SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Mikroprosesso
r
Mode Addressing & Set
Instruksi
Buhori Muslim, ST
Tujuan Intruksional
 Mampu menjelaskan mode pengalamatan dan set
instruksi
 Mampu membedakan masing-masing mode
pengalamatan
Instruction Set
 Instruction set adalah satu set perintah yang dapat
dilaksanakan oleh sebuah prosesor .
 Dari sudut pandang seorang pemrogram :
 Instruction set memberikan gambaran operasi operasi
dasar yang dapat dikerjakan prosesor ybs dan dapat
dieksploitasi oleh pemrogram sistem (Programmer’s
model of the machine).
 Dari sudut perancang hardware :
 Instruction set memberikan gambaran kemampuan
dasar yg harus diimplementasikan secara hardware.
Dimana operand itu berada?
 Memory Utama atau Memory Virtual
 CPU register
 I/O device
INSTRUCTION SET
 Selama berlangsungnya eksekusi instruksi, instruksi
dibaca ke dalam register instruksi (Instruction
Register-IR) yang terdapar dalam CPU.
Opcode direpresentasikan dengan singkatan-
singkatan yang disebut mnemonik, yang
mengindikasikan operasi. Misal:
a. ADD (menambahkan)
b.SUB (pengurangan)
c.MPY (multiply/perkalian)
d.DIV (pembagian)
e.LOAD (muatkan data dari memori)
f.STORE (simpan data ke memori)
Format Instruksi
Opcode/mnemonic Operand1 Operand2 . . . OperandN
• operand source/destination
• Opcode : menyatakan operasinya (mnemonic)
• Operands: menyatakan data input (source) dan output (destination)
untuk operasi ybs
datanya (imediate) atau
lokasi/alamat data (eks-
lisit atau implisit)
Contoh
INSTRUCTION SET
Program untuk mengeksekusi :
Apakah Mode Pengalamatan itu?
 Mode pengalamatan adalah bagaimana cara menunjuk
dan mengalamati suatu lokasi memori pada sebuah
alamat di mana operand (Data yang akan diolah) akan
diambil.
 Mode pengalamatan diterapkan pada set instruksi dimana
pada umumnya instruksi terdiri dari opcode (kode
operasi) dan alamat.
 Setiap mode pengalamatan memberikan fleksibilitas
khusus yang sangat penting.
Jenis Mode Pengalamatan
 Immediate addressing
 Direct Addressing
 Indirect Addressing
 Register Addressing
 Register Inddirect Addressing
 Displacement Addressing
 Stack Addressing
IMMEDIATE ADDRESSING
 Immediate Addressing merupakan bentuk
pengalamatan yang paling sederhana, ini dikarenakan
operand benar-benar ada dalam instruksi atau bagian
dari instruksi (operand sama dengan field alamat).
 Selain itu umumnya bilangan akan disimpan dalam
bentuk komplemen dua.
 Bit paling kiri sebagai bit tanda.
 Ketika operand dimuatkan ke dalam register data, bit
tanda digeser ke kiri hingga maksimum word data.
 Contoh: MOV A,#20h ; akumulator akan diisi dengan 20h.
Load #9 ; acc = 9, nilai dibelakang # sebagai operand
add Y, #2, #5 ; Maka nilai Y = 7
MOV A,#25h ;isi 25h pada A
MOV R4,#62 ;isi bilangan desimal 62 pada R4
MOV B,#40h ;isi B dengan 40h
 Keuntungan :
- Tidak adanya referensi memori selain dari instruksi
yang diperlukan untuk memperoleh operand
- Menghemat siklus instruksi sehingga proses
keseluruhan akan cepat
 Kekurangan :
- Ukuran bilangan dibatasi oleh ukuran field alamat
DIRECT ADDRESSING
 Dalam mode pengalamatan direct addressing,
harga yang akan dipakai diambil langsung
dalam alamat memori .
 Contoh:
MOV A,30h. ; akumulator diisi data alamat 30h
Load C, acc =50, karena alamat C berisi 50.
MOV R0,40h ;simpan isi 40h pada R0 (immediate)
MOV 56h,A ;simpan isi A pada lokasi 56h (langsung)
MOV R4,7Fh ;salin isi lokasi 74h ke R4 (Regsiter)
 Mode pengalamatan ini cukup cepat,
meskipun harga yang didapat tidak langsung
seperti immediate, namun cukup cepat
karena disimpan dalam RAM internal.
 Demikian pula akan lebih mudah
menggunakan mode ini daripada mode
immediate karena harga yang didapat bisa
dari lokasi memori yang mungkin variabel.
INDIRECT ADDRESSING
 Mode pengalamatan indirect addressing sangat berguna karena dapat
memberikan fleksibilitas tinggi dalam mengalamati suatu harga.
 Contoh : MOV A,@R0 ; isi akumulator data dari R0
 Dalam instruksi tersebut, 89C51 akan mengambil harga yang berada pada alamat
memori yang ditunjukkan oleh isi dari R0 dan kemudian mengisikannya ke
akumulator.
 Mode pengalamatan indirect addressing selalu merujuk pada RAM internal dan
tidak pernah merujuk pada SFR Karena itu, menggunakan mode ini untuk
mengalamati alamat lebih dari 7Fh hanya digunakan untuk keluarga 8052 yang
memiliki 256 byte spasi RAM internal.
 Kelebihan :
 Ruang bagi alamat menjadi besar sehingga semakin banyak alamat yang dapat
referensi
 Kekurangan :
 Diperlukan referensi memori ganda dalam satu fetch sehingga memperlambat proses
operasi
REGISTER ADDRESSING
 Register merupakan bagian memori dari mikroprosessor yang
dapat diakses dengan kecepatan tinggi.
 Metode pengalamatan register ini mirip dengan mode
pengalamatan langsung. Perbedaannya terletak pada field
alamat yang mengacu pada register, bukan pada memori utama.
 Field yang mereferensi register memiliki panjang 3 atau 4 bit,
sehingga dapat mereferensi 8 atau 16 register general purpose.
 Keuntungan pengalamatan register :
• Diperlukan field alamat berukuran kecil dalam instruksi dan tak
diperlukan referensi memori.
• Akses ke register lebih cepat dari pada akses ke memori, sehingga
proses eksekusi akan lebih cepat
 Kerugian :
• Ruang alamat menjadi terbatas
REGISTER INDIRECT ADDRESSING
 Metode pengalamatan register tidak langsung mirip dengan
mode pengalamatan langsung Perbedaannya adalah field
alamat mengacu pada alamat register. Letak operand berada
pada memori yang dituju oleh isi register.
 Kelebihanan dan kekurangan pengalamatan register tidak
langsung adalah sama dengan pengalamatan tidak langsung
 Keterbatasan field alamat diatasi dengan pengaksesan memori yang
tidak langsung sehingga alamat yang dapat direferensi makin banyak.
 Dalam satu siklus pengambilan dan penyimpanan, mode
pengalamatan register tidak langsung hanya menggunakan satu
referensi memori utama sehingga lebih cepat daripada mode
pengalamatan tidak langsung.
DISPLACEMENT ADDRESSING
 Displacement Addressing adalah menggabungkan kemampuan
pengalamatan langsung dan pengalamatan register tidak langsung.
Mode ini mensyaratkan instruksi memiliki dua buah field alamat,
sedikitnya sebuah field yang eksplisit. Field eksplisit bernilai A dan field
implisit mengarah pada register.
 Ada tiga model displacement : Relative addressing, Base register
addressing, Indexing
 Relative addressing: Register yang direferensi secara implisit adalah program
counter (PC)
 Alamat efektif relative addresing didapatkan dari alamat instruksi saat itu
ditambahkan ke field alamat.
 Relativ addressing memanfaatkan konsep lokalitas memori untuk menyediakan
operand-operand berikutnya
 Base register addresing, register yang direferensi berisi sebuah alamat memori,
dan field alamat berisi perpindahan dari alamat itu
 Referensi register dapat eksplisit maupun implisit
 Memanfaatkan konsep lokalitas memori
 Indexing adalah field alamat mereferensi alamat memori utama, dan register
yang direferensikan berisi pemindahan positif dari alamat tersebut
 Merupakan kebalikan dari mode base register
 Field alamat dianggap sebagai alamat memori dalam indexing
 Manfaat penting dari indexing adalah untuk eksekusi program-program iterative
STACK ADDRESING
 Stack adalah array lokasi yang linier = pushdown list = last in-
first-out.
 Stack merupakan blok lokasi yang terbalik. Butir ditambakan ke
puncak stack sehingga setiap saat blok akan terisi secara
parsial. Yang berkaitan dengan stack adalah pointer yang
nilainya merupakan alamat bagian paling atas stack.
 Dua elemen teratas stack dapat berada di dalam register CPU,
yang dalam hal ini stack pointer mereferensi ke elemen ketiga
stack.
 Stack pointer tetap berada dalam register. Dengan demikian,
referensi-referensi ke lokasi stack di dalam memori pada
dasarnya merupakan pengalamatan register tidak langsung.
 Stack Pointer : berisi alamat elemen stack paling atas.
Bila sebuah butir ditambahkan kedalam stack atau
dihapus dari stack, maka pointer dinaikkan atau
diturunkan agar berisi alamat elemen stack paling atas
yang baru.
 Stack Base : berisi alamat lokasi paling bawah didalam
blok yang dicadangkan. Bila ada suatu operasi yang
mem-POP pada saat stack kosong, maka akan
dilaporkan telah terjadinya suatu error.
 Stack Limit : alamat ujung lainnya yang terdapat pada
blok yang dicadangkan. Bila terdapat usaha yang akan
mem-PUSH pada saat stack penuh, maka akan
dilaporkan terjadi suatu error.
 PUSH : Menambahkan elemen baru ke
bagian puncak stack
 POP : Mengurangkan elemen baru ke bagian
puncak stack
 Contoh persoalan
Susun program untuk mengisi alamat 50
dengan data A1 mengunakan akumulator
AL. Data tersebut selanjutnya dipindah ke
register BL dan isi BL ditambah dengan 5
dan hasilnya di copy ke register CL.
Lakukan pengujian dengan simulator
SMS32V23 atau SMS32V50!
Mikroprosesor
21
Mode Pengalamatan Pada
SMS32V23
 Jawab:
MOV AL,A1
MOV [50],AL
MOV BL,[50]
ADD BL,5
PUSH BL
POP CL
Mikroprosesor
22
Soal Direct
 Berapakah isi register Y?
 Register/Alamat Memory 3 berisi bilangan 43
 LOAD ( C )
 ADD 3
 SUB ( 10 )
 MPY ( C ) + 5
 DIV #9
 STOR Y
Jawab
 Berapakah isi register Y?
 Instruksi Algoritmik IsiAcc
 LOAD ( C ) AC 3 3
 ADD 3 AC AC + 43 46
 SUB (10) AC AC- 10 36
 MPY ( C ) +5 AC AC ×5 180
 DIV #9 AC AC / 9 20
 STOR Y Y 20
 Register Y berisi 20.

More Related Content

What's hot

Intermediate code kode antara
Intermediate code   kode antaraIntermediate code   kode antara
Intermediate code kode antaraGunawan Manalu
 
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)Tri Sugihartono
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksimuhamadaulia3
 
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon BinerPertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon BinerEndang Retnoningsih
 
Tugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur dataTugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur dataAsep Jaenudin
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Pembuatan uml pada toko belanja online
Pembuatan uml pada toko belanja onlinePembuatan uml pada toko belanja online
Pembuatan uml pada toko belanja onlineandiseprianto
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanFahrul Razi
 
Evolusi dan kinerja komputer
Evolusi dan kinerja komputerEvolusi dan kinerja komputer
Evolusi dan kinerja komputerAnzhor Muhajir
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Mata Kuliah Basis Data
Mata Kuliah Basis DataMata Kuliah Basis Data
Mata Kuliah Basis DataMr. Nugraha
 
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)ahmad haidaroh
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1BAIDILAH Baidilah
 
Struktur direktori
Struktur direktoriStruktur direktori
Struktur direktoriAnggi DHARMA
 

What's hot (20)

Intermediate code kode antara
Intermediate code   kode antaraIntermediate code   kode antara
Intermediate code kode antara
 
TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER
TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHERTEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER
TEKNIK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI HILL CIPHER
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon BinerPertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
 
Tugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur dataTugas mandiri struktur data
Tugas mandiri struktur data
 
SLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFASLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFA
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa AssemblyModul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
 
Bab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar booleanBab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar boolean
 
Pembuatan uml pada toko belanja online
Pembuatan uml pada toko belanja onlinePembuatan uml pada toko belanja online
Pembuatan uml pada toko belanja online
 
Jawaban Struktur data soal-latihan
Jawaban Struktur data soal-latihanJawaban Struktur data soal-latihan
Jawaban Struktur data soal-latihan
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
 
Evolusi dan kinerja komputer
Evolusi dan kinerja komputerEvolusi dan kinerja komputer
Evolusi dan kinerja komputer
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Mata Kuliah Basis Data
Mata Kuliah Basis DataMata Kuliah Basis Data
Mata Kuliah Basis Data
 
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
 
Struktur direktori
Struktur direktoriStruktur direktori
Struktur direktori
 

Similar to Pertemuan 9 pengalamatan

Arsitektur dan desain set
Arsitektur dan desain setArsitektur dan desain set
Arsitektur dan desain setPrisca Renatha
 
Pengantar Organisasi Dan Arsitektur Komputer
Pengantar Organisasi Dan Arsitektur KomputerPengantar Organisasi Dan Arsitektur Komputer
Pengantar Organisasi Dan Arsitektur Komputeraldylidyansyah
 
Makalah_Pengalamatan.docx
Makalah_Pengalamatan.docxMakalah_Pengalamatan.docx
Makalah_Pengalamatan.docxWarizalIlwi
 
Materi mode format pengalamatan
Materi mode format pengalamatanMateri mode format pengalamatan
Materi mode format pengalamatanAli Must Can
 
Arsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPUArsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPURamandha Auryl
 
Arsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPUArsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPURamandha Auryl
 
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intelPert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intelIcal Militanmannojack
 
Pertemuan 8 unit pengolahan dasar
Pertemuan 8 unit pengolahan dasarPertemuan 8 unit pengolahan dasar
Pertemuan 8 unit pengolahan dasarjumiathyasiz
 
Tipe dan format instruksi 2
Tipe dan format instruksi 2Tipe dan format instruksi 2
Tipe dan format instruksi 2Rosyid Ridlo
 
Makalah set instruksi
Makalah set instruksiMakalah set instruksi
Makalah set instruksiratna46
 
Pert 6
Pert 6Pert 6
Pert 6Wanti
 
Set intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatan
Set intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatanSet intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatan
Set intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatanDevry Berta
 
MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdf
MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdfMODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdf
MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdfLalu Delsi Samsumar
 
2ka04 Kelompok 7
2ka04 Kelompok 72ka04 Kelompok 7
2ka04 Kelompok 7Nugroho W
 
Kelompok 7 2ka04
Kelompok 7 2ka04Kelompok 7 2ka04
Kelompok 7 2ka04Nugroho W
 
Pertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan intel
Pertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan intelPertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan intel
Pertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan inteljumiathyasiz
 
Set intruksi (posting di slideshare)
Set intruksi (posting di slideshare)Set intruksi (posting di slideshare)
Set intruksi (posting di slideshare)rdbmn
 

Similar to Pertemuan 9 pengalamatan (20)

Arsitektur dan desain set
Arsitektur dan desain setArsitektur dan desain set
Arsitektur dan desain set
 
Bahasa assembly
Bahasa assemblyBahasa assembly
Bahasa assembly
 
Pengantar Organisasi Dan Arsitektur Komputer
Pengantar Organisasi Dan Arsitektur KomputerPengantar Organisasi Dan Arsitektur Komputer
Pengantar Organisasi Dan Arsitektur Komputer
 
Makalah_Pengalamatan.docx
Makalah_Pengalamatan.docxMakalah_Pengalamatan.docx
Makalah_Pengalamatan.docx
 
Materi mode format pengalamatan
Materi mode format pengalamatanMateri mode format pengalamatan
Materi mode format pengalamatan
 
Arsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPUArsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPU
 
Arsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPUArsitektur Set Instruksi dan CPU
Arsitektur Set Instruksi dan CPU
 
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intelPert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
 
Set intruksi ppt
Set intruksi pptSet intruksi ppt
Set intruksi ppt
 
Pertemuan 8 unit pengolahan dasar
Pertemuan 8 unit pengolahan dasarPertemuan 8 unit pengolahan dasar
Pertemuan 8 unit pengolahan dasar
 
Tipe dan format instruksi 2
Tipe dan format instruksi 2Tipe dan format instruksi 2
Tipe dan format instruksi 2
 
Makalah set instruksi
Makalah set instruksiMakalah set instruksi
Makalah set instruksi
 
Pert 6
Pert 6Pert 6
Pert 6
 
Set intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatan
Set intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatanSet intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatan
Set intruksi berupa jenis intruksi teknik pengalamatan
 
MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdf
MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdfMODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdf
MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1.pdf
 
Set instruksi
Set instruksiSet instruksi
Set instruksi
 
2ka04 Kelompok 7
2ka04 Kelompok 72ka04 Kelompok 7
2ka04 Kelompok 7
 
Kelompok 7 2ka04
Kelompok 7 2ka04Kelompok 7 2ka04
Kelompok 7 2ka04
 
Pertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan intel
Pertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan intelPertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan intel
Pertemuan 4 set instruksi arm, motorola, dan intel
 
Set intruksi (posting di slideshare)
Set intruksi (posting di slideshare)Set intruksi (posting di slideshare)
Set intruksi (posting di slideshare)
 

More from Buhori Muslim

INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAMINFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAMBuhori Muslim
 
Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit Buhori Muslim
 
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataPertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataBuhori Muslim
 
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisPertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisBuhori Muslim
 
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitekturPertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitekturBuhori Muslim
 
Pertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serialPertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serialBuhori Muslim
 
Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255Buhori Muslim
 
Pertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input outputPertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input outputBuhori Muslim
 
Pertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessorPertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessorBuhori Muslim
 
Pertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputPertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputBuhori Muslim
 
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alamAnalisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alamBuhori Muslim
 
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada ptAnalisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada ptBuhori Muslim
 
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis websiteSistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis websiteBuhori Muslim
 
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...Buhori Muslim
 
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...Buhori Muslim
 
Panduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu InternalPanduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu InternalBuhori Muslim
 
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar AlamStrategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar AlamBuhori Muslim
 

More from Buhori Muslim (18)

INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAMINFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
 
Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit
 
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataPertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
 
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisPertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
 
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitekturPertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
 
Pertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serialPertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serial
 
Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255
 
Pertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input outputPertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input output
 
Pertemuan 10 memory
Pertemuan 10 memoryPertemuan 10 memory
Pertemuan 10 memory
 
Pertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessorPertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessor
 
Pertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputPertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input output
 
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alamAnalisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
 
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada ptAnalisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
 
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis websiteSistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
 
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
 
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
 
Panduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu InternalPanduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu Internal
 
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar AlamStrategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Pertemuan 9 pengalamatan

  • 1. Mikroprosesso r Mode Addressing & Set Instruksi Buhori Muslim, ST
  • 2. Tujuan Intruksional  Mampu menjelaskan mode pengalamatan dan set instruksi  Mampu membedakan masing-masing mode pengalamatan
  • 3. Instruction Set  Instruction set adalah satu set perintah yang dapat dilaksanakan oleh sebuah prosesor .  Dari sudut pandang seorang pemrogram :  Instruction set memberikan gambaran operasi operasi dasar yang dapat dikerjakan prosesor ybs dan dapat dieksploitasi oleh pemrogram sistem (Programmer’s model of the machine).  Dari sudut perancang hardware :  Instruction set memberikan gambaran kemampuan dasar yg harus diimplementasikan secara hardware.
  • 4. Dimana operand itu berada?  Memory Utama atau Memory Virtual  CPU register  I/O device
  • 5. INSTRUCTION SET  Selama berlangsungnya eksekusi instruksi, instruksi dibaca ke dalam register instruksi (Instruction Register-IR) yang terdapar dalam CPU. Opcode direpresentasikan dengan singkatan- singkatan yang disebut mnemonik, yang mengindikasikan operasi. Misal: a. ADD (menambahkan) b.SUB (pengurangan) c.MPY (multiply/perkalian) d.DIV (pembagian) e.LOAD (muatkan data dari memori) f.STORE (simpan data ke memori)
  • 6. Format Instruksi Opcode/mnemonic Operand1 Operand2 . . . OperandN • operand source/destination • Opcode : menyatakan operasinya (mnemonic) • Operands: menyatakan data input (source) dan output (destination) untuk operasi ybs datanya (imediate) atau lokasi/alamat data (eks- lisit atau implisit)
  • 8. Apakah Mode Pengalamatan itu?  Mode pengalamatan adalah bagaimana cara menunjuk dan mengalamati suatu lokasi memori pada sebuah alamat di mana operand (Data yang akan diolah) akan diambil.  Mode pengalamatan diterapkan pada set instruksi dimana pada umumnya instruksi terdiri dari opcode (kode operasi) dan alamat.  Setiap mode pengalamatan memberikan fleksibilitas khusus yang sangat penting.
  • 9. Jenis Mode Pengalamatan  Immediate addressing  Direct Addressing  Indirect Addressing  Register Addressing  Register Inddirect Addressing  Displacement Addressing  Stack Addressing
  • 10. IMMEDIATE ADDRESSING  Immediate Addressing merupakan bentuk pengalamatan yang paling sederhana, ini dikarenakan operand benar-benar ada dalam instruksi atau bagian dari instruksi (operand sama dengan field alamat).  Selain itu umumnya bilangan akan disimpan dalam bentuk komplemen dua.  Bit paling kiri sebagai bit tanda.  Ketika operand dimuatkan ke dalam register data, bit tanda digeser ke kiri hingga maksimum word data.  Contoh: MOV A,#20h ; akumulator akan diisi dengan 20h. Load #9 ; acc = 9, nilai dibelakang # sebagai operand add Y, #2, #5 ; Maka nilai Y = 7 MOV A,#25h ;isi 25h pada A MOV R4,#62 ;isi bilangan desimal 62 pada R4 MOV B,#40h ;isi B dengan 40h
  • 11.  Keuntungan : - Tidak adanya referensi memori selain dari instruksi yang diperlukan untuk memperoleh operand - Menghemat siklus instruksi sehingga proses keseluruhan akan cepat  Kekurangan : - Ukuran bilangan dibatasi oleh ukuran field alamat
  • 12. DIRECT ADDRESSING  Dalam mode pengalamatan direct addressing, harga yang akan dipakai diambil langsung dalam alamat memori .  Contoh: MOV A,30h. ; akumulator diisi data alamat 30h Load C, acc =50, karena alamat C berisi 50. MOV R0,40h ;simpan isi 40h pada R0 (immediate) MOV 56h,A ;simpan isi A pada lokasi 56h (langsung) MOV R4,7Fh ;salin isi lokasi 74h ke R4 (Regsiter)
  • 13.  Mode pengalamatan ini cukup cepat, meskipun harga yang didapat tidak langsung seperti immediate, namun cukup cepat karena disimpan dalam RAM internal.  Demikian pula akan lebih mudah menggunakan mode ini daripada mode immediate karena harga yang didapat bisa dari lokasi memori yang mungkin variabel.
  • 14. INDIRECT ADDRESSING  Mode pengalamatan indirect addressing sangat berguna karena dapat memberikan fleksibilitas tinggi dalam mengalamati suatu harga.  Contoh : MOV A,@R0 ; isi akumulator data dari R0  Dalam instruksi tersebut, 89C51 akan mengambil harga yang berada pada alamat memori yang ditunjukkan oleh isi dari R0 dan kemudian mengisikannya ke akumulator.  Mode pengalamatan indirect addressing selalu merujuk pada RAM internal dan tidak pernah merujuk pada SFR Karena itu, menggunakan mode ini untuk mengalamati alamat lebih dari 7Fh hanya digunakan untuk keluarga 8052 yang memiliki 256 byte spasi RAM internal.  Kelebihan :  Ruang bagi alamat menjadi besar sehingga semakin banyak alamat yang dapat referensi  Kekurangan :  Diperlukan referensi memori ganda dalam satu fetch sehingga memperlambat proses operasi
  • 15. REGISTER ADDRESSING  Register merupakan bagian memori dari mikroprosessor yang dapat diakses dengan kecepatan tinggi.  Metode pengalamatan register ini mirip dengan mode pengalamatan langsung. Perbedaannya terletak pada field alamat yang mengacu pada register, bukan pada memori utama.  Field yang mereferensi register memiliki panjang 3 atau 4 bit, sehingga dapat mereferensi 8 atau 16 register general purpose.  Keuntungan pengalamatan register : • Diperlukan field alamat berukuran kecil dalam instruksi dan tak diperlukan referensi memori. • Akses ke register lebih cepat dari pada akses ke memori, sehingga proses eksekusi akan lebih cepat  Kerugian : • Ruang alamat menjadi terbatas
  • 16. REGISTER INDIRECT ADDRESSING  Metode pengalamatan register tidak langsung mirip dengan mode pengalamatan langsung Perbedaannya adalah field alamat mengacu pada alamat register. Letak operand berada pada memori yang dituju oleh isi register.  Kelebihanan dan kekurangan pengalamatan register tidak langsung adalah sama dengan pengalamatan tidak langsung  Keterbatasan field alamat diatasi dengan pengaksesan memori yang tidak langsung sehingga alamat yang dapat direferensi makin banyak.  Dalam satu siklus pengambilan dan penyimpanan, mode pengalamatan register tidak langsung hanya menggunakan satu referensi memori utama sehingga lebih cepat daripada mode pengalamatan tidak langsung.
  • 17. DISPLACEMENT ADDRESSING  Displacement Addressing adalah menggabungkan kemampuan pengalamatan langsung dan pengalamatan register tidak langsung. Mode ini mensyaratkan instruksi memiliki dua buah field alamat, sedikitnya sebuah field yang eksplisit. Field eksplisit bernilai A dan field implisit mengarah pada register.  Ada tiga model displacement : Relative addressing, Base register addressing, Indexing  Relative addressing: Register yang direferensi secara implisit adalah program counter (PC)  Alamat efektif relative addresing didapatkan dari alamat instruksi saat itu ditambahkan ke field alamat.  Relativ addressing memanfaatkan konsep lokalitas memori untuk menyediakan operand-operand berikutnya  Base register addresing, register yang direferensi berisi sebuah alamat memori, dan field alamat berisi perpindahan dari alamat itu  Referensi register dapat eksplisit maupun implisit  Memanfaatkan konsep lokalitas memori  Indexing adalah field alamat mereferensi alamat memori utama, dan register yang direferensikan berisi pemindahan positif dari alamat tersebut  Merupakan kebalikan dari mode base register  Field alamat dianggap sebagai alamat memori dalam indexing  Manfaat penting dari indexing adalah untuk eksekusi program-program iterative
  • 18. STACK ADDRESING  Stack adalah array lokasi yang linier = pushdown list = last in- first-out.  Stack merupakan blok lokasi yang terbalik. Butir ditambakan ke puncak stack sehingga setiap saat blok akan terisi secara parsial. Yang berkaitan dengan stack adalah pointer yang nilainya merupakan alamat bagian paling atas stack.  Dua elemen teratas stack dapat berada di dalam register CPU, yang dalam hal ini stack pointer mereferensi ke elemen ketiga stack.  Stack pointer tetap berada dalam register. Dengan demikian, referensi-referensi ke lokasi stack di dalam memori pada dasarnya merupakan pengalamatan register tidak langsung.
  • 19.  Stack Pointer : berisi alamat elemen stack paling atas. Bila sebuah butir ditambahkan kedalam stack atau dihapus dari stack, maka pointer dinaikkan atau diturunkan agar berisi alamat elemen stack paling atas yang baru.  Stack Base : berisi alamat lokasi paling bawah didalam blok yang dicadangkan. Bila ada suatu operasi yang mem-POP pada saat stack kosong, maka akan dilaporkan telah terjadinya suatu error.  Stack Limit : alamat ujung lainnya yang terdapat pada blok yang dicadangkan. Bila terdapat usaha yang akan mem-PUSH pada saat stack penuh, maka akan dilaporkan terjadi suatu error.
  • 20.  PUSH : Menambahkan elemen baru ke bagian puncak stack  POP : Mengurangkan elemen baru ke bagian puncak stack
  • 21.  Contoh persoalan Susun program untuk mengisi alamat 50 dengan data A1 mengunakan akumulator AL. Data tersebut selanjutnya dipindah ke register BL dan isi BL ditambah dengan 5 dan hasilnya di copy ke register CL. Lakukan pengujian dengan simulator SMS32V23 atau SMS32V50! Mikroprosesor 21
  • 22. Mode Pengalamatan Pada SMS32V23  Jawab: MOV AL,A1 MOV [50],AL MOV BL,[50] ADD BL,5 PUSH BL POP CL Mikroprosesor 22
  • 23. Soal Direct  Berapakah isi register Y?  Register/Alamat Memory 3 berisi bilangan 43  LOAD ( C )  ADD 3  SUB ( 10 )  MPY ( C ) + 5  DIV #9  STOR Y
  • 24. Jawab  Berapakah isi register Y?  Instruksi Algoritmik IsiAcc  LOAD ( C ) AC 3 3  ADD 3 AC AC + 43 46  SUB (10) AC AC- 10 36  MPY ( C ) +5 AC AC ×5 180  DIV #9 AC AC / 9 20  STOR Y Y 20  Register Y berisi 20.