SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN
Teknik Digital
OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN
 Biner
 Pertambahan
 Pengurangan
 Perkalian
 Pembagian
 Oktal
 Pertambahan
 Pengurangan
 Perkalian
 Heksadesimal
 Pertambahan
 Pengurangan
 Perkalian
 1’s Complement
 2’s Complement
 Signed bit
 Signed bit Operation
SISTEM BILANGAN
 Sistem bilangan adalah cara untuk mewaikili besaran dari suatu item fisik.
Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem
bilangan desimal, di mana manusia mengenal bilangan angka dari 0, 1, 2
hingga 9 (10 digit).
 Sistem ini digunakan karena manusia memiliki 10 buah jari untuk membuat
perhitungan-perhitungan.
 Lain halnya dengan komputer, logika komputer diwakili oleh bentuk elemen
dari dua keadaan (two state elements), yaitu keadaan off (tidak ada arus)
dan keadaan on (ada arus).
 Konsep ini yang dipakai menjadi sistem bilangan Binari yang hanya
menggunakan 2 macam nilai untuk mewakili besaran nilai (0 dan 1).
 Selain itu komputer juga menggunakan sistem bilangan yang lain yaitu
sistem bilangan oktal dan sistem bilangan heksadesimal.
• Sistem Bilangan Desimal
Angka yang dipakai adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Nilai Desimal Standard Exponential Form
123,4 0,1234 x 10 3
12,34 0,1234 x 10 2
1,234 0,1234 x 10 1
0,1234 0,1234 x 10 0
0,01234 0,1234 x 10 -1
-1,234 -0,1234 x 10 1
• Sistem Bilangan Biner
Angka yang dipakai: 0 dan 1
Misal: nilai bilangan binari 10012 dapat diartikan dalam sistem bilangan desimal bernilai:
1 0 1 1
x x x x
23 22 21 20
|| || || ||
8 + 0 + 2 + 1 = 11
Pertambahan Bilangan Biner
Dasar pertambahan untuk masing - masing digit bilangan binary
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0 Dengan carry of 1
Contoh: 1111 2
10100 2 +
100011 2 Carry of 1 (3 kali)
Pengurangan Bilangan Biner
Dasar pengurangan untuk masing - masing digit bilangan binary
0 – 0 = 0
1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1 Dengan borrow of 1
Contoh: 11101 2
1011 2 _
10010 2 borrow of 1 (1 kali)
11001 2
10011 2 _
00110 2 borrow of 1 (2 kali)
Perkalian Bilangan Biner
Dasar perkalian untuk masing - masing digit bilangan binary
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1
Contoh : 1110 2
1100 2 x
0000
0000
1110
1110
10101000 2
Pembagian Bilangan Biner
Dasar pembagian untuk masing - masing digit bilangan binary
0 : 1 = 0
0 : 0 = 0
1 : 1 = 1
1 : 0 = 1
Contoh :
101 1111101 11001
101
101
101
0101
101
0
Sistem Bilangan Octal
Sistem bilangan Octal menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6
dan 7. Contoh sistem bilangan octal adalah sebagai berikut:
Misalnya bilangan oktal 12138 di dalam sistem bilangan desimal akan bernilai
1 2 1 3
x x x x
83 82 81 80
|| || || ||
(1 x 512) + (2 x 64) + (1 x 8) + (3 x 1) = 651
Jika ditulis dengan notasi: 12138 = 65110
+
PERTAMBAHAN BILANGAN OKTAL
Pertambahan bilangan oktal dapat dilakukan seperti halnya bilangan desimal, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tambahkan masing-masing kolom secara desimal
2. Ubah hasil dari desimal ke oktal
3. Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil oktal
4. Jika hasil pertambahan tiap-tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri
merupakan carry of untuk pertambahan pada kolom selanjutnya.
Contoh:
258
1278
1548 carry of 1 (1 kali)
PENGURANGAN BILANGAN OKTAL
Pengurangan bilangan oktal dapat dilakukan seperti halnya bilangan desimal, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Konversikan bilangan yang akan dikurangkan ke bentuk desimal
2. Kurangkan setiap bilangan secara desimal
3. Jika bilangan yang akan dikurangkan nilainya lebih kecil dari bilangan
pengurang, maka pinjamlah (borrow of) dari sebelah kirinya dan
konversikan ke bentuk desimal.
Contoh:
1548
1278
258 borrow of 1 (1 kali)
PERKALIAN BILANGAN OKTAL
Perkalian bilangan oktal dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Kalikan setiap bilangan secara desimal
2. Konversikan hasilnya ke Oktal
3. Jika hasil perkalian setiap bilangan bernilai 2 digit, maka digit yang paling kiri
merupakan carry of untuk penjumlahan bilangan berikutnya.
Contoh: 16 8
14 8 x
70
16 +
250 8
SISTEM BILANGAN HEKSADESIMAL
Terdiri dari 16 macam simbol, yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F
Misal bilangan heksadesimal C7 16 dalam sistem bilangan desimal bernilai:
C 7
x x = (12x16) + (7x1)
161 160
= 192 + 7
= 19910
Pertambahan Bilangan Heksadesimal
Pertambahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Tambahkan masing – masing bilangan secara desimal
2. Konversikan hasilnya ke Heksadesimal
3. Jika Hasil Pertambahan terdiri dari 2 digit maka digit paling kiri merupakan
carry of untuk pertambahan bilangan berikutnya.
Misal: BAD 16
431 16 +
FDE 16
CBA 16
627 16 +
12E1 16
Pengurangan Bilangan Heksadesimal
Pengurangan bilangan Heksadesimal dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Koversikan Bilangan yang akan dikurang ke Desimal
2. Kurangkan setiap bilangan secara desimal
3. Jika Bilangan yang akan dikurang lebih kecil dari bilangan pengurang
maka Pinjam atau Borrow dari sebelah kirinya dan konvesikan pula ke
Desimal.
Contoh: 1 2 E 1 16
6 2 7 16
C B A 16
Perkalian Bilangan Heksadesimal
Perkalian bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Kalikan setiap bilangan secara desimal
2. Konversikan hasilnya ke heksadesimal
3. Jika hasil perkalian setiap bilangan bernilai 2 digit, maka digit yang
paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan bilangan berikutnya.
Contoh: AC 16
1B 16 x
764
AC +
1224 16
1’S COMPLEMENT
2’S COMPLEMENT
 KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
Komplemen pada dasarnya merubah bentuk pengurangan menjadi bentuk
pertambahan.
i. Bilangan desimal ada 2 macam :
 Komplemen 9 (merupakan komplemen basis 1)
 Komplemen 10 (merupakan komplemen basis)
ii. Bilangan binari ada 2 macam :
 Komplemen 1 (merupakan komplemen basis 1)
 Komplemen 2 (merupakan komplemen basis)
ARITMATIKA BINER
 Operasi aritmatika untuk bilangan biner dilakukan
dengan cara hampir sama dengan operasi aritmatika
untuk bilangan desimal. Penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian dilakukan digit per digit.
 Kelebihan nilai suatu digit pada proses penjumlahan dan
perkalian akan menjadi bawaan (carry) yang nantinya
ditambahkan pada digit sebelah kirinya.
Metode untuk menyatakan bit bertanda digunakan sistem
komplement kedua (2’s complement form)
Komplemen ke 2
Komplemen ke 1
Biner 0 diubah menjadi 1
Biner 1 diubah menjadi 0
1 0 1 1 0 1 0
0 1 0 0 1 0 1
Misal
Biner Awal
Komplemen pertama
Membuat Komplemen ke 2
1. Ubah bit awal menjadi komplemen pertama
2. Tambahkan 1 pada bit terakhir (LSB)
1 0 1 1 0 1
0 1 0 0 1 0
1
0 1 0 0 1 1
Misal
Biner Awal = 45
Komplemen 1
Tambah 1 pada LSB
Komplemen 2
Menyatakan Bilangan Bertanda dengan Komplemen ke 2
1. Apabila bilangannya positif, magnitude dinyatakan
dengan biner aslinya dan bit tanda (0) diletakkan di
depan MSB.
2. Apabila bilangannya negatif, magnitude dinyatakan
dalam bentuk komplemen ke 2 dan bit tanda (1)
diletakkan di depan MSB
0 1 0 1 1 0 1 Biner = + 45
1 0 1 0 0 1 1 Biner = - 45
Bit Tanda
Bit Tanda
Biner asli
Komplemen ke 2
Negasi
Operasi mengubah sebuah bilangan negatif
menjadi bilangan positif ekuivalennya, atau
mengubah bilangan positif menadi bilangan negatif
ekuivalennya.
Hal tersebut dilakukan dengan meng-
komplemenkan ke 2 dari biner yang dikehendaki
Misal : negasi dari + 9 adalah – 9
+ 9 = 01001 Biner awal
- 9 = 10111 Negasi (Komplemen ke 2)
+ 9 = 01001 Di negasi lagi
OPERASI PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN DALAM BILANGAN
SIGNED BIT
Dua bilangan positif
Dilakukan secara langsung. Misal penjumlahan +9 dan +4
Penjumlahan di Sistem Komplemen ke 2
+9  0 1 0 0 1
+4  0 0 1 0 0
0 1 1 0 1
Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan
Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif
yang lebih kecil
Misal penjumlahan +9 dan -4. Bilangan -4 diperoleh dari
komplemen ke dua dari +4
+9  0 1 0 0 1
-4  1 1 1 0 0
0 0 1 0 1
1
Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)
Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif
yang lebih Besar
Misal penjumlahan -9 dan +4. Bilangan -9 diperoleh dari
komplemen ke dua dari +9
-9  1 0 1 1 1
+4  0 0 1 0 0
1 1 0 1 1
Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan
Dua Bilangan Negatif
Misal penjumlahan -9 dan -4. Bilangan -9 dan - 4 masing –
masing diperoleh dari komplemen ke dua dari +9 dan -4
-9  1 0 1 1 1
-4  1 1 1 0 0
1 0 0 1 1
Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan
1
Carry diabaikan
Operasi Pengurangan
Operasi pengurangan melibatkan komplemen ke 2 pada
dasarnya melibatkan operasi penjumlahan tidak
berbeda dengan contoh – contoh operasi penjumlahan
sebelumnya.
Prosedur pengurangan
1. Negasikan pengurang.
2. Tambahkan pada yang dikurangi
3. Hasil penjumlahan merupakan selisih antara
pengurang dan yang dikurangi
Misal : +9 dikurangi +4
+9  01001
+4  00100 -
Operasi tersebut akan memberikan hasil yang sama
dengan operasi
+9  01001
-4  11100 +
+9  0 1 0 0 1
-4  1 1 1 0 0
0 0 1 0 1
1
Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)
TUGAS
Ubah bilangan di bawah ini menjadi signed bit (8 bit)
a. 34
b. -67
c. -88
Kerjakan operasi matematis pada bilangan signed bit (6 bit) di
bawah ini :
a. 13 + 12
b. 22 – 13
c. 10 – 21
d. -12 – 15
Dikirimkan ke anbarsanti@yahoo.com paling lambat 9 Maret
2017 07:00. SUBJEK : NAMA_TUGASTEKDIG2_KELAS

More Related Content

What's hot

gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor staffpengajar
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapCheria Asyifa
 
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...Uofa_Unsada
 
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1IDementor
 
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )istiqlal
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsilaurensius08
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian MatriksProgram dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian MatriksSimon Patabang
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05KuliahKita
 
Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Raflyzon Lie
 

What's hot (20)

Algoritma brute force
Algoritma brute forceAlgoritma brute force
Algoritma brute force
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Algoritma flowchart
Algoritma flowchartAlgoritma flowchart
Algoritma flowchart
 
gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
 
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN APLIKASI KNOWLEDGE BASE SYSTEM UNTUK INSTRUKS...
 
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
 
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
MAKALAH STACK (TUMPUKAN )
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
 
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian MatriksProgram dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
 
Tipe data abstract
Tipe data abstractTipe data abstract
Tipe data abstract
 
Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)Sistem Bilangan (modul 1)
Sistem Bilangan (modul 1)
 
Keamanan Sistem
Keamanan SistemKeamanan Sistem
Keamanan Sistem
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 

Similar to Sistem Bilangan Digital

Similar to Sistem Bilangan Digital (20)

Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptxPertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
Pertemuan 4 - Representasi Data1234.pptx
 
Sistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kodeSistem bilangan dan kode
Sistem bilangan dan kode
 
Operasi Aritmetika Sistem Bilangan Biner.pdf
Operasi Aritmetika Sistem Bilangan Biner.pdfOperasi Aritmetika Sistem Bilangan Biner.pdf
Operasi Aritmetika Sistem Bilangan Biner.pdf
 
Sistem Bilangan.pptx
Sistem Bilangan.pptxSistem Bilangan.pptx
Sistem Bilangan.pptx
 
Pertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilanganPertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilangan
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 
Teori Bilangan Biner
Teori Bilangan BinerTeori Bilangan Biner
Teori Bilangan Biner
 
Bilangan Biner.doc
Bilangan Biner.docBilangan Biner.doc
Bilangan Biner.doc
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
Assembly 01
Assembly 01Assembly 01
Assembly 01
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Aritmatika komputer
Aritmatika komputerAritmatika komputer
Aritmatika komputer
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilangan
 
Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 

Recently uploaded

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Sistem Bilangan Digital

  • 1. OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN Teknik Digital
  • 2. OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN  Biner  Pertambahan  Pengurangan  Perkalian  Pembagian  Oktal  Pertambahan  Pengurangan  Perkalian  Heksadesimal  Pertambahan  Pengurangan  Perkalian  1’s Complement  2’s Complement  Signed bit  Signed bit Operation
  • 3. SISTEM BILANGAN  Sistem bilangan adalah cara untuk mewaikili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan desimal, di mana manusia mengenal bilangan angka dari 0, 1, 2 hingga 9 (10 digit).  Sistem ini digunakan karena manusia memiliki 10 buah jari untuk membuat perhitungan-perhitungan.  Lain halnya dengan komputer, logika komputer diwakili oleh bentuk elemen dari dua keadaan (two state elements), yaitu keadaan off (tidak ada arus) dan keadaan on (ada arus).  Konsep ini yang dipakai menjadi sistem bilangan Binari yang hanya menggunakan 2 macam nilai untuk mewakili besaran nilai (0 dan 1).  Selain itu komputer juga menggunakan sistem bilangan yang lain yaitu sistem bilangan oktal dan sistem bilangan heksadesimal.
  • 4. • Sistem Bilangan Desimal Angka yang dipakai adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Nilai Desimal Standard Exponential Form 123,4 0,1234 x 10 3 12,34 0,1234 x 10 2 1,234 0,1234 x 10 1 0,1234 0,1234 x 10 0 0,01234 0,1234 x 10 -1 -1,234 -0,1234 x 10 1 • Sistem Bilangan Biner Angka yang dipakai: 0 dan 1 Misal: nilai bilangan binari 10012 dapat diartikan dalam sistem bilangan desimal bernilai: 1 0 1 1 x x x x 23 22 21 20 || || || || 8 + 0 + 2 + 1 = 11
  • 5. Pertambahan Bilangan Biner Dasar pertambahan untuk masing - masing digit bilangan binary 0 + 0 = 0 0 + 1 = 1 1 + 0 = 1 1 + 1 = 0 Dengan carry of 1 Contoh: 1111 2 10100 2 + 100011 2 Carry of 1 (3 kali) Pengurangan Bilangan Biner Dasar pengurangan untuk masing - masing digit bilangan binary 0 – 0 = 0 1 – 0 = 1 1 – 1 = 0 0 – 1 = 1 Dengan borrow of 1 Contoh: 11101 2 1011 2 _ 10010 2 borrow of 1 (1 kali) 11001 2 10011 2 _ 00110 2 borrow of 1 (2 kali)
  • 6. Perkalian Bilangan Biner Dasar perkalian untuk masing - masing digit bilangan binary 0 x 0 = 0 1 x 0 = 0 0 x 1 = 0 1 x 1 = 1 Contoh : 1110 2 1100 2 x 0000 0000 1110 1110 10101000 2
  • 7. Pembagian Bilangan Biner Dasar pembagian untuk masing - masing digit bilangan binary 0 : 1 = 0 0 : 0 = 0 1 : 1 = 1 1 : 0 = 1 Contoh : 101 1111101 11001 101 101 101 0101 101 0
  • 8. Sistem Bilangan Octal Sistem bilangan Octal menggunakan 8 macam simbol bilangan, yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Contoh sistem bilangan octal adalah sebagai berikut: Misalnya bilangan oktal 12138 di dalam sistem bilangan desimal akan bernilai 1 2 1 3 x x x x 83 82 81 80 || || || || (1 x 512) + (2 x 64) + (1 x 8) + (3 x 1) = 651 Jika ditulis dengan notasi: 12138 = 65110
  • 9. + PERTAMBAHAN BILANGAN OKTAL Pertambahan bilangan oktal dapat dilakukan seperti halnya bilangan desimal, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tambahkan masing-masing kolom secara desimal 2. Ubah hasil dari desimal ke oktal 3. Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil oktal 4. Jika hasil pertambahan tiap-tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk pertambahan pada kolom selanjutnya. Contoh: 258 1278 1548 carry of 1 (1 kali)
  • 10. PENGURANGAN BILANGAN OKTAL Pengurangan bilangan oktal dapat dilakukan seperti halnya bilangan desimal, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Konversikan bilangan yang akan dikurangkan ke bentuk desimal 2. Kurangkan setiap bilangan secara desimal 3. Jika bilangan yang akan dikurangkan nilainya lebih kecil dari bilangan pengurang, maka pinjamlah (borrow of) dari sebelah kirinya dan konversikan ke bentuk desimal. Contoh: 1548 1278 258 borrow of 1 (1 kali)
  • 11. PERKALIAN BILANGAN OKTAL Perkalian bilangan oktal dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Kalikan setiap bilangan secara desimal 2. Konversikan hasilnya ke Oktal 3. Jika hasil perkalian setiap bilangan bernilai 2 digit, maka digit yang paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan bilangan berikutnya. Contoh: 16 8 14 8 x 70 16 + 250 8
  • 12. SISTEM BILANGAN HEKSADESIMAL Terdiri dari 16 macam simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F Misal bilangan heksadesimal C7 16 dalam sistem bilangan desimal bernilai: C 7 x x = (12x16) + (7x1) 161 160 = 192 + 7 = 19910
  • 13. Pertambahan Bilangan Heksadesimal Pertambahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Tambahkan masing – masing bilangan secara desimal 2. Konversikan hasilnya ke Heksadesimal 3. Jika Hasil Pertambahan terdiri dari 2 digit maka digit paling kiri merupakan carry of untuk pertambahan bilangan berikutnya. Misal: BAD 16 431 16 + FDE 16 CBA 16 627 16 + 12E1 16
  • 14. Pengurangan Bilangan Heksadesimal Pengurangan bilangan Heksadesimal dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Koversikan Bilangan yang akan dikurang ke Desimal 2. Kurangkan setiap bilangan secara desimal 3. Jika Bilangan yang akan dikurang lebih kecil dari bilangan pengurang maka Pinjam atau Borrow dari sebelah kirinya dan konvesikan pula ke Desimal. Contoh: 1 2 E 1 16 6 2 7 16 C B A 16
  • 15. Perkalian Bilangan Heksadesimal Perkalian bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Kalikan setiap bilangan secara desimal 2. Konversikan hasilnya ke heksadesimal 3. Jika hasil perkalian setiap bilangan bernilai 2 digit, maka digit yang paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan bilangan berikutnya. Contoh: AC 16 1B 16 x 764 AC + 1224 16
  • 17.  KOMPLEMEN (COMPLEMENT) Komplemen pada dasarnya merubah bentuk pengurangan menjadi bentuk pertambahan. i. Bilangan desimal ada 2 macam :  Komplemen 9 (merupakan komplemen basis 1)  Komplemen 10 (merupakan komplemen basis) ii. Bilangan binari ada 2 macam :  Komplemen 1 (merupakan komplemen basis 1)  Komplemen 2 (merupakan komplemen basis)
  • 18. ARITMATIKA BINER  Operasi aritmatika untuk bilangan biner dilakukan dengan cara hampir sama dengan operasi aritmatika untuk bilangan desimal. Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dilakukan digit per digit.  Kelebihan nilai suatu digit pada proses penjumlahan dan perkalian akan menjadi bawaan (carry) yang nantinya ditambahkan pada digit sebelah kirinya.
  • 19. Metode untuk menyatakan bit bertanda digunakan sistem komplement kedua (2’s complement form) Komplemen ke 2 Komplemen ke 1 Biner 0 diubah menjadi 1 Biner 1 diubah menjadi 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 Misal Biner Awal Komplemen pertama
  • 20. Membuat Komplemen ke 2 1. Ubah bit awal menjadi komplemen pertama 2. Tambahkan 1 pada bit terakhir (LSB) 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 Misal Biner Awal = 45 Komplemen 1 Tambah 1 pada LSB Komplemen 2
  • 21. Menyatakan Bilangan Bertanda dengan Komplemen ke 2 1. Apabila bilangannya positif, magnitude dinyatakan dengan biner aslinya dan bit tanda (0) diletakkan di depan MSB. 2. Apabila bilangannya negatif, magnitude dinyatakan dalam bentuk komplemen ke 2 dan bit tanda (1) diletakkan di depan MSB 0 1 0 1 1 0 1 Biner = + 45 1 0 1 0 0 1 1 Biner = - 45 Bit Tanda Bit Tanda Biner asli Komplemen ke 2
  • 22. Negasi Operasi mengubah sebuah bilangan negatif menjadi bilangan positif ekuivalennya, atau mengubah bilangan positif menadi bilangan negatif ekuivalennya. Hal tersebut dilakukan dengan meng- komplemenkan ke 2 dari biner yang dikehendaki Misal : negasi dari + 9 adalah – 9 + 9 = 01001 Biner awal - 9 = 10111 Negasi (Komplemen ke 2) + 9 = 01001 Di negasi lagi
  • 23. OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DALAM BILANGAN SIGNED BIT
  • 24. Dua bilangan positif Dilakukan secara langsung. Misal penjumlahan +9 dan +4 Penjumlahan di Sistem Komplemen ke 2 +9  0 1 0 0 1 +4  0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan
  • 25. Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif yang lebih kecil Misal penjumlahan +9 dan -4. Bilangan -4 diperoleh dari komplemen ke dua dari +4 +9  0 1 0 0 1 -4  1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)
  • 26. Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif yang lebih Besar Misal penjumlahan -9 dan +4. Bilangan -9 diperoleh dari komplemen ke dua dari +9 -9  1 0 1 1 1 +4  0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan
  • 27. Dua Bilangan Negatif Misal penjumlahan -9 dan -4. Bilangan -9 dan - 4 masing – masing diperoleh dari komplemen ke dua dari +9 dan -4 -9  1 0 1 1 1 -4  1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan 1 Carry diabaikan
  • 28. Operasi Pengurangan Operasi pengurangan melibatkan komplemen ke 2 pada dasarnya melibatkan operasi penjumlahan tidak berbeda dengan contoh – contoh operasi penjumlahan sebelumnya. Prosedur pengurangan 1. Negasikan pengurang. 2. Tambahkan pada yang dikurangi 3. Hasil penjumlahan merupakan selisih antara pengurang dan yang dikurangi
  • 29. Misal : +9 dikurangi +4 +9  01001 +4  00100 - Operasi tersebut akan memberikan hasil yang sama dengan operasi +9  01001 -4  11100 + +9  0 1 0 0 1 -4  1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)
  • 30. TUGAS Ubah bilangan di bawah ini menjadi signed bit (8 bit) a. 34 b. -67 c. -88 Kerjakan operasi matematis pada bilangan signed bit (6 bit) di bawah ini : a. 13 + 12 b. 22 – 13 c. 10 – 21 d. -12 – 15 Dikirimkan ke anbarsanti@yahoo.com paling lambat 9 Maret 2017 07:00. SUBJEK : NAMA_TUGASTEKDIG2_KELAS