Dokumen tersebut membahas ruang lingkup audit sumber daya manusia yang mencakup fungsi pengembangan dan pelatihan, karir, penilaian kinerja, balas jasa, kepuasan kerja, ketaatan, dan budaya perusahaan. Model-model audit yang dijelaskan meliputi proses input, proses, output, dan tindak lanjut audit.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillahirabbil’alamin atas
karunia Allah, akhirnya buku yang berjudul “Manajemen Sumber Daya
Manusia” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Buku ini penulis
tujukan untuk mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin
mempelajari Manajemen Sumber Daya Manusia yang terdiri dari 14
bab.
Harapan penulis semoga buku ini bisa menambah
perbendaharaan bahan ajar yang mudah untuk dipelajari dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dengan menyumbangkan pikiran dan
tenaga sehingga buku ini bisa selesai dengan lancar, semoga Allah
SWT membalasnya dengan berkah pahala yang berlipat ganda.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan
di sana-sini. Oleh sebab itu saran, kritik, dan koreksi sangat penulis
harapkan untuk menjadikan buku ini lebih baik lagi sehingga bisa
bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillahirabbil’alamin atas
karunia Allah, akhirnya buku yang berjudul “Manajemen Sumber Daya
Manusia” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Buku ini penulis
tujukan untuk mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin
mempelajari Manajemen Sumber Daya Manusia yang terdiri dari 14
bab.
Harapan penulis semoga buku ini bisa menambah
perbendaharaan bahan ajar yang mudah untuk dipelajari dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dengan menyumbangkan pikiran dan
tenaga sehingga buku ini bisa selesai dengan lancar, semoga Allah
SWT membalasnya dengan berkah pahala yang berlipat ganda.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan
di sana-sini. Oleh sebab itu saran, kritik, dan koreksi sangat penulis
harapkan untuk menjadikan buku ini lebih baik lagi sehingga bisa
bermanfaat bagi masyarakat.
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm
http://infokonsultasisdm.web.id/
Manpower planning menggambarkan pendekatan rasional dalam upaya forecasting apakah ada ketidak sesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling tepat.
Peramalan, Pendekatan, Teknik Naif, Rata rata bergerak, Pembobotan Rata rata bergerak, Penghalusan Eksponensial, dan Metode Evaluasi Teknik Peramalan MAD, MSE, MAPE, MPE
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm
http://infokonsultasisdm.web.id/
Manpower planning menggambarkan pendekatan rasional dalam upaya forecasting apakah ada ketidak sesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling tepat.
Peramalan, Pendekatan, Teknik Naif, Rata rata bergerak, Pembobotan Rata rata bergerak, Penghalusan Eksponensial, dan Metode Evaluasi Teknik Peramalan MAD, MSE, MAPE, MPE
Menentukan kriteria Kebijakan Pengupahan Karyawan dapat dilakukan dengan teknik “Multiple Discriminant Analysis”. Adapun batasan kriteria yang digunakan adalah: 1) Z-Score > 3.00, perusahaan tergolong optimal dalam melakukan kebijakan pengupahan.; 2) 2.00< Z-Score <3.00>< 2.00, perusahaan tergolong tidak optimal dalam melakukan kebijakan pengupahan. Dalam hal ini pengupahan akan dirasakan sangat membebani kondisi perusahaan.
Dari hasil analisis dengan teknik “Multiple Discriminant Analysis” Dapat dijumpai berbagai kondisi. Seperti:
Kondisi I, Ketika upah minimum Karyawan Rp 1.000.000,00 diperoleh nilai Z-Score = 3.00, perusahaan tergolong optimal dalam melakukan kebijakan pengupahan.
Kondisi II, Ketika upah minimum Karyawan Rp 2.300.000,00 diperoleh nilai Z-Score = -1.05, perusahaan tergolong tidak optimal dalam melakukan kebijakan pengupahan. Dalam hal ini pengupahan akan dirasakan sangat membebani kondisi perusahaan. Jika dibiarkan bisa dipastikan perusahaan akan ditutup dalam jangka waktu tertentu. Jadi jika ditemui kondisi seperti ini pihak manajemen perlu segera melakukan pembenahan.
Kondisi III, Ketika upah minimum Karyawan Rp 1.000.000,00 namun para karyawan bisa bekerja dengan optimal sehingga biaya “over time” bisa ditekan sehingga diperoleh peningkatan nilai Z-Score dari 3.00 menjadi 3.59, perusahaan tergolong optimal dalam melakukan kebijakan pengupahan.
Dalam hal ini pihak manajemen perusahaan dalam membuat dan menerapkan kebijakan pengupahan perlu melakukan pengkajian yang tepat dan empiris (berdasarkan perhitungan yang bisa dibuktikan) agar terhindar dari kekeliruan yang kelak akan menyulitkan perusahaan.
Apalagi dalam upaya memenuhi desakan akibat tuntutan kenaikan UMR dari para karyawan. Lakukan komunikasi yang baik antara pihak manajemen dengan perwakilan karyawan sehingga tercapai keseimbangan dan saling pengertian yang baik.
KPI sebagai alat ukuran pengontrol, misalnya hasil produksi per jam, volume penjualan setiap area, tingkat persediaan dan sebagainya.
Menunjukkan apa yang akan diukur, bukan berapa banyak atau kearah mana.
Karena itu memberikan suatu ukuran bukan sasaran atau standar yang sebenarnya.
Indikator umumnya praktis dan feasible (layak) agar mudah dikenal serta monitor terhadap keberhasilan.
Berarti indikator merupakan fakta berdasarkan data & kondisi di lapangan, bukan mengada-ada.
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm
http://infokonsultasisdm.web.id/
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Pertemuan ke 4
1. MATERI TUTORIAL
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA
(EKMA 4476)
Materi Pertemuan Ke 4
Ruang Lingkup Audit Sumber Daya Manusia
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA., MM.
2. AUDIT FUNGSI PENGEMBANGAN DAN
PEMELIHARAAN SDM
Audit Pengembangan dan Pelatihan SDM
•Pengembangan SDM merupakan proses peningkatan
kompetensi dalam rangka mengisi kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki pegawai saat ini dengan tuntutan
kompetensi jabatan yang akan menjadi tanggung jawabnya
sesuai rencana pengembangan karir.
•Pelatihan merupakan proses peningkatan kompetensi
pegawai dalam rangka mengisi kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki pegawai dengan tuntutan
kompetensi jabatan saat ini.
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA., MM.
3. Model Audit Pengembangan dan Pelatihan SDM
Gambar 2.7 Model Audit Pelatihan dan Pengembangan SDM
OUTPUT
• Peningkatan pengetahuan
• Peningkatan keterampilan
• Perubahan sikap
Proses
• Penentuan sasaran pelatihan (isi
program berbasis kompetensi)
• Penentuan kriteria keberhasilan
• Pelaksanaan pelatihan
• Evaluasi pelatihan
INPUT
Analisa kebutuhan pelatihan
• Aspirasi pimpinan
• Analisa organisasi, analisa tugas, analisa
kesenjangan kompetensi individu
• Analisa kebijakan, peraturan dan
implementasi program pelatihan dan
pengembangan yang berlaku
• Jangka waktu dan anggaran
OUTPUT
• Peningkatan pengetahuan
• Peningkatan keterampilan
• Perubahan sikap
Proses
• Penentuan sasaran pelatihan (isi
program berbasis kompetensi)
• Penentuan kriteria keberhasilan
• Pelaksanaan pelatihan
• Evaluasi pelatihan
INPUT
Analisa kebutuhan pelatihan
• Aspirasi pimpinan
• Analisa organisasi, analisa tugas, analisa
kesenjangan kompetensi individu
• Analisa kebijakan, peraturan dan
implementasi program pelatihan dan
pengembangan yang berlaku
• Jangka waktu dan anggaran
Ketaatan Azas terhadap :
• Kebijakan
• SOP
• Peraturan
Integrasi dengan Sistim SDM lainnya
Proses Bisnis
Efisiensi & Efektivitas
Tindak
Lanjut
Audit
Pelaporan
Audit
Pelaksanaan Audit
Persiapan
Audit
Perencanaan
Audit
Sumber : Disusun oleh Penulis dari berbagai Sumber (2009)
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA., MM.
4. AUDIT KARIR, PENILAIAN KINERJA, DAN
BALAS JASA
Audit Karir, Penilaian Kinerja, dan Balas Jasa
•Karir merupakan proses pencapaian tujuan karir yang direncanakan dan
disepakati bersama, selaras dengan sistem, pola dan jalur karir yang
berlaku, mencakup karir jabatan struktural maupun jabatan profesional.
Dalam hal ini auditor dapat melakukan audit selaras dengan area karir yang
ada.
•Penilaian Kinerja merupakan proses evaluasi penilaian kinerja pegawai
dan merupakan dasar bagi penentuan imbal jasa, mutasi, promosi, demosi
maupun pemberhentian dan pemutusan hubungan kerja.
•Kompensasi atau balas jasa merupakan proses penentuan imbal jasa
pegawai dengan mengacu pada kinerja yang ditampilkan,
mempertimbangkan keadilan internal (kesesuaian dengan bobot relatif
jabatan), keadilan eksternal (kesesuaian dengan imbal jasa jabatan setara
pada industri sejenis) dan kondisi keuangan perusahaan.
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA., MM.
5. Model Audit Karir
Gambar 2.8 Model Audit Karir
OUTPUT
Penempatan didalam jalur karirer
Peningkatan kinerja
Optimalisasi potensi
Proses
• Tahap assesment :
indv profile vs job profile, portofolio SDM
dan employee inventory
• Tahap perencanaan karier bersama
• Tahap pengembangan karir
– Dalam jabatan dan diluar jabatan
INPUT
• Perencanaan strategik SDM
• Aspirasi pegawai
• Minat pegawai
OUTPUT
Penempatan didalam jalur karirer
Peningkatan kinerja
Optimalisasi potensi
Proses
• Tahap assesment :
indv profile vs job profile, portofolio SDM
dan employee inventory
• Tahap perencanaan karier bersama
• Tahap pengembangan karir
– Dalam jabatan dan diluar jabatan
INPUT
• Perencanaan strategik SDM
• Aspirasi pegawai
• Minat pegawai
Ketaatan Azas terhadap :
• Kebijakan
• SOP
• Peraturan
Integrasi dengan Sistim SDM lainnya
Proses Bisnis
Efisiensi & Efektivitas
Tindak
Lanjut
Audit
Pelaporan
Audit
Pelaksanaan Audit
Persiapan
Audit
Perencanaan
Audit
Sumber : Disusun oleh Penulis dari berbagai Sumber (2009)
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA., MM.
6. Model Audit Penilaian Kinerja
Gambar 2.9 Model Audit Penilaian Kinerja SDM
OUTPUT
• Hasil penilaian kinerja
• Pemanfaatan hasil
Proses
• Pengumpulan data
• Dokumentasi hasil kinerja
INPUT
• KPI Organisasi KPI unit kerja
KPI Individual
• Perencanaan Kinerja dan penentuan
standar penilaian
OUTPUT
• Hasil penilaian kinerja
• Pemanfaatan hasil
Proses
• Pengumpulan data
• Dokumentasi hasil kinerja
INPUT
• KPI Organisasi KPI unit kerja
KPI Individual
• Perencanaan Kinerja dan penentuan
standar penilaian
Ketaatan Azas terhadap :
• Kebijakan
• SOP
• Peraturan
Integrasi dengan Sistim SDM lainnya
Proses Bisnis
Efisiensi & Efektivitas
Tindak
Lanjut
Audit
Pelaporan
Audit
Pelaksanaan Audit
Persiapan
Audit
Perencanaan
Audit
Sumber : Disusun oleh Penulis dari berbagai Sumber (2009)
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA.,
MM.
7. Model Audit Balas Jasa
Gambar 2.11 Model Audit Balas Jasa
OUTPUT
• Nilai Jabatan (Job Value)
• Penyusunan struktur dan skala gaji
Proses
Evaluasi Jabatan
+
• Competency Assessment
+
• Penilaian Kinerja
• Survey Gaji
INPUT
• Uraian Jabatan
• Spesifikasi Jabatan
• Standar Jabatan
Ketaatan Azas terhadap :
• Kebijakan
• SOP
• Peraturan
Integrasi dengan Sistim SDM lainnya
Proses Bisnis
Efisiensi & Efektivitas
Tindak
Lanjut
Audit
Pelaporan
Audit
Pelaksanaan Audit
Persiapan
Audit
Perencanaan
Audit
Ketaatan Azas terhadap :
• Kebijakan
• SOP
• Peraturan
Integrasi dengan Sistim SDM lainnya
Proses Bisnis
Efisiensi & Efektivitas
Tindak
Lanjut
Audit
Pelaporan
Audit
Pelaksanaan Audit
Persiapan
Audit
Perencanaan
Audit
Tindak
Lanjut
Audit
Pelaporan
Audit
Pelaksanaan Audit
Persiapan
Audit
Perencanaan
Audit
Sumber : Disusun oleh Penulis dari berbagai Sumber (2009)
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA.,
MM.
8. AUDIT KEPUASAN KERJA, KETAATAN, DAN
BUDAYA PERUSAHAAN
Audit Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan kondisi yang dirasakan,
kepercayaan, dan pemikiran individu terhadap pekerjaan,
yang memotivasi dirinya untuk bekerja sebaik mungkin
sehingga kinerja yang ditampilkannya bisa optimal,
memenuhi bahkan melebihi target yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini motivasi pegawai sifatnya internal, dalam arti
bersumber dari dalam diri sendiri.
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA., MM.
9. AUDIT KEPUASAN KERJA, KETAATAN, DAN
BUDAYA PERUSAHAAN
Audit Kepuasan Kerja
Secara teoritis pegawai yang memperoleh kepuasan kerja akan lebih produktif,
sebaliknya pegawai yang kecewa atau tidak memperoleh kepuasan kerja akan
menampilkan reaksi antara lain:
1.Keluar (exit) perusahaan dan mencari posisi dan pekerjaan di perusahaan lain.
2.Melakukan protes (voice) terhadap perusahaan namun secara aktif dan konstruktif
menyuarakan saran-saran perbaikan.
3.Pasif menunggu (loyalty) dan tidak berbuat apa-apa, namun terhadap kritik dari
pihak diluar perusahaan memberikan reaksi positif, masih memiliki kepercayaan
terhadap manajemen dan menyuarakan bahwa manajemen melakukan hal yang
benar.
4.Pasif dan membiarkan kondisi perusahaan memburuk (neglect), sering masuk
terlambat, tidak hadir dan kurang berupaya untuk bekerja dengan baik.
Biasanya audit kepuasan kerja dilakukan melalui survey terhadap iklim SDM,
karena iklim SDM memengaruhi motivasi, moral dan kepuasan kerja pegawai.
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA., MM.
10. AUDIT KEPUASAN KERJA, KETAATAN, DAN
BUDAYA PERUSAHAAN
Audit Ketaatan
•Audit ketaatan dilakukan untuk menilai apakah auditee mentaati kebijakan,
prosedur dan regulasi yang ditetapkan atasan atau pihak berwewenang.
Contoh setiap tahun lembaga akuntan publik (pihak eksternal) melakukan
audit terhadap bagian keuangan suatu perusahaan, untuk memeriksa apakah
laporan keuangan yang dibuat dalam laporan manajemen sesuai dengan
kebijakan dan regulasi yang ditetapkan pemerintah. Sebelum audit
dilakukan oleh pihak eksternal, pemeriksaan laporan keuangan sudah lebih
dahulu dilakukan oleh pihak internal yaitu oleh Satuan Pengawasan Internal.
•Mengacu pada batasan tersebut, audit ketaatan di bidang SDM merupakan
suatu proses pemeriksaan dan evaluasi atas praktek manajemen SDM
apakah sudah sesuai dengan kebijakan, prosedur dan peraturan yang berlaku
diperusahaan termasuk juga apakah sudah sesuai dengan regulasi yang
ditetapkan pemerintah.
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA.,
MM.
11. AUDIT KEPUASAN KERJA, KETAATAN, DAN
BUDAYA PERUSAHAAN
Audit Budaya Perusahaan
•Budaya perusahaan merupakan nilai-nilai yang dianut bersama oleh seluruh
anggota dalam perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain.
Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dan acuan manajemen dalam merumuskan
kebijakan, peraturan, sistem, sistem prosedur maupun penerapan sistem
pengelolaan SDM, serta menjadi pedoman dan acuan bagi pegawai dalam
berperilaku.
•Auditor perlu memperhatikan dan memeriksa apakah budaya perusahaan
merupakan budaya yang kuat, dimana nilai-nilai utama dipegang teguh dan
dijunjung tinggi oleh para anggotanya. Namun perlu diperhatikan bahwa
budaya kuat disatu sisi bisa berdampak positif dalam arti menjadi perekat
individu, kelompok dalam perusahaan, disisi lain bisa berdampak negatif dalam
arti menjadi penghambat terwujudnya perubahan dan keragaman.
•Agar setiap individu yang berada dalam perusahaan memiliki nilai-nilai utama,
maka auditor perlu memeriksa apakah pihak manajemen mampu menciptakan
dan mempertahankan nilai-nilai tersebut.
Author : Padlah Riyadi., SE., Ak., CA.,
MM.