya pada cutaneus larva migrans
• Targetoid/iris/lesi target : seperti sasaran panah,
dengan paling tidak tiga zone yang berbeda,
misalnya eritema multiforme.
Distribusi UKK
• Dermatomal/zosteriformis: misalnya herpes zoster
• Limfangitik : limfe, misalnya sporotrikosis
• Sun-exposed : misal pada dermatitis fotokontak
• Akral : misal pustulosis palmoplantar
• Intertriginosa
• Ekstensor : misalnya psoriasis
• Fleksor : misalnya dermatitis atopik
• Lokalisata: terbatas pada satu daerah tubuh, misalnya
selulitis
• Generalisata: menyebar ke daerah luas tubuh, misalnya
viral exanthem, erupsi obat makulopapuler
• Simetris bilateral: terjadi pada kedua sisi tubuh seperti
bayangan pada kaca, misalnya psoriasis
• Universal : meliputi seluruh daerah kulit, misalnya :
eritroderma, alopesia universal
UKK PRIMER
Makula
Patch
Café au lait pada NF
PVC
Papula
Plak
Veruka
vulgaris
Psoriasis
Nodul
Urtika
/bidur
Furunkel
Urtikaria
VESIKEL
Herpes simplex,
varicella, herpes
zoster, pomfoliks
PUSTUL
Impetigo,
folikulitis, acne
KISTA
Acne, kista
epidermal
Papula
BULA
Kendor: pemfigus, impetigo
Tegang: pemfigoid bulosa
Vesikel, pada herpes
zoster
Bula, pada impetigo bulosa
awal
UKK SEKUNDER
KRUSTA
Impetigo, varicella,
pemfigus
EROSI
ULKUS
SKUAMA
Halus/pityriasiformis: PVC
Psoriasiformis/kasar:
Psoriasis, tinea
Kolaret: P. rosea
Ichtyosiform: Ichtyosis
vulgaris
Folikuler
Eksfoliatif
FISURA
EKSKORIASI
SKAR
ATROFI
Penipisan
epidermis,
dermis,
subkutis
LIKENIFIKASI
Penebalan kulit
karena gesekan atau
garukan kronik
UKK KHUSUS
KOMEDO
Kumpulan sebum dan
keratin folikulosentrik
TELANGIEKTA
SIA
Pembuluh darah
superfisial kecil
yang melebar
UKK KHUSUS
BURROW
Terowongan pada
epidermis
Skabies, CLM
Burrow pada skabies
Anuler
Polisiklik
Numuler
Arcuata
BENTUK ATAU KONFIGURASI / Shape UKK
Linier
Lesi target
Serpiginosa
Susunan/Arrangement UKK multipel
Berkelompok
Tersebar
PEMERIKSAAN RAMBUT DAN KEPALA
• INSPEKSI rambut: seluruh daerah kepala,
sistematis. Cari: daerah kebotakan dan penipisan
rambut, tanda-tanda trauma pada kepala atau
batang rambut, parasit (pada pedikulosis), pola
distribusi dan lokasi pertumbuhan rambut berlebih,
perubahan pigmentasi, warna dan tekstur rambut
• PEMERIKSAAN KULIT kepala = di bagian tubuh
lainnya.
Hair pull test
PEMERIKSAAN KUKU
Periksa adanya:
• Pitting (lekuk kecil pada nail
plate)
• Onikolisis
•Paronikia (udem dan eritem pada
lipat kuku dan daerah sekitar
kuku)
• Diskolorisasi (perubahan warna
menjadi putih, kehijauan,
kekuningan atau hitam)
• Perubahan lain: nevus, clubbing,
koilonikia/spoon nail, onikoreksis,
onikogrifosis
Pitting nail Onikolisis
Paronikia + diskolorisasi
Clubbing fingers
Onikogrifosis
PEMERIKSAAN SARAF PADA LEPRA
• Gangguan sensoris:
Sensasi taktil (cottonwool, Semmes Weinstein
Monofilament/SWM, atau ujung bolpoint/ballpoint
pen test),
Sensasi nyeri (jarum pentul),
Sensasi suhu, maupun sensasi gerak dan vibrasi.
Lokasi pemeriksaan
• Gangguan Motoris:
Saraf Pergerakan Otot
Facialis Menutup mata Orbicularis oculi
Ulnaris Abduksi jari kelingking Abductor digiti minimi
Medianus Abduksi ibu jari Abductor pollicis brevis
Radialis Ekstensi pergelangan
tangan
Wrist extensors
Poplitea lateralis Dorsofleksi kaki Foot dorsoflexors
Yang diperiksa
Pemeriksaan Pembesaran Saraf
N. auricularis magnus
N. ulnaris
N. Peroneus communis N. Tibialis posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Wood’s lamp: menggunakan lampu dengan filter barium
silikat + nikel oksida  hanya melewatkan  320-400
nm (365 nm). Pemeriksaan di ruang gelap pekat.
Hasil :
- PVC : floresensi kekuningan
- T. capitis : hijau kebiruan
- Eritrasma : coral red
- Hipopigmentasi
- Hiperpigmentasi : menentukan
kedalaman pigmen melanin
(epidermal/dermal)
 Laboratorium sederhana:
- KOH 10% -30%
- Pengecatan Gram
- Pengecatan Ziehl – Nielsen
- Tes Tzanck
- Wet-mount dengan lar. NaCl
0,9%/akuades: skabies, trichomonas
 Tes tusuk (prick-test) : untuk melihat
reaksi tipe I terhadap berbagai alergen
Dilakukan pada: urtikaria, angioedema,
rhinitis alergi, asma bronkhial
 Tes tempel (patch test) : melihat reaksi tipe IV (delayed-
hypersensitivity) terhadap berbagai alergen.
Dilakukan pada : dermatitis kontak
 Tes acetowhite: dengan asam asetat 5% . Dilakukan
pada : kondiloma
 Kultur : bakteri, jamur
 Biopsi : eksisional, ellips, punch
PEMERIKSAAN ELEMEN JAMUR DENGAN KOH
Cara Pengambilan Sampel:
1. Bersihkan bagian tubuh yang akan diperiksa (dengan
kapas alkohol 70%)
2. Pada kulit, ambil dari lesi yang aktif (eritem, meninggi),
rambut dicabut (jika rambut panjang, dipotong sampai 1-
2 cm dari akar), kuku dipotong atau dikerok dibagian
yang rusak
3. Pada PVC bisa diambil dengan selotip, pemeriksaan
dengan KOH-parker.
4. Konsentrasi KOH 10-30% (untuk skuama dibiarkan 2-5
menit, untuk kuku dan rambut 1-2 jam)
HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN GRAM
Pengambilan sampel:
1. Pus : menggunakan kapas lidi, dari erosi atau ulkus
langsung.
2. Untuk discar uretra: tahan miksi min 4 jam, ambil dari
OUE langsung (kalau perlu milking), kapas lidi masuk
1-2 cm
3. Pada servisitis: sampel diambil bersamaan
pemeriksaan ginekologik, dari endoserviks.
4. Dari pustula/abses: dengan aspirasi menggunakan
spuit steril. Pustula kecil dapat dipecah menggunakan
skalpel
Hasil Pemeriksaan
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI PADA LEPRA
Cara pengambilan sampel (slit-skin smear)
1. Bersihkan daerah sampel dengan kapas alkohol. Biarkan mengering.
2. Kulit dijepit diantara ibu jari dan telunjuk sampai terlihat memucat.
3. Dengan menggunakan skalpel, dibuat insisi sejanjang 5 mm dengan
kedalaman 2-3 mm pada kulit yang terjepit antara jari. Kemudian
pisau diputar sampai membentuk sudut 90 terhadap insisi dan dasar
luka dikerok hingga didapatkan sedikit cairan dan jaringan dermis di
ujungnya. Tidak boleh ada darah pada spesimen karena dapat
mengganggu pengecatan dan pembacaan.
4. Lepaskan jepitan pada kulit dan hapus darah dengan kapas alkohol.
5. Cairan ini dengan hati-hati dioleskan pada area lingkaran kurang lebih
diameter 8 mm pada gelas obyek. Gelas obyek harus selalu dipegang
pada ujung-ujungnya. Satu gelas obyek dapat digunakan untuk 6
apusan kulit.
6. Hapus kotoran di skalpel dengan kapas alkohol . Lewatkan skalpel di
atas nyala api bunsen 3-4 detik. Biarkan dingin tapi jangan
menyentuh apapun.
7. Ulangi langkah di atas untuk lokasi sampel lain
7. Pada penderita lepra aktif, harus diambil 6 sampel, satu dari tiap-tiap
lobus telinga, dan 4 dari lesi aktif. Lokasi pengambilan sampel harus
dicatat (dapat dibantu dengan menggunakan diagram) dan indeks
bakteriologik dihitung untuk tiap lokasi.
HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN TZANCK
Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel
• Sampel diambil dari vesikel atau bula yang baru
dan masih utuh
• Atap vesikel atau bula dibuka menggunakan
skalpel, kemudian dilakukan kerokan pada dasar
vesikel/bula.
• Material yang didapat dioleskan pada gelas obyek
hingga membentuk lapisan tipis, dan dibiarkan
sampai kering.
• Genangi dengan cat Giemsa selama 20 menit
• Cuci dengan air mengalir perlahan, biarkan kering.
HASIL PEMERIKSAAN
Multinucleated giant cell Sel akantolitik
PEMERIKSAAN PREPARAT BASAH PADA SKABIES
Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel
• Lakukan pengambilan sampel dari beberapa tempat,
dari burrow, atau papul dan vesikel di dekat burrow.
• Lakukan kerokan kulit menggunakan skalpel (no. 15)
yang telah dilapisi minyak imersi atau mineral oil.
• Lakukan pemeriksaan dengan pembesaran lemah,
carilah skabies dewasa, telur, fragmen telur atau kotoran
skabies.
PF Kulit.pdf

More Related Content

What's hot

Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
fikri asyura
 
LESI PRA KANKER
LESI PRA KANKERLESI PRA KANKER
LESI PRA KANKER
pogisurabaya
 
Ppt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptPpt apendisitis ppt
Ppt apendisitis ppt
kas mulyadi
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
eka yunita
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
ery putra
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
Usqi Krizdiana
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataSK Sulistyaningrum
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
Kharima SD
 
PPT KOLELITIASIS.ppt
PPT KOLELITIASIS.pptPPT KOLELITIASIS.ppt
PPT KOLELITIASIS.ppt
gemala1
 
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)Syscha Lumempouw
 
Bedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flapBedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flap
DVP Nugroho
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
Aris Rahmanda
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Muhammad Nugroho
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Syscha Lumempouw
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
Gilang Rizki Al Farizi
 
Selulitis
Selulitis Selulitis
Selulitis
Furqan Hidayat
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Kharima SD
 

What's hot (20)

Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
 
LESI PRA KANKER
LESI PRA KANKERLESI PRA KANKER
LESI PRA KANKER
 
Ppt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptPpt apendisitis ppt
Ppt apendisitis ppt
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
PPT KOLELITIASIS.ppt
PPT KOLELITIASIS.pptPPT KOLELITIASIS.ppt
PPT KOLELITIASIS.ppt
 
Efloresensi
EfloresensiEfloresensi
Efloresensi
 
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
Praktikum Patologi Anatomi BLOK 20 Integumen (Kulit)
 
Bedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flapBedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flap
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 
Selulitis
Selulitis Selulitis
Selulitis
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 

Similar to PF Kulit.pdf

Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
hartono andik
 
DERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdfDERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdf
ZaidHidayah
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020
IwanHamzah1
 
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptxdermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
FotocameraM10
 
cek cek cek.ppt
cek cek cek.pptcek cek cek.ppt
cek cek cek.ppt
XavierDharma
 
TBC Kutis.pdf
TBC Kutis.pdfTBC Kutis.pdf
TBC Kutis.pdf
Arapasaribu01Pasarib
 
I. bab v kulit
I. bab v kulitI. bab v kulit
I. bab v kulit
Nurul Fadli
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
dianawati65
 
Dermatovenerologi.pdf
 Dermatovenerologi.pdf Dermatovenerologi.pdf
Dermatovenerologi.pdf
EmiFadilla1
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
BagusSurya13
 
Frambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptxFrambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptx
kinerjapuskbs
 
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideInfeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Hendrikkho4
 
kulit ss
kulit sskulit ss
Tuberkulosis kutis & penyakit parasit sawitri, dr. sp kk (k)
Tuberkulosis kutis & penyakit parasit   sawitri, dr. sp kk (k)Tuberkulosis kutis & penyakit parasit   sawitri, dr. sp kk (k)
Tuberkulosis kutis & penyakit parasit sawitri, dr. sp kk (k)
ufibunbun
 
Clinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorologyClinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorology
roropuji
 
kulit ss
kulit sskulit ss
Anatomi dan fisiologi
Anatomi  dan  fisiologi Anatomi  dan  fisiologi
Anatomi dan fisiologi
difabakrie
 

Similar to PF Kulit.pdf (20)

Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
Dermatomikosis
DermatomikosisDermatomikosis
Dermatomikosis
 
Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
 
DERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdfDERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdf
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020
 
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptxdermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
 
cek cek cek.ppt
cek cek cek.pptcek cek cek.ppt
cek cek cek.ppt
 
TBC Kutis.pdf
TBC Kutis.pdfTBC Kutis.pdf
TBC Kutis.pdf
 
I. bab v kulit
I. bab v kulitI. bab v kulit
I. bab v kulit
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
 
Dermatovenerologi.pdf
 Dermatovenerologi.pdf Dermatovenerologi.pdf
Dermatovenerologi.pdf
 
Tinea
TineaTinea
Tinea
 
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
4. dermatomikosis definition,etiology,clinical manifestation (wulan).pptx
 
Frambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptxFrambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptx
 
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slideInfeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
Infeksi Jamur pembagian dan tatalaksana slide
 
kulit ss
kulit sskulit ss
kulit ss
 
Tuberkulosis kutis & penyakit parasit sawitri, dr. sp kk (k)
Tuberkulosis kutis & penyakit parasit   sawitri, dr. sp kk (k)Tuberkulosis kutis & penyakit parasit   sawitri, dr. sp kk (k)
Tuberkulosis kutis & penyakit parasit sawitri, dr. sp kk (k)
 
Clinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorologyClinical process dermatoveneorology
Clinical process dermatoveneorology
 
kulit ss
kulit sskulit ss
kulit ss
 
Anatomi dan fisiologi
Anatomi  dan  fisiologi Anatomi  dan  fisiologi
Anatomi dan fisiologi
 

Recently uploaded

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
ratih402596
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
AndrikIrfani
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 

Recently uploaded (8)

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 

PF Kulit.pdf

  • 1. PEMERIKSAAN FISIK DALAM DERMATOLOGI Rosmelia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Nama: Muhammad Daffa Satari Pembimbing: dr. Randy Satria Sp. KK
  • 3. ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS Kesan Umum Pemeriksaan singkat ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSIS ? ya tidak Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang EVALUASI DD DD DD
  • 4. ANAMNESIS Identity  Nama, jenis kelamin, alamat, umur, pekerjaan, suku/ras, agama  Biasanya di bagian registrasi  Perlu konfirmasi Chief complaints  Alasan utama datang ke dokter  Dengan bahasa/istilah pasien sendiri
  • 5. ANAMNESIS History of present illness  Onset (kapan mulai muncul, dimana, berupa apa?)  Simtom (apakah gatal, panas, atau nyeri?)  Pola penyebaran (bagaimana menyebarnya)  Evolusi (bagaimana lesi berubah?)  Faktor provokatif (tambah banyak bila…, tambah gatal bila…., kumat bila….)  Faktor yang memperingan (gatalnya berkurang bila….)  Riwayat pengobatan dan respon
  • 6. ANAMNESIS History of previous illness/medical history  Riwayat kesehatan pada umumnya, penyakit yang pernah diderita, penyakit serupa, riwayat operasi, rawat inap, imunisasi, riwayat alergi, riwayat atopi, penggunaan obat (resep/non- resep/jamu) .
  • 7. ANAMNESIS History of family illness  Riwayat penyakit serupa  Riwayat atopi  Riwayat tumor
  • 8. ANAMNESIS Review of systems  Sesuai indikasi (demam, malaise, menggigil, penurunan berat badan, nyeri kepala dll)
  • 9. ANAMNESIS Personal and social habits, environment Personal and social habits  Kebiasaan merokok, minum alkohol, narkoba, olahraga, diet,.  Kebiasaan dan orientasi seksual, pekerjaan, hobi, riwayat perjalanan  Personal care: pemakaian kosmetik dan perawatan kulit rambut dan kuku Environment  Kondisi tempat tinggal, lingkungan kerja, sumber air, paparan sinar matahari, hewan peliharaan
  • 10. PEMERIKSAAN FISIK  Status generalis : keadaan umum, kesadaran, tanda- tanda vital, BB/TB  Pemeriksaan UKK Tahapan :  - Inspeksi  - Palpasi  - Inspeksi dengan alat (lup)  - Skalpel  skuama  - Pengukuran lesi  - Diaskopi  Pencatatan  deskripsi UKK
  • 11. STATUS DERMATOLOGIS  Deskripsi UKK  diperlukan untuk menjelaskan lesi kulit secara akurat, „bahasa‟ dalam komunikasi konsultasi  Mempelajari “bahasa UKK” : - Pelajari definisi berbagai UKK primer, sekunder, dan khusus. - Periksa UKK dengan teliti, gunakan lup, lakukan palpasi dan gunakan cahaya dari beberapa sudut jika perlu. - Ikuti pola: LOKASI – UKK (primer, sekunder, khusus) – WARNA/DESKRIPSI TAMBAHAN – UKURAN – SUSUNAN - Latihan - Latihan - Latihan
  • 12. UKK berdasar morfologi Meninggi Mencekung Mendatar Berisi cairan Vaskular Papul Erosi Makula Vesikel Purpura Plak Ulkus Patch Bula Telangiekt asia Nodul Atrofi Eritema Pustula Infark Kista Sinus Abses Urtika/bid ur Burrow Skar Komedo Morfologi permukaan: dome-shaped, lancip, datar, umbilicated, verrucous, velvety, papillomatous
  • 13. UKK berdasar kejadiannya UKK primer: makula, papula, urtika/bidur, patch, plak, vesikel, bula, pustula, nodul, kista UKK sekunder: krusta, skuama, ulkus, erosi, fisura, ekskoriasi, skar, likenifikasi, atrofi UKK khusus: telangiektasia, purpura, ptekie, komedo, burrow, lesi target.
  • 14. Bentuk atau konfigurasi UKK • Anuler : misal granuloma annulare, tinea corporis • Polisiklik: misalnya: tinea corporis • Bulat / numuler / diskoid / coin-shaped : misalnya dermatitis numularis, psoriasis plak • Arkuata : seperti panah, seperti bentuk anuler yang tidak sempurna • Retikuler: menyerupai jala • Linier: seperti garis, misalnya pada dermatitis kontak iritan primer • Serpiginosa: misalnya pada cutaneus larva migrans • Targetoid/iris/lesi target : seperti sasaran panah, dengan paling tidak tiga zone yang berbeda, misalnya eritema multiforme.
  • 15. Distribusi UKK • Dermatomal/zosteriformis: misalnya herpes zoster • Limfangitik : limfe, misalnya sporotrikosis • Sun-exposed : misal pada dermatitis fotokontak • Akral : misal pustulosis palmoplantar • Intertriginosa • Ekstensor : misalnya psoriasis • Fleksor : misalnya dermatitis atopik • Lokalisata: terbatas pada satu daerah tubuh, misalnya selulitis • Generalisata: menyebar ke daerah luas tubuh, misalnya viral exanthem, erupsi obat makulopapuler • Simetris bilateral: terjadi pada kedua sisi tubuh seperti bayangan pada kaca, misalnya psoriasis • Universal : meliputi seluruh daerah kulit, misalnya : eritroderma, alopesia universal
  • 19. VESIKEL Herpes simplex, varicella, herpes zoster, pomfoliks PUSTUL Impetigo, folikulitis, acne KISTA Acne, kista epidermal Papula BULA Kendor: pemfigus, impetigo Tegang: pemfigoid bulosa
  • 20. Vesikel, pada herpes zoster Bula, pada impetigo bulosa awal
  • 22. SKUAMA Halus/pityriasiformis: PVC Psoriasiformis/kasar: Psoriasis, tinea Kolaret: P. rosea Ichtyosiform: Ichtyosis vulgaris Folikuler Eksfoliatif
  • 25. UKK KHUSUS KOMEDO Kumpulan sebum dan keratin folikulosentrik TELANGIEKTA SIA Pembuluh darah superfisial kecil yang melebar UKK KHUSUS
  • 30. PEMERIKSAAN RAMBUT DAN KEPALA • INSPEKSI rambut: seluruh daerah kepala, sistematis. Cari: daerah kebotakan dan penipisan rambut, tanda-tanda trauma pada kepala atau batang rambut, parasit (pada pedikulosis), pola distribusi dan lokasi pertumbuhan rambut berlebih, perubahan pigmentasi, warna dan tekstur rambut • PEMERIKSAAN KULIT kepala = di bagian tubuh lainnya.
  • 32. PEMERIKSAAN KUKU Periksa adanya: • Pitting (lekuk kecil pada nail plate) • Onikolisis •Paronikia (udem dan eritem pada lipat kuku dan daerah sekitar kuku) • Diskolorisasi (perubahan warna menjadi putih, kehijauan, kekuningan atau hitam) • Perubahan lain: nevus, clubbing, koilonikia/spoon nail, onikoreksis, onikogrifosis
  • 33. Pitting nail Onikolisis Paronikia + diskolorisasi Clubbing fingers Onikogrifosis
  • 34. PEMERIKSAAN SARAF PADA LEPRA • Gangguan sensoris: Sensasi taktil (cottonwool, Semmes Weinstein Monofilament/SWM, atau ujung bolpoint/ballpoint pen test), Sensasi nyeri (jarum pentul), Sensasi suhu, maupun sensasi gerak dan vibrasi. Lokasi pemeriksaan
  • 35. • Gangguan Motoris: Saraf Pergerakan Otot Facialis Menutup mata Orbicularis oculi Ulnaris Abduksi jari kelingking Abductor digiti minimi Medianus Abduksi ibu jari Abductor pollicis brevis Radialis Ekstensi pergelangan tangan Wrist extensors Poplitea lateralis Dorsofleksi kaki Foot dorsoflexors Yang diperiksa
  • 36. Pemeriksaan Pembesaran Saraf N. auricularis magnus
  • 38. N. Peroneus communis N. Tibialis posterior
  • 39. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Wood’s lamp: menggunakan lampu dengan filter barium silikat + nikel oksida  hanya melewatkan  320-400 nm (365 nm). Pemeriksaan di ruang gelap pekat. Hasil : - PVC : floresensi kekuningan - T. capitis : hijau kebiruan - Eritrasma : coral red - Hipopigmentasi - Hiperpigmentasi : menentukan kedalaman pigmen melanin (epidermal/dermal)
  • 40.  Laboratorium sederhana: - KOH 10% -30% - Pengecatan Gram - Pengecatan Ziehl – Nielsen - Tes Tzanck - Wet-mount dengan lar. NaCl 0,9%/akuades: skabies, trichomonas  Tes tusuk (prick-test) : untuk melihat reaksi tipe I terhadap berbagai alergen Dilakukan pada: urtikaria, angioedema, rhinitis alergi, asma bronkhial
  • 41.  Tes tempel (patch test) : melihat reaksi tipe IV (delayed- hypersensitivity) terhadap berbagai alergen. Dilakukan pada : dermatitis kontak  Tes acetowhite: dengan asam asetat 5% . Dilakukan pada : kondiloma  Kultur : bakteri, jamur  Biopsi : eksisional, ellips, punch
  • 42.
  • 43. PEMERIKSAAN ELEMEN JAMUR DENGAN KOH Cara Pengambilan Sampel: 1. Bersihkan bagian tubuh yang akan diperiksa (dengan kapas alkohol 70%) 2. Pada kulit, ambil dari lesi yang aktif (eritem, meninggi), rambut dicabut (jika rambut panjang, dipotong sampai 1- 2 cm dari akar), kuku dipotong atau dikerok dibagian yang rusak 3. Pada PVC bisa diambil dengan selotip, pemeriksaan dengan KOH-parker. 4. Konsentrasi KOH 10-30% (untuk skuama dibiarkan 2-5 menit, untuk kuku dan rambut 1-2 jam)
  • 44.
  • 46.
  • 47. PEMERIKSAAN GRAM Pengambilan sampel: 1. Pus : menggunakan kapas lidi, dari erosi atau ulkus langsung. 2. Untuk discar uretra: tahan miksi min 4 jam, ambil dari OUE langsung (kalau perlu milking), kapas lidi masuk 1-2 cm 3. Pada servisitis: sampel diambil bersamaan pemeriksaan ginekologik, dari endoserviks. 4. Dari pustula/abses: dengan aspirasi menggunakan spuit steril. Pustula kecil dapat dipecah menggunakan skalpel
  • 49. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI PADA LEPRA Cara pengambilan sampel (slit-skin smear) 1. Bersihkan daerah sampel dengan kapas alkohol. Biarkan mengering. 2. Kulit dijepit diantara ibu jari dan telunjuk sampai terlihat memucat. 3. Dengan menggunakan skalpel, dibuat insisi sejanjang 5 mm dengan kedalaman 2-3 mm pada kulit yang terjepit antara jari. Kemudian pisau diputar sampai membentuk sudut 90 terhadap insisi dan dasar luka dikerok hingga didapatkan sedikit cairan dan jaringan dermis di ujungnya. Tidak boleh ada darah pada spesimen karena dapat mengganggu pengecatan dan pembacaan. 4. Lepaskan jepitan pada kulit dan hapus darah dengan kapas alkohol. 5. Cairan ini dengan hati-hati dioleskan pada area lingkaran kurang lebih diameter 8 mm pada gelas obyek. Gelas obyek harus selalu dipegang pada ujung-ujungnya. Satu gelas obyek dapat digunakan untuk 6 apusan kulit. 6. Hapus kotoran di skalpel dengan kapas alkohol . Lewatkan skalpel di atas nyala api bunsen 3-4 detik. Biarkan dingin tapi jangan menyentuh apapun.
  • 50. 7. Ulangi langkah di atas untuk lokasi sampel lain 7. Pada penderita lepra aktif, harus diambil 6 sampel, satu dari tiap-tiap lobus telinga, dan 4 dari lesi aktif. Lokasi pengambilan sampel harus dicatat (dapat dibantu dengan menggunakan diagram) dan indeks bakteriologik dihitung untuk tiap lokasi.
  • 52. PEMERIKSAAN TZANCK Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel • Sampel diambil dari vesikel atau bula yang baru dan masih utuh • Atap vesikel atau bula dibuka menggunakan skalpel, kemudian dilakukan kerokan pada dasar vesikel/bula. • Material yang didapat dioleskan pada gelas obyek hingga membentuk lapisan tipis, dan dibiarkan sampai kering. • Genangi dengan cat Giemsa selama 20 menit • Cuci dengan air mengalir perlahan, biarkan kering.
  • 54. PEMERIKSAAN PREPARAT BASAH PADA SKABIES Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel • Lakukan pengambilan sampel dari beberapa tempat, dari burrow, atau papul dan vesikel di dekat burrow. • Lakukan kerokan kulit menggunakan skalpel (no. 15) yang telah dilapisi minyak imersi atau mineral oil. • Lakukan pemeriksaan dengan pembesaran lemah, carilah skabies dewasa, telur, fragmen telur atau kotoran skabies.