SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN LENGKAP
PBL
MODUL KULIT

KELOMPOK 8B
1102090079 L. M. Akhiruddin

1102090109 Damayanti Rachman

1102090080 Munawir Mulfa

1102090111 Hidayatullah

1102090095 Dian Febyanti Aking

1102090115 Zarah Alifani Dzulhijjah

1102090098 Ece Nurreski Wati

1102090141 Nur Asia

1102090100 Dessy Anggraeni D

1102090143 Rini Dwi Astuti

1102090108 Dzul Ikram

1102090145 Ismail Saleh Bahrun

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2011
A. SKENARIO
Mimo. 39 tahun datang ke poliklinik dengan bintik- bintik merah pada wajah, dan
leher sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan tampak makin merah jika terkena sengatan
matahari, tidak disertai gatal. Sudah berobat ke puskesmas tetapi tidak mengalami
perubahan dan keluhan tidak berkurang. Pada pemeriksaan fisis ditemukan papel,
pustula yang eritema dan pelebaran pembuluh darah di sekitar hidung. Keluhan
makin hebat seiring dengan pertambahan usia penderita dan stres. Riwayat keluarga
dengan keluhan yang sama ada.
B. KATA SULIT
Papula : tonjolan kecil superfisial pada kulit,berbatas tegas, dan padat;diameter <1
cm
Pustula : kumpulan nanah di dalam atau di bawah epidermis
Eritema : kemerahan pada kulit akibat kongesti pada kapiler
C. KATA KUNCI
39 tahun
bintik- bintik merah
pada wajah dan leher
4 bulan yang lalu
makin merah jika terkena sengatan matahari
tidak disertai gatal
sudah berobat ke puskesmas tapi tidak mengalami perubahan,keluhan tidak
berkurang
pemeriksaan fisis:papel, pustula yang eritema dan pelebaran pembuluh darah di
sekitar hidung
makin hebat seiring dengan pertambahan usia penderita dan stres
Riwayat keluarga ada.
D. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Bagaimana anatomi, histologi, fisiologi kulit?
2. Bagaimana effloresensi umum penyakit kulit?
3. Bagaimana patomekanisme papul, pustul yang eritema, dan telangiektasia?
4. Apa yang menyebabkan keluhan bertambah berat ketika terkena matahari dan
tidak disertai gatal?
5. Mengapa predileksinya wajah dan leher?
6. Apa hubungan faktor stress dan usia dengan gejala yang dialami?
7. Bagaimana hubungan riwayat keluarga dengan keadaan penderita?
8. Bagaimana langkah-langkah diagnosis?
9. DD?
Jawaban :
1. Bagaimana anatomi, histologi, fisiologi kulit?

Kulit ; melindungi organ terhadap lingkungan sekitar.
Kulit : sangat kompleks,elastis dan sensitif.
Variasi tergantung : iklim, umur, jenis kelamin, ras dan tergantung lokasi di tubuh.
Karakter kulit : lembut, keras, tipis, tebal, perlekatan dengan dasar yg tidak sama
Kulit dapat bergerak dan meregang tergantung dari :


Tebal dan lipatannya, elastisitas.



Kulit melekat pada jaringan dibawahnya.

Kulit yang elastis dan longgar ; palpebra, bibir dan preputium
Kulit tebal dan tidak meregang  telapak tangan dan kaki orang dewasa.
Kulit tipis  wajah, yang lembut  leher dan badan, kasar kepala.
 Embriologi kulit :
1. Ektoderm

: epidermis

2. Mesoderm

:

a. Dermis - corium - cutis
b. Subkutis
 ADNEKSA KULIT:
Kelenjar dalam kulit
Apokrin
Ekrin
Sebasea
Rambut
Otot
Saraf, pembuluh darah, pembuluh limfe
 Kulit secara garis besar terdiri atas 3 lapisan :
I . Lapisan epidermis/kutikel
II . Lapisan dermis/korium
III. Lapisan subkutis (Hipodermis)

LAPISAN EPIDERMIS
 Epidermis terdiri atas 5 lapisan :
1. Stratum korneum : sel gepeng tidak mempunyai inti, protoplasma berubah menjadi
keratin  desquamatio insensibilis. Setiap hari tapi tidak dapat dilihat dengan mata
biasa.keratinisasi
2. Stratum lusidum
2 – 3 Lapis  Sel Gepeng tidak berinti
Perubahan protoplasma  Protein Eleidin
Jelas pada telapak tangan dan telapak kaki
3. Stratum granulosum
• 2-3 lapis sel gepeng
• Granula sitoplasma, ada inti  terdiri atas Keratohyalin
4. Stratum spinosum
• Bentuk poligonal : besarnya berbeda-beda
• Proses mitosis
5. Stratum basale
- berbentuk palisade
- Sel-sel basal  mitosis dan fungsi reproduksi
Lapisan terdiri atas 2 :
1. Sel-sel kolumner
2. Melanosit = clear sel : sel berwarna muda, sitoplasma basofilik dan
inti gelap dan mempunyai melanosom
Epidermis : tidak ada pembuluh darah dan limfe

LAPISAN DERMIS
Lapisan elastis dan fibrosa dengan elemen selular dan folikel rambut terdiri atas 2
bagian:
A. Pars papillare  menonjol ke epidermis mengandung pembuluh darah dan
pembuluh saraf
B. Pars retikulare  menonjol ke subkutis, lebih tebal dan jaringan penyambung
LAPISAN SUBKUTIS
1. Kelenjar kulit terdiri atas :
A. Glandula sudorifera (kelenjar keringat) : kelenjar ekrin, kelenjar
apokrin
B. Glandula sebasea (kelenjar palit)
2. Rambut
3. Kuku
4. Otot
Dermis dan subkutis  ditandai oleh jaringan penyambung dan adanya sel serta
jaringan lemak.

1.
2.

3.

4.
5.

FISIOLOGI KULIT
Fungsi utama :
Proteksi
menjaga bag dlm tbh terhdp ggn fisis/mekanis,ggn kimiawi,ggn yg bersifat pns
Persepsi
mengandung ujung saraf sensorik didermis dan subkutis
Pns (bdn rufini),Dingin (bdn krause), Rabaan (bdn meissner),Tekanan (bdn vater
paccini)
Pengaturan suhu tubuh
Dgn cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan/kontraksi pemb drh kulit.
Tonus vaskuler dipengaruhi saraf simpatis/asetilkolin
Absorpsi
Dipengaruhi tebal tipis kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jns vehikulum
Ekskresi
oleh kel kulit utk mengeluarkan zat-zat yg tdk berguna spt NaCl, urea,as urat,
amonia
6. Pembentukan pigmen
Diperankan oleh sel melanosit
Wrn kulit dipengaruhi oleh pigmen kulit, tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb,
karoten
7. Fungsi keratinisasi
Proses keratinisasi : mulai dr sel basal berubah keatas menjadi spinosum,mkn
keatas mkn gepeng,mkn lm inti sel menghilang.Keratinosit menjadi sel tanduk yg
amorf
8. Fungsi Pembentukan vit.D
Mengubah 7 dehidroksi kolesterol dgn pertolongan snr matahari.

2. Bagaimana effloresensi umum penyakit kulit?
•

E. primer : Kelainan kulit yang pertama timbul yang disebabkan oleh penyakit
kulit tersebut.
C ontoh : Makula, urtika, vesikel, pustula, papula, bulla, nodulus, nodus.

•

E. sekunder : kelainan kulit yang terjadi setelah perubahan perkembangan E.
primer.
C ontoh : Kista, abses, sikatriks, erosi, ekskoriasi, ulkus, skuama, krusta.

•

E. primer dan sekunder : Pustula, kista.

•

Makula : Kelainan kulit berbatas tegas berupa kelainan warna

•

Urtika : Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan

•

Vesikel : Gelembung berisi cairan jernih, berukuran < 1 cm

•

Pustula : Versikel yang berisi nanah
•

Papula : Penonjolan di atas permukaan kulit, konsistensi keras, batas tegas, <1 cm

•

Bulla : Vesikel yang berukuran lebih besar

•

Nodus : Massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, jika < 1 cm
disebut Nodulus

•

Kista : Ruangan yang berdinding dan berisi cairan, sel maupun sisa sel

•

Abses : Kumpulan nanah dalam jaringan

•

Sikatriks : Terdiri atas jaringan yang tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan
kulit licin, dan tak terdapat adneksa, dapat atrofik atau hipertrofik, bila hipertrofik
patologis disebut : Keloid
•

Skuama : Lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Terdiri dari :
Ptiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti sisik ikan),
kutikular (tipis), dan lamelar (berlapis)

•

Krusta : Cairan badan yang mengering, dapat bercampur dengan jaringan nekrotik
atau benda asing

•

Telangiektasi : Pelebaran pembuluh darah kapiler pada kulit

•

Roseola : Eksantem yang lentikuler, warna merah tembaga (sipils dan frambusia)

•

Eksantema Skarlatiniformis : Erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata,
berbentuk eritema numuler

•

Fagedenikum : Proses yang menjurus ke dalam dan meluas

•

Monomorf : Kelainan kulit pada satu ketika yang hanya terdiri dari satu ruam

•

Polimorf : Kelainan kulit yang sedang berkembang, terdiri atas bermacam-macam
ruam

3. Bagaimana patomekanisme papul, pustul yang eritema, dan telangiektasia?
Antigen mencetuskan reaksi inflamasi akut yang ditandai dengan kalor, dolor, rubor,
tumor dan fungsi lesia. Edema subepidermis maupun dermis menyebabkan
peninggian permukaan yang membentuk papul pada kulit. Pelebaran pembuluh
darah menyebabkan warna kemerahan disekitar papul atau eritema. Adanya infeksi
ataupun reaksi imunologis menyebabkan terakumulasinya sel- sel radang limfosit
maupun PMN di bawah epidermis maupun dermis yang kemudian membentuk
kumpulan nanah atau pustula. `
Pelebaran pembuluh darah atau telangiektasis pada wajah terutama akibat
vasodilatasi arteriole yang menetap yang disebabkan oleh kelmahan dinding
pembuluh darah serta perubahan yang timbul pada jaringan ikat sekitarnya akibat
pajanan sinar matahari yang menahun.

4. Apa yang menyebabkan keluhan bertambah berat ketika terkena matahari dan tidak
disertai gatal?
UVA dapat menembus epidermis secara efisien sampai kedalam dermis dan
menimbulkan perubahan struktur dan protein matriks. Epidermis dan dermis
mengandung beberapa kromofor yang mampu berinterkasi dengan energi cahaya
matahari. Interaksi ini dapat meliputi refleksi,refraksi, absorbsi dan transmisi.
Panjang gelombang UVA 320-400 nm dan kira-kira 1000x lipat kurang efisien dalam
menimbulkan hiperemia kulit daripada UVB.
UVB apabila diabsrobsi oleh DNA maka akan beresiko terjadinya kanker kulit.
Panjang gelombang pada UVB 290-320 nm. UVB paling efisien menghasilkan
kemerahan atau eritem pada kulit manusia.
Keluhan pasien bertambah berta ketika terkena matahari karena adanya suatu
kromofor epidermal yang menyebabkan penundaan produksi dan atau pelepasan
dari mediator vasoaktif yang terseber ke vaskuler dermal yang mencetuskan
vasodilatasi. UVB dapat memasuki dermis dan diabsorbsi oleh sel-sel endotelia
dalam vaskular karena itu secara langsung dapat menimbulkan vasodilatasi.

5. Mengapa predileksinya wajah dan leher?
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan
campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi
menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin. Hormon
testosteron berhubungan dengan peningkatan sebum. Kadar testosteron meningkat
pada pubertas.
Selain itu karena pada daerah wajah dan leher lebih sering terkena sinar matahari.
Analisa pada kasus, penderita merasa gejalanya lebih parah ketika terkena paparan
sinar matahari.

6. Apa hubungan faktor stress dan usia dengan gejala yang dialami?
Seiring dengan bertambahnya usia, epidermis kehilangan elastisitas turgornya, dan
kapasitasnya untum membentuk melanin berkurang. Hal ini juga menyebabkan
jumlah sel langerhans berkurang. Menurnnya produksi sel langerhan smenyebabkan
kulit menjadi rentan terkena sinar matahari. Penurunan langerhans meningkatkan
resiko infeksi pada kulit. Reseptor sensorik juga berkurang sehingga kemungkinan
cedera meningkat. Fungsi kelenjar sebasea juga semakin menurun. Adana faktorfaktor seperti di atas menyebabkan pertahanan kulit menurun, sehingga gejalagejala gangguan pada kulit seperti pada kasus terjadi.
7. Bagaimana hubungan riwayat keluarga dengan keadaan penderita?
Faktor genetik mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap antigen atau alergen.
Jika faktor lingkungan mendukung, sifat ini akan dengan mudah termanifestasi
sebagai suatu kelainan atau penyakit.s

8. Bagaimana langkah-langkah diagnosis?
Anamnesis
Perkembangan lesi: lokasi awal lesi, cara perkembangan atau penyebaran
erupsi,durasi, masa-masa resolusi atau perbaikan pada erupsi kronik
Gejala-gejala yang menyertai: gatal, rasa terbakar, nyeri, baal (rasa tebal), apa, jika
ada yang menyertai gejala, kapan gejala dirasakan paling hebat
Pengobatan sekarang (baik yang diresepkan atau obat bebas)
Gejala-gejala sistemik yang menyertai (misalnya lemah, demam, atau atralgia)
Penyakit sebelumnya atau yang masih berlangsung
Riwayat alergi
Adanya fotosensitivitas
Riwayat penyakit dalam keluarga yang sama
Riwayat penyakit dalam lingkungan tempat tinggal

Pemeriksaan Fisik
1. Dimana letak lokasi kelainan kulit tersebut
2. Perhatikanlah jenis effloresensi: eritema, hipopigmentasi, hiperpigmentasi, nodul,
vesikel, bulla, makula, papul, skuama, urtika, ulkus, krusta
3. Bila seluruh permukaan lesi rata, perhatikan bagaimana gambaran permukaan
kulit kering yang terlihat: kering atau basah
4. Perhatikanlah bentuk dan gambaran kelainan kulit yang tampak pada pasien
5. Bagaimana ukuran dan distribusi kelainan kulit
6. Perhatikan secara keseluruhan kulit disekitar kelainan adakah kekeringan kulit,
atau kulit tampak pecah-pecah
Teknik diagnostik:
1. Biopsi kulit
2. Preparat koh
3. Sediaan apusan tzanck
4. Diaskopi
5. Sinar wood (lampu wood)
6. Tes tempel (patch tests)
9. DD?
1. ROSASEA

2.ACNE VULGARIS

3. DERMATITIS PERIORAL

Definisi

Penyakit kulit kronis
pada sentral wajah
ditandai dgn kemerahan
kulit & telangiektasis
disertai peradangan
erupsi papula, pustul,
udem.

peradangan menahun
folikel pilosebasea
yang ditandai dengan
adanya komedo,
papul, pustul, nodus
dan kista.

Penyakit Inflamasi Terjadi
Pada Kulit Wajah Yang Tidak
Diketahui Penyebabnya

Etiologi

Belum diketahui

Belum diketahui

Belum jelas

Patogenesis

- Makanan

Perubahan pola
keratinisasi dalam
folikel.

infeksi  bakteri fusiform,
candida

- Psikis
- Obat-obatan
- Infeksi
-Musim

Produksi sebum yang
meningkat.
Terbentuknya fraksi
asam lemak bebas
yang menyebabkan
terjadinya inflamasi.

- Imunologi
Peningkatan jumlah
flora folikel
(Propionibacterium
acnes, Pityrosporum
ovale dan
Staphylococcus
epidermidis).

pemakaian kortikosteroid
topikal yang lama  poten
kosmetik
pasta gigi  fluoride
Gejala klinis

Tempat prediklesi :
sentral wajah (dagu,
pipi, kening, alis)

Predileksi: muka, bahu,
dada bagian atas,
punggung, lengan atas,

Effloresensi : Eritema,
telangiektasis, papul,
edema, pustul.

Erupsi,komedo, papul,
pustul, nodul,
kista,gatal,namun
keluhannya adalah
keluhan estetis

polimorfi eritema, papulpapul kecil dan pustul
sekitar hidung bgn luar, bgn
atas lipatan nasolabial atau
sekitar sudut bibir, disekitar
mulut
sekitar mata  periocular p.d
gatal dan nyeri

4. DERMA
TITIS SEBOROIK

5.LUPUS ERITEMATOSUS

Definisi

Peradangan kulit yang
berbentuk lesi skuama (sisik
yang berninyak) yang terletak
pada daerah kulit yang
berambut/berminyak

Penyakit sistemik yang
menyerang sistem jaringan
ikat dan vaskular dengan
karakteistik adanya
antinuklear antibodi (AAN)

Etiologi

-belum diketahui secara pasti
-infeksi p.ovale
-adanya timbunan sebasea
yang menyebabkan
petumbuhan p.ovale menjadi
lebih meluas
-proliferasi epidermis yang
meningkat

Penyakit autoimun,faktor
genetik
patogenesis

Dimuali dengan infeksi p.ovale
yang merupakan flora normal
manusia. Pertumbuhan p.oval
yang berlebihan dpt
menyebabkan reaksi inflamasi,
melalui aktifnya rekasi sel
limfosit T dan el langerhans.
Sehingga menyebabkan
meningginya seboroik dengan
meningginya suspebilitas
terhadap infeksi piogenik.

Dimulai dengan mutasi
somatik pada sel asal limfositik
pada orang yang mempunyai
predisposisi..faktor genetik
juga ada.

Gejala klinis

-Eritema dan skuama yang
kekuningan dan berminyak
-pada bentuk yang lebih berat,
seluruh kepala tertutup oleh
krusta kotor
-tempat yg terkena dpt
menyebabkan kerontokan
pada rambut
-dapat terjadi blefaritis jika
terkena pada daerah
supraorbital

Gejala-gejala konstitusi spt :
mudah capek,demam bb
menurun.
Kelainan kulit dan mukosa: lesi
spt kupu-kupu,eritema,
telangiektasis dan atrofi
Kelainan alat adalam
Kelainan di sendi, tulang,
otot,kelenjar getah bening dan
sistem saraf
Pengobatan

-

-

-

Sistemik :
-Kortikosteroid dengan dosis
prednison 20 – 30 mg sehari
-Isotretinoin, efeknya
mengurangi aktivitas kel.
Sebaseea, dosis 0,1 – 0,3 mg
per kg per berat badan per hari
-ketokonazol jika terdapat
p.ovale langsung pada sediaan
selama 200 mg per hari
Topikal :
ter, misalnya likuor karbonas
detergens 2-5% atau krim
pragmatar
Resorsin 1-3%
Sulfur praesipitatum 4-20%
dapat digabung dengan asam
salisilat 3-6%
Kortikosteroid pada kasus
inflamasi yg berat
Krim ketokonasol 2% bila pada
sediaan langsung terdapat
p.ovale

Kortikostreoid spt
prednison,
betametason,metil
prednison. Dosis
permulaan dapat sampai
100 mg prednison/hari
Obat anti malaria spt
kloroquin 3x 250mg/hari
jangka pendek
Obat-obat kortikostreoid
topikal spt : betametason
0,05 – 0,1 %, fluosinolon
0,05 % atau triamsinolon
0,1 %

More Related Content

What's hot

Dermatitis
DermatitisDermatitis
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitMeta A
 
Anatomi dan fisiologi
Anatomi  dan  fisiologi Anatomi  dan  fisiologi
Anatomi dan fisiologi
difabakrie
 
Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
hartono andik
 
milliarisis
milliarisismilliarisis
milliarisis
sri wahyuni
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
Sujana Pkm
 
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzemaAsuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
Yie Sufyan
 
LP askep acne vulgaris
LP askep acne vulgarisLP askep acne vulgaris
LP askep acne vulgaris
Utik Pariani
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
Akuyg Cacimaki
 

What's hot (15)

Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia
Penyakit Kulit Yang Umum Di IndonesiaPenyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia
Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia
 
Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
 
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
 
Anatomi dan fisiologi
Anatomi  dan  fisiologi Anatomi  dan  fisiologi
Anatomi dan fisiologi
 
Pengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen ShantiPengkajian integumen Shanti
Pengkajian integumen Shanti
 
Gangguan kulit
Gangguan kulitGangguan kulit
Gangguan kulit
 
milliarisis
milliarisismilliarisis
milliarisis
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Dermatitis r i3
Dermatitis r i3Dermatitis r i3
Dermatitis r i3
 
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzemaAsuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
 
LP askep acne vulgaris
LP askep acne vulgarisLP askep acne vulgaris
LP askep acne vulgaris
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
 

Similar to kulit ss

Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
Fransiska Oktafiani
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Dewi lestari
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenarniwianti
 
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.pptANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
MeilanySasti
 
ANFIS Integument.ppt
ANFIS Integument.pptANFIS Integument.ppt
ANFIS Integument.ppt
ErfinaFerdianty
 
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
ssuserd8c3ae
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumenKANDA IZUL
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanya
Riski Eka
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
dianawati65
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
Warnet Raha
 
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.pptANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
yunuszakaria
 
PENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptx
PENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptxPENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptx
PENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptx
Desinta6
 
PPT KULIT.pptx
PPT KULIT.pptxPPT KULIT.pptx
PPT KULIT.pptx
Rimayani5
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
ar bi
 

Similar to kulit ss (20)

Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014Modul 1 kelompok 1 2014
Modul 1 kelompok 1 2014
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.pptANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
 
ANFIS Integument.ppt
ANFIS Integument.pptANFIS Integument.ppt
ANFIS Integument.ppt
 
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
136362351-Infeksi-Mycobacterium-Leprae.ppt
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanya
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.pptANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
PENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptx
PENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptxPENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptx
PENGANTAR SISTEM INTEGUMEN.pptx
 
Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)
 
PPT KULIT.pptx
PPT KULIT.pptxPPT KULIT.pptx
PPT KULIT.pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 

More from Zarah Dzulhijjah

Abses peritonsilar
Abses peritonsilarAbses peritonsilar
Abses peritonsilar
Zarah Dzulhijjah
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Zarah Dzulhijjah
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Zarah Dzulhijjah
 
Luka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiLuka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologi
Zarah Dzulhijjah
 
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologiSakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
Zarah Dzulhijjah
 
Produksi kencing menurun uronefrologi
Produksi kencing menurun uronefrologiProduksi kencing menurun uronefrologi
Produksi kencing menurun uronefrologi
Zarah Dzulhijjah
 
Bengkak wajah dan perut uronefrologi
Bengkak wajah dan perut uronefrologiBengkak wajah dan perut uronefrologi
Bengkak wajah dan perut uronefrologi
Zarah Dzulhijjah
 
Sesak napas trauma
Sesak napas traumaSesak napas trauma
Sesak napas trauma
Zarah Dzulhijjah
 
kesadaran menurun trauma
kesadaran menurun traumakesadaran menurun trauma
kesadaran menurun trauma
Zarah Dzulhijjah
 
Gangguan haid Reproduksi
Gangguan haid ReproduksiGangguan haid Reproduksi
Gangguan haid Reproduksi
Zarah Dzulhijjah
 
Persalinan macet Reproduksi
Persalinan macet ReproduksiPersalinan macet Reproduksi
Persalinan macet Reproduksi
Zarah Dzulhijjah
 
Benjolan Payudara Onkologi
Benjolan Payudara OnkologiBenjolan Payudara Onkologi
Benjolan Payudara Onkologi
Zarah Dzulhijjah
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
Zarah Dzulhijjah
 
Penyakit dalam Keluarga: Morbili
Penyakit dalam Keluarga: MorbiliPenyakit dalam Keluarga: Morbili
Penyakit dalam Keluarga: Morbili
Zarah Dzulhijjah
 
Masalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis Kekom
Masalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis KekomMasalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis Kekom
Masalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis Kekom
Zarah Dzulhijjah
 
Inkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin GeriatriInkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin Geriatri
Zarah Dzulhijjah
 
Jatuh Geriatri
Jatuh GeriatriJatuh Geriatri
Jatuh Geriatri
Zarah Dzulhijjah
 
Malnutrisi Energi dan Protein Geriatri
Malnutrisi Energi dan Protein GeriatriMalnutrisi Energi dan Protein Geriatri
Malnutrisi Energi dan Protein Geriatri
Zarah Dzulhijjah
 
Tumbuh Kembang Geriatri
Tumbuh Kembang Geriatri Tumbuh Kembang Geriatri
Tumbuh Kembang Geriatri
Zarah Dzulhijjah
 

More from Zarah Dzulhijjah (20)

Abses peritonsilar
Abses peritonsilarAbses peritonsilar
Abses peritonsilar
 
Abses peritonselar
Abses peritonselarAbses peritonselar
Abses peritonselar
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
 
Luka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiLuka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologi
 
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologiSakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
 
Produksi kencing menurun uronefrologi
Produksi kencing menurun uronefrologiProduksi kencing menurun uronefrologi
Produksi kencing menurun uronefrologi
 
Bengkak wajah dan perut uronefrologi
Bengkak wajah dan perut uronefrologiBengkak wajah dan perut uronefrologi
Bengkak wajah dan perut uronefrologi
 
Sesak napas trauma
Sesak napas traumaSesak napas trauma
Sesak napas trauma
 
kesadaran menurun trauma
kesadaran menurun traumakesadaran menurun trauma
kesadaran menurun trauma
 
Gangguan haid Reproduksi
Gangguan haid ReproduksiGangguan haid Reproduksi
Gangguan haid Reproduksi
 
Persalinan macet Reproduksi
Persalinan macet ReproduksiPersalinan macet Reproduksi
Persalinan macet Reproduksi
 
Benjolan Payudara Onkologi
Benjolan Payudara OnkologiBenjolan Payudara Onkologi
Benjolan Payudara Onkologi
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Penyakit dalam Keluarga: Morbili
Penyakit dalam Keluarga: MorbiliPenyakit dalam Keluarga: Morbili
Penyakit dalam Keluarga: Morbili
 
Masalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis Kekom
Masalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis KekomMasalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis Kekom
Masalah Kesehatan di Puskesmas: Tuberculosis Kekom
 
Inkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin GeriatriInkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin Geriatri
 
Jatuh Geriatri
Jatuh GeriatriJatuh Geriatri
Jatuh Geriatri
 
Malnutrisi Energi dan Protein Geriatri
Malnutrisi Energi dan Protein GeriatriMalnutrisi Energi dan Protein Geriatri
Malnutrisi Energi dan Protein Geriatri
 
Tumbuh Kembang Geriatri
Tumbuh Kembang Geriatri Tumbuh Kembang Geriatri
Tumbuh Kembang Geriatri
 

Recently uploaded

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 

Recently uploaded (20)

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 

kulit ss

  • 1. LAPORAN LENGKAP PBL MODUL KULIT KELOMPOK 8B 1102090079 L. M. Akhiruddin 1102090109 Damayanti Rachman 1102090080 Munawir Mulfa 1102090111 Hidayatullah 1102090095 Dian Febyanti Aking 1102090115 Zarah Alifani Dzulhijjah 1102090098 Ece Nurreski Wati 1102090141 Nur Asia 1102090100 Dessy Anggraeni D 1102090143 Rini Dwi Astuti 1102090108 Dzul Ikram 1102090145 Ismail Saleh Bahrun FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2011
  • 2. A. SKENARIO Mimo. 39 tahun datang ke poliklinik dengan bintik- bintik merah pada wajah, dan leher sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan tampak makin merah jika terkena sengatan matahari, tidak disertai gatal. Sudah berobat ke puskesmas tetapi tidak mengalami perubahan dan keluhan tidak berkurang. Pada pemeriksaan fisis ditemukan papel, pustula yang eritema dan pelebaran pembuluh darah di sekitar hidung. Keluhan makin hebat seiring dengan pertambahan usia penderita dan stres. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama ada. B. KATA SULIT Papula : tonjolan kecil superfisial pada kulit,berbatas tegas, dan padat;diameter <1 cm Pustula : kumpulan nanah di dalam atau di bawah epidermis Eritema : kemerahan pada kulit akibat kongesti pada kapiler C. KATA KUNCI 39 tahun bintik- bintik merah pada wajah dan leher 4 bulan yang lalu makin merah jika terkena sengatan matahari tidak disertai gatal sudah berobat ke puskesmas tapi tidak mengalami perubahan,keluhan tidak berkurang pemeriksaan fisis:papel, pustula yang eritema dan pelebaran pembuluh darah di sekitar hidung makin hebat seiring dengan pertambahan usia penderita dan stres Riwayat keluarga ada. D. PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Bagaimana anatomi, histologi, fisiologi kulit? 2. Bagaimana effloresensi umum penyakit kulit? 3. Bagaimana patomekanisme papul, pustul yang eritema, dan telangiektasia? 4. Apa yang menyebabkan keluhan bertambah berat ketika terkena matahari dan tidak disertai gatal? 5. Mengapa predileksinya wajah dan leher? 6. Apa hubungan faktor stress dan usia dengan gejala yang dialami? 7. Bagaimana hubungan riwayat keluarga dengan keadaan penderita? 8. Bagaimana langkah-langkah diagnosis? 9. DD?
  • 3. Jawaban : 1. Bagaimana anatomi, histologi, fisiologi kulit? Kulit ; melindungi organ terhadap lingkungan sekitar. Kulit : sangat kompleks,elastis dan sensitif. Variasi tergantung : iklim, umur, jenis kelamin, ras dan tergantung lokasi di tubuh. Karakter kulit : lembut, keras, tipis, tebal, perlekatan dengan dasar yg tidak sama Kulit dapat bergerak dan meregang tergantung dari :  Tebal dan lipatannya, elastisitas.  Kulit melekat pada jaringan dibawahnya. Kulit yang elastis dan longgar ; palpebra, bibir dan preputium Kulit tebal dan tidak meregang  telapak tangan dan kaki orang dewasa. Kulit tipis  wajah, yang lembut  leher dan badan, kasar kepala.  Embriologi kulit :
  • 4. 1. Ektoderm : epidermis 2. Mesoderm : a. Dermis - corium - cutis b. Subkutis  ADNEKSA KULIT: Kelenjar dalam kulit Apokrin Ekrin Sebasea Rambut Otot Saraf, pembuluh darah, pembuluh limfe  Kulit secara garis besar terdiri atas 3 lapisan : I . Lapisan epidermis/kutikel II . Lapisan dermis/korium III. Lapisan subkutis (Hipodermis) LAPISAN EPIDERMIS  Epidermis terdiri atas 5 lapisan : 1. Stratum korneum : sel gepeng tidak mempunyai inti, protoplasma berubah menjadi keratin  desquamatio insensibilis. Setiap hari tapi tidak dapat dilihat dengan mata biasa.keratinisasi 2. Stratum lusidum 2 – 3 Lapis  Sel Gepeng tidak berinti Perubahan protoplasma  Protein Eleidin Jelas pada telapak tangan dan telapak kaki 3. Stratum granulosum • 2-3 lapis sel gepeng • Granula sitoplasma, ada inti  terdiri atas Keratohyalin 4. Stratum spinosum • Bentuk poligonal : besarnya berbeda-beda • Proses mitosis 5. Stratum basale
  • 5. - berbentuk palisade - Sel-sel basal  mitosis dan fungsi reproduksi Lapisan terdiri atas 2 : 1. Sel-sel kolumner 2. Melanosit = clear sel : sel berwarna muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mempunyai melanosom Epidermis : tidak ada pembuluh darah dan limfe LAPISAN DERMIS Lapisan elastis dan fibrosa dengan elemen selular dan folikel rambut terdiri atas 2 bagian: A. Pars papillare  menonjol ke epidermis mengandung pembuluh darah dan pembuluh saraf B. Pars retikulare  menonjol ke subkutis, lebih tebal dan jaringan penyambung LAPISAN SUBKUTIS 1. Kelenjar kulit terdiri atas : A. Glandula sudorifera (kelenjar keringat) : kelenjar ekrin, kelenjar apokrin B. Glandula sebasea (kelenjar palit) 2. Rambut 3. Kuku 4. Otot Dermis dan subkutis  ditandai oleh jaringan penyambung dan adanya sel serta jaringan lemak. 1. 2. 3. 4. 5. FISIOLOGI KULIT Fungsi utama : Proteksi menjaga bag dlm tbh terhdp ggn fisis/mekanis,ggn kimiawi,ggn yg bersifat pns Persepsi mengandung ujung saraf sensorik didermis dan subkutis Pns (bdn rufini),Dingin (bdn krause), Rabaan (bdn meissner),Tekanan (bdn vater paccini) Pengaturan suhu tubuh Dgn cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan/kontraksi pemb drh kulit. Tonus vaskuler dipengaruhi saraf simpatis/asetilkolin Absorpsi Dipengaruhi tebal tipis kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jns vehikulum Ekskresi oleh kel kulit utk mengeluarkan zat-zat yg tdk berguna spt NaCl, urea,as urat, amonia
  • 6. 6. Pembentukan pigmen Diperankan oleh sel melanosit Wrn kulit dipengaruhi oleh pigmen kulit, tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, karoten 7. Fungsi keratinisasi Proses keratinisasi : mulai dr sel basal berubah keatas menjadi spinosum,mkn keatas mkn gepeng,mkn lm inti sel menghilang.Keratinosit menjadi sel tanduk yg amorf 8. Fungsi Pembentukan vit.D Mengubah 7 dehidroksi kolesterol dgn pertolongan snr matahari. 2. Bagaimana effloresensi umum penyakit kulit? • E. primer : Kelainan kulit yang pertama timbul yang disebabkan oleh penyakit kulit tersebut. C ontoh : Makula, urtika, vesikel, pustula, papula, bulla, nodulus, nodus. • E. sekunder : kelainan kulit yang terjadi setelah perubahan perkembangan E. primer. C ontoh : Kista, abses, sikatriks, erosi, ekskoriasi, ulkus, skuama, krusta. • E. primer dan sekunder : Pustula, kista. • Makula : Kelainan kulit berbatas tegas berupa kelainan warna • Urtika : Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan • Vesikel : Gelembung berisi cairan jernih, berukuran < 1 cm • Pustula : Versikel yang berisi nanah
  • 7. • Papula : Penonjolan di atas permukaan kulit, konsistensi keras, batas tegas, <1 cm • Bulla : Vesikel yang berukuran lebih besar • Nodus : Massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, jika < 1 cm disebut Nodulus • Kista : Ruangan yang berdinding dan berisi cairan, sel maupun sisa sel • Abses : Kumpulan nanah dalam jaringan • Sikatriks : Terdiri atas jaringan yang tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit licin, dan tak terdapat adneksa, dapat atrofik atau hipertrofik, bila hipertrofik patologis disebut : Keloid
  • 8. • Skuama : Lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Terdiri dari : Ptiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti sisik ikan), kutikular (tipis), dan lamelar (berlapis) • Krusta : Cairan badan yang mengering, dapat bercampur dengan jaringan nekrotik atau benda asing • Telangiektasi : Pelebaran pembuluh darah kapiler pada kulit • Roseola : Eksantem yang lentikuler, warna merah tembaga (sipils dan frambusia) • Eksantema Skarlatiniformis : Erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata, berbentuk eritema numuler • Fagedenikum : Proses yang menjurus ke dalam dan meluas • Monomorf : Kelainan kulit pada satu ketika yang hanya terdiri dari satu ruam • Polimorf : Kelainan kulit yang sedang berkembang, terdiri atas bermacam-macam ruam 3. Bagaimana patomekanisme papul, pustul yang eritema, dan telangiektasia?
  • 9. Antigen mencetuskan reaksi inflamasi akut yang ditandai dengan kalor, dolor, rubor, tumor dan fungsi lesia. Edema subepidermis maupun dermis menyebabkan peninggian permukaan yang membentuk papul pada kulit. Pelebaran pembuluh darah menyebabkan warna kemerahan disekitar papul atau eritema. Adanya infeksi ataupun reaksi imunologis menyebabkan terakumulasinya sel- sel radang limfosit maupun PMN di bawah epidermis maupun dermis yang kemudian membentuk kumpulan nanah atau pustula. ` Pelebaran pembuluh darah atau telangiektasis pada wajah terutama akibat vasodilatasi arteriole yang menetap yang disebabkan oleh kelmahan dinding pembuluh darah serta perubahan yang timbul pada jaringan ikat sekitarnya akibat pajanan sinar matahari yang menahun. 4. Apa yang menyebabkan keluhan bertambah berat ketika terkena matahari dan tidak disertai gatal? UVA dapat menembus epidermis secara efisien sampai kedalam dermis dan menimbulkan perubahan struktur dan protein matriks. Epidermis dan dermis mengandung beberapa kromofor yang mampu berinterkasi dengan energi cahaya matahari. Interaksi ini dapat meliputi refleksi,refraksi, absorbsi dan transmisi. Panjang gelombang UVA 320-400 nm dan kira-kira 1000x lipat kurang efisien dalam menimbulkan hiperemia kulit daripada UVB.
  • 10. UVB apabila diabsrobsi oleh DNA maka akan beresiko terjadinya kanker kulit. Panjang gelombang pada UVB 290-320 nm. UVB paling efisien menghasilkan kemerahan atau eritem pada kulit manusia. Keluhan pasien bertambah berta ketika terkena matahari karena adanya suatu kromofor epidermal yang menyebabkan penundaan produksi dan atau pelepasan dari mediator vasoaktif yang terseber ke vaskuler dermal yang mencetuskan vasodilatasi. UVB dapat memasuki dermis dan diabsorbsi oleh sel-sel endotelia dalam vaskular karena itu secara langsung dapat menimbulkan vasodilatasi. 5. Mengapa predileksinya wajah dan leher? Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin. Hormon testosteron berhubungan dengan peningkatan sebum. Kadar testosteron meningkat pada pubertas. Selain itu karena pada daerah wajah dan leher lebih sering terkena sinar matahari. Analisa pada kasus, penderita merasa gejalanya lebih parah ketika terkena paparan sinar matahari. 6. Apa hubungan faktor stress dan usia dengan gejala yang dialami? Seiring dengan bertambahnya usia, epidermis kehilangan elastisitas turgornya, dan kapasitasnya untum membentuk melanin berkurang. Hal ini juga menyebabkan jumlah sel langerhans berkurang. Menurnnya produksi sel langerhan smenyebabkan kulit menjadi rentan terkena sinar matahari. Penurunan langerhans meningkatkan resiko infeksi pada kulit. Reseptor sensorik juga berkurang sehingga kemungkinan cedera meningkat. Fungsi kelenjar sebasea juga semakin menurun. Adana faktorfaktor seperti di atas menyebabkan pertahanan kulit menurun, sehingga gejalagejala gangguan pada kulit seperti pada kasus terjadi.
  • 11. 7. Bagaimana hubungan riwayat keluarga dengan keadaan penderita? Faktor genetik mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap antigen atau alergen. Jika faktor lingkungan mendukung, sifat ini akan dengan mudah termanifestasi sebagai suatu kelainan atau penyakit.s 8. Bagaimana langkah-langkah diagnosis? Anamnesis Perkembangan lesi: lokasi awal lesi, cara perkembangan atau penyebaran erupsi,durasi, masa-masa resolusi atau perbaikan pada erupsi kronik Gejala-gejala yang menyertai: gatal, rasa terbakar, nyeri, baal (rasa tebal), apa, jika ada yang menyertai gejala, kapan gejala dirasakan paling hebat Pengobatan sekarang (baik yang diresepkan atau obat bebas) Gejala-gejala sistemik yang menyertai (misalnya lemah, demam, atau atralgia) Penyakit sebelumnya atau yang masih berlangsung Riwayat alergi Adanya fotosensitivitas Riwayat penyakit dalam keluarga yang sama Riwayat penyakit dalam lingkungan tempat tinggal Pemeriksaan Fisik 1. Dimana letak lokasi kelainan kulit tersebut 2. Perhatikanlah jenis effloresensi: eritema, hipopigmentasi, hiperpigmentasi, nodul, vesikel, bulla, makula, papul, skuama, urtika, ulkus, krusta 3. Bila seluruh permukaan lesi rata, perhatikan bagaimana gambaran permukaan kulit kering yang terlihat: kering atau basah 4. Perhatikanlah bentuk dan gambaran kelainan kulit yang tampak pada pasien 5. Bagaimana ukuran dan distribusi kelainan kulit 6. Perhatikan secara keseluruhan kulit disekitar kelainan adakah kekeringan kulit, atau kulit tampak pecah-pecah Teknik diagnostik: 1. Biopsi kulit
  • 12. 2. Preparat koh 3. Sediaan apusan tzanck 4. Diaskopi 5. Sinar wood (lampu wood) 6. Tes tempel (patch tests) 9. DD? 1. ROSASEA 2.ACNE VULGARIS 3. DERMATITIS PERIORAL Definisi Penyakit kulit kronis pada sentral wajah ditandai dgn kemerahan kulit & telangiektasis disertai peradangan erupsi papula, pustul, udem. peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista. Penyakit Inflamasi Terjadi Pada Kulit Wajah Yang Tidak Diketahui Penyebabnya Etiologi Belum diketahui Belum diketahui Belum jelas Patogenesis - Makanan Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. infeksi  bakteri fusiform, candida - Psikis - Obat-obatan - Infeksi -Musim Produksi sebum yang meningkat. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas yang menyebabkan terjadinya inflamasi. - Imunologi Peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes, Pityrosporum ovale dan Staphylococcus epidermidis). pemakaian kortikosteroid topikal yang lama  poten kosmetik pasta gigi  fluoride
  • 13. Gejala klinis Tempat prediklesi : sentral wajah (dagu, pipi, kening, alis) Predileksi: muka, bahu, dada bagian atas, punggung, lengan atas, Effloresensi : Eritema, telangiektasis, papul, edema, pustul. Erupsi,komedo, papul, pustul, nodul, kista,gatal,namun keluhannya adalah keluhan estetis polimorfi eritema, papulpapul kecil dan pustul sekitar hidung bgn luar, bgn atas lipatan nasolabial atau sekitar sudut bibir, disekitar mulut sekitar mata  periocular p.d gatal dan nyeri 4. DERMA TITIS SEBOROIK 5.LUPUS ERITEMATOSUS Definisi Peradangan kulit yang berbentuk lesi skuama (sisik yang berninyak) yang terletak pada daerah kulit yang berambut/berminyak Penyakit sistemik yang menyerang sistem jaringan ikat dan vaskular dengan karakteistik adanya antinuklear antibodi (AAN) Etiologi -belum diketahui secara pasti -infeksi p.ovale -adanya timbunan sebasea yang menyebabkan petumbuhan p.ovale menjadi lebih meluas -proliferasi epidermis yang meningkat Penyakit autoimun,faktor genetik
  • 14. patogenesis Dimuali dengan infeksi p.ovale yang merupakan flora normal manusia. Pertumbuhan p.oval yang berlebihan dpt menyebabkan reaksi inflamasi, melalui aktifnya rekasi sel limfosit T dan el langerhans. Sehingga menyebabkan meningginya seboroik dengan meningginya suspebilitas terhadap infeksi piogenik. Dimulai dengan mutasi somatik pada sel asal limfositik pada orang yang mempunyai predisposisi..faktor genetik juga ada. Gejala klinis -Eritema dan skuama yang kekuningan dan berminyak -pada bentuk yang lebih berat, seluruh kepala tertutup oleh krusta kotor -tempat yg terkena dpt menyebabkan kerontokan pada rambut -dapat terjadi blefaritis jika terkena pada daerah supraorbital Gejala-gejala konstitusi spt : mudah capek,demam bb menurun. Kelainan kulit dan mukosa: lesi spt kupu-kupu,eritema, telangiektasis dan atrofi Kelainan alat adalam Kelainan di sendi, tulang, otot,kelenjar getah bening dan sistem saraf
  • 15. Pengobatan - - - Sistemik : -Kortikosteroid dengan dosis prednison 20 – 30 mg sehari -Isotretinoin, efeknya mengurangi aktivitas kel. Sebaseea, dosis 0,1 – 0,3 mg per kg per berat badan per hari -ketokonazol jika terdapat p.ovale langsung pada sediaan selama 200 mg per hari Topikal : ter, misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmatar Resorsin 1-3% Sulfur praesipitatum 4-20% dapat digabung dengan asam salisilat 3-6% Kortikosteroid pada kasus inflamasi yg berat Krim ketokonasol 2% bila pada sediaan langsung terdapat p.ovale Kortikostreoid spt prednison, betametason,metil prednison. Dosis permulaan dapat sampai 100 mg prednison/hari Obat anti malaria spt kloroquin 3x 250mg/hari jangka pendek Obat-obat kortikostreoid topikal spt : betametason 0,05 – 0,1 %, fluosinolon 0,05 % atau triamsinolon 0,1 %