2. VALUE
CHAIN
???
• Value Chain Analyisis merupakan alat untuk
memahami rantai nilai yang membentuk
suatu produk (Shank dan Govindarajan,
1992)
• Analisis value chain memandang perusahaan
sebagai salah satu bagian dari rantai nilai
produk. Rantai nilai produk merupakan
aktivitas yang berawal dari bahan mentah
sampai dengan penanganan purna jual.
Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang
terjadi karena hubungan dengan pemasok
(supplier linkages), dan hubungan dengan
konsumen {consumer linkages). Aktivitas ini
merupakan kegiatan yang terpisah tetapi
sangat tergantung satu dengan yang lainnya
(Porter, 2001)
3. Tujuan:
• Tujuan dari analisis value-chain adalah
untuk mengidentifikasi tahap-tahap value
chain di mana perusahaan dapat
meningkatkan value untuk pelanggan atau
untuk menurunkan biaya
4. Perbedaan Value-Added Analysis
and Value-Chain Analysis
Value added analysis : Analisis ini hanya
mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas yang
bernilai tambah dan tidak bernilai tambah
Value chain analysis : analisis lebih menekankan
pada pemahaman tentang nilai total dari
seluruh operasi lintas bisnis maupun industry
6. Strategi Low Cost dan Strategi kompetitif diferensiasi
Strategi Low Cost
menekankan pada harga
jual yang lebih rendah
dibandingkan kompetitor
untuk menarik konsumen
Strategi kompetitif
diferensiasi menekankan
pada keunikan produk
7. • outcome yang
terpenting bagi Value
Chain Analysis adalah
kesimpel-an dari fungsi
dan workflow yang ada
dan kegiatan bisnis
yang terfokus,
sehingga perusahaan
dapat lebih kompetitif
8. Analisis value-chain mempunyai
tiga tahapan
Mengidentifikasi aktivitas Value Chain
Mengidentifikasi Cost driver pada setiap
aktivitas nilai
Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan
mengurangi biaya atau menambah nilai.
11. KATEGORI UTAMA VALUE CHAIN
• LOGISTIK MASUK
1
• OPERASI
2
• LOGISTIK KELUAR
3
• PEMASARAN & PENJUALAN
4
• LAYANAN
5
SUBKATEGORI
VALUE CHAIN
DIANTARANYA
12. KATEGORI UTAMA VALUE CHAIN
• Dalam Kategori Utama Value Chain, Porter membagi 5 (lima)
Subkategori, meliputi:
a. Logistik Masuk (Inbound logistic )
Merupakan aktivitas yang berhubungan dengan penanganan
material sebelum digunakan, contohnya: kontrol kualitas,
penerimaan, pengendalian bahan baku, dan jadwal
persediaan.
b. Operasi (Operation)
merupakan aktivitas yang berhubungan dengan
pengolahan input menjadi output, contohnya: manufaktur,
pengemasan, kontrol produksi, dan pemeliharaan kontrol
kualitas.
13. KATEGORI UTAMA VALUE CHAIN
c. Logistik Keluar (Outbound Logistic)
Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan
produk ke tangan pelanggan, contohnya: penyelesaian
barang, penanganan order, pengiriman, dan pengiriman
faktur.
d. Pemasaran dan Penjualan (Marketing & Sales)
Merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan
pelangan agar tertarik untuk membeli produk, contohnya:
manajemen pelanggan, pengambilan pesanan, promosi,
analisis penjualan dan market research.
e. Layanan (Service)
merupakan aktivitas yang mempertahankan atau
meningkatkan nilai dari produk, contohnya: garansi,
pemeliharaan, pendidikan dan pelatihan, dan peningkatan.
14. KATEGORI DUKUNGAN VALUE CHAIN
• INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN
1
• MANAJEMEN SDM
2
• PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
3
• PENGADAAN
4
BIDANG
VALUE CHAIN
DIANTARANYA
15. KATEGORI DUKUNGAN VALUE CHAIN
• Dalam Kategori Dukungan Value Chain, Porter
mengidentifikasi 4 (empat) Bidang penting, meliputi:
a. Infrastruktur Perusahaan
Merupakan kegiatan yang mendukung penciptaan produk
atau layanan, tetapi tidak harus berkontribusi secara
langsung. Seperti: perencanaan, akuntansi, manajemen,
hukum dan relasi pemerintah.
b. Manajemen Sumber Daya Manusia
Merupakan Kegiatan yang mencakup segala sesuatu yang
berhubungan dengan karyawan atau pekerja lain yang
terlibat dalam semua langkah rantai nilai. Seperti:
perekrutan, pelatihan dan pemberian kompensasi.
16. KATEGORI DUKUNGAN VALUE CHAIN
c. Pengembangan Teknologi
Merupakan aktivitas yang mencakup semua proses dan
prosedur teknologi yang digunakan perusahaan Anda
sebagai bagian dari rantai nilai. Seperti: peralatan
proses, desain riset dan pengembangan dasar.
d. Pengadaan
Merupakan aktivitas yang mencakup setiap langkah
yang diambil pebisnis untuk membeli bahan mentah
yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
17. TAHAPAN ANALISIS VALUE CHAIN
• Menurut Pearce dan Robinson (2008), Analisis value chain
mempunyai 3 (tiga) tahapan, yakni:
a. Tahap 1: Mengidentifikasi aktivitas value chain
Perusahaan mengidentifikasi aktivitas value chain yang harus
dilakukan oleh perusahaan dalam proses desain, pemanufakturan,
dan pelayanan kepada pelanggan. Pengembangan value chain
berbeda-beda tergantung pada jenis industri.
b. Tahap 2: Mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai
Cost driver merupakan faktor yang mengubah jumlah biaya total, oleh
karena itu tujuan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas
di mana perusahaan mempunyai keunggulan. Sehingga dapat
menurunkan biaya dan mempertahankan atau meningkatkan
keunggulan kompetitif.
c. Tahap 3: Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan
mengurangi biaya atau menambah nilai
Perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dan
saat ini dengan mempelajari aktivitas nilai dan cost driver yang
diidentifikasikan di atas.
18. PENERAPAN VALUE CHAIN
• Langkah-langkah untuk menerapkan analisis rantai nilai ke
perusahaan dalam menemukan pertumbuhan dan peningkatan,
yakni:
a. Tetapkan Prosedur yang diperlukan Aktivitas Utama
Mulailah dengan mengidentifikasi prosedur yang diperlukan setiap
aktivitas utama. Misalnya, pembuat furnitur akan mencantumkan
proses mereka untuk mendapatkan bahan mereka di bawah logistik
masuk dan proses pengiriman mereka di bawah logistik keluar.
b. Identifikasi Prosedur yang diperlukan Aktivitas Pendukung
Tetapkan semua proses yang diperlukan aktivitas pendukung yang
berlaku untuk aktivitas utama. Misalnya, pembuat furnitur akan
mencantumkan di bawah subkategori infrastruktur perusahaan
bagaimana prosedur departemen akuntansi perusahaan
mendukung logistik masuk, operasi, logistik keluar, dan
sebagainya.
19. PENERAPAN VALUE CHAIN
c. Analisis setiap Proses untuk Kemungkinan Perbaikan
Setelah menetapkan setiap proses dalam rantai nilai, analisis
masing-masing untuk kemungkinan peningkatan. Lihat di mana
dapat merampingkan proses, membuang langkah-langkah yang
tidak perlu, guna untuk meningkatkan efisiensi dan nilai prosedur.
d. Temukan Solusi yang Produktif
Setelah mengidentifikasi area untuk perbaikan, temukan solusi
realistis yang dapat diterapkan pada proses tersebut. Pilih
beberapa area untuk ditangani dengan solusi konkret dan siapkan
sistem pelacakan untuk membandingkan matrik setelah
penerapan.
e. Terapkan Temuan
Terapkan solusi yang pilih untuk proses. Lacak matrik terkait untuk
melihat bagaimana penyesuaian guna meningkatkan nilai produk
dan rantai nilai secara keseluruhan.
20. TUJUAN PENERAPAN VALUE CHAIN
Perusahaan menerapkan Value Chain
bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas
dalam sistem produksi sehingga dapat diketahui
kelemahan dan kekurangan aktivitas yang
terdapat dalam perusahaan.
21. STRATEGI VALUE CHAIN
• STRATEGI KEUNGGULAN
BERSAING
1
• STRATEGI KEUNGGULAN
BIAYA
2
• STRATEGI DIFERENSIASI
3
STRATEGI
YANG
DILAKUKAN
DIANTARANYA
22. STRATEGI VALUE CHAIN
a. Strategi Keunggulan Bersaing
Merupakan suatu kemampuan pada perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap laba yang
bisa diperoleh oleh kompetitor di pasar dalam industri yang
sama. Keberhasilan suatu perusahaan ini bisa diukur
dengan daya saing strategis dan juga profitabilitas yang
tinggi.
Perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif berarti
mampu memahami adanya perubahan struktur di pasar dan
memilih strategi pemasaran yang lebih efektif.
23. STRATEGI VALUE CHAIN
b. Strategi Keunggulan Biaya
Strategi keunggulan biaya ini akan menjadi instrumen yang
sangat penting untuk menjadi juara di dalam persaingan
pasar. Karena kompetitor harus bisa mempertahankan
posisi biaya dengan para kompetitor lainnya agar mereka
bisa tetap unggul.
Cara untuk menyiasatinya adalah perusahaan tersebut
harus mampu menawarkan produk dan juga fungsi yang
bisa diterima oleh konsumen namun dengan harga yang
tetap mampu bersaing di level pasar.
24. STRATEGI VALUE CHAIN
c. Strategi Diferensiasi
Perusahaan yang mengeluarkan produk yang sama
dengan yang lain tentu tidak akan terlihat menarik. Karena
walaupun tidak unggul dalam satu kriteria, suatu produk
akan tetap dianggap menarik bila berbeda.
Perusahaan yang ingin melakukan strategi ini harus
berdasarkan pada atribut produk unggulan, pengiriman
produk, rancangan pemasaran, dan juga aspek lain yang
bisa membedakan sehingga memuaskan berbagai
kebutuhan pelanggan.
25. Contoh Analisis Rantai Nilai
1. Aktivitas Utama Perusahaan
Desain dan
rekayasa
Pembelian bahan
dan komponen
Pengujian Perakitan dan
kontrol kualitas
Penjualan dan
pemasaran
Distribusi dan dukungan
dealer
2. Total Biaya dan Tingkat Kepentingan
$ 164 M kurang
penting
$ 410 M sangat
penting
$ 524 M sangat
penting
$ 10 M tidak
penting
$ 384 M penting
$ 230 M
kurang penting
3. Pengendali Biaya
Jumlah dan
frekuensi model
baru
Penjualan per
model
Ukuran pesanan
Nilai rata-rata
pembelian per
pemasok
Lokasi Pemasok
Skala tanaman
Pemanfaatan
kapasitas
Lokasi tanaman
Tingkat target
kualitas
Frekuensi cacat
Ukuran anggaran
iklan
Kekuatan reputasi
yang ada
Volume penjualan
Jumlah dealer
Penjualan per dealer
Frekuensi cacat yang
membutuhkan bacaan
perbaikan
4. Hubungan antar Aktivitas
1. Proses perakitan berkualitas tinggi mengurangi cacat dan biaya dalam pengendalian kualitas dan aktivitas pendukung dealer.
2. Menemukan lokasi dekat kelompok pemasok atau dealer mengurangi biaya pembelian dan distribusi.
3. Desain model yang lebih sedikit mengurangi biaya perakitan.
4. Ukuran pesanan yang lebih tinggi meningkatkan biaya pergudangan.
5. Peluang untuk Mengurangi Biaya
1. Buat hanya satu desain model untuk berbagai daerah untuk memotong biaya dalam perancangan dan perekayasaan, untuk
meningkatkan ukuran pesanan dari bahan yang sama, untuk menyederhanakan proses perakitan dan kontrol kualitas serta
untuk menurunkan biaya pemasaran.
2. Menemukan lokasi Memproduksi komponen di dalam perusahaan untuk menghilangkan biaya transaksi membeli mereka di
pasar dan mengoptimalkan pemanfaatan pabrik. Ini juga akan mengarah pada skala ekonomi yang lebih besar.